Perencanaan Arsitektrur Enterprise Perusahan Farmasi Dengan Menggukan Framework TOGAF ADM

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Perancangan Enterprise Architecture PT.

Phapros
Menggunakan TOGAF ADM

Audri Billy Kambodjii(52019004), Renaldi Anggarkusuma (52019028)


STMIK KHARISMA MAKASSAR
e-mail: [email protected], [email protected]

Abstrak
PT. Phapros merupakan perusahaan nasional yang memproduksi dan memasarkan
produk farmasi yang dimiliki oleh Kimia Farma, anak usaha Bio Farma. Untuk meningkatkan
kualitas manajemen dan pelayanan, maka diperlukan adanya sebuah sistem informasi yang
membantu dalam proses manajemen dan kinerja dari PT. Phapros tersebut. Salah satu faktor
yang mendorong adanya sistem informasi adalah semakin meningkatnya kebutuhan fungsi
pelayanan yang selama ini dijalankan. Perencanaan arsitektur enterprise pada penelitian kali ini
menggunakan TOGAF (The Open Group Architecture Framework) dengan metode ADM
(Architecture Development Method) dimulai dari preliminary phase, requirement management,
architecture vision, business architecture, information system architecture, technology
architecture, opportunities and solution, hingga migration planning. Hasil yang diharapkan dari
penelitian ini, yaitu suatu usulan model TOGAF yang disesuaikan dengan proses dan kebutuhan
bisnis dari PT. Phapros dalam merancang Arsitektur Enterprise untuk perencanaan strategis
Sistem Informasi.
Kata Kunci: Arsitektur Enterprise, TOGAF (The Open Group Architecture Framework), ADM
(Architecture Development Method).

Abstract
PT. Phapros is a national company that produces and markets pharmaceutical products
owned by Kimia Farma, a subsidiary of Bio Farma. To improve the quality of management and
service, it is necessary to have an information system that helps in the management process and
performance of PT. Phapros. One of the factors that encourage the existence of an information
system is the increasing need for service functions that have been carried out so far. Enterprise
architecture planning in this study uses TOGAF (The Open Group Architecture Framework) with
the ADM (Architecture Development Method) method starting from the preliminary phase,
requirements management, architecture vision, business architecture, information system
architecture, technology architecture, opportunities, and solutions, to migration planning. The
expected result of this research is a proposed TOGAF model that is adapted to the business
processes and needs of PT. Phapros in designing Enterprise Architecture for Information System
strategic planning.
Keywords: Arsitektur Enterprise, TOGAF (The Open Group Architecture Framework), ADM
(Architecture Development Method).

1. Pendahuluan
PT. Phapros (Pharmaceutical Processing Industry) merupakan perusahaan nasional
yang memproduksi dan memasarkan produk farmasi yang dimiliki oleh Kimia Farma, anak usaha
Bio Farma. Lokasi pabriknya berada di Jl. Simongan, Semarang. Saat ini, perusahaan telah
memproduksi lebih dari 250 macam obat, sebagian besar diantaranya adalah hasil
pengembangan sendiri (non-lisensi) yang diklasifikasi dalam kelompok produk etikal, generic,
OTC, dan Agromed. Selain memproduksi obat yang diperdagangkan sendiri, PT Phapros, Tbk
dipercaya industri farmasi lain untuk memproduksi obat melalui kerjasama kontrak pembuatan
produk. Untuk meletakkan fondasi bisnis yang kuat, manajemen berupaya menerapkan Tata
Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance, GCG).
Untuk itulah, perlu dibuat sebuah perencanaan/ perancangan strategis sistem informasi
yang mampu mengintegrasikan pelayanan penjualan produk dan ekspor produk ke negara yang
P
memiliki kerjasama ekspor. Framework yang digunakan dalam perancangan strategis sistem
A
informasi ini adalah TOGAF Enterprise Architecture.
G Dalam studi kasus yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana
menggunakan TOGAF ADM dalam merancang Enterprise Architecture (EA) sehingga didapatkan
E
rancangan EA yang memenuhi kebutuhan proses bisnis yang selaras dengan strategi sistem
2
informasi di PT. Phapros..

2. Landasan Teori
a. Arsitektur Enterprise
Arsitektur Enterprise terdiri dari kata arsitektur yang berarti perancangan dari suatu
benda atau representasi dari gambaran obyek sehingga didapatkan hasil yang sesuai
dengan kebutuhan dan berkualitas. Arsitektur digunakan untuk menstrukturkan sistem
mencakup jaringan, perangkat keras dan perangkat lunak yang terintegrasi dengan sebuah
aturan dan interface.
Pengertian enterprise didefinisikan sebagai keseluruhan komponen pada suatu
organisasi yang berfungsi secara sinergi di bawah kepemilikan dan kontrol organisasi yang
berupa bisnis, layanan (service) atau merupakan keanggotaan dari suatu organisasi yang
terdiri dari satu atau lebih, dan dioperasikan pada satu atau lebih lokasi.
b. Sistem Informasi
Sistem informasi ialah pengaturan orang, data, proses, dan teknologi informasi yang
berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan sebagai
output informasi yang diperlukan untuk mendukung sebuah organisasi.
c. TOGAF ADM
The Open Group Architecture Framework (TOGAF) adalah arsitektur framework yang
menyediakan metode, dan peralatan untuk membangun, mengelola dan
mengimplementasikan serta pemeliharaan arsitektur enterprise dan sistem informasi.
Elemen penting dari TOGAF adalah Architecture Development Method (ADM) yang
memberikan gambaran spesifik untuk proses pengembangan arsitektur Struktur dasar
TOGAF ADM yang terdiri dari 8 fase.

Gambar 1 Fase dalam TOGAF ADM


3. Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berdasarkan gambaran keadaan yang
sebenarnya. Dengan menggunakan tahapan-tahapan standar yang ada pada TOGAF ADM.
TOGAF ADM terdiri dari satu tahap persiapan dan delapan tahapan secara siklus (Rachmaniah,
Agung Adrianto, & Aziz, 2011). Tahapan metode TOGAF ADM sebagai berikut:
1) Preliminary Phase
Persiapan untuk menyusun dan mendefinisikan prinsip-prinsip arsitektur, memiliki
tujuan untuk mensukseskan proses arsitektur dengan menspesifikasikan who, what,
why, when, dan where dari arsitektur itu sendiri.
2) Phase A: Architecture Vision
Siklus pengembangan arsitektur yang mencakup pendefinisian ruang lingkup, identifikasi
stakeholders, penyusunan visi arsitektur dan pengajuan persetujuan untuk mulai
pengembangan arsitektur.
3) Phase B: Business Architecture
Pengembangan arsitektur bisnis untuk mendukung visi arsitektur yang telah disepakati.
4) Phase C: Information System Architecture
Arsitektur teknologi yang diinginkan mulai dari penentuan kandidat teknologi yang
diperlukan yang meliputi perangkat lunak dan perangkat keras.
5) Phase D: Technology Architecture
Arsitektur teknologi yang diinginkan mulai dari penentuan kandidat teknologi yang
diperlukan yang meliputi perangkat lunak dan perangkat keras.
6) Phase E: Opportunities and Solutions
Tahap ini akan dievaluasi model yang telah dibangun untuk arsitektur saat ini dan tujuan
identifikasi proyek utama yang utama yang akan dilaksanakan untuk
mengimplementasikan arsitektur tujuan dan klasifikasi sebagai pengembangan baru atau
penggunaan kembali system yang sudah ada.
7) Phase F: Migration and Planning
Analisis resiko dan biaya, untuk memilih proyek implementasi yang bervariasi menjadi
urutan prioritas
8) Phase G: Implementation Governance
Pengawasan terhadap implementasi arsitektur.
9) Phase H: Architecture Change Management
Penyusunan prosedur-prosedur untuk mengelola perubahan ke arsitektur baru.
10) Phase I: Requirements Management
Pengelolaan arsitektur sepanjang siklus ADM berlangsung.

4. Hasil dan Pembahasan


a. Preliminary Phase
Fase ini merupakan tahapan persiapan yang bertujuan untuk mengidentifikasi 5W+1H
(what, who, why, when where dan how) dan menentukan prinsip-prinsip perencanaan
arsitektur enterprise.
Berikut tabel prinsip perencanaan arsitektur :
No Prinsip Keterangan

1 Prinsip Bisnis Arsitektur yang dibuat harus sesuai dengan tuuan,


aktivitas, serta tugas pokok dan fungsi yang ada di
PT Phapros
Pengelolaan arsitektur harus dibuat mudah dan
efisien sehingga meningkatkan kerjasama antar
bagian di PT Phapros

2 Prinsip Aplikasi Aplikasi harus user friendly atau mudah digunakan


oleh user, sehingga user dapat fokus pada tugasnya
dan tidak ada kendala saat menggunakan aplikasi
tersebut.

3 Prinsip Data Data dikelola dan disimpan dengan tepat dan aman
agar ketepatan akurasi dan data bisa diakses
kapanpun dan dimanapun saat dibutuhkan.
Tidak semua orang memiliki akses terkait dengan
data-data perusahaan apalagi data penting. Serta
dilindungi dari penggunaan dan publikasi yang tidak
memiliki izin.
P
A4 Prinsip Teknologi Arsitektur harus dirancang untuk memudahkan
penambahan dan pengembangan sistem di masa
G depan
E
2 Identifikasi 5W+1H
Tabel
No Driver Deskripsi

1 What Objek : Mengidentifikasi dan mendeskripsikan


material data dan hubungan antar data-data
tersebut. Deskripsi : Data stok barang, data pegawai,
data faktur, data customer, data absen, data invoice,
data surat jalan, data keuangan.

2 Who Objek: Mengidentifikasi peran PT. Phapros dan


customer serta hubungan antara keduanya.
Deskripsi: Stakeholder dan PT. Phapros.

3 Where Objek : Mengidentifikasi lokasi perusahaan


Deskripsi: Menara Rajawali Lantai 17. Jl. Dr. Ide
Anak Agung Gde Agung, Mega Kuningan, Jakarta
Selatan, 12950

4 When Objek: Mengidentifikasi dan mendeskripsikan


kejadian dan siklus yang berhubungan dengan
waktu.
Deskripsi:
1. 9-10 November 2021 : Meriset informasi terkait
PT.Phapros.
2. 11-13 November 2020 : Meriset makalah ilmiah
terkait metode TOGAF ADM
3. 14 November 2021 : Menyusun laporan hasil riset

5 Why Objek: Tujuan dan motivasi dilakukannya penelitian.


Deskripsi:
Untuk membuat rencana arsitektur enterprise yang
dapat menyelaraskan antara arsitektur bisnis
organisasi dengan kebutuhan sistem dan teknologi
informasi, sehingga dapat membuat aktivitas atau
proses bisnis berjalan secara efektif dan efisien,
serta meningkatkan kualitas produk.

6 How Objek: Bagaimana perencanaan arsitektur


enterprise dibuat?
Deskripsi: Perencanaan arsitektur enterprise dibuat
dengan menggunakan metodologi TOGAF (The
Open Group Architecture Framework) ADM
(Architecture Development Method).

b. Architecture Vision
Visi
Menjadi perusahaan farmasi terkemuka yang menghasilkan produk kesehatan terbaik
guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Misi
● Menyediakan produk dan jasa dengan kualitas terbaik dan inovasi yang
berkelanjutan;
● Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme karyawan untuk proses bisnis yang
lebih baik mengacu pada prinsip Good Corporate Governance;
● Memberikan nilai tambah dan mendukung pembangunan yang berkelanjutan untuk
seluruh stakeholder.

Analisis Value Chain

analisis value chain PT. Phapros dikelompokkan dalam beberapa aktivitas yang dibagi
kedalam 2 kelompok yaitu aktivitas pendukung dan aktivitas utama yang tertera pada
gambar dibawah ini

c. Arsitektur Bisnis
Kegiatan operasi pokok dari PT Phapros, sebagaimana industri manufaktur,
meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
➢ pengadaaan bahan baku,
➢ pelaksanaan proses produksi,
➢ pelaksanaan proses Pelaksanaan Jasa
➢ pemasaran hasil produksi. dan
➢ pemasaran export.
Kegiatan produksi industri di Indonesia diawasi oleh Direktorat Jenderal Pengawasan
Obat dan Makanan Departemen Kesehatan. Instansi tersebut menerapkan standar Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) atau dikenal sebagai Good Manufacturing Practices
(GMP). Dilihat dari bentuknya, obat-obatan yang diproduksi di Indonesia meliputi
tablet/kaplet, kapsul, sirop, salep, obat injeksi, powder/serbuk.
1) Pengadaan Bahan Baku
Dalam proses produksi bahan baku utama terutama untuk obat-obatan daftar G,
bahan
bakunya diperoleh secara impor dari luar negeri. Bahan baku yang dibutuhkan
biasanya bukan berupa bahan mentah melainkan sudah dalam bentuk bahan
setengah jadi, dalam arti sudah melalui suatu proses produksi sampai level tertentu.
Bahan baku yang sudah setengah jadi tersebut dimasukkan dalam proses produksi
dengan ditambah bahan penolong untuk menghasilkan suatu produk. Karena bahan
bakunya sudah berupa bahan setengah jadi, dalam proses produksi, tingkat
rendemennya sangat rendah atau bahkan dapat dikatakan tidak terdapat rendemen.
2) Proses Produksi
Proses produksi yang digunakan menggunakan ban berjalan dan telah dilakukan
secara otomatis mulai dari penyiapan bahan baku, proses produksi itu sendiri (proses
pencampuran, pencetakan), sampai dengan packing atau pembungkusan. Masing-
masing jenis obat mempunyai jenis dan karakteristik tersendiri dalam proses
produksinya walaupun ada beberapa jenis obat yang mempunyai proses produksi
yang hampir sama. Adanya karakteristik dan proses produksi yang berbeda-beda ini
menyebabkan masing-masing jenis obat mempunyai perbedaan dalam proses
produksinya. Ada obat yang membutuhkan teknologi tinggi dalam proses produksinya,
P misalnya untuk membuat obat tertentu dibutuhkan proses pencampuran dalam
A kondisi suhu dibawah 100 derajat celcius dalam ruangan hampa udara.
G Suatu bahan baku tertentu dapat digunakan untuk memproduksi beberapa macam
obat-obatan melalui proses pencampuran dengan bahan pembantu yang berlainan.
E Misalnya ekstrak G tersebut dicampur dengan bahan baku A jadi obat AG, sedangkan
2 ekstrak G tersebut apabila dicampur dengan bahan baku B akan menjadi obat BG.
Selain itu dalam bidang pengolahan bahan kimia (khususnya dalam bidang farmasi)
terdapat karakteristik yang cukup unik. Misalnya suatu bahan baku W, satu bagiannya
(salah satu kandungan dalam bahan baku W) dapat digunakan untuk memproduksi
obat J dan pada bagian lainnya dapat digunakan untuk memproduksi obat K dimana
proses produksi untuk obat J dan obat K tersebut dapat dilakukan secara bersamaan
atau hampir bersamaan.
Dengan adanya karakteristik yang berbeda-beda, proses produksi yang cukup rumit,
bahan baku yang dapat digunakan untuk memproduksi beberapa jenis obat/produk,
serta semakin berkembangnya teknologi proses produksi. Contoh proses produksi
dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. Proses Produksi 1

Gambar 3. Proses Produksi 2

3) Proses Pelaksanaan Jasa


Kegiatan-kegiatan selain produksi obat sebagai berikut :
• Mengadakan/menghasilkan/mengolah bahan kimia farmasi biologi dan lainnya yang
diperlukan guna pembuatan sediaan farmasi.
• Berusaha di bidang jasa, baik yang ada hubungannya dengan kegiatan usaha
perusahaan maupun jasa/upaya, dan sarana pemeliharaan/pelayanan kesehatan
pada umumnya, termasuk jasa konsultasi kesehatan dan jasa pengujian klinis.
• Jasa penunjang lainnya termasuk pendidikan, penelitian, dan pengembangan baik
yang dilakukan sendiri maupun kerjasama dengan pihak lain.
4) Proses Pemasaran Produk
Proses ini dibagi menjadi dua yaitu pemasaran secara online(E-commerce) dan
pemsaran expor kenegara yang memiliki kerjasama dengan PT.Phapros, berikut
pemodelan kedua proses pemasaran menggunakan Activity Diagram :
● Pemasaran online

Gambar 4. Activity Diagram penjualan di E-commerce

● Pemasaran export
Phapros menawarkan dua model bisnis dalam melayani pasar internasional
dengan harga yang sangat kompetitif dan produk yang dijamin berkualitas yang
sesuai dengan standar CPOB:
➢ Phapros mengekspor produknya sendiri melalui partner di negara-negara
tujuan;
➢ Phapros menyediakan layanan pembuatan kontrak untuk produsen atau
pembeli internasional menggunakan nama merek sendiri.
P
A
G
E
2

Gambar 5. Activty Diagram Pemasaran Expor

d. Arsitektur Sistem Informasi


Pada fase Arsitektur Sistem Informasi akan menguraikan beberapa aspek pada suatu
enterprise, yang meliputi gambaran dari arsitektur data, aplikasi serta usulan aplikasi dan
pemetaanya untuk setiap fungsi bisnis yang ada di PT. Phapros.

1) Arsitektur Data

Entitas Bisnis Entitas Data

Human Capital - Data Pegawai


- Jabatan

Data Penjualan dan Pembelian - id transaksi


- data surat jalan
- data faktur

Data Customer - nama customer


- alamat Customer
- NPWP

Data Inventory - nama barang


- jenis barang
- stok barang

Data Produksi - bahan baku


- tanggal produksi
- jumlah produksi

Data Pengiriman - tanggal pengiriman


- sarana pengiriman

2) Arsitektur Aplikasi
Arsitektur aplikasi pada sistem informasi penjualan dengan ilustrasi input, proses dan
output yakni sebagai berikut :
Gambar 6, Arsitektur Aplikasi sistem informasi penjualan

e. Arsitektur Teknologi
Pada tahapan ini arsitektur teknologi berfungsi untuk mengidentifikasi platform teknologi
yang ada saat ini serta membuat usulan penggunaan platform teknologi terhadap aplikasi
yang ada di PT. Phapros.
1) Teknologi yang digunakan di PT. Phapros memiliki beberapa ruangan yang masing-
masing ditempati oleh beberapa divisi.
2) Ruang Marketing : Terdapat 3 komputer yang masing-masing digunakan oleh
marketing untuk pembuatan invoice.
3) Ruang Administrasi : Terdapat 4 komputer yang digunakan untuk purchasing,
pembuatan faktur pajak, dan staff IT.
4) Pabrik : Terdapat beberapa komputer yang digunakan untuk memproduksi produk.
5) Lab : Terdapat 5 komputer yang digunakan untuk penelitian.
f. Opportunities and Solutions
Untuk memperkecil segala resiko yang akan terjadi dibutuhkan beberapa strategi yang
perlu diperhatikan, yakni:
1) Merancang database yang sesuai dengan kebutuhan dari sistem.
2) Gunakan software yang resmi guna meminimalisir resiko audit pada penggunaan
aplikasi.
3) Menggunakan komputer yang sesuai dengan kebutuhan.
4) Memperluas jaringan dengan menggunakan kabel guna mengurangi resiko
pencurian data.
g. Migration and Planning
Membuat rancangan usulan migrasi planning yakni:
1) Identifikasi database serta tipe data yang digunakan untuk migrasi.
2) Identifikasi penggunaan software yang sesuai dengan sistem baru.
3) Identifikasi penggunaan server guna pengamanan data.
4) Menganalisa resiko perluasan jaringan.
5) Mengantisipasi adanya perubahan manajemen teknologi secara bertahap.
h. Implementation Governance
Merancang pengimplementasian sistem baru dengan secara bertahap meninggalkan
sistem lama,
i. Architecture Change Management
Merancang arsitektur guna melakukan perubahan terhadap manajemen.
j. Requirements Management
Melakukan pencarian atau merekrut manajemen baru guna menyempurnakan sistem
yang telah usang.
5.P Kesimpulan
A Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini dalam bab sebelumnya, maka dapat ditarik
beberapa
G kesimpulan sebagai berikut:
a. Penelitian ini membuat suatu perencanaan arsitektur enterprise menggunakan
E framework TOGAF dengan metode ADM. Perencanaan arsitektur enterprise berupa blue
2 print (cetak biru) dari arsitektur utama dalam TOGAF, yaitu arsitektur bisnis, arsitektur
data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi.
b. Pada perencanaan arsitektur enterprise dibuat struktur organisasi usulan guna
memaksimalkan pemanfaatan SDM dalam mengembangkan strateginya, baik strategi
bisnis maupun strategi Sistem Informasi

Daftar Pustaka

[1] Samuel Hadi W, Ach. Faisal N. PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE


MENGGUNAKAN TOGAF ADM (Studi Kasus : PT. Pratama Sumber Milindo Surabaya ).
[2] Handre Harnedi, Angelina Prima Kurniati, Erda Guslinar Perdana. Perancangan Strategis E-
Pharmacy Menggunakan TOGAF Enterprise Architecture Studi Kasus PT.Kimia Apotik BM
Bandung.
[3] Lestari Retnawati. Perancangan Enterprise Architecture Menggunakan TOGAF di
Universitas ABC. JURNAL IPTEK MEDIA KOMUNIKASI TEKNOLOGI. Surabaya. 2018;
Volume 22: pages 13– 20.
[4] Umi Faddillah, Nurfia Oktaviani Syamsiah, Indah Purwandani. Pemodelan Enterprise
Arsitektur Sistem Informasi Penjualan Obat Menggunakan Kerangka TOGAF ADM. IJSE –
Indonesian Journal on Software Engineering, Vol.5, No. 1, Juni 2019, 114-122 ISSN: 2461-
0690.
[5] www.mantaxhjiwa.id, Proses Bisnis PT.Kimia Farma, 16 Februari 2021 :12.06, [14 November
2021], https://www.mantaxjiwa.id/2021/02/proses-bisnis-pt-kimia-farma.html?m=1.

Anda mungkin juga menyukai