Makalah Komunikasi Efektik Dalam Praktik Kebidanan Komunikasi Interpersonal
Makalah Komunikasi Efektik Dalam Praktik Kebidanan Komunikasi Interpersonal
Makalah Komunikasi Efektik Dalam Praktik Kebidanan Komunikasi Interpersonal
KEBIDANAN
KOMUNIKASI INTERPERSONAL
ANGGOTA KELOMPOK :
1. AYU FIROTHUL AMELIDA (202207004)
2. BELLA SILVIA (202207006)
3. ILMA WIDIYATI SAFITRI (202207024)
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA
2021/2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya
sehingga makalah Komunikasi Efektif Dalam Kebidanan ini dapat kami susun dengan baik.
Sholawat dan salam semoga tetap telimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW , yang telah
membawa manusia menuju jalan kebenaran.
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Efektif Dalam
Kebidanan. Diharapkan dengan penyusunan makalah ini pemahaman kami tentang
“KOMUNIKASI INTERPERSONAL” dapat semakin dalam. Harapan selanjutnya kami dapat
memperluas wawasan di mata kuliah Biologi Reproduksi.
Akhirnya, kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi terwujudnya
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Kemampuan berkomunikasi interpersonal yang baik dan efektif sangat diperlukan oleh
manusia agar dia dapat menjalani semua aktivitasnya dengan lancar. Terutama ketika
seseorang melakukan aktivitas dalam situasi yang formal, misal dalam lingkungan kerja.
Lebih penting lagi ketika aktivitas kerja seseorang adalah berhadapan langsung dengan orang
lain dimana sebagian besar kegiatannya merupakan kegiatan komunikasi interpersonal. Agar
komunikasi dapat berjalan lancar, maka dibutuhkan keahlian dalam berkomunikasi
(communication skill). Dan tidaklah semua orang memiliki communication skill. Banyak
orang yang berkomunikasi hanya mengandalkan gaya yang dipakai sehari-hari. Mereka
menganggap cara komunikasi yang mereka pakai sudah benar. Padahal kalau dicermati masih
banyak kesalahan dalam berkomunikasi.
1.3. TUJUAN
A. Untuk mengetahui definisi komunikasi interpersonal.
B. Untuk mengetahui apa saja persepepsi interpersonal & konsep diri dalam keahlian
komunikasi interpersonal.
C. Untuk mengetahuihubungan komunikasi interpersonal dalam komunikasi.
D. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi hubungan interpersonal dalam
komunikasi interpersonal.
E. Untuk mengetahui cara meningkatkan keahlian komunikasi interpersonal
professional.
F. Untuk mengetahui contoh komunikasi interpersonal dalam kasus kebidanan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
2.2. PERSEPSI INTERPERSONAL & KONSEP DIRI DALAM KEAHLIAN
KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Konsep diri dan Persepsi interpersonal sangat dibutuhkan untuk pencapaian dalam
kelancaran komunikasi. Orang yang lancar dalam berkomunikasi berarti orang tersebut
mempunyai keahlian dalam berkomunikasi. Persepsi interpersonal besar pengaruhnya bukan
saja pada komunikasi interpersonal, tetapi juga pada hubungan interpersonal. Karena itu
kecermatan persepsi interpersonal akan sangat berguna untuk meningkatkan kualitas
komunikasi interpersonal kita. Faktor-faktor personal yang mempengaruhi persepsi
nterpersonal diantaranya adalah pengalaman, motivasi, kepribadian, stereotyping,atribusi.
Perilaku kita dalam berkomunikasi interpersonal amat bergantung pada persepsi
interpersonal. Jadi persepsi interpersonal membawa pengaruh yang besar bagi komunikasi
interpersonal. Kegagalan komunikasi dapat diperbaiki apabila orang tersebut menyadari bahwa
persepsinya salah. Komunikasi interpersonal kita akan menjadi lebih baik bila kita mengetahui
bahwa persepsi kita bersifat subjektif dan cenderung keliru.
Konsep diri diperlukan agar kita bisa mengamati diri dan sampailah pada gambaran dan
penilaian diri kita. William D. Brooks mendefinisikan konsep diri sebagai pandangan dan
perassan kita tentang diri kita. Persepsi tentang diri ini boleh bersifat psikologi, sosial dan fisis.
Konsep diri bisa juga dijadikan alat pengukur kepercayaan diri kita.
Faktor-faktor yang mempengruhi konsep diri diantaranya adalah orang lain dan
kelompok. Ada kelomok yang secara emosional mengikat kita, dan berpengaruh terhadap
pembentukan konsep diri kita. Ini disebut kelompok rujukan. Dengan melihat kelompok ini,
orang mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan dirinya dengan ciri-ciri kelompoknya.
Pengaruh konsep diri pada komunikasi interpersonal diantaranya adalah sebagai berikut:
▪ Nubuat yang dipenuhi sendiri
Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi
interpersonal karena setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep
dirinya. Kecenderungan untuk bertingkah laku sesuai dengan konsep diri deisebut sebagai
nubuat yang dipenuhi sendiri. Sukses komunikasi interpersonal banyak bergantung pada
kualitas konsep diri yang positif atau negatif. Sebagai peminat komunikasi, sebaiknya kita
mampu mengidentifikasi tanda-tanda konsep diri yang positif atau negatif.
▪ Membuka diri
Pengetahuan tentang diri akan meningkatkan komunikasi, dan pada saat yang sama
berkomunikasi dengan orang lain meningkatkan pengetahuan tentang diri kita. Dengan
membuka diri, konsep diri menjadi lebih dekat pada kenyataan. Bila konsep diri sesuai dengan
pengalaman kita, kita akan lebih terbuka untuk menerima pengalaman-pengalaman dan
gagasan-gagasan baru, lebih cenderung menghindari sikap defensif, dan lebih cermat
memandang diri kita dan orang lain.
▪ Percaya diri
Keinginan untuk menutup diri, selain karena konsep diri yang negatif timbul dari
kurangnya kepercayaan kepada kemampuan diri sendiri. Orang yang tidak menyenangi dirinya
merasa bahwa dirinya tidak akan mampu mengatasi persoalan. Orang yang kurang percaya diri
akan cenderung sedapat mungkin menghindari situasi komunikasi. Ia takut kalau orang lain
akan mengejeknya atau menyalahkannya.
7
▪ Selektivitas
Konsep diri mempengaruhi perilaku komunikasi kita karena konsep diri mempengaruhi
kepada pesan apa anda bersedia membuka diri, bagaimana kita mempersepsi pesan itu, dan apa
yang kita ingat. (Anita Taylor 1977: 112). Dengan singkat, konsep diri menyebabkan terpaan
selektif, persepsi selektif, dan ingatan selektif.
Pragmatic model (behavioural) atau disebut juga sebagai pendekatan keras (hard approach)
atau (competence model) fokus pada perilaku tertentu yang harus digunakan oleh pelaku
komunikasi interpersonal baik sebagai pembicara maupun sebagai pendengar apabila ingin
efektif. Pendekatan ini pun menyatakan ada 5 kemampuan yang harus dimiliki, yaitu sebagai
berikut:
• Confidence (percaya diri) maksudnya adalah para pelaku komunikasi interpersonal
harus memilki rasa percaya diri secara sosial (social confidence).
• Immediacy merujuk pada situasi adanya perasaan kebersamaan antara pembicara dan
pendengar (oneness). Immediacy ditunjukan dengan sikap memperhatikan,
menyenangi, dan tertarik pada lawan bicara
• Interaction management maksudnya adalah kemampuan untuk mengontrol interaksi
demi memuaskan kedua belah pihak pelaku komunikasi.
• Expressiveness maksudnya adalah kemampuan untuk secara sungguhsungguh terlibat
dalam proses komunikasi.
• Other orientation maksudnya adalah kemampuan untuk beradaptasi dengan orang lain
selama proses komunikasi interpersonal berlangsung.
8
Butir-butir tersebut di atas menjelaskan kemampuan yang harus dimiliki agar suatu
proses komunikasi interpersonal efektif. Idealnya semua kemampuan tersebut harus dimiliki
oleh para pelaku komunikasi interpersonal. Namun De Vito (1992) memberikan peringatan
bahwa dalam menerapkan kemampuan tersebut setiap situasi komunikasi, dan aspek budaya
yang berbeda pada pelaku komunikasi. Jadi aturan-aturan komunikasi interpersonal yang
efektif tersebut harus diterapkan secara fleksibel.
Ada sejumlah model untuk menganalisa hubungan personal, tetapi dengan mengikuti ikhtisar
dari Coleman dan Hammen (1974:224-231). Model-model tersebut antara lain adalah sebagai
berikut:
✓ Model pertukaran sosial
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Orang
berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya.
✓ Model peranan masyarakat
Model peranan melihatnya sebagai panggung sandiwara. Di sini setiap orang harus memainkan
peranannya sesuai dengan naskah yang telah dibuat masyarakat. Hubungan interpersonal
berkembang baik bila setiap individu bertindak sesuai dengan ekspedisi peranan dan tuntutan
peranan, memiliki keterampilan peranan, dan terhindari dari konflik peranan dan kerancunan
peranan.
✓ Model permainan
Dalam model ini, orang-orang berhubungan dalam bermacam-macam permainan. Mendasari
permainan ini adalah tiga bagian kepribadian manusia.
✓ Model interaksional
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu sistem. Setiap sistem memiliki
sifat-sifat struktural, integratif, dan medan. Semua sistem terdiri dari subsistem-subsisitem
yang saling tergantung dan bertindak bersama sebagai suatu kesatuan.
Pola-pola komunikasi interpersonal mempuanyai efek yang berlainan pada hubungan
interpersonal. Tidak benar anggapan orang bahwa makin sering orang melakukan komunikasi
interpersonal dengan orang lain, makin baik hubungan mereka. Yang menjadi soal bukanlah
berapa kali komunikasi dilakukan. Tetapi bagaimana komunikasi itu dilakukan. Faktor-faktor
yang menumbuhkan hubungan interpersonal dalam komunikasi interpersonal adalah percaya,
kejujuran, sikap suportif.
A. Percaya (Trust)
Faktor percaya adalah faktor yang paling penting dalam menentukan efektivitas
komunikasi. Secara ilmiah percaya didefinisikan sebagai “mengandalkan perilaku orang
untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, yang pencapainya tidak pasti dan dalam situasi
yang penuh resiko” (Giffin, 1967: 224-234).
Keuntungan kita percaya pada orang lain adalah untuk meningkatkan komunikasi
9
interpersonal, karena membuka saluran komunikasi, peluang komunikan untuk mencapai
maksudnya. Ada tiga faktor utama yang dapat menumbuhkan sikap percaya atau
mengembangkan komunikasi yang didasarkan pada sikap saling percaya : menerima, empati
dan kejujuran. (Rahmat, 2007: 131)
Menerima adalah kemampuan berhubungan dengan orang lain tanpa menilai dan tanpa
berusaha mengendalikan atau sikap yang melihat orang lain sebagai manusia, sebagai individu
yang patut dihargai (Taylor, 1977: 254). Empati adalah faktor kedua yang menumbuhkan
sikap percaya pada diri orang lain. Kejujuran adalah faktor ketiga yang menumbuhkan sikap
percaya dan tidak dibuat-buat. Selain ketiga faktor yang telah dikemukakan di atas, menurut
penulis ada faktor lain yang dapat menimbulkan rasa percaya, yaitu rasa tenang ketika
berbicara, dan berprasangka positif terhadap lawan bicara.
B. Sikap Suportif
Sikap suportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensif (tidak menerima) dalam
komunikasi. Jack R. Gibb (Rahmat, 2007: 134-136) menyebutkan enam perilaku yang
menimbulkan perilaku suportif :
1. Deskripsi yaitu penyampaian perasaan dan persepsi anda tanpa menilai.
2. Orientasi masalah yaitu mengkomunikasikan keinginan untuk bekerja sama
mencari pemecahan masalah.
3. Spontanitas yaitu sikap jujur dan dianggap tidak menyelimuti motif yang
terpendam.
4. Empati yaitu menghayati perasaan orang lain atau turut merasakan apa yang
dirasakan orang lain.
5. Persamaan yaitu sikap memperlakukan orang lain secara horizontal dan
demokratis.
6. Provisionalisme yaitu kesediaan untuk meninjau kembali pendapat kita, untuk
mengakui bahwa pendapat manusia adalah tempat kesalahan, karenaitu wajar
juga kalau satu saat pendapat dan keyakinannya bisa berubah.
10
2.5. CARA MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL YANG
PROFESIONAL
11
9. Empati
Orang yang memiliki rasa empati tinggi merupakan sosok tidak hanya memikirkan kepentingan
diri sendiri saja. Tinggalkan sikap egois tinggi karena hal ini hanya akan menimbulkan
kerugian baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Saat sedang ada masalah, jangan hanya
memandangnya dari sisi pendapat pribadi saja, namun juga pendapat dan perasaan orang lain.
10. Hindari Keluhan
Betapapun berat masalah yang sedang dihadapi, jangan mudah mengeluh apalagi secara terus-
terusan merengek dan minta bantuan pada orang lain. Yakinlah, setiap masalah pasti ada jalan
penyelesaiannya selama mau berusaha.
Apabila terlalu sering mengeluh, bukannya merasa iba orang justru akan kehilangan rasa
simpati kepada kita. Boleh saja mengeluh tetapi berada pada batas-batas yang saja. Jikapun
berkeluh kesah pada orang lain mintalah pendapat atau saran terbaik, tidak pasrah begitu saja.
Penjelasan:
Pada kasus diatas Ny. X meminta saran dari bidan. Hal ini terkait dengan komunikasi
interpersonal karena dalam komunikasi tersebut terdapat 2 orang yaitu bidan dan klien yang
dilakukan langsung atau tatap muka sehingga dapat menangkap reaksi verbal ataupun non
verbal dalam komunikasi. Ny X meminta pendapat bidan dan sebagai bidan kita harus
menginformasikan hal yang berkaitan dengan percaya diri dan keterbukaan tentang hal terkait.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat klien percaya sepenuhnya tentang hal yang
ingin bidan sampaikan, saat rasa percaya klien sudah tertanam penuh bidan dapat menuntun
klien dengan memberikan informasi yang terbuka serta mudah diterima. Dalam kasus
disebutkan bahwa Ny. X takut jarum suntik jadi kita sebagai bidan juga harus memiliki rasa
empati dan tidak memaksa klien untuk menggunakan Kb suntik.
Saat memberi penjelasan kepada klien lihat perubahan ekspresi klien, apakah dia sudah
benar faham atau belum. Disebutkan juga bahwa klien ke-triggered bahwasannya implant dan
IUD merupakan hal yang menakutkan, bidan disini berperan penuh untuk menghilangkan
stigma tersebut karena hal tersebut salah. Berikan alasan terbaik dan keuntungan pemakaian
implant serta IUD dengan komunikasi yang menyenangkan. Bidan juga harus mendengarkan
feedback yang diberikan klien dengan seksama agar komunikasi berjalan lancer. Gunakan alat
bantu yang bisa diperlihatkan kepada klien agar lebih memudahkan pengambilan keputusan,
misalnya menggunakan gambar atau video pemasangan implant atau IUD juga bisa
memberikan gambar secara langsung bentuk implant dan IUD agar klien merasa yakin. Berikan
asupan kata-kata postif agar klien dapat menentukan keputusannya dengan yakin tanpa paksaan
12
dari bidan. Jika keputusan sudah diambil berikan tepuk tangan atau acungan jempol sebagai
bentuk apresiasi bahwasannya keputusan yang telah klien buat benar serta hargai keputusan
klien. Usap lengan klien untuk untuk memberi contoh tempat pemasangan implant dan berikan
dukungan agar klien merasa diperhatikan dengan penuh. Jangan lupa berikan senyuman dari
awal komunikasi hingga akhir untuk memberikan rasa kesetaraan dan menghargai antar pelaku
komunikasi.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan tentang bagaimana komunikasi interpersonal dalam
konseling bidan pada komunikasi interpersonal dalam bidan;
1. Bidan telah memiliki pengetahuan yang baik tentang komunikasi interpersonal dalam
konseling, dan dengan pengetahuan yang dimilikinya bidan mampu menciptakan
komunikasi efektif sehingga dapat merubah pola pikir dan perilaku pasien tentang
pentingnya pemahaman komunikasi interpersonal
2. Bidan cukup mampu menjalankan keterampilan-keterampilan mikro melalui
komunikasi interpersonal dalam konseling. Ada 3 (tiga) keterampilan mikro penting
yang telah mereka praktekan. Keterampilan tersebut antara lain:
observasi dan menjalin hubungan baik, mendengar aktif dan bertanya efektif.
3. Komunikasi merupakan suatu sistem, sehingga gangguan komunikasi bisa saja terjadi
pada semua elemen atau unsur yang membangunnya. Keterampilan komunikasi
interpersonal dalam konseling terletak pada bagaimana bidan mengatasi situasi-situasi
sulit tersebut.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/4313/05.1%20bab%201.pdf?sequen
ce=13&isAllowed=y
https://www.academia.edu/25005212/MAKALAH_KOMUNIKASI_INTERPERSONA
L
http://repository.unib.ac.id/16825/1/Komunikasi%20antar%20pribadi.pdf
15