Pemeriksaan Refleks Patologis Dapat Dilakukan Dengan Berbagai Teknik
Pemeriksaan Refleks Patologis Dapat Dilakukan Dengan Berbagai Teknik
Pemeriksaan Refleks Patologis Dapat Dilakukan Dengan Berbagai Teknik
refleks patologis yang akan diperiksa. Teknik pemeriksaan ini biasanya dilakukan pada
ekstremitas atas dan bawah.
Persiapan Pasien
Peralatan
Beberapa pemeriksaan refleks patologis memerlukan instrumen tumpul yang tidak menyebabkan
rasa sakit atau cedera. Titik tumpul pada bagian bawah palu refleks dan tongue spatel merupakan
alat yang dapat digunakan. Penggunaan benda tajam harus dihindari. Sebagian refleks lainnya
dapat diperiksa menggunakan tangan pemeriksa melalui prosedur gerakan tertentu.[1,2,4]
Posisi Pasien
Sebelum pemeriksaan dilakukan, pemeriksa harus memastikan pasien dalam kondisi nyaman dan
santai. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan pada posisi pasien berbaring atau duduk santai.
[1,2,4]
Prosedural
Pemeriksaan refleks patologis dilakukan dengan teknik berbeda sesuai dengan jenis refleks
patologi yang ingin dimunculkan. Posisi ketukan, jalur pijatan, serta jalur goresan dan sentuhan
yang dilakukan untuk membangkitkan refleks patologis harus benar. Bila pemeriksa
mengetukkan palu refleks atau melakukan pijatan pada lokasi yang salah, maka hasil
pemeriksaan yang diinginkan tidak dapat tercapai.[10,14]
Refleks Babinski
Refleks Babinski, atau disebut juga sebagai refleks plantar, ditemukan oleh seorang ahli saraf,
yaitu Joseph Babinski, pada tahun 1899. Sejak saat itu, pemeriksaan refleks ini telah dimasukkan
ke dalam langkah-langkah pemeriksaan neurologis standar.[10]
Pasien dalam posisi berbaring rileks dan santai dengan tungkai bawah diluruskan
Pemeriksa memegang pergelangan kaki pasien agar posisi kaki tidak berubah
Pemeriksa menggores telapak kaki pasien menggunakan ujung tumpul palu refleks secara
perlahan dan usahakan tidak menimbulkan nyeri. Goresan dilakukan sepanjang sisi
lateral plantar kaki dari tumit ke ujung jari melintasi metatarsal hingga ke pangkal ibu jari
Interpretasi: Refleks Babinski dinyatakan positif (+) bila terdapat gerakan dorsofleksi ibu
jari yang mungkin disertai dengan mekarnya jari-jari lainnya. Refleks Babinski
dinyatakan negatif (-) bila terjadi plantar fleksi jari-jari kaki. Jika tidak ada gerakan maka
dianggap sebagai respons netral dan tidak memiliki signifikansi klinis
Kesulitan dan kesalahan interpretasi: Tanda Babinski merupakan tanda klinis yang sangat
baik tapi tidak sempurna. Respons terhadap stimulasi yang diberikan pada pemeriksaan
refleks Babinski terkadang sulit untuk dinilai. Kesulitan dan kesalahan yang paling umum
adalah membedakan dorsofleksi ibu jari terjadi karena respons involunter atau volunter
dari pasien
Respons volunter penarikan tungkai bawah oleh pasien dapat dinilai dengan adanya fleksi
pinggul dan lutut. Selain itu, penarikan volunteer oleh pasien jarang menyebabkan dorsofleksi
pergelangan kaki. Penarikan tungkai bawah volunter tungkai bawah juga sering diamati pada
pasien yang mendapatkan stimulus terlalu kuat (pemeriksa menggoreskan ujung tumpul terlalu
kuat).
Kesulitan juga muncul pada pasien dengan sensitivitas terhadap geli yang tinggi. Untuk itu,
memegang pergelangan kaki dengan sedikit kuat dapat membantu pemeriksa untuk menilai
respons refleks Babinski lebih baik.
Refleks lain yang akan dijelaskan selanjutnya merupakan variasi dari pemeriksaan refleks
Babinski. Refleks-refleks ini dirancang untuk memperoleh gerakan dorsofleksi jempol kaki.
Beberapa refleks yang merupakan variasi dari refleks Babinski antara lain: Chaddock, Gordon,
dan Schaefer.[10–12]
Refleks Chaddock
Pasien dalam posisi berbaring rileks dan santai dengan tungkai bawah diluruskan
Pemeriksa memegang daerah tulang kering pasien agar posisi kaki tidak berubah
Pemeriksa menggoreskan ujung palu refleks pada kulit di bawah maleolus eksternus.
Goresan dilakukan dari atas ke bawah (dari proksimal ke distal)
Interpretasi: Refleks Chaddock positif (+) jika ada respons dorsofleksi ibu jari kaki yang
disertai pemekaran jari-jari yang lain
Baik refleks Babinski maupun Chaddock menilai integritas traktus kortikospinalis. Ketika terjadi
lesi sepanjang traktus kortikospinalis, maka akan muncul respons positif. Jika dibandingkan
dengan refleks Babinski, refleks Chaddock memiliki keunggulan, yaitu dapat meminimalkan
respons penarikan volunter oleh pasien karena stimulasi plantar. Traktus kortikospinalis adalah
traktus yang panjang sehingga ada tidaknya refleks Chaddock berguna dalam menentukan
kelainan pada sistem saraf pusat.[6,13]
Refleks Oppenheim
Refleks Gordon
Gordon pertama menemukan refleks ini pada pasien dengan pachymeningitis hemoragik dan
kemudian pada pasien dengan epilepsi segera setelah kejang umum. Gordon percaya bahwa
refleks yang ia deskripsikan adalah tanda iritasi otak atau lesi awal dari jalur motorik. Gordon
juga menyimpulkan bahwa refleks Babinski adalah tanda lesi pasti (well-established) pada jalur
motorik.
Refleks Gordon merupakan pemeriksaan pendamping yang baik untuk refleks Babinski dan
harus dilakukan, terutama ketika refleks Babinski tidak dapat dilakukan atau memberikan hasil
yang samar-samar.[14]
Refleks Schaefer
Refleks Rossolimo
Pemeriksa melakukan ketukan menggunakan palu refleks pada telapak kaki di daerah
basis jari-jari kaki pasien
Interpretasi: Refleks Rossolimo positif (+) jika timbul fleksi plantar jari-jari kaki nomor 2
sampai nomor 5[14]
Pemeriksa melakukan ketukan menggunakan palu refleks pada dorsum pedis basis jari-
jari pasien
Interpretasi: Refleks Mendel Bechterew positif (+) jika timbul fleksi plantar jari-jari kaki
nomor 2 sampai nomor 5[14]
Refleks Hoffman
Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada pasien dengan posisi terlentang atau duduk santai
Pemeriksa memegang pergelangan tangan pasien dan meminta pasien untuk melemaskan
jari-jari tangan
Jari tengah pasien dijepit menggunakan jari telunjuk dan jari tengah pemeriksa
Pemeriksa melakukan goresan kuat pada jari tengah pasien menggunakan ibu jari
Interpretasi: Refleks Hoffman dinyatakan positif (+) bila prosedur pemeriksaan di atas
menimbulkan respons fleksi jari telunjuk, serta fleksi dan adduksi ibu jari dan terkadang
disertai fleksi jari lainnya[14]
Refleks Tromner
Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada pasien dengan posisi terlentang atau duduk santai
Pemeriksa memegang pergelangan tangan pasien dan meminta pasien untuk
memfleksikan atau melemaskan jari-jari tangan
Pemeriksa menggunakan jari tengah tangan lainnya mencolek-colek ujung jari tengah
pasien
Interpretasi: Refleks Tromner dinyatakan positif (+) bila goresan pada ujung jari tengah
pasien menimbulkan gerakan fleksi ibu jari, jari telunjuk, dan jari-jari lainnya[14]
Refleks Wartenberg
Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada pasien dengan posisi terlentang atau duduk santai
Tangan pemeriksa mengangkat 2 jari tangan pasien (jari telunjuk dan jari tengah) dan
meminta pasien untuk melemaskan jari jari tangan lainnya
Pemeriksa mengetuk phalanx medial dan distal jari-jari pasien dengan menggunakan palu
refleks
Interpretasi: Refleks Wartenberg dinyatakan positif (+) bila ketukan phalanx
menghasilkan fleksi jari-jari pasien yang dapat dilihat dan dirasakan pemeriksa[14]
Refleks Mayer
Pemeriksa memegang lengan pasien kemudian menekuk jari tengah pasien secara
maksimal ke arah telapak tangan
Interpretasi: Refleks Mayer dinyatakan positif (+) bila tidak ditemukan oposisi ibu jari.
Ibu jari pada umumnya akan beroposisi pada orang sehat. Pada lesi di susunan piramidal
maka ibu jari tidak akan beroposisi[14]
Refleks Leri
Refleks patologis pertanda regresi adalah refleks yang secara fisiologis dapat ditemukan pada
bayi dan menghilang pada anak-anak, tetapi dapat ditemukan pada orang dewasa pertanda
patologis. Refleks ini dapat kembali ditemukan terutama pada kondisi kemunduran fungsi sistem
saraf pusat, seperti penyakit Alzheimer, multiple sclerosis, atau schizophrenia.[15,16]
Refleks patologis ini juga merupakan refleks primitif yang muncul karena kerusakan pada jaras
lobus frontalis serebral. Adapun refleks-refleks yang menandakan proses regresi adalah:
Refleks menetek: stimulus dilakukan dengan sentuhan pada bibir. Respons refleks ini
adalah gerakan bibir, lidah, dan rahang bawah seolah-olah menetek
Snout Reflex: pemeriksa melakukan perkusi pada bibir atas. Respons refleks ini adalah
bibir atas dan bawa menjungur atau kontraksi otot-otot sekitar bibir atau di bawah hidung
Refleks memegang: pemeriksa melakukan penekanan atau penempatan jari pada telapak
tangan pasien. Respons refleks ini adalah tangan pasien mengepal
Refleks palmomental: pemeriksa melakukan goresan dengan menggunakan ujung gagang
palu refleks terhadap kulit telapak tangan bagian tenar. Respons refleks ini adalah
kontraksi m. mentalis dan orbikularis oris ipsilateral
Refleks leher tonik: pemeriksa memutar kepala pasien ke samping. Respons refleks ini
adalah lengan dan tungkai searah kepala berpaling akan hipertonik dan ekstensi
sedangkan arah berlawanan akan hipertonik dan fleksi[15,16]
Follow-up
Pemeriksa harus mampu menginterpretasikan hasil pemeriksaan dengan baik. Hasil positif pada
pemeriksaan refleks Babinski dan variasinya (Chaddock, Gordon, Oppenheim, dan Schaefer)
mengarahkan diagnosis kepada dugaan kondisi patologis pada jaras traktus piramidalis atau
masalah pada UMN, misalnya pada cedera otak traumatik atau stroke.[10,14]
Refleks primitif yang muncul pada orang dewasa cenderung akan menggambarkan kerusakan
pada jaras lobus frontalis. Refleks primitif terutama muncul pada patologi lobus frontal termasuk
Alzheimer, multiple sclerosis, dan schizophrenia. Respons positif dari pemeriksaan refleks
memegang atau menggenggam juga sering muncul pada pasien dengan dementia.[15]
Di samping itu, respons positif pada refleks palmomental dapat ditemukan pada pasien dengan
kondisi Parkinson. Kondisi atrofi serebral difus dapat menunjukkan hasil pemeriksaan refleks
menetek sementara snout reflex.yang positif menunjukkan lesi pada lobus frontalis.[15]