TB 2 - Gabriel Timothy N., M. Rizqy Octavian - Kode Etik Psikologi - Senin
TB 2 - Gabriel Timothy N., M. Rizqy Octavian - Kode Etik Psikologi - Senin
TB 2 - Gabriel Timothy N., M. Rizqy Octavian - Kode Etik Psikologi - Senin
W611700034 /
KODE ETIK
PSIKOLOGI
Judul Tugas
Tugas 1. Penerapa Kode Etik Psikologi
Abstrak
Jenis Tugas
Individual/ Kelompok
Durasi/Tempo (Minggu)
Diberikan: awal semester
Mingguan
Batas Akhir Pengumpulan: Pertemuan ke 10
Penilaian
Bobot Persentase Tugas
30%
5. Mampu menjelaskan kode etik psikologi tentang Asesmen, intervensi, psikoedukasi, serta Konseling
Psikologi dan Terapi Psikologi
6. Mampu menganalisa berbagai permasalahan yang terkait dengan pelanggaran kode etik psikologi
serta konsekuensinya
Apakah ada penambahan waktu? tidak Pengurangan keterlambatan Pengurangan: Nilai Akhir:
Kesepakatan pengumpulan: pengumpulan:
Tanda tangan
Bagian ini digunakan untuk memberi umpan balik atau informasi lain:
KRITERIA DAN SKALA PENILAIAN
PROGRAM SARJANA (S1)
Skenario
Jawablah soal dibawah ini dengan lengkap, tepat dan jelas
Pertanyaan Tugas
Dalam tugas 2 ini Anda diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan
lenkap, tepat dan jelas. Tugas boleh dikerjakan secara kelompok, namun tidak boleh ada
kelompok yang sama persis jawabannya oleh karena itu kelompok diminta menyertakan cek
plagarism. Setiap anggota kelompok wajib menjawab bagian dari soal misal penjelasan atau
contohnya.
Pertanyaan 1 a. Jelaskan hal – hal yang boleh/wajib dilakukan dan tidak boleh Nilai
dilakukan oleh Psikolog dan ilmuwan Psikologi terkait Pendidikan 12.5
dan/atau Pelatihan menurut kode etik Psikologi Indonesia
(sebutkan juga pasalnya yang mendukung pernyataan saudara,
bukan kopi paste pasal namun jelaskan)
Nama : Gabriel Timothy Noel 46120010180
Jawaban:
b.Berikan contohnya
Nama : Muhammad Rizqy Octavian (46120010056)
Contoh:
Pertanyaan 2 a. Jelaskan hal – hal yang boleh/wajib dilakukan dan tidak boleh Nilai
dilakukan oleh Psikolog dan ilmuwan Psikologi terkait Penelitian 12.5
dan Publikasi menurut kode etik Psikologi Indonesia (sebutkan
juga pasal yang mendukung pernyataan saudara, bukan kopi
paste pasal namun jelaskan)
Nama : Muhammad Rizqy Octavian (46120010056)
Jawaban :
b.Berikan contohnya
Nama : Gabriel Timothy Noel 46120010180
Contoh:
Seorang ilmuwan Psikologi sedang melakukan penelitian mengenai
pengaruh efektivitas tidur terhadap konsentrasi mahasiswa di kelas,
dikarenakan kurangnya partisipan ilmuwan Psikologi tersebut
memaksa beberapa orang yang sudah dikenal untuk menjadi
partisipan serta tidak memberitahu konsekuensi dari penelitiannya.
Akhirnya partisipan-partisipan tersebut ikut karena selalu dipaksa oleh
ilmuwan Psikologi namun karena terpaksa, secara tidak tersengaja
penelitian tersebut tidak valid. Karna penelitian tersebut harus
diselesaikan secepat mungkin. Peneliti tersebut melakukan
manipulasi terhadap data penelitian yang dibuat.
Alasan
Karena ilmuwan Psikologi ataupun Psikolog seharusnya menghindari
segala bentuk paksaan kepada partisipan yang ikut pada
penelitiannya dan seharusnya seorang ilmuwan Psikologi haruslah
menjunjung tinggi kode etik Psikolog. Pada pasal 49 ayat 1 d
mengatakan bahwa ilmuwan Psikologi haruslah menghindari segala
macam bentuk pemaksaan agar partisipan untuk ikut serta pada
penelitian yang dilakukan dan juga wajib untuk memberitahu resiko-
resiko yang ada pada penelitian yang dilakukan. Jelas disini SANGAT
melanggar apa yang sudah dikatakan pada pasal 49.
Selain itu peneliti tersebut melanggar pasal 50 ayat 1 dimana
menutupi informasi dari informasi yang akan memungkinkan untuk
terjadi cedera fisik dan juga pengalaman yang membuat emosional
secara negatif terpancing. Informasi tersebut seharusnya dikatakan
oleh peneliti, namun pada contoh diatas dikatakan bahwa peneliti
malah menutupi kemungkinan-kemungkinan tertentu yang akan
terjadi.
Alasan
Pada contoh diatas Psikolog Forensik tersebut tidak bertanggung
jawab untuk membantu proses peradilan pidana pada kasus
persidangan yang dimana seharusnya Psikolog Forensik harus peduli
terhadap hukum dan dapat untuk menegakan hukum yang ada serta
tidak mentoleransi kejahatan yang dilakukan. Psikolog pada contoh
sangat jelas sekali tidak menjunjung tinggi sikap untuk menegakan
hukum dan kebenaran. Psikolog Forensik tersebut juga tidak
memberikan kesaksiaan yang jujur pada saat pengadilan, ini sangat
bertentangan dengan isi pasal 59 ayat 1 yang dimana mengatakan
bahwa seharusnya memberikan kesaksian yang benar untuk
menegakan keadilan
Pasal 57 : Kompetensi
Hal-hal yang harus/boleh dilakukan Psikolog atau ilmuwan Psikologi :
Psikolog atau Ilmuwan Psikologi forensik wajib untuk memiliki
kompetensi sesuai dengan standar psikologi forensik, memahami
sistem hukum yang ada di Indonesia serta melandaskan
pekerjaannya pada kode etik psikologi.
Psikolog harus melandaskan pada standar pemeriksaan psikologi
sesuai dengan kode etik psikologi dalam menjalankan tanggung
jawabnya.
Ilmuwan psikologi forensik wajib memiliki pemahaman terkait
dengan sistem hukum di Indonesia dan bekerja berdasarkan kode
etik psikologi terutama yang terkait dengan penelitian dalam
melakukan penelitian yang terkait dengan aspek-aspek psikologis
manusia dalam proses hukum .
CONTOH KASUS
Hamid adalah seorang Psikolog muda yang mencoba masuk ke ranah
Psikologi Forensik dan sedang menangani kasus pembunuhan
misterius. Tanpa kompetensi yang memadai, ia tetap melanjutkan
kasus tersebut. Suatu ketika, kakak dari korban yang bernama Rian
ingin kasus adiknya melalui jalur pidana dan tersangka dapat dikenai
hukuman pidana. Akan tetapi Hamid sudah berusaha untuk
menemukan barang bukti tersangka tetapi tidak menemukan titik
terang untuk kasus tersebut dan akhirnya Hamid lepas tangan dan
menyerah dengan kasus yang ditanganinya.
Alasan :
Pasal 57 : Kompetensi
Pada pasal ini dijelaskan bahwa Psikolog atau Ilmuwan Psikologi
wajib untuk memiliki kompetensi sesuai dengan standar psikologi
forensik, paham atas sistem hukum yang ada di Indonesia serta
pekerjaannya berdasar pada kode etik psikologi. Sedangkan pada
kasus di atas, Hamid selaku Psikolog yang menangani kasus hukum,
belum memiliki kompetensi yang cukup, namun tetap menangani
kasus tersebut.
Pertanyaan 4 a. Jelaskan hal – hal yang boleh/wajib dilakukan dan tidak boleh Nilai
dilakukan oleh Psikolog dan ilmuwan Psikologi terkait Asesmen 12.5
menurut kode etik Psikologi Indonesia(sebutkan juga pasal
yang mendukung pernyataan saudara, bukan kopi paste pasal
namun jelaskan)
Nama : Muhammad Rizqy Octavian (46120010056)
Jawaban:
b.Berikan contohnya
Nama : Gabriel Timothy Noel (46120010180)
Contoh:
Seorang Psikolog yang akan melakukan akan melakukan suatu
kegiatan asesmen pada klien, namun Psikolog tersebut tidak
melakukan informed consent. Kebetulan klien tersebut mensetujui,
tetapi setelah ditengah-tengah melakukan asesmen, klien tersebut
mengundurkan diri. Karena kesal karna merasa dirinya dipermainkan,
maka Psikolog tersebut tidak lagi memperdulikan lagi mengenai
keamaanan hasil proses asesmen yang sudah terbuat hingga
akhirnya tersebar.
Melanggar pasal 64 dan 67
Alasan : Dimana Psikolog yang dicontohkan tidak memberikan
inform consent yang berarti sebenarnya tidak ada persetujuan dari
client, namun proses asesmen tetap dipaksakan berjalan yang
seharusnya dilakukan Psikolog tersebut adalah memberikan informed
consent dan juga mendapatkan persetujuan klien sebelum melakukan
proses asesmen. Selain itu proses asesmen bisa berhenti kapan saja
sesuai keputusan klien dan seharusnya Psikolog tetap menjaga
kerahasiaan hasil proses asesmen tersebut, dimana Psikolog pada
contoh sangat melanggar pasal 67 dimana menjelaskan mengenai
Psikolog wajib dalam menjaga kerahasiaan hasil asesmen klien
Nilai 12.5
Pertanyaan a. Jelaskan hal – hal yang boleh/wajib dilakukan dan tidak boleh Nilai
5 dilakukan oleh Psikolog dan ilmuwan Psikologi terkait intervensi 12.5
menurut kode etik Psikologi Indonesia (sebutkan juga pasal
yang mendukung pernyataan saudara, bukan kopi paste pasal
namun jelaskan)
Nama: Gabriel Timothy Noel 46120010180
Jawaban:
b.Berikan contohnya
Nama : Muhammad Rizqy Octavian (46120010056)
Contoh :
etik Psikologi.
Alasan :
Pada pasal 64 dijelaskan bahwa Psikolog atau Ilmuwan Psikologi
harus memperoleh persetujuan untuk melaksanakan asesmen,
evaluasi, intervensi atau jasa diagnostik.
Hal ini sesuai dengan yang dilakukan oleh Vania kepada kliennya
Raisya, ketika ia hendak melaksanakan asesmen, Vania memberikan
Informed Consent terlebih dahulu kepada Raisya.
Pertanyaan 6 a. Jelaskan hal – hal yang boleh/wajib dilakukan dan tidak boleh Nilai
dilakukan oleh Psikolog dan ilmuwan Psikologi terkait 12.5
psikoedukasi menurut kode etik Psikologi Indonesia (sebutkan
juga pasal yang mendukung pernyataan saudara, bukan kopi
paste pasal namun jelaskan)
Nama : Muhammad Rizqy Octavian (46120010056)
Jawaban:
b.Berikan contohnya
Nama : Gabriel Timothy Noel 46120010180
Contoh:
Pertanyaan 7 a. Jelaskan hal – hal yang boleh/wajib dilakukan dan tidak boleh Nilai
dilakukan oleh Psikolog dan ilmuwan Psikologi terkait Konseling 12.5
Psikologi dan Terapi Psikologi menurut kode etik Psikologi
Indonesia (sebutkan juga pasal yang mendukung pernyataan
saudara, bukan kopi paste pasal namun jelaskan)
Nama: Gabriel Timothy Noel 46120010180
Jawaban:
Pasal 73
Berbohong mengenai kualifikasi konselor dan terapis
Mengeluarkan Informed consent tidak sesuai dengan
persyaratan (tidak adanya lembar persetujuan klien, tidak ada
nya informasi mengenai prosedur konseling/terapi)
b.Berikan contohnya
Nama : Muhammad Rizqy Octavian (46120010056).
Contoh:
Ratna adalah seorang lulusan S2 psikolog telah membuka sebuah
praktek konseling, sedangkan Susi adalah seorang ibu rumah tangga
dan memiliki 2 orang anak. Susi dan Ratna merupakan teman lama
karena mereka sudah saling mengenal sejak kecil. Oleh karena itu,
Susi dan Ratna sudah saling mengenal keluarganya masing-masing.
Susi dan Ratna sudah jarang bertemu karena kesibukan mereka satu
sama lain. Suatu hari, Susi datang ke tempat praktek Ratna untuk
berkonseling mengenai masalah yang dialaminya. Ratna membantu
Susi sebagai seorang psikolog untuk membantu permasalahan yang
dialami oleh Susi tersebut. Setelah kejadian tersebut, Ratna pada
akhirnya mempunyai inisiatif untuk menemui orangtua Susi dan
menceritakan masalah yang dihadapi oleh Susi karena ia merasa
bahwa ia adalah teman dari kecil dan mengenal keluarga Susi. Ratna
menganggap bahwa tindakan yang dilakukannya sebagai niat baik
agar dapat menolong Susi sebagai teman kecilnya. Selain
menceritakan setiap permasalahan yang dialami oleh Susi, Ratna
juga menunjukkan semua dokumen konseling yang telah dilakukan,
berikut hasil test dan rekaman wawancara yang telah dilakukan
kepada orang tua Susi. Ratna melakukan semua hal ini tanpa
persetujuan dari Susi sebagai kliennya.
Melanggar :
Alasan :
Pasal 72 : Kualifikasi Konselor dan Psikoterapis
Ratna telah melanggar pasal 72 ayat 1d karena ia mengungkapkan
hasil tes dan rekaman wawancara konseling Susi kepada kedua
orang tua Susi tanpa memertimbangkan dampak buruk yang mungkin
dihadapi oleh Susi. Dengan demikian, Ratna tidak melakukan
tanggung jawabnya sebagai konselor untuk menghindari dampak
buruk akibat proses konseling yang dilakukannya bersama Susi.
Pertanyaan 8 Nilai
Sertakan cek plagiarism 30% 12.5