Pati Gula 2
Pati Gula 2
Pati Gula 2
LAPORAN PRAKTIKUM
Teknologi Pati dan Gula
(Modifikasi pati secara fisik)
Oleh:
I.2 Tujuan
Tujuan dari penyusunan laporan praktikum ini adalah :
1. Dapat menjelaskan proses modifikasi pada pati.
2. Megetahui jenis modifikasi pada pati.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pati
Pati adalah homopolimer dari glukosa yang tersintesis dalam tanaman
melalui pengikatan kimiawi dari ratusan hingga ribuan monomer glukosa yang
melibatkan berbagai enzim untuk membentuk molekul yang berantai panjang. Pati
alami tersusun dari dua macam molekul polisakarida yaitu amilosa dan
amilopektin. Amilosa merupakan polimer berantai lurus dengan ikatan α-1,4-D-
glukosa dan amilopektin yang merupakan polimer dengan ikatan α-1,4-D-glukosa
pada rantai lurusnya dan α-1,6-D-glukosa pada percabangannya. Amilopektin
merupakan penyusun utama kebanyakan granula pati. Fraksi amilosa dalam
granula pati dapat mencapai 20-30%, sedangkan amilopektinnya antara 70-80%.
Perbedaan antara amilosa dan amilopektin terletak pada pembentukan
percabangan pada struktur linearnya, ukuran derajat polimerisasi, ukuran
molekul dan pengaturan posisi pada granula pati. Amilosa dan amilopektin
berperan dalam menentukan karakteristik fisik, kimia dan fungsional pati.
Amilosa berkontribusi terhadap karakteristik gel karena kehadiran
amilosa berpengaruh terhadap pembentukan gel (Parker, 2003).
Setiap pati mempunyai sifat yang berbeda tergantung dari panjang rantai
atom karbonnya, dan ada tidaknya percabangan dalam rantai karbon tersebut.
Dalam bentuk aslinya secara alami pati merupakan butiran-butiran kecil yang
sering disebut sebagai granula. Granula pati tidak larut dalam air pada temperatur
ruangan. Dalam keadaan murni, granula pati berwarna putih, mengkilap, tidak
berbau dan tidak berasa. Adanya perbedaan karakteristik granula pati akan sangat
berpengaruh pada sifat fisik, sifat kimia dan sifat fungsional pati. Viskositas,
ketahanan terhadap pengadukan, gelatinisasi, pembentukan tekstur, kelarutan
pengental, kestabilan gel, cold swelling dan retrogradasi dipengaruhi oleh rasio
amilosa dan amilopektin serta ukuran granula pati. (Hodge dan Osman, 1976).
Berat molekul amilosa berkisar antara 105-106 dengan derajat polimerisasi
yang mencapai kisaran 500 – 6000. Banyaknya gugus hidroksil yang terdapat
dalam senyawa polimer glukosa tersebut menyebabkan amilosa bersifat hidrofilik.
Struktur molekul amilosa dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.
III.2 Prosedur
III.2.1 Pati Pragelatinisasi
1. Siapkan 30 ml larutan pati 15%,
2. Dipanaskan sambil diaduk pada suhu 60-75°C selama 30 menit,
3. Dituangkan pada loyang sehingga membentuk lapisan tipis yang merata,
4. Dipanaskan pada oven dengan suhu 60°C,
5. Setelah kering, pati yang terbentuk dihaluskan dan dihitung rendemen
yang dihasilkan,