Berfikir Kritis

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

1.

Definisi :
Menurut American Philosophical Association (1990) Berpikir kritis merupakan
proses yang penuh makna untuk mengarahkan dirinya sendiri dalam membuat suatu
keputusan. Proses tersebut memberikan berbagai alasan sebagai pertimbangan dalam
menentukan bukti, konteks, konseptualisasi, metode dan kriteria yang sesuai.
Sedangkan Menurut brunner dan Suddrath (1997) Berfikir kritis adalah Proses
kognitif/mental yg mencakup penilaian dan analisis rasional thd info/ide serta
merumuskan kesimpulan dan keputusan.
Dalam konteks keperawatan sendiri, Berpikir kritis merupakan komponen dasar
dalam mempertanggung jawabkan profesi dan kualitas perawatan. Pemikir kritis
keperawatan menunjukkan kebiasaan mereka dalam berpikir, kepercayaan diri,
kreativitas, fleksibiltas, pemeriksaan penyebab (anamnesa), integritas intelektual,
intuisi, pola pikir terbuka, pemeliharaan dan refleksi. Sebagai seorang perawat yang
berfikir kritis, dapat dilihat dari Pengambilan Keputusan Klinis dalam Praktik Keperawatan
Pengambilan keputusan klinis akan memperlihatkan perbedaan antara perawat dengan staf
teknis, yaitu perawat akan cepat bertindak ketika kondisi pasien menurun mendeteksi
masalahnya dan berinisiatif untuk memperbaikinya.

2. Tujuan (Goal) dan Hasil Akhir (Outcomes) Keperawatan


Perawat harus selalu berpikir secara kritis tentang klien dan respons klien terhadap
masalah kesehatan mereka untuk memberikan tingkat perawatan yang paling efektif dan paling
sesuai.
Pentingnya bagi perawat untuk belajar berpikir kritis tentang apa yang harus dikaji,
sehingga perawat tidak akan melakukan kesalahan pada saat memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien. Tujuannya untuk mengetahui bagaimana pendekatan berpikir kritis dalam
pengkajian. Karena pada berpikir kritis ada komponen yang sangat penting yang menunjukkan
kebiasaan berpikir seseorang yang bersifat fleksibel. Di mana dalam pengkajian, penting bagi
perawat harus berpikir kritis dalam memproses informasi yang didapatkan dari klien ataupun
keluarga klien.

3. Expert Thinking (Berfikir Kritis)


Menurut Bandman (1998) berfikir kritis adalah pengujian yang rasional terhadap ide-ide,
pengaruh, asumsi, prinsip-prinsip, argument, kesimpulan-kesimpulan, isu-isu, pernyataan,
keyakinan dan aktivitas. Pengujian ini berdasarkan alasan ilmiah, pengambilan keputusan, dan
kreativitas.
Berpikir kritis adalah proses perkembangan kompleks, yang berdas arkan pada pikiran
rasional dan cermat menjadi pemikir kritis adalah 3 denominatur umum untuk pengetahuan
yang menjadi contoh dalam pemikiran yang disiplin dan mandiri.
Perawat dihadapkan pada situasi harus berargumentasi untuk mene mukan,
menjelaskan kebenaran, mengklarifikasi isu, memberikan penjelasan, mempertahankan
terhadap suatu tuntutan/tuduhan. Argumentasi Badman and Badman (1988) terkait dengan
konsep berfikir dalam keperawatan :
 Berhubungan dengan situasi perdebatan.
 Debat tentang suatu isu
 Upaya untuk mempengaruhi individu/kelompok
 Penjelasan yang rasional

4. Pengembangan Clinical Judgment (Clinical Reasoning Skills)


Menurut Cevero (1988) & Harris (1993)
Clinical reasoning adalah pola berpikir seorang klinisi untuk menempuh tindakan
bijaksana (memiliki dasar benar, dampak baik) dalam arti melakukan tahapan tindakan terbaik
sesuai dengan konteks yang spesifik.
Proses dimana perawat mengumpulkan data, merencanakan dan mengimplementasikan
intervensi, mengevaluasi hasil, merefleksikan dan memproses informasi sampai pada
pemahaman tentang masalah atau situasi pasien.

Alur Proses Clinical Reasioning


Alur Proses Clinical Reasioning sendiri meliputi :
1) Assessment
2) Analysis
3) Diagnosis
4) Planning / implementation
5) Evaluation

Langka awal yang dilakukan perawat adalah pengkajian dan pengumpulan data
mencakup data pasien, keluarga, masyarakat, lingkungan, atau kebudayaan. Kemudian perawat
akan menyusun hipotesis yang memungkinkan dari masalah pasien tadi. Lalu perawat
menentukan diagnosis keperawatan dengan menguraikan respon individu terhadap proses
penyakit yang dialami pasien yaitu masalah diagnosis yang actual dan potensial. Langkah
selanjutnya menentukan planning atau implementasi. Perawat menggunakan berbagai
kemampuan dalam memutuskan efektif atau tidaknya pelayanan keperawatan yang diberikan.

Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan menentukan hasil evaluasi dengan cara :

 Mengkaji ulang tujuan klien dan kriteria hasil yang telah ditetapkan
 Mengumpulkan data yang berhubungan dengan hasil yang diharapkan.
 Mengukur pencapaian tujuan.
 Mencatat keputusan atau hasil pengukuran pencapaian tujuan.
 Melakukan revisi atau modifikasi terhadap rencana keperawatan bila perlu

Anda mungkin juga menyukai