Hasil Supervisi Akademik
Hasil Supervisi Akademik
Hasil Supervisi Akademik
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah
ditetapkannya delapan (8) Standar Nasional Pendidikan (SNP) sebagaimana dituangkan
dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan. Salah satu dari Standar Nasional Pendidikan adalah Standar Pendidik
dan tenaga kependidikan.
Permendiknas nomor 13 tahun 2007 tentang standar kepala madrasah juga
mengamanatkan tentang tugas pokok kepala madrasah pada semua jenjang mencakup tiga
bidang, yaitu: (a) tugas manajerial, (b) supervisi dan (c) kewirausahaan Tugas pokok
tersebut dalam implementasinya perlu dikawal oleh pemangku kepentingan untuk
mengetahui keterlaksanaannya.
Permendiknas no.41 tahun 2007 tentang standar proses mengamanatkan bahwa
setiap guru wajib melaksanakan: perencanakan pembelajaran , melaksanakan
pembelajaran ,melakukan penilaian dan adanya pengawasan oleh kepala madrasah dan
pengawas satuan pendidikan .Guru merupakan salah satu variable yang sangat menentukan
mutu pendidikan di madrasah.Untuk itu pelaksanaan standar prosesi harus dikawal oleh
pemangku kepentingan yaitu pengawas madrasah. Karena hal ini merupakan teknis
pendidikan yang mendasar. Kinerja guru dan kepala madrasah mewarnai kualitas pendidikan
dan berujung pada mutu pendidikan di madrasah .Untuk itu peraturan – peratuturan yang
telah ada wajib dikawal akan implementasi di madrasah
Peningkatan kualitas pendidikan dapat dicapai melalui peningkatan kualitas
Pembelajaran dan Peningkatan kualitas Pengelolaan . Peningkatan kualitas pembelajaran
memiliki makna strategis dan berdampak positif berupa (1) peningkatan kemampuan dalam
menyelesaikan masalah pendidikan dan pembelajaran yang dihadapi secara nyata, (2)
peningkatan kualitas masukan, proses dan hasil belajar, (3) peningkatan profesionalitas
pendidik, dan (4) penerapan prinsip pembelajaran berbasis penelitian. Sedangkan
peningkatan kualitas pengelolaan pendidikan akan menciptakan pendidikan yang transparan,
akuntabel, berdaya saing tinggi dan menghasilkan pencitraan yang positif.
Kemampuan madrasah dalam memberikan layanan pembelajaran secara efektif dan
efisien sangat bergantung pada kualitas guru-gurunya yang terlibat langsung dalam proses
pembelajaran dan keefektifan mereka dalam melaksanakan tanggung jawab individual serta
kelompok. Guru harus mampu berperan sebagai desainer (perancang), implementator
(pelaksana), dan evaluator (penilai) kegiatan pembelajaran. Guru merupakan faktor paling
dominan, karena di tangan merekalah keberhasilan pembelajaran dapat dicapai. Kualitas
mengajar guru baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengarui kualitas
pembelajaran khususnya dan kualitas satuan pendidikan pada umumnya.
Peran strategis guru tersebut menuntut pembinaan dan pengembangan yang terus-
menerus melalui supervisi atau pengawasan baik akademik maupun manajerial. Supervisi
pengajaran perlu diarahkan pada upaya-upaya yang sifatnya memberikan kesempatan
kepada para guru untuk berkembang secara profesional, sehingga mereka lebih mampu
melaksanakan tugas pokoknya, yaitu memperbaiki dan meningkatkan proses dan kualitas
hasil belajar. Supervisi pengajaran merupakan kegiatan-kegiatan yang menciptkan kondisi
yang layak bagi pertumbuhan profesional guru secara intensif. Kegiatan pengawasan
memungkinkan pendidik memperoleh arah dalam mencapai tujuan dan belajar memecahkan
B. Fokus Permasalahan
Sesuai latar belakang di atas ,focus permasalahan pada pengawasan ini adalah :
1. Apakah tenaga pendidik telah memiliki kemampuan dalam menyususn perangkat
pembelajaran/persiapan pembelajaran yang meliputi :
a. Program Tahunan dan Program Semester,
b. Analisis konteks ( SI/SK-KD, SKL, Standar Proses, Standar Penilaian ),
c. Dokumen Analisis KKM
d. buku Nilai siswa,
e. Analisis UH lengkap dengan progran remedial dasn pengayaan, serta
instrumen penilaian ( kisi-kisi, soasl, kunci, dan pedoman sekor ).
2. Apakah tenaga pendidik telah memiliki kemampuan dalam menyusun silabus dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai Staansar isi dan Standar Proses?
3. Apakah proses pembelajaran yang dilakukan guru sudah menggunakan pendekatan
CTL dan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif,
menyenangkan, gembira dan bermutu (Paikem Gembrut) ?
4. Apakah guru telah memiki kemapuan menusun proposal PTK dan melaksanakan
Penelitian Tindakan Kelas ?
5. Apakah tenaga pendidik, kependidikan dan satuan pendidikan telah memiliki
kemampuan dalam mengkaji dan mengembangkan serta menyusun Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) ?
6. Apakah Satuan Pendidikan (madrasah) binaan sudah memiliki dokumen
PSB(Penerimaan Siswa Baru), Ulangan Harian, dan Ulangaan Tengah Semester
,Ulangan Akhir Semester (UAS) secara lengkap ?
7. Apakah madrasah sudah melaksanakan SNP ?.
8. Apakah pengawasan (supervisi) yang dilaksanakan secara intensif dengan pendekatan
dan metode yang sesuai dapat meningkatkan hasil yang optimal ?
2. Sasaran
Secara garis besar sasaran kepengawasan mencakup input, proses, dan output.
a. Input meliputi segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk
berlangsungnya proses, seperti : sumber daya, perangkat lunak, dan harapan-
harapan.
b. Proses merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain yang lebih baik.
Faktor-faktornya meliputi : peserta didik, guru, tenaga kependidikan, kurikulum,
alat, dan buku pelajaran, serta kondisi lingkungan sosial dan fisik madrasah.
c. Out put meliputi kinerja guru, prestasi akademik dan prestasi non akademik.
Sesuai tugas pokok dan fungsi pengawas madrasah ,ruang lingkup pengawasan
semester I tahun pelajaran 2018/2019 ini mencakup dua aspek, yaitu aspek akademik dan
manajerial meliputi : penilaian, pemantauan dan pembinaan guru dan wakil kepala
madrasah pada MTs Al-Fatah Suradadi Kabaupaten Tegal.
1. Kepengawasan Akademik
Aspek akademik menekankan pada kompetensi guru (pendidik) dalam meningkatkan
kemampuannya untuk menyusun perencanaan pembelajaran dan melaksanakan
pembelajaran serta evaluasi kegiatan belajar mengajar .
Supervisi akademik atau pengawasan akademik adalah fungsi pengawas yang
berkenaan dengan aspek pelaksanaan tugas pembinaan, pemantauan, penilaian dan
pelatihan profesional guru dalam :(1) merencanakan pembelajaran;, (2) melaksanakan
pembelajaran;(3) menilai hasil pembelajaran; (4) membimbing dan melatih peserta
didik, dan (5) melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan
pokok sesuai dengan beban kerja guru (PP 74/2008). Hal tersebut dapat dilaksanakan
melalui kegiatan tatap muka atau non tatap muka.
Ruang Lingkup
1) Melakukan pendampingan dalam meningkatkan kemampuan guru menyusun
administrasi perencanaan pembelajaran/program bimbingan.
2) Melakukan pendampingan dalam meningkatkan kemampuan guru dalam proses
pelaksanaan pembelajaran/bimbingan
3) Melakukan pendampingan membimbing guru dalam meningkatkan kemampuan
melaksanakan penilaian hasil belajar peserta didik.
4) Melakukan pendampingan dalam meningkatkan kemampuan guru
menggunakan media dan sumber belajar
5) Memberikan masukan kepada guru dalam memanfaatkan lingkungan dan
sumber belajar
6) Memberikan rekomendasi kepada guru mengenaitugas membimbing dan
melatih peserta didik.
7) Memberi bimbingan kepada guru dalam menggunakan teknologi informasi
dan komunikasi untuk pembelajaran
8) Memberi bimbingan kepada guru dalam pemanfaatan hasil penilaian
untuk perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran/pembimbingan.
9) Memberikan bimbingan kepada guru untuk melakukan refleksi hasil-hasil yang
dicapainya
b. Pemantauan :
Pelaksanaan standar isi, standar kompetensi lulusan, standar proses, dan standar
penilaian
2. Kepengawasan Manajerial
a. Pembinaan:
Tujuan:
Tujuan pembinaan kepala madrasah yaitu peningkatan pemahaman dan
pengimplementasian kompetensi yang dimilik oleh kepala madrasah dalam
melaksanakan tugasnya sehari- hari untuk mencapai Standar Nasional Pendidikan
( SNP )
Ruang Lingkup:
b. Pemantauan:
pelaksanaan standar nasional pendidikan di madrasah dan memanfaatkan hasil-
hasilnya untuk membantu kepala madrasah mempersiapkan akreditasi madrasah.
c. Penilaian:
Penilaian kinerja kepala madrasah tentang pengelolaan madrasah sesuai
dengan standar nasional pendidikan.
Metode kerja yang dilakukan pengawas madrasah antara lain observasi, kunjungan
atau pemantauan, pengecekan/klarifikasi data, kunjungan kelas, rapat dengan kepala
madrasah dan guru-guru dalam pembinaan.
PROGRAM
PENGAWASAN
LAPORAN PEMBINAAN
PENGAWASAN
MADRASAH
EVALUASI PEMANTAUAN
ANALISIS HASIL
PENGAWASAN
B. Pemecahan masalah
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, dan agar dalam pelaksanaan kepengawasan dapat
lebih efektif, efisien, dan tepat guna, maka perlu memilih pendekatan dan metode yang sesuai.
A. Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan kepala dalam melaksanakan tugas kepengawasannya adalah
teknik supervisi yang bersifat kooperatif dan kolaboratif, karena dalam supervisi sudah
mengandung makna pembinaan, penilaian dan juga pemantauan sampai sejauh mana sasaran
pembinaan sudah dilaksanakan sebagaimana diuraikan dalam siklus pengawasan pada bab
sebelumnya.
1. Kooperatif : yaitu kegiatan yang dilakukan dalam suatu kelompok untuk kepentingan bersama
(mutual benefit)
2. Kolaboratif : yaitu kerja sama dalam pemecahan masalah dan atau penyelesaian tugas dimana
tiap anggota melaksanakan fungsinya yang saling mengisi dan melengkapi
B. Metode
Metode yang digunakan dalam melaksanakan pengawasan madrasah sangat bervariasi,
bergantung kepada situasi dan kondisi yang dihadapi pada saat melaksanakan pengawasan. Secara
garis besar dapat penulis uraikan sebagai berikut:
1. Observasi langsung, yaitu kepala secara langsung mengamati objek pengawasan. Metode
tersebut oleh pengawas digunakan untuk melakukan supervise kunjungan kelas untuk
mengamati penampilan guru dalam pelaksanaan pembelajar
2. Wawancara baik secara langsung maupun berbasis ICT dimaksudkan untuk memperoleh
data/informasi yang lebih akurat.
Metode tersebut digunakan untuk menggali data dari beberapa stakeholder madrasah
terhadap :Pemenuhan delapan standar nasional pendidikan SNP) dan Penerimaan Peserta
Didik Baru (PPDB). Dan data tersebut untuk cross check dengan data yang diperoleh dari
pengisian kuesioner tertutup .
3. Kunjungan kelas dilakukan kepala khususnya untuk memperoleh gambaran nyata tentang
proses pembelajaran, baik melalui supervisi kelas maupun supervisi klinis.
4. Pemodelan dilakukan pengawas untuk memberikan gambaran nyata atau contoh langsung.
Model dapat diambil dari salah satu guru, kepala madrasah, tenaga kependidikan lain, atau
bahkan pengawas madrasahnya.
5. Dengar pendapat diperlukan bila menghadapi permasalahan tertentu di madrasah binaan,
dimaksudkan untuk memperoleh masukan yang lebih lengkap dan akurat tentang
permasalah yang sedang dibahas/dihadapi.
6. Pendidikan dan pelatihan atau BIMTEK dimaksudkan untuk membekali guru, kepala
madrasah atau tenaga kependidikan lainnya sesuai situasi dan kebutuhan.
7. Workshop diadakan sesuai kebutuhan madrasah binaan, dimaksudkan untuk meningkatkan
kemampuan dan keterampilan SDM di madrasah binaan.
8. Sharing hampir serupa dengan dengar pendapat, hanya penekanannya lebih kepada upaya
untuk berbagi pengalaman dan pendapat, tidak harus ada kasus khusus di madrasah. Sharing
bisa dilakukan kapan saja dan dengan media yang lebih luas.
9. Studi dokumen dimaksudkan untuk memperoleh gambaran nyata dan bukti fisik/ autentik
tentang keterlaksanaan suatu kegiatan. Jadi studi dokumenter tidak sekedar mengumpulkan
dan menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah dokumuen
yang dilaporkan dalam penelitian adalah hasil analisis terhadap dokumen-dokumen tersebut.
Dari beberapa pendekatan dan metode diatas pada intinya digunakan untuk saling
melengkapi dalam upaya mendapatkan data yang valid dan akuntabel untuk dijadikan dasar
pembuatan pelaporan .
Kinerja Guru 2.00 2.70 52.00 70.27 20.00 27.03 0.00 0.00 0.00 0.00
Untuk peningkatan status kinerja guru maupun waka madrasah masih ada peluang
dari beberapa waka madrasah maupun guru yang mendapat kategori B menuju ke A, dari
yang kategori C menuju B dan dari yang D menuju C . sedangkan yang lain ada beberapa
madrasah yang kecil kemungkinan untuk dipacu menuju SSN karena berbagai kendala,
terutama pada keterbatasan lahan dan sumber daya pendukung.
1 N < 55 Kurang D
2 55≤ N < 70 Cukup C
3 70 ≤N <86 Baik B
4 86 ≤ N ≤ 100 Amat baik A
KOMPONEN
Perencanaan Pelaksanaan Penilaian Hasil
NA
Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran
RATA-RATA SKOR 83.66 75.34 82.35 79.17
SKOR TERTINGGI 93.18 92.86 91.67 93
SKOR TERENDAH 72.73 71.43 72.22 72
% Ketercapaian 83.66 75.34 82.35 79.17
86 ≤ N ≤ 100 = Amat Baik A 14.12 11.76 22.35 3.53
i
K
%
ualifikas
KOMPONEN PENILAIAN
JUM
P
M
enilianafektif
L
T
enggunakan
nalisisH
A
/P
/K
esU
B
R
HSkor
engayaan
ukuN
artusoal
erata
U
K
(agam
nkSoal
K
langan
H
em
isi-kisi
NA
M
,U
edil
P
asil
ilai
a)
T
S
RATA-RATA SKOR 4.00 3.67 3.39 2.80 3.04 2.99 3.26 2.95 3.55 29.65 3.29 82.35
SKOR TERTINGGI 4 4 4 4 4 4 4 4 4 33 3.67 92
SKOR TERENDAH 4 2 3 2 2 2 2 2 3 26 2.89 72
% Ketercapaian 100 91.76 84.71 70.00 75.88 74.71 81.47 73.82 88.82 82.35 = BAIK
86 ≤ N ≤ 100 = Baik Sekali A 100 68.24 38.82 4.71 7.06 4.71 29.41 20.00 55.29 22.35
Kualifikasi
70 ≤N <86 = Baik B 0.00 31.76 61.18 70.59 90.59 90.59 68.24 52.94 44.71 77.65
%
55≤ N < 70 = Cukup C 0.00 0.00 0.00 24.71 2.35 4.71 2.35 27.06 0.00 0.00
N < 55 = Kurang D 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
e. Tabel 8: Nilai Akhir Kinerja Guru MTs Al-Fatah Suradadi Kabaupaten Tegal
KOMPONEN YANG DINILAI
Perencanaan Pelaksanaan Penilaian Hasil
NA
Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran
RATA-RATA 83.66 75.34 82.35 79.17
TERTINGGI 93.18 92.86 91.67 93
TERENDAH 72.73 71.43 72.22 72
Prosentase Ketercapaian 83.66 75.34 82.35 79.17
86 ≤ N ≤ 100 = Baik Sekali A 14.12 11.76 22.35 3.53
i
K
%
ualifikas
A
Jadw
pendidikan
BukuN
bsenSisw
K
okK
A
A
Prom
SK
Silabus
alender
H
nalisis
Sisw
genda
Prota
al TM
arian
R
/K
K
PP
ilai
es
M
D
a
RATA-RATA 4 4 3.6 2.8 3 3 3 3.4 3 3 4
TERTINGGI 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4
TERENDAH 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4
Prosentase Ketercapaian 100 100 90 70 75 75 75 85 75 75 100
86 ≤ N ≤ 100 = Baik Sekali A 100 100 60 0 0 0 0 40 0 0 100
i
K
%
ualifikas
b. Tabel 10: Data Kinerja Guru Melaksanakan Pembelajaran disajikan dalam bentuk
tabel berikut:
KOMPONEN YANG DINILAI
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Keg Awal Keg Inti Penutup Jumlah Skor NA
4 16 3 23 82.14
3 16 3 22 78.57
3 14 3 20 71.43
3 14 3 20 71.43
3 14 3 20 71.43
RATA-RATA 3.20 14.80 3.00 21.00 75.00
TERTINGGI 4 16 3 23 82.14
TERENDAH 3 14 3 20 71.43
Prosentase Ketercapaian 80.00 74.00 0.00 75.00 75.00
86 ≤ N ≤ 100 = Baik Sekali A 20.00 0.00 100.00 0.00
i
Kualifikas
%
KOMPONEN PENILAIAN
JUML
P
M
A
en
A
T
R
HSk
en
/P
ilianafek
/K
esU
erata
B
alisisH
ggu
engayaan
uk
artusoal
NA
U
K
(agam
or
K
langan
H
uN
em
isi-k
kSoal
nak
M
,U
ed
P
asil
ilai
T
an
isi
a)
T
tif
T
il
S
JUML
A
A
Jad
p
b
D
HS
R
en
senS
K
okK
erata
k
A
A
d
alen
k
uN
id
alT
NA
rom
gen
ilab
S
P
or
arian
alisis
isw
isw
ik
rota
/K
K
d
ilai
P
d
an
M
u
M
er
es
a
a
a
s
b. Tabel 14: Data Kinerja Guru Melaksanakan Pembelajaran disajikan dalam bentuk
tabel berikut:
JUM
M
L
T
enggunakan
nalisisH
/Pengayaan
A
/K
esU
B
R
HSkor
ukuN
B
U
artusoal
erata
R
K
(agam
Penilian
nkSoal
K
langan
afektif
em
H
isi-kisi
NA
M
,U
PT
edil
T
ilai
asil
T
a)
T
S
RATA-RATA 4 4 3.83 3 3 3.17 3 3 3.17 30.17 3.35 83.80
TERTINGGI 4 4 4 3 3 3 3 3 4 31 3.44 86.11
TERENDAH 4 4 3 2 3 3 3 3 4 29 3.22 80.56
Prosentase Ketercapaian 100 100 95.83 75 75 79.17 75 75 79.17 68.56 83.80
86 ≤ N ≤ 100 = Baik Sekali A 100 100 16.67 0 0 16.67 0 0 16.67 33.33
i
K
%
ualifikas
70 ≤N <86 = Baik B 0 0 83.33 100 100 83.33 100 100 83.33 66.67
55≤ N < 70 = Cukup C 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
N < 55 = Kurang D 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
d. Tabel 16: Nilai Akhir Kinerja Guru MTs Al-Fatah Suradadi Kabaupaten Tegal
KOMPONEN YANG DINILAI
Perencanaan Pelaksanaan Penilaian Hasil
NA
Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran
RATA-RATA 87.50 76.19 83.80 80.92
TERTINGGI 90.91 85.71 86.11 87.11
TERENDAH 86.36 71.43 80.56 77.44
Prosentase Ketercapaian 87.50 76.19 83.80 80.92
86 ≤ N ≤ 100 = Baik Sekali A 100 33.33 33.33 33.33
i
K
%
ualifikas
Dengan demikian dari rangkuman instrumen hasil supervisi diketahui indikator keberhasilan
kepengawasan akademik mencapai 79,11 artinya bahwa secara umum kemampuan rata-rata
guru yang telah dijadikan objek supervisi perencanaan , pelaksanaan, dan penialain
pembelajaran dalak kategori BAIK. Sedangkan untuk guru yang belum sempat disupervisi
pengawas, pelaksanaannya diserahkan kepada kepala madrasah masing-masing.
Berikut disajikan dalam bentuk tabel / matrik diskripsi pembahasan, agar mudah melihat
permasalahan yang ada di setiap madrasah binaan dan tindak lanjut apa yang dilakukan .
Nilai
Perenc.
No Pelaks Pebel Kinerja Temuan Tindak lanjut
Pebel. Guru
1 72.84 75.98 74.73 Nilai Kinerja Guru sudah meningkat Pembinaan terus menerus kepada
dengan rata-rata kualifikasi B guru-guru agar mencapai kualifikasi
A dengan kategori amat baik.
1. motivasi
2.Tujuan Pembelajaran
3.menyiapkan psycis siswa untk
siap mengikuti pembelajaran .
●Pada akhir pembelajaran guru lupa / ●Sosialisasi permendiknas no 41
tidak memberikan materi pertemuan tentang standar proses kepad
berikutnya . seluruh guru .
Standar - Jamban kurang bersih dan - Wakil Kepala sekolah dengan
sarpras masih ada yangb rusak tidak persetujusn komite melalui Kepala
terpakai sekolah mengajukan permohonan
taambahan ruang kelas baru.
77.08
- Kekurangan ruang kelas
karena masih menggunakan
ruang lab sebagai ruang
kelas,
Keterangan:
85,01 % - 100 % = Sangat Baik
70,01 % - 85,00% = Baik
56,01 % - 70,00 % = Cukup
≤ 56 = Kurang
Pada tabel 17 merupakan gambaran kondisi yang sebenarnya karena belum mendapat
pembinaan, sebagai bukti bahwa guru-guru yang menyatakan belum pernah melaksanakan
Laporan Supervisi Akademik & manajerial MTs Al-Fatah Suradadi – Mabruridlo 22
penelitian tindakan kelas (PTK) cukup banyak mencapai 81,37%. Kemudian setelah menerima
pembinnaan pada minat guru terhadap penelitian tindakan kelas (PTK) seperti yang terlihat
pada tabel 24 menunjukkan yang “sangat berminat” 67,24 % dan 31,07 %, “sedikit berminat”
dan yang “belum berminat” pun masih ada 1,70 %. Hal ini membuktikan bahwa guru-guru ada
keinginan untuk melaksanakan PTK, namun masih ada beberapa kendala seperti hasil
wawancara bahwa guru-guru belum pernah mengikuti pelatihan khusus tentang PTK dan
banyak pekerjaan lain yang harus dikerjakan, tetapi saya berkeyakinan apabila dimotivasi dan
didorong terus dengan berbagai pendekatan dan diberi peluang apalagi reward oleh kepala
madrasah, lambat laun guru-guru akan termotivasi untuk melaksanakan dan akan
membuahkan PTK.
Evaluasi diri setelah pembinaan tentang PTK guru-guru yang sangat memahami PTK
mencapai 39,34 % dan yang memahami sebagian 57,77 % , yang tahu akan manfaat PTK
70,84% dan yang tahu sebagian 29,16% berarti tidak ada yang tidak tahu akan manfaat PTK.
Tetapi tentang prinsip-peinsip PTK masih ada yang belum tahu seperti terlihat pada tabel 24.
Dari hasil pembinaan PTK tersebut, ketercapaian rata-rata untuk minan dan evaluasi
diri yang “sangat memahami PTK” 39,34 % tergolong masih sangat kurang, yang “memahami
sebagian” 57,77% tergolong cukup, tetapi bila digabung hanya memahami saja tergolong
“sangat baik” 97,11%. Fokus utama sebetulnya berkenaan dengan minat guru untuk
melaksanakan PTK, melihat rata-rata dari 3 kali pembinaan menunjukkan “sangat berminat”
67,24 berarti baru tergolong cukup, dan yang “sedikit berminat” 31,07% , jadi bila dilihat dari
sisi minatnya tergolong “sangat baik” menunjukkan 98,31%. Yang tahu tentang manfaat PTK
70,84% berarti tergolong “Baik”, tetapi bila digabungkan dengan tahu sebagian 29,16 berarti
tergolong ‘sangat baik” dan yang “tahu” prinsip-prinsip PTK 38,78 % yang “tahu sebagian”
56,00 % berarti tergolong “sangat baik” 94,78 %. Bila dihitung rata-rata keseluruhan tabel 3
sesuai dengan yang diharapkan mencapai 54,05 % tergolong “Kurang” berarti masih sangat
perlu pembinaan.
Secara keseluruhan bisa dilihat pada tabel 24, dari hasil pembinaan terbukti bahwa
minat guru untuk melaksanakan PTK ada peningkatan. Peningkatan minat seperti yang
tertuang pada tabel 24 di atas, memungkinkan pembinaan masih perlu terus dilaksanakan dan
penelitian pun perlu ditindak-lanjuti, jangan sampai ada anggapan karena sudah 3 kali diberi
bimbingan oleh pengawas, maka jawaban yang diberikan kurang cocok tujuan pembinaan.
Melalui pembinaan hanya merupakan salah satu cara agar guru memiliki keinginan untuk
mengembangkan kreativitasnya dalam menulis berbagai kejadian selama pembelajaran dan
dituangkan menjadi sebuah penelitian tindakan kelas (PTK). Yang pasti, apabila ada kemauan
pasti ada hasil walaupun tidak banyak. Pada tabel berikut menggambarkan kemampuan guru
sebagai modal dasar untuk melaksanakan PTK dengan perhitungan dari siklus ke siklus dan
dari jawaban yang diharapkan/benar di gabung dan dihitung rata-ratanya.
BAB V
PENUTUP
B. Rekomendasi
Berdasarkan pada hasil dan kesimpulan di atas penulis menyampaikan rekomendasi
kepada kepala kantor Kementerian Agama dan para pengambil kebijakan di bidang
pendidikan,:
Bagi Pemangku kepentingan di tingkat Kabupaten :
1. Untuk Peningkatan kinerja guru :
a. Untuk meningkatkan kinerja guru , pemangku kepentingan tingkat Kabupaten perlu
membuat kebijakan tentang pemenuhan standar sarana dan prasarana .Seperti yang
segera dipenuhi RKB,Ruang multi media ,Lap Top , LCD .
b. Sosialisasi Permendiknas no.41 th.2007 tentang standar proses terus dilakukan selama
penyusunan RPP belum mengacu ke sana .
c. Adanya pelatihan pemanfaatan computer mikro sebagai alat bantu / media pembelajaran
.Misal dengan aplikasi software : power point ,Ms word dan Exel atau yang lain selama
membantu guru dalam PBM.
2. Untuk Pemenuhan 8 (delapan standar nasional pendidikan )
a. Dinas pendidikan dalam upaya pemberian grant/bentuk bantuan apapun ke madrasah
agar melibatkan pengawas madrasah. Karena Pengawas madrasah yang lebih
mengetahui kondisi sebenarnya di madrasah. Hal ini sangat penting karena banyak
madrasah yang semestinya wajib mendapat bantuan ternyata bantuan itu diberikan ke
madrasah yang mestinya tidak perlu .
b. agar peran pengawas lebih dioptimalkan, karena pengawaslah ujung tombak dalam
melakukan pembinaan di madrasah-madrasah dalam rangka mewujudkan pendidikan
yang berkualitas, baik di bidang akademik maupun manajerial.
Bagi Kepala madrasah