LP Dan ASKEP AUTISME
LP Dan ASKEP AUTISME
LP Dan ASKEP AUTISME
SOSIALISASI
KELOMPOK III:
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN FAMIKA
MAKASSAR 2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN
A. DEFINISI
Autis atau autisme adalah suatu gangguan fungsi susunan saraf pusat
kelainan struktur otak, yang terjadi pada janin dalam usia dibawah tiga bulan
(SLA Fredofios, 2011). Gangguan tersebut menyebabkan terhambatnya
tumbuh kembang anak autis dalam hal komunikasi, interaksi,dan pola perilaku.
Seperti dalam hal komunikasi, perkembangan bahasa anak autis dapat
dikatakan lambat atau sedikit sekali, kaitannya dengan keterbatasan jumlah
kosakata dan ketidaksesuaian pengucapan. Dalam halinteraksi sosial, anak
autis memiliki kelemahan dalam hal berinteraksi.Mereka lebih senang
menyendiri dan cenderung menghindari kontakmata dengan orang lain, tidak
senang bergaul atau bermain bersamateman-temannya, dan mereka memiliki
kesenangan serta caranya sendiridalam bermain atau memainkan suatu benda,
yang berbeda dengan anak-anak normal pada umumnya.Umumnya, anak yang
mengalami gejala autisme menunjukkan sikapmenarik diri dari lingkungan dan
asyik dengan dunianya sendiri. Kata autis berasal dari bahasa Yunani yakni
“autos” yang berarti „sendiri‟. Pada tahun1943 seorang psikiater anak, Leo
Kanner menjabarkan secara rinci gejala-gejala „aneh‟ yang ditemukan pada 11
pasiennya, Kanner melihat banyak persamaan gejala pada anak-anak ini dan
yang sangat menonjol adalah mereka sangat asyikdengan dirinya sendiri,
seolah-olah mereka hanya hidup dalam dunianya sendiri, kemudian Kanner
menggunakan istilah “autisme” yang artinya hidup dalam dunianya sendiri
(Nugraheni, 2008)
B. ETIOLOGI
1. Faktor neurobiologis
Gangguan neurobiologis pada susunan saraf pusat (otak). Biasanya
gangguan ini terjadi dalam tiga bulan pertama masa kehamilan, bila
pertumbuhan sel – sel otak di beberapa tempat tidak sempurna(Maulana,
2007 :19).
2. Masalah Genetik
Menurut Maulana (2007:19), faktor genetic juga memegang peranankuat,
dan ini terus teliti. Pasanya, banyak manusia mengalami mutasigenetik
yang bisa terajdi karena cara hidup yang semakin modern(penggunaan zat
kimia dalam kehidupan sehari – hari, faktor udarayang semakin terpolusi).
Beberapa faktor yang terkait adalah usia ibusaat hamil, usia ayah saat istri
hamil, serta masalah yang terjadi saathamil dan prose kelahiran (Ginanjar,
2008).
3. Masalah selama kehamilan dan kelahiran
Masalah pada masa kehamilan dan proses melahirkan resiko autism
berhubungan dengan masalah – masalah yang terjadi pada masa 8minggu
pertama kehamilan. Ibu yang mengkonsumsi alcohol, terkenavirus rubella,
menderita infeksi kronis atau mengkonsumsi obat – obatan terlarang
diduga mempertinggi resiko autism. Prosesmelahirkan yang sulit sehingga
bayi kekurangan oksigen juga diduga berperan penting. Bayi yang lahir
premature atau punya berat badandibawah normal lebih besar
kemungkinannya untuk mengalamigangguan pada otak dibandingkan bayi
normal (Ginanjar, 2008)Menurut Hadis (2006:45), komplikasi prenatal,
perinatal danneonatal yang meningkat juga ditemukan pada anak
autistik.Komplikasi yang sering terjadi ialah adanya pendarahan setelah
trimester pertama dan adanya kotoran janin pada cairan amnion yang
merupakan tanda bahaya dari janin.Penggunaan obat– obatan tertentu pada
ibu yang sedang mengandung juga diduga dapat menyebabkan timbulnya
gangguan autism. Komplikasi gejala saat bersalin berupa bayi terlambat
menangis, bayi mengalami gangguan pernpasan, bayi mengalami
kekurangan darah diduga dapat menimbulkan autisme.
4. Keracunan logam berat
Keracunan logam berat merupakan kondisi yang sering dijumpaiketika
dalam kandungan.Keracuan logam seperti timbal, merukri,cadmium
spasma infantile, rubella kongenital, sclerosis tuberosa,lipidosis serebral,
dan anomaly kromosom X rapuh.Racun dan logam berat dari lingkungan,
berbagai racun yang berasal dari pestisida, polusi udara dan cat tembok
dapat mempengaruhi kesehatan janin.Penelitian terhadap sejumlah anak
autis menunjukkan bahwa kadarlogam berat (merkuri, timbal, timah) dalam
darah mereka lebih tinggidibandingkan anak – anak normal (Veskariyanti.
2008 :17)
5. Terinveksi virus
Lahirnya anak autistik diduga dapat disebabkan oleh virus sepertirubella,
toxoplasmosis, herpes, jamur, nutrisi yang buruk, perdarahandan keracunan
makanan pada masa kehamilan yang dapat menghambat pertumbuhan sel
otak yang menyebabkan fungsi otak bayi yangdikandung terganggu
terutama fungsi pemahaman, komunikasi daninteraksi.Efek virus dan
keracunan tersebut dapat berlangsung terussetelah anak lahir dan terus
merusak pembentukan sel otak, sehingga anak kelihatan tidak memperoleh
kemajuan dan gejala makin parah.Gangguan metabolism, pendengaran dan
penglihatan juga diperkirakan dapat menjadi penyebab lahirnya anak
autistic (Maulana. 2007 :19)6.
6. Cidera otak, kerentanan utama, aphasia, defisit pengaktifretikulum,
keadaan tidak menguntungkan antara faktor psikogenik dan perkembangan
syaraf,perubahan struktur serebellum, lesi hipokompus otak depan.
7. Penyakit otak organik dengan adanya gangguan komunikasidan gangguan
sensori serta kejang epilepsi.
C. PATOFISIOLOGI
Sel saraf otak (neuron) terdiri dari badan sel dan serabut untuk
mengalirkan implus listrik (akson) serta serabut untuk menerima implus listrik
(dendrite).Sel saraf terdapat pada lapisan luar otak yang berwarna kelabu
(korteks).akson di bungkus selaput bernama myelin terletak di bagian otak
berwarna putih.Sel saraf berhubungan satu sama lain lewat sinaps.Sel saraf
terbentuk saat usia kandungan tiga sampai tujuh bulan.pada trimester
ketiga,pembentukan sel saraf berhenti dan di mulai pembentukan
akson,dendrite dan sinaps yang berlanjut sampai anak berusia sekitar dua
tahun.Setelah anak lahir,terjadi proses pertumbuhan otak berupa bertambah dan
berkurangnya struktur akson,dendrite dan sinaps.proses ini di pengaruhi secara
genetic melalui sejumlah zat kimia yang dikenal sebagai brai growth faktor dan
proses belajar anak – anak Makin banyak sinaps terbentuk,anak makin
cerdas,pembentukan akson,dendrite dan sinaps sangat tergantung pada
stimulasi dari lingkungan.Bagian otak yang digunakan dalam
belajarmenunjukan pertamabahan akson,dendrite dan sinaps,sedangkan bagian
otak yang tak digunakan menunjukan kematian sel,berkurangnya
akson,dendrite dan sinaps.Kelainan genetis,keracunan logam berat,dan nutrisi
yang tidak adekuat dapat menyebabkan gangguan proses-proses
tersebut.Sehingga akan menyebabkan abnormalitas pertumbuhan sel saraf
Pathway autis
Pemakaian
RESTI
Partus Lama Genetik Keracunan Logam antibiotik
INFEKSI berlebihan
Infeksi Jamur
Gangguan nutrisi >>>neutropin dan
dan Oksigenasi neuropeptida
Kebocoran usus dan
tidak sempurna
Kerusakan pada pencernaan kasein dan
Gangguan pada glutein
otak sel purkinye dan
hippocampus
Protein terpecah
Abnormalitas Gangguan
sampai
keseimbangan
pertumbuhan serotonin dan
polipeptida
sel saraf dopamin
Kasein dan
Peningkatan Gangguan otak gluten terserap
neurokimia kecil kedalam darah
secara abnormal
PERUBAHAN
PERSEPSI
AUTIS SENSORI
Gangguan Persepsi
Sensori
PERUBAHAN
Gangguan Gangguan INTERAKSI SOSIAL Gangguan
Komunikasi Interaksi Sosial Perilaku
penglihatan
dan
Keterlambatan Bicara monoton Hiperaktif pendengaran
Mengabaikan Acuh tak acuh
dalam berbahasa dan tidak terhadap
dan
dimengerti lingkungan
menghindari Sangat agresif
oranglain dan oranglain
oranglain terhadap Sensitif
oranglain dan terhadap
dirinya cahaya
GANGGUAN
KOMUNIKASI
Perilaku Menutup
VERBAL DAN yang telinga bila
NON VERBAL aneh mendengar
suara
D. MANIFESTASI KLINIS
Secara umum karakteristik klinik yang ditemukan pada anak autisme menurut
Yatim (2007), meliputi:
A. Harus ada sedikitnya 6 gejala dari (1), (2) dan (3), dengan minimal 2
gejala dari (1) dan masing-masing 1 gejala (2) dan (3).
(1) Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbul balik.
Minimal harus ada 2 gejala dari gejala-gejala ini:
a. Tidak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai:
kontak mata sangat kurang, ekspresi muka kurang hidup, gerak-
gerik yang kurang setuju.
b. Tidak bisa main dengan teman sebaya.
c. Tidak bisa merasakan apa yang dirasakan orang lain.
d. Kurangnya hubungan sosial dan emosional timbal balik.
(2) Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi seperti, minimal 1
dari gejala-gejala di bawah ini:
a. Bicara terlambat atau bahkan sama sekali tidak berkembang
(dan tidak ada usaha untuk mengimbangi komunikasi dengan
cara lain tanpa bicara).
b. Bila bisa bicara, bicaranya tidak dipakai untuk komunikasi.
c. Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang.
d. Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif dan kurang bisa
meniru.
(3) Suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dari perilaku, minat
dan kegiatan, sedikitnya harus ada satu gejala dibawah ini:
a. Mempertahankan satu minat atau lebih, dengan cara yang sangat
khas dan berlebih-lebihan.
b. Terpaku pada suatu kegiatan yang ritualistik dan rutinitas yang
tidak ada gunanya.
c. Ada gerakan-gerakan yang aneh, khas dan diulang-ulang.
d. Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian benda.
B. Sebelum umur 3 tahun tampak adanya keterlambatan atau gangguan
dalam bidang:
a. Interaksi sosial.
b. Bicara dan berbahasa.
c. Cara bermain yang kurang variatif.
C. Bukan disebabkan oleh Sindrom Rett atau Gangguan Disintegratif masa
kanak.
E. KLASIFIKASI AUTISME
Yatim (2002) mengemukakan anak yang mengalami gangguan autis dapat
dikelompokkan menjadi tiga (3) , yaitu :
1. Autisme persepsi
Autisme persepsi dianggap autisme asli karena kelainan sudah timbul
sebelum lahir. Autisme ini terjadi karena berbagai faktor baik itu berupa
pengaruh dari keluarga, maupun pengaruh lingkungan, makanan,rangsangan
maupun faktor lainnya. Ketidakmampuan anak berbahasa termasuk pada
penyimpangan reaksi terhadap rangsangan dari luar, begitu juga
ketidakmampuan anak bekerja sama dengan orang lain, sehingga anak akan
bersikap masa bodoh. Gejala yanga dapat diamati antara lain :
a. Rangsangan dari luar baik yang kecil maupun kuat akan menimbulkan
kecemasan, tubuh akan mengadakan mekanisme dan reaksi pertahanan
hingga telihat timbul pengembangan masalah
b. Banyaknya pengaruh dari orang tua, tidak bisa ditentukan. Orang tua
tidak ingin peduli terhadap keinginan dan kesengsaraan anaknya,
kebingungan anaknya bertahan berubah menjadi kekecewaan, lama –
kelamaan rangangan ditolak atau anak bersikap masa bodoh.
2. Autisme Reaksi
Terjadi karena beberapa permasalahan yang ditimbulkan kecemasan seperti
orang tua meninggal, sakit berat, pindah rumah/sekolah dan sebagainya.
Autisme ini akan memunculkan gerakan – gerakan tertentu berulang –ulang,
kadang – kadang disertai kejang. Gejala autisme reaksi muncul pada usia
lebih besar 6-7 tahun sebelum anak memasuki tahapan berpikir logis
3. Autisme yang timbul kemudian
Terjadi setelah anak agak besar, dikarenakan kelainan jaringan otak yang
terjadi setelah anak lahir. Hal ini akan mempersulit dalam hal pemberian
pelatihan dan pelayanan pendidikan untuk mengubah perilakunya yang
sudah melekat.
F. KARAKTERISTIK PENYANDANG AUTIS
Berikut klasifikasi karakteristik penyandang autis untuk memudahkan
dalam mendefinisikan autis itu sendiri. Karakteristik dari masing-masing
masalah atau gangguan dideskripsikan sebagai berikut (Hadis, 2006):
2. Terapi biomedis
Terapi ini bertujuan memperbaiki metabolisme tubuh melalui diet dan
pemberian suplemen. Terapi ini didasarkan banyaknya gangguan fungsi
tubuh, seperti gangguan pencernaan, alergi, daya tahan tubuh rentan, dan
keracunan logam berat.
3. Terapi wicara
Terapi ini umumnya menjadi keharusan bagi anak autisme karena mereka
mengalami gangguan bicara dan kesulitan berbahasa.
4. Terapi perilaku
Terapi ini bertujuan agar anak autisme dapat mengurangi perilaku tidak
wajar dan menggantinya dengan perilaku yang diterima oleh masyarakat.
5. Terapi okupasi
Terapi ini diberikan pada anak yang memiliki gangguan perkembangan
motorik kurang baik. Bertujuan untuk menguatkan, memperbaiki
koordinasi, dan keterampilan motorik halus. Suatu tim kerja terpadu yang
terdiri dari tenaga pendidik, tenaga medis (psikiater, dokter anak), psikolog,
ahli terapi wicara, pekerja sosial, dan perawat sangat diperlukan agar dapat
mendeteksi dini serta memberi penanganan yang sesuai dan tepat waktu.
Semakin dini terdeteksi dan mendapat penanganan yang tepat, akan dapat
tercapai hasil yang optimal (Masra, 2002).
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
Kasus Semu
Seorang An.E berusia 7 tahun dibawa oleh kedua orangtuanya datang ke
Rumah Sakit untuk berkonsultasi tentang perilaku anaknya yang berbeda
dengan teman yang lainya yaitu tidak dapat bergaul dengan baik, sulit untuk
berkomunikasi, cenderung menutup diri dan apatis (acuh tak acuh terhadap
lingkungan) dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan Nadi : 65 x/menit, TD :
90 / 60 mmHg, RR : 22 x/menit, TB / BB (cm) : 100 cm/32kg, Lingkar
kepala : 35 cm
A. PENGKAJIAN
I. Identitas Klien
Nama : An E No. Reg : ……
Umur : 7 Tahun Tgl. MRS :08 November
(08.00)
Jenis Kelamin : Laki-laki Diagnosis medis :
Autisme
Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia Tgl Pengkajian:08 November
2017 (08.00)
Agama : Islam
Pekerjaan : -
Pendidikan : SD
Alamat : Kayen Bandarkedungmulyo Jombang
Ekstrimitas Atas
Inspeksi : tidak ada sianosis dan clubbing finger
Palpasi : suhu akral hangat
Ekstrimitas Bawah
Inspeksi : tidak ada varises, tidak ada sianosis, tidak ada
clubbing finger
Palpasi : suhu akral hangat
C. Persyarafan
Anamnesis : terdapat perubahan berbicara.
1) Nervus I olfaktorius (pembau)
Baik dapat mencium bau antara balsam dan minyak kayu
putih
8) Nervus XI aksesorius
Klien dapat menggelengkan kepala kanan dan kiri, dapat
menggerakan bahu keatas dan kebawah.
D. Perkemihan-Eliminasi Uri
Anamnesa : BAK: 5-6 kali perhari,warna kuning jernih, BAB:
2x/hari, konsistensi lunak, warna kuning
Genetalia eksterna :
Laki laki
Genetalia eksterna
Inspeksi : normal, tidak ada kelainan
Palpasi : tidak ada benjolan
Kandung kemih:
Inspeksi :normal
Palpasi :tidak adanya nyeri tekan
E. Sistem Pencernaan-Eliminasi Alvi
Anamnesa : Tidak mengalami hematemesis, tidak mengalami
konstipasi dan nafsu makan baik
Mulut:
Inspeksi : simetris, bersih tidak ada stomatitis
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada rongga mulut
Lidah
Inspeksi : normal
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Faring - Esofagus :
Inspeksi : normal
Palpasi : normal
Abdomen (dibagi menjadi 4 kuadran)
Inspeksi: tidak ada benjolan abnormal
Auskultasi :bising usus (+)10x/ mnt
Perkusi : tymphani
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Kuadran I:
Hepar hepatomegali (-)
Kuadran II:
Gaster Nyeri tekan (-)
Kuadran III:
Tidak terdapat massa
Kuadran IV:
Tidak ada nyeri tekan pada titik Mc Burney
F. Sistem Muskuloskeletal & Integumen
Anamnese : Tidak ada nyeri, tonus otot baik, kekuatan otot
baik, Turgor normal, kulit elastis, tidak ada bintik merah
kehitaman di seluruh permukaan kulit
Warna kulit
Normal, warna sawo matang , bersih , turgor baik / elastis, < 2
detik
Kekuatan otot : 5 5
5 5
Keterangan:
0: Tidak ada kontraksi
Genetalia :
Inspeksi : bersih, tidak ada nyeri tekan, tidak odem, tidak ada
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
NIC NOC
Intervensi Aktivitas Outcome Indikator
Peningkatan Observasi: Komunikasi : Menggunaka
Monitor proses kognitif,
Komunikasi : Mengekspresikan n bahasa lisan :
anatomis dan fisiologis
Kurang Def : ekspresi yag vocal (3)
terkait dengan
Bicara bermakna Kejelasan
kemampuan berbicara
Def : mengenai pesan berbicara (3)
(misalnya., memori,
penggunaan verbal dan/ atau Mengarahkan
pendengaran, dan bahasa)
strategi non-verbal pesan pada
peningkatan Monitor terkait dengan
penerima yang
kemampuan perasaan frustasi,
kemarahan, depresi, atau tepat (4)
komunikasi
bagi orang respon-respon lain yang
bicara berbicara
Action:
Modifikasi lingkungan
untuk bisa meminimalkan
kebisingan yang
berlebihan dan
menurunkan distress
emosi (misalnya.,
pembatasan kunjungan
dan membatasi suara
darialat yang berlebihan)
Kenali emosi dan perilaku
fisik (pasien) sebagai
bentuk komunikasi
(mereka)
Kolaborasi:
kolaborasi bersama
keluarga dan ahli terapis
bahasa patologis untuk
mengembangkan rencana
agar bisa berkomunikasi
secara efektif.
Sediakan rujukan pada
terapis bicara patologis
Health Education:
Instruksikan pasien atau
keluarga untuk
menggunakan proses
kognitif yang terlibat
dalam kemampuan
berbicara
Instruksikan pasien
ataukeluarga untuk
menggunakan alat bantu
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No. diagnose
masalah / Tgl/jam Tindakan Paraf
kolaboratif
Gangguan 09-10- Observasi:
Komunikasi 2017 Memonitor proses kognitif,
Verbal 08.00
anatomis dan fisiologis terkait
dengan kemampuan berbicara
(misalnya., memori,
pendengaran, dan bahasa)
Respon : Terdapat gangguan
terhadap komunikasi
Memonitor terkait dengan
08.15
perasaan frustasi, kemarahan,
depresi, atau respon-respon lain
yang disebabkan adanya
gangguan kemampuan berbicara
Respon : Klien menutup diri
karna depresi
Action:
09.00
Memodifikasi lingkungan untuk
bisa meminimalkan kebisingan
yang berlebihan dan
menurunkan distress emosi
(misalnya., pembatasan
kunjungan dan membatasi suara
darialat yang berlebihan)
Respon : Perawat telah
memberikan batasan untuk
kunjungan kepada pasien
Mengenali emosi dan perilaku
11.30 fisik (pasien) sebagai bentuk
komunikasi (mereka)
Respon : Perawat dapat
mengenali komunikasi klien dari
emosi dan perilaku klien
10-10- Kolaborasi:
2017
Mengkolaborasi bersama
09.00
keluarga dan ahli terapis bahasa
patologis untuk
mengembangkan rencana agar
bisa berkomunikasi secara
efektif
Respon : Klien mendapatkan
terapi bahasa tiap satu minggu
2x, Klien dapat mulai
berkomunikasi sedikit demi
sedikit dan mulai ada sedikit
respon terhadap lingkungan
Health Education:
10.30 Menginstruksikan pasien atau
keluarga untuk menggunakan
proses kognitif yang terlibat
dalam kemampuan berbicara
Respon : Pasien dan keluarga
mengikuti instruksi dari perawat
E. EVALUASI KEPERAWATAN
No. Masalah Tanggal/Jam Catatan Perkembangan Paraf
keperawatan /
kolaburasi
1. Gangguan 09-10-2017 S:
Komunikasi 14.00 Ibu klien mengatakan
Verbal jika klien sudah dapat
sedikit merespon
terhadap lingkungan
Ibu klien mengatakan
jika klien belum bisa
membuka diri untuk
bergaul dengan
temannya
O:
Klien sudah dapat
berbicara sedikit namun
belum dapat berbicara
dengan jelas
A : Masalah teratasi sebagian
P : Rencana tindakan
keperawatan dilanjutkan
Gangguan 10-10-2017 S:
Komunikasi 14.00 Ibu klien mengatakan
Verbal jika klien sudah mulai
ada keinginan untuk
bergaul dengan
temannya
O:
Klien sudah dapat
berbicara sedikit namun
belum dapat berbicara
dengan jelas
A : Masalah teratasi sebagian
P : Rencana tindakan
keperawatan dilanjutkan