Makalah Ilmu Biomedik Dasar Sistem Endokrin

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ILMU BIOMEDIK DASAR

SISTEM ENDOKRIN

Disusun Oleh :

PUTRI (201440127)

Dosen Pembimbing :

Ns. Abdul Kadir Hasan, SST.,M.Kes

POLTEKKES KEMENKES PANGKAL PINANG

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmatNyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem
Endokrin Pada Manusia” tepat pada waktunya.

Makalah ini penulis susun untuk melengkapi tugas Ilmu Biomedik Dasar selain
itu untuk mengetahui dan memahami Sistem Endokrin Pada Manusia. Penulis
mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan
makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu setiap pihak diharapkan dapat memberikan masukan berupa kritik dan
saran yang bersifat membangun.   

Sungailiat, 15 September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................4
1.3 Tujuan...............................................................................................................................4
BAB II..........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..........................................................................................................................5
2.1 Pengertian..................................................................................................................................5
2.2 Sifat Hormon.............................................................................................................................5
2.3 Mekanisme Kerja Hormon........................................................................................................6
2.4 Fungsi Hormon..........................................................................................................................7
2.5 Kelenjar Pada Sistem Hormon..............................................................................................9
2.6 Penyakit Yang Berhubungan Dengan Syetem Endokrin.........................................................16
BAB III......................................................................................................................................18
PENUTUP..................................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................18
3.2 Saran........................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem endokrin merupakan system kelenjar yang memproduksi substans untuk
digunanakn di dalam tubuh. Kelenjar endokrin mengeluarkan substansi yang tetap beredar dan
bekerja didalam tubuh.

Hormon merupakan senyawa kimia khusus diproduksi oleh kelenjar endokrin tertentu.
terdapat hormon setempat dan hormon umum. Contoh dari hormon setempat adalah Asetilkolin
yang dilepaskan oleh bagian ujung-ujung syaraf parasimpatis dan syaraf rangka. Sekretin yang
dilepaskan oleh dinding duedenum dan diangkut dalam darah menuju penkreas untuk
menimbulkan sekresi pankreas dan kolesistokinin yang dilepaskan diusus halus, diangkut
kekandung empedu sehingga timbul kontraksi kandung empedu dan pankreas sehingga timbul
sekresi enzim.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :

1. Apa pengertian dari sistem endokrin ?


2. Apa fungsi dari sistem endokrin ?
3. Kelenjar apa yang ada pada sistem endokrin manusia ?
4. Bagaimana mekanisme kerja sistem endokrin pada manusia ?
5. Penyakit apa yang berhubungan dengan sistem edokrin ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian dari sistem endokrin.


2. Untuk mengetahui fungsi dari sistem endokrin.
3. Untuk mengetahui kelenjar yang ada pada sistem endokrin manusia.
4. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme kerja sistem endokrin pada manusia.
5. Untuk mengetahui penyakit yang berhubungan dengan sistem endokrin.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Dalam tubuh manusia terdapat kelenjar, enzim dan beberapa bagian penting yang
mempengaruhi kestabilan tubuh. Salah satu kelenjar yang memiliki pengaruh dalam tubuh adalah
kelenjar endokrin. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tersusun atas susunan sel mikro yang
sangat sederhana yan terdiri atas jaringan ikat halus yang mengandung pembuluh kapiler.

Kelenjar endokrin adalah sebuah organ yang memproduksi zat aktif (hormone), yang
dilepaskan melaluai darah. Zat aktif ini akan mengatur kerja sebuah organ atau bahkan beberapa
organ sekaligus. Sifat kerja hormone adalah bekerja sebagai control umpan balik, bekerja pada
spesifik target, dan memiliki mekanisme kerja tertentu.

Sistem endokrin adalah suatu sistem dalam tubuh manusia yang bertugas untuk melakukan
sekresi (memproduksi) hormon yang berfungsi untuk mengatur seluruh kegiatan organ-organ
dalam tubuh manusia sesuai dengan yang dibutuhkan organ tersebut. Hasil sekresi berupa
hormon ini langsung masuk ke dalam pembuluh darah manusia tanpa harus melalui saluran
(duktus).

Sistem endokrin terbagi menjadi beberapa kelenjar endokrin yang jika dalam satu kesatuan
disebut denngan sistem endokrin. Jadi, sistem endokrin merupakan gabungan dari beberapa
kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin itu sendiri ada yang mengahasilkan satu macam hormon
tunggal, dan juga menghasilkan beberapa hormone ganda.

2.2 Sifat Hormon


Menurut Tenzer (1998), kelenjar endokrin pada vertebrata (termasuk manusia) memiliki sifat
umum sebagai berikut:

1. Seluruh kelenjar endokrin berukuran kecil dan mengandung banyak pembuluh darah.
2. Berdasarkan susunan sel sekretorinya, kelenjar hormon dibedakan menjadi dua tipe.
1) Tipe sinusoid. Tersusun atas sel-sel sekretori berbentuk kubus atau pipih yang
terletak diantara sinusoid-sinusoid dan dilengkapi dengan matriks jaringan ikat.
2) Tipe folikel. Sel sekretori tersusun dalam kantung bulat (folikel). Folikel tersebut
menimbun sekretnya dalam lumen sebelum dilepaskan dalam aliran darah. Tipe
ini terdapat pada kelenjar tiroid.
Kelenjar pada sistem endokrin hanya berhubungan secara fungsional tanpa ada hubungan
secara struktural. Jumlah sekret yang disekresikan tergantung kebutuhan tubuh. Kelenjar
endokrin yang terdapat pada vertebrata (termasuk manusia) antara lain, hipofisis, tiroid,
paratiroid, adrenal, pineal, dan organ-organ tubuh yang mengandung kelenjar endokrin misalnya,
pankreas, gonad, ginjal, lambung, dan usus halus (Tenzer, 1998).

Macam-macam zat kimia yang menyerupai hormon :

1) Hormon Thymic : Hormon dari kelenjar timus (thymus), berperan untuk mempengaruhi
perkembangan sel limfosit B menjadi sel plasma, yaitu sel penghasin antibodi.
2) Hormon Brakidin : Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar yang sedang aktif, bekerja
sebagai vasodilator (yang menyebabkan pembuluh darah membesar) sehingga dapat
meningkatkan aliran darah dan merangsang pengeluaran keringat dan air ludah dalam
jumlah lebih banyak.
3) Hormon Eritropuitin : Merupakan glikoprotein yang proses sintesisnya melibatkan hati
dan ginjal, hormon ini dapat merangsang pusat pembentukan sal darah di sumsum tulang
sehingga tubuh akan menghasilkan sel darah merah dalam jumlah yang lebih banayak.
Hal ini bermanfaat dalam meningkatkan jumlah oksigen yang dapat diangkut oleh darah.
4) Hormon Prostaglin, Eritropuitin, Histamin, Kinin, dan Renin dapat disintesis secara luas
oleh berbagai jaringan tau organ yang sebenarnya tidak berfungsi sebagai organ endokrin.
5) Hormon Feromon : suatu senyawa kimia spesifik yang dilepaskan oleh hewan ke
lingkunganya.dan dpapat menimbulkan respons prilaku, perkembangan, reproduktif. Dan
untuk membereikan daya tarik seksual, menandai daerah kekuasaan, mengenali individu
lain dalam spesies yang sama dan berperan penting dalam sinkronisasi siklus seksual.

2.3 Mekanisme Kerja Hormon


Kelenjar endokrin akan mengeluarkan hormone bila ada stimulus atau rangsangan. Hormone
yang akan dikeluarkan kemudian diangkut oleh darah menuju kelenjar-kelenjar yang sesuai
sehingga bagian tubuh yang sesuai tersebut akan merespon misalnya insulin yang disekresikan
pancreas apabila kadar gula dalam darah tinggi.

Berikut mekanisme kerja hormone secara spesifik :

1. Stimulasi kerja enzim yang ada dalam sel. Aktivasi enzim melibatkan system reseptor
terikat membrane (pembawa pesan kedua).
a. Molekul-molekul dari berbagai hormone protein dan polipeptida (pembawa pesan
pertama) berikatan dengan reseptor tetap pada permukaan sel yang spesifik
terhadap hormone tersebut.
b. Kompleks hormone reseptor menstimulasi pembentukan adenosine 3,5 –
monofosfat siklik (cAMP) sebagai pengantar pesan kedua, yang dapat
menyampaikan pesan pertama dari berbagai hormone.
1) Sintesis cAMP melibatkan lebih dari satu G-protein terikat membrane,
yang termasuk keluarga protein regulator pengikat nukelotida guanine.
2) G-protein mengalami perubahan bentuk, sehingga guanosin difosfat(GDP)
yang tidak aktif dapat diganti dengan enzim pengaktivasi, guanosin
trifosfat (GTP).
3) Kompleks G-protein-GTP mengaktivasi enzim adenilat siklase, untuk
memproduksi cAMP.
c. Setiap molekul cAMP mengaktivasi berbagai moleki cAMP-dependen protein
kinase yang sesuai.
1) Enzim protein kinase mengkatalisis rreaksi fosforilasi khusu (transfer
gugus fosfat) untuk enzim kunci dalam sitoplasma.
2) Setiap molekul protein kinase mengaktivasi berbagai molekul yang sesuai
dengan enzimnya. Dengan demikian, suatu konsentrasi rendah dari
hormone yang bersirkulasi dapat diperkuat sehingga mengakibatkan
aktivitas enzim intraseluler utama
d. Aktivasi enzim oleh protein kinase mengakibatkan efek fisiologis dan reaksi
kimia, bergantung pada sifat bawaan sel.
e. cAMP terurai dengan cepat oleh enzim intraseluler fosfodisterase. Ini akan
membatasi durasi efek cAMP.
2. Aktivasi gen melibatkan system reseptor intraselular
a. Hormone steroid, hormone tiroid, dan beberapa jenis hormone polipeptida,
menembus membrane untuk masuk ke dalam sel. Hormone tersebut berikatan
dengan reseptor internal bergerak dalam sitoplasma atau nucleus sel.
b. Kompleks reseptor-hormon bergerak ke DNA di sisi atau di dekat gen yang
transkripsinya distimulasi oleh hormone. Disisi ini, kompleks akan berikatan
dengan reseptor DNA spesifik untuk hormone.
c. Gen kemudian diaktivasi oleh kompleks ini untuk membentuk transkripsi mRNA
yang akan berdifusi ke dalam sitoplasma.
d. mRNA kemudian ditransisi menjadi protein dan enzim yang memicu respons
selular terhadap hormone.

2.4 Fungsi Hormon


Seiring dengan saraf, sistem endokrin berfungsi untuk mempertahankan hemostasis selama
istirahat dan olahraga. Saraf dan sistem endokrin juga bekerja sama unttuk memulai dan
mengendalikan gerakan, dan semua gerakan yang melibatkan proses fisiologis. Dimana sistem
saraf bertindak cepat (hamper seketika) menyampaikan pesan impulls saraf , sistem endokrin
memiliki respon lebih lambat tapi lebih tahan lama dari impuls sistem saraf. Sistem endokrin
mengatur pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi dan menambah kapasitas tubuh untuk
menangani stress fisik dan psikologis.
Secara keseluruhan, masing-masing kelenjar yang terdapat dalam tubuh memiliki fungsi
yang berbeda-beda tergantung dari mana kelenjar tersebut dihasilkan. Akan tetapi, secara umum
fungsi kelenjar endokrin adalah:

1) Penghasil Hormon – Kelenjar endokrin bertugas untuk menghasilkan berbagai macam


jenis hormon yang nantinya akan disalurkan ke darah apabila diperlukan oleh jaringan
tubuh tertentu.
2) Mengontrol Aktivitas – Kelenjar endoktrin bertugas untuk mengontrol aktivitas dari
kelenjar tubuh agar dapat berfungsi dengan normal dan maksimal.
3) Merangsang Aktivitas – Kelenjar endoktrin juga bertugas untuk merangsang aktivitas
kelenjar tubuh untuk kemudian disampaikan ke sistem saraf dan menciptakan suatu efek
dari rangsangan tersebut.
4) Pertumbuhan Jaringan – Kelenjar endoktrin juga mempengaruhi pertumbuhan jaringan
pada manusia agar jaringan tersebut berfungsi maksimal.
5) Mengatur Metabolisme – Kelenjar endoktrin juga berfungsi untuk mengatur metabolisme
dalam tubuh, sistem oksidasi tubuh serta bertugas untuk meningkatkan absorpsi glukosa
dalam tubuh dan pada usus halus.
6) Metabolisme Zat – Kelenjar endoktrin bertugas untuk mempengaruhi fungsi metabolisme
lemak, vitamin, metabolisme protein, mineral, air dan hidrat aranga dalam tubuh untuk
agar optimal.

Sedangkan fungsi dari hormone adalah :

1. Mengendalikan proses-proses dalam tubuh manusia seperti proses metabolism, proses


oksidatif, perkembangan seksual.
2. Menjaga keseimbangan fungsi tubuh (hemeotasis).

Pada umumnya, sistem hormonal ( sistem endikrin ) terutama berhubungan denagn


pengaturan sebagai fungsi metabolisme tubuh, mengatur kecepatan reaksi kimia di dalam sel
atau trnspor zat-zat melalui membran selatau aspek-aspek metabolisme sel lainnya seperti
pertumbuhan dan sekresi.
2.5 Kelenjar Pada Sistem Hormon
Pada sistem endokrin terdapat beberapa kelenjar yaitu :

1) Kelenjar Hipofisi (Pituituri)


Merupakan kelenjar kecil,garis tengahnya kurang dari 1 cm dan berat sekitar 0,5
sampai 1 gram yang terletak dalam sel latursica pada basis otak dan dihubungkan dengan
hipitalamus oleh tangkai pituitaria,atau infundibulum hipotalami.
Pembagian hormon hipofisis, Secara fisiologis dibagi dalam dua bagian :
a. Hipofisis anterior, juga dikenal sebagai adehipofisis
Sekresi hipofisis anterior diatur oleh hormon yang dinamakan “releasing” dan “inhibitory
hormones (“ faktor”) hipotalamus” yang disekresi dalam hipotalamus sendiri dan
kemudian dihantarkan ke hipofisis anterior melalui pembuluh darah kecil yang
dinamakan pembuluh portal hipotalamik-hipofisial. Kelenjar hipofisis anterior terdiri atas
beberapa jenis sel. Pada umumnya, terdapat satu jenis sel untuk setiap jenis untuk setiap
sel jenis hormon yang dibentuk pada kelenjar ini dengan teknik perawatan khusus,
berbagai jenis sel ini dapat dibedakan satu sama lain. Satu-satunya kemungkinan
pengecualiannya adalah sel dari jenis yang sama mungkin menyekresi hormon luteinisasi
dan hormon perangsang folikel.
b. Hipofisis posterior, juga dikenal sebagai sebagai neurohipofisis.
Sekresi hipofisis posterior diatur oleh serabut saraf yang berasal dari hipotalamus dan
berakhir pada hipofisis posterior. Kelenjar hipofisis posterior, juga dinamakan
neurohipofisis, terutama terdiri atas sel-sel seperti sel glia yang dinamakan pituisis. Akan
tetapi, pituisis tidak menyekresi hormon, mereka bekerja sebagai struktur penyokong
untuk serabut saraf terminal yang jumlahnya banyak dan ujung-ujung saraf terminal dari
traktus saraf yang berasal dari nuklei suproaptikus dan paraventrikularis hipotalamus.
Traktus-traktus ini berjalan ke neurohipofisis melalui infudibulum hipotalami. Ujung-
ujung saraf merupakan tombol-tombol bolusa yang terletak pada permukaan kapiler,
tempat mereka menyekresi hormon-hormon hipofisis posterior:
(1) Hormon antidiuretik (ADH), juga dinamakan vasopresin dan
(2) Oksitosin. Kedua hormon ini merupakan polipeptida kecil, masing-masing
mengandung sembilan asam amino. Mereka identik satu sama lain kecuali untuk dua
asam amino.
Hipothalamus menghasilkan :
- Releasing hormon (RH) : merangsang hipofisis anterior
- Inhibitory hormon (IH) : menghambat hipofisis anterior
Jadi ada RH dan IH yang spesifik untuk masing-masing hormon.
Misalnya : Ada GH-RH dan GH-IH dll.
1. Hormon Hiposisis Anterior
a. Growth Hormone (GH) atau somatotropic hormone (STH) adalah sejenis hormon protein
yang mengandalikan pertumbuhan seluruh sel tubuh dengan merangsang seluruh jaringan
tubuh untuk menambah ukuran sel dan memperbanyak mitosis sehingga jumlah sel
bertambah.
GH mempunyai efek metabolik yaitu :
1) Protein sintesis lebih, dengan cara :
- Transport asam amino melalui membransel kedalam sel meningkat
- Ribosom dalam sel meningkat lebih aktif
- Pembentukan RNA dalam nucleus lebih
- Katabolisme protrin dan asam amino berkurang
2) Penggunaan karbohidrat berkurang
- GH menyebabkan berkurangnya penggunaan glukosa untuk energi sehingga
mempunyai efek diabotegenik
3) Mobilisasi lemak berlebih
- Jaringan lemak terjadi pelepasan fatty acit berkurang menimbulkan acetyl Co-a
berkurang untuk energi sehingga timbul ketosis.
- Perlu di ketahui bahwa GH disekresi dalam jumlah yang sama / hampir sama waktu
masa anak-anak.
- Sekresik GH naik turun dalam beberapa menit sehubungan dengan nutrisi dan stress
antara lain : Kelaparan, hipoglikemia, exercise, trauma, dan lain-lain.
b. TSH (Thyroid Stimulating Hormone : hormone perangsang thyroid )
Kelenjar tiroid terletak tepat di bawah laring sebelah kanan dan kiri depan trakea,
menyekresi tiroksin, triyodotironin, yang mempunyai efek nyata pada kecepatan
metabolisme.
c. ACTH (adrenocorticotropic hormone), Adrenocorticotropin, corticotropin
1) Pengaturan
- Pengaturan sekresi kortisol hambir seluruhnya diatur oleh hormon
adrenokortikotropin (ACTH) yang disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior
- Hormon ini juga dunamkan kartikotropin dan adrenokortokotropin, yang juga
meningkatkan pembentukan androgen adrenal oleh korteks adrenal.
- ACTH dalam jimlah sedikit dibutuhkan untuk sekresi aldosteron, memberikan
peranan permisif yang memungkinkan faktor lain yang lebih penting untuk menimbulkan
pengaturannya yang lebih kuat.
2) Efek stres fisiologis pada sekresi ACTH
- Hampir setiap jenis stress fisik atau mental dapat mengakibatkan paningkatan sekresi
ACTH dan akibatnya dalam beberapa menit, sering meningkatkan sekresi kortisol
sebanyak 20 kali.
- Misalnya diakui bahwa rangsang nyeri atau isyarat saraf jenis lain yang disebabkan
oleh stres mula-mula dihantarkan ke berbagai area hipotalamus dan selanjuttnya isyarat
ini dipancarkan kembali ke amnesia mediana, tempat CRH disekresi kedalam sistem
porta hipofisis.
3) Efek penghambatan kortisol pada hipotalamus dan pada hipofisis anterior
- Kortisol mempunyai efek umpan balik negatif langsung pada:
1. Hipotalamus untuk menurunkan pembentukan CRH
2. Kelenjar hipofisis anterior, yang mengurangi pembentukan ACTH.
Umpan balik ini membantu mangatur konsentrasi kortisol plasma, yaitu bila
konsentrasi terlalu besar, umpan balik ini secara automatis mengurangi konsentrasi ini
kembali ke tingkat pengaturan normal.
d. Hormon perangsang folikel (FSH: follicle stimilating hormon) dan luteinizing hormon
(LH)
1) Efek fisiologis FSH
- Pada perempuan FSH menstimulasi pertumbuhan folikel ovarium dan membantu
menstimulasi produksi estrogen ovarium.
- Pada laki-laki, merangsang pertumbuhan dan perkembangan spermatozoa dalam
tubulus seminiferus testis

2) Efek fisiologis LH
- Pada perempuan, LH bekerja sama dengan FSH, menstimulasi produksi estrogen. LH
bertanggung jawab untuk ovulasi dan sekresi progesteron dari folikel yang ruptur
- Pada laki-lai, LH menstimulasi sel-sel interstitiel tubulus seminiferus testis untuk
memproduksi androgen (testoteron)
e. Prolaktin
Disekresi selama masa kehamilan dan saat menyusui setelah melahirkan. Efek fisiologis
- Prolaktin memicu dan mempertahankan sekresi air susu dari kelenjar mammae yang
sebelumnya juga telah dipersiapkan untuk laktasi melalui kerja hormon lain.
- Penghisapan payudara,Hipersekresi, menyebabkan retensi air, difusi cairan tubuh,
dan peningkatan volume darah.
Efek fisioogis
Pada perempuan efek oksitoxin tidak dikenal fungsinya pada laki-laki, walaupun
dilepas saat stimulasi seksual.
- Oksitixin menstimulasi kontraksi sel-sel otot polos uterus selama senggama, dan saat
persalinan serta kelahiran pada ibu hamil.
- Oksitoxin menyebabkan keluarnya air susu dari kelenjar mamae pada ibu menyusui
dengan menstimulasi sel-sel mio epitelliel disekitar alveoli kelenjar mammae.
Kendali sekresi.
-Penghisapan payudara, desahan nafas atau suara bayi atau stimulating putting atau
areola pada ibu yang menyusui mengakibatkan stimulus syaraf pada hypothalamus,
sekresi oksitoxin dan keluarnya air susu (ini disebut reflex keluar air susu).
2) Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid terdiri dari dua lobus lateral yang dihubungkan melalui sebuah ismus
yang sempit. Organ terletak di atas permukaan anterior kartologo tiroid trachea, tepat di
bawah laring.
Pembentukan dan pelepasan
Kelenjar tiroid mendeteksi dua jenis hormone, yaitu :
⁻ Tiroksin atau tetraiodotironin (T4), 90% dari seluruh sekresi kelenjar tiroid
⁻ Triodotironin (T3), sekresi dalam jumlah kecil
Efek fisiologis hormone tiroid :
⁻ Hormon ini meningkatkan laju metabolik hamper semua sel tubuh dengan
menstimulasi konsumsi oksigen dan memperbesar pengeluaran energi, terutama dalam
bentuk panas
⁻ Pertumbuhan dan maturasi normal tulang dan gigi, jaringan ikat serta jaringan syaraf
Abnormalis sekresi :
⁻ Hipotiroidisme, mengakibatkan penurunan aktivitas metabolic,konstipasi, letargi,
reaksi mental lambat dan peningkatan simpanan lemak pada anak kecil mengakibatkan
retardasi mental (kretinisme)
⁻ Hipertiroidisme, mengakibatkan aktivitas metabolic meningkat, berat badan
turun,gelisah, tremor, diare, frekwensi jantung meningat. Hipertiroidisme berlebihan
dapat mengakibatkan goiter eksoftalmik dengan gejala berupa pembekakan jaringan di
bawah kantong mata, sehingga bola mata menonjol.
3) Kelenjar paratiroid                                                   
Kelenjar paratiroid adalah empat organ kecil yang masing-masing berukuran sebesar
biji apel, terletak pada permukaan terior kelenjar tiroid dan dipisahkan dari kelenjar tiroid
oleh kapsul jaringan ikat. Selama bertahun-tahun telah diketahui bahwa peningkatan
aktifitas kelenjar paratiroid menyebabkan absorpsi garam-garam kalsium yang cepat dari
tulang dengan akibat hiperkalsemia pada cairan ekstrasel; sebaliknya , hipofungsi
kelenjar paratiroid menyebabkan hipokalsemia, sering dengan akibat tetani. Hormone
paratiroid juga penting pada metabolism posfat serta metabolisme kalsium.
(a) Anatomi Fisiologi Kelenjar Paratiroid
Dalam keadaan normal terdapat empat kelenjar paratiroid pada manusia; kelenjar
ini terletak tepat di belakang tiap kutub atas dan tiap di belakang kutub bawh
setiap kelenjar tiroid. Setiap kelenjar paratiroid kira-kira panjang 6 mm, lebar 3
mm, dan tebal 2 mm dan mempunyai gambaran makroskopik lemak coklat tua;
oleh karena itu kelenjar paratiroid sukar ditentukan tempatnya.
Kelenjar paratiroid manusia dewasa mangandung sel-sel  utama dan oksifil,  tetapi
sel oksifil tidak terdapat pada banyak binatang dan manusia muda. Sel utama
mensekresi sebagian besar hormon paratiroid. Fungsi sel oksifil tidak diketahui,
mungkin mereka merupakan sel utama yang sudah tua yang tetap mngekresi
sedikit hormone.
(b) Efek Fisiologis
Paratiroid mengendalikan keseimbangan kalsium dan Fosfat dalam tubuh melalui
peningkatan kadar fosfat darah.
- Ion kalsium sangat penting untuk pembentukkan tulang dan gigi, koagulasi
darah, kontraksi otot, dan kemampuan neuromoskular yang normal.
- Ion fosfat sangat penting untuk metabolism sellule, sistem buffer asam basa
tubuh, juga sebagai komponen nukleotida dan membrane sel.
(c)   Abnormaltas sekres
- Hipersekresi, Penyebab hiperparairoidisme biasanya adalah tumor dari salah
satu kelenjar paratiroid.
- Hiposekresi, Bila kelenjar paratiroid tidak mensekresi hormone paratiroid
dalam jumlah cukup, osteoklast tulang hamper tidak aktif sama sekali.
- Rickets terutama pada anak-anak sebagai akibat defisiensi kalsium atau fosfat
dalam cairan ekstrasel. Biasanya disebabkan karena kekurangan kalsium atau
fosfat dalam diet.

Kelenjar kalsitonin

Kira-kira 20 tahun yang lalu, ditemukan suatu hormone baru yang mempunyai
efek pada kalsium darah yang berlawanan dengan efek hormone paratiroid yang
ditemukan pada beberapa binatang rendah, dan mula-mula diduga disekresi oleh
kelenjar paratiroid. Hormone ini diberi nama kalsitinin  karena ia menurunkan
konsentrasi ion kalsium darah. Kalsitonin mengurangi konsentrasi kalsium plasma
dalam tiga ara :

1. Efek segera untuk mengurangi aktifitas osteoksala


2. Efek kedua, yang dapat dilihat sekitar satu jam, adalah peningkatan aktivitas osteoblastik
3. Efek ketiga dan terlama kalsitonin adalah mencegah pembentukan osteoksalat baru dari sel
osteoprogenitor.

Absorbsi Kalsium dan Fosfat


    Kalsium sukar diabsorbsi dari saluran pencernaan karena banyak senyawanya relative kurang
larut dan juga karena kation bivalen sukar diabsorpsi dengan baik setiap waktu kecuali bila
terdapat kalsium berlebihan dalam diet, kalsium cenderung membentuk senyawa kalsium fosfat
yang hamper tidak larut  sehingga sukar diabsorpsi dan dibuang melalui usus untuk disekresikan
ke fase.
Vitamin D dan peranannya pada Absorpsi Kalsium
    Vitamin D mempunyai efek kuat dalam meningkatkan absorpsi kalsium dari saluran
pencernaan, ia juga mempunyai efek penting pada pengendapan tulang dan reabsorpsi tulang.
Akan tetapi vitamin D sendiri bukan merupakan zat aktif yang sebenarnya menyebabkan efek-
efek ini, sebagai gantinya vitamin D pertama kali harus diubah melalui serangkaiaan
reaksi didihidroksikolekalsiferol.

4) Kelenjar Adrenal
Adalah dua massa triangular pipih berwarna kuning yang terutama pada jaringan
adipose. Organ ini berada di kutup atas ginjal. Hormon yang dihasilkan adalah :
(a) Hormonn medular, yang disekresi oleh sel-sel kromatin medulla adrenal untuk
merespon stimulus preganglion simpatis. Hormone ini antara lain katekolamin, epineprin.
Secara umum fungsi hormone ini adaah untuk mempersiapkan tubuh terhadap aktivitas
fisik yayng merespon stress,kegembiraan,cedera, latihan dan penurunan kadar gula darah.
(b) Hormon kortikal adrenal, kelenjar adrenal terletak pada kutub superior kedua ginjal,
masing-masing terdiri atas dua bagian,medulla adrenal I dan korteks. Medulla adrenal
secara fungsional berhubungan dengan susunan saraf simpatis dan ia mensekresi
hormone Efinefrin dan norefinefrin akibat rangsangan simpatis.
Zat-zat tadi disekresikan dibawah pengendalian sistem persarafan simpatis.
Sekresinya bertambah dalam keadaan emosi, seperti marah dan takut, serta dalam
keadaan asfiksia dan kelaparan. Pengeluaran yang bertambah itu menaikkan tekanan
darah guna melawan shok yang disebabkan kegentingan ini.
Noradrenalin menaikkan tekanan darah dengan jalan merangsang serabut otot
didalam dinding pembuluh darah untuk berkontraksi. Adrenalin membantu metabolisme
karbohidrat dengan jalan menambah pengeluaran glukosa dari hati. Beberapa hormon
terpenting yang disekresikan korteks adrenal adalah hidrokortison, aldosteron, dang
kortikosteron, yang semuanya bertalian erat dengan metabolisme pertumbuhan, fungsi
ginjal, dan tonus oto. Semua fungsi ini menentukan jalan hidup.
5) Pankreas Endokrin
Sel endokrin dapat ditemukan dalam pulau Langerhans, yaitu kumpulan sel kecil yang
tersebar diseluruh sel organ. Ada empat jenis sel penghasil hormone yang teridentifikasi
dalam pulau-pulau tersebut yaitu:
1. Sel alfa, mensekresi glucagon yang meningkatkan kadar gula darah
2. Sel mensekresi insulin, yang menurunkan kadar gula darah
3. Sel delta mensekresi somatostatin atau hormone penghalang hormone pertumbuhan
yang menghambat sekrasi glucagon dan insulin
4. Sel F, mensekresi polipotida pancreas, sejenis hormone pencernaan untuk fungsi yang
tidak jelas yang dilepaskan setelah makan.
Insulin merupakan protein keci dengan berat molekul 5808 untuk insulin manusia.
Insulin terdiri atas dua rantai asam amino, satu sama lain dihubungkan oleh ikatan
disulfida. Sebelum insulin dapat berfungsi , ia harus berikatan dengan protein reseptor
yang besar di dalam membrane sel.
6) Kelenjar Pineal
Kelenjar pineal terbentuk dari jaringan saraf dan terletak dilangit-langit ventrikel
ketiga otak. Kelenjar ini terdiri dari Pinealosit dan sel neuroblia penopang.
Hormon yang disekresi melatonin yang memiliki beberapa efek yaitu :
⁻ Pada binatang percobaan mempengaruhi fungsi endokrin kelenjar tiroid, korteks
adrenal dan gonad serta mempengaruhi perilaku perkawinan mereka.
⁻ Pada manusia sepertinnya memiliki efek inhibisi terhadap pelepasan gonadotropin dan
menghambat produksi melanin oleh melanosin di kulit.
7) Kelenjar Timus
Kelenjar timus terletak didalam toraks, kira-kira pada ketinggian bifurkasi trakea.
Warnanya kemerah-merahandan terdiri atas dua lobus. Pada bayi yang baru lahir sangat
kecil dan beratnya kira-kira 10 gram atau lebih sedikit. Ukurannya bertambah, pada masa
remaja beratnya dari 30 sampai 40 gram, dan kemudian mengerut lagi. Fungsinya belum
diketahui, tetapi diperkirakan ada hubungannya dengan produksi antibodi.
Faktor yang diproduksi oleh kelenjar ini adalah meliputi enam peptide,yang secara
kolektif disebut timosin. Fungsi dari timosin adalah:
1. Mengendalikan perkembangan sistem imun dependen timus dengan menstimulasi
diferensiasi dan ploriferasi sel limfosit T.
2. Mungkin berperan dalam penyakit Immunodefisiensi kongenital, seperti
agamaglobulinemmia, yaitu ketidak maupun total untuk memproduksi antibodi.

2.6 Penyakit Yang Berhubungan Dengan Syetem Endokrin


Ada beragam jenis penyakit yang bisa muncul sebagai komplikasi dari gangguan sistem
endokrin, di antaranya: 

 Diabetes 

Gangguan sistem endokrin paling sering berkembang menjadi penyakit diabetes melitus.
Penyakit diabetes terjadi karena pankreas tidak bisa menghasilkan insulin yang cukup
untuk tubuh. Selain itu, penyakit ini juga bisa muncul akibat tubuh tidak bisa
menggunakan dengan optimal insulin yang ada. Diabetes mellitus memiliki gejala, seperti
sering haus, lapar berlebihan, mudah merasa lelah, mual dan muntah, gangguan
penglihatan, serta penurunan berat badan secara drastis.

 Sindrom Cushing 

Penyakit ini terjadi karena kelebihan kortisol yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal.
Sindrom cushing memiliki gejala berupa mudah lelah, merasa sangat haus, muncul lemak
di antara bahu, seperti punuk, dislokasi kulit, misalnya memar, sering buah air kecil, gula
darah tinggi, tekanan darah tinggi, serta mudah marah atau mengalami perubahan mood
tidak tentu. 

 Akromegali 

Gangguan sistem endokrin salah satunya bisa memengaruhi kelenjar pituitari. Saat
kelenjar ini mengalami gangguan, bisa terjadi penyakit akromegali yang menyebabkan
kelenjar tersebut menghasilkan hormone  pertumbuhan dalam jumlah yang berlebihan.
Kondisi itu kemudian menyebabkan bagian tubuh tertentu terlihat lebih besar, terutama
tangan dan kaki. Akromegali ditandai dengan gejala, seperti perubahan struktur tulang
muka, ukuran bibir, hidung, atau lidah yang terlalu besar, serta tangan dan kaki yang
bengkak atau memiliki ukuran besar. 

 Penyakit Addison 

Gangguan sistem endokrin bisa berujung pada penyakit Addison, yaitu kondisi yang
ditandai dengan menurunnya produksi kortisol dan aldosterone. Penyakit Addison terjadi
karena adanya kerusakan pada kelenjar adrenal dan ditandai dengan gejala diare, depresi,
mudah lelah, sakit kepala, hipoglikemia, nafsu makan menurun, tekanan darah rendah,
gangguan periode menstruasi, serta penurunan berat badan. 

 Kelainan Kelenjar Tiroid 

Gangguan sistem endokrin bisa menyebabkan gangguan pada kelenjar tiroid, yaitu
hipertiroidisme dan hipotiroidisme. Hipertiroidisme menyebabkan kelenjar tiroid
mengalami gangguan, sehingga lebih aktif dalam memproduksi hormon. Sebaliknya,
hipotiroidisme terjadi saat kelenjar ini menghasilkan terlalu sedikit hormon tiroid.

  Penyakit Graves

Penyakit graves juga menjadi salah satu komplikasi gangguan sistem endokrin. Penyakit
ini ditandai dengan diare, mata menonjol, sulit tidur, mudah lelah dan lemah, detak
jantung yang terlalu cepat, tremor, serta mudah marah atau mengalami perubahan mood
tidak tentu. 
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi
tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh.

2. Sistem endokrin memiliki fungsi untuk mempertahankan hemoestatis, membatu


mensekresikan hormon-hormon yang bekerja dalam sistem persyarafan, pengaturan
pertumbuhan dan perkembangan dan kontrol perkembangan seksual dan reproduksi.

3. Pada sistem endokrin ini terdapat beberapa kelenjar diantaranya hipofisis anterior


posterior, kelenjar thyroid, empat kelenjar  parathyroid, dua kelenjar edrenal, pulau
langerhans, dua ovarium, dua testis, kelenjar pineal, kelenjar timus.

4. Mekanisme kelenjar endokrin pertama  akan mengeluarkan hormone bila ada stimulus atau


rangsangan. Hormone yang akan dikeluarkan kemudian diangkut oleh darah menuju
kelenjar-kelenjar yang sesuai sehingga bagian tubuh yang sesuai tersebut akan merespon.

3.2 Saran
Pada sistem endokrin ditemukan berbagai macam gangguan dan kelainan, baik karena
bawaan maupun karena faktor luar, seperti virus atau kesalahan mengkonsumsi makanan.
Untuk itu jagalah kesehatan anda agar selalu dapat beraktivitas dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Judha, Mohammad.2016.Rangkuman Sederhana Anatomi dan Fisiologi.  Yogyakarta:Gosyen Publishing.

Setiadi.2007.Anatomi dan Fisiologi Manusia.Yogyakarta:Graha Ilmu.

Aulia.2017.Sistem Endokrin Pada Manusia.https://dosenbiologi.com/manusia/sistem-endokrin-pada-


manusia  . Diakses pada 25 November 2017 

Budisma.2015.Pengertian dan Fungsi Sistem Endokrin Pada


Manusia. http://budisma.net/2015/04/pengertian-dan-fungsi-sistem-endokrin.html  . Diakses pada 25
November 2017 

Andasa, Khaddijah.2012..Sistem Endokrin. http://dentistrylearn.blogspot.co.id/2012/05  /sistem-


endokrin.html . Diakses pada 25 November 2017  .

_____. 2016.Pengertian dan fungsi sistem Endokrin Pada


Manusia http://www.ilmudasar.com/2016/11/Pengertian-dan-Fungsi-Sistem-Endokrin-Pada-Manusia-
adalah.html . Diakses pada 25 November 2017. 

Anda mungkin juga menyukai