Makalah Anatomi Dan Fisiologi Sistem Endokrin
Makalah Anatomi Dan Fisiologi Sistem Endokrin
Makalah Anatomi Dan Fisiologi Sistem Endokrin
KELOMPOK III
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan baik
pada teknik penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
dapat diterapkan dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang berhubungan dengan judul
makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan
suatu cabang ilmu kedokteran yang cakupannya lebih luas dibandingkan dengan
penyakit dalam.
mempertahankan homeostatis tubu. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan,
namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla aderenal dan
kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari syaraf ( neural). Jika keduanya
dihancurkan atau diangkat, maka funfsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih
oleh system syaraf. Bila umumnya system endokrin bekerja melalui hormon, maka
system syaraf bekerja melalui neuro transmitter yang dihasilkan oleh ujung-ujung syraf.
1
Struktur terdapat dua tipe kelenjar yaitu eksokrin dan endokrin. Kelenjar
eksokrin melepas sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh, seperti kulit, atau
organ internal, seperti lapisan traktus intestinal. Kelenjar endokrin termasuk hepar,
pancreas ( kelenjar endokrin dan eksokrin), payudaara , kelenjar lakrimalis untuk air
(ovarium dan testias), 3)Kelenjar adrenal, hipofise, tiroid dan paratiroid, serta timus.
3.1 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
mikroskopis sangat sederhana. Kelompok ini terdiri dari deretan sel-sel, lempengan
atau gumpalan sel disokong oleh jaringan ikat halus yang banyak mengandung
pembuluh kapiler.
mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan,
namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan
kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya
dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih
Kelenjar endokrin tidak memiliki saluran, hasil sekresi dihantarkan tidak melaui
saluran, tapi dari sel-sel endokrin langsung masuk ke pmbuluh darah. Selanjutnya
hormon tersebut dibawa ke sel-sel target (responsive cells) tempat terjadinya efek
hormon. Sedangkan ekresi kelenjar eksokrin keluar dari tubuh kita melalui saluran
3
Tubuh kita memiliki beberapa kelenjar endokrin. Diantara kelenjar-kelenjar
tersebut, ada yang berfungsi sebagai organ endokrin murni artinya hormon tersebut
kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar adrenal suprarenalis, dan kelenjar timus.
Selain itu ada beberapa organ endokrin yang menghasilkan zat lain selain hormon
yakni:
1. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang
berkembang.
4
5. Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat.
Dalam tubuh manusia ada tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu hipofisis,
tiroid, paratiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal), pankreas, ovarium, dan testis.
1. Kelenjar pinealis
Kelenjar ini menonjol dari mesensefalon ke atas dan ke belakang kolikus superior.
5
Dari segi struktur, kelenjar pienalis dibungkus jaringan ikat piamater.
utama dari kelenjar ini adalah astrosit dan pienalisosit (sel epiteloid). Sel-sel jaringan
ikat (sel plasma, fibroblas, sel mast, makrofag) juga sering ditemukan. Fungsi dari
kelenjar pienalis ini belum diketahui secara jelas. Kelenjar ini menghasilkan sekresi
interna yang berfungsi untuk membantu pankreas serta kelenjar kelamin yang
menjalankan fungsinya, kelenjar pienalis diatur oleh syarat syaraf yang ditimbulkan
Hormon melatonin : Pada remaja hormon ini dihasilkan lebih banyak bila
untuk mengatur irama sirkandian manusia. Hormon ini berperan untuk mengatur
2. Hipofisis
6
Kelenjar hipofisis atau kelenjar pituitari merupakan kelenjar yang terletak di
sela tursika, pada konvavitas berbentuk sadel dari tulang sphenoid. Kelenjar
hipofisis memiliki ukuran kira-kira 10x13x6 mm serta memiliki berat sekitar 0,5
sampai 1 gram. Bagian superior dari kelenjar hipofisis ini terdapat diafragma sella.
Diafragma sella merupakan suatu perluasaan transversal dari duramater. Bagian ini
juga merupakan suatu bagian yang ditembus oleh tungkai hipofisis. Secara
fisiologis, kelenjar hipofisis dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu hipofisis
anterior dan hipofisis posterior, terdapat suatu daerah kecil yang disebut sebagai
pars intermedia.
7
a. Lobus Anterior/Adenohypophysis
berasal dari kantong rathke. Kantung ranthke merupakan suatu invaginasi epitel
faring sewaktu pembentukan embrio. Hal ini berbeda dengan hipofisis posterior
8
Macam-macam fungsi hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis lobus anterior :
Menghasilkan
anak menyebabkan
9
2 Sel carminophil Hormon Merangsang pertumbuhan payudara
acidophil/sel (luteotropic
hormone/TSH
(LH)
Stimulating
Hormone
(ICSH)
10
opic Hormone). androgen dan aldosterone).
hormone
(MSH).
b. Lobus Posterior/Neurohipophyisis
No Hormon Fungsi
11
meningkatkan tekanan darah
3. Kelenjar thyroid
normal, kelenjar ini memiliki berat 15-20 gram pada manusia dewasa. Kelenjar
tiroid terletak tepat dibawah laring pada kedua sisi dan sebelah anterior trakea, serta
terdiri dari dua lobus, yaitu lobus dekstra dan sinistra. Kedua lobus ini saling
berhubungan. Masing-masing lobus memiliki tebal 2 cm, panjang 4 cm, dan lebar
2,5 cm. Secara mikroskopis, struktur kelenjar tiroid ini terdiri dari banyak folikel-
folikel tertutup yang dipenuhi oleh bahan sekretorik yang disebut koloid. Koloid ini
bagian folikel. Unsur utama dari koloid adalah glikoprotein trigobulin besar, yang
12
a. Tiroksin (T4) dan Triiodotironin (T3). Sekeresi hormon tiroid ini memerlukan
bantuan TSH untuk endosistosis koloid pada mikrovili, enzim proteolitik untuk
tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) akan dilepaskan ke dalam darah. Kedua
meningkatkan kecepatan reaksi kimia di sebagian besar sel. (Guyton, A. C., &
b. Kalsitonin. Selain tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3), kelenjar ini juga
berfungsi untuk menambah deposit kalsium di tulang. Selain itu, hormon ini
a. Hipertiroidisme / Tirotoksikosis
b. Hipotiroidisme
4. Kelenjar paratiroid
membungkus kelenjar tiroid. Kelenjar ini terdiri dari 4 buah. Setiap dua pasang
13
kelenjar ini terletak pada dibelakang tiap lobus dari kelenjar tiroid. Setiap kelenjar
paratiroid berukuran kira-kira 5x5x3 mm, dengan berat sekitar 25-30 mg.
Kelenjar Parathiroid
Sel utama dari kelenjar ini terdiri dari sel prinsipal dan sel oksifil. Sel prinsipal
ada 2 macam, yaitu sel prinsipal terang dan sel prinsipal gelap. Jumlah sel prinsipal
lebih banyak dibanding sel oksifil. Hormone yang dihasilkan oleh kelenjar paratiroid
paratiroid . Hormon ini berfungsi untuk mengatur konsentrasi ion kalsium serum.
plasma menurun. Hormon ini meningkatkan kadar kalsium dalam darah dengan
meningkatkan absorbsi kalsium pada usus dan ginjal, serta melepaskan kalsium
dari tulang.
5. Kelenjar suprarenalis/adrenal
atas ginjal. Kelenjar adrenal berjumlah dua buah, terdapat satu pada masing-masing
ginjal. Kelenjar ini memiliki berat kira-kira 5-9 gram. Kelenjar ini terdiri dari dua
14
bagian, yaitu bagian luar (korteks) serta bagian dalam (medula). Bagian korteks
merupakan bagian kelenjar yang berasal dari sel-sel mesodermal, sedangkan bagian
medula merupakan bagian yang berasal dari sel-sel ectodermal. Perbatasan korteks-
a. Kortex adrenal
berbentuk polihedral tersusun dalam bentuk tali-tali, biasanya setebal 2 sel. Tali-
tali tersebut terorientasi secara radial dari daerah medula. Bagian ini terbagi
menjadi beberapa zona, yaitu zona gromerulosa (lapisan luar), zona fasikulata
(lapisan tengah yang paling besar), zona retikularis (lapisan dalam langsung yang
mengelilingi medula).
No Hormon Fungsi
15
hormon dari golongan ginjal, sekresi kalium, dan sekresi ion
mineralkortikoid) hydrogen
ginjal
pembuluh darah
fibroblas.
16
pembentukan antibody
sekunder wanita.
b. Medulla
kelenjar, sel ganglion, venula, dan kapiler. Sel kelenjar dari medula adrenal
vesikuler. Sel kelenjar ini terpolarisasi, satu kutub menghadap venula, kutub yang
lain menghadap kapiler. Sitoplasmanya basofil serta memiliki granula yang tercat
kromafin yang sering disebut adrenokron. Sel-selnya disebut sel kromafin atau
17
1. Norefinefrin Pada sistem kardiovaskuler, hormon ini
pendarahan.
untuk:
monofosfat).
18
jaringan lemak. Efek lipolisis
pancreas.
bronkus.
19
Kelenjar Adrenal bagian korteks dan medulla
6. Kelenjar Thymus
Kelenjar Thymus
20
7. Kelenjar pancreas/langerhans
terletak pada pankreas. Sehingga dikenal dengan pulau – pulau langerhans. Kelenjar
b. Hormon Glukagon Hormon ini mempunyai sifat kerja yang sinergis dengan
hormon adrenalin. Hormon ini berfungsi meningkatkan kadar gula dalam darah
anatomi pancreas
8. Kelenjar kelamin/gonad
21
Kelenjar kelamin/gonad pada wanita terletak di ovarium di rongga perut dan
a. Sel Testis
Hormon Testosteron :
b. Sel Ovarium
22
Menghasilkan 3 hormon penting dalam seorang wanita :
mengeluarkan prolaktin.
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Pada sistem endokrin ditemukan berbagai macam gangguan dan kelainan, baik
karena bawaan maupun karena faktor luar, seperti virus atau kesalahan
mengkonsumsi makanan. Untuk itu jagalah kesehatan anda agar selalu dapat
24
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2012). Fisiologi Kedokteran (Textbook of Medical Physicology)
http://herlina.lecture.ub.ac.id/files/2013/11/ENDOKRIN.2013.pdf
Syaiffudin, H. (2006). Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan (Edisi 3).
Jakarta: EGC.
Syaiffudin, H. (2006). Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan (Edisi 2).
Jakarta: EGC.
25