Konsep Ketuban Pecah Dini
Konsep Ketuban Pecah Dini
Konsep Ketuban Pecah Dini
persalinan. Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu
disebut ketuban pecah dini pada kehamilan prematur. Dalam keadaan normal 8-10
% perempuan hamil aterm akan mengalami ketuban pecah dini (Saifuddin, 2014).
di atas ostium uteri internum pada servik atau peningkatan intra uterin
secara mendadak.
genetic.
4. Masa interval sejak ketuban pecah sampai terjadi kontraksi disebut fase
laten.
5. Kelainan letak janin dalam rahim, misalnya pada letak sunsang dan
letak lintang, karena tidak ada bagan terendah yang menutupi pintu atas
disproporsi.
asenden dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan
1. Selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan
(Prawirohardjo (2010).
Pathway ketuban pecah dini:
1. Keluar air ketuban berwarna putih keruh, jernih, kuning, hijau atau
4. Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering
5. Inspekulo : tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada
lain:
a. Devaskularisasi
Diagnosis ketuban pecah dini tidak sulit ditegakkan dengan keterangan terjadi
pengeluaran cairan mendadak disertai bau yang khas. Selain keterangan yang
bahwa cairan yang keluar adalah air ketuban, diantaranya tes ferning dan
bakteriologis.
kavum uteri.
2. Pada kasus KPD terlihat jumlah cairan ketuban yang sedikit. Namun
1. Penatalaksanaan Medis.
kalau menempuh cara-cara aktif harus dipastikan bahwa tidak akan terjadi
RDS, dan kalau menempuh cara konservatif dengan maksud untuk memberi
waktu pematangan paru, harus bisa memantau keadaan janin dan infeksi
pada umur kehamilan. Kalau umur kehamilan tidak diketahui secara pasti
umur kehamilan dan letak janin. Resiko yang lebih sering pada KPD dengan
janin kurang bulan adalah RDS dibandingkan dengan sepsis. Oleh karena
itu pada kehamilan kurang bulan perlu evaluasi hati-hati untuk menentukan
waktu yang optimal untuk persalinan. Pada umur kehamilan 34 minggu atau
dan mortalitas janin. Pada kehamilan cukup bulan, infeksi janin langsung
peningkatan kejadian infeksi dan komplikasi lain dari KPD. Jarak antara
aktif (induksi persalinan) segera diberikan atau ditunggu sampai 6-8 jam
dapat menimbulkan komplikasi yang fatal bagi bayi dan ibunya (his
(Manuaba, 2013).
(Manuaba, 2013).
uteri, ruptura uteri, emboli air ketuban, dan juga mungkin terjadi
obstetrik yang lain, misalnya kelainan letak, gawat janin, partus tak maju,
(Manuaba, 2013).
Sikap konservatif meliputi pemeriksaan leokosit darah tepi setiap
(Manuaba, 2013).
2. Penatalaksanaan Keperawatan
Konservatif
hari.
persalinan.
gawat janin.
8) Bila dalam 3 x 24 jam tidak ada pelepasan air dan tidak ada
b. Aktif
Bila didapatkan infeksi berat maka berikan antibiotik dosis tinggi. Bila
ditemukan tanda tanda inpartu, infeksi dan gawat janin maka lakukan
terminasi kehamilan.
mengalami kegagalan.
1) Tidak boleh berendam dalam bath tub, karena bayi ada resiko
terinfeksi kuman.