Laporan Skripsi Bab 1-3 Duti
Laporan Skripsi Bab 1-3 Duti
Laporan Skripsi Bab 1-3 Duti
NOMMENSEN MEDAN
Proposal Skripsi
Oleh :
DUTINOVITA SIAHAAN
17900056
FAKULTAS PSIKOLOGI
MEDAN
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas
sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar S-1 di Fakultas Psikologi
mendapat bantuan yang sangat besar dari berbagai pihak baik langsung maupun
tidak langsung. Karena bantuan berbagai pihak karya ini dapat selesai dan semoga
1. Ibu Dr. Nenny Ika Putri Simarmata, M.Psi., Psikolog selaku Dekan
3. Ibu Dr. Nenny Ika Putri Simarmata, M.Psi., Psikolog selaku Dosen
i
4. Kedua orang tuaku yang terkasih atas semua kasih sayang, dukungan
moril maupun materil serta doa tulus yang selalu menyertai penulis.
10. Last but not least, I wanna thank me, I wanna thank me for believing in
me, I wanna thank me for doing all this hard work, I wanna thank me for
having no days off, I wanna thank me for never quitting, for just being me
at all times.
perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini, agar dalam penyusunan karya tulis
ii
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak dan
semoga segala amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan
Penulis
Dutinovita Siahaan
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iv
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
I.1. Latar Belakang Masalah............................................................................1
I.2. Rumusan Masalah.....................................................................................9
I.3. Tujuan Penelitian.......................................................................................9
I.4. Manfaat Penelitian.....................................................................................9
A. Manfaat Praktis..........................................................................................9
B. Manfaat Teoritis........................................................................................9
BAB II 11
TINJAUAN PUSTAKA 11
II.1. Mahasiswa..................................................................................................11
II.1.1.Pengertian Mahasiswa...........................................................................11
II.2.2. Aspek-aspek Forgiveness....................................................................13
II.2.3. Faktor yang mempengaruhi Forgiveness.............................................14
II.3. Kecerdasan Emosional................................................................................16
II.3.1. Pengertian Kecerdasan Emosional.......................................................16
II.3.2.Aspek-aspek Kecerdasan Emosional....................................................17
II.3.3. Faktor yang mempengaruhi Kecerdasan Emosional............................18
II.4. Hasil penelitian terdahulu...........................................................................19
BAB III 24
METODE PENELITIAN 24
III.1. Identifikasi Variabel Penelitian...........................................................................24
III.2. Definisi Operasional Variabel Penelitian..................................................24
III.2.1. Kecerdasan Emosional........................................................................24
III.2.2. Forgiveness.........................................................................................25
III.3. Subjek Penelitian.......................................................................................25
III.4. Populasi dan Sampel.................................................................................25
III.4.1. Populasi...............................................................................................25
iv
III.4.2. Sampel................................................................................................26
III.5. Teknik Pengumpulan Data........................................................................27
III.5.1. Skala Kecerdasan Emosional..............................................................28
III.5.2. Skala Forgiveness...............................................................................29
III.6. Analisa Data..............................................................................................29
III.6.2. Uji Hipotesa........................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA 31
v
BAB I
PENDAHULUAN
sesama merupakan sesuatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
satu dengan lainnya. Dalam berinteraksi sosial manusia dapat saling mengenal,
Konflik tidak hanya terjadi pada masyarakat awam, kalangan pelajar yang
terdiri dari remaja juga sering kali mengalami konflik bahkan disertai dengan
tindakan agresif, hal ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Ariyanto
dewasa. Hurlock (2010) menmbagi usia remaja yaitu remaja awal usia 13-17
tahun dan usia 17-21 tahun memasuki usia remaja akhir. Tidak hanya
pertumbuhan secara fisik saja, namun juga dalam hal intimasi, kompetensi,
kognitif, dan emosi. Salah satu tugas perkembangan remaja akhir yaitu mencapai
1
fisik dan perkembangan aspek psikis yang mengarah pada kesempurnaan
tinggi dalam dunia pendidikan karena sudah memiliki kematangan kognitif dan
logis dan realistis, serta mengatasi masalah dengan pemecahan masalah yang baik
Mahasiswa yang berada pada tahap masa remaja akhir adalah masa
dimana emosinya sering tidak stabil, sangat kuat, tampak irasional, tidak
terkendali, dan mudah berubah. Mereka akan sakit hati dan kecewa apabila orang
lain mengecewakannya atau jika ia tidak berhasil mencapai suatu tujuan yang
ingin dicapainya sendiri (Hurlock, 1980). Sehingga ketika ada yang membuatnya
Hal ini terlihat pada beberapa konflik yang sering kali melibatkan
mahasiswa, seperti kasus yang terjadi di Medan, yaitu aksi demonstrasi yang
dari Inews Sumut pada 23 November 2019 terdapat bentrok antar sesama
mahasiswa yang menimbulkan korban jiwa dan luka-luka. Bentrok antar kedua
kubu tersebut bermula dari pertandingan futsal. Diduga ada ketidaksenangan saat
2
Dalam upaya mencegah terjadinya konflik, mahasiswa seharusnya dapat
menjaga hubungan dengan cara memaafkan kesalahan yang dilakukan oleh orang
lain (Ariyanti, 2017). Perilaku memaafkan merupakan cara yang efektif dan
stres, menyimpan dendam, dan perasaan sakit (Kusprayogi & Nashori, 2016).
Salah satu nilai penting agar hubungan tetap positif adalah memaafkan
kesalahan yang dilakukan oleh orang lain. Forgiveness adalah salah satu kualitas
pribadi terpenting yang dimiliki setiap orang dan digunakan untuk membangun
3
taroknya asalla ribut. tapi sekarang udah berkuranglah semenjak
kejadian tahun lalu belum lagi karna daring inikan”
“kalo masalah individu kurang tau ya kak tapi lebih ke yang umum
aja kali ya.. karna pergaulan, percintaan, pertemanan temasuk
juga nggak sih? Soalnya kan sering itu kejadian antar mahasiswa
kayak kita ini begado sama kawannya sendiri terus diam diaman
abis itu jelek jelekin satu sama lain. kayak aku pribadi sih lebih ke
menarik diri aja kalo ada masalah gitu, karna stelah dipikir pikir
kek gada gunanya gituloh buat dendam gajelas malah rugi yang
ada di kita gitu sih kak”
keinginan untuk membalas dendam. Hal tersebut dapat dicapai dengan cara
hubungan interpersonal dan saling percaya serta sembuhnya luka-luka di hati, dan
akibat dari peristiwa tersebut diubah dari negatif menjadi netral atau positif, serta
2013).
4
Pada penelitian yang dilakukan oleh Baumeister (Setyawan, 2007) di
adalah karena adanya ketidakmampuan individu melihat potensi yang ada dalam
dirinya untuk melakukan sesuatu yang tidak seharusnya terhadap individu lain.
yang dilakukan oleh individu lain berkaitan dengan penilaian yang tidak matang
mahasiswa mengatakan tetap berbuat baik meskipun orang lain telah menyakiti
kejatahan juga belum tentu menyelesaikan masalah dan mengingat sakit hati dan
kemarahan akan menambah beban dan merugikan diri sendiri. Ada juga sebagian
perbuat, alasan luka hati yang terlalu dalam, harga diri, butuh waktu menjadi
Apalagi jika kesalahan yang dilakukan oleh orang tersebut sangat besar tentunya
akan meninggalkan luka yang mendalam pada mereka. Forgiveness adalah pusat
untuk membangun manusia yang sehat dan merupakan salah satu proses yang
5
Untuk dapat memaafkan kesalahan orang lain banyak faktor yang
dan cara pikir dalam menentukan sikap dan tindakan untuk mengambil sebuah
gejolak perasaan dan frustrasi serta kesanggupan memotivasi diri dan mengatur
individu.
(2004) menegaskan bahwa kecerdasan emosi yang dimiliki oleh individu dapat
memotivasi diri dan mengatur keadaan jiwa agar mampu mengendalikan emosi
memiliki peran umum untuk membangun masa depan bangsa. Mahasiswa yang
6
Goleman (2002) mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai
memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri
sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain. Sementara menurut Salovey dan
perasaan dan emosi baik pada diri sendiri maupun pada orang lain, mampu
7
menyesuaikan dirinya memasuki pintu kedewasaan. Remaja yang cerdas
emosinya akan dapat mengatasi permasalahan, baik yang berasal dari dalam
dengan adanya perilaku menerima dan mengerti terhadap orang lain atau
kelompok lain, dan hal ini akan memudahkan remaja untuk memaafkan kesalahan
orang lain.
bahwa pada diri pemaaf terjadi penurunan emosi, kekesalan, rasa benci,
permusuhan, perasaan khawatir, marah dan depresi, hal ini membuktikan bahwa
Dalam sepuluh tahun terakhir ini, sejumlah psikolog di negara maju telah
yang mampu memaafkan ternyata lebih sehat jasmani maupun rohani, seperti
susah tidur, sakit punggung, dan sakit perut akibat stres sangat berkurang pada diri
pamaaf, Jamal & Thoif (dalam Setiyana, 2013). Penelitian sebelumnya yang
Medan.
8
I.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, agar memudahkan penulis dalam
B. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
dan psikologi klinis serta dapat menjadi masukan yang berguna dan dapat
9
sebagai tambahan bahan referensi penelitian lebih lanjut dengan menggali
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Mahasiswa
II.1.1.Pengertian Mahasiswa
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, mahasiswa merupakan peserta
masyarakat yang mempunyai dua sifat, yaitu manusia muda dan calon
dilakukan agar dapat menjadi harapan baik bagi bangsa dimasa yang akan
1
mahasiswa diharapkan dapat menanamkan dan membina sikap cinta tanah air,
II.2. Forgiveness
II.2.1.Pengertian Forgiveness
motivasi atau dorongan negatif seperti dendam, dan penghindaran yang muncul
2
membangkitkan pikiran, perasaan yang positif dengan orang lain yang
dendam, dan perasaan sakit (Kusprayogi & Nashori, 2016). Mahasiswa yang
dilatih memaafkan akan memiliki sosial yang baik seperti bisa mengendalikan
emosi marah, tidak mudah merasa tersinggung, dan juga dapat membina
hubungan yang lebih baik dengan sesama, dapat diketahui bahwa orang yang
mampu memaafkan akan sedikit mengalami suatu konflik dengan diri sendiri
perbuatan yang telah dilakukan oleh seseorang, tidak ada kebencian, rasa
1. Avoidance Motivation
3
telah menyakitinya dan individu menarik diri dari pelaku pelanggaran.
2. Revenge Motivations
3. Benevolence Motivations
menyakiti.
memaafkan adalah:
1. Kecerdasan Emosi
2. Respon Pelaku
4
3. Munculnya Empati
4. Kualitas Hubungan
6. Komitmen Agama
unforgiveness.
7. Faktor Personal
forgiveness.
5
II.3. Kecerdasan Emosional
II.3.1. Pengertian Kecerdasan Emosional
Goleman (2001), mendefinisikan kecerdasan emosional (emotional
dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan
mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan
watak, dan naluri moral. Kecerdasan emosi juga mencakup pada pengendalian
6
Dengan demikian, dapat dikatakan kecerdasan emosional merupakan
emosi.
1. Kesadaran diri
diri sendiri dari waktu ke waktu. Orang yang memiliki tolak ukur yang
2. Pengaturan diri
peka terhadap kata hati dan seseorang yang pandai dalam hal ini akan jauh
3. Motivasi
7
4. Empati
Kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain atau
memahami perasaan orang lain. Individu dengan empati yang tinggi lebih
5. Keterampilan Sosial
dengan orang lain dan dapat membina dengan cermat membaca situasi dan
1. Faktor internal
lobus prefrontal dan keadaan lain yang lebih kompleks dalam otak
emosional
8
2. Faktor Eksternal
eksternal kecerdasan emosi adalah faktor yang datang dari luar dan
management skill) merupakan komponen pada tingkat yang lebih tinggi dari
apa yang seringkali disebut sebagai kecerdasan emosional, Mayer dkk ( dalam
9
tersinggung, dan juga dapat membina hubungan yang lebih baik dengan
bahwa pada diri pemaaf terjadi penurunan emosi, kekesalan, rasa benci,
dirinya. Dalam sepuluh tahun terakhir ini, sejumlah psikolog di negara maju
mereka yang mampu memaafkan ternyata lebih sehat jasmani maupun rohani,
seperti susah tidur, sakit punggung, dan sakit perut akibat stres sangat
berkurang pada diri pamaaf, Jamal & Thoif (dalam Setiyana, 2013). Penelitian
kecerdasan emosional yang tinggi akan lebih mudah memaafkan dari pada
tingkat kecerdasan emosi yang dimiliki oleh seseorang maka semakin baik juga
kecerdasan emosi yang dimiliki oleh seseorang maka akan semakin rendah
10
Tabel 2.1
TELAAH LITERATUR
No Penulis Judul Gap/ Topik/ fokus/ Konsep/ Variabel Metode Settings/ Temuan Keterbata
Jurnal penelitian masalah tujuan theoretical (teknik konteks/ saran un
penelitian framework analisis, alat sample peneli
ukur yang selanjut
digunakan,
dll)
1. Nini Hubungan Seperti Untuk Tidak semua Variabel Teknik Penelitian ini Hasil Keterbata
Sriwahyuni antara fenomena mengetahui orang mau dan bebas: analisis dilakukan di analisis 1. Adanya
Kecerdasan yang seberapa jauh mampu secara Kecerda- data: Universitas menunjukk faktorfakto
Emosional ditemukan hubungan tulus san Analisis Medan an: yang dapat
dengan peneliti, antara memaatkan Emosional product Area dengan Terdapat mempenga
Memaafkan dimana kecerdasan dan Moment jumlah hubungan memaafka
pada tuntutan tugas emosional melupakan Variabel populasi 432 yang sangat tidak dikon
mahasiswa di kuliah yang dengan kesalahan terikat: Metode mahasiswa signifikan oleh
fakultas semakin kecenderunga orang lain Memaaf- pengumpula umlah antara peneliti sep
psikologi banyak yang n memaafkan demikian kan n data yang sampelnya kecerdasan empati, ku
universitas harus pada halnya digunakan 108 emosional hubunngan
medan area diselesaikan mahasiswa mahasiswa. sebagai alat mahasiswa, dengan komitmen
tepat waktu Fakultas Apalagi ukur dalam pengumpula memaafkan. agama, res
menyebabkan Psikologi jika kesalahan penelitian ini n sampel pelaku,
mereka Universitas yang adalah menggunaka Implikasi: merenunng
mengalami Medan Area. dilakukan oleh menggunaka n teknik Semakin mengingat
tekanan. orang tersebut n random tinggi dan faktor
Orang yang sangat besar metode sampling. kecerdasan personal.
dalam tentunya skala. emosional 2.Kemung
1
keadaan akan Penggunaan maka dikarenaka
tertekan meninggalkan skala semakin dimana
mudah marah, Iuka yang pengukuran tinggi sebagai
sehingga mendalam kecerdasan tingkat mahasiswa
ucapannya pada mereka. emosional memaafkan, psikologi y
kadang Penyelesaian dan sebaliknya sudah
membuat konflik antar memaafkan. semakin mempelaja
orang pribadi rendab beberapa m
lain merasa dan kecerdasan kuliah sepe
tersinggung membangun emosional psikologi
bahkan sakit hubungan maka perkemban
hati. yang semakin dan psikolo
Selain itu telah hancur rendab pula kepribadia
perbedaan bukanlah hal memaafkann yang mem
pendapat, yang ya. mereka
kritikan teman sederhana. lebih meng
tentang fisik Dalam situasi Terdapat tentang sif
atau sosial, 71,3% karakter or
penampilan memaatkan pengaruh lain sehing
yang merupakan dari faktor mereka
menyinggung cara yang lain lebih muda
& efektif dan memaafkan untuk men
sikap teman penting untuk yang dalam keadaan or
yang cuek mengatasi penelitian ini Iain.
terkadang permasalahan tidak
menyebabkan antar individu terlihat.
mereka sakit (Nashori,2008 Faktor lain
hati. ). tersebut
2
diantaranya:
respon
pelaku,
empati,
kualitas
hubungan,
komitmen
agama,
merenung
dan
mengingat,
dan
faktor
personal.
Secara
umum
para
mahasiswa
dinyatakan
memiliki
kecerdasan
emosional
yang
tergolong
tinggi, sebab
mean
empirik
3
(94,24)
dengan
nilai rata-
rata
hipotetik
(75)
memiliki
selisih yang
melebihi
bilangan SB
atau SD nya,
yaitu
11,513,
kemudian
kemampuan
memaafkan
para
mabasiswa
juga
tergolong
tinggi, sebab
mean
empirik (97 ,
82) dengan
nilai
rata-rata
hipotetik
(85) yang
4
melebihi
selisih
bilangan SB
atau SD nya,
yaitu 12,577.
2. Anselma Hubungan Putus cinta Mengetahui Banyak Variabel Jenis Sampel: Hasil: Saran:
Tesalonika antara akibat hubungan remaja yang bebas: penelitian Partisipan Hubungan Peneliti
Demosta Kecerdasan perselingkuha antara tidak Kecerdas- yang dalam kecerdasan memberika
Beloved Emosional n merupakan kecerdasan bisa an Emosi digunakan penelitian ini emosi saran kepa
Purba, dengan salah satu emosional mengontrol adalah berjumlah dengan subjek pen
Ratriana Forgiveness kasus dengan dirinya ketika penelitian 137 orang. forgiveness dan kepada
Y.E pada Remaja mengapa Forgiveness sedang kuantitatif pada remaja peneliti
Kusumawa yang putus remaja sulit pada Remaja putus cinta, dengan yang putus selanjutnya
ti cinta akibat untuk yang putus adanya rasa Variabel desain Teknik cinta Kepada su
perselingkuh- memberikan cinta marah dan terikat: korelasional pengambilan akibat penelitian
an pemaafan dendam dalam Forgive- . sampel yang perselingkuh diharapkan
pada orang hati, juga ness digunakan an, mampu me
yang telah membutuhkan Teknik adalah didapatkan hubungan
menyakitinya. kecerdasan analisis snowball hasil sosial yang
emosi dalam data: sampling, adanya nilai membangu
Tidak semua menyelesaikan - Analisis dimana korelasi seperti
remaja permasalahan. deskriptif partisipan positif yang lingkungan
mampu - Teknik diambil signifikan keagamaan
berpikir Seseorang correlation sesuai antara organisasi
rasional dan yang product dengan kecerdasan dapat berd
memiliki mengalami Moment kriteria emosi positif bag
pertimbangan unforgiveness yang sudah dengan memiliki
matang serta seyogyanya Alat Ukur: ditentukan forgiveness kecerdasan
5
pemikiran mempertimba 1. Skala sebelumnya dengan emosi yang
yang jernih ngkan untuk kecerdasan yaitu: demikian stabil
dalam melakukan emosi (a) pernah hipotesis dan lebih
menghadapi forgiveness 2. Untuk mengalami diterima. mengharga
suatu sebagai upaya mengukur putus cinta Kepada pe
masalah. melepaskan forgiveness akibat Hasil selanjutnya
unforgiveness adalah Perselingkuh hipotesis dapat
Remaja yang dan berdamai Transregres -an menunjukka mengemba
pernah dengan sion-Related (b) berusia n koofisien metode sel
diselingkuhi orang yang Interpersona 18-24 tahun, korelasi kuantitatif.
tentunya telah l (c) rentang (r)=0,305 Dapat pula
merasakan menyakitinya. Motivation usia putus dengan ditambahk
kesedihan Oleh (TRIM) cinta selama sig.0,000 variabel be
yang karena itu inventory 1 – 3 tahun. (p<0,05),ini yang dapat
mendalam, remaja (TRIM-18) menunjukan mempenga
sulit memerlukan bahwa forgivenes
menerima proses semakin Selain itu,
kenyataan, penyembuhan tinggi perlunya
merasa luka dengan kecerdasan observasi t
menderita, melakukan emosi pada pengambil
tidak merasa forgiveness seseorang, data, misal
bahagia, terhadap orang semakin hanya dala
sedih, tidak yang telah mampu ia satu tempa
dapat menyakitinya memaafkan atau satu k
berfikir jernih. agar orang lain saja, agar
Hal tersebut memunculkan yang penyebaran
membuat rasa damai menyakiti- angket pen
remaja dan bahagia. nya merata dan
6
melakukan subjek yan
tindakan- Kecerdasan Berdasarkan digunakan
tindakan emosi hasil uji adalah sela
negatif yang membantu korelasi, remaja.
tidak remaja yang adapun
diharapkan putus cinta sumbangan
dan lain untuk efektif yang
memahami diberikan
dirinya kecerdasan
sendiri, emosi
memahami terhadap
perasaan forgiveness
orang lain sebesar
serta dapat 9,4%.
mempertangg Artinya,
ungjawabkan masih ada
segala 90,6%
perbuatannya faktor-faktor
sehingga luar yang
remaja yang mempenga-
putus ruhi
cinta yang forgiveness
memliki
kecerdasan
emosi
akan
mengatasi
permasalahan
7
dengan
baik yang
datang dalam
diri ataupun
dari
luar diri.
3. Putri Hubungan Mahasiswa Bertujuan Dalam upaya Variabel Teknik Sampel: Hasil: Saran:
Lestari, antara dikenal untuk mencegah bebas: analisis Sebanyak Hipotesis untuk
Indra Ratna Kecerdasan sebagai kaum mengetahui terjadinya Kecerdasa data: 130 orang. ada mahasiswa
Kusuma Emosi dengan akademisi lebih lanjut konflik, n emosi Korelasi Mahasiswa hubungan senantiasa
Wardani, perilaku yang mengenai mahasiswa Product Universitas positif antara meningkat
Angelina Memaafkan menduduki kecerdasan seharusnya Variabel Moment Mercu kecerdasan kecerdasan
Dyah pada strata emosi dapat menjaga terikat: (Pearson Buana emosi emosi deng
Aruan Mahasiswa pendidikan tersebut hubungan Perilaku Correlation) Yogyakarta dengan cara
paling tinggi kaitannya dengan cara memaafka Kolomograv dengan perilaku menyelesa
dalam dunia dengan memaafkan n -Smirnov rentang usia memaafkan setiap
pendidikan perilaku kesalahan (K-SZ) 17-21 tahun pada permasalah
karena memaafkan yang mahasiswa mengguna
memiliki pada dilakukan oleh Alat ukur: diterima. pikiran yan
kematangan mahasiswa orang lain 1. Skala Besar positif dan
kognitif dan (Ariyanti, kecerdasan sumbangan melapangk
kematangan 2017). emosi kecerdasan dada untuk
psikologis. Perilaku 2. Skala emosi memaafka
Hal tersebut memaafkan perilaku dengan kesalahan
memungkinka merupakan memaafkan perilaku lain.
n mahasiswa cara yang memaafkan
untuk berpikir efektif dan pada Untuk pen
logis dan penting untuk mahasiswa selanjutnya
8
realistis, mengatasi sebesar sebaiknya
melihat permasalahan 14,6% meneliti fa
hubungan antar individu. sisanya faktor lain
sebab-akibat, sebanyak berhubung
serta Salami dan 85,4% dengan per
mengatasi Ogundokum memiliki memaafka
masalah (2009) hubungan mahasiswa
dengan mengungkapk dengan Terdapat f
pemecahan an bahwa sejumlah lain yang b
masalah yang seseorang faktor lain. dilibatkan
baik ketika dengan penelitian
mengalami kecerdasan Semakin Peneliti
konflik. emosi tinggi tinggi berikutnya
memiliki kecerdasan dapat
Mahasiswa motivasi yang emosi maka mengguna
tidak jarang tinggi untuk semakin metode
menunjukkan menggapai tinggi penelitian
perilaku yang suatu tujuan perilaku kualitatif
tidak sejalan dan keinginan memaafkan, ataupun
dengan nilai dalam sebaliknya penelitian
intelektual hidupnya, semakin eksperimen
sebagai mampu rendah memberika
masyarakat mengontrol kecerdasan sudut pand
intelektual. diri dan tidak emosi maka lain terkait
berperilaku semakin perilaku
Mahasiswa menyimpang. rendah memaafka
mudah perilaku mahasiswa
terpancing Ketika memaafkan
9
amarahnya, individu pada
sehingga mampu seseorang.
masih banyak mengelola
mahasiswa emosionalnya Mahasiswa
yang kurang maka akan yang
mampu mudah menunjukka
menahan dan melapangkan n kontrol
melapangkan dada untuk emosi baik
dada untuk memaafkan akan mampu
memaafkan kesalahan mengendalik
orang lain orang lain. an
amarahnya,
sehingga
perilaku
memaafkann
ya menjadi
tinggi.
4. Mark S. The Dua elemen Tujuan dari Pengampunan Variabel Teknik Sampel: Hasil Keterbata
Mugrage Relationship utama dalam penelitian ini adalah bebas: analisis Total 300 penelitian ini 1. Situs we
Between psikoterapi adalah untuk fenomena Kecerdasa data: responden tidak Mind Gard
Emotional analitik adalah memahami multidimensi n - Analisis dan 129 memberikan tidak
Intelligence memberikan sejauh mana yang emosional varians peserta bukti yang menawark
and bahasa kepada hubungan melibatkan Variabel (ANOVA) menyelesaik berkorelasi opsi untuk
Forgiveness pengaruh antara EI dan pikiran, terikat: an survei positif menentuka
emosional dan pengampunan tindakan, dan Tingkat Alat ukur: hubungan pada titik m
resolusi . perasaan pengampu Dalam studi antara peserta mu
kebencian seseorang di nan korelasional kecerdasan telah pergi
masa lalu, Mengingat mana ini, emosional & sebelum
10
terutama bahwa kebencian kuesioner pengampuna menyelesa
pengalaman kecerdasan terhadap orang kecerdasan n. survei.
awal dalam emosional yang berbuat emosional Namun, data 2. Ada
keluarga asal dan pemaafan salah sifat-bentuk memang kemungkin
individu. adalah berkurang. singkat memberikan bahwa pan
intervensi Orang yang (TEIQue- bukti survei mun
Ada sejumlah kuratif dalam dizalimi tidak SF) dan hubungan menimbulk
faktor yang kesehatan mengingkari inventaris antara faktor batasan, ka
diidentifikasi mental haknya untuk pengampuna kesejahteraa calon pese
dalam model seseorang, ini perasaan n Enright n TEIQue- mungkin ti
sifat studi mereka, tetapi (EFI) SF dan sabar deng
kecerdasan menyelidiki secara aktif diberikan subskala dari persyaratan
emosional hubungan menganggap secara EFI. waktu untu
yang dapat antara kedua pelaku online. menyelesa
memiliki intervensi. kesalahan Sebuah Ada satu semua
pengaruh pada dengan belas kuesioner faktor kuesioner.
kesehatan kasih, demografis kecerdasan 3. Singkat
mental yang kebaikan, atau diberikan emosional bentuk TE
positif. Selain cinta. untuk dan yang digun
itu, menentukan pengampuna dalam pene
pengampunan apakah usia n terkait ini hanya
tampaknya Seperti teori peserta dan yaitu mengukur
berhubungan hubungan afiliasi bermanfaat faktor
dengan objek, banyak agama dalam kecerdasan
peningkatan aspek mempengaru bidang emosional
fungsi kecerdasan hi hasil. kesehatan sedangkan
psikologis. emosional jiwa, sebagai bentuk pan
bergantung individu mengukur
11
pada dapat dilatih aspek terte
apa yang untuk 4. Pertany
dipelajari meningkatka yang diaju
dalam n kecerdasan dalam
perkembangan emosinya. Inventarisa
awal Pengampu
seseorang. ANOVA Enright (E
Salovey dan dilakukan melibatkan
Mayer pada bagaimana
menyatakan faktor peserta
bahwa Kesejahteraa menanggap
perkembangan n TEIQue- penghinaan
kecerdasan SF untuk emosional,
dan menguji pelanggara
kemampuan korelasi atau masal
emosional dengan skor lain. Pertan
individu akan pengampuna mungkin
dipengaruhi n total dari memiliki
secara negatif EFI, serta menyebabk
oleh tiga subskala ketidaknya
menggagalkan EFI. Kedua n emosiona
lingkungan” analisis peserta, ya
(dikutip dalam korelasi dan mungkin
Stanton & ANOVA tercermin d
Franz, 1999, mendukung fakta bahw
hlm. 92). hipotesis 300
Orang yang bahwa responden
mendapat nilai komponen survei, teta
12
tinggi Kesejahteraa hanya 129
pada n TEIQue- kuesioner
kecerdasan SF diisi.
emosional berdampak
lebih pada Saran:
cenderung (a) pengampuna Masalah in
dibesarkan n yang mungkin d
dalam rumah diukur dihindari j
tangga yang oleh EFI dan survei telah
adaptif secara subkompone host di situ
biososial, (b) nnya. yang tidak
tidak defensif, Analisis terkait den
(c) mampu korelasi EFI.
membingkai ditemukan
ulang emosi ringan tetapi
secara efektif . jelas
. . (d) memilih signifikan
peran asosiasi
emosional dengan tidak
yang baik hanya Total
model, (e) EFI, tetapi
mampu juga dengan
berkomunikasi semua
dan komponen-
mendiskusika nya.
n perasaan, Studi ini
dan menemukan
(f)mengemban bahwa
13
gkan mereka yang
pengetahuan diidentifikas
ahli dalam i memiliki
bidang skor EI yang
emosional lebih tinggi
tertentu. tidak
(Mayer, memiliki
Salovey, & skor yang
Caruso, 2002 jauh lebih
hal.400) tinggi pada
pengampuna
Mengembang n. Namun,
kan studi yang tampaknya
berfokus pada ada
komponen hubungan
kecerdasan antara faktor
emosional dari kesejahteraa
kesejahteraan n sifat EI
dapat dan
menawarkan pengampuna
informasi n.
yang berharga Ditemukan
kepada terapis bahwa
tentang mereka yang
bagaimana diidentifikas
memperlakuka i sebagai
n mereka yang memiliki
berjuang skor yang
14
dengan lebih tinggi
gangguan pada skala
tersebut. kesejahteraa
membingungk n EI sifat
an dunia memang
emosi dan memiliki
proses sulit skor yang
mengatasi lebih tinggi
kebencian. secara
signifikan
pada
pengampuna
n. Selain itu,
ada korelasi
positif yang
signifikan
antara
mereka yang
mencetak
tinggi pada
skala sifat EI
kesejahteraa
n dan
subkompone
n skala
pengampuna
n.
Selain itu,
15
temuan
bahwa
setidaknya
satu faktor
EI dan
pengampuna
n terkait
berguna
di bidang
kesehatan
mental,
sebagai
individu
dapat dilatih
untuk
meningkatka
n EI mereka.
Meskipun
ada
tidak ada
cara untuk
memprediksi
berapa lama
waktu yang
dibutuhkan
seseorang
untuk
memaafkan,
16
telah
ditemukan
bahwa
individu
dapat dididik
dalam model
proses
pemaafan
dan
umumnya
akan menuai
manfaat.
Penelitian
Freedman
dan Enright
(1996)
mengguna-
kan
rancangan
acak,
eksperimen-
tal, dan
kelompok
kontrol.
5. Lourdes Positive Pertemuan Tujuan dari Dalam Variabel Teknik Sampel: Orang Keterbata
Rey, psychological sosial pasti penelitian ini konteks ini, bebas: analisis Pesertanya dengan Salah satu
Natalio characteristics melibatkan ada dua. konsep Pemaafan data: adalah 535 kemampuan batasannya
Extremera and risiko kecerdasan - Analisis mahasiswa yang sangat adalah
17
interpersonal menjaditersin emosional (EI) deskriptif sarjana (165 berkembang penggunaa
forgiveness: ggung oleh telah muncul - nalisis laki-laki dan untuk desain cros
Identifying orang lain. Tujuan dalam Variabel regresi 367 menggunaka sectional,y
the unique pertama penelitian terikat: hierarkis perempuan; n dan mencegah
contribution Salah satu adalah untuk terbaru Kecerdasa 3 tidak bernalar dari menar
of emotional penelitian memeriksa sebagai psiko- n Alat ukur: dilaporkan) tentang kesimpulan
intelligence yang semakin kontruksi sumber daya emosional, - Tes terdaftar di emosi, kausal defi
abilities, mendapat hubungan logis yang Big five, Kecerdasan University setelah Jadi,perlu
Big Five perhatian saat ini antara terdiri dari rasa Emosional of Málaga disakiti bahwa
traits, adalahpemerik kemampuan seperangkat syukur, Mayer yang dengan cara persentase
gratitude and saan EI, ciri kemampuan optimisme Salovey berpartisipas yang mereka varians yan
optimism determinan kepribadian, yang berkaitan Caruso versi i secara anggap dijelaskan
afektif dan rasa syukur, dengan 2.0 sukarela dan menyakitkan EIkemamp
kognitif dari optimisme, pemprosesan - Lima Besar menerima , mungkin pada motiv
interper- dan motivasi informasi inventaris-44 psikologi mengemban balas dend
pengampunan interpersonal yang relevan (BFI-44; kredit kursus gkan dibandingk
anak (Riek & terkait dengan emosi, Benet- untuk orientasi dengan cir
Mania, 2012 ) pelanggaran. yang mungkin Martinez & mengambil fundamental kepribadia
Kedua, memainkan John, 1998) bagian menuju at sederhan
kemampuan karena ini peran-peran - Kuesioner dalam pelarian dan (menjelask
orang untuk adalah penting dalam rasa syukur penelitian penghindara sekitar 2%
memaafkan konstruksi mendorong (GQ-6; ini. Usia n. Satu varians).
akan yang lebih pertumbuhan McCullough rata-rata penjelasan
mempengaruh baru, tidak dan et al. 2002 adalah21,97 yang masuk Ada
isebagian ada yang pemeliharaan - Tes tahun ( SD = akal adalah kemungkin
didorong oleh sebelumnya pribadi orientasi 5,71). bahwa bahwa
kemampuan penelitian hubungan hidup yang Semua mata setelah kekuranga
emosional telah meneliti yang saling direvisi pelajaran pelanggaran, lebih besar
18
mereka untuk hubungan mendukung - Skala diinformasik korban danhubung
berhasil kemampuan (Mayer & motivasi an di kelas dengan yang lebih
mengelola EI (dinilai Salovey, interpersonal bahwamerek kemampuan dengan mo
emosi negatif dengan 1997). terkait a akan EI yang interperson
setelah ukuran pelanggaran diminta tinggi dapat bisaberasa
pelanggaran. kinerja) untuk Di antara (TRIM;McC untuk berubahsing batasan
dua aspek empat ullough berpartisipas kirkan jangkauan
yang berbeda kemampuan dkk., 1998 ) i dalam studi kemarahan variabilitas
dari inti EI yang penelitian mereka dari terbatas da
pelanggaran diusulkan oleh personal-dan balas kemampua
motivasi Mayer dan emosi, dan dendam dan EIkarena
interpersonal Salovey informed gunakan itu pemilihan
yang (1997) , consent untuk bahan relatif mud
berhubungan kemampuan diperoleh bakar yang terdidik da
dengan di luar mengelola lebih besar-samp
apa yang emosi adalah sosialreaksi mahasiswa
diperhitung- diharapkan yang sarjana
kan karena paling kuat disesuaikan perempuan
pengaruh terkait dengan seperti
sifat-sifat pelanggaran penghindara Saran:
kepribadian, terkait n ( Crossley,
Studi lebih
rasa syukur motivasi 2009 ). lanjut haru
dan interpersonal, secara emp
optimisme. sesuai dengan Hasil ini mengujida
temuan memberikan hubungan
sebelumnya bukti awal khusus ant
dengan bahwa sensitivitas
kriteria fungsi hubunganant emosional
19
sosial yang ara rasa danmotiva
relevan syukur dan interperson
( Mayer, optimisme pada orang
Roberts, & dan motivasi sangat cerd
Barsade,2008 untuk secara
) membalas emosional,
dendamjelas kus pada
Badan berkurang dimensi EI
penelitian setelah terpisah.
yang baru kemampuan
muncul telah EI Studi harus
menunjukkan diperhitungk memeriksa
bahwa orang an, sejauh man
yang cerdas saranbahwa kemampua
secara beberapa menjelaska
emosional variasi unik ans spesifi
(terutama dalam tidak tump
mereka yang motivasi tindih dala
dengan skor untuk fungsi
mengelola membalas interperson
emosi yang dendam kator yang
lebih tinggi) adalahditent mengendal
melaporkan ukan oleh potensi lain
interaksi yang keterampilan relevan dan
lebih positif yang lebih bany
tindakan dan berhubungan lagidimens
lebih sedikit dengan baru-baru
konflik emosi orang. seperti rasa
20
dengan teman syukur atau
dibandingkan emuan optimisme
dengan mendukung Memberik
mereka yang gagasan bukti empi
memiliki EI bahwa yang
yang lebih karakter menjanjika
rendah( Mayer psikologis e untuk
et al., 2008 ), positif kontribusi
yang initeristik karakterist
seharusnya (yaitu psikologis
menghasilkan kemampuan positifdala
peningkatan EI, rasa kaitannya
disposisi syukur dan dengan
untuk optimisme) pengampu
memaafkan. mungkin interperson
melibatkan beberapa b
hubunganber harus diaku
bagi proses
emosional Mengenda
dan kognitif karakterist
secara aktif, psikologis
untuk positif
beberapating lainnya,ora
kat, dengan sko
beberapa tinggi dala
varians mengelola
tumpang mungkin le
tindih baik mamp
21
konseptual. mengontro
Sedangkan reaksi afek
masalahapak mereka dal
ah menanggap
kemampuan hubungan
EI memiliki interperson
validitas pelanggara
tambahan di (yaitu
atas Lima mengurang
Besarsifat motivasi b
telah dibahas
dendam) d
panjang karena itu,
lebar. intervensi
pelatihan
Di luar keterampil
variabel emosional
yang bertujuan u
diketahui, mengurang
ciri-ciri motivasi d
kepribadian untuk mem
dan dendam se
mengelola interperson
emosi masih pelanggara
penting mungkin h
dalam menekanka
memprediksi keterampil
motivasi yang berka
balas dengan
22
dendam, manajemen
menunjuk- emosi.
kan bahwa
sementara
karakteristik
disposisional
dapat
mempengaru
hi proses
pengampun-
an,bagaiman
a orang
memproses
informasi
afektif dan
menggunaka
nnya dalam
pertemuan
pribadi juga
patut
dipertimb-
angkan.
6. Lisa K. Does good Sebagian Memeriksa Pengampunan Variabel Teknik Sampel: Hasil Keterbata
Hodgson & emotion besar multi dimensi dapat bebas: analisis Ada 110 analisis: Pertama,
Eleanor H. management hubungan model peran didefinisikan manajeme data: responden Temuan sementaram
Wertheim aid forgiving? akhirnya yaitu sebagai n emosi Regresi yang laporan diri menunjukka teoritis dib
Multiple menghadapi kemampuan kecenderunga dan dilaporkan (34 laki-laki, n bahwa secara beru
dimensions of konflik mengelola n untuk pengampu dalam artikel 76 kemampuan dengan
23
empathy, tertentu, di emosi dan terlibat dalam nan diri ini adalah perempuan;u untuk manajemen
emotion mana salah empati prosesmelepas sendiri dan dilakukan sia rata-rata mengelola emosiment
management satupihak kecenderung- kan emosi, orang lain pada set data = 38,73, SD dan mempenga
and merasa bahwa an bermain pikiran, dan peserta = 15,39) memperbaik empati yan
forgiveness of pihak lain dalam perilaku Variabel penuh ( N = i emosi pada gilira
self and telah disposisi negatif terikat: 110), meramalkan mempenga
others berperilaku untuk terhadap Efek namun, itu disposisi pengampu
dengan cara memaafkan pelanggar(mu Mediasie harus yang lebih studi ini
yang orang lain ncul sebagai empati mencatat besar untuk sebenarnya
menyakitkan yang telah respons multidi- bahwa memaafkan, i pada satu
atau tidak bertindak terhadap luka mensi analisis dan waktu, seh
adil.Dalam dalam cara interpersonal), berjalan pengambilan hubungan
beberapa yang dan hanya perspektif tersebut be
kasus menyakitkan mengubahnya menggunaka itu korelasion
pelanggaran dan dalam menjadiemosi, n peserta memediasi h karena it
dapat disposisi pikiran, dan yang orang hubungan diperlukan
menyebabkan untuk perilaku yang penting antara penelitian
keluhan yang memaafkan lebih positif lainnya data manajemen lanjut deng
kuat yang diri sendiri (Thompson et yang emosi dan mengguna
antar-lebih setelah al., 2005). disediakan pengampuna metode
dengan seseorang ( N = 104) n orang lain. eksperimen
hubungan. bermusuhan Salah satu mereplikasi dan
terhadap teori yang semua analisis prospektifm
Disposisi orang lain. berpengaruh temuan yang korelasional e untuk
untuk formulasi signifikan. individu memungki
memaafkan Menguji telah menjadi yang kesimpulan
diri sendiri apakah model proses Alat ukur: mendapat lebih kuat
tampaknya temuan Enright dan - Skala skorlebih dicapai ten
24
bergunahasil; berdasarkan Fitzgibbons Meta-Mood tinggi pada perintah
misalnya, laporan diri (2000) dari Sifat langkah- efek.Misal
telah responden pengampunan, (TMMS; langkah penelitian
berkorelasi akan yang Salovey, memperhati melacak ar
dengan dikonfirmasi menjelaskan Mayer, kan emosi, alami dari
kepuasan oleh laporan apa yang perlu Goldman, menjadi tanggapan
hidup yang signifikan terjadi agar Turvey,& jelas tentang individupe
lebih orang lain. pengampunan Palfai, 1995) mereka aran
besar,depresi dapat diambil - Indeks emosi, dan interperson
dan tempat. Model Reaktivitas menjadi mana tingk
kecemasan empat fase ini Interpersonal lebih mampu dasar
yang lebih mencakup fase (IRI; Davis memperbaik manajemen
rendah pengungkapan et al., 1983) i atau emosidan e
yang mencakup mengatur dapat digu
Fokus artikel melibatkan: tigasubskala emosi untuk
ini adalah menghadapi empati . mereka, juga mempredik
pada rasa sakit - Skala Sifat skor lebih peningkata
tanggapan emosional Pemaaf tinggi pada pengampu
individu yang akibat (TFS; Berry, disposisi ataswaktu.
merasa pelanggaran; Worthington untuk Selain itu,
terluka,khusus sebuah fase , O'Connor, memaafkan penting un
nya tentang keputusan di Parrott, & orang lain. menilai ap
bagaimana mana korban Wade, 2005) Selain itu, peningkata
kemampuan menyadari menilai ini hubungan ambilan
individu bahwa disposisi prediktif perspektif
dalam keputusan untuk dikonfirmasi terhadap p
mengelola untuk memaafkan. ketika diikuti oleh
emosinya memaafkan - Subskala menggunaka peningkata
25
danempati mungkin Diri dari n data memaafka
berhubungan secara pribadi Skala berdasarkan atau apaka
dengan bermanfaat; Pengampuna signifikan- sebaliknya
memaafkan suatu fase n Heartland laporan lain adalah kas
orang lain. pekerjaan di (SHFS; tentang Kedua, sam
mana Thompsonet peserta, perlu diper
Fokus kedua reframing al., 2005) sangat ke keragam
adalah pada memfasilitasi menilai mendukung budaya yan
memaafkan- perspektif pengampuna hubungan lebih luasd
ness diri, taking,empati n diri setelah ini. kelompok
untuk dan kasih pelanggaran
memeriksa sayang; dan Data Saran:
apakah fase hasil di partisipan mengekspl
variabel mana korban dan data makna
disposisi yang memperoleh signifikan memaafka
sama beberapa lainnya juga sendiridari
memprediksip kelegaan keduanya perspektif
emaafan diri emosional, menunjukka individu da
dan lebih jauh dan yang n bahwa pengamat,
apakah dapat disposisi memeriksa
pemaafan diri meningkatkan untuk ngan antar
mendorong relasi terhadap memaafkan pengampu
pemaafandari orang lain. orang lain diri dan or
yang lain. dikaitkan lain, dan u
Kemampuan dengan dua lebih
Sebagian untuk bentuk mengekspl
besar studi mengelola empati: ubungan ti
pengampunan emosi Pengambilan balik antar
26
telahhanya seseorangmew perspektif manajemen
berdasarkan akili yang lebih emosi, emp
laporan diri, komponen besar dan dan
yang mungkin tingkat tinggi kecenderung pengampu
bias karena dari apa yang an yang am hubung
keinginan kadang- lebih rendah antar priba
sosialatau kadang untuk
pelaporan disebutkecerd menjadi
yang tidak asan secara
akurat; bias emosional pribadi
ini mungkin (Mayer, tertekan
secara khusus Salovey, & tentang
diharapkan Caruso, 2004), kesulitan
untukterjadi yang orang lain.
jika seorang melibatkanke
individu tidak mampuan Sehubungan
memiliki untuk dengan
kesadaran diri mengenali, pemaafan
dari mengasimilasi diri, temuan
pengalaman , memahami, korelasi
emosional dan mengatur menunjukka
mereka. emosi. Ituyang n bahwa
merupakan untuk baik
Mengingat manajer emosi partisipan
peran penting yang terampil maupun
yang pertama-tama kumpulan
dimainkan memperhatika data penting
emosi dalam n pengalaman lainnya,
27
pengampunan, emosional perhatian
itu,tampaknya mereka.ence, pada emosi,
kemampuan yang dapat dan ke
umum untuk menyebabkan tingkat yang
mengelola kejelasan lebih besar,
emosi tentang emosi kejernihan
mungkin yang sedang emosi dan
pentingdalam dialami.Akhir kemampuan
proses nya, manajer untuk
pengampunan. emosi yang memperbaik
Kemampuan terampil i emosi
untuk mampu adalah
mengelola mengatur dan terkait
emosi bekerja dengan
seseorangmew melaluiemosi pengampuna
akili mereka n diri yang
komponen bukannya lebih besar.
tingkat tinggi kewalahan
dari apa yang oleh mereka
kadang-
kadang disebu
28
II.5. Kerangka Konseptual
hubungan sosial mereka dengan dunia luar selain dengan keluarganya. Namun
situasi yang mengecewakan ataupun menyakitkan. Tidak semua orang mau dan
mampu secara tulus memaafkan dan melupakan kesalahan orang lain demikian
halnya mahasiswa.
termotivasi dalam niat baik, dan keinginan untuk berdamai dengan pelanggar,
membina hubungan dengan orang lain yang berarti sanggup berinteraksi dengan
baik, mampu memahami emosi orang lain dengan baik, dan mengelola emosi hal
mampu untuk memahami emosi diri sendiri dan orang lain, mampu mengontrol
1
memahami emosi diri sendiri dan orang lain, sehingga hal ini akan memudahkan
dan juga naluri moral. Kemudian kecerdasan emosi mencakup pada pengendalian
tinggi akan menjaga hubungan baik, sehingga dapat menanggulangi emosi mereka
sendiri dan merespon dengan benar emosinya untu orang lain. Kemudian
misalnya permusuhan, ketakutan dan hal tersebut juga akan berakibat pada
benci, dan meledak-ledak yang terjadi pada orang yang telah mengalami peristiwa
yang perih, mengiris, dan melukai hati disebut dengan unforgiveness. Seseorang
dengan orang yang telah menyakitinya. Oleh karena itu remaja memerlukan
2
Kecerdasan Emosional Forgiveness
II.6. Hipotesis
3
BAB III
METODE PENELITIAN
pada subjek penelitian yang dapat bervariasi secara kuantitatif atau secara
disesuaikan dengan teori Goleman (2000) yang mengacu pada aspek (a)
mengenali emosi diri, (b) mengelola emosi, (c) memotivasi diri sendiri, (d)
1
III.2.2. Forgiveness
Sikap memaafkan merupakan terlepas dan terciptanya hubungan yang
motivasi untuk balas dendam. Yang akan diukur menggunakan konsep teori
menurut McCullough yang mengacu pada aspek (a) Avoidance Motivations, (b)
Nommensen Medan.
terdiri atas subjek atau objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
2
III.4.2. Sampel
Menurut Sugiyono (2019) sampel adalah bagian dari jumlah dan
penentuan sampel yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael, dengan tingkat
jumlah sampel dikarenakan jumlah populasi yang besar. Maka jumlah sampel
yang digunakan berdasarkan table adalah sebesar 263 orang. Jumlah ini
bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata
Keterangan :
3
Ni= jumlah populasi tiap fakultas
diminta untuk memilih salah satu jawaban sesuai dengan karakteristik dirinya
dengan cara memberi tanda silang (x). Skala psikologi adalah suatu prosedur
4
Pengukuran kecerdasan emosional menggunakan skala model Likert yang
Skala Likert merupakan metode skala bipolar yang mengukur tanggapan positif
Sangat setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).
5
III.5.2. Skala Forgiveness
Pengukuran forgiveness menggunakan skala model Likert yang
yaitu Sangat setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak
berikut :
data yang telah terkumpul tanpa membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum
pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yakni uji normalitas dan
6
III.6.1. Uji Asumsi
nilainya lebih besar dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa distribusi data
7
DAFTAR PUSTAKA
1
Kusprayogi, Y., & Nashori, F. (2017). Kerendahhatian dan pemaafan pada
mahasiswa. Psikohumaniora: Jurnal Penelitian Psikologi, 1(1), 12-29.
Lestari, P., Wardani, K. R. I., & Arum D., A. (2020).Hubungan antara
Kecerdasan emosi dengan Perilaku Memaafkan pada Mahasiswa.
Yogyakarta: Fakultas Psikologi Mercu Buana
Manik, R. (2017). Teknik Cognitive Restructuring Untuk Meningkatkan
Kecerdasan Emosi dan Forgiveness. Jurnal Masalah Pastoral, 5(2), 9-9.
McCullough, M. E., Luna, L. R., Berry, J. W., Tabak, B. A., & Bono, G.
Transgression-Related Interpersonal Motivations Inventory--Revised.
Emotion.
McCullough, M. E., Worthington, Everentt L., Rachal, Kenneth. (1997).
Interpersonal forgiving in close relationship.Journal of personality and
social psychology.
McCullough, M.E., Rachal, K.C., Sandage, S.J., Worthington, E.L., Brown, S.W,
& Hight, T.L. (1998). Interpersonal Forgiving in Close Relationship: II.
Theoritical Elaboration and Measurement. Journal of Personality and
Social Psychology, 75(6), 1586-1603.
Mugrage, M. S. (2014). The relationship between emotional intelligence and
forgiveness (Doctoral dissertation, The Chicago School of Professional
Psychology).
Munthe, R, U, N. (2013). Perbedaan Forgiveness Ditinjau Dari Tipe Kepribadian
Remaja yang Orang Tuanya Bercerai di Kecamatan Medan
Timur.Skripsi Universitas Medan Area.
Nashori, F. (2016). Meningkatkan kualitas hidup dengan pemaafan. Unisia, (75),
214-226.
Nashori.F. (2008).Psikologi Sosial Islami. Bandung: PT Refika Aditama.
Paramitasari, R., & Alfian, I. N. (2012).Hubungan antara kematangan emosi
dengan kecenderungan memaafkan pada remaja akhir.Jurnal psikologi
pendidikan dan perkembangan, 1(2), 1-7.
Purba, Anselma Tesalonika D.B, & Kusumawati Ratriana Y.E, (2019). Hubungan
antara Kecerdasan Emosi dengan Forgiveness pada Remaja yang Putus
Cinta Akibat Perselingkuhan.Jurnal Psikologi Konseling, 14(1).
Rey, L., & Extremera, N. (2014). Positive psychological characteristics and
interpersonal forgiveness: Identifying the unique contribution of emotional
intelligence abilities, Big Five traits, gratitude and optimism. Personality
and Individual differences, 68, 199-204.
Santrock, W. J. (2003). Adolescence, perkembangan remaja. Jakarta: Erlaangga.
2
Siringoringo, Suryono B. (2012). Demonstrasi yang berujung Anarkis tidak
dibenarkan tapi tidak bisa disalahkan. Kompasiana.com. Diakses dari
https://www.kompasiana.com/suryono.briando/550f36e0813311bb2cbc68
20/demonstrasi-yang-berujung-anarkis-tidak-dibenarkan-tapi-tidak-bisa-
disalahkan.
Sugiyono, (2013).Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif kualitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sujarweni, V. W. (2014). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Sumiati I.,& Sandjaja S.S. (2013). Hubungan antara Memaafkan dengan
Kematangan Diri pada Remaja Akhir.Jurnal NOETIC Psychology,
3(2).
Utami, Deassy Arifianti. (2015). Kepercayaan Interpersonal dengan Pemaafan
Dalam Hubungan Persahabatan.Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan. Vol. 03,
No. 01
Wahyuni, N. S. (2015). Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan
Memaafkan Pada Mahasiswa di Fakultas Psikologi Universitas Medan
Area (Doctoral dissertation, Universitas Medan Area).
Widasuari, D., & Laksmiwati, H. (2018). Hubungan antara Kematangan Emosi
dengan Forgiveness pada Mahasiswa Psikologi Universitas Negeri
Surabaya. Character: Jurnal Penelitian Psikologi., 5(2).
Worthington, E.L, Wade. (1999). The Pyramid Mode of Forgiveness. Some
Interdeplinary Speculation about Forgiveness.Philadelphia : Templetion
Press.
Wulandari, I., & Megawati, F. E. (2020, January). The role of forgiveness on
psychological well-being in adolescents: A review. In 5th ASEAN
Conference on Psychology, Counselling, and Humanities (ACPCH 2019)
(pp. 99-103).Atlantis Press.