LAPSUS LBP SPONDYLOSIS Pisak Ainun
LAPSUS LBP SPONDYLOSIS Pisak Ainun
LAPSUS LBP SPONDYLOSIS Pisak Ainun
OLEH :
R024191011
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
i
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Studi Profesi Fisioterapi di Klinik Physio Sakti dengan judul Manajemen
Mengetahui,
Dr. Djohan Aras S.ft, Physio, M.pd M.kes Irianto, S.Ft, Physio, M.Kes
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
kasus ini sebagai pembuka pintu menyelesaikan studi, laporan kasus berjudul
“Manajemen Fisioterapi Gangguan Aktifitas Gerak Regio Lumbal berupa Nyeri dan
Sholawat dan taslim semoga tercurah atas Nabi Muhammad SAW beserta
kasus ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan, namun berkat do’a, bimbingan,
arahan dan motivasi dari berbagai pihak, kami mampu menyelesaikan satu tahapan
menyelesaikan studi. Harapan kami semoga laporan kasus yang diajukan ini dapat
diterima dan diberi kritikan serta masukan yang dapat semakin memperbaiki laporan
kasus ini. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada kami dan
semua pihak yang telah membantu dalam menyusun laporan kasus ini, besar harapan
dan do’a kami agar kiranya laporan kasus ini dapat diterima.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
SAMPUL
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………… ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………........... iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………. iv
DAFTAR TABEL.................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………. vi
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Anatomi dan Fisiologi...............................................................................2
BAB II ANALISIS KEPUSTAKAAN ………………………………………….. 6
A. Kerangka Teori.........................................................................................6
B. Definisi......................................................................................................7
C. Etiologi......................................................................................................8
D. Epidemiologi...........................................................................................10
E. Patomekanisme.......................................................................................11
F. ManifestasiKlinis.....................................................................................12
G. Pemeriksaan & Penegakan Diagnosis.....................................................13
H. Diagnosis Banding..................................................................................19
I. Penatalaksanaan Fisioterapi....................................................................21
BAB III PROSES DAN PENGUKURAN FISIOTERAPI…..………………… 23
A. Data Umum Pasien.................................................................................
23
B. Pemeriksaan Fisioterapi........................................................................ 23
C. Diagnosis Fisioterapi...................................................................….
27
D. Problem Fisioterapi.............................................................................
27
E. Tujuan Penanganan Fisioterapi.............................................................
27
iv
F. Intervensi Fisioterapi...........................................................................
28
G. Evaluasi Fisioterapi...........................................................................
29
H. Home Program...................................................................................
29
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 30
v
DAFTAR TABEL
Nomor halaman
vi
DAFTAR GAMBAR
Nomor halaman
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Low Back Pain (LBP) atau nyeri pinggang bawah merupakan gangguan
muskuloskeletal yang disebabkan oleh berbagai penyakit dan aktivitas tubuh yang
kurang baik (Pinzon, 2012). Gejala utama low back pain adalah rasa nyeri di
olahraga dan gerak semakin berkurang. Hal ini akan menyebabkan otot-otot
sesuai dengan bertambahnya usia dan paling sering terjadi pada usia dekade
tengah dan awal dekade empat. Penyebab LBP sebagian besar (85%) adalah non
spesifik, akibat kelainan pada jaringan lunak, berupa cedera otot, ligamen, spasme
atau keletihan otot. Penyebab lain yang serius adalah spesifik antara lain, fraktur
vertebra, infeksi dan tumor. Nyeri punggung bawah merupakan salah satu
lagi dan 90% kasus nyeri pinggang bawah bukan disebabkan oleh kelainan
organik, melainkan oleh kesalahan posisi tubuh dalam bekerja (Putranto, 2014).
1
Spondilosis lumbal adalah suatu kondisi pada tulang belakang dimana
2
2
spondilosis lumbal juga dapat mengalami kaku sendi, nyeri pada tungkai, dan rasa
tebal saat berdiri atau berjalan (zsazsa, 2018). Sekitar 90% dari kasus Spondylosis
Lumbal mengalami Low Back Pain yang disebabkan oleh faktor internal
spondylosis lumbal yaitu usia, obesitas, dan postur jelek dalam waktu yang lama.
Problematika yang timbul pada penderita Low Back Pain et causa Spondylosis
Lumbal adalah adanya nyeri pada punggung bawah, spasme otot, penurunan
kekuatan otot – otot lumbal, keterbatasan lingkup gerak sendi pada lumbal, dan
dari lumbal berada di tengah dari sagital plane. Vertebra lumbal terdiri
3
dari dua komponen, yaitu komponen anterior yang terdiri dari corpus,
intervertebralis dan ditahan serta dihubungkan satu dengan yang lain oleh
sedikit lebih besar dari vertebra thoracalis tapi lebih kecil dari vertebra
terdiri dari segmen anterior dan posterior (Inding, 2016). Sebagian besar
fungsi segmen amterior ini adalah sebagai penyangga badan. Segemen ini
bagian belakang diskus. Ligamen ini menyempit, hingga pada daerah L5-
sepasang artikulasi dan diperkuat oleh otot dan ligamen. Struktur lain pada
4
penyangga beban dan peredam kejut. Diskus ini terbentuk oleh annulus
bawah melekat pada “end plate” vertebra, hingga terbentuk rongga antar
b. Fisiologi Lumbal
lumbal di atas, di sini juga akan dipaparkan tentang fungsi dari lumbal, yaitu
lumbal merupakan salah satu pusat gravitasi atau center of gravity dari tubuh
manusia. Ketika berdiri tegak, lumbal spine menumpu beban kompresi dari
tubuh bagian atas. Beban kompresi diterima oleh lumbal saat duduk dan
ke kedua kaki. Dalam posisi berdiri, nampak ada lengkungan pada daerah
lumbal yang disebut dengan lordosis, sedangkan saat duduk lordosis biasanya
hilang dan terjadi round back. Jika lordosis seringkali hilang dalam waktu yg
lama maka dapat timbul masalah pada punggung bawah (Guyton, 2011).
c. Biomekanik Lumbal
Gerak Sendi. Pada lumbal spine melibatkan gerakan fleksi, ekstensi, rotasi dan
terjadi didalam kapsul sendi pada persendian. Pada lumbal spine gerakannya
5
berupa gerak slide atau glide terjadi pada permukaan persendian (Eliyana,
2017).
1) Osteokinematik
sagital plane, lateral fleksi pada frontal plane, dan rotasi kanan-kiri terjadi
pada transverse plane. Sudut normal gerakan fleksi yaitu 65°- 85°, gerakan
ekstensi sudut normal gerakan sekitar 25°-40°, dan untuk gerakan lateral
fleksi 25°, sedangkan gerakan rotasi dengan sudut normal yang dibentuk
2) Arthrokinematik
bagian posterior dan terjadi berlawanan pada gerakan ekstensi. Pada saat
BAB II
ANALISIS KEPUSTAKAAN
A. Kerangka Teori
Kongenital Traumatik
Suplai O2 berkurang
Penekanan Saraf
Proses Manajemen
Nyeri
Fisioterapi
Gambar 2.1. Kerangka teori
6
7
B. Definisi
Low Back Pain (LBP) adalah nyeri yang dirasakan pada daerah
punggung bawah, dapat berupa nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau
keduanya. Nyeri ini terasa di antara sudut iga bagian bawah sampai lipatan
bokong bawah yaitu daerah lumbal dan lumbosacral (Kasjono et al., 2017).
kronik, dapat terlokalisir atau dapat meluas ke sekitar glutea. Nyeri ini tidak
2014).
mengalami kaku sendi, nyeri pada tungkai, dan rasa tebal saat berdiri atau
berjalan (zsazsa, 2018). Proses degenerasi umumnya terjadi pada segmen L4-
C. Etiologi
Spondylosis lumbal muncul karena proses penuaan atau perubahan
banyak pada usia 45 tahun. Kondisi ini lebih banyak menyerang pada wanita
lumbal adalah :
pekerjaan otot atau sudah lama tidak melakukannya dapat menderita LBP
akut, atau melakukan pekerjaan dengan sikap yang salah dalam waktu
lama akan menyebabkan LBP kronik. Hal yang sama juga bisa didapatkan
pada wanita hamil, orang gemuk, memakai sepatu dengan tumit terlalu
9
tinggi. Trauma dapat berbentuk lumbal strain (akut atau kronik), fraktur
spinal.
f. Infeksi : Infeksi dapat dibagi ke dalam akut dan kronik. LBP yang
kronik.
psikoneurotik adalah LBP yang tidak mempunyai dasar organik dan tidak
kaitan LBP dengan patologi organik maka nyeri yang dirasakan tidak
D. Epidemiologi
memiliki penyakit degenerative lumbal dan low back pain setiap tahun.
rendah dan menengah memiliki kasus 4 kali lebih banyak daripada negara
seluruh dunia dengan degenerasi disk simtomatik, dan 103 juta (1,41%)
dan fungsional dari lumbal, maka pada daerah lumbal akan rawan terhadap
cedera. Apabila dilihat secara struktur anatomi, vertebra lumbalis terdiri dari
korpus dari vertebra yang besar, diskus vertebra yang besar, facet pada
bidang sagital, sehingga gerakan yang terjadi pada lumbal adalah fleksi dan
ekstensi sehingga beban pada facet berat. Selain itu, kita harus melihat
lokasi dan penjalaran nyeri, posisi atau gerakan tubuh yang dapat
memiliki keluhan nyeri pinggang bawah harus dievaluasi secara detail untuk
11
Diantara kondisi tersebut telah di observasi bahwa sekitar 90% dari kasus
spondylosis lumbal yaitu usia, obesitas, dan postur jelek dalam waktu yang
lama. Bila usia bertambah maka akan terjadi perubahan degeneratif pada
tulang belakang, yang terdiri dari dehidrasi dan kolaps nukleus pulposus
E. Patomekanisme
merupakan penyebab dari Low Back Pain. Spasme dapat terjadi karena
otot tersebut. Di samping itu merupakan penyebab Low Back Pain yaitu
proses degeneratif, adanya faktor eksternal yaitu Low Back Pain disebabkan
menimbulkan sprain atau strain otot, tendon, dan ligamen terjadi secara
cepat ataupun berulang dalam jangka waktu yang lama. Problematika yang
timbul pada penderita Low Back Pain et causa Spondylosis Lumbal adalah
adanya nyeri pada punggung bawah, spasme otot, penurunan kekuatan otot –
otot lumbal, keterbatasan lingkup gerak sendi pada lumbal, dan penurunan
F. Manifestasi Klinis
ke dalam kelompok:
keterlibatan neurologis.
13
di daerah nyeri.
sensorik/refleks.
c. Red flag LBP dengan kecurigaan mengenai adanya cedera atau kondisi
kendaraan bermotor
4) Nyeri hebat pada malam hari yang tidak membaik dengan posisi
terlentang
a. Assesment
terstruktur dengan cara tanya jawab antara terapis dengan pasien atau
keluarga pasien, baik itu meliputi: nama, umur, jenis kelamin, serta
(Kusumaningrum, 2014).
berikut :
yang di deritanya.
yang di derita saat ini, dan hasil yang di peroleh dari riwayat pribadi
pasien.
b. Pemeriksaan fisioterapi
1) Pemeriksaan fisik.
a) Inspeksi
b) Palpasi
lakukan dengan cara di bantu oleh terapis atau dari luar dalam
3) Pemeriksaan Khusus
berat” (Aras,2014).
normal)
fisik
17
(Kusumaningrum, 2014).
(Kusumaningrum, 2014).
lingkup gerak sendi yang menjahui tubuh, posisi awal sendi, dan
b. Palpasi
m.erector spine.
c. Piriformis Test
.
19
d. SLR
e. Patrick Test
f. Antipatrick Test
g. Bridging Test
h. Slump Test
E. Diagnosis Penunjang
a. X-ray
spondylolisthesis.
F. Diagnosis Banding
spina servikal.
berupa zat yang kenyal seperti gell) yang keluar dari diskus
paget’s disease.
21
panggul.
(Itradura, 2017).
aliran darah dan tidak dapat memperbaiki diri apabila ada kerusakan
(Bohinski, 2010).
e. Lumbar Stenosis
G. Penatalaksanaan Fisioterapi
ke otak.
b. Ultrasound
d. Bugnet Exercises
ini bersifat umum yang diikuti oleh fungsi sensorik untuk bereaksi
Nama : Ny. H.
Usia : 52 tahun
JK : perempuan
Pekerjaan : PNS
Hobi : Traveling
a. Chief of complaint
b. History taking
perjalanan jauh.
23
24
c. Assimetry
1) Inspeksi Statis
Anterior Posterior
Lateral
Shoulder : Cervical :
Simetris
Cervical : Normal
Thoraks
Normal : Scapula :
Normal
Vertebrae : Simetris
Papilla
LordosisMamae : Vertebrae :
Simetris
Malleolus Lateral : Lordosis
Arm
Simetris : SIPS :
Simetris
Arcus : Simetris
SIAS
Normal : Fossa Poplitea :
Simetris
Cervical : Simetris
Patela
Normal : Calcaneus :
Simetris
Vertebrae : Simetris
Malleolus
Lordosis Medial : Cervical :
Simetris
Malleolus Lateral : Normal
Simetris
2) Inspeksi Dinamis
3) Palpasi
c) Oedem : (-)
d. Restrictive
lama.
e. Tissue Impairment
2) Osteoartrogen : L5,S1,S2
4) Psikogenik : Kecemasan
f. Specific Test
a) Nyeri Diam :2
b) Nyeri Tekan : 6
c) Nyeri Gerak :5
nyeri.
posterior.
11) MMT:4
C. Diagnosis Fisioterapi
D. Problem fisioterapi
2) Sekunder :
a) Gangguan kecemasan.
m.Quadratus lumborum
E. Tujuan Fisioterapi
28
a) Mengurangi nyeri
c) Mengatasi kecemasan.
m.Quadratus lumborum
F. Intervensi Fisioterapi
Therapy I : 3x
Repetisi
T: Friction,
Vibrasi
T : 2 Menit
4. Spasme Exercise F : 1x/ hari
Therapy I : 3x
Repetisi
T :
Myofascial
Release dan
Streching
T : 2 Menit
6. Spasme Exercise F : 1x/ hari
Therapy I : 5x
Repetisi
T :
Stretching
m. Erector
Spine, m.
Gluteus,
m.Piriformis
,
m.Quadratu
s lumborum
T : 2 Menit
G. Evaluasi
Gerak : Gerak : 4
5
H.Spasme Palpasi Spasme Spasme Ada perubahan
tinggi berkurang
Tabel 3.3 Evaluasi Fisioterapi
H. Home program
1) Bugnet Exercise
3) Self Stretching
30
DAFTAR PUSTAKA
Aras, D., Ahmad, H., & ahmad, arisandy. (2014). No Title (1st ed.). makassar:
physiocare publising.
Airaksinen, M., Otero, M.J., Schmitt, E., Cousins, D., Gustafsen, I., Hartmann,
report.2007.pdf
http://www.spineuniverse.com/anatomy/ligamens
Dorland, W.A.N., 2007. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 31. Jakarta : EGC,
1992.
Fauci AS, Kasper DL, Longo DL, et al. Back and Neck Pain. Dalam
McGrawHill, 2008.
31
Fessler R. G., 2013. Lower Back Pain Treatments. Diakses: 15 September 2019.
backpain/lower-back-pain-treatments.
Aras, D., Ahmad, H., & ahmad, arisandy. (2014). No Title (1st ed.). makassar:
physiocare publising.
Fibriani ,Indah Ayu, Eko Budi Prasetyo. 2018. Penatalaksanaan Fisioterapi Pada
Guyton & Hall. 2011. Fisiologi Kedokteran. 12th ed. Singapura: Saunders
Elseiver
Kasjono, H, S, Yamtama, & Pandini, D,I. 2017. Faktor resiko manual handling
Lumbal.
Pinzon, R. 2012. Jurnal Cermin Dunia Kedokteran: profil Klinis Pasien Nyeri
10
Pramita, Indah 2014. Core Stability Exercise Lebih Baik Meningkatkan Aktivitas
LAMPIRAN
14. Kotamil Sering buang air kecil terutama malam hari di kala
(Genital) tidur, tidak haid, darah haid sedikit sekali,
tidak ada gairah seksual, ereksi hilang,
0 : impotensi 0
1 : Tidak ada
2 : Ringan
Berat
15. Hipokondriasis 0 : Tidak ada
(Keluhan somatic fisik yang 1 : Dihayati sendiri
berpindah-pindah) 2 : Preokupasi (keterpakuan) mengenai kesehtan
sendiri 0
3 :Sering mengeluh membutuhkan pertolongan orang
lain
4 : Delusi hipokondriasi
16. Kehilangan Berat Badan 0 : Tidak ada
1 : Berat badan berkurang berhubungana dengan
penyakitnya sekarang 0
2 : Jelas penurunan berat badan
3 : Tak terjelaskan lagi penurunan berat badan
17. Insight 0 : Mengetahui dirinya sakit dan cemas
(Pemahaman diri) 1 : Mengetahui sakit tapi berhubungan dengan
penyebab iklim, makanan, kerja berlebihan, 0
virus, perlu istirahat, dll
2 : Menyangkan bahwa ia sakit
18. Variasi Harian Adakah perubahan keadaaan yang memburuk pada
waktu malam atau pagi
0 : Tidak ada 0
1 : Buruk saat pagi
2 : Buruk saat malam
19. Depersonalisasi 0 : Tidak ada
(Perasaan Diri Berubah) 1 : Ringan
Dan Derelisiasi 2 : Sedang 0
(Perasaan tidak nyata – 3 : Berat
tidak realistis) 4 : Ketidakmampuan
20. Gejala Paranoid 0 : Tidak ada 0
36
1 : Kecurigaan
2 : Pikiran dirinya menjadi pusat perhatian peristiwa
3 : kejadian diluar tertuju pada dirinya (ideas
refence)Waham (delusi) dikejar/ diburu
21.Gejala Obsesi dan Kompulsi 0 : Tidak ada
1 : Ringan 0
2 : Berat
TOTAL NILAI 12
Interpretasi :
0-7 = Normal
Pada pasien yang mengalami gangguan ADL dapat diukur menggunakan Indeks
Barthel. Indeks Barthel merupakan suatu instrument pengkajian yang berfungsi mengukur
kemandirian fungsional dalam hal perawatan diri dan mobilitas serta dapat juga
digunakan sebagai kriteria dalam menilai kemampuan fungsional bagi pasien-pasien yang
mengalami gangguan keseimbangan.
Kriteria Penilaian:
a. 0 – 4 : Sangat cacat berat (Ketergantungan sangat berat)
b. 5 – 9 : Cacat berat (Ketergantungan berat)
c. 10 – 14 : Cacat sedang (Ketergantungan sedang)
d. 15 – 19 : Cacat ringan (Ketergantungan ringan)
e. 20 : Bebas dan fungsional penuh (Mandiri)
2. daDapat mengendalikan kencing (kandung kencing) 0 : tak pernah (dikateter & tak dapat
mengatur)
1 : Kadang-kadang
2
2 : Selalu