Laporan Praktikum Alkalimetri

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS KUALITATIF

Eduwardp Roy Saputra Wibisana


211335300010

PRODI D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2021
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIKUM
Laporan Praktikum
Kimia Analisis Kualitatif
TLM19105

Yang dipersiapkan dan disusun oleh

Eduwardo Roy Saputra Wibisana


211335300010

Disetujui Oleh : Jamilatur Rohmah, S.Si., M.Si


Telah diperiksa pada tanggal : Jum’at, 22 Oktober 2021

Kepala Laboratorium Dosen Pengampu Mata Kuliah

Galuh Ratmana Hanum, S.Si., Jamilatur Rohmah, S.Si., M.Si


M.Si

Mengetahui
Kaprodi D-IV Teknologi Laboratorium Medis

Puspitasari, S.ST., MPH


A. Judul Praktikum : ALKALIMETRI
B. Hari dan Tanggal : JUM’AT, 29 OKTOBER 2021
C. Nama Dosen : JAMILATUR ROHMAH, S.Si., M.Si
D. Nama Laboran : NOVI DWI KUSUMA
E. Tujuan Praktikum : Untuk mengetahui cara pembuatan dan pembakuan larutan standar
NaOH 0,1 N dengan baku primer asam oksalat (H2C2O4.2H2O) 0,1 N

F. Metode :

Siapkan Alat dan bahan

Timbanglah larutan standar primer asam oksalat (H2C2O4.2H2O) 0,1 N sebanyak 0,60-0,65
gram dengan ketelitian 5% menggunakan neraca analitik dan kaca arloji

Larutkan asam oksalat dengan menggunakan aquades

Masukkan larutan aquades ke dalam labu ukur 100 mL dan mengencerkan dengan
aquades, lalu kocok hingga homogen

Pasang buret pada statif dan klem pada posisi tegak

Letakkan gelas beaker pada ujung bawah buret dan corong pada pangkal buret

Cucilah buret dengan menggunakan aquades lalu bilas buret dengan menggunakan larutan
NaOH 0,1 N

Tuang larutan NaOH 0,1 N pada gelas beaker, lalu tuangkan larutan NaOH tersebut
melebihi tanda garis 0 mL, hilangkan gelembung pada buret

Isi kembali dengan larutan NaOH hingga melebihi garis 0 mL

Bilas pipet volumetric 10 mL dengan menggunakan larutan H2C2O4.2H2O 0,1 N sebanyak


3 kali
Ambil larutan H2C2O4.2H2O 0,1 N dengan menggunakan pipet volumetric 10 mL hingga
melebihi tanda batas

Tambahi indicator PP 1% sebanyak 2-3 tetes dan aquades


secukupnya

Titrasi dengan menggunakan larutan NaOH yang sudah disiapkan dalam buret hingga
warnanya berubah dari jernih menjadi merah

Tentukanlah volume larutan yang dibutuhkan dalam titrasi, lakukan titrasi secara triplo

G. Prinsip Praktikum : Reaksi netralisasi H2C2O4 dengan basa kuat (NaOH)

H. Dasar Teori

Titrasi juga dapat di lakukan sebagai standarisasi, Titrasi merupakan suatu


proes penentuan konsentrasi larutan dengan cara mereaksikan larutan yang
konsentrasinya sudah di tentukan terlebih dahulu(larutan standar). Titrasi
asam basa ialah suatu titrasi menggunakan reaksi asam basa atau reaksi
penetralan. Titrasi dihentikan pada saat indikator terjadi perubahan warna.
Indikator berubah warna pada saat titik ekuivalen. Titrasi asam basa juga
di kenal istilah titik ekuivalen serta titik akhir titrasi. Titik pada suatu
proses titrasi ketika asam basa habis bereaksi di namakan titik ekuivalen.
Di gunakannya indikator untuk mengetahui titik ekuivalen. Masa akhir
titrasi saat perubahan warna terjadi. Standarisasi adalah proses penentuan
konsentrasi suatu larutan.
Alkalimetri merupakan suatu cara penetralan konsentrasi larutan basa
melalu titrimetri. Metode alkalimetri merupakan reaksi penetralan antara
asam dan basa. Banyak ragam zat yang bersifat asam dan basa yang di
tetapkan titrasi asam-basa baik anorganik maupun organik.
Alkalimetri adalah salah satu metode titrasi, yaitu penetralan asam dengan
basa. dengan mengambil volume tertentu suatu larutan asam dan kemudian
di lakukannya titrasi dengan larutan basa yang sudah di ketahui
konsentrasinya dapat menentukan suatu kadar larutan basa. Oleh karna itu
titrasi adalah penetapan suatu kadar larutan dengan mengambil suatu
volume pereaksi yang sudah di ketahui kadarnya. (Harjadi, 1993). Metode
titrasi asam dan basa yang di gunakan untuk menentukan suatu kadar asam
adalah alkalimetri, juga merupakan suatu metode reaksi penetralan antara
asam dengan basa. Asam yang sering di gunakan adalah Natrium
hidroksida.alkalimetri merupakan suatu cara penetralan kontsentrasi
larutan basa melalui cara titrimetri. Dengan terjadinya perubahan warna itu
menjadi suatu penanda penentuan titik akhir titrasi alkalimetri. Indikator
yang di gunakan dalam alkalimetri adalah indikator PP(Phenophtalein).
Suatu larutan akan turun pH nya jika jika di tambahkan asam, itu karna
memperbesar konsentrasI H+, begitupun sebaliknya pH akan naik bila di
tambahkan basa karna akan meningkatkan konsentrasi OH-. Suatu larutan
asam-basa akan mengubah pH jika di tambahkan air, karna konsentrasi
asam-basa akan mengecil.
Alkali bearti basa, sesuai dengan namnya titrasi alkalimetri adalah suatu
metode yang menggunakan larutan baku asam sebagai pengukuran
konsentrasi basa suatu larutan. Dan titrasi alkalimetri juga suatu titrasi
yang paling sering digunakan. Dalam suatu titrasi alkalimetri, basa sendiri
di gunakan sebagai titran dan kemudian di tetesakan kelarutan titrat yang
mempunyai sifat asam, sehingga larutan menjadi neral. Titik ekuivalen
akan tercapai jika suatu mol basa bereaksi sama dengan jumlah mol asam
di dalam sutau larutan titrat. Dengan menggunakan indikator titrasi
tertentu titik akhir titrasi akan diketahui. Penentuan kadar konsentrasi
sampel merupakan langkah akhir dari titrasi alkalimetri. Dan di lakukan
dengan cara menerapkan rumus umum titrasi, jumlah mol basa harus sama
dengan jumlah mol asam. Dengan perkalian total sebuah volume yang di
butuhkan dapat mengetahui jumkah mol basa, yang di butuhkan agar
mencapai tutik akhir titrasi, menggunakan konsentrasi larutan basa yang
sudah di ketahui konsentrasinya.
Jenis jenis alkalimteri di antara lain:
1. Titrasi alkalimetri langsung
Jenis yang paling seting di gunakan adalah titrasi ini yaitu titrasu alkalimetri
langsung. Pada reaksi ini titran merupakan reaksi antara basa dan titrat sebgai
asam, yang di lakukan secara langsung. Dilakukannya jenis titrasi ini pada saat
proses titrasi selesai konsentrasi larutan titrat dapat segera di ketahui. Sebagai
contoh titrasi alkalimetri lanngsung adalah penentuan suatu kadar cuka atau
asam asetat(CH3COOH) menggunakan titran larutan standar hidroksida.dengan
cara teteskan titran yang konsentrasinya secara perlahan sudah di ketahui ke
dalam larutan yang masih belum di ketahui konsentrasinya yaitu asam asetat.
Proses di hentikan jika sudah mencapai titik akhir titrasi, dan untuk menghitung
suatu konsentrasi larutan titrat dapat menggunakam volume KOH.
2. Titrasi balik (titrasi alkalimetri secara tidak langsung)
Perbedaan antara titrasi alkalimetri secara langsung dengan titrasi balik adalah
titrasi balik(alkalimetri secara tidak langsung) konsentrasi dari larutan titrat
yang di peroleh secara tidak langsung dari hasil titrasi antara sisa basa dengan
titran reagen sedangkan titrasi akali metri secara langsung penentuan
konsentrasinya di lakukan dengan cara menteskan titran ke dalam suatu larutan
titrat secara langsung.
Umunya titrasi ini di gunakan karena suatu reaksi yang lambat antara larutan
titrat dengan larutan titran, tidak stabilnya larutan titrat yang teliti,atau indikator
menyatakan titrasi langsung tidak cocok untuk di lakukan.faktor tersebut
membuat titrasi langsung tidak efektif, karna reaksi harus berjalan secepat
mungkin agar titik akhir titrasi dapat terlihat dalam proses titrasi langsung.
Contoh titrasi balik adalah penentuan kadar zink oksida, biasanya sering di
gunakan dengan asam sulfat dan tidak dapat di lakukan secara langsung, karna
zink oksida mempunyai reaksi dan proses pelarutan yang lambat. Karna itu zink
oksida akan mengalami reaksi dan proses pelarutan yang cepat jika zink oksida
terlebih dahulu di larutkan dalam asam sulfat.
NaOH sebagai baku sekunder akan direaksikan dengan baku primer
asam oksalat menjadigaram natrium oksalat yang titik akhirnya pH ±8,9
yaitu dengan menggunakan indikator PP hingga terjadi perubahan warna
dari tidak berwarna menjadi merah muda (Ethica, 2017). Dengan reaksi:
H2C2O4 à 2H+ + C O 2- 24
C O 2- à 2CO + 2e
2 4 2
H2C2O4 + 2 NaOH à Na2C2O4 + 2H2O

I. Metode Praktikum :
i. Alat dan Bahan
Alat :
1. Buret 7. Batang pengaduk
2. Statif 8. Gelas beaker
3. Pipet Volumetrik 10 mL 9. Botol semprot
4. Bulb 10.Labu Erlenmeyer 250 mL
5. Corong 11.Labu ukur
6. Spatula 12.Kaca arloji

Bahan :
1. Larutan NaOH 0,1 N
2. Larutan asam oksalat / H2C2O4.2H2O 0,1 N
3. Indikator Phenolphtalein (PP)
4. Aquades

ii. Prosedur Kerja


A. Pembuatan larutan standar primer asam oksalat (H2C2O4.2H2O)
0,1 N 100 mL
Timbanglah dengan teliti 0,60-0,65 gram asam oksalat dihidrat
(H2C2O4.2H2O) (Ketelitian 5%) dengan gelas beaker yang telah
diketahui beratnya. Tambahkan ±25 mL aquades dan aduk hingga
larut. Pindah larutan tersebut secara kuantitatif ke labu ukur 100 mL
melalui corong. Gelas beaker dibilas dengan menggunakan aquades
beberapa kali hingga semua larutan oksalat secara kuantitatif masuk ke
dalam labu ukur. Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai garis
tanda. Tutup labu ukur, lalu dikocok hingga homogen.

B. Standarisasi larutan standar sekunder NaOH dengan larutan


asam oksalat
1. Siapkan alat dan bahan
2. Pasanglah buret pada statif dan klem pada posisi tegak
3. Gelas beaker diletakkan pada ujung bawah buret dan corong pada pangkal buret
4. Cucilah buret dengan aquades kemudian bilaslah buret dengan menggunakan
larutan standar sekunder NaOH 0,1 N
5. Tuang larutan NaOH 0,1 N pada gelas beaker, kemudian tuang larutan NaOH
sekunder tersebut hingga melebihi tanda garis 0 mL, dan hilangkan gelembung
udara pada buret
6. Isi kembali buret dengan menggunakan larutan NaOH hingga melebihi tanda
garis 0 mL
7. Gunakan tissue yang digulungkan pada batang pengaduk untuk membersihkan
larutan NaOH yang menempel pada dinding buret
8. Minikuskan sampai tanda garis 0 mL
9. Bilas pipet volumetrik 10 mL dengan menggunakan larutan H2C2O4.2H2O
sebanyak 3 kali
10.Ambil larutan standar primer H2C2O4.2H2O 0,1 N dengan pipet volumetrik 10
mL hingga melebihi tanda batas
11. Gunakan tissue untuk membersihkan dinding luar pipet volumetrik
12. Minikuskan sampai tanda batas
13. Pindahkanlah larutan H2C2O4.2H2O ke dalam labu erlenmeyer 250 mL
14. Tambahi indikator PP 1% sebanyak 2-3 tetes
15. Tambahi aquades ke dalam campuran tersebut secukupnya
16. Titrasikan dengan larutan NaOH dalam buret sampai warnanya berubah dari
jernih menjadi merah muda
17. Tentukanlah volume larutan standar sekunder yang dibutuhkan dalam titrasi,
lakukan titrasi secara triplo
J. Data dan Hasil Praktikum :
i. Data
Setelah larutan asam oksalat H2C2O4.2H2O ditambahkan indikator PP 1%
sebanyak 2-3 tetes, kemudian di titrasi hingga terjadi perubahan warna dari
jernih menjadi merah muda.

ii. Perhitungan
V 1+V 2+V 3
Rata-rata = Titrasi ke Volume (mL)
3
11,4+11,1 +11,1+11,3 1 11,4
= 2 11,1
4
= 11,2 mL 3 11,1
4 11,3
NaOH = H2C2O4.2H2O
V1 . N1 = V2 . N2
11,2 mL . N1 = 10 mL . 0,1 N
10 mL. 0,1 N
N1 =
11,2mL
= 0,089 N

K. Pembahasan
Pada praktikum analisis senyawa kimia yang berjudul Alkalimetri yang
dilakukan pada Jum’at, 29 Oktober 2021 di Laboratorium Kimia Dasar, UMSIDA,
bertujuan untuk melakukan netralisasi larutan NaOH 0,1 N dengan asam oksalat dan
menentukan kadar. Pada percobaan ini, praktikan tidak membuat larutan NaOH 0,1
N karena telah disiapkan oleh laboran. Adapun alat yang kami gunakan dalam
percobaan kali ini ialah pipet volumetrik 10 mL, buret, labu ukur 100 mL dan
250 mL, kaca arloji, beaker glass 250mL, dan erlenmeyer 20 mL, sedangkan
bahan yang kami gunakan antara lain larutan NaOH pekat, Kristal natrium asam
oksalat, larutan campuran, indikator PP 1%.

L. Kesimpulan
Pada praktikum kali ini, kita dapat mengetahui cara pembuatan dan pembakuan
larutan standar NaOH 0,1 N dengan baku primer asam oksalat (H2C2O4.2H2O) 0,1 N.

M. Daftar Pustaka
Rohmah Jamilatur, Hanum Galuh Ratmana. 2018. Modul Praktikum Kimia Analitik
1. Sidoarjo. Umsida Press
https://niszk-pharmacy.blogspot.com/2016/09/laporan-alkalimetri.html
https://hyprowira.com/blog/titrasi-alkalimetri

N. Lampiran
i. Laporan Sementara
ii. Foto Hasil Praktikum

iii. Bukti Turnitin

Anda mungkin juga menyukai