HDR - Eva Novianti - 3a

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 36

TUGAS INDIVIDU KEPERAWATAN JIWA

HARGA DIRI RENDAH


Dosen Pembimbing : Lailatul Fadilah, S.Kep., Ners., M.Kep.
Diajukan Guna Memenuhi Tugas Akademik
Dalam Mata Kuliah Keperawatan Jiwa

DISUSUN OLEH :

NAMA : EVA NOVIANTI


NIM : P27901119016
KELAS : 3A D-III KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN


JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PRODI D-III KEPERAWATAN
TAHUN 2021
LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH

I. KASUS ( MASALAH UTAMA)


Harga Diri Rendah

II. PROSES TERJADINYA MASALAH


A. Faktor Predisposisi
a. Faktor yang mempengaruhi harga diri
Meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua tidak realistis,
kegagalan yang berulang, kurang mempunyai tanggung jawab
personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak
realistis
b. Faktor yang mempengaruhi peran
Dimasyarakat umunya peran seseorang disesuai dengan jenis
kelaminnya. Misalnya seseorang wanita dianggap kurang mampu,
kurang mandiri, kurang obyektif dan rasional sedangkan pria
dianggap kurang sensitive, kurang hangat, kurang ekspresif
dibandingkan wanita. Sesuai dengan standar tersebut, jika wanita atau
pria berperan tidak sesuai lazimnya maka dapat menimbulkan konflik
diri maupun hubungan sosial.
c. Faktor yang mempengaruhi identitas diri
Meliputi ketidak percayaan, tekanan dari teman sebaya dan
perubahan struktur sosial. Orang tua yang selalu curiga pada anak
akan menyebabkan anak menjadi kurang percaya diri, ragu dalam
mengambil keputusan dan dihantui rasa bersalah ketika akan
melakukan sesuatu. Control orang yang berat pada anak remaja akan
menimbulkan perasaan benci kepada orang tua. Teman sebaya
merupakan faktor lain yang berpengaruh pada identitas. Remaja ingin
diterima, dibutuhkan dan diakui oleh kelompoknya
d. Faktor biologis
Adanya kondisi sakit fisik yang dapat mempengaruhi kerja hormon
secara umum, yang dapat pula berdampak pada keseimbangan
neurotransmitter di otak, contoh kadar serotonin yang menurun dapat
mengakibatkan klien mengalami depresi dan pada pasien depresi
kecenderungan harga diri dikuasai oleh pikiran-pikiran negatif dan
tidak berdaya.
B. Faktor Presipitasi
Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh setiap situasi
yang dihadapi individu dan ia tidak mampu menyesuaikan. Situasi atas
stressor dapat mempengaruhi komponen
Stressor yang dapat mempengaruhi gambaran diri adalah hilangnya
bagian tubuuh, tindakan operasi, proses patologi penyakit, perubahan
struktur dan fungsi tubuh, proses tumbuh kembang prosedur tindakan
dan pengobatan. Sedangkan stressor yang dapat mempengaruhi harga
diri dan ideal diri adalah penolakan dan kurang penghargaan diri dari
orang tua dan orang yang berarti, pola asuh yang tidak tepat, misalnya
selalu dituntut, dituruti, persaingan dengan saudara, kesalahan dan
kegagalan berulang, cita-cita tidak terpenuhi dan kegagalan
bertanggung jawab sendiri. Stressor pencetus dapat berasal dari
internal dan eksternal:
a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau
menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan
b. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dan individu mengalaminya sebagai frustasi
C. Jenis
a. Transisi peran perkembangan adalah perubahan normative yang
berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap
perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-
norma budaya, nilai-nilai serta tekanan untuk menyesuaikan diri
b. Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya
anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian
c. Transisi peran sehat-sakit terjadi akibat pergeseran dari sehat ke
keadaan sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh kehilangan bagian
tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi tubuh,
perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh kembang normal.
Perubahan tubuh dapat mempengaruhi semua komponen konsep diri
yaitu gambaran diri, identitas diri, peran dan harga diri
Menurut Carpenito dalam keliat (2011) perilaku yang berhubungan
dengan harga diri rendah antara lain :
a. Mengkritik diri sendiri
b. Menarik diri dari hubungan sosial
c. Pandangan hidup yang pesimis
d. Perasaan lemah dan takut
e. Penolakan terhadap kemampuan diri sendiri
f. Pengurangan diri/mengejek diri sendiri
g. Hidup yang berpolarisasi
h. Ketidakmampuan menentukan tujuan
i. Merasionalisasi penolakan
j. Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah
k. Menunjukkan tanda depresi (sukar tidur dan sukar makan)
Sedangkan menurut Stuart (2006) tanda- tanda klien dengan harga
diri rendah yaitu :
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri adalah akibat penyakit dan
akibat tindakan terhadap penyakit
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri
c. Merendahkan martabat
d. Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri
e. Percaya diri kurang
f. Menciderai diri
D. Fase – fase
Menurut Carpenito dalam keliat (2011) perilaku yang berhubungan
dengan harga diri rendah antara lain :
1. Mengkritik diri sendiri
2. Menarik diri dari hubungan sosial
3. Pandangan hidup yang pesimis
4. Perasaan lemah dan takut
5. Penolakan terhadap kemampuan diri sendiri
6. Pengurangan diri/mengejek diri sendiri
7. Hidup yang berpolarisasi
8. Ketidakmampuan menentukan tujuan
9. Merasionalisasi penolakan
10. Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah
11. Menunjukkan tanda depresi (sukar tidur dan sukar makan)
Sedangkan menurut Stuart (2006) tanda- tanda klien dengan harga
diri rendah yaitu :
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri adalah akibat penyakit dan
akibat tindakan terhadap penyakit
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri
3. Merendahkan martabat
4. Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri
5. Percaya diri kurang
6. Menciderai diri

E. Rentang Respon
F. Mekanisme Koping
Mekanisme koping :
Jangka pendek :
1. Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis :
pemakaian obat-obatan, kerja keras, nonoton tv terus menerus.
2. Kegiatan mengganti identitas sementara: ikut kelompok sosial,
keagamaan, politik.
3. Kegiatan yang memberi dukungan sementara : kompetisi olah raga
kontes popularitas.
4. Kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara :
penyalahgunaan obat-obatan.
Jangka Panjang :
1. Menutup identitas : terlalu cepat mengadopsi identitas yang
disenangi dari orang-orang yang berarti, tanpa mengindahkan
hasrat, aspirasi atau potensi diri sendiri.
2. Identitas negatif : asumsi yang pertentangan dengan nilai dan
harapan masyarakat
Mekanisme Pertahanan Ego:
Mekanisme pertahanan ego yang sering digunakan adalah : fantasi,
disasosiasi, isolasi, proyeksi, mengalihkan marah berbalik pada diri
sendiri dan orang lain.
III. A. POHON MASALAH

B. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU


DIKAJI
1. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
Subyektif :
 Mengeluh hidup tidak bermakna
 Tidak memiliki kelebihan apapun
 Merasa jelek
Obyektif :
 Kontak mata kurang
 Tidak berinisiatif berinteraksi dengan orang lain
Masalah Keperawatan Data Yang Perlu Data yang perlu
Dikaji ditambahkan
Harga Diri Rendah Status Mental Subyektif :
 Penampilan  Mengeluh hidup tidak
bermakna
 Tidak memiliki kelebihan
apapun
 Merasa jelek
Obyektif :
 Kontak mata kurang
 Tidak berinisiatif
berinteraksi dengan orang
lain

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN


Harga diri rendah
V. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Keperawatan
Harga Diri Pasien 1. Setelah 2x pertemuan SP I
Rendah mampu pasien mampu 1. Identifikasi
mengatasi menyebutkan kemampuan dan
harga diri kemampuan dan aspek aspek positif yang
rendah yang positif yang dimiliki. dimiliki pasien
dialaminya 2. Setelah 2x pertemuan 2. Bantu pasien menilai
pasien mampu kemampuan pasien
menyebutkan yang masih dapat
kemampuan yang digunakan
dimiliki dan dapat 3. Bantu pasien memilih
digunakan. kegiatan yang akan
3. Setelah 1x pertemuan dilatih sesuai dengan
pasien mampu kemampuan pasien
merencanakan 4. Latih pasien sesuai
kegiatan yang sesuai kemampuan yang
dengan kemampuan dipilih
yang dimilikinya. 5. Berikan pujian yang
4. Setelah 1x pertemuan wajar terhadap
pasien mampu keberhasilan pasien
melakukan kegiatan 6. Anjurkan pasien
sesuai jadwal yang memasukkan dalam
sudah dibuat. jadwal kegiatan
harian.
SP II
1. Evaluasi jadwal
harian pasien
2. Latih kemampuan
kedua
3. Anjurkan pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan
harian.
SP III
1. Evaluasi jadwal
kegiatan harian pasien
2. Latih kemampuan
ketiga
3. Anjurkan pasien
memasukkan dalam
kegiatan harian

VI. SUMBER
Herdman. 2011. Asuhan Keperawatan Jiwa.Yogyakarta: Nuha Medika.
Iskandar, M. D. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika
Aditama.
Keliat. 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa: edisi 2. Jakarta: EGC.
Keliat, C. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Yogyakarta:
EGC.
Prabowo, E. 2014. Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan
Jiwa.Yogyakarta: Nuhamedika.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH

SP I
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data Subjektif
Klien mengatakan bahwa dirinya orang yang tidak berguna
Klien mengatakan bahwa dirinya orang terbodoh sedunia
Klien mengaatakan bahwa dirinya tidak memiliki kemampuan apapun.
Klien mengatakan bahwa dirinya hany aseorang pengangguran.
Klien mengatakan bahwa dirinya lebih senang menyendiri.
Klien mengatakan bahwa dirinya orang paling menderita di dunia.
b. Data Objektif
Klien tampak sering menyendiri
Klien tampak berbicara dengan suara lirih dk terdengaran hampir tidak
terdengar.
Klien tampak lebih banyak menunduk ketika berbicara sambil
memainkan jari-jari dan menggigit kukunya.
2. Diagnosa Keperawatan :
Harga Diri Rendah
3. Tujuan Khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengidentifikasi kemmapuan dan aspek positif yang
dimiliki.
4. Tindakan keperawatan :
a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien
b. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat
digunakan
c. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan pasien
d. Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih
e. Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien
f. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
B. Proses Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan
1. FASE ORIENTASI
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi Bu, saya Dian Sugiharty, mahasiswi dari Poltekkes
Kemenkes Banten yang sedang praktek dirumah sakit ini?” “Nama ibu
siapa?” “Ibu lebih senang dipanggil apa?”
b. Evaluasi / Validasi
“Bagaimana perasaan ibu saat ini?” “silahkan ibu boleh cerita apa saja
kepada saya”
c. Kontrak
1) Topik
“Maukah ibu berbincang-bincang dengan saya mengenai
kemampuan yang ibu miliki dan juga hobi yang sering dilakukan
dirumah, bagaimana apakah ibu bersedia?”
2) Waktu
“Berapa lama ibu ingin berbincang-bincang?”
“Bagaimana jika 20 menit?”
3) Tempat
“Ibu ingin berbincang-bincang dimana?” “bagaimana jika kita
berbincang-bincang dikursi saja, baiklah bu”
4) Tujuan interaksi
“Tujuan kita berbincang – bincang saat ini adalah untuk mengenali
aspek positif yang dimiliki ibu”

2. FASE KERJA
“Kegiatan apa saja yang ibu lakukan jika dirumah?” “memasak, mencuci
pakaian, merapikan baju, mencuci piring, mengepel lantai. Wahh bagus
sekali, banyak kegiatan yang ibu lakukan”
“Lalu kegiatan apalagi yang ibu lakukan?” “Kalau tidak salah ibu juga
senang mencuci piring ya?” “Wah hebat sekali!”
“baik, ibu dari 6 kegiatan atau kemampuan ini yang mana yang masih ibu
kerjakan di Rumah Sakit. Coba kita lihat di daftar yah buk ( Ada 3
kegiatan yang bias dilakukan). ‘Wah bagus sekali ada 3 kegiatan yang bisa
ibu lakukan Rumah Sakit ini “.

“Sekarang coba ibu pilih satu kegiatan yang bisa ibu lakukan” “Ibu
memilih merapikan pakaian ? kalau begitu sekarang kita melakukan
latihan merapihkan pakaian ibu yah bu”

“Baik ibu, disini sudah ada 1 pakaian yang akan ibu coba rapihkan. Kita
coba yah buk, pertama coba lipat bagian kanan pakaian. Wahh bagus buk.
“Sekarang coba ibu lipat bagian kiri. Nah, sekarang kita lipat pakaian nya
menjadi 2 pakaian” “Wahh bagus sekali ibu”.

“Ibu sudah bisa melipat pakaian dengan baik, sekarang coba ibu bedakan
pakaian yang sudah dirapihkan dan yang belum, terlihat lebih rapihkan bu,
bagus sekali”

“Baik ibu, untuk kegiatan yang sudh kita lakukan hari ini kita masukan
kedalam jadwal harian ibu yah buk. Jika dalam satu hari ibu melakukan
kegiatan ini secara mandiri ibu bisa tulis dengan keterangan hurus M, Jika
ibu melakukannya dengan bantuan ibu bisa is dengan huruf B, Jika ibu
tidak melakukan kegiatan ibu bisa isi dengan huruf T”.

3. FASE TERMINASI
a. Evaluasi
1) Evaluasi klien (Subjektif)
“Untuk hari ini ibu sudah sangat bagus karena ibu sudah mau
bekerjasama dengan saya. Bagaimana perasaan ibu setelah kita
berbincang-bincang dan melakukan kegiatan sebelumnya?”
2) Evaluasi perawat (Objektif dan reinforcement
“Tolong ibu ceritakan kembali kemampuan dan kegiatan yang sering
ibu lakukan? “Bagus bu”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Baik ibu, ternyata ibu banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan
di Rumah Sakit ini, salah satunya merapikan pakaian yang sudah ibu
praktekkan dengan baik sekali”.
c. Kontrak Topik yang akan datang
1) Topik
“Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang ke-2. Ibu masih ingat
kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di Rumah Sakit selain
merapikan baju ? Yahh bagus mencuci piring. Kalau begitu kita akan
latihan mencuci piring besok”.
2) Waktu
“Jam berapa kita akan mulai mencuci piring ? Bagaimana jika jam
08.00 WIB pagi”.
3) Tempat
“Tempat untuk latihan mencuci piring besok di dapur yah buk”.
“Sampai bertemu lagi besok ya bu, Assalamualaikum

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAATAN


SP II

Masalah keperawatan : Gangguan Konsep diri (Harga Diri Rendah”


Pertemuan :2
Hari Tanggal : Sabtu, 28 Agustus 2021
SP 2 : Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan
kemampuan yang dimiliki
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Klien tampak tenang, sudah mau menghargai dirinya sendiri. Klien
mengatakan sudah mau berinteraksi dengan lingkungannya.
2. Diagnosa keperawatan :
Gangguan konsep diri (Harga diri rendah)
3. Tujuan Khusus
Klien dapat melakukan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki yang lain (yang belum dilakukan).
4. Tindakan keperawatan :
a) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
b) Melatih kemampuan kedua klien.
c) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan
harian.
B. Proses Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan
Orientasi
1. Salam terapeutik
“Selamat pagi ibu, masih ingat dengan saya ?”
2. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini ?”
“bagaimana bu apakah sudah dicoba merapikan tempat tidur tadi
pagi ? bagus”
3. Kontrak
a. Topik : “Kemarin, kita sudah janji yah bu, bahwa jam 8 pagi,
kita akan latihan mencuci piring yaitu latihan kemampuan yang
kedua, apakah ibu bersedia ?”
b. Waktu : “Berapa lama ibu punya waktu dengan saya?
Bagaimana jika 10 menit bu, apakah waktunya cukup bu ?”
c. Tempat : “Kemarin, kita sudah bicarakan yah bu, jika tempatnya
di dapur ruangan ini sehabis makan pagi, apakah masih ingat
bu ?”. “Nah baik, mari kita ke dapur di ruangan ini”.
Fase kerja
“Ibu, sebelum kita cuci piring kita perlu siapkan dulu
perlengkapannya, yaitu spon cuci piring untuk membersihkan
piring, sabun khusus untuk cuci piring, dan air untuk membilas, ibu
bisa menggunakan air yang mengalir dari kran ini, oh ya jangan
lupa sediakan tempat sampah untuk membuang sisa makanan”.
“Sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya”
“Setelah semua perlengkapannya tersedia, ibu ambil satu piring
kotor, lalu buang dulu sisa makanan yang ada di piring tersebut ke
tempat sampah, kemudian ibu bersihkan piring tersebut dengan
menggunakan spon yang sudah diberikan sabun pencuci piring,
setelah selesai disabuni bilas dengan menggunakan air bersih
sampai tidak ada busa sabun sedikitpun di piring tersebut, setelah
itu ibu bisa mengeringkan piring yang sudah bersih tadi dan
simpan di rak yang sudah tersedia di dapur, nah selesai.”
“Coba sekarang ibu yang melakukan “
“Bagus sekali, ibu dapat memperaktekkan cuci piring dengan baik,
sekarang dilap tangannya ya bu agar bersih kembali”
“Nanti coba ibu lakukan dan jangan lupa memberikan tanda MMM
(mandiri) kalau ibu lakukn tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika
diingatkan bisa melakukan dan xx (tidak melakukan), bagaimana
dapat dipahami bu?
Terminasi
1. Evaluasi
a. Evaluasi subyektif
Untuk hari ini ibu sudah bagus ya, bagaimana perasaan ibu
setelah latihan mencuci piring ?”
b. Evaluasi Obyektif
“Setelah saya ajarkan cara mencuci piring, coba ibu ulangi lagi
cara mencuci piring. Nahh bagus”
2. Tindak Lanjut
“Ternyata ibu memiliki banyak kemampuan yang dapat
dilakukan selama dirumah sakit ini. Selain merapihkan tempat
tidur yang telah ibu latih sebelumnya ibu juga mampu mencuci
piring dengan baik. Kamampuan ini juga bisa ibu lakukan saat
sudah pulang ke rumah nanti.”
“Untuk mencuci piring juga kita masukan ya ke dalam jadwal
harian ibu. Ibu mau berapa kali sehari mencuci piring ? Bagus,
satu kali yaitu sore hari dan ibu mau mulai jam berapa ? Bagus
jam 16.00 ya.”
3. Kontrak yang akan datang
“Besok kita akan latihan kemampuan yang ketiga. Setelah
merapihkan tempat tidur dan cuci piring, masih ingat kegiatan
apa lagi ? Ya benar kita akan latihan mengepel”
“Mau jam berapa kira-kira bu ? baik besok kita kita akan latihan
mengepel jam 9 pagi ya bu, apakah ibu bersedia ?
“baik bu jika bersedia sampai jumpa di pertemuan selanjutnya
ibu”

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


SP III

Masalah Keperawatan : Gangguan Konsep Diri ( Harga Diri Rendah )


Pertemuan :3
Hari, Tanggal : Minggu, 29 Agustus 2021
SP 3 : Klien dapat menilai kemampuan yg dimiliki dan
dapat menetapkan jadwal kegiatan harian sesuai
kemampuan yg dimiliki

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien sudah tenang, sudah mau untuk berinteraksi dengan klien
lain atau perawat lain dan lingkungannya.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Konsep Diri (Harga Diri Rendah)
3. Tujuan Khusus
Klien dapat menilai kemampuan yang dapat dimiliki dan dapat
menetapkan jadwal kegiatan harian sesuai kemampuan yang
dimiliki
4. Tindakan Keperawatan
1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2) Melatih kemampuan ketiga
3) Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan
harian
B. Proses Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan
ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
“ Selamat Pagi ibu”. “Masih ingat dengan saya?”. “Iya,benar”.
2. Evaluasi
“ Bagaimana perasaan Ibu hari ini?”.
“Bagaimana bu apakah sudah dicoba mencuci piring kemarin sore?
bagus”
3. Kontrak
a. Topik : “Kemarin kita sudah berjanji ya bu, bahwa jam 9
pagi kita akan melatih tentang kemampuan Ibu yang ke 3
yaitu mengepel, apakah ibu bersedia?”
b. Waktu : “Berapa lama ibu punya waktu dengan saya?”.
“Bagaimana kalau waktunya 10 menit saja, dari pukul
09.00 - 09.10?”.
c. Tempat : “ Ibu mau melakukannya dimana?”. “Bagaimana
kalau di ruangan ini saja?”

KERJA ( Langkah-langkah tindakan keperawatan )


“Ibu, sebelum kita mengepel kita perlu siapkan dulu perlengkapannya,
yaitu kain pel untuk mengepel, sabun khusus untuk mengepel, air dan
ember. Ibu bisa menggunakan air yang mengalir dari kran ini.
“Setelah semua perlengkapannya tersedia, ibu bisa isi embernya dengan
air, tidak usah terlalu penuh. Setelah itu ibu bisa masukan sabun lantai ke
dalam ember yang sudah berisi air. Setelah sudah kita masukan kain pel ke
dalam ember tadi bu, lalu diperas sekencang mungkin, setelah itu kita bisa
mulai mengepel lantai nya”.
“Coba sekarang ibu yang melakukan “
“Bagus sekali, ibu dapat memperaktekkan mengepel lantai dengan baik”.
“Nanti coba ibu lakukan dan jangan lupa memberikan tanda MMM
(mandiri) kalau ibu lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika
diingatkan bisa melakukan dan xx (tidak melakukan), bagaimana dapat
dipahami bu?”

TERMINASI
1) Evaluasi
a. Evaluasi Subjektif
“ Untuk hari ini ibu sudah bagus ya, bagaimana perasaan
ibu setelah latihan mengepel lantai ?”
b. Evaluasi Objektif
“Setelah saya ajarkan cara mengepel, coba ibu ulangi lagi
cara mengepel. Nahh bagus”
“Untuk mengepel juga kita masukan ya ke dalam jadwal
harian ibu. Ibu mau berapa kali sehari mengepel? Bagus,
satu kali yaitu sore dan ibu mau mulai jam berapa? Bagus
jam 17.00 ya.”
2) Rencana Tindak Lanjut
“Wah hebat ternyata ibu memiliki banyak kemampuan yang dapat
dilakukan selama dirumah sakit ini. Selain merapihkan tempat tidur
dan mencuci piring yang telah ibu latih sebelumnya ibu juga
mampu mengepel lantai dengan baik. Kemampuan ini juga bisa ibu
lakukan saat sudah pulang ke rumah nanti ya bu”
“Sekarang ibu bisa istirahat, kalau nanti ada yang mau diceritakan
atau ditanyakan, ibu bisa mencari saya di ruang perawat ya, ibu
bisa mengobrol lagi dengan saya. Saya tinggal ya bu, terima kasih
atas kerjasamanya, permisi”.

PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
A. IDENTITAS
1. Nama pasien : Ny. P
2. Umur : 28 Tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Status Perkawinan : Belum menikah
5. Orang yang berarti : Orangtua
6. Pekerjaan : Tidak bekerja
7. Pendidikan : SLTA
8. Tanggal Masuk : 15 Agustus 2021
9. Tanggal pengkajian : 20 Agustus 2021
10. Diagnosa medic : Harga diri Rendah
11. Penampilan : Pasien tampak kumel dan kurang rapis

B. PERSEPSI DAN HARAPAN


1. Pasien
Pasien mengatakan jika dirinya tidak berharga, tidak memiliki
kemampuan apapun, dan merasa dirinya menderita didunia serta dia orang
yang gagal.
Pasien mengatakan jika dirinya ingin bekerja seperti saudara-saudaranya,
mendapatkan pekerjaan yang layak, dan ingin memiliki kemampuan agar
dirinya dihargai oleh orang lain
2. Keluarga
Keluarga merasa khawatir dengan kondisi pasien saat ini, karena pasien
tampak sering menyendiri, keluarga berharap jika pasien lebih percaya
diri dan yakin dengan kemampuannya sendiri

C. STATUS MENTAL
1. Emosi
lesu, pasien tampak tidak terlalu bersemangat dan sedih, serta pasien
kurang dalam berkontak mata

2. Konsep Diri
 Citra Tubuh
Pasien mengatakan jika tidak ada bagian tubuhnya yang di senangi
maupun yang tidak disenangi.
 Identitas diri
Pasien anak ke dua 3 dari 3 bersaudara
 Fungsi Peran
pasien mengatakan didalam atau di rumah dirinya sebagai seorang
anak
 Ideal diri
Pasien mengatakan jika dirinya ingin mempunyai pekerjaan seperti
saudaranya
 Harga diri
Pasien mengatakan malu jika berhadapan dengan keluarganya karena
keluarganya sukses
3. Pola Interaksi
Pasien kooperatif tetapi kurang dalam berkontak mata saat berbicara dan
selalu menunduk sambil memainkan jari-jarinya dan terkadang menggigit
kukunya
4. Gaya Komunikasi
Pasien berbicara dengan suara lirih dan hamper tidak terdengar

D. LATAR BELAKANG STATUS SOSIAL BUDAYA


1. Pekerjaan
Pasien mengatakan jika dirinya tidak memiliki pekerjaan
2. Hubungan Sosial
 Orang yang berarti :
Ayah dan Ibu
 Hubungan dengan keluarga :
Kurang baik
 Hubungan dengan oranglain :
Pasien mengatakan dirinya tidak terlalu sering berinteraksi dengan
oranglain dan pasien lebih suka menyendiri
 Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Pasien malu karena dirinya tidak memiliki kemampuan seperti
saudara-saudaranya
3. Sosio-budaya
Pasien sering menyendiri, tidak punya teman, kurang aktif dalam kegiatan
4. Gaya hidup
Pasien jarang berolahraga untuk meningkatkan system tubuhnya

E. RIWAYAT KELUARGA
1. Genogram

Ket :

Ayah Kakak PR

Ibu Pasien

kakak LK

2. Masalah Keluarga dan Krisis


Pasien merasa malu dengan keluarganya, karena kakak nya seorang
sarjana yang bekerja di perusahaan dan intansi pemerintah sedangkan
dirinya hanya seorang pengangguran.
3. Interaksi dalam Keluarga
Pasien senang menyendiri yang menyebabkan jarang berinteraksi dengan
keluarganya
F. PENGKAJIAN FISIK
1. Riwayat Penyakit
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit
2. Kebiasaan yang Berhubungan dengan Status Kesehatan
Pasien senang menyendiri dan menganggap dirinya tidak berharga.
Kebiasaan tersebut bisa mempengaruhi status kesehatn pasien terutama
kesehatan
3. Merokok : klien tidak pernah merokok
4. Alkohol / Obat-obatan : klien tidak pernah mengonsumsi obat obatan dan
alkohol
5. Istirahat dan Tidur : Pasien tidur siang selama 30-60 menit sehari namun
tidak sering, dan tidur malam hari selama kurang lebih 7-8 jam/hari
6. Nutrisi : Eleminasi : BAB : Pasien buang air besar 1-2 x sehari, dengan
konsistensis lembek. BAK : Pasien buang air kecil 3-4 x sehari
7. Orientasi :
8. Tingkat Aktifitas : klien jarang melakukan aktifitas dan klien lebih senang
menyendiri
9. Tingkat Energi : klien hanya berdiam diri dan tidak banyak melakukan
aktifitas

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA


Ruang Rawat : Psikiatri
Tanggal dirawat : 15 Agustus 2021

A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. P
Umur : 28 Tahun
No.CM :-
Tanggal pengkajian : 20 Agustus 2021

B. ALASAN MASUK
Klien tampak sering menyendiri dan selalu mengatakan orang yang tidak
berharga dan orang terbodoh sedunia. Klien merasa malu karena keluarganya
sukses semua, kakaknya sarjana dan bekerja di perusahaan dan instansi
pemerintah, sementara klien hanya pengangguran, klien mengatakan lebih
senang sendiri, dank lien merasa seperti orang yang paling menderita di dunia

C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa masa lalu ?
2. Pengobatan sebelumnya
3. Trauma
4. Anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa ?

D. PEMERIKSAAN FISIK
Tanda vital
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36,5 ºC
Pernafasan : 21 x/menit
BB : 55 kg
TB : 160 cm
E. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Ket :

Ayah Kakak PR

Ibu Pasien

kakak LK

2. Konsep diri
a. Citra tubuh
Pasien mengatakan jika tidak ada bagian tubuhnya yang di senangi
maupun yang tidak disenangi
b. Identitas diri
Pasien anak ke dua 3 dari 3 bersaudara
c. Fungsi peran
pasien mengatakan didalam atau di rumah dirinya sebagai seorang
anak
d. Ideal diri
Pasien mengatakan jika dirinya ingin mempunyai pekerjaan seperti
saudaranya
e. Harga diri
Pasien mengatakan malu jika berhadapan dengan keluarganya karena
keluarganya sukses
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti / orang terdekat
Saat di rumah klien menagtakan dekat dengan ayahnya dan
klien mengatakan tidak mempunyai teman dekat dikamar dan pasien
tidak pernah berinteraksi atau mengobrol dengan teman sekamarnya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Saat di rumah klien mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan
kelompok atau masyarakat di lingkungan. Saat di RS klien mengikuti
kegiatan harian seperti: senam, bersihbersih
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Saat di rumah kalien menagtakan lebih senang menyendiri karena
merasa malu, saat di rumah sakit klien mengatakan merasa malu
untuk berbicara dengan teman sekamar karena tidak tahu ingin
berbicara apa.
Masalah Keperawatan : isolasi social

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan beragama islam, klien mengatakan selalu
beribadah 5 waktu
b. Kegiatan ibadah/menjalankan keyakinan
Pasien mengatakan bahwa ia sering melakukan ibadah sholat
c. Kepuasan dalam menjalankan keyakinan
Pasien belum merasa baik dalam menjalankan ibadahnya
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
F. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Pasien tampak memakai seragam pasien RSJ, rambut pasien tampak
rapih, naju bersih, tidak terdapat bau badan
2. Pembicaraan
Pasien berbicara suara lirih dan hampir tidak terdengar, kontak mata
minimal klien lebih banyak menunduk sambil memainkan jari-jarinya dan
tekadang menggigit kukunya
3. Aktifitas motoric
Lesu
Jelaskan
Klien tidak mau berinteraksi dan selalu menyendiri
4. Masalah keperawatan Tidak ada masalah
5. Alam perasaan
Sedih, Klien tampak sering menyendiri dan selalu mengatakan
orang yang tidak berharga dan orang terbodoh sedunia. Klien merasa
malu karena keluarganya sukses semua, kakaknya sarjana dan bekerja di
perusahaan dan instansi pemerintah, sementara klien hanya
pengangguran, klien mengatakan lebih senang sendiri, dank lien merasa
seperti orang yang paling menderita di dunia
6. Afek
Pasien tampak sedih
7. Interaksi selama wawancara
Pasien tidak dapat berinteraksi dengan baik selama wawancara, kontaka
mata pasien lebih banyak menunduk sambil memainkan jari-jarinya dan
terkadang menggigit kukunya
8. Persepsi
Tidak ada gangguan perseosi
9. Proses Fikir
Sirkumtansial
Jelaskan
Klien berbicara sesuai realita yang ada walaupun berbelit belit
Masalah keperawatan Tidak ada masalah
10. Isi Fikir
Pasien mengatakan merasa malu dan tidak ada gunanya karena kakaknya
sarjana dan bekerja di perusahaan dan instansi pemerintah, sementara
pasien pengangguran
11. Tingkat Kesadaran
Stupor
Disorentasi
Waktu : klien mengetahui tanggal, bulan ,tahun
Tempat : klien mengetahui bahwa dirinya sedang di rawat di ruang
psikiatri rumah sakit jiwa
Jelaskan
Klien selalu menunduk sambil memainkan jari jarinya dan terkadang
menggitnya
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
12. Memori
Klien tidak mengalami gangguan daya ingat jangka Panjang,
pendek, maupun saat ini, karena klien mampu menjawab tentang
pertanyaan hari ini, tanggal dan tahun klien mengingat kegiatan yang
dilakukan kemarin yaitu seperti senam dll
13. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien tidak mampu berkontsentrai secara penuh, karena klien
terlihat bingung dan sering berpaling muka saat diajak berbicara, klien
dapat berhitung dengan pertanyaan yang sederhana
14. Kemampuan penilaian
Klien mampu menilai antara masuk kamar setelah makan atau
membiarkan kursi tidak rapi, klien memilih membereskan kursi
15. Daya Tilik Diri
Klien menyadari dirinya sedang mengalami suatu masalah/sakit
G. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan
Pasien makan 3 x 1 hari
2. BAB/BAK
- BAB : Pasien buang air besar 1-2 x sehari, dengan konsistensis
lembek
- BAK : Pasien buang air kecil 3-4 x sehari
3. Mandi
Pasien mandi 2 x sehari secara mandiri
4. Berpakaian/berhias
Penampilan pasien rapih dan bersih
5. Istirahat dan tidur
Pasien tidur siang selama 30-60 menit sehari namun tidak sering, dan
tidur malam hari selama kurang lebih 7-8 jam/hari
6. Penggunaan obat
Klien minum obat secara teratur dengan bantuan perawat
7. Pemeliharaan kesehatan
8. Aktifitas dirumah
Pasien jarang melakukan aktivitas dirumah ia lebih senang menyendiri

H. POLA DAN MEKANISME KOPING


Pasien mengatakan lebih senang sendiri
Masalah keperawatan : koping individu tidak efektif

I. ASPEK MEDIK
- Diagnose Medik : F.20.3 Skizofrema tidak terperinci
- Terapi Medik : 1. Clorpromazin 2x 100 mg
2. Halloperidol 2x 5 mg
3. Thrhexipenydil 2x2 mg
ANALISA DATA
DATA SENJANG MASALAH KEPERAWATAN
DS :
- Pasien mengatakan bahwa Gangguan harga diri rendah
dirinya tidak berharga.
- Pasien merasa dirinya bodoh
dan tidak memiliki kemampuan
apapun.
- Pasien mengatakan dia lebih
senang menyendiri
- Pasien mengatakan malu
dengan keluarganya
- Pasien mengatakan bahwa
dirinya seorang pengangguaran.
- Pasien merasa dirinya
menderita dan merasa dirinya
gagal
DO :
- Pasien tampak sering
menyendiri
- Pasien berbicara dengan suara
lirih dan hampir tidak
terdengar.
- Klien lebih banyak menunduk
sambil memainkan jari jarinya
dan terkadang menggigit kuku
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama klien : Ruangan : Psikiatri


No. CM : Dx.Medis : Harga Diri Rendah
Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Keperawata
n
Harga Diri Pasien 1. Setelah 2x SP I
Rendah mampu pertemuan pasien 1. Identifikasi kemampuan
mengatasi mampu dan aspek positif yang
harga diri menyebutkan dimiliki pasien
rendah kemampuan dan 2. Bantu pasien menilai
yang aspek positif yang kemampuan pasien yang
dialaminya dimiliki. masih dapat digunakan
2. Setelah 2x 3. Bantu pasien memilih
pertemuan pasien kegiatan yang akan dilatih
mampu sesuai dengan kemampuan
menyebutkan pasien
kemampuan yang 4. Latih pasien sesuai
dimiliki dan dapat kemampuan yang dipilih
digunakan. 5. Berikan pujian yang wajar
3. Setelah 1x terhadap keberhasilan
pertemuan pasien pasien
mampu 6. Anjurkan pasien
merencanakan memasukkan dalam jadwal
kegiatan yang kegiatan harian.
SP II
sesuai dengan
4. Evaluasi jadwal harian
kemampuan yang
dimilikinya. pasien
4. Setelah 1x 5. Latih kemampuan kedua
pertemuan pasien 6. Anjurkan pasien
mampu memasukkan dalam jadwal
melakukan kegiatan harian.
SP III
kegiatan sesuai
4. Evaluasi jadwal kegiatan
jadwal yang
harian pasien
sudah dibuat.
5. Latih kemampuan ketiga
6. Anjurkan pasien
memasukkan dalam
kegiatan harian

IMPLEMENTASI
IMPLEMENTASI EVALUASI
26 Agustus 2021 SOAP SP 1
DS S:
 Klien mengatakan bahwa dirinya orang - pasien mengatakan tidak
yang tidak berguna mampu melakukan apa yang
 Klien mengaatakan bahwa dirinya tidak diinstruksikan perawat
memiliki kemampuan apapun O:
- tidak ada kontak mata saat di
DO ajak bicara
 Klien tampak sering menyendiri - ekspresi wajah datar
 Klien tampak berbicara dengan suara - selalu menyendiri
lirih dk terdengaran hampir tidak - susah di ajak bicara
terdengar. - menghindar saat diajak
 Klien tampak lebih banyak menunduk bicara
ketika berbicara sambil memainkan jari- A :
jari dan menggigit kukunya. - gangguan konsep diri belum
teratasi
Diagnosa Keperawatan: - pasien belum bisa
Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah melakukan bina hubungan
saling percaya
- Membina hubungan saling percaya
dengan klien
- SP 1 : P : - Lanjutkan SP 1
1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki pasien
Hasil : pasien mampu mengetahui
kemampuannya
2. Membantu pasien menilai kemampuan
pasien yang masih dapat digunakan
Hasil : pasien memahami apa yang
dijelaskan oleh perawat
3. Membantu pasien memilih kegiatan yang
akan dilatih sesuai dengan kemampuan
pasien
Hasil : pasien mampu memilih dan
memahami kegiatan yang akan dilatih
4. Melatih pasien sesuai kemampuan yang
dipilih
Hasil : pasien memahami dam mampu
melakukan yang sudah di instruksikan
oleh perawat
5.Memberikan pujian yang wajar terhadap
keberhasilan pasien
Hasil : pasien merasa sangat senang
6.Menganjurkan pasien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian.
Hasil: pasien mampu memahami dam
melakukannya secara mandiri untuk
kegiatannya
27 Agustus 2021 SOAP SP II
DS : S:
 Klien mengatakan bahwa dirinya
orang terbodoh sedunia O:
 Klien mengatakan bahwa dirinya - tidak ada kontak mata saat di
orang paling menderita di dunia. ajak bicara

DO : - ekspresi wajah datar

 Klien tampak berbicara dengan suara - selalu menyendiri

lirih dk terdengaran hampir tidak - susah di ajak bicara

terdengar. - menghindar saat diajak

 Klien tampak lebih banyak bicara


menunduk ketika berbicara sambil
memainkan jari-jari dan menggigit A : - gangguan konsep diri harga
kukunya diri rendah

Dx :
P : - lanjutkan SP III
- Harga diri rendah b.d koping individu
tidak efektif
RTL
Lanjutkan SP II
1. Mengevaluasi jadwal harian pasien
2. Melatih kemampuan kedua
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian.
29 Agustus 2021 SOAP SP III
DS : S:
 Klien mengatakan bahwa dirinya
orang paling menderita di dunia. O:
 Klien mengatakan bahwa dirinya - tada kontak mata saat di ajak
hanya seorang pengangguran. bicara
DO : - ekspresi wajah tidak datar
 Klien tampak berbicara dengan suara - tidak menyendiri lagi
lirih dk terdengaran hampir tidak - mudah di ajak bicara
terdengar. - tidak menghindar saat diajak
 Klien tampak lebih banyak bicara
menunduk ketika berbicara sambil
memainkan jari-jari dan menggigit A : - harga diri rendah teratasi
kukunya
Dx : P : - hentikan intervensi
- Harga diri rendah b.d koping individu
tidak efektif
RTL
Lanjut SP III
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien
Hasil : pasien mampu melakukan yang
sudah di intruksikan oleh perawat untuk
melatih mengepel
2. Latih kemampuan ketiga
Hasil : pasien mampu melakukan kegiatan
mengepel secara mandiri
3. Anjurkan pasien memasukkan dalam
kegiatan harian
Hasil : pasien memahami yang dianjurkan
oleh perawat

Anda mungkin juga menyukai