I.1.ii - SK Tim Road Map Ins (Iii)
I.1.ii - SK Tim Road Map Ins (Iii)
I.1.ii - SK Tim Road Map Ins (Iii)
PENDAHULUAN
Namun sesuai dengan keluarnya Permendagri No. 90 Tahun 2019 terjadi beberapa
perubahan nomenklatur Program yang sangat mendasar sehingga Pemerintah Kabupaten Aceh
Barat melakukan perubahan terhadap Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Tahun 2020- 2022 sesuai Qanun Kabupaten Aceh Barat Nomor 5 tahun 2020 dan sekaligus
Perubahan Rencana Strategis (Renstra) SKPD sesuai Peraturan Bupati Aceh Barat Nomor 4
Tahun 2021 sebagai bahagian penjabaran Perubahan RPJM yang telah dilakukan.
1
Acuan utama penyusunan Renstra Inspektorat Kabupaten Aceh Barat adalah Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten (RPJMK) Aceh Barat yang merupakan rumusan
Visi, Misi, Arah Kebijakan dan Rencana Program Indikatif Kepala Daerah/ Wakil Daerah terpilih
yang telah disampaikan kepada masyarakat yaitu “Terwujudnya Aceh Barat yang Islami
Dengan Pembanguan Infrastruktur dan Ekonomi Kerakyatan yang Transparan, Kredibel,
Akuntabel dan Terintegritas”
2
Pengawas Fungsional Pemerintah (APFP) dan perbaikan kualitas informasi hasil pengawasan,
kode etik dan standar audit; melakukan evaluasi berkala atas kinerja dan temuan hasil
pengawasan dan meningkatkan koordinasi antar aparat penegak hukum untuk menindaklanjuti
temuan hasil pengawasan baik internal maupun eksternal. Selain itu dengan adanya Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 15 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional
Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah (P2UPD) dan Angka Kreditnya,
diharapkan dapat menjadi motivator bagi para aparatur pengawasan untuk lebih meningkatkan
kinerjanya melalui peningkatan kualitas pengawasan, meskipun pada Inspektorat Kabupaten
Aceh Barat sampai dengan saat ini belum dapat terpenuhi.
Uraian yang telah disebutkan di atas merupakan salah satu pelaksanaan dari fungsi
manajemen yaitu pengawasan. Pengertian pengawasan tersebut perlu ditanamkan kepada
setiap pejabat pemerintah dan masyarakat untuk menjamin terlaksananya perencanaan suatu
kegiatan yang telah ditetapkan sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Penyusunan
Rencana Strategis Inspektorat Kabupaten Aceh Barat Tahun 2017-2022 merupakan
pemenuhan kebutuhan aspek perencanaan kebijakan pelaksanaan tugas dalam kurun waktu 5
tahun ke depan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, pasal 19 ayat (4) serta dalam rangka
mensinergiskan dan menselaraskan kebijakan Bupati Aceh Barat terpilih yang tertuang dalam
Qanun Kabupaten Aceh Barat Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Aceh Barat Tahun 2017-2022 yang kemudian dilakukan
Perubahan RPJMD Kabupaten Aceh Barat sesuai Qanun Kabupaten Aceh Barat Nomor 5
Tahun 2020, merupakan instrumen untuk mengukur tingkat pencapaian kinerja kepala SKPK
selama 5 (lima) tahun dan
Inspektorat sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Kabupaten wajib membuat
Rencana Strategis (Renstra) Inspektorat Kabupaten Aceh Barat 2017-2022 dalam rangka
menuangkan program dan kegiatan untuk menunjang implementasi kebijakan dengan
menselaraskan sasaran strategisnya khususnya aspek pengawasan pembangunan,
kemasyarakatan dan pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam visi (1) pertama yaitu
Mengembalikan Kabupaten Aceh Barat Yang Syar’i dan Mewujudkan Pemerintahan Aceh
Barat Yang Bersih. Upaya tersebut dilakukan melalui pelaksanaan Syariat Islam secara kaffah
dalam setiap sendi-sendi kehidupan (pemerintah dan masyarakat). Di sisi lain, kebijakan
penyelenggaraan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah dapat terhindar dari korupsi,
kolusi dan nepotisme (KKN). Semua itu dalam mewujudkan reformasi birokrasi yang ditandai
dengan adanya perbaikan kinerja birokrasi di setiap lini secara cepat, tepat, murah, transparan
dan akuntabel melalui pendidikan agama, akidah dan akhlaq.
3
Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah dan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015-2019, Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang
Tata Cara Perencanaan,Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah serta Tata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah, yang mengamanatkan harmonisasi rencana
pembangunan yang terintegrasi baik dari tingkat pusat, tingkat provinsi maupun tingkat
Kabupaten. Renstra Inspektorat Kabupaten Aceh Barat tahun 2017 – 2022 merupakan dokumen
perencanaan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun kedepan yang setiap tahunnya dijabarkan
kedalam Rencana Kerja (Renja) Inspektorat sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran.
Paradigma Inspektorat saat ini adalah sebagai Catalyst dengan menjalankan fungsi
Quality Assurance atau penjamin mutu, dan Consulting Partner atau sebagai konsultan dengan
menjalankan fungsi Early Warning System atau sebagai peringatan dini sebelum dilakukan
pemeriksaan oleh Pengawas Eksternal. Dengan perubahan paradigma, yang tadinya sebagai
pemeriksa (Watchdog) saat ini Inspektorat lebih ditekankan melakukan pembinaan dan
pengawasan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan
oleh Perangkat Daerah (SKPK) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat. Hal tersebut
sangat perlu dilakukan guna mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih.
4
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Inspektorat Kabupaten Aceh Barat selaku unsur
pengawasan penyelenggaraan Pemerintah Daerah mempunyai fungsi:
Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Inspektorat Kabupaten Aceh Barat sesuai dengan
amanah Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggraan Pemerintahan Daerah dituangkan melalui Program Kerja Pengawasan
Tahunan (PKPT) dengan berpedoman pada Kebijakan Pengawasan Kementerian Dalam
Negeri. PKPT disusun didasarkan atas prinsip keserasian, keterpaduan, dan menghindari
temuan berulang serta memperhatikan efisiensi anggaran dan efektifitas dalam penggunaan
sumberdaya manusia sehingga tumpang tindih kegiatan maupun anggaran tidak terjadi. Ruang
lingkup dari Program Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggraan Pemerintahan Daerah ini
terdiri dari:
1. Kinerja rutin pengawasan , meliputi : Reviu RPJMD, reviu RKPD, reviu RKA-SKPD,
reviu LKPD, reviu Laporan kinerja, reviu penyerapan anggaran, reviu penyerapan
pengadaan barang dan jasa, pemeriksaan reguler perangkat daerah, pemeriksaan
dengan tujuan tertentu, pemeriksaan serentak kas opname,evaluasi SPIP, evaluasi
penyelenggaraan pemerintahan daerah, monitoring dan evaluasi TLHP BPK dan
TLHP APIP lainnya.
2. Pengawasan prioritas nasional, meliputi : monitoring dan evaluasi Dana Desa, dana
BOS perrencanaan dan penganggaran responsif gender, operasionalisasi sapu
bersih pungutan liar, dan penyelenggaraan Tim Pengawal dan Pengamanan
Pemerintahan dan Pembangunan Daerah (TP4D)
3. Pengawalan reformasi birokrasi, meliputi : penilaian mandiri pelaksanaan reformasi
birokrasi, penanganan pengaduan masyarakat terhadap perangkat daerah,
penanganan pengaduan masyarakat terhadap bupati/wali kota untuk inspektorat
5
provinsi dan terhadap pemerintahan desa untuk inspektorat kabupaten/kota dan
evaluasi pelayanan publik;
4. Penegakan integritas, meliputi : penanganan laporan gratifikasi, monitoring dan
evaluasi aksi pencegahan korupsi, verifikasi pelaporan rencana aksi daerah
pencegahan dan pemberantasan korupsi, verifikasi LHKPN/LHKASN, penilaian
internal zona integritas, penanganan benturan kepentingan dan penanganan Whistle
Blower Syastem;
5. Peningkatan Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dan
Peningkatan Maturitas Sistem Pengendalian Intrn Pemerintah (SPIP)
Dalam melaksanakan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah
Inspektorat berkoordinasi dan berkonsultasi baik dengan Inspektorat Provinsi Aceh, selaku
unsur pengawasan penyelenggaraan Pemerintah Daerah tingkat provinsi maupun BPKP
Perwakilan Aceh maupun dengan Aparat Penegak Hukum.
Sebagai institusi formal, keberadaan dan aktivitas Inspektorat Kabupaten Aceh Barat
mengacu kepada landasan hukum yang berlaku yaitu:
6
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004, Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4578);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1999 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Negara;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
25 Tahun 2006, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4614);
BAB I PENDAHULUAN
9
Memuat penjelasan tentang undang-undang, peraturan pemerintah, Peraturan
Daerah, dan ketentuan peraturan lainnya yang mengatur tentang struktur
organisasi, tugas dan fungsi, kewenangan Inspektorat, serta pedoman yang
dijadikan acuan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran
Inspektorat
Memuat informasi tentang peran (tugas dan fungsi) Perangkat Daerah dalam
penyelenggaraan urusan pemerintah daerah, mengulas secara ringkas apa saja
sumber daya yang dimiliki Perangkat Daerah dalam penyelenggaraan tugas dan
fungsinya, mengemukakan capaian-capaian yang penting yang telah dihasilkan
melalui pelaksanaan Renstra Perangkat Daerah periode sebelumnya,
mengemukakan capaian program prioritas Perangkat Daerah yang telah dihasilkan
melalui pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya dan capaian program prioritas
tahun 2018 sampai dengan tahun 2020, serta mengulas hambatan-hambatan utama
yang masih dihadapi dan dinilai perlu diatasi melalui Perubahan Renstra Perangkat
Daerah ini.
10
2.2 Sumber Daya Inspektorat Kabupaten Aceh Barat
Bagian ini mengemukakan hasil analisis terhadap Renstra K/L dan Renstra
Perangkat Daerah provinsi, hasil telaahan terhadap RTRW, dan hasil analisis
terhadap KLHS yang berimplikasi sebagai tantangan dan peluang bagi
pengembangan pelayanan Perangkat Daerah pada lima tahun mendatang.
Bagian ini mengemukakan macam pelayanan, perkiraan besaran kebutuhan
pelayanan, dan arahan lokasi pengembangan pelayanan yang dibutuhkan.
11
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
daerah Terpilih
Bagian ini mengemukakan apa saja tugas dan fungsi Inspektorat Kabupaten
Aceh Barat yang terkait dengan visi, misi, serta program kepala daerah dan wakil
kepala daerah terpilih. Selanjutnya berdasarkan identifikasi permasalahan
pelayanan Perangkat Daerah (Tabel T-B.35), dipaparkan apa saja faktor-faktor
penghambat dan pendorong pelayanan Perangkat Daerah yang dapat
mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah
tersebut. Faktor-faktor inilah yang kemudian menjadi salah satu bahan
perumusan isu strategis pelayanan Perangkat Daerah.
Pada bagian ini dikemukakan apa saja faktor-faktor penghambat dan pendorong
dari pelayanan SKPK yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPK
ditinjau dari implikasi RTRW dan KLHS.
Pada bagian ini direview kembali faktor-faktor dari pelayanan Perangkat Daerah
yang mempengaruhi permasalahan pelayanan Perangkat Daerah ditinjau dari:
Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan tujuan dan sasaran jangka
menengah Inspektorat. Pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah Inspektorat
beserta indikator kinerjanya.
Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan strategi dan arah kebijakan SKPK
dalam lima tahun mendatang. yaitu dari Tabel T-C.26
Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja,
kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif (Perumusan rencana program, kegiatan,
indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif). Adapun penyajiannya
menggunakan Tabel 6.1 dan table 6.2 yang bersumber dari Tabel T- C.27.
14
BAB II
Gambar 4
15
Perbandingan Sasaran Reformasi Birokrasi Antar Periode
A. KEBIJAKAN REFORMASIBIROKRASI
Dinamika pelaksanaan dan capaian program Reformasi Birokrasi menjadi pertimbangan
dalam perbaikan beberapa kebijakan umum Reformasi Birokrasi. Salah satu isu yang sering
muncul dari pelaksanaan evaluasi yang dilakukan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi yaitu terkait dengan sinkronisasi aturan di tingkat pusat. Dalam
penyusunan kebijakan Road Map ini, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi telah melibatkan berbagai instansi di tingkat pusat dalam rangka mendapat
masukan dan sinkronisasi berbagaikebijakan. Ditindaklanjuti dengan Keputusan Bupati Aceh
Barat Nomor 522.a Tahun 2020 tentang Pembentukan Tim Pelaksana Road Map Reformasi
Birokrasi Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Tahun 2020.
Kebijakan yang dinilai terlalu detail atau kaku telah diperbaiki dengan tujuan memberikan
ruang yang lebih bagi masing-masing Perangkat Daerah untuk menyusun program Reformasi
Birokrasi dengan kebutuhan dan karakteristik masing-masing. Kebijakan yang tertera dalam
Road Map ini bersifat sebagai panduan umum dalam rangka menyediakan sebuah indikator
yang minimum perlu dicapai oleh setiap Perangkat Daerah. Aspek ini menjadi pertimbangan
mengingat kemampuan masing-masing Perangkat Daerah tidak sama sehingga perlu
penyesuaian target capaian Reformasi Birokrasi. Lebih dari itu, sinkronisasi kebijakan,
kontekstualisasi bagi kebutuhan pengguna, pengelolaan pengetahuan berbasis virtue yang
mapan, serta pengarusutamaan inovasi merupakan komponen resep perubahan tata kelola
pemerintahan yang diperlukan bagi menyiapkan pemerintah dan masyarakat menjalani era
digital, Revolusi Industri 4.0.
16
Dalam Road Map ini terdapat indikator yang telah disinkronkan dengan RPJMD dan
target capaian dari setiap sasaran Reformasi Birokrasi. Indikator yang disusun juga
mempertimbangkan hasil evaluasi dari masyarakat sebagai objek sekaligus subjek dari program
Reformasi Birokrasi. Hal ini berangkat dari paradigma governance yang menjadi salah satu kunci
sukses pelaksanaan Reformasi Birokrasi, terutama di Pemerintah Daerah. Penggunaan
paradigma governance menuntut pemerintah daerah untuk melibatkan aktor-aktor di luar
pemerintah dalam penyusunan dan pelaksanaan program-program Reformasi Birokrasi. Dengan
demikian, pelibatan masyarakat secara lebih intens menjadi salah satu agenda prioritas dalam
setiap kebijakan ReformasiBirokrasi.
Area Reformasi Birokrasi dan filosofi dibalik desain Reformasi Birokrasi tersebut dapat
dievaluasi melalui umpan-balik hasil pelaksanaan Reformasi Birokrasi itu sendiri. Dalam hal ini
terdapat delapan area perubahaan dalam Reformasi Birokrasi yang menjadi fokus pembangunan
antara lain sebagai berikut:
17
Gambar 5. Area Perubahan
Hasil evaluasi juga menunjukkan bahwa dari kedelapan area perubahan dan indikator
yang ada di dalamnya, hasil evaluasi menunjukkan bahwa pencapaian akuntabilitas kinerja
diusulkan menjadi target yang diprioritaskan, dengan alasan bahwa akuntabilitas kinerja
menjadi pengungkit bagi indikator yang lain. Upaya pencapaian indikator tersebut diharapkan
menjadi pencapaian indikatorlainnya.
Beberapa bidang pola pikir (Min set) dan budaya kerja yang diterapkan diantaranya;
2. samanya pola pikir aparatur dalam mencapai visi dan misi Kabupaten Aceh
Barat tingginya kesadaran aparatur untuk memahami visi dan misi Kabupaten Aceh
Barat;
2) DeregulasiKebijakan
Adanya Regulasi, sehingga tidak adanya pedoman/petunjuk bagi instansi dalam
pelaksanaan reformasi birokrasi, adanya beberapa hal yang menyebabkan keadaan
tersebut, antara lain rendahnya kesadaran SKPK untuk menyusun regulasi/produk
19
hukum sebagai pedoman pelaksanaan dilapangan.Keberhasilan dari
program/kegiatan penataan perundang-undangan ini akan diukur berdasarkan
indikator ketersedian.
3) PenyederhanaanOrganisasi
Organisasi Perangkat Daerah dalam penempatan pegawainya telah sesuai
dengan struktur organisasi sesuai kajian Analisis Beban Kerja dalam melakukan
penataan pegawai sehingga adanya pemerataan jumlah penetapan pegawai dilingkup
Pemerintahan Aceh Barat yang sesuai dengan Volume kerja di masing masing
Organisasi Perangkat Daerah terkait.
4) Perbaikan TataLaksana
Tata laksana organisasi telah diatur, dimana tidak terdapat tumpang tindih tupoksi
antar satuan kerja, Organisasi Perangkat Daerah yang memiliki SOP sebagai
pedoman kerja, dan memiliki data base bidang kerjanya. Oleh karenanya, telah
dilakukan evaluasi terhadap tupoksi satuan kerja dan penyusunan pedoman SOP
serta penyusunan data base dari seluruh satuan kerja.
21
mengakibatkan terpecahnya konsentrasi aparatur dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya, pemberian tunjangan khusus (TC ke-13)
Diwujudkan melalui;
7) PenguatanPengawasan
22
Percepatan Reformasi Birokrasi dihadapkan pada tantangan unit kerja dan
beragamnya jenis pelayanan. Untuk itu dibutuhkan strategi percepatan reformasi birokrasi
yang masif dan memiliki dampak yang langsung dapat dirasakan oleh masyarakat.
Ditindaklanjuti melalui:
1. Meningkatkan kesadaran SKPK untuk menindaklanjuti hasil pengawasan.
2. pengawasan terhadap kegiatan usaha, lingkungan hidup, hutan, tenaga kerja dan lain-
lain.
bukti terjadi peningkatan kualitas pelayanan publik tidak terlepas dari pengukuran indeks
pelayanan publik sebagai alat evaluasi penyeleggaraan pelayanan publik yang dilakukan, dimana
ada 6 aspek yang digunakan dalam pengukuran indeks yaitu pemenuhan Kebijakan Pelayanan
(standar pelayanan, maklumat pelayanan dan survei kepuasan masyarakat), peningkatan
Profesionalisme SDM, peningkatan kualitas Sarana dan Prasarana, pemanfaatan Sistem Informasi
Pelayanan Publik (SIPP), pengelolaan konsultasi dan pengaduan (termasuk penerapan LAPOR!),
serta penyelenggaraan inovasi dalam pelayanan publik, berlomba-lomba dipenuhi oleh unit
layanan yang dievaluasi.
Pemerintah Kabupaten Aceh Barat juga mendorong partisipasi masyarakat dalam perbaikan
penyelenggaraan pelayanan publik. Melalui Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik
Nasional (SP4N-LAPOR!), masyarakat dapat memberikan aduan, masukan ataupun apresiasi atas
pelayanan publik. Sampai tahun 2019 SP4N-LAPOR! telah terhubung dengan 49 Organisasi
Perangkat Daerah yang terdiri dari 5 badan 23 Dinas dan 12 kecamatan.
Bukti lain dari terjadinya peningkatan kualitas pelayanan publik adalah dilihat dari inovasi
pelayanan publik yang dikembangkan oleh Unit Penyelenggara Pelayanan Publik. Inovasi
pelayanan publik merupakan wujud dari semangat dan pemikiran kreatif penyelenggara pelayanan
publik untuk memberikan pelayanan yang lebih baik daripada biasanya. Sejak diprakarsai pada
Tahun 2014, jumlah inovasi yang berpartisipasi dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP)
meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan hingga Tahun 2020, telah tercatat sebanyak 20 inovasi
yang terdaftar. Tidak hanya memberikan manfaat bagi masyarakat, 2 Inovasi telah masuk
nominasi Top 99 dan nominasi dunia di ajang United Nation Public Service Award (UNPSA) di
Tahun 2017.
23
Hasil pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada dua periode sebelumnya menunjukkan bahwa
upaya menuju Pemerintahan yang lebih baik ditandai dengan dengan capaian hasil Road Map
Reformasi Borokrasi Tahun 2017-2022 yang telah dilaksanakan menghasilkan beberapa
perubahan. Perubahan tersebut terlihat dari capaian atas target beberapa indikator tata kelola
pemerintahan yang semakin membaik. Kebijakan Reformasi Birokrasi di tahun 2017-2022
ditujukan untuk mencapai tiga (3) sasaran utama yaitu; (1) Birokrasi yang bersih dan akuntabel, (2)
Birokrasi yang efisien dan efektif, dan (3) Birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas.
Keberhasilan pencapaian tiga (3) sasaran tersebut diukur dengan beberapa indikator yang
tertuang dalam Road Map Reformasi Birokrasi 2017-2022. Berikut ini adalah tabel yang
memperlihatkan berbagai capaian atas target dari ukuran keberhasilan yang telah ditetapkan pada
Road Map Birokrasi 2014-2017.
24
Tabel 2. Pencapaian UkuranKeberhasilan
Road Map Reformasi Birokrasi2017-2022
4 Kategori hasil D, C.
BB B B
Evaluasi Sakip CC. BB.
A. AA
25
Sasaran Indikator Satuan Baseline Target Realisasi
2019 2019
1 Survei Kepuasan
Birokrasi Skor 0-100 75 71,67 83,70
yang Masyarakat
memiliki
pelayanan 2 Indeks Pelayanan
publik Publik
berkualitas
Rumah Sakit Cut Skor 2,75 3,25
Nyak Dhien 0-5
Meulaboh
26
4 Nilai Kepatuhan Nilai 61,98 55,98 95,95
Standar
Pelayanan Publik
Versi
Ombudsment
Keterangan:
Dari tabel di atas terlihat bahwa pelaksanaan Reformasi Birokrasi tengah menuju ke arah
yang lebih baik yang dibuktikan dengan peningkatan berbagai capaian dari kondisi baseline di
tahun 2019, meskipun masih banyak beberapa ukuran keberhasilan yang belum mencapai
target. Selain beberapa ukuran keberhasilan yang telah ditetapkan dalam Road Map 2017-2022.
27
D. TANTANGAN/HAMBATAN
Pelaksanaan program Reformasi Birokrasi telah menjadi prioritas nasional sejak
dikeluarkannya Grand Design Reformasi Birokrasi pada tahun 2010. Sudah hampir satu dekade
berjalan, secara umum Reformasi Birokrasi masih menghadapi banyak hambatan dan
tantangan, baik yang berasal dari internal maupun eksternal pemerintah.
a. Intervensi Politik
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi tidak dapat dilepaskan dari lingkungan politik. Hal yang
menjadi tantangan terbesar dari lingkungan politik adalah intervensi politik dari para pejabat
political appointee ke dalam birokrasi. Tidak dapat dipungkiri bahwa keberhasilan Reformasi
Birokrasi sangat dipengaruhi oleh komitmen para pemimpin dalam menjalankan program
Reformasi Birokrasi.
d. Pembelajaran
28
Peran KepemimpinanKeberhasilan pelaksanaan Reformasi Birokrasi tidak terlepas dari
komitmen Instansi yang memperlihatkan Keberhasilan pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan
Kepala Daerah Memimpin langsung Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan menjamin netralitas
Birokrasi.
29
BAB III
Tabel 3
8 (delapan) Area Perubahan Reformasi Birokrasi
dan hasil yang di harapkan
AREA
No HASIL YANG DIHARAPKAN
PERUBAHAN
32
6. Penguatan Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja
Akuntabilitas birokrasi
33
Sebagai langkah untuk mencapai arah perubahan birokrasi yang
diinginkan, Pemerintah Kabupaten Aceh Baratmengembangkan suatu strategi
manajemen perubahan sebagai bagian dari langkah-langkah membangun sistem
operasi reformasi birokrasi, yang meliputi unsur pengorganisasian, pelaksanaan
dan penyusunan metode monitoring dan evaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi.
Untuk merubah organisasi menuju perubahan yang diinginkan, dibutuhkan
5 (lima) hal, antara lain:
1. Kepemimpinan dengan visi yang kuat;
2. Keterampilan (skill) untuk mampu melakukan tuntutan-tuntutan baru;
3. Sumber daya (resource) yang memudahkan perubahan;
4. Insentif yang memadai; dan
5. Rencana tindak (action plan).
Beberapa pengertian yang terkait dengan strategi perubahan sebagai alat
bantu pelaksanaan reformasi birokrasi, antara lain:
a. Manajemen Perubahan
Manajemen perubahan adalah suatu proses yang sistematis dengan
menerapkan pengetahuan, sarana dan sumber daya yang diperlukan bagi
sebuah organisasi untuk bergeser dari kondisi yang sekarang menuju kondisi
yang diinginkan, yaitu menuju kearah kinerja yang lebih baik dan untuk
mengelola individu-individu yang akan terkena dampak dari proses perubahan
tersebut.
b. Agen Perubahan
Agen perubahan (agent of change) adalah individu/kelompok yang terlibat dalam
merencanakan perubahan dan mengimplementasikannya. Dalam sebuah proses
perubahan, para agen perubahan ini berperan sebagai role model atau yang
dapat dijadikan contoh, baik dalam prestasi kerjanya maupun dalam prilakunya.
Agen perubahan terdiri dari pimpinan organisasi (sebuah keharusan) dan
pegawai-pegawai yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu. Adapun peran agen
perubahan, antara lain:
1. Katalis adalah peran untuk meyakinkan pegawai yang ada di masing-masing
satuan kerja tentang pentingnya perubahan menuju kondisi yang lebih baik.
34
2. Pemberi solusi adalah peran sebagai pemberi alternatif solusi kepada
aparatur yang mengalami kendala dalam proses perubahan;
3. Mediator adalah peran untuk membantu kelancaran proses perubahan,
terutama menyelesaikan masalah yang muncul dalam pelaksanaan reformasi
birokrasi dan membina hubungan antara pihak-pihak yang ada didalam
maupun di luar Pemerintah Kabupaten Aceh Barat terkait dalam proses
perubahan;
Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam menjalankan manajemen
perubahan birokrasi pemerintahan, yaitu:
a. Mendorong keinginan untuk berubah
Orang-orang yang menghargai pentingnya perubahan adalah orang yang
membuka hati dan telinga mereka, dimana mereka tidak hanya mendengar tetapi
juga mendengarkan dan menyaringnya dalam hati dan pikirannya sehingga
perubahan yang dilakukan akan sepenuh hati dengan kesadaran yang sungguh-
sungguh. ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk menciptakan keinginan
berubah, antara lain:
a. menciptakan sense of urgency dan kepedulian terhadap perubahan;
b. memahami kepentingan dan ketakutan orang akan perubahan serta
menyuarakan keberhasilan perubahan.
b. Mengajak lebih banyak orang
Ada 2 (dua) cara yang efektif untuk mengajak lebih banyak orang terlibat dalam
proses perubahan, yaitu membangun strategi dan melaksanakannya secara
reguler dan efektif dengan memberikan tanggung jawab bagi yang terlibat
sehingga merasa berkontribusi terhadap perubahan yang terjadi.
c. Memelihara momentum
Proses perubahan dalam rangka reformasi birokrasi memerlukan waktu yang
cukup lama, oleh karena itu bukan tidak mungkin antusiaisme dan komitmen
terhadap reformasi birokrasi menyusut atau menurun dan kembali pada cara
kerja serta pola pikir yang lama. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat
perlu terus menumbuhkan dan memelihara momentum perubahan. Dua cara
yang biasa digunakan adalah mengembangkan kompetensi dan keterampilan
baru yang diperlukan dalam perubahan.
35
d. Sosialisasi dan Internalisasi Reformasi Birokrasi
Secara khusus sosialisasi dan internalisasi reformasi birokrasi bertujuan:
a. Menjelaskan sistematika reformasi birokrasi;
b. Menjelaskan metodologi pelaksanaan reformasi birokrasi dengan memberikan
variabel indikatif yang dapat digunakan sebagai kriteria untuk mereview
pelaksanaan reformasi birokrasi;
c. Memberikan arahan mengenai bentuk-bentuk media sosialisasi agar proses
sosialisasi memiliki keseragaman pola.
d. Membentuk identitas reformasi birokrasi sebagai kerangka kebijakan integrasi
yang mengkoordinasikan berbagai program reformasi birokrasi berbasis
pemberdayaan berbagai fungsi;
e. Membangun kesadaran dan pemahaman penyelenggara program reformasi
birokrasi tentang perlunya mengkoordinasikan dan mengintegrasian program-
program reformasi birokrasi;
f. Membangun kesadaran dan pemahaman para pemangku kepentingan bahwa
reformasi birokrasi merupakan program bersama yang menghendaki
kepedulian, komitmen dan keterlibatan berbagai pihak.
36
Advokasi dilakukan dengan tujuan membangun kepedulian dan komitmen
para pemangku kebijakan reformasi birokrasi sehingga akan lebih memahami
pentingnya reformasi birokrasi dan mempunyai komitmen untuk memberikan
dukungan penuh dalam pelaksanaan reformasi birokrasi.
c. Edukasi
Edukasi merupakan proses pembelajaran yang diarahkan pada perubahan
sikap dan perilaku dari penerima informasi. Tujuan edukasi adalah
membangun rasa percaya diri (self comfident) dan kesadaran kerja sama
untuk membangun perubahan.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 37 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan
Road Map Reformasi Pemerintah Daerah, untuk menjalankan perubahan
manajemen pemerintahan dibutuhkan organisasi reformasi birokrasi yang terdiri
dari 2 (dua) tingkatan, yaitu Tim Pengarah yang dipimpin langsung oleh Bupati dan
Tim Pelaksana Reformasi Birokrasi yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah dengan
tugas antara lain:
1. Tugas Tim Pelaksana:
a. memberikan arahan dalam penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi serta
menetapkan Road Map;
b. memastikan pelaksanaan Reformasi Birokrasi, sesuai dengan sasaran
Reformasi Birokrasi Nasional, yang dapat memberikan dampak pada
perbaikan birokrasi dan memberikan dampak pada masyarakat; dan
c. memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi secara
berkala, termasuk pelaksanaan Quick Wins dan memberikan arahan agar
pelaksanaan Reformasi Birokrasi tetap berjalan konsisten, terarah sesuai
dengan Road Map, dan berkelanjutan.
37
c. merancang rencana Manajemen perubahan;
d. bersama dengan Kesatuan Kerja terkait melaksanakan Quick Wins;
e. melaksanakan fokus perubahan sesuai rencana yang tertuang dalam Road
Map;
f. melakukan pemeliharaan terhadap area-area yang sudah maju;
g. melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala, melakukan penyesuaian
yang diperlukan agar target yang dihasilkan selalu dapat menyesuaikan
kebutuhan stakeholders.
38
menyusut atau menurun dan kembali pada cara kerja serta pola pikir yang lama.
Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat perlu terus menumbuhkan dan
memelihara momentum perubahan dengan melakukan program Quick Wins.
Quick Wins atau juga sering disebut low hanging fruit adalah suatu inisiatif
yang mudah dan cepat dicapai untuk mengawali suatu program besar dan sulit
yang bermanfaat untuk mendapatkan momentum awal yang positif dan selanjutnya
melakukan hal yang lebih berat.
Program Quick Wins yang akan dijalankan lebih difokuskan pada peningkatan
kualitas Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) sehingga dapat
menjadi role model bagi satuan unit-unit pelayanan lainnya dalam meningkatkan
kualitas dan mutu pelayanan pemerintah daerah.
Tabel 4
Prioritas SKPK
AREA PERUBAHAN SKPK Pelaksana
1. Perubahan Mindset Seluruh SKPK
Dan Budaya Kinerja
dilingkungan
Organisasi
2. Deregulasi kebijakan Bagian Hukum
3. Penyederhanaan Bagian Organisasi
Organisasi
4. Penyederhanaan Bagian Organisasi
Tatalaksana
5. Penataan Sumber BKPSDM dan seluruh SKPK
Daya Manusia
Aparatur
6. Penguatan Bappeda, BPKD, Bagian Organisasi dan
Akuntabilitas Bagian Pemerintahan
39
7. Penguatan Inspektorat dan Pengawas Teknis SKPK
Pengawasan
8. Peningkatan Kualitas Dinas Kesehatan, RSUD, DPMPTSP,
Pelayanan Publik Disdukcapil dan Kecamatan.
40
Tabel 5
Capaian Sasaran Reformasi Birokrasi
SASARAN REFORMASI
PENCAPAIAN SASARAN
BIROKRASI
Akuntabel Keuangan
C. Rencana Aksi
1. Rencana Pelaksanaan
41
RENCANA AKSI REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT
42
Area Hasil yang Waktu Pelaksanaan
Kriteria Keberhasilan Penanggung
No Reformasi diharapkan dan Program dan Kegiatan Indikator dan Target
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 Jawab
Birokrasi Indikator
43
Area Hasil yang Waktu Pelaksanaan
Kriteria Keberhasilan Penanggung
No Reformasi diharapkan dan Program dan Kegiatan Indikator dan Target
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 Jawab
Birokrasi Indikator
44
Area Hasil yang Waktu Pelaksanaan
Kriteria Keberhasilan Penanggung
No Reformasi diharapkan dan Program dan Kegiatan Indikator dan Target
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 Jawab
Birokrasi Indikator
45
Area Hasil yang Waktu Pelaksanaan
Kriteria Keberhasilan Penanggung
No Reformasi diharapkan dan Program dan Kegiatan Indikator dan Target
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 Jawab
Birokrasi Indikator
akan dilaksanakan
46
Area Hasil yang Waktu Pelaksanaan
Kriteria Keberhasilan Penanggung
No Reformasi diharapkan dan Program dan Kegiatan Indikator dan Target
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 Jawab
Birokrasi Indikator
47
Area Hasil yang Waktu Pelaksanaan
Kriteria Keberhasilan Penanggung
No Reformasi diharapkan dan Program dan Kegiatan Indikator dan Target
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 Jawab
Birokrasi Indikator
masyarat masyarat
48
Area Hasil yang Waktu Pelaksanaan
Kriteria Keberhasilan Penanggung
No Reformasi diharapkan dan Program dan Kegiatan Indikator dan Target
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 Jawab
Birokrasi Indikator
hukum daerah dan sosialisasi produk produk hukum daerah dan Hukum
peraturan hukum daerah dan peraturan perundang
perundang- peraturan perundang undangan lainya
undangan lainya undangan lainya
berbasis teknologi (4 (empat) kegiatan/ tahun)
informasi
49
Area Hasil yang Waktu Pelaksanaan
Kriteria Keberhasilan Penanggung
No Reformasi diharapkan dan Program dan Kegiatan Indikator dan Target
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 Jawab
Birokrasi Indikator
3). Kemungkinan
duplikasi fungsi;
4).Tumpang tindih
fungsi dengan OPD
lainya
4. Penyederhan Meningkatnya 1. Proses Bisnis dan Prosedur Operasional Tetap/Standard Operating Procedure (SOP) Bagian Utama.
aan penyerapan
Tatalaksana sistem, proses dan a. Mendorong semua Semua OPD/ unit kerja Jumlah OPD / unit kerja
prosedur kerja OPD untuk kerja khususnya unit yang memiliki standard
yang jelas efektif, khususnya unit pelayanan memiliki operating procedure (SOP)
efisien, cepat, pelayanan memiliki standard operating (58 (Lima puluh delapan) Bagian
√
terukur, sederhana standard operating procedure (SOP) OPD Organisasi
tarnsparan dan procedure (SOP)
berbasis e- sesuai dngan tugas
government dan fungsinya
(presentase OPD
unit kerja yang b. Melaksanakan Terlaksananya Jumlah kegiatan bimbingan
memiliki standard bimbingan teknis bimbingan teknis teknis penyusunan
Bagian
operasional penyusunan Standard penyusunan Standard Standard Operating √
Organisasi
procedure (70%) Operating Procedure Operating Procedure Procedure (SOP) bagi
(SOP) bagi SKPD (SOP) bagi SKPD SKPD
51
Area Hasil yang Waktu Pelaksanaan
Kriteria Keberhasilan Penanggung
No Reformasi diharapkan dan Program dan Kegiatan Indikator dan Target
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 Jawab
Birokrasi Indikator
2. E - Goverment
a. Menyusun rencana Tersusunnya rencana Jumlah dokumen rencana
pengembangan pengembangan pengembangan
52
Area Hasil yang Waktu Pelaksanaan
Kriteria Keberhasilan Penanggung
No Reformasi diharapkan dan Program dan Kegiatan Indikator dan Target
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 Jawab
Birokrasi Indikator
53
Area Hasil yang Waktu Pelaksanaan
Kriteria Keberhasilan Penanggung
No Reformasi diharapkan dan Program dan Kegiatan Indikator dan Target
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 Jawab
Birokrasi Indikator
kepada masyarakat
54
Area Hasil yang Waktu Pelaksanaan
Kriteria Keberhasilan Penanggung
No Reformasi diharapkan dan Program dan Kegiatan Indikator dan Target
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 Jawab
Birokrasi Indikator
56
Area Hasil yang Waktu Pelaksanaan
Kriteria Keberhasilan Penanggung
No Reformasi diharapkan dan Program dan Kegiatan Indikator dan Target
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 Jawab
Birokrasi Indikator
58
Area Hasil yang Waktu Pelaksanaan
Kriteria Keberhasilan Penanggung
No Reformasi diharapkan dan Program dan Kegiatan Indikator dan Target
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 Jawab
Birokrasi Indikator
Proses Penerimaan Pegawai dilaksanakan secara Transparan, Objektif Akuntabel dan Bebas Korupsi,
2.
Kolusi dan Nepotisme
a. Pengumuman Pengumuman Jumlah pelaksaan
penerimaan pegawai penerimaan pegawai pengumuman penerimaan
di umumkan secara melalui website resmi pegawai (1 (satu) kali √ BKPSDM
luas kepada pelaksanaan)
masyarakat
59
Area Hasil yang Waktu Pelaksanaan
Kriteria Keberhasilan Penanggung
No Reformasi diharapkan dan Program dan Kegiatan Indikator dan Target
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 Jawab
Birokrasi Indikator
60
Area Hasil yang Waktu Pelaksanaan
Kriteria Keberhasilan Penanggung
No Reformasi diharapkan dan Program dan Kegiatan Indikator dan Target
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 Jawab
Birokrasi Indikator
61
Area Hasil yang Waktu Pelaksanaan
Kriteria Keberhasilan Penanggung
No Reformasi diharapkan dan Program dan Kegiatan Indikator dan Target
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 Jawab
Birokrasi Indikator
62
Area Hasil yang Waktu Pelaksanaan
Kriteria Keberhasilan Penanggung
No Reformasi diharapkan dan Program dan Kegiatan Indikator dan Target
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 Jawab
Birokrasi Indikator
63
Area Hasil yang Waktu Pelaksanaan
Kriteria Keberhasilan Penanggung
No Reformasi diharapkan dan Program dan Kegiatan Indikator dan Target
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 Jawab
Birokrasi Indikator
65
Area Hasil yang Waktu Pelaksanaan
Kriteria Keberhasilan Penanggung
No Reformasi diharapkan dan Program dan Kegiatan Indikator dan Target
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 Jawab
Birokrasi Indikator
66
Area Hasil yang Waktu Pelaksanaan
Kriteria Keberhasilan Penanggung
No Reformasi diharapkan dan Program dan Kegiatan Indikator dan Target
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 Jawab
Birokrasi Indikator
68
Area Hasil yang Waktu Pelaksanaan
Kriteria Keberhasilan Penanggung
No Reformasi diharapkan dan Program dan Kegiatan Indikator dan Target
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 Jawab
Birokrasi Indikator
keterlibatan pimpinan
OPD dan staf unt
melakukan kebijakan
gratifikasi
pengendalian pengendalian
3. Pengaduan Masyarakat
71
Area Hasil yang Waktu Pelaksanaan
Kriteria Keberhasilan Penanggung
No Reformasi diharapkan dan Program dan Kegiatan Indikator dan Target
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 Jawab
Birokrasi Indikator
72
Area Hasil yang Waktu Pelaksanaan
Kriteria Keberhasilan Penanggung
No Reformasi diharapkan dan Program dan Kegiatan Indikator dan Target
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 Jawab
Birokrasi Indikator
73
Area Hasil yang Waktu Pelaksanaan
Kriteria Keberhasilan Penanggung
No Reformasi diharapkan dan Program dan Kegiatan Indikator dan Target
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 Jawab
Birokrasi Indikator
7. APIP
75
Area Hasil yang Waktu Pelaksanaan
Kriteria Keberhasilan Penanggung
No Reformasi diharapkan dan Program dan Kegiatan Indikator dan Target
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 Jawab
Birokrasi Indikator
76
Area Hasil yang Waktu Pelaksanaan
Kriteria Keberhasilan Penanggung
No Reformasi diharapkan dan Program dan Kegiatan Indikator dan Target
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 Jawab
Birokrasi Indikator
78
Area Hasil yang Waktu Pelaksanaan
Kriteria Keberhasilan Penanggung
No Reformasi diharapkan dan Program dan Kegiatan Indikator dan Target
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 Jawab
Birokrasi Indikator
79
Area Hasil yang Waktu Pelaksanaan
Kriteria Keberhasilan Penanggung
No Reformasi diharapkan dan Program dan Kegiatan Indikator dan Target
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 Jawab
Birokrasi Indikator
3. Pengelolan Pengaduan
a. Menetapkan Tersusunnya Jumlah Peraturan Bupati √
Bagian
kebijakan pelayanan Peraturan Bupati tentang pedoman
80
Area Hasil yang Waktu Pelaksanaan
Kriteria Keberhasilan Penanggung
No Reformasi diharapkan dan Program dan Kegiatan Indikator dan Target
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 Jawab
Birokrasi Indikator
84
Area Hasil yang Waktu Pelaksanaan
Kriteria Keberhasilan Penanggung
No Reformasi diharapkan dan Program dan Kegiatan Indikator dan Target
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 Jawab
Birokrasi Indikator
/kecamatan/tahun)
86
Area Hasil yang Waktu Pelaksanaan
Kriteria Keberhasilan Penanggung
No Reformasi diharapkan dan Program dan Kegiatan Indikator dan Target
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 Jawab
Birokrasi Indikator
87
88
BAB IV
PENUTUP
INSPEKTUR
KABUPATEN ACEH BARAT
NYAKNA, SE.,M.Ec.Dev
NIP. 19670908 199403 1 009
89