Krim Pepaya

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

Formulasi Sediaan Krim Pelembab Ekstrak Air Buah Pepaya

(Carica Papaya L.)

Kadek Sri Utami Ningsih(a)*, Farida Lanawati Darsono(a), Sumi Wijaya(a)


a
Fakultas Farmasi, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Surabaya, Indonesia
Buah pepaya dapat dimanfaatkan sebagai bahan pelembab karena memiliki mekanisme kerja sebagai humektan
yang mampu mengurangi terjadinya penguapan air dipermukaan kulit karena mengandung sukrosa. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh peningkatan konsentrasi ekstrak air buah pepaya terhadap evaluasi mutu
fisik, efektivitas, keamanan, aseptabilitas, serta stabilitas sediaan krim pelembab ekstrak air buah pepaya (Carica
papaya L.). Pada penelitian terdiri dari 3 formula sediaan krim mengandung ekstrak dengan konsentrasi berturut-
turut 10% (formula 1), 20% (formula 2), 30% (formula 3), serta 3 formula blangko yaitu basis saja (blangko 1),
dan basis tanpa ekstrak serta tanpa bahan pelembab sintetik (blangko 2). Evaluasi yang dilakukan meliputi
parameter uji seperti uji mutu fisik yang meliputi organoleptis, pH, viskositas, tipe emulsi, daya sebar,
homogenitas, tercucikan air, dan daya lekat. Pengujian efektivitas sediaan krim ekstrak buah papaya sebagai
pelembab di permukaan kulit menggunakan metode Sorption Desorption Test secara in vitro. Pengujian
keamanan meliputi uji iritasi dan uji aseptabilitas (hedonic test). Pengujian stabilitas meliputi suhu kamar,
sentrifugasi dan cycling test. Data dianalisis menggunakan oneway ANOVA kemudian dilanjutkan dengan post hoc
Tukey. Hasil pengujian menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi ekstrak berpengaruh secara signifikan
terutama terhadap efektivitas sediaan, dimana semakin besar konsentrasi ekstrak air buah pepaya (Carica
papaya L.) yang ditambahkan maka semakin tinggi pula kemampuan melembabkan kulit serta menghasilkan
sediaan dengan pH sebesar 6,04, viskositas sebesar 159710 cps, daya sebar sebesar 3,63 cm, volume
tercucikan air sebanyak 13,48 ml, daya lekat sebesar 60,05 detik, dan stabilitas sediaan yang tetap stabil selama
penyimpanan. Formula yang terbaik adalah formula 3 dengan konsentrasi ekstrak 30%.

Kata Kunci : Carica papaya, gula, krim, pelembab

Formulation of Moisturizing Cream Containing Aquoeus Extract of


Papaya (Carica Papaya L.) Fruit
Sucrose in papaya fruit was used as a moisturizer because it has worked as humectants, which reduce water
evaporation on the surface of the skin. The purpose of this research was to determine the effect of the increasing
concentrations of water extract of papaya fruit to evaluate its physical quality, effectiveness, safety, acceptability,
and stability of the moisturizing cream water extract of papaya (Carica papaya L.). In this study, it used 3 formulas
containing the extract of papaya fruit at concentration of 10% (formula 1), 20% (formula 2), 30% (formula 3), also
blank containing base only, and base without extract and without moisturizing agent. The physical quality tests
include organoleptic, pH, viscosity test, emulsion type test, dispersive power test, homogeneity, water washed
power and adhesion test. The effectiveness of mouisturizer effect on the skin was tested with in vitro method:
Sorption Desorption Test. Savety testing include irritation test and acceptability test. The data was analyzed using
oneway ANOVA then continued with post hoc Tukey. The results showed that the increasing concentrations of the
extract provides significant effect on efectivity, wherein the greater the concentration of water extract of papaya
fruit (Carica papaya L.) were added, then the higher the ability to moisturize the skin and produce of moisturizer
cream with pH test 6.04, viscosity 159710 cps, dispersive power 3.63 cm, water washed power 13.48 ml,
adhesion 6005 second, and moisturizer cream stable during storage. The best formula is the formula 3 with a
concentration extract of 30%.

Keywords: Carica papaya, cream, moisturizer, sugar.

*Corresponding author: Fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Jl. Raya Kalisari
Selatan No. 1 Surabaya, e-mail: [email protected]

JOURNAL OF PHARMACY SCIENCE AND PRACTICE I VOLUME 6 I NUMBER 1 I FEBRUARI 2019 49


J PHARM SCI & PRACT, 2019, 6(1): 49-56

PENDAHULUAN Alat-alat gelas, mortir, stamper, neraca


Indonesia merupakan negara tropis dengan analitik (Sartorius BP 110S, Jerman), alat uji susut
paparan sinar matahari yang berlebih sehingga pengeringan (Infrared Mositurizer Balance,
berisiko tinggi terhadap berbagai kerusakan kulit. model F1-A, Jerman), alat pH meter (Methrom
Salah satu dampak dari paparan sinar matahari 620, Switzerland), Viscometer Brookfield
yang berlebih yaitu menyebabkan terjadinya (Synchro-Letic LVT, Stoughton, MA, USA), oven
penguapan air di permukaan kulit sehingga (Memmert, Germany), kertas saring Whatman,
menyebabkan kulit menjadi kering. Kulit kering penangas air.
biasanya ditandai dengan permukaan kulit yang
terasa kaku, kasar, kusam, bersisik bahkan Bahan
kemerahan (Dewi, 2010). Secara alamiah kulit Ekstrak kering buah pepaya (Carica papaya
mampu untuk melindungi diri dari berbagai L.) yang diperoleh dari PT. Natura Laboratoria Prima,
tanda-tanda kerusakan kulit dengan adanya tabir asam stearat (PT. Sumi Asih, Indonesia), setil
lemak di atas kulit yang diperoleh dari kelenjar alkohol (PT. KLK OLEO, Malaysia), trietanolamin
lemak serta adanya lapisan luar kulit yang (PT. Cortico Mulia, Indonesia), sorbitol (PT.
berfungsi sebagai sawar kulit. Namun dalam Samator Intiperoksida, Indonesia), propilen glikol
kondisi tertentu faktor perlindungan alamiah (Dow Chemical Pasific, Singapore), metilparaben
(Natural Moisturizing Factor/ NMF) tersebut (PT. Clariant Switzerland), propilparaben (PT.
tidak mencukupi. Oleh karena itu, dibutuhkan Clariant, Switzerland), natrium metabisulfit (PT.
perlindungan tambahan non alamiah yaitu Clariant Switzerland), etanol pro analisa
dengan cara penggunaan kosmetik pelembab kulit (Mallinckrodt Baker, Inc., Phillipsburg), etanol
(Wasitaatmadja, 1997). teknis 96% (CV. Solvenindo, Indonesia), Isopropil
Bahan alam yang dapat dimanfaatkan miristat (PT. KLK OLEO, Malaysia) dan akuades.
sebagai pelembab salah satunya adalah buah
pepaya. Kandungan dalam buah pepaya yang Bahan ekstrak air kering buah pepaya
dimanfaatkan sebagai bahan pelembab adalah Ekstrak kering buah pepaya diperoleh dari
kandungan karbohidrat dari golongan gula PT. Natura Laboratoria Prima, Jakarta. Buah
terutama sukrosa. Selain itu buah ini juga pepaya diekstraksi menggunakan metode perasan
mengandung berbagai gizi dan vitamin seperti dengan pelarut penyari air, setelah itu dipekatkan
vitamin A, B1 dan C yang juga bermanfaat untuk menggunakan penambahan pengisi yaitu
menangkal radikal bebas (Desai and Wagh, 1995). maltodextrin dengan perbandingan antara ekstrak
Komposisi gula dalam buah pepaya terdiri dari kering dan maltodextrin 7:3 (b/b) lalu
sukrosa 48,3%, glukosa 29,8%, dan fruktosa dikeringkan menggunakan metode spray drying.
21,9% (Inglet and Charalambous, 1979).
Kandungan sukrosa dalam pepaya memiliki Standarisasi parameter non spesifik dan
mekanisme kerja sebagai humektan sehingga spesifik ekstrak air kering buah pepaya
mampu mengikat air di udara atau lingkungan Standarisasi parameter non spesifik
serta dapat mereduksi penguapan air di kulit, meliputi pengujian kadar air, susut pengeringan,
sehingga kelembaban kulit akan terjaga dan kulit kadar abu total, kadar abu tidak larut asam dan
tidak akan menjadi kering (Lubis dkk, 2012). Pada kadar abu larut air. Standarisasi parameter
penelitian sebelumnya yang dilakukan Ferida spesifik meliputi pengujian organoleptis, sifat
(2011) dikatakan bahwa semakin tinggi fisik, kadar sari larut air dan kadar sari larut
konsentrasi ekstrak kental buah pepaya (2,5%, etanol (DitJen POM, 2000).
5%, 7,2% dan 10%) yang ditambahkan maka
kemampuan mengurangi penguapan air di kulit Penentuan identitas zat berkhasiat
juga akan meningkat. Namun, pada penelitian sukrosa secara kualitatif
tersebut sediaan krim dengan konsentrasi ekstrak Penentuan ini menggunakan metode uji
kental pepaya 7,5% dan 10% cenderung kurang Molisch dengan cara menimbang sukrosa sejumlah
stabil selama penyimpanan. Berdasarkan hal 100 mg kemudian dilarutkan dengan menggunakan
tersebut, maka pada penelitian ini akan pelarut air sebanyak 10 ml sampai larut. Larutan
digunakan ekstrak buah pepaya dalam bentuk tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan
kering yang lebih stabil serta dilakukan ditambahkan 2 ml larutan ekstrak atau sediaan
peningkatan konsentrasi penggunaan ekstrak kemudian ditambahkan 2 tetes pereaksi Molisch
buah pepaya 10%, 20%, dan 30% dengan tujuan melalui dinding tabung reaksi, selanjutnya
untuk meningkatkan kemampuan sebagai ditambahkan asam sulfat pekat sebanyak 5 ml tunggu
pelembab (mouisturizing effect) dengan hingga larutan bereaksi dan memberikan hasil yang
mengurangi penguapan air di kulit serta positif ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna
pengaruhnya terhadap sifat mutu fisik sediaan, ungu (Kumbasari, 2015).
keamanan, aseptabilitas dan stabilitas sediaan
krim pelembab ekstrak air kering buah pepaya Pembuatan sediaan krim pelembab ekstrak air
(Carica papaya L). kering buah pepaya (Carica papaya L.)
Bahan-bahan yang digunakan dalam formulasi
METODE PENELITIAN sediaan dapat dilihat pada Tabel 1. Bahan yang
Alat tergolong dalam fase minyak seperti asam stearat
JOURNAL OF PHARMACY SCIENCE AND PRACTICE I VOLUME 6 I NUMBER 1 I FEBRUARI 2019 50
Formulasi Sediaan Krim Pelembab Ekstrak Air Buah Pepaya (Carica papaya L.)

dan setil alkohol serta bahan yang tergolong fase air Selanjutnya ekstrak kering buah pepaya dilevigasi
seperti trietanolamin, sorbitol, metal paraben, dengan sisa akuades hingga homogen, kemudian
propilen glikol ditimbang dengan seksama kemudian ditambahkan secara perlahan ke dalam campuran
dilebur di atas waterbath pada suhu ±70o C. Kedua basis krim yang telah terbentuk, digerus konstan
fase tersebut dicampurkan ke dalam mortir panas hingga terbentuk massa krim yang homogen.
dan diaduk konstan hingga terbentuk massa krim.

TABEL 1. Formula Sediaan Krim Pelembab Ekstrak Air Buah Pepaya (Carica papaya L.)
Blangko
Formula 1 Formula 2 Formula 3 Blangko I
Bahan II Fungsi
(%) (%) (%) (%)
(%)
Ekstrak
10 20 30 - - Bahan aktif
pepaya
Asam stearat 12 12 12 12 12 Emulgator
Stiffening
Setil alkohol 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
agent
Sorbitol 5 5 5 5 - Humektan
Propilen glikol 3 3 3 3 - Humektan
TEA 1 1 1 1 1 Emulgator
Natrium
0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 Antioksidan
metabisulfit
Metilparaben 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18 Pengawet
Propilparaben 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 Pengawet
Aquades Ad 100 ml Ad 100 ml Ad 100 ml Ad 100 ml Ad 100 ml Pelarut

Evaluasi sediaan krim pelembab ekstrak diperoleh menunjukkan jumlah air yang hilang
air kering buah pepaya (Carica papaya dari kulit akan semakin besar pula. Semakin kecil
L.) nilai [AUC]total yang diperoleh, maka kemampuan
Evaluasi sediaan krim meliputi uji mutu kulit untuk menahan kehilangan air akan semakin
fisik yang terdiri dari pengamatan organoleptis, besar dan kemampuan melembabkannya akan
pH, tipe emulsi (Panda, 2000), viskositas (Aswal, lebih baik. Sediaan krim pelembab ekstrak air
Kalra and Rout, 2013), daya sebar (Garg et al, buah semangka pada penelitian ini dikatakan
2002), homogenitas (Voigt, 1994), tercucikan air efektif bila nilai [AUC]total formula yang
(Anggraini, Malik dan Susiladewi, 2011), dan daya mengandung ekstrak lebih kecil daripada nilai
lekat. Sedangkan uji efektivitas sediaan sebagai [AUC]total formula blangko (Barel, Paye and
pelembab menggunakan metode Sorption Maibach, 2009).
Desorption Test (SDT) dilanjutkan dengan uji Uji stabilitas fisik sediaan krim esktrak
keamanan sediaan, uji aseptabilitas sediaan dan buah pepaya meliputi pengamatan organoleptis,
uji stabilitas sediaan (Herawati, 2006; Barel, Paye pH, viskositas pada penyimpanan dengan suhu
and Maibach, 2009). 27±20 C selama 4 minggu, suhu penyimpanan 40 C
Adapun proses pengujian daya selama 24 jam, lalu dipindahkan ke dalam oven
melembabkan dengan SDT (Sorbtion Desorbtion dengan suhu 40±20 C (satu fase) dengan
Test) dimulai dengan pembuatan gel hidrofilik menggunakan metode cycling test, metode
yang mengandung CMC 3% kemudian disiapkan sentrifugasi (selama 30 menit - 3000 rpm)
membran milipore (Whatmann) yang sudah (Djajadisastra, 2004).
diimpregnasi dengan isopropil miristat selama 24
jam sampai jumlah isopropil miristat yang Metode Analisa Data Statistik
menempel pada membran milipore konstan. Hasil evaluasi sediaan selanjutnya
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan daya dianalisis menggunakan software SPSS for
pelembab sediaan krim ekstrak buah papaya windows 17.0 untuk mengetahui ada atau
tersebut dengan cara gel CMC 3% dimasukkan ke tidaknya perbedaan yang bermakna pada tiap bets
dalam cawan petri kemudian ditutup dengan dan formulanya. Metode statistik yang digunakan
membran milipore yang telah diimpregnasi dan untuk analisa data antar bets yang bersifat
diikat. Sediaan pelembab sebanyak 2 g dioleskan parametrik dengan metode Independent t test dan
merata pada permukaan membran kemudian yang bersifat non parametrik dengan metode
ditimbang. Sampel uji disimpan dalam oven yang Mann Whitney. Sedangkan data parametrik antar
diatur suhunya yaitu 32±0,5° C (Herawati, 2006). formula dengan oneway ANOVA dan non
Pada jam ke-0,5, 1, 2, dan 4 dilakukan parametrik dengan metode Kruskal Wallis (Jones,
penimbangan dan pencatatan bobot sampel uji. 2010).
Perhitungan hasil berdasarkan jumlah air yang
hilang yang ditunjukkan dengan nilai [AUC]total HASIL DAN PEMBAHASAN
dari selisih bobot sampel (g) terhadap waktu (4 Standarisasi non spesifik dan spesifik
jam). Semakin besar nilai [AUC]total yang ekstrak kering buah pepaya diperoleh hasil bahwa

JOURNAL OF PHARMACY SCIENCE AND PRACTICE I VOLUME 6 I NUMBER 1 I FEBRUARI 2019 51


J PHARM SCI & PRACT, 2019, 6(1): 49-56

ekstrak tersebut memenuhi spesifikasi yang ada krim. Pengujian dilakukan dengan menggunakan
dan dalam kondisi yang baik sehingga dapat pereaksi Molisch dan hasil pengujian
digunakan sebagai bahan baku pembuatan menunjukkan bahwa sediaan krim pelembab
sediaan krim pelembab. Hasil pengamatan ekstrak air buah pepaya positif mengandung
organoleptis sediaan dapat dilihat pada Tabel 2. senyawa aktif sukrosa yang ditandai dengan
Penentuan identitas zat berkhaziat secara terbentuknya warna ungu pada larutan ekstrak
kualitatif bertujuan untuk mengetahui keberadaan (Gambar 1).
senyawa aktif sukrosa dalam ekstrak dan sediaan

TABEL 2. Hasil Pemeriksaan Standarisasi Ekstrak Air Buah Pepaya (Carica papaya L.)
Hasil
Standarisasi Parameter Persyaratan Keterangan
Pengamatan
Non Spesifik Kadar air (%) 2,14 ± 0,1 ≤ 10% *) Sesuai
Susut pengeringan (%) 2,67± 0,03 ≤ 10% *) Sesuai
Kadar abu total (%) 0,83± 0,03 - -
Kadar abu tidak larut asam 0,19± 0,006 - -
(%) 0,46± 0,03 - -
Kadar abu larut air (%)
Spesifik Organoleptis :
- Warna Putih kekuningan Putih kekuningan**) Sesuai
- Bau Bau khas pepaya Bau khas pepaya**) Sesuai
- Bentuk Serbuk homogen Serbuk homogen**) Sesuai
Pemeriksaan pH 5,08± 0,02 5,0 – 6,5 **) Sesuai
Kadar sari larut air (%) 95,32± 0,88 - -
Kadar sari larut etanol (%) 2,26± 0,24 - -
Keterangan: *)Pustaka: Departemen Kesehatan RI, 2008
**)Pustaka: Sertifikat Analisis PT. Natura Laboratoria Prima

sediaan untuk mencegah terjadinya iritasi pada


kulit saat krim digunakan. Dimana pH ideal untuk
sediaan topikal antara 6,0-7,0 (Singh et al, 2011).
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh bahwa
kelima formula memenuhi spesifikasi yang
diharapkan yang dapat dilihat pada Tabel 3.
Peningkatan konsentrasi ekstrak berpengaruh
terhadap nilai pH sediaan krim ekstrak buah
papaya, dimana semakin banyak jumlah ekstrak
yang ditambahkan maka menyebabkan
GAMBAR 2. Hasil Penentuan Identitas Senyawa penurunan nilai pH.
Aktif Sukrosa pada Sediaan Krim Pelembab Hal tersebut disebabkan oleh nilai pH
Ekstrak Air Buah Pepaya (Carica papaya L.) ekstrak pepaya yang cenderung bersifat asam. Uji
tipe emulsi bertujuan untuk mengetahui tipe
Berdasarkan hasil pengamatan organoleptis emulsi dari sediaan yang dihasilkan. Persyaratan
yang dilakukan terhadap kelima formula sediaan umum untuk tipe emulsi sediaan krim pelembab
krim pelembab ekstrak air buah pepaya (Carica adalah tipe minyak dalam air (Lubis dkk, 2012).
papaya L.) diperoleh formula 1, 2, dan 3 memiliki Berdasarkan hasil percobaan diperoleh bahwa
warna putih kekuningan sampai orange. Hal kelima formula menunjukkan hasil tipe emulsi
tersebut disebabkan karena adanya peningkatan minyak dalam air dan memenuhi spesifikasi yang
konsentrasi ekstrak kering buah pepaya yang diharapkan. Hal ini dibuktikan dengan larutan
ditambahkan, sedangkan blangko 1 dan blangko 2 metilen blue sebagai pewarna yang larut dalam air
memiliki warna putih dikarenakan tanpa adanya mampu tersebar merata pada sediaan dan adanya
penambahan ekstrak. Hasil pengamatan penambahan ekstrak pada berbagai konsentrasi
organoleptis sediaan dapat dilihat pada Gambar 2. yang berbeda tidak mempengaruhi tipe emulsi
Pengujian pH dilakukan dengan tujuan sediaan.
untuk mengetahui derajat keasaman suatu

GAMBAR 2. Hasil Pengamatan Organoleptis Sediaan Krim Pelembab Ekstrak Air Kering Buah Pepaya
(Carica papaya L.)
JOURNAL OF PHARMACY SCIENCE AND PRACTICE I VOLUME 6 I NUMBER 1 I FEBRUARI 2019 52
Formulasi Sediaan Krim Pelembab Ekstrak Air Buah Pepaya (Carica papaya L.)

Pengujian viskositas bertujuan untuk Pengujian daya lekat bertujuan untuk


mengetahui tingkat kekentalan dari sediaan mengetahui kemampuan melekat sediaan ketika
dengan menggunakan Viscometer Brookfield. diaplikasikan pada permukaan kulit. Berdasarkan
Rentang spesifikasi yang diharapkan sesuai hasil percobaan diperoleh bahwa kelima formula
dengan persyaratan viskositas sediaan krim yang menunjukkan sediaan tidak lekat dengan waktu
baik yakni 30000-700000 cPs (Buhse et al, uji kurang dari 1 menit. Secara teoritis nilai daya
2005). Berdasarkan hasil percobaan diperoleh lekat berbanding lurus dengan viskositas sediaan
bahwa peningkatan konsentrasi ekstrak buah yang dihasilkan (Ikhsanudin, 2012). Peningkatan
papaya akan meningkatkan nilai viskositas konsentrasi ekstrak juga berpengaruh terhadap
sediaan krim. Hal ini disebabkan karena nilai daya lekat, dimana semakin tinggi
peningkatan konsentrasi ekstrak buah papaya konsentrasi ekstrak yang ditambahkan maka
yang menyebabkan jumlah air dalam sediaan juga waktu melekat dari sediaan juga semakin lama.
semakin sedikit sehingga sediaan semakin kental. Hasil pengujian dilihat pada Tabel 3.
Sedangkan formula blangko tanpa adanya Pada keseluruhan hasil evaluasi mutu fisik
penambahan ekstrak tidak terlalu mengalami formula 1, 2 dan 3 memenuhi seluruh spesifikasi
peningkatan nilai viskositas yang signifikan. yang diharapkan sehingga dapat disimpulkan
Pengujian daya sebar dilakukan untuk bahwa ketiga formula tersebut memenuhi
mengetahui kemampuan menyebar sediaan pada karakteristik sebagai sediaan krim pelembab yang
kulit saat diaplikasikan. Spesifikasi sediaan krim baik. Penentuan nilai efektivitas dilakukan untuk
pelembab adalah dapat menyebar dengan mudah mengetahui kemampuan sediaan untuk
dan merata, dengan daya sebar yang dikehendaki mempertahankan kadar air di kulit secara in vitro
untuk sediaan krim adalah 3 sampai 7 cm (Garg et menggunakan metode SDT (Sorption Desorption
al, 2002). Berdasarkan hasil percobaan diperoleh Test) dengan parameter nilai [AUC] (Barel, Paye
bahwa peningkatan konsentrasi ekstrak and Maibach, 2009; Aghace et al, 2001).
berpengaruh pada kemampuan daya sebar Penentuan nilai efektivitas dihitung berdasarkan
sediaan. Dimana semakin tinggi konsentrasi nilai [AUC]total yang ditentukan terhadap jumlah
ekstrak yang digunakan, maka kemampuan berat yang hilang saat pemanasan di oven.
menyebar sediaan krim esktrak buah pepaya juga Dimana semakin kecil persen bobot yang hilang
akan menurun. Hal tersebut dipengaruhi oleh maka efektivitas kelembabannya semakin tinggi,
viskositas sediaan, dimana semakin tinggi begitu pula sebaliknya. Berdasarkan hasil
kosnentrasi ekstrak juga menyebabkan pengujian diketahui bahwa peningkatan
peningkatan viskositas sediaan krim sehingga konsentrasi ekstrak memberikan pengaruh
kemampuan menyebar sediaan juga akan terhadap peningkatan daya melembabkan kulit.
menurun. Hasil pengujian daya sebar dapat Hal tersebut dapat dibuktikan dengan parameter
dilihat pada Tabel 3. [AUC]total dari formula yang mengandung ekstrak
Uji homogenitas bertujuan untuk dengan konsentrasi makin tinggi, maka nilai
mengetahui sediaan yang dibuat homogen atau [AUC]total makin kecil. Sedangkan daya
tidak yang ditandai dengan ada atau tidaknya melembabkan sediaan krim ekstrak buah pepaya
butiran kasar yang terlihat pada sediaan dengan parameter nilai [AUC]total bila
(Indrawati dan Sari, 2010). Pengujian dilakukan dibandingkan dengan nilai [AUC]total blangko 2
secara visual dengan mengoleskan sediaan pada (tanpa ekstrak dan humektan) dan blangko 1
kaca transparan. Berdasarkan hasil pengamatan (mengandung humektan sintetik) ternyata
yang dilakukan menunjukkan bahwa semua memiliki nilai [AUC]total yang lebih kecil, yang
formula yang dibuat memberikan hasil yang berarti sediaan krim ekstrak buah pepaya
homogen dan sesuai spesifikasi sediaan yang memiliki kemampuan mengurangi hidrasi kulit
diharapkan. Hasil pengujian homogenitas dapat lebih baik dibandingkan sediaan blangko 1 dan 2
dilihat pada Tabel 3. (Gambar 3). Hal ini membuktikan bahwa formula
Pengujian ini dilakukan dengan tujuan 3 dengan konsentrasi ekstrak tertinggi 30%
untuk mengetahui kemudahan sediaan krim memiliki kemampuan melembabkan kulit terbaik.
ekstrak buah pepaya untuk dibersihkan dari kulit Hasil pengujian efektivitas dapat dilihat pada
saat dicuci dengan menggunakan air (Anggraini, Tabel 3.
Malik dan Susiladewi, 2011). Hasil percobaan Persyaratan suatu sediaan krim yang baik
menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi adalah tidak mengiritasi (Mitsui, 1997). Iritasi
ekstrak buah pepaya akan menyebabkan sediaan ditandai adanya kemerahan, gatal-gatal, dan
krim semakin sulit dibersihkan ditandai dengan bengkak pada kulit. Berdasarkan hasil percobaan
peningkatan volume air yang dibutuhkan. Hal diperoleh bahwa kelima formula sediaan krim
tersebut disebabkan oleh peningkatan kandungan tidak menimbulkan iritasi pada kulit. Hal ini
gula di dalam ekstrak seiring dengan peningkatan menunjukkan bahwa seluruh formula sediaan
konsentrasi ekstrak sehingga sediaan krim terasa pelembab ekstrak air buah pepaya (Carica
semakin lekat di permukaan kulit. Hasil daya papaya L.) memenuhi spesifikasi yang
tercucikan air selengkapnya dapat dilihat pada diharapkan yaitu tidak mengiritasi dan aman
Tabel 3. ketika diaplikasikan pada kulit. Hasil uji iritasi
sediaan dapat dilihat pada Tabel 3.
JOURNAL OF PHARMACY SCIENCE AND PRACTICE I VOLUME 6 I NUMBER 1 I FEBRUARI 2019 53
J PHARM SCI & PRACT, 2019, 6(1): 49-56

dingin dan mudah dibersihkan. Berdasarkan hasil


pengujian, formula 3 agak kurang disukai karena
menimbulkan rasa lengket yang disebabkan
karena kandungan gula dan maltodekstrin dari
ekstrak. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel
3.
Pengujian stabilitas dilakukan untuk
mengetahui kestabilan dari sediaan selama waktu
penyimpanan. Sediaan dikatakan stabil apabila
tidak mengalami perubahan dari kondisi awal
pembuatan. Pengamatan yang dilakukan pada uji
Gambar 3. Grafik yang Menunjukkan stabilitas meliputi pengamatan organoleptis, pH
Hubungan Antara Waktu terhadap [AUC]Total yang dan viskositas. Pada pengamatan organoleptis
Dilihat dari Selisih Berat Hidro Gel yang Hilang sediaan pelembab ekstrak air buah pepaya
pada Jam ke- 0, 0,5, 1, 2 dan 4 untuk Sediaan menunjukkan tidak ada perubahan bentuk dan
Krim Pelembab Ekstrak Air Buah Pepaya (Carica bau. Pada pengujian stabilitas pH terjadi
papaya L.) penurunan nilai pH pada penyimpanan namun
Keterangan: F1 (sediaan dengan ekstrak 10%), F2 (sediaan penurunan yang terjadi tidak terlalu signifikan.
dengan ekstrak 20%), F3 (sediaan dengan ekstrak 30%), B1 Pengujian stabilitas dengan metode sentrifugasi
(basis tanpa ekstrak), B2 (basis tanpa ekstrak dan tanpa
humektan). menunjukkan tidak terjadi pemisahan fase dan
dapat dikatakan stabil dan memenuhi spesifikasi.
Uji aseptabilitas dilakukan untuk mengukur Hasil pengujian stabilitas sediaan menunjukkan
tingkat kesukaan sediaan dengan menggunakan bahwa seluruh sediaan masih dalam keadaan yang
blangko penilaian. Hasil yang diharapkan dari uji stabil dan hasil pengujian dapat dilihat pada
aseptabilitas sediaan krim pelembab adalah Gambar 4.
disukai dengan kriteria mudah diratakan, terasa

B C

Gambar 4. Hasil Pengamatan Stabilitas Sediaan Krim Pelembab Ekstrak Air Buah Pepaya (Carica papaya
L.)
Keterangan: (A) organoleptis, (B) stabilitas nilai pH sediaan, (C) stabilitas viskositas sediaan

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan pada penelitian ini mengurangi hidrasi kulit. Peningkatan
dapat disimpulkan bahwa ekstrak buah pepaya konsentrasi ekstrak buah pepaya juga
dapat diformulasikan menjadi sediaan krim berpengaruh terhadap hasil uji mutu fisik,
pelembab ekstrak air buah pepaya (Carica keamanan, aseptabilitas dan stabilitas sediaan
papaya L.) dan dengan adanya peningkatan krim pelembab ekstrak air buah pepaya (Carica
variasi konsentrasi ekstrak sebesar 10%, 20%, dan papaya L.). Berdasarkan keseluruhan hasil
30% mampu memberikan pengaruh terhadap pengujian sediaan, diketahui formula sediaan
efektivitas sediaan sebagai pelembab. Semakin yang memiliki karakteristik sediaan krim
besar konsentrasi ekstrak buah pepaya yang pelembab terbaik adalah formula 3 dengan
ditambahkan dalam sediaan krim maka akan konsentrasi ekstrak sebesar 30%.
meningkatkan kemampuan sediaan untuk

JOURNAL OF PHARMACY SCIENCE AND PRACTICE I VOLUME 6 I NUMBER 1 I FEBRUARI 2019 54


J PHARM SCI & PRACT, 2019, 6(1): 49-56

Tabel3. Hasil uji sediaan pelembab ekstrak air buah pepaya


Kriteria Uji Formula 1 Formula 2 Formula 3 Blangko 1 Blangko 2 Spesifikasi
Mutu Fisik
Organoleptis
-Warna Putih Putih Orange Putih Putih
Putih kekuningan-
kekuningan kekuningan orange
-Bau Khas pepaya Khas pepaya Khas pepaya Tidak berbau Tidak berbau Khas pepaya
-Bentuk Krim Krim Krim Krim Krim Krim
6,5±0,5
(Tranggono
pH 6,56±0,01 6,25±0,02 6,04±0,01 7,08±0,01 7,01±0,01
dan Latifa,
2007)
Minyak dalam air
Tipe emulsi Minyak dalam air Minyak dalam air Minyak dalam air Minyak dalam air Minyak dalam air
(Panda, 2000)
Viskositas 66110,00±583,33 80266,66±613,01 159710,00±519,81 65098,33±516,31 15910,00±625,43 30000-700000cps
(Bushe, 2003)
3 -7 cm
Daya sebar 5,85±0,04 4,48±0,07 3,63±0,05 6,31±0,07 6,45±0,05 (Garg et al,
2002)
Homogen
Homogenitas Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen
(Voigt, 1994)
10-20 ml
(tercucikan air)
Daya
10,30 ± 0,22 11,52 ± 0,13 13,48 ± 0,15 9,90 ± 0,14 9,40 ± 0,15 (Anggraini, Malik
tercucikan air
dan Susiladewi,
2011)
42,22 ± 008 43,52 ± 0,11 60,05 ± 0,26 6,55 ± 0,08 5,89 ± 0,11 Tidak lekat < 1 menit
Daya lekat
(detik) (detik) (detik) (detik) (detik)
Efektifitas
Nilai AUC total
sediaan mengandung
Nilai 3,14±0,01 2,83±0,12 2,46±0,06 3,76±0,04 4,28±0,03 ekstrak lebih kecil
[AUC]total (g/4jam) (g/4jam) (g/4jam) (g/4jam) (g/4jam) dibandingkan nilai
AUC total blangko
(Herawati, 2006)
Keamanan
Tidak
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Uji iritasi mengiritasi
mengiritasi mengiritasi mengiritasi mengiritasi mengiritasi
(Mitsui, 1997)
Aseptabilitas
Uji kesukaan Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai
Stabilitas
Stabil secara
Suhu kamar Stabil Stabil Stabil Stabil Stabil organoleptis, pH,
Viskositas
Stabil tidak terjadi
Sentrifugasi Stabil Stabil Stabil Stabil Stabil
pemisahan fase
Stabil tidak terjadi
Cycling test Stabil Stabil Stabil Stabil Stabil
pemisahan fase

DAFTAR PUSTAKA

Agache P., Mary S., Muret P., Matta A. M., Humbert P., 2001. Tumbuhan Obat Cetakan Pertama, Jakarta: Departemen
Assessment of the Water Content of the Stratum Corneum Kesehatan Republik Indonesia.
Using a Sorption-Desorption Test, Dermatology Unit,
Laboratory of Engineering and Cutaneous Biology, University Desai, UT., and Wagh, AN., 1995. Papaya in Handbook of Fruit
Hospital, France. Science and Technology Production, Composition, Storage,
and Processing, Marcel Dekker, Inc, New York.
Anggraini, D., Malik, M., dan Susiladewi, M., 2011. Formulasi
Krim Serbuk Getah Buah Pepaya (Carica papaya L.) sebagai Dewi, D.A.R., 2010. ‘Penambahan Saccharide Isomerates 5%
Anti Jerawat, Disertasi, Fakultas Farmasi, Universitas dalam Formulasi Pelembab Meningkatkan Hidrasi Kulit Lebih
Andalas, Padang. Tinggi Dibandingkan Pelembab Biasa’, Tesis, Sarjana Farmasi,
Universitas Udayana, Denpasar.
Aswal, A., Kalra, M., and Rout, A. 2013. Preparation and
evaluation of polyherbal cosmetic cream, Der Pharmacia Djajadisastra, J., 2004. Cosmetic Stability, Departemen
Lettre, 5(1):83-88. Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Indonesia Depok: Seminar Setengah Hari HIKI.
Barel. A. O., Paye, M., Maibach H.I. 2009. Handbook of
Cosmetic Science and Technology, 3rd ed., Informa Healthcare Ferida, T., 2011. ‘Penggunaan Sari Buah Pepaya (Carica
USA Inc, New York, USA. papaya L.) dalam Sediaan Krim Pelembab’, Skripsi, Sarjana
Farmasi, Universitas Sumatera Utara.
Buhse, L., Kolinski, R., Westenbeger, B., Wokovich, A.,
Spencer, J., Chen, C.W., Turujman, S., Gautam-Basak, M., Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S., and Sigla, A.K., 2002.
Kang, G.J., Kibbe, A., Heintzelman, B., Wolfgang, E., 2005. Spreading of Semisolid Formulation, Pharmaceutical
Topical drug classification, Int.J. Pharm., 13;295(1-2):101-12. Technology. Pharmaceutical Technology.
www.pharmtech.com
Dirjen POM, 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak

JOURNAL OF PHARMACY SCIENCE AND PRACTICE I VOLUME 6 I NUMBER 1 I FEBRUARI 2019 2


J PHARM SCI & PRACT, 2019, 6(1): 49-56

Herawati, R. 2006. ‘Pengaruh Gliserin Terhadap Stabilitas Lubis, E.S., Lubis, L.S. dan Reveny, J., 2012. Pelembab Kulit
Fisik dan Efektivias Ekstrak Kering Aloe vera Sebagai Alami dari Sari Buah Jeruk Bali [Citrus maxima(Burm.)
Pelembab dalam Basis Vanishing Cream’, Skripsi, Sarjana Osbeck], Journal of Pharmaceutics and Pharmacology,
Farmasi, Universitas Airlangga, Surabaya. 1(2):104–111.

Ikhsanudin, A., 2012. Formulasi Vanishing Cream Minyak Mitsui, T., 1997. New Cosmetic Science, Elsevier Science, The
Atsiri Rimpang Jahe (Zingiber officinale R.) dan Uji Aktivitas Netherlands, p.210-211, 342.
Repelan terhadap Nyamuk Aedes aegypti Betina, Jurnal
Ilmiah, 2(2):175-186. Panda, H., 2000. Herbal Cosmetics Handbook, Asia Pacific
Business Press, Delhi, India.
Indrawati, T., dan Sari, H.Y., 2010. ‘Pengaruh Butter Alpukat
(Avocado butter) terhadap Karakteristik Krim Pelembut tipe Singh, M., Sharma, S., Khokra, S.L., Sahu, R.K., and Jangde,
A/M’, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila, R., 2011. Preparation and Evaluation of Herbal Cosmetic
Jakarta. Cream, India, Pharmacologyonline 2:pp 1258-1264.

Inglet and Charalambous, 1979. Tropical Foods:Chemistry and Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi edisi 5.
nutrition, From Academic Press, Jakarta. Terjemahan Soewandhi, S.N., Penerbit Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Kumbasari, A., 2015. Analisis Kualitatif Kandungan Sakarida
Dalam Tepung dan Pati Umbi Ganyong (Canna Edulis Ker.), Wasitaatmadja, S.M., 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik,
Pharmaҫiana, 5(1):35-42. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta, Hal. 3,58-59, 62-63,
111-112.

JOURNAL OF PHARMACY SCIENCE AND PRACTICE I VOLUME 6 I NUMBER 1 I FEBRUARI 2019 56

Anda mungkin juga menyukai