Perkembangan Teori Organisasi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MANAJEMEN PROYEK

“PERKEMBANGAN TEORI ORGANISASI”

DISUSUN OLEH:

TIARA DWISCA NADIMISIA

NIM 2007113917

KELAS S1 TEKNIK KIMIA A

DOSEN PENGAMPU:

IDRAL AMRI, ST. MT. PhD

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS RIAU

TAHUN 2021
Perkembangan Teori Organisasi

A. Pengenalan Teori Organisasi

Menurut Calvin S. Hall dan rekannya yang bernama Gardner Lindsey (1970), teori
merupakan seperangkat konvensi atau gugus asumsi yang relevan dan tersusun secara
sistematik lalu berhubungan antara satu dengan yang lain. Gugus asumsi ini pada mulanya
diciptakan oleg para ahli teori. Sedangkan pendapat lain dari Donald J. Willower pada
tahun 1975 di buku yang berjudul “Educational Administraton; Theory, Research, and
Practice” menerangkan bahwa teori adalah tubuh yang saling berinterelasi satu dengan
yang lain dengan penjelasan yang tetap konsisten. Berdasarkan dua pendapat para ahli ini,
dapat ditarik kesimpulan arti dari teori yaitu suatu konsep yang saling berhubungan baik
itu dari asumsi maupun generalisasi yang secara sistematis menguraikan dan menjelaskan
keteraturan perilaku organisasi.

Organisasi berdasarkan pendapat dari Lubis dan Husaini (1987) dapat diartikan sebagai
suatu kesatuan sosial dari sekelompok manusia yang berinteraksi berdasarkan suatu pola
tertentu sehingga setiap anggota dari organisasi tersebut memiliki fungsi dan tugasnya
masing-masing. Organisasi merupakan suatu kesatuan yang diikat dengan tujuan yang
sama tapi tetap memiliki batas yang kelas sehingga dapat dipisahkan secara tegas dengan
lingkungan. Ada lagi pendapat lain dari Sutarto (1985) yang menyatakan bahwa organisasi
adalah sistem yang saling berpengaruh antara orang di dalam kelompok yang bekerjasama
untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi merupakan kegiatan kooperatif antara dua
orang atau lebih dimana anggota didalamnya bertugas untuk mengelompokkan, menyusun,
dan mengatur berbagai macam pekerjaan yang perlu dilakukan. Selain itu, ada juga
pendapat dari Yoseph Kingsbury dan Robert Wilcox yang dimaksud organisasi yaitu proses
pembagian tugas atau pekerjaan, megatur pegawai untuk memikul tugas di suatu badan
usaha. Organisasi ini adalah suatu susunan sistem hubungan antar satu individu dengan
individu yang lain.

Dari beberapa rumusan pengertian organisasi yang dikutip di atas, secara konseptual
Morgan dalam buku Images of Organization (1986), mengklasifikasikan organisasi seperti
citra bergerak (images in motion) yakni machine, organism, brain, culture, political system,
psychic prison, transformation, dan domination. Klasifikasi Morgen ini, secara konseptual,
tidak hanya dapat digunakan sebagai metode untuk memahami model organisasi saat ini,
tetapi juga sebagai alat penting untuk mengenali kebutuhan-kebutuhan organisasi dan
kesalahan perhitungan dalam pengembangan sebuah organisasi.

Berdasarkan pengertian dan pendapat dari beberapa ahli mengenai arti teori dan
organisasi, didapatkanlah suatu definisi baru untuk istilah teori organisasi. Teori organisasi
adalah suatu teori yang menjelaskan kegiatan dan dinamika kerjasama organisasi yang
dimana akan memberikan tuntunan dalam pengambilan keputusan berdasarkan prediksi
akibat pengambilan keputusan tersebut. Ada pula menurut Lubis dan Husaini (1987)
mendefinisikan teori organisasi adalah sekumpulan ilmu pengetahuan yang membicarakan
mekanisme kerjasama dua orang atau lebih secara sistematis untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Hakekat yang akan dibutuhkan dalam berorganisasi adalah
tingkah laku manusia yang difokuskan pada motivasi di dalam diri seseorang individu.
Teori organisasi adalah disiplin ilmu yang mempelajari struktur dan desain organisasi.
Teori organisasi menunjuk aspek-aspek deskriptif maupun perspektif dari disiplin ilmu
tersebut. Teori organisasi menjelaskan bagaimana organisasi sebenarnya distruktur dan
menawarkan tentang bagaimana organisasi bisa dikonstruksi guna meningkatkan
keefektifan organisasi. Teori organisasi jika dilihat secara logika yaitu meliputi konsep,
asumsi dan generalisasi. Fungsi teori adalah untuk menguraikan, menjelaskan, dan
memprediksi keteraturan dalam perilaku.

Di dalam suatu ikatan organisasi, terdapat beberapa perangkat komponen yang ada,
yaitu:

1. Lembaga organisasi, wadah,dan ikatan organisasi


2. Sumbaer daya (resources)
3. Metode atau strategi organisasi
4. Hubungan onterelasi dan aktivitas
5. Tujuan organisasi.

Konsep perkembangan teori organisasi pertama kali dimulai pada abad ke-18 di Inggris.
Revolusi ini pada akhirnya menybar hingga ke wilayah Atlantik dan Amerika pada perang
dunia kedua. Dampak penyebaran ini adalah mulai munculnya kekuatan mesin dan
merebaknya pembangunan sarana transportasi yang menyebabkan dibutuhkan struktur-
struktur organisasi dalam pelaksanaan tujuannya. Pabrik harus menciptakan banyak hal
yang membutuhkan proses produksi seningga mekanisme koordinasi dibutuhkan.
Perkembangan teori organisasi dimulai pada tahun 1919-an dengan lahirnya teori
manajemen ilmiah, dan berakhir pada tahun 1960-an dengan lahirnya teori modern yang
mengakomodasi segi manusia, mesin, teknologi, dan lingkungan sebagai dasar peningkatan
produktivitas organisasi. Pendekatan mutakhir untuk memahami organisasi dipengaruhi
oleh perspektif sosial kerangka kerja sistem terbuka. Evolusi atau perkembangan teori
organisasi memunculkan berbagai macam pendekatan-pendekatan yang masing-masing
dipengaruhi oleh cara yang digunakan untuk meninjau masalah organisasi. Keseluruhan
pendekatan ini bisa dikelompokkan menjadi tiga aliran utama, sesuai kurun waktu
pemunculan masing-masing pendekatan tersebut, yaitu pendekatan teori klasik, pendekatan
neo-klasik dan pendekatan modern.

B. Teori Klasik

Teori klasik biasa disebut dengan teori tradisional. Teori klasik secara umum
digambarkan dengan teoritis klasik yang sangat tersentralisasi dengan tugas yang
terspesialisasi serta dapat memberikan petunjuk mekanistik struktural yang kaku. Teori
klasik berkembang dalam tiga aliran yang dibangun atas dasar anggapan anggapan yang
sama dan mempunyai efek yang sama, yaitu teori birokrasi, teori administrasi dan teori
manajemen ilmiah. Pada dasarnya, keseluruhan teori organisasi klasik yang terdiri dari teori
birokrasi dan teori manajemen ilmiah bagi para ahli yaitu sebuah teori yang mana
menganggap bahwa organisasi adalah kegiatan formal yang sangat bergantung pada empat
kondisi, yaitu kekuasaan, saling melayani, doktrin, dan disiplin.

Perkembangan teori klasik dimulai dari terbitnya buku dengan judul “Principles of
Scientific Management” yang ditulis oleh Frederick Taylor pada tahun 1911. Buku ini biasa
lebih sering disebut dengan istilah manajemen ilmiah. Dalam buku ini, sang penulis
menyelesaikan tugas yang ada di organisasi dengan mencoba menggunakan metode ilmiah
sebagai bentuk pengaplikasian teori organisasi. Fokus utamanya dalam menyelesaikan
pekerjaan adalah dengan memilih metode yang terbaik yang mengacu pada desain
pekerjaan. Di dalam bukunya, Taylor menuliskan empat prinsip manajemen ilmiah, yaitu:

1. penggantian metode untuk menentukan elemen pekerjaan ditentukan secara ilmiah;


2. seleksi dan pelatihan pekerja secara ilmiah
3. kerja sama antara pimpinan dan bawahan untuk mencapai tujuan sesuai dengan
metode ilmiah
4. pembagian tanggung jawab yang lebih merata di antara manajer sebagai perencana
dan supervise dan para pekerja sebagai pelaksana.
Teori manajemen ilmiah masih banyak dijumpai dalam praktik-praktik manajemen
modem. Ada dua pendapat tentang manajemen ilmiah, pendapat pertama mengatakan
manajemen ilmiah merupakan penerapan metode ilmiah pada studi, analisa dan pemecahan
masalah-masalah organisasi. Sedang pendapat kedua mengatakan manajemen ilmiah
adalah seperangkat mekanisme atau teknik “bag of tricks" untuk meningkatkan efisiensi
kerja organisasi. Pengembangan manajemen ilmiah tersebut terutama tampak pada
perkembangan teknik-teknik riset operasi, simulasi, otomatisasi dan lain-lain dalam
pemecahan masalah manajemen dan organisasi.

Bagian perkembangan berikutnya dari teori klasik ditandai dengan teori administrasi.
Teori administrasi dalam periode klasik ini menekankan pada aspek makro dan praktik
langsung manajemen. Tokoh yang mempopulerkan teori administrasi pertama kali yaitu
Henry Fayol dan Lyndall Unwick dari Erpa serta James D.Mooney dan Allen Reily dari
Amerika. Teori administrasi mulai dikembangkan sekitaran tahun 1841 sampai 1925.
Pempublikasian buku “Adiministration Industrielle et Generale” yang ditulis oleh seorang
industrialis asal Perancis menjadi salah satu alasan mengapa teori administrasi dapat
berkembang di masyarakat. Dalam buku Adminisitration Industrielle et Generale
menyebutkan kegiatan industrial dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu:

1. Kegiatan-kegiatan teknikal
2. Kegiatan-kegiatan komersial
3. Kegiatan-kegiatan finansial
4. Kegiatan-kegiatan keamanan
5. Kegiatan-kegiatan keamanan
6. Kegiatan-kegiatan akutansi
7. Kegiatan-kegiatan manajerial.

Semua pelopor teori administrasi berusaha mengembangkan prinsip umum yang dapat
diaplikasikan di suatu organisasi. Fayol memberikan usulan prinsip organisasi diantaranya
yaitu pembagian kerja (division of work), wewenang (authority), disiplin (dicipline),
kesatuan komando (unity of command), kesatuan arah (unity of direction), mendahulukan
kepentingan umum di atas kepentingan pribadi (Subordination of Individual Interest to
General Interest), gaji yang sesuai dengan pekerjaan (remunerasi), sentralisasi, rantai
skalar (chain of command), tata tertib (order), keadilan (equity), stabilitas masa kerja para
pegawai (Stability of Tenur of Personel), inisiatif (inisiative), dan persatuan dalam
organisasi (esprit de corps). Henry Fayol juga memerinci fungsi-fungsi kegiatan
administrasi menjadi elemen-elemen manajernen, yang dikenal sebagai Fayol's
Functionalism atau teori fungsionalisme Fayol, yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pemberian perintah, pengkoordinasian dan pengawasan. Sedangkan James D.Mooney dan
Allen Reily pada tahun 1931 menerbitkan sebuah buku dengan judul “Onward Industry”
dengan mengangkat topik utama mengenai sistem koordinasi. Bagi mereka, koordinasi
adalah factor terpenting dalam perencanaan organisasi. Ada tiga prinsip yang harus
diterapkan dalam sebuah organisasi menurut Mooney dan Reily adalah:

1. Prinsip organisasi,
2. Prinsip Skalar dan Hirarkis, dan
3. Prinsip Fungsional.

Perlu diketahui juga bahwa dalam teori klasik juga ada istilah teori birokrasi. Kata
birokrasi mula-mula berasal dari kata legal-rasional. Organisasi itu legal, karena
wewenangnya berasal dari seperangkat aturan prosedur dan peranan yang dirumuskan
secara jelas, dan organisasi disebut rasional dalam hal penetapan tujuan dan peran
organisasi untuk mencapai tujuan tersebut.

Teori birokrasi ini dikembangkan oleh Max Weber dalam bukunya yang diberi judul
“The Prosestant Ethic a Spirit of Caphitalism”. Weber memberikan penglihatan baru dalam
teori organisasi yang fokusnya yaitu ada pada perencanaan rasional dan tujuan organisasi.
Bagi Weber, tujuan utama dari dibentuknya perusahaan yaitu adalah untuk pelayanan
ekonomis secara maksimal. Nilai ekonomis ini dikembangkan melalui aktivitas yang
dilakukan oleh para anggotanya untuk menciptakan produk atau jasa organisasi, aktivitas
tersebut kemudian menghubungkan tujuan organisasi dengan hasil yang dicapai organisasi.
Perspektif perencanaan rasional menawarkan sebuah model yang sederhana dan langsung
untuk merancang sebuah organisasi. Perencanaan organisasi dalam manajemen
menentukan tujuan-tujuan organisasi, tujuan-tujuan tersebut kemudian menentukan
pengembangan struktur, arus wewenang dan hubungan inter-relasi. Weber juga
menjelaskan mengenai karakteristik birokrasi yang disusun berdasarkan hal berikut,
diantaranya adalah:

1. Pembagian kerja
2. Hirarki wewenang
3. Program rasional
4. System prosedur
5. System aturan dan hak kewajibam
6. Hubungan antra pribadi yang bersifat impersonal

C. Teori Neoklasik

Teori klasik diasal-mulai oleh seseorang bernama Elton Mayo pada tahun 1927. Ia
membentuk suatu relasi sesama manusia dan memandang organisasi sebagai sesuatu yang
merupakan gabungan dari tugas-tugas dari sudut pandang manusia bukan mesin. Dengan
ini maka teori neoklasik secara sederhana dikenal sebagai teori hubungan manusiawi (The
human moveemnt). Anggapan dasar teori ini adalah menekankan pentingnya aspek
psikologis dan sosial karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok
kerjanya. Perkembangan teori neo-klasik dimulai dengan inspirasi percobaan-percobaan
yang dilakukan di Howthome dan dari tulisan Huga Munsterberg. Hugo Munsterberg
dikenal sebagai pencetus psikologi industri, dan tulisannya yang menonjol dalarn buku
yang berjudul Psychology and Industrial Efficiency tahun 1913. Buku ini merupakan
jembatan penting antara manajemen ilrniah dan perkembangan lebih lanjut dari teori neo-
klasik. Dalam hal ini, Munsterberg menekankan adanya beberapa perbedaan karakteristik
individual dalarn organisasi dan mengingatkan adanya pengaruh faktor sosial dan budaya
terhadap organisasi.

Percobaan-percobaan di Howthorne yang dilakukan dari tahun 1924 sampai 1932


menandai permulaan perkembangan teori hubungan manusiawi. Percobaan ini merupakan
kristalisasi teori neo-klasik. Penemuan-penemuan Howthome telah menarnbah dimensi-
dimensi baru dan essensial bagi teori organisasi. Dalam hal pembagian kerja, teori neo-
klasik telah mengemukakan perlunya hal-hal sebagai berikut:

1. Partisipasi, yaitu melibatkan setiap orang dalam proses pengambilan keputusan,


2. Perluasan kerja (job enlargement) sebagai kebalikan dari pola spesialisasi
3. Manajemen bottom-up yang akan memberikan kesempatan kepada para yunior untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan manajemen puncak.

Hawthorne mempersatukan pandangan Taylor, Fayol, dan Weber dengan kesimpulan


bahwa organisasi merupakan sistem kerjasama. Organisasi terdiri dari tugas-tugas dan
manusia yang harus dipertahankan pada suatu keseimbangan. Pendapat yang sama
dikemukakan oleh Chester Barnard, yang menawarkan ide-ide dalam “The functions of the
executive”, yaitu ia menentang pandangan klasik yang mengatakan bahwa wewenang harus
didefinisikan sesuai dengan tanggapan dari bawahan, ia memperkenalkan peran dari
organisasi informal ke dalam teori organisasi dan mengusulkan agar peran utama manager
adalah memperlancar komunikasi dan mendorong para bawahan untuk berusaha lebih
keras.

Tokoh lainnya Douglas McGregor, menyatakan bahwa ada dua pandangan tentang
manusia, teori X pandangan negative dan teori Y pandangan positif. Kesimpulannya adalah
pandangan seorang manajer tentang sifat manusia didasarkan atas pengelompokan asumsi
tertentu, dan manusia cenderung untuk menyesuaikan perilakunya terhadap bawahanya
sesuai asumsi tersebut. Dengan demikian teori Y lebih disukai dan asumsi tersebut harus
dapat membimbing para manajer dalam merancang organisasi dan memotivasi para
pegawainya.

D. Teori Modern
Teori modern muncul pada tahun 1950-an dikarenakan ada beberapa hal kejadian yang
dianggap masih belum bisa diselesaikan dengan hanya mengandalkan teori organisasi
klasik dan neoklasik. Teori organisasi modern biasa juga disebut dengan nama analisa
sistem atau teori terbuka. Teori modern ini memandang organisasi sebagai sebuah satu
kesatuan dimana unsur yang ada didalamnya saling berkegantungan. Di dalam teori
modern, hal yang dikemukakan adalah bahwa sebuah organisasi bukanlah suatu sistem
yang tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil melainkan organisasi tidak lain
adalah sistem yang terbuka. Teori modern memusatkan pandangannya pada tekanan dan
perpaduan perancangan yang menjadikannya sebagai pemenuhan suatu kebutuhan yang
menyeluruh. Teori modern lebih dinamis jika dibandingkan dengan teori klasik ataupun
teori neoklasik. Ada lebih banyak variabel yang dipertimbangkan di dalam teori modern
ini. Teori modern menyatakan bahwa kerja suatu organisasi itu sangatlah kompleks,
dinamis, multilevel, multidimensional, multivariabel, dan probabilistik.
Konsep sistem umum menjadi dasar utama analisa organisasi dalam teori modern, dan
secara ringkas kedua teori ini, baik teori modern maupun teori sistem umum mempelajari
bagian-bagian dalam keseluruhan dan pergerakan individu di dalam dan di luar sistem,
interaksi individu-individu dengan Iingkungan yang terjadi dalam sistem, interaksi diantara
individu-individu dalam sistem, dan masalah-masalah pertumbuban dan stabilitas sistem.
Teori modern menunjukkan tiga kegiatan proses hubungan universal yang selalu
muncul pada sistem manusia dalam perilakunya berorganisasi, yaitu Komunikasi, Konsep
keseimbangan, dan Proses pengambilan keputusan. Perkembangan teori organisasi yang
telah dibahas, memberikan dasar munculnya berbagai pendekatan manajemen yang
berbeda-beda, adapun pendekatan-pendekatan manajemen tersebut misalnya Pendekatan
proses, pendekatan ini disebut juga sebagai pendekatan fungsional, operasional, universal
dan tradisional. Pendekatan prilaku (behavior approach), pendekatan ini sering disebut
pendekatan hubungan manusiawi (human relation approach). Pendekatan kuantitatif
(quantitative approach) sering dinyatakan dengan istilah management science ataupun
operation research. Pendekatan sistem dan Pendekatan contingency. Teori Contingency
dibuat oleh seseorang yang bernama Woodward. Teori Contingency dibangun atas dasar
prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh pendekatan sistem. Teori Contingency melihat
teori organisasi sudah seharusnya berlandaskan pada konsep sistem yang terbuka (open
system concept). Menurut Woodward, penggunaan teknologi menuntut adanya kesesuaian
baik pada tingkat individu maupun organisasi, dimana kesesuaian ini hanya dapat
dilakukan melalui penyusunan struktur organisasi. Menurut Woodward, suatu organisasi
perusahaan atau firma secara komersial berhasil jika antara fungsi dan bentuk dari
organisasi itu bersifat saling melengkapi.
Inti dari Teori Contingency ini pada dasarnya terletak pada pandangannya dalam
melihat hubungan antar organisasi dan hubungan antara organisasi dengan lingkungannya.
Menurut teori ini, hubungan antara satu organisasi dengan lainnya maupun dengan
lingkungannya secara keseluruhan, sangat tergantung pada situasi (depens on the
situations). Pandangan yang demikian menuntut baik para ahli teori organisasi maupun para
praktisi atau manajer untuk lebih mengembangkan kemampuan beradaptasi. Teori
Contingency ini menolak prinsip- prinsip yang dikembangkan oleh para ahli teori klasik
dan menggantinya dengan pandangan yang lebih adaptif dalam memahami organisasi.
Ada beberapa hal yang mencolok di antara teori modern dengan teori klasik. Hal itu
dapat dilihat sebagai berikut:
1. Teori organisasi klasik menitikberatkan pada analisis dan deskripsi, sementara teori
organisai modern menekankan pada keterpaduan dan perancangan secara
menyeluruh
2. Teori organisasi klasik terfokus pada konsep, skalar dan hubungan vertikal,
sementara teori organisasi modern cenderung horizontal, dinamis dan multidimensi.

Anda mungkin juga menyukai