Makalah Ipa Kelompok 7

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH MODUL 8

TELAAH KURIKULUM TINGKAT SATUAN


PENDIDIKAN (KTSP) 2006 DAN PENJABARANNYA
DALAM RANCANGAN PEMBELAJARAN IPA DI
TINGKAT SD/MI
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK 7
TUTI YUSNITA
YETTY SITORUS PANE
SANTIKA
Nama Tutor Pengampu Mata Kuliah Pembelajaran Ipa Di SD : Enni
Halimatussa’diyah Pakpahan

UPBJJ – UNIVERSITAS TERBUKA POKJAR MEDAN

TAHUN 2021.2
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
          Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP pasal 1, ayat 15) dikemukakan
bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang
disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan
KTSP dilaksanakan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan
berdasarkan standar kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BNSP).
            KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan
sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi. KTSP merupakan paradigma baru
pengembangan kurikulum, yang memberikan otonomiluas pada setiap satuan
pendidikan, dan pelibatan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar
mengajar di sekolah. Otonomi diberikan agar setiap satuan pendidikan dan
sekolah memiliki keleluasaan dalam mengelola sumber daya, sumber dana,
sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan, serta tanggap
terhadap kebutuhan setempat.

            Dalam KTSP, pengembangan kurikulum dilakukan oleh guru, kepala


sekolah serta komite sekolah dan dewan pendidikan. Badan ini merupakan
lembaga yang ditetapkan berdasarkan musyawarah dari pejabat daerah setempat,
komisi pendidikan pada DPRD, pejabat pendidikan daerah, kepala sekolah, tenaga
pendidik, perwakilan orang tua peserta didik, dan tokoh masyarakat. Lembaga
inilah yang menetapkan segala kebijakan sekolah berdasarkan ketentuan –
ketentuan tentang pendidikan yang berlaku. Selanjutnya komite sekolah perlu
merumuskan dan menetapkan visi, misi, dan tujuan sekolah dengan berbagai
implikasinya terhadap program-program kegiatan operasional untuk mencapai
tujuan sekolah.
B.     Rumusan Masalah
1.  Bagaimana Hakikat Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP)
2.  Bagaimana evaluasi KTSP ?
3. Apa yang menjadi focus materi Esesnsial IPA kelas IV SD?
4. Bagaimana merancang pembelajaran IPA kelas IV SD ?

C.    Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian, tujuan, landasan, prinsip-prinsip pengembangan,
evaluasi, ruang lingkup, dan fokus evaluasi dari KTSP.
2. untuk mengetahui metri Essensial IPA Kelas IV SD
3. Untuk mengetahui langkah-langkah pembelajaran IPA kelas IV SD
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)


Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tuujuan pendidikan
tertentu. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum
operasional pendidikan yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh
setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang dikembangkan Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP). KTSP secara yuridis disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang –
Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, pasal 36 ayat 1 dan 2 sebagai berikut :

1. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional


pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan
prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan
peserta didik.

Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007 / 2008 dengan
mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk
pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional masing – masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor
23 tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari SI, namun pengembangannya diserahkan kepada
sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu sendiri. KTSP terdiri dari tujuan
pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat
satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu
pada Pemendiknas No 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL. Standar
Isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam
persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata
pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada
jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi merupakan pedoman untuk
pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang memuat : kerangka
dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan
yang dikembangkan ditingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan. SKL
digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik
dari satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran
atau kelompok mata pelajaran. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai
dengan standar nasional yang telah disepakati.

B.     Tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


Dalam KTSP, pengembangan kurikulum dilakukan oleh guru, kepala
sekolah, serta Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan. Badan ini merupakan
lembaga yang ditetapkan berdasarkan musyawarah dari pejabat daerah setempat,
komite pendidikan pada dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD), pejabat
pendidikan daerah, kepala sekolah, tenaga pendidikan, perwakilan orang tua
peserta didik, dan tokoh masyarakat. Lembaga inilah yang menetapkan kebijakan
sekolah berdasarkan ketentuan – ketentuan tentang pendidikan yang berlaku.
Selanjutnya komite sekolah perlu menetapkan visi, misi, dan tujuan sekolah
dengan berbagai implikasinya terhadap program – program kegiatan operasional
untuk mencapai tujuan sekolah.
Tujuan diterapkannya KTSP secara umum adalah untuk memandirikan dan
memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi)
kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan
pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.
Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk :
1.Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam
mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang
tersedia.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
mengembangkan kurikulum melalui pengembalian keputusan bersama.
3.  Meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan yang akan
dicapai.
Memahami tujuan diatas, KTSP dapat dipandang sebagai suatu pola pendekatan
baru dalam pengembangan kurikulum dalam konteks otonomi daera yang sedang
digulirkan dewasa ini. Oleh karena itu, KTSP perlu diterapkan oleh setiap satuan
pendidikan, terutama berkaitan dengan tujuh hal sebagai berikut :
1.Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi
dirinya sehingga dia dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang
tersedia untuk memajukan lembaganya.
2.Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan
yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam proses pendidikan sesuai
dengan perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
3.Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok untuk
memenuhu kebutuhan sekolah karena pihak sekolahlah yang paling tahu apa yang
terbaik bagi sekolahnya.
4..Keterlibatan semua warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan
kurikulum menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat, serta lebih efisien
dan efektif bilamana dikontrol oleh masyarakat sekitar.
5. Sekolah dapat bertanggungjawab tentang mutu pendidikan masing – masing
kepada pemerintah, orang tua peserta didik, dan masyarakat pada umumnya,
sehingga dia akan berupaya semaksimal mungkin untuk melaksanakan dan
mencapai sasaran KTSP.
6.Sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat dengan sekola – sekolah yang
lain untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya – upaya inovatif dengan
dukungan orang tua peserta didik, masyarakat, dan pemerintah daerah setempat.
7. Sekolah dapat secara cepat merespon aspirasi masyarakat dan lingkungan yang
berubah dengan cepat, serta mengakomodasikannya dalam KTSP.

C.    Landasan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


1. UU RI No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional,
Ketentuan dalam UU 20 / 2003 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (19);
Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal
36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2).
2. PP RI No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan.
Ketentuan didalam PP 19 / 2005 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (5),
(13), (14), (15); Pasal 5 ayat (1), (2); Pasal 6 ayat (6); Pasal 7 ayat (1), (2), (3),
(4), (5), (6), (7), (8); Pasal 8 ayat (1), (2), (3); Pasal 10 ayat (1), (2), (3); Pasal 11
ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 13 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 14 ayat (1), (2), (3);
Pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4), (5); Pasal 17 ayat (1), (2); Pasal 18 ayat (1), (2),
(3);
3. Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi
4. Permendiknas No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
5.  Permendiknas No. 24 tahun 2006 tentang pelaksanaan permendiknas No. 22
dan 23 tahun 2006

Ciri – ciri Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) :


1.KTSP memberi kebebasan kepada tiap – tiap sekolah untuk menyelenggarakan
program pendidikan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah, kemampuan
peserta didik, sumber daya yang tersedia dan kekhasan daerah.
2. Orang tua dan masyarakat dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran
3. Guru harus mandiri dan kreatif
4. Guru diberi kebebasan untuk memanfaatkan berbagai metode pembelajaran.
Panduan pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat memberi
kesempatan peserta didik :
1.belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
2. belajar untuk memahami dan menghayati,
3. belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,
4. belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain,
5. dan belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar
yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Standar Isi mencakup lingkungan materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai
kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Termasuk dalam
SI adalah kerangka dasar dan struktur kurikulum, Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran pada setiap semester dari setiap
jenis dan jenjang pendidikan dasar dan menengah. SI ditetapkan dengan
Kepmendiknas No.22 tahun 2006.
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagaimana yang
ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 23 tahun 2006.

D. Prinsip – prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok
atau satuan pendidikan dibawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau
kantor Departemen Agama Kabupaten / Kota untuk pendidikan dasar dan provinsi
untuk pendidikan menengah. Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL
dan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP,
serta memperhatiakan pertimbangan komite sekolah / madrasah. Penyusunan
KTSP untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan di supervisi oleh dinas
pendidikan provinsi, dan berpedoman pada SI dan SKL serta panduan penyusunan
kurikulum yang disusun oleh BSNP.
KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip – prinsip sebagai berikut :
1.Berpusat pada potensi
2.Perkembangan
3.Kebutuhan
4.Kepentingan peserta didik dan lingkungannya
Beragam dan terpadu, tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni, relevan dengan kebutuhan kehidupan, menyeluruh dan
berkesinambungan, belajar sepanjang hayat, seimbang antara kepentingan
nasional dan kepentingan daerah.
Adapun prinsip – prinsip pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) adalah sebagai berikut :
1. Didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk
menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya, dalam hal ini peserta didik
harus mendapatkan pelayanan.
2. Menegakkan kelima pilar belajar, yaitu :
a. Belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa
b. Belajar untuk memahami dan menghayati
c. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara tertib
d. Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain
e.  Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui kegiatan belajar
yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
3.Memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan,
pengayaan dan percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan dan
kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan
peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan dan moral
4.Dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling
menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat dengan prinsip Tut Wuri
Handayani, Ing Madya Mangun Karsa, Ing Ngarsa Sang Tuladha
5.Dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta
kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan
kajian secara optimal
6.Mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal
dan  pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan
kesinambungan yang cocok dan memadai antar kelas dan jenis serta jenjang
pendidikan.

E.Evaluasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


Dalam naskah akademik ini, evaluasi diartikan sebagai usaha sistematis
mengumpulkan informasi mengenai suatu KTSP untuk digunakan sebagai dasar
pertimbangan penentuan nilai dan arti KTSP tersebut dalam suatu konteks
tertentu. Adanya tambahan konteks  ini sangat penting karena manfaat dan
kebermaknaan suatu KTSP selalu dibatasi oleh waktu, kepentingan peserta didik,
masyarakat dan bangsa yang dilayani KTSP tersebut. Suatu KTSP yang sesuai
untuk suatu konteks waktu tertentu belum tentu sesuai unttuk waktu dan peserta
yang lain walaupun diberlakukan ditempat / satuan pendidikan yang sama. Oleh
karena itu suatu KTSP pendidikan termasuk kurikulum, selalu berubah sesuai
dengan kemajuan zaman yang ditandai oleh kurun waktu dimana KTSP itu
direncanakan. KTSP juga terbatas oleh  konteks ruang. Suatu yang dianggap baik
untuk wilayah geografis tertentu belum tentu sesuai untuk wilayah geografis
lainnya. Oleh karena itu dalam menentukan nilai dan arti suatu KTSP, evaluasi
tidak dapat dilepaskan dari konteks ruang geografis mana KTSP itu dilaksanakan.
Adanya konsep mengenai differensiasi dan multikultural memberikan petunjuk
yang kuat bahwa evaluasi harus memperhatikan dimensi ruang sebagai suatu
konteks.
Sejalan dengan konsep multikultural maka konteks lain yang berpengaruh
terhadap kegiatan evaluasi  adalah peserta didik. Suatu KTSP dikembangkan
untuk peserta didik atau sekelompok peserta didik tertentu dalam lingkungan
geografis, budaya, dan waktu tertentu. Oleh karenanya evaluasi harus
memperhatikan karakteristik peserta didik ini sebagai suatu konteks penting dalam
evaluasi. Evaluasi yang tidak memperhatikan konteks ini akan memberikan hasil
kajian yang menyesatkan. Konteks lain yang harus diperhatikan dalam evaluasi
adalah filsafat dan teori yang digunakan. Ketika suatu KTSP menggunakan
filsafat esensialis maka evaluasi harus memperhatikan karakteristik filosofi ini
serta pemanfaatannya untuk jenjang pendidikan tertentu, satuan pendidikan
tertentu, atau bahkan persyaratan tertentu yang menjadi chiri khas filsafat ini.
Demikian pula ketika suatu KTSP menggunakan teori konstruksi sosial maka
evaluasi proses belajar atau hasil belajar harus memberikan penilaian dan arti
berdasarkan karakteristik konstruktivisme.
Fokus evaluasi diarahkan pada ide, pegembangan dokumen, pelaksanaan KTSP
dan hasil belajar. untuk menentukan tingkat keberhasilan pengembangan KTSP
secara komprehensif dugunakan dua dimensi, yaitu dimensi nilai dan dimensi arti.
Evaluasi dimensi nilai berkaitan dengan keunggulan intrinsik KTSP tanpa
mempersoalkan lingkungan mana KTSP dilaksanakan, sedangkan dimensi arti
berkaitan dengan pengaruh KTSP terhadap lingkungan.
Sejak diberlakukannya Undang – undang No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional ( UUSPN 2003) maka kebijakan pendidikan terutama
daalam pengembangan kurikulum di Indonesia mengalami perubahan mendasar.
Perubahan mendasar tersebut berupa wewenang mengembangkan, mengelola dan
melaksanakan pendidikan dan kurikulum.
Setelah UUSPN 2003 berlaku, wewenang mengembangkan,
mengelola  dan melaksanakan pendidikan tidak lagi sepenuhnya menjadi
tanggung jawab pemerintah pusat tetapi sudah berbagi dengan pemerintah daerah.
Sistem desentralisasi pendidikan yang dibangun oleh UUSPN 2003 merupakan
konsekuensi dari perubahan sistem pemerintahan dari pemerintahan sentralistis ke
otonomi daerah dan pendidikan adalah aspek pelayanan pemerintah pusat yang
didelegasikan ke pemerintah daerah.
Dalam bidang kurikulum, UUSPN 2003 menetapkan adanya ketentuan
yang menjadi wewenang pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pasal 35
UUSPN 2003 menetapkan bahwa pemerintah pusat menentukan standar nasional
yang berlaku diseluruh wilayah Indonesia. Standar nasional diartikan sebagai
suatu kualitas atau kondisi minimal yang harus ada. UUSPN 2003 menetapkan
delapan standar nasional meliputi :
1.Standar Isi,
2.Proses,
3.Kompetensi Lulusan,
4.Tenaga Kependidikan,
5.Sarana dan Prasarana,
6.Pengelolaan,
7.Pembiayaan,
8.Penilaian Pendidikan.
Pada saat sekarang Pemerintah melalui Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional baru menetapkan dua standar nasional yaitu standar isi dan standar
kompetensi lulusan. Standar lain belum ditentukan dan sewajarnya ditetapkan
segera karena satu standar berkaitan dengan standar lainnya. UUSPN 2003 pasal
36 menetapkan berbagai persyaratan pengembangan kurikulum. Kurikulum yang
dikembangkan harus mengacu kepada standar nasional dan diarahkan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan dalam rangka Negara Kesatuan
Reepublik Indonesia. Meskipu demikian, kurikulum yang dikembangkan harus
memperhatikan kepentingan peserta didik, masyarakat dan lingkungan di
sekitarnya, agama, dan kehidupan bangsa dalam dunia internasional. Pasal 37
UUSPN 2003 menetapkan isi kurikulum yang harus ada pada setiap kurikulum
yang dikembangkan sekolah berbentu berbagai label mata pelajaran. Peraturan
pelaksanaan UUSPN 2003 ditetapkan melalui peraturan pemerintah (PP)
peraturan menteri (Permen). Pada tahun 2006, Mendiknas mengeluarkan Permen
Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) dan Permen No 23 tahun 2006
tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
Sebelum kedua Permen tersebut, pemerintah telah menetapkan Peraturan
Pemerintah No 19 tahun 2005 (PP 19 tahun 2005) tentang Badan Standar
Nasional sebagai tindak lanjut pasal 35 ayat 4 UUSPN 2003. Pada saat sekarang
baru satu PP dan tiga Permen tersebut yang dihasilkan pemerintah sebagai
peraturan pelaksana dalam pengembangan kurikulum di Indonesia.

F. Ruang Lingkup Evaluasi


Pengembangan KTSP Prosedur dan proses pengembangan KTSP berbeda
dari pengalaman indonesia selama ini dalam pengembangan kurikulum. Hal ini
bukan disebabkan oleh penerapan model kurikulum berbasis kompetensi tetapi
lebih disebabkan penggunaan pendekatan standard dalam pendidikan (Burke,
(Ed.) (1995); Tucker dan Codding (1998) dan oleh kewenangan satuan pendidikan
dalam pengembangan KTSP. Jika pada masa sebelumnya satuan pendidikan
menerima kurikulum lengkap dari pemerintah pusat pada saat sekarang sekolah
harus melengkapi berbagai komponen kurikulum yang telah ditetapkan
pemerintah pusat. Bahwa kebijakan pengembangan kurikulum di Indonesia terdiri
atas dua jenjang yaitu jenjang nasional dan jenjang satuan pendidikan. Kebijakan
ini menggambarkan bahwa diagram berikut menggambarkan keseluruhan proses
pengembangan kurikulum.
Proses pengembangan kurikulum menghasilkan Standar Kompetensi
Lulusan dan Standar Isi. Kedua standar ini telah dinyatakan berlaku resmi melalui
Peraturan Menteri Diknas no.22 dan Permen Diknas no.23, masing – masing pada
tahun 2005. Dalam ketetapan yang dikeluarkan oleh BSNP dikatakan bahwa
dokumen KTSP baru dianggap sah apabila ditandatangani oleh Kepala Sekolah
dan Ketua Komite Sekolah. Sesuai dengan ketetapan pada Permen no.22 tahun
2006 tentang Standar Isi, KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip – prinsip
berikut ini:
a.Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
dan lingkungannya, kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta
didikmemiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kretif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan
tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan
lingkungan.
b.Beragam dan terpadu, Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan
keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis
pendidikan,tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status
sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan
wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta
disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar
substansi.
c.Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan
isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara
tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
d.Relevan dengan kebutuhan kehidupan,
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan
(stake - holders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan
kehidupan, termasuk didalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan
dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan
berfikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan
vokasional merupakan keniscayaan.
e.Menyeluruh dan berkesinambungan.
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian
keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
f.Belajar sepanjang hayat,
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur – unsur pendidikan formal, nonformal dan
onformal,dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu
berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
g.Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tujuan Evaluasi kurikulum KTSP adalah :
a.Menentukan tingkat pemahaman para pengembang KTSP mengenai ide
kurikulum yang dikembangkan ditingkat nasional
b.Menentukan tingkat pemahaman dan keterampilan pengembang KTSP
mengenai prinsip – prinsip pengembangan KTSP.
c.Menentukan tingkat keberhasilan pengembangan dokumen KTSP
d.Menentukan tingkat pelaksanaan KTSP
e.Menentukan tingkat keberhasilan KTSP
Kelima tujuan evaluasi yang dikemukakan di atas berbeda – beda satu sama
lainnya sesuai dengan kepentingan dan waktu ketika seseorang atau lembaga
melakukan evaluasi. Kelima tujuan evaluasi yang dikemukakan diatas bukanlah
merupakan keseluruhan yang harus digunakan dalam setiap kegiatan evaluasi.
Kelima tujuan tersebut diatas dapat digunakan secara terpisah tergantung pada
fokus kajian dan pemanfaatan hasil evaluasi (utility). Tingkat pemahaman para
pengembang KTSP mengenai ide kurikulum adalah sesuatu yang kritikal dalam
menentukan keberhasilan pengembangan dokumen dan implementasi KTSP.
Tanpa pemahaman yang baik mengenai ide kurikulum yang dikembangkan
ditingkat nasional maka tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa sangat besar
kemungkinan KTSP yang dikembangkan tidaklah sesuai dengan pemikiran para
pengembang ide kurikulum. Pemahaman tersebut ditandai oleh pemahaman
mengenai arti kurikulum berdasarkan kompetensi. Standar Kompetensi Lulusan
(SKL), Standar Isi (SI) bagi pengembangan KTSP.

G. Fokus Evaluasi Pengembangan KTSP


Berdasarkan ruang lingkup pengembangan KTSP dan tujuan evaluaasi yang telah
dikemukakan maka fokus evaluasi pengembangan KTSP adalah berkenaan
dengan hal – hal sebagai berikut :
1. Ide Kurikulum
2. Pengembanga dokumen KTSP
3. Pelaksanaan KTSP
4. Hasil belajar KTSP
Fokus evaluasi pada pemahaman ide kurikulum adalah sesuatu yang
banyak menentukan keberhasilan pengembangan dokumen KTSP. Ide kurikulum
yang dimaksudkan disini adalah ide tentang pendekatan standar dan kompetensi
yang digunakan. Standar – based curriculum dan Competency – based curriculum
memiliki ciri yang berbeda dari knowledge – based curriculum. Perbedaan yang
mencolok adalah dari cara mengembangkan standar dan pengaruhnya terhadap
kompetensi, pemilihan konten kurikulum, dan organisasi konten kurikulum.
Dalam konteks ini maka pemahaman para pengembang KTSP terhadap ide
kurikulum dirinci dalam berbagai hal sebagai berikut :
1. Pemahaman mengenai standar – based curriculum
2. Pemahaman pengertian kompetensi dan karakteristik kurikulum berbasis
kompetensi
3. Pemahaman pengertian SKL dan kedudukan SKL dalam pengembangan
KTSP
4. Pemahaman SI meliputi kerangka dasar, Struktur kurikulum, Beban
belajar, Kalender pendidikan, SK dan KD mata pelajaran.
Fokus evaluasi mengenai pengembangan dokumen KTSP ditujukan untuk
menentukan apakah dokumen KTSP sudah dikembangkan sesuai dengan ide
kurikulum dan prinsip pengembangan kurikulum. Dalam fokus ini evaluasi
pengembangan KTSP harus memperhatikan hal – hal berikut:
a. Berbagai istilah yang dapat dalam ide dan prinsip pengembangan KTSP
b. Pemahaman dan keterampilan mengembangkan berbagai komponen dokumen
KTSP
c. Pemahaman dan keterampilan mengembangkan kompetensi dalam komponen
tujuan, bahan, proses, dan hasil belajar,
d. pemahaman dan kemampuan mengembangkan konten
e. pemahaman dan keterampilan mengembangkan materi muatan lokal
f. kemampuan mengevaluasi keterkaitan satu komponen dengan komponen lain
g. proses pengembangan dokumen KTSP
h. dana yang tersedia dan digunakan
i. waktu yang digunakan untuk pengembangan
j. evaluasi proses pengembangan dokumen

A. MATERI ESSENSIAL KELAS IV


GAYA, GERAK DAN ENERGI
Gaya merupakan konsep yang abstrak , karena tidak dapat diamati , kita hanya
dapat mengamati akibat yang ditimbulkan oleh gaya. Contoh gaya dalam kejadian
sehari- hari dalam pembelajaran gaya, misalnya siswa membawa buku,
mendorong meja, membuka pintu kelas, menulis dipapan tulis, kuda menarik
kereta, dan lokomotif menarik gerbong kereta api.

Dalam pengertian ilmiah, gaya adalah sesuatu yang dapat menyebabkan suatu
benda/ makhluk hidup yang dikenainya mengalami hal- hal berikut ini:

1. Berubah bentuknya
2. Berubah kecepatanya
3. Berubah arah geraknya
Untuk memahami pengertian gaya, Sir Isaac Newton seorang ahli fisika
telah berhasil merumuskannya dalam Hukum Newton, yang intinya sebagai
berikut:
1. Hukum Newton 1:
Semua benda cenderung mempertahankan keadaannya, artinya benda yang
semula diam, maka selamanya akan diam. Contohnya mobil mainan akan diam
selamanya.
2. Hukum Newton II:
Suatu benda yang dikenai gaya tetap, maka benda tersebut akan mengalami
perubahan kecepatan yang tetap (besar kecepatan atau arah kecepatan).
Perubahan kecepatan yang tetap disebut percepatan.
3. Hukum Newton III:
Jika benda I memberi gaya (gaya aksi) kepada benda II, maka benda II juga
akan memberi gaya (gaya reaksi) kepada benda I. Besarnya gaya aksi sama
dengan gaya reaksi.
Benda yang mengalami tarikan atau dorongan (dikenai gaya) dapat berpindah
tempat atau bergerak Akan tetapi bahwa tarikan atau dorongan (gaya) pada
benda tidak selalu menyebabkan benda tersebut berpindah tempat atau
bergerak.

Gaya memiliki jenis yang berbeda beda yaitu:


1. Gaya Magnet
Sebuah benda yang berada didalam medan magnet akan dipengaruhi medan
magnet tersebut sehingga besifat seperti magnet, oleh karena itu benda tersebut
bersifat seperti magnet oleh sebab benda tersebut akan tarik- menarik dengan.
2. Gaya Gravitasi
Benda- benda yang berada diatas permukaan bumi akan selalu jatuh ke
permukaan bumi. Hal ini dipengaruhi oleh gaya gravitasi yang mengarah ke
pusat bumi. Gaya gravitasi bumi juga disebut gaya tarik bumi.
Contoh peristiwa sehari- hari bahwa gaya dapat mengubah arah:
a. Pemain sepak bola yang menendang bola yang sedang bergerak ke arahnya.
Tendangan (gaya )yang diberikan ke bola dapat mengubah arah gerak
bola.
b. Bola yang dilemparkan ke tembok akan memantul kembali. Gaya dari
tembok yang diberikan kepada bola dapat mengubah arah gerak bola.
Akibat lain dari benda yang dikenai gaya adalah dapat mengubah bena
misalnya:
a. Plastisin dapat dibentuk tertentu dengan menggunakan tangan
b. Mobil yang menabrak tembok, menjadi ringsek (berubah bentuk).
Gaya dapat digolongkan berdasarkan sumbernya atau darimana asal
dorongan atau tarikan.
3. Gaya Gesek
Gaya gesek terjadi apabila dua buah benda saling bersentuhan dan satu benda
bergerak terhadap benda lainnya ( misalnya satu benda diam, lainnya bergerak,
kedua bergerak berlawanan arah, kedua benda bergerak searah tapi berbeda
kecepatannya.
Gaya gesek yang melawan atau menahan gaya tarik/ dorong, berbeda- beda
besarnya, tergantung pada: keadaan permukaan benda yang saling bersentuhan
dan berat benda yang bergesekan.
Gaya gesekan dapat juga terjadi antara benda padat dengan zat alir (benda cair
atau gas) atau antara lapisan- lapisan zat alir itu sendiri. Besar gaya gesek pada
benda padat yang bergerak didalam zat alir (cair/gas) tergantung pada laju
benda dan luas penampang (penampang lintang)yang bepapasan dengan zat
alir. Semakin besar laju benda dalam zat alir, maka semakin besar gaya
geseknya.
4. Gaya Pegas
Pegas yang diregangkan atau dimampatkan, akan timbul gaya kearah yang
berlawanan dengan arah gaya yang diberikan. Gaya yang timbul tersebut
disebut gaya pegas. Gaya pegas timbul karena adanya sifat elastis/ sifat lenting
bahan pembuatnya.
5. Gaya Listrik
Disekitar benda bermuatan listrik terdapat medan listrik, dan benda yang
bermuatan listrik statis (tidak mengalir). Benda- benda tertentu yang berada
didalam medan listrik akan ditarik oleh benda bermuatan oleh benda bermuatan
listrik tersebut.
Sebelum merancang pelaksanaan pembelajaran, hal yang dilakukan adalah
melakukan pengkajian Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar serta
mengidentifikasi Materi Pokok yang akan diajarkan dalam satu tahun ajaran.
Pengkajian tersebut dituangkan kedalam format silabus selanjutnya melakukan
rancangan kegiatan Pembelajaran, indikator alokasi waktu, sumber belajar dan
penilaian yang diperlukan.

B. MERANCANG PEMBELAJARAN MATERI KELAS IV


Langkah- langkah Pembelajaran:
Pertemuan 1:Gaya Gravitasi menyebabkan benda jatuh
Langkah pembelajaran
1. Kegiatan Awal
Guru menggali pengetahuan siswa dengan bertanya, kemana arah jatuh
bola setelah bola dilempar keatas? Mereka diminta memperhatikan arah
gerak bola. Akan diperoleh hasil pengamatan bahwa bola bergerak ke atas
dan kembali ke bawah menuju kepermukaan bumi (tanah atau lantai). Apa
yang menyebabkan benda –benda jatuh kebawah:
2. Kegiatan Inti
Untukmenjawab pertanyan tersebut lakukan percoban dibawah ini
1. Bola dilepaskan dari atas
2. Bola dilempar ke atas
3. Bola dilempar condong keatas
4. Bola dilempar mendatar.
3. Hasil Pengamatan
1. Bola dilepas dari atas , bergerak menuju permukaan bumi
2. Bola dilempar keatras, bergerak keatas, dsampai dipuncak berbalik
arah, dan bergeraka menuju permukaan bumi.
3. Bola dilempar miring keatas, bergerak dengan lintasan parabola menuju
ke permukaan bumi.
4. Bola dilempar horizontal ke samping, bergerak melengkung menuju ke
permukaan bumi.

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa:


Kemanapun arah lemparan bola akhirnya selalu menuju ke permukaan
bumi (tgak).
4. Kesimpulan
Sesuatu yang menarik semua benda yang ada disekitar permukaan bumi
diisebut : gaya gravitasi (gaya tarik bumi) letaknya ada dipusat bumi.
5. Kegiatan Akhir (Pemantapan)
1. Penerapan dalam kehidupan sehari- hari
Karena semua benda diatas permukaann bumi selalu jatuh kepermukaan
bumi maka dibuat olahraga terjun payung, lempar lembing, lompat
indah dan lainnya.
2. Penugasan
a. Diskusikan dengan temanmu apa yang akan terjadi jika bumi tidak menarik
benda-benda yang ada dipermukaan bumi? Laporkan hsilnya secara tertulis
b. Bagaimana caranya agar kapas yang bergerak diudara tidak bergerak sampai
ke permukaan bumi?
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjabaran mengenai materi di atas yaitu tentang KTSP, maka dapat
disimpulkan bahwa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah
kurikulum operasional pendidikan yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan
oleh setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang dikembangkan Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP). Secara khusus KTSP memiliki 3 tujuan, yaitu :
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah
dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber
daya yang tersedia.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
mengembangkan kurikulum melalui pengembalian keputusan bersama.
3. Meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan yang akan
dicapai.
Kemudian KTSP memiliki banyak landasan dan prinsip-prinsip
pengembangannya adalah berpusat pada potensi, perkembangan,
kebutuhan, kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
Adapun evaluasi KTSP, UUSPN 2003 telah menetapkan delapan standar
untuk KTSP sendiri, yaitu:
1. Standar Isi,
2. Proses,
3. Kompetensi Lulusan,
4. Tenaga Kependidikan,
5. Sarana dan Prasarana,
6. Pengelolaan,
7. Pembiayaan,
8. Penilaiian Pendidikan.
Materi Essensial IPA Kelas IV SD, adalah tentang gerak,gaya dan energy dalam
merancang materi perlu memperhatikan beberapa langkah dengan menyusun
1. Mata pelajaran
2. Kelas dan Semester
3. Alokasi waktu
4. Standart Kompetensi
5. Kompetensi dasar
6. Indicator
7. Tujuan pembelajaran
8. Materi ajar
9. Langkah – langkah pembelajaran yang terdiri dari :
a. Kegiatan awal
b. Kegiatan inti
c. Dan hasil pengamatan (kegiatan penutup)

B.  Saran
Dengan pemahaman tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) ini diharapkan guru mata pelajaran IPA dapat melaksanakan proses
belajar mengajar (PBM) di sekolah dan dapat lebih meningkatkan kualitas
maupun kuantitas penguasaan materi pelajaran IPA siswa di sekolah yang pada
akhirnya mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia
sebagaimana tujuan dan fungsi pendidikan nasional. Serta guru dapat menentukan
dan merancang pembelajaran sesuai dengan materi Essensial yang diberikan untuk
kelas IV SD.
DAFTAR PUSTAKA
Suparman, Tarpan, S.Pd., M.Pd .2012. Kurikulum dan Pembelajaran. Karawang:
Universitas Singaperbangsa Karawang

Anda mungkin juga menyukai