Dea Oktaviani - 152011913022 - ESAI TM10
Dea Oktaviani - 152011913022 - ESAI TM10
Dea Oktaviani - 152011913022 - ESAI TM10
Nim :152011913022
KOMUNIKASI THERAPEUTIK PADA PASIEN GANGGUAN PENDENGARAN
DAN PENGLIHATAN
Komunikasi Terapeutik adalah suatu pengalaman bersama antara perawat dengan pasien yang
bertujuan untuk menyelesaikan masalah pasien. Komunikasi ini juga termasuk komunikasi
interpersonal yaitu komunikasi antara orang – orang secara tatap muka yang membuat setiap
peserta menagkap reasinya secara langsung baik verbal maupun non verbal.
Sedangkan menurut As Hornby (1974) terapeutik merupakan kata sifat yang dihubungkan
dengan seni dari penyembuhan. Mampu terapeutik bearti seseorang mampu melakukan atau
mengkomunikasikan perkataa, perbuatan, atau ekspresi yang memfasilitasi proses
penyembuhan.
A. Komunikasi Pada Klien dengan Gangguan Pendengaran.
Gangguan pendengaran dapat terjadi berupa penurunan pendengaran hingga tuli. Bentuk tuli
yang selama ini dikenal ialah tuli perspektif dan tuli konduktif.
Gangguan pendengaran dibagi dalam 3 kelompok besar yaitu :
1. Conductive hearing Loss
2. Sensorineural hearing loss
3. Mixed Hearing Loss (gangguan pendengaran Campuran, Berdasarkan kemampuan
telinga menangkap bunyi)
Gangguan pendengaran dikelompokkan menjadi :
1. Gangguan pendengaran sangat ringan(27-40dB)
2. Gangguan pendengaran ringan(41-55dB).
3. Gangguan pendengaran sedang(56-70dB).
4. Gangguan pendengaran berat(71-90dB).
5. Gangguan pendengaran ekstrim/tuli(di atas 91Db)
1. gunakan metode yang paling berhasil untuk pasien anda: alat bantu dengar, bahasa
isyarat, kata – kata tertulis, atau menyesuaikan volume suara anda. hadirkan interpreter
(juru bahasa) atau anggota keluarga untuk menjelaskan metode berkomunikasi pasien
dan rujuklah ke ahli audiologi, bila perlu.
2. bantu pasien menggunakan alat bantu dengar dan nilailah apakah alat bantu dengar
bekerja dengan baik.
3. bicaralah dengan nada sedang dan merata: jangan berteriak
4. menghadap ke pasien saat berbicara sehingga ia dapat melihat gerakan mulut dan
ekspresi wajah.
5. berkonsultasilah dengan ahli terapi wicara/ ahli audiologi untuk mempelajari strategi
komunikasi terbaik untuk setiap pasien.
Tehnik-tehnik komunikasi yang dapat digunakan pada klien dengan ganguan pendengaran :
1. Orientasikan kehadiran diri anda dengan cara menyentuh klien atau memposisikan diri
di depan klien.
2. Usahakan menggunakan bahasa yang sederhana dan bicaralah dengan perlahan untuk
memudahkan klien membaca gerak bibir anda.
3. Usahakan berbicara dengan posisi tepat di depan klien dan pertahankan sikap tubuh
dan mimik wajah yang lazim
4. Tunggu sampai Anda secara langsung di depan orang, Anda memiliki perhatian
individu tersebut dan Anda cukup dekat dengan orang sebelum Anda mulai berbicara.
5. Pastikan bahwa individu melihat Anda pendekatan, jika kehadiran Anda mungkin
terkejut orang tersebut.
6. Jangan melakukan pembicaraan ketika anda sedang mengunyah sesuatu misalnya
makanan atau permen karet.
7. Jika Anda makan, mengunyah atau merokok sambil berbicara, pidato Anda akan lebih
sulit untuk mengerti.
8. Gunakan bahasa pantomim bila memungkinkan dengan gerakan sederhana dan
perlahan.
9. Gunakan bahasa isyarat atau bahasa jari bila anda bisa dan diperlukan.
10. Apabila ada sesuatu yang sulit untuk dikomunikasikan, cobalah sampaikan pesan
dalam bentuk tulisan atau gambar (simbol)
11. Jika orang yang memakai alat bantu dengar dan masih memiliki kesulitan mendengar,
periksa untuk melihat apakah alat bantu dengar di telinga orang. Juga periksa untuk
melihat bahwa dihidupkan, disesuaikan dan memiliki baterai bekerja. Jika halhal ini
baik dan orang yang masih memiliki kesulitan mendengar, mencari tahu kapan dia
terakhir memiliki evaluasi pendengaran.
12. Jauhkan tangan Anda dari wajah Anda saat berbicara.
13. Mengurangi atau menghilangkan kebisingan latar belakangsebanyak mungkin ketika
melakukan pembicaraan.
14. Bicaralah dengan cara yang normal tanpa berteriak.
15. Gunakan sederhana, kalimat singkat untuk membuat percakapan anda lebih mudah
untuk mengerti.
16. Menulis pesan jika perlu.