Dikusi 5 Komparatif

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 64

Assalamualikum...wr..wb..Baiklah saya akan mencoba menanggapi diskusi sesi 5 ini.

Terima kasih.
NAMA : BURNIATI AZMI
NIM : 530047088
DISKUSI 5 Studi komperatif pendidikan dasar di berbagai negara.
Pada pertemuan tuton 5 ini, Anda diminta untuk menganalisis Perkembangan Teknologi
Informasi dan Komunikasi di Pendidikan Dasar di Indonesia.
Menurut Anda teknologi apa yang telah di gunakan dalam dunia pendidikan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan secara umum? Bagaimana dengan sistem
pendidikan di era pandemi? Apakah sangat bergantung dengan teknologi informasi dan
komunikasi? Jelaskan jawaban Anda.
Jawaban :
• menganalisis Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Pendidikan
Dasar di Indonesia.
 Sejarah Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Sebagai pengguna smartphone, internet, laptop dan sebagainya, kita tentu telah dibuat
cukup familiar dengan teknologi informasi dan komunikasi. Dalam perjalanannya,
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan payung besar terminologi yang
mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi.
TIK mencakup dua aspek, yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi.
Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan
sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi
komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk
memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya.
Istilah TIK sendiri muncul setelah adanya perpaduan antara teknologi komputer (baik
perangkat keras maupun perangkat lunak) dengan teknologi komunikasi pada
pertengahan abad ke-20.
Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang pesat melampaui bidang teknologi
lainnya. Hingga awal abad ke-21, TIK masih terus mengalami berbagai perubahan dan
belum terlihat titik jenuhnya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dari masa ke masa tak dimungkiri telah menimbulkan
adanya perubahan yang signifikan pada perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi. Hal ini dapat dilihat dari dua masa, yaitu pada awal masa sejarah dan pada
Era modern.
Perkembangan teknologi informasi pada masa prasejarah dimulai dari tahun 3000SM
yang pada saat itu ditemukan tulisan untuk pertama kalinya oleh bangsa Sumeria.
Sementara pada era modern perkembangan pertama teknologi informasi dimulai
dengan adanya media cetak, yaitu surat kabar atau yang sering disebut dengan koran
melai media ini manusia mulai dengan lebih mudah mengakses bebagai informasi dari
belahan dunia.
 Sejarah Perkembangan TIK
Ada beberapa tonggak perkembangan teknologi yang secara nyata memberi
sumbangan terhadap perkembangan TIK hingga saat ini. Pertama adalah temuan
telepon oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1875. Temuan ini kemudian
berkembang menjadi pengadaan jaringan komunikasi dengan kabel yang meliputi
seluruh daratan Amerika, bahkan kemudian diikuti pemasangan kabel komunikasi
trans-atlantik. Jaringan telepon ini merupakan infrastruktur masif pertama yang
dibangun manusia untuk komunikasi global.
Memasuki abad ke-20, tepatnya antara tahun 1910-1920, perkembangan TIK (teknologi
informasi dan komunikasi) ditandai dengan sebuah transmisi suara tanpa kabel melalui
siaran radio AM yang pertama. Komunikasi suara tanpa kabel ini pun segera
berkembang pesat. Kemudian diikuti pula oleh transmisi audio-visual tanpa kabel, yang
berwujud siaran televisi pada tahun 1940-an.
Komputer elektronik, juga sebagai wujud perkembangan TIK, beroperasi prtama kali
pada tahun 1943. Lalu diikuti oleh tahapan miniaturisasi komponen elektronik melalui
penemuan transistor pada tahun 1947 dan rangkaian terpadu (integrated electronics)
pada tahun 1957.
Perkembangan teknologi elektronika, yang merupakan cikal bakal TIK saat ini,
mendapatkan momen emasnya pada era Perang Dingin. Persaingan IPTEK antara blok
Barat (Amerika Serikat) dan blok Timur (dulu Uni Soviet) justru memacu perkembangan
teknologi elektronika lewat upaya miniaturisasi rangkaian elektronik untuk pengendali
pesawat ruang angkasa maupun mesin-mesin perang.
Miniaturisasi komponen elektronik, melalui penciptaan rangkaian terpadu, pada
puncaknya melahirkan mikroprosesor. Mikroprosesor inilah yang menjadi ‘otak’
perangkat keras komputer dan terus berevolusi sampai sekarang.
Perangkat telekomunikasi berkembang pesat saat teknologi digital mulai digunakan
menggantikan teknologi analog. Teknologi analog mulai terasa menampakkan batas-
batas maksimal pengeksplorasiannya. Digitalisasi perangkat telekomunikasi kemudian
berkonvergensi dengan perangkat komputer yang sejak awal merupakan perangkat
yang mengadopsi teknologi digital.
Produk hasil konvergensi inilah yang saat ini muncul dalam bentuk telepon seluler. Di
atas infrastruktur telekomunikasi dan komputasi ini kandungan isi (content) berupa
multimedia mendapatkan tempat yang tepat untuk berkembang. Konvergensi
telekomunikasi – komputasi multimedia inilah yang menjadi ciri abad ke-21,
sebagaimana abad ke-18 dicirikan oleh revolusi industri.
Bila revolusi industri menjadikan mesin-mesin sebagai pengganti ‘otot’ manusia, maka
revolusi digital (karena konvergensi telekomunikasi – komputasi multimedia terjadi
melalui implementasi teknologi digital) menciptakan mesin-mesin yang mengganti (atau
setidaknya meningkatkan kemampuan) ‘otak’ manusia.
Bagaimana dengan sistem pendidikan di era pandemi?
• SEBAGAIMANA hampir semua orangtua di Indonesia pada saat ini,Sebagian
tanggung jawab mendampingi anak belajar dari rumah. Banyak orangtua harus
mengakui bahwa menjelaskan berbagai mata pelajaran dan menemani anak-anak
mengerjakan tugas-tugas sekolah tidak semudah yang dibayangkan. Kerja keras para
guru dan dosen selama ini sungguh patut diapresiasi. Di tengah pembatasan sosial
akibat wabah covid-19, kita harus tetap semangat mengejar dan mengajar ilmu
pengetahuan. Hampir tidak ada yang menyangka, wajah pendidikan akan berubah
drastis akibat pandemi covid19. Konsep sekolah di rumah (home-schooling) tidak
pernah menjadi arus utama dalam wacana pendidikan nasional. Meski makin populer,
penerapan pembelajaran online (online learning) selama ini juga terbatas pada
Universitas Terbuka, program kuliah bagi karyawan di sejumlah universitas dan kursus-
kursus tambahan (online courses). Tapi, kebijakan physical distancing untuk memutus
penyebaran wabah, memaksa perubahan dari pendidikan formal di bangku sekolah
menjadi belajar dari rumah, dengan sistem online, dalam skala nasional. Bahkan, ujian
nasional tahun ini terpaksa ditiadakan. Tantangan pendidikan Sistem pendidikan online
pun tidak mudah. Di samping disiplin pribadi untuk belajar secara mandiri, ada fasilitas
dan sumber daya yang mesti disediakan. Saya bersyukur masih mampu memfasilitasi
anak kami untuk pendidikan jarak jauh, tapi saya mendengar keluhan banyak orangtua
murid dan juga tenaga pendidik yang kesulitan, baik dalam menyediakan perangkat
belajar seperti ponsel dan laptop maupun pulsa untuk koneksi internet. Dengan kata
lain, sistem pembelajaran online ini berpotensi membuat kesenjangan sosial ekonomi
yang selama ini terjadi, menjadi makin melebar saat pandemi. Kemenaker (20/4)
mencatat sudah lebih dari 2 juta buruh dan pekerja formal-informal yang dirumahkan
atau diPHK. Dengan kondisi seperti ini, banyak orangtua kesulitan menyediakan
kesempatan pendidikan yang optimal bagi anak-anak mereka. Dalam situasi yang lebih
buruk, orangtua malah bisa berhadapan pada pilihan dilematis: memberi makan
keluarga atau membiayai pendidikan anak. Ini berpotensi membuat angka putus
sekolah meningkat. Sejak kebijakan belajar dari rumah diterapkan secara nasional
mulai tanggal 16 Maret 2020, muncul indikasi naiknya angka putus sekolah di berbagai
tempat. Mulai dari sabang sampai meroke . Ini daerah-daerah yang tergolong zona
merah dalam penyebaran wabah. Angka putus sekolah dari kawasan perdesaan juga
diperkirakan akan naik. Dalam jangka panjang, anak-anak yang putus sekolah ini
memiliki kemungkinan lebih besar untuk menganggur, baik secara tertutup atau
terbuka. Ini bukan hanya secara akumulatif akan menurunkan produktivitas nasional,
tapi membuat mereka terjebak da- mereka terjebak dalam lingkaran tidak berujung
(vicious circle) kemiskinan struktural.
• Sebagai langkah solusi praktis, sejak awal saya berpendapat pemerintah perlu
merealokasikan dana pelatihan Rp5,6 triliun bagi 5,6 juta buruh dan pekerja yang
diperkirakan terdampak krisis ekonomi akibat wabah covid-19, menjadi bantuan
langsung. Sehingga, bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Termasuk, memastikan keberlangsungan pendidikan anak-anak mereka. Di sisi lain,
pemerintah juga perlu memperhatikan juga perlu memperhatikan nasib para guru,
terutama guru-guru swasta maupun guru honorer (termasuk guru tidak tetap), yang
masingmasing berjumlah hampir satu juta orang. Ketiadaan proses belajar mengajar di
sekolah, secara langsung dan tidak langsung, menurunkan pendapatan mereka.
Pendidikan adalah kunci Pendidikan merupakan kunci pembangunan sumber daya
manusia. Kualitas sumber daya manusia merupakan kunci terwujudnya Indonesia
Emas 2045, yang adil dan sejahtera, aman dan damai, serta maju dan mendunia.
Pendidikan yang akan menentukan kemana bangsa ini akan menyongsong masa
depannya, apakah menjadi bangsa besar yang beradab, cerdas dan siap beradaptasi
dengan perubahan zaman. Atau, menjadi raksasa sakit, yang tenggelam dalam
berbagai persoalannya sendiri. Kalah dalam persaingan global, dan dan bahkan diacak-
acak berbagai kepentingan jangka pendek, baik dari dalam maupun luar negeri. Sejak
dulu, berbagai upaya reformasi pendidikan telah kita tempuh. Termasuk alokasi
anggaran pendidikan 20% dari APBN pada era pemerintahan Presiden SBY (2004-
2014). Tapi, masalah pendidikan nasional masih terkendala dua persoalan mendasar,
yakni soal akses dan kualitas pendidikan. Dari sisi akses, berbagai indikator seperti
angka partisipasi murni, lama bersekolah, hingga tingkat putus sekolah, masih
membutuhkan kerja keras perbaikan. Meski, kita tahu kebijakan sekolah gratis, program
beasiswa, hingga penyelesaian problem jarak dan akses menuju sekolah tengah
diusahakan. Indikator rata-rata lama sekolah (RLS) nasional yang baru 8,2 tahun atau
se tara SLTP kelas 2 (BPS, 2018) menunjukkan persoalan kita di bidang pendidikan
masih banyak. Terkait kualitas, kita juga masih harus meningkatkan kualitas tenaga
pengajar, kurikulum pendidikan, hingga tingkat daya saing pendidikan nasional. Kita
perlu introspeksi, mengapa lulusan SD / SMP/ SMA/SMK dan perguruan tinggi justru
menjadi penyuplai tingkat pengangguran. Mari kita perbaiki strategi link and match
antara dunia pendidikan dan dunia lapangan kerja. Reformasi pendidikan merupakan
tanggung jawab kita semua. Mari bersama kita perbaiki semua aspek. Sistem
rekrutmen tenaga pendidik, keterpaduan kebijakan anggaran pendidikan pusat dan
daerah. Lalu, infrastruktur pendidikan, hingga sub-komponen lain yang mempengaruhi
kualitas pendidikan nasional. Pekerjaan rumah kita dalam meningkatkan kualitas
pendidikan nasional memang masih banyak. Pandemi covid-2019 ini menyingkapkan
sejumlah persoalan genting yang harus segera diatasi karena menyangkkut
keberlangsungan dan kualitas pendidikan para murid serta kesejahteraan para murid
guru maupun dosen. Betapapun sulitnya, kita harus terus memperjuangkan dan
mengawal proses reformasi pendidikan, sebagai kunci kejayaan NKRI.
• Tetapi teknologi juga sangat tergantung dalam kehidupan manusia itu sendiri, dan
juga sangat berpengaruh di dalam kehidupan masyrakat.

Pengaruh Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Era Globalisasi


Ledakan Teknologi Informasidan Komunikasi telah membuka babak baru bagi
masyarakat untuk memperoleh informasi secara otonom. Sekat-sekat informasi dengan
sendirinya menghilang oleh inisiatif kuat individu yang ingin mengetahui lebih jauh apa
yang terjadi sekitarnya. Setiap orang memiliki akses terhadap sumber
informasidimanapun di dunia ini. Konsekuensinya, masyarakat menjadi kritis dan
tanggap terhadap hal yang berkembang.
Perkembangan dunia teknologi informasi yang demikian pesatnya telah membawa
manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia.Kegiatan komunikasi yang
sebelumnya menuntut peralatan yang begitu rumit, kini relatif sudah digantikan oleh
perangkat mesin-mesin otomatis. Sistem kerja alat teknologi telah mengalihfungsikan
tenaga otot manusia dengan pembesaran dan percepatan yang menakjubkan.
Begitupun dengan telah ditemukannya formulasi-formulasi baru aneka kapasitas
komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam
berbagai bidang ilmu dan aktivitas manusia. Kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan
memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.
Bagi masyarakatsekarang, teknologi informasi dan komunikasi merupakan suatu
religion. Pengembangannya dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada.
Sementara orang bahkan memuja hal tersebut sebagai liberator yang akan
membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan dunia. Selain itu, hal tersebut juga
diyakini akan memberi umat manusia kebahagiaan dan immortalitas. Sumbangan
teknologi informasi dan komunikasi terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia
tidaklah dapat dipungkiri.
Seperti yang kita ketahui bahwa di era serba modern seperti saat ini, peran teknologi
informasi dalam kehidupan sehari-hari tentunya sangat berpengaruh. Hal ini tidak
terlepas dari aktivitas kita yang kerap kali ditunjang dengan teknologi informasi itu
sendiri yang mampu menjawab tuntutan pekerjaan yang lebih cepat, mudah, murah dan
menghemat waktu.
Kemajuan teknologi menjadi jawaban dari kemajuan globalisasi yang kian menyelimuti
dunia. Suatu kemajuan yang tentunya akan memberikan dampak bagi peradaban hidup
pelajar. Tidak dapat dipungkiri, kini kita telah menjadi “budak” dari peradaban teknologi
informasi itu sendiri. Bagaiman tidak, banyaknya pelajar yang sekaligus berperan
sebagai pengguna teknologi informasi dan komunikasi, membuktikan bahwa kehidupan
yang mereka lakoni tak pernah lepas dari peran teknologi informasi.
Menghadapi keadaan seperti ini, kita sebagai pelajar perlu diarahkan pada sikap “sadar
teknologi” atau “melek teknologi”. Kemajuan yang sering diartikan sebagai modernisasi,
menjanjikan kemampuan manusia untuk mengendalikan alam melalui ilmu
pengetahuan, meningkatkan kesejahteraan material melalui teknologi dan
meningkatkan efektivitas kemampuan pelajar melalui penerapan organisasi yang
berdasarkan pertimbangan kesadaran. Karena dengan ilmu pengetahuan teknologi
informasi dan komunikasi pula, manusia dapat melakukan hal-hal yang sebelumnya
belum pernah dibayangkan.
Di satu sisi, teknologi memiliki keuntungan bagi orang yang menggunakannya. Misalkan
saja dalam hal berbagi informasi, para pelajar dapat mengakses informasi dunia
dengan cepat dan mudah, sehingga mereka dapat menyadari bahwa dunia seakan
berada di genggaman mereka. Suatu akses yang tentunya akan memperkaya para
pelajar dengan segudang informasi yang dapat memacu motivasi mereka untuk
meningkatkan kreativitasnya, khususnya dalam bidang informatika.
Bukan hanya itu, teknologi informasi dan komunikasi juga memiliki andil yang besar
dalam hal sarana pembelajaran. Karena seperti yang kita ketahui bahwa teknologi
informasi dan komunikasi kini telah merasuk ke dalam kurikulum dunia pendidikan.
Suatu hal yang tentunya menjadi gebrakan di dunia pendidikan dalam ajang
peningkatan potensi pelajar. Selain itu gelombang kemajuan dan perkembangan
teknologi dalam bidang pendidikan telah membawa perubahan pada kehidupan dan
gaya hidup pelajar yang lebih dinamis. Dengan adanya hal tersebut, maka pelajar
senantiasa menghidupkan dan menyalurkan semangat untuk mengeksplorasi ilmu yang
belum diketahui.
Kehidupan kita sekarang perlahan-lahan mulai berubah dari dulunya era industri
berubah menjadi era informasi dan komunikasi dibalik pengaruh era globalisasi dan
informatika yang menjadikan komputer, internet, dan pesatnya perkembangan teknologi
informasi sebagai bagian utama yang harus ada atau tidak boleh kekurangan di dunia
pendidikan. Dalam memasuki era tersebut, sekolah memiliki tanggung jawab untuk
menyiapkan siswa dalam menghadapi semua tantangan yang berubah sangat cepat
dalam lingkungan kehidupan mereka. Kemampuan untuk berbahasa asing dan
kemahiran komputer adalah dua kriteria yang sering kali diminta masyarakat untuk
memasuki era globalisasi baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Maka dengan
adanya komputer yang telah merambah di segala kehidupan manusia, hal itu
membutuhkan tanggung jawab yang sangat tinggi bagi sistem pendidikan kita untuk
mengembangkan kemampuan berbahasa siswa dan kemahiran komputer.
Selain itu dengan adanya sistem pendidikan yang berbasis pada perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi maka diharapkan pelajar-pelajar di negeri kita dapat
bersaing dan mengejar ketertinggalan dari pelajar di negeri maju tanpa perlu kehilangan
nilai-nilai kemanusian dan budaya yang kita miliki. Atau dengan kata lain, peserta didik
di jenjang pendidikan dasar perlu diarahkan dan dibekali pendidikan teknologi guna
menuju masyarakat yang "melek teknologi" yaitu bercirikan mampu mengenal,
mengerti, memilih, menggunakan, memelihara, memperbaiki, menilai, menghasilkan
produk teknologi sederhana, dan peduli terhadap masalah yang berkaitan dengan
teknologi.
Di lain hal, teknologi informasi dan komunikasijuga dapatmendorong kita untuk melihat
hal kecil sebagai hal yang dapat dijadikan sebagai sejumlah peluang yang tersaji di
hadapan mata. Karena dengan begitu, maka kita dapatmembalikkan arah imperialisme
budaya yang dibawa oleh perkembangan di bidang tekonologi informasi ini, menjadi
sesuatu yang bermanfaat.
Namun, di samping semua itu, kita tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa
era teknologi informasi dan komunikasi mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan
bagi kehidupan kita. Dalam peradaban modern yang muda, terlalu sering manusia
terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif perkembangan teknologi ini terhadap
kehidupan umat manusia. Kalaupun teknologi informasi mampu mengungkap semua
tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti teknologi informasi sinonim dengan
kebenaran. Sebab hal tersebut hanya mampu menampilkan kenyataan. Sedangkan
kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif. Tentu saja
teknologi informasi dan komunikasi tidak mengenal moral kemanusiaan, oleh karena itu
hal tersebut tidak pernah bisa mejadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-
masalah kemanusiaan.
Semakin kuatnya gejala "dehumanisasi", tergerusnya nilai-nilai kemanusiaan dewasa
ini, merupakan salah satu oleh-oleh yang dibawa kemajuan teknologi tersebut. Bahkan,
sampai tataran tertentu, dampak negatif dari peradaban yang tinggi itu dapat
melahirkan kecenderungan pengingkaran manusia sebagai homo-religousus atau
makhluk teomorfis.
Teknologi informasi juga dapat menimbulkan sisi rawan yang gelap sampai tahap
mencemaskan dengan kekhawatiran pada perkembangan tindak pidanadi bidang
teknologi itu sendiri yang berhubungan dengan “cybercrime” atau kejahatan mayantara.
Masalah kejahatan mayantara ini sepatutnya mendapat perhatian semua pihak secara
seksama pada perkembangan teknologi masa depan. Karena kejahatan ini termasuk
salah satu kejahatan luar biasa, bahkan dirasakan pula sebagai kejahatan misterius
yang dapat mengancam kehidupan masyarakat. Tindak pidana atau kejahatan ini
adalah sisi paling buruk di dalam kehidupan modern dari masyarakat akibat kemajuan
pesat teknologi dengan meningkatnya peristiwa kejahatan komputer, pornografi,
terorisme digital, “perang” informasi sampah, bias informasi, hacker, cracker dan
sebagainya.
Seperti halnya dengan peristiwa kejahatan mayantara yang menimpa situs Mabes TNI,
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Mabes Polri dan Departemen
Luar Negeri Republik Indonesia merupakan sisi gelap dari kejahatan teknologi informasi
yang memanfaatkan kecanggihan internet. Bukan hanya itu, situs Microsoft, NASA dan
pentagon tidak luput dari para hacker nakal yang mengacaukan sistem informasi dan
data yang dimiliki oleh Amerika Serikat. Selain itu, kasus pembobolan ATM oleh
parahacker nakaljuga menjadi salah satu dampak negatif dari teknologi informasi yang
marak terjadi.
Tak dapat juga dipungkiri bahwa dampak negatif dari teknologi informasi sangat
dirasakan oleh kaum pelajar. Banyaknya pelajar yang terlena dengan fasilitas website
hiburan dari teknologi informasi seperti facebook, chatting, twitter dan sebagainya,
membuat mereka menyampingkan kewajibannya, bahkan mereka menjadikan hal
tersebut sebagai hobi yang dilakukan tanpa mengenal waktu.Konsekuensinya, para
pelajar akan menjadi malas dan semakin membutakan kesadaran mereka tentang
pentingnya sadar teknologi.
Inilah sebenarnya sisi paling buruk yang tidak dapat dihindarkan dan disembunyikan
dari kemajuan teknologi informasi dewasa ini. Oleh karena itu kita harus berhati-hati
terhadap dampak negatif yang ditimbulkan, karena dampak negaitf tersebut dapat
mengubah paradigma pelajar dalam menghadapi era teknologi informasi dan
komunikasi.
Bagi pelajar Indonesia, sebagai generasi pelanjut tidak akan luput dari pengaruh
perkembangan buruk teknologi informasi dewasa ini maupun masa depan. Masalah ini
perlu ditanggulangi supaya tidak menjadi hal yang dapat menjadi ancaman bagi para
pelajar dalam mencapai masa depan mereka.
Akan tetapi, janganlah kita mencemaskan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi ini. Pandai-pandailah kita memanfaatkan media ini dan memilih yang
bernilai positif. Ambillah hal yang perlu dan jadikan hal yang bernilai negatif sebagai
bahan pertimbangan dan perbandingan. Bersikap positiflah menghadapi perkembangan
teknologi informasi ini. perkembangan ini akan memberi pengetahuan yang banyak dan
berguna bagi orang-orang yang dapat memanfaatkannya secara positif. Jadi
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi bukanlah sesuatu yang perlu
dicemaskan tetapi sesuatu yang harus digali manfaatnya.
Dalam menyikapi perkembangan teknologi itu sendiri, semuanya tergantung dari pribadi
kita masing-masing. Karena teknologi informasi dan komunikasi itu memiliki warna
dasar putih. Tergantung dari penggunanya. Apakah kita ingin membelokkannya ke kiri
dengan mengubah warna putih menjadi kehitaman yang melambangkan sisi negatif
teknologi tersebut, atau kita ingin membelokkannya ke kanan dengan mengubah warna
putih menjadi keemasan yangmelambangkan sisi positif dari teknologi informasi dan
komunikasi itu sendiri.
Teknologi tidaklah buruk jika digunakan dengan sebaik mungkin. Dan sebaliknya,
teknologi tidak juga baik jika disalahgunakan. Jadi, semua tergantung siapa yang
menggunakan.
Jika kita analogikan. Teknologi merupakan sebuah alat dan alat bisa digunakan oleh
siapa saja dengan tujuan yang berbeda-beda. Sama seperti bensin, bisa kita gunakan
untuk bahan bakar kendaraan atau bisa kita gunakan untuk membakar rumah dan
semacamnya. Jadi, di era modern ini kita dituntut untuk bijak dalam menggunakan
teknologi yang ada.
Demikianlah tanggapan saya. Terima kasih.
Wassalamualikum..wr..wb...
PermalinkTampilkan indukTanggapi
Sebagai balasan BURNIATI AZMI 530047088
Re: Diskusi.5 TIK dalam Pendidikan Dasar

oleh Yulina Eva Riany 05000032 - Senin, 19 April 2021, 09:30


Sangat komprehensif Bu Burniati tanggapan diskusinya!
PermalinkTampilkan indukTanggapi

Sebagai balasan Kiriman pertama


Re: Diskusi.5 TIK dalam Pendidikan Dasar

oleh SARINUR HEPA 530047404 - Senin, 19 April 2021, 20:11


Assalamualaikum Bu, baiklah saya akan menanggapi diskusi sesi 5 ini.
DISKUSI SESI 5 MPDR5302 STUDI KOMPARATIF PENDIDIKAN DASAR DI
BERBAGAI NEGARA
NAMA: SARINUR HEPA
NIM : 530047404
Pada pertemuan tuton 5 ini, Anda diminta untuk menganalisis perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi di pendidikan dasar Indonesia.
Menurut Anda teknologi apa yang telah di gunakan dalam dunia pendidikan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan secara umum? Bagaimana dengan system
pendidikan di era pandemic? Apakah sangat bergantung dengan teknologi informasi
dan komunikasi? Jelaskan jawaban Anda.

Pembahasan:
Di era globalisasi saat ini Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sudah berkembang
dan digunakan dalam tiap aspek kehidupan kita sehari-hari. Siapa yang tidak mengikuti
perkembangannya, maka akan tertinggal zaman. Perkembangan dan penggunaan TIK
ini pun telah merambah di dunia pendidikan, khususnya pendidikan dasar di Indonesia.
Sejak tahun 2007, TIK merupakan pelajaran khusus yang wajib dipelajari oleh siswa
Indonesia, sejak jenjang SD hingga SMA. Sejak tahun 2013, TIK dianjurkan untuk
diintegrasikan di setiap pelajaran. Dengan cara itu, siswa diharapkan akan melek
teknologi, melek TIK, dan memiliki literasi TIK yang cukup untuk menghadapi era masa
depan. Dengan diwajibkannya penggunaan TIK di dunia pendidikan, mau tak mau, guru
pun wajib menguasai dasar-dasarnya dan dalam undang-undang guru dan dosen,
penguasaan TIK merupakan bagian dari kompetensi professional guru dan dosen yang
wajib dikuasai.
Karena TIK sudah merupakan bagian tak terpisahkan dalam dunia pendidikan,
guru/dosen wajib mampu mengintegrasikannya dalam proses belajar dan mengajar.
Oleh karena itu, guru perlu menguasai teknik/strategi/pendekatan/metode untuk
mengintegrasikannya. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk
mengintegrasikan TIK dalam pembelajaran adalah pendekatan dengan strategi
blended-learning, yakni mengkombinasikan antara penggunaan teknologi dan
pendekatan konvensional dalam proses pembelajaran.
Menurut Drijvers, Boon dan Reeuwijk (2010) teknologi dalam dunia pendidikan secara
umum memiliki tiga fungsi: sebagai alat bantu perhitungan/penyelesaian masalah,
sebagai lingkungan pengembangan pemahaman konsep, dan sebagai lingkungan
untuk memperkuat keterampilan.
Sebagai alat bantu perhitungan/penyelesaian masalah, teknologi membantu pengguna
mempercepat penyelesaian masalah. Yang biasanya dilakukan secara manual dan
melelahkan, dengan teknologi penyelesaian permasalahan bukan lagi menjadi
hambatan. Pendeknya, fungsi pertama ini dapat mengefisienkan waktu dalam
penyelesaian masalah. Dalam fungsi pertama ini, pengguna tak perlu tahu, dan tak
perlu memahami proses suatu masalah diselesaikan. Pengguna hanya perlu tahu
prosedur penggunaan teknologi, dan pemahaman output dari proses penggunaannya.
Sebagai lingkungan untuk memperkuat keterampilan, teknologi memberi bantuan
kepada pengguna untuk berlatih dan meningkatkan keterampilannya. Dan sebagai
lingkungan untuk mengembangkan pemahaman konsep, teknologi memberi lingkungan
belajar untuk memahami konsep-konsep materi tertentu. Pada gilirannya, kedua fungsi
ini diharapkan saling melengkapi, saling memperkuat satu sama lain. Makin baik
keterampilan yang dikuasai, pemahaman diharapkan makin kuat; sebaliknya dengan
pemahaman yang baik, maka keterampilan akan makin bermakna. Dua fungsi teknologi
inilah yang biasanya dieksploitasi dalam dunia pendidikan.
Beberapa teknologi dasar yang bisa digunakan dalam pendidikan dasar adalah
kalkulator, MS.Excel, dan software Geogebra. Ketiganya merupakan alat yang tersedia
gratis dan bisa diakses di setiap computer. Kalkulator misalnya dapat digunakan dalam
pelajaran matematika: untuk membantu siswa menguasai keterampilan dan
pemahaman berhitung. Ms.Excel, selain dapat digunakan untuk mengolah data-data di
dunia perkantoran, dapat digunakan pula dalam pembelajaran. Misalnya untuk
menginvestigasi pola bilangan, membuat grafik, dan sebagainya. Sedangkan Geogebra
(software gratis yang dapat diunduh dari www.geogebra.org) dapat digunakan untuk
mempelajari topic geometrid an aljabar.
Selain perlu menguasai penggunaan alat-alat teknologi, di pendidikan dasar pun, siswa
perlu menguasai dasar-dasar penggunaan internet bagi keperluan pendidikan. Internet
bagi dunia pendidikan misalnya, dapat digunakan untuk mencari informasi dan sumber
belajar (artikel, buku dan jurnal), mencari sumber gambar, mencari bahan audio visual,
dan bisa juga digunakan untuk menterjemahkan, mengalihbahasakan misalnya melalui
layanan goggle translate.

Berdasarkan uraian di atas, menurut saya teknologi yang telah di gunakan dalam dunia
pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara umum adalah internet, kita
dapat memanfaatkan internet sebagai sumber pembelajaran dan sebagai alat
komunikasi dalam pembelajaran. System pendidikan di era pandemic adalah
pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan seluruh penyampaian materi akan disampaikan di
rumah masing-masing. Metode pembelajaran yang bisa digunakan adalah Project
Based Learning, Daring Method, Luring Method, Home Visit Method, Integrated
Curriculum, Blended Learning dan Pembelajaran melalui Radio. Untuk di era pandemic
yang berada di zona kuning dan zona merah tentu sangat tergantung dengan teknologi
informasi dan komunikasi karena metode yang digunakan metode daring full. Untuk
yang berada di zona hijau bisa menggunakan metode luring, metode yang dilakukan
secara tatap muka dengan memperhatikan zonasi dan protocol kesehatan yang
berlaku.
Terima kasih
PermalinkTampilkan indukTanggapi

Sebagai balasan Kiriman pertama


Re: Diskusi.5 TIK dalam Pendidikan Dasar

oleh DESMAWATI 530050892 - Senin, 19 April 2021, 22:01


Assalamualaikum warohmatullahiwabarokatuh dan selamat malam semuanya, semoga
kita dan keluarga selalu sehat dan dalam lindungan Allah swt, baiklah saya akan coba
menanggapi diskusi kita,
Menurut Slamet {1999} ada empat usaha mendasar yang harus dilakukan dalam
lembaga pendidikan, yaitu :
1. Menciptakan situasi menang-menang {win-win solution}, dan bukan situasi kalah-
menang, diantara pihak yang berkepentingan dengan lembaga pendidikan
{stakeholders}, dalam hal ini pemimpin dengan dengan staf harus terjadi kondisi yang
saling menguntungkan dalam meraih produk / jasa yang dihasilkan oleh lembaga
pendidikan
2. Perlunya ditumbuh kembangkan adanya motivasi instrinsik pada setiap orang yang
terlibat dalam proses meraih mutu
3. Setiap pemimpin harus berorientasi pada proses dan hasil jangka panjang,
penerapan manajement mutu terpadu dalam pendidikan bukanlah proses perubahan
jangka pendek, yang konsisten dan terus menerus
4. Dalam menggerakkan segala kemampuan lembaga pendidikan untuk menciptakan
mutu yang ditetapkan, harus dikembangkan adanya kerjasama antar pelaku proses
mencapai mutu, tidak boleh ada persaingan yang bisa menganggu pencapaian hasil
mutu tersebut.
Teknologi yang digunakan adalah
1. Teknologi komunikasi adalah peralatan, perangkat keras {hardware} dalam sebuah
struktur organisasi yang mengandung nilai-nilai sosial yang memungkinkan setiap
individu mengumpulkan, memproses, dan saling tukar menukar informasi dengan
individu-individu lain.
2. Teknologi informasi adalah istilah umum untuk teknologi apa pun yang membantu
manusia membuat, mengubah, menyimpan,mengomunikasikan dan/ atau menyebarkan
informasi.
TIK memiliki ikatan yang saling ketergantungan untuk kelancaran dunia pendiidikan.
Wabah covid-19 membawa dampak negatif pada dunia pendidikan, dampaknya sangat
terlihat pada hasil belajar siswa da siswi yang sangat menurun itu dikarenakan timbul
rasa malas mereka untuk belajar secara daring, untuk itu pemerintah, tenaga pendidik,
dan orang tua harus berfikir keras bagaimana mengatasi kemalasan pada siswa/si,
karena mau tidak mau semuanya harus bekerja sama menhadapi kemalasan yang
terjadi pada siswa/si tersebut.
Di era pandemi saat ini teknologi informasi dan komunikasi memiliki peran penting
untuk mejembatani antara peserta didik dengan tenaga pendidik, kegiantan daring
membutuhkan yang namanya tehnologi informasi dan komunikasi untuk siswa/si
melakukan atau menuntaskan pekerjaan rumahnya yang diberikan oleh gurunya
melalui media-media elektronik, seperti hp,aplikasi-aplikasi, seperti class room / miting,
zoom, itu tenaga pendidik dan peserta didik mau tidak mau harus belajar dan
menguasai tekhnologi, orang yang gaptek maka akan tertinggal dari orang-orang yang
mau belajar tekhnologi, apalagi di zaman modern sekarang ini hampir semua informasi
di kirim melalui hp, class room / miting, kesemuanya itu mengunakan ilmu-ilmu
teknologi, apalgi sekarang pemerintah telah memberikan pulsa gratis untuk peserta
didik dan tenaga pendidik, tinggal kitanya saja lagi mau berkembang dengan teknologi
yang super cangih atau diam tanpa mau belajar dan menikmati kecangihan-kecangihan
tehnologi, demikianlah yang dapat saya sampaikan, wassalammualaikum
warohmatullahiwabarokatu dan selamat malam.
PermalinkTampilkan indukTanggapi

Sebagai balasan Kiriman pertama


Re: Diskusi.5 TIK dalam Pendidikan Dasar

oleh JALIARNI 530047396 - Selasa, 20 April 2021, 05:58


Bismislahirrahmanirrahim

Assalamualaikum warahmatulahhi wabarakatuh

Ibu DR Dosen Pembimbing Tuton yang Saya hormati, Sahabat mahasiswa semua,
semoga dalam keadaan sehat. Aamiin

Pada pertemuan tuton 5 ini, Anda diminta untuk menganalisis Perkembangan Teknologi
Informasi dan Komunikasi di Pendidikan Dasar di Indonesia.

Menurut Anda teknologi apa yang telah di gunakan dalam dunia pendidikan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan secara umum? Bagaimana dengan sistem
pendidikan di era pandemi? Apakah sangat bergantung dengan teknologi informasi dan
komunikasi? Jelaskan jawaban Anda.
Baik Saya akan menanggapi diskusi sesi 5 ini

Menurut Anda teknologi apa yang telah di gunakan dalam dunia pendidikan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan secara umum?

Kata teknologi berasal dari bahasa Yunani, techne yang berarti ‘keahlian’ dan logia
yang berarti ‘pengetahuan’. Dalam pengertian yang sempit, teknologi mengacu pada
obyek benda yang digunakan untuk kemudahan aktivitas manusia, seperti mesin,
perkakas, atau perangkat keras.

Dalam pengertian yang lebih luas, teknologi dapat meliputi: pengertian sistem,
organisasi, juga teknik. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan dan kemajuan
zaman, pengertian teknologi menjadi semakin meluas, sehingga saat ini teknologi
merupakan sebuah konsep yang berkaitan dengan jenis penggunaan dan pengetahuan
tentang alat dan keahlian, dan bagaimana ia dapat memberi pengaruh pada
kemampuan manusia untuk mengendalikan dan mengubah sesuatu yang ada di
sekitarnya. Jadi teknologi adalah semacam perpanjangan tangan manusia untuk dapat
memanfaatkan alam dan sesuatu yang ada di sekelilingnya secara lebih maksimal.
Dengan demikian, secara sederhana teknologi bertujuan untuk mempermudah
pemenuhan kebutuhan manusia.

Hidup manusia sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan


teknologi. Hasil teknologi telah sejak lama dimanfaatkan dalam pendidikan. Penemuan
kertas, mesin cetak, radio, film, TV, komputer dan lain-lain itu dimanfaatkan bagi
pendidikan. Pada hakekatnya alat-alat tersebut tidak dibuat khusus untuk keperluan
pendidikan, akan tetapi alat-alat tersbut ternyata dapat dimanfaatkan dalam dunia
pendidikan.

Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat di era globalisasi saat ini tidak
bisa dihindari lagi pengaruhnya terhadap dunia pendidikan. Tuntutan global menuntut
dunia pendidikan untuk selalu dan senantiasa menyesuaikan perkembangan teknologi
terhadap usaha dalam peningkatan mutu pendidikan, terutama penyesuaian
penggunaannya bagi dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran.

Teknologi informasi merupakan perkembangan sistem informasi dengan


menggabungkan antara teknologi komputer dengan telekomunikasi (Baharudin, 2010).
Institusi pendidikan di Indonesia mulai berlomba-lomba mememanfaatkan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk pendidikan dengan membangun infrastruktur
hardware, jaringan internet, pengadaan sofware dan lain sebagainya, yang semua itu
dilakukan dalam usaha memenuhi kebutuhan akan metode pembelajaran yang lebih
efektif dan efisien.

Dalam kurikulum 2013, TIK disarankan untuk digunakan di setiap mata pelajaran, tak
hanya sekedar mata pelajaran tersendiri, namun terintegrasi dengan tiap pelajaran dan
disesuaikan dengan topik yang sedang dibahas. Namun demikian, meski
penggunaan gadgets (semacam smartphone dan tablet) sudah umum digunakan
dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari, penggunaan TIK dalam dunia pendidikan
bisa dikatakan masih rendah dan jarang.

Gerakan global belajar abad 21 dan kurikulum 2013 di Indonesia telah menyarankan
penggunaan TIK secara strategik dalam proses belajar dan mengajar, yakni belajar dan
mengajar berbasis TIK. Hal ini bermakna TIK tidak hanya menjadi sebuah alat bantu
dalam proses pembelajaran, baik sebagai alat bantu pembelajaran ataupun
peningkatan kualitas pembelajaran berbantuan TIK juga melainkan sebagai komponen
pembelajaran yang terintegrasi, menyatu, dan tak terpisahkan untuk setiap mata
pelajaran.

Jika didesain dan dikembangkan dengan baik, maka TIK memiliki potensi yang besar
dan bermanfaat bagi dunia pendidikan untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
Sebagai sebuah komponen terintegrasi dalam proses pembelajaran, TIK berfungsi
sebagai wahana belajar yang menyediakan pengalaman belajar yang inovatif, mampu
memperdalam pemahaman konsep, mampu memperkuat keterampilan, memotivasi
untuk belajar, menjadi wahana untuk mengeksplorasi permasalahan dan pencarian
pemecahan masalah, dan mampu mengaktifkan serta melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran melalui prinsip learning by doing (belajar sambil melakukan). Selain itu,
penggunaan TIK dalam pembelajaran dapat membantu guru dalam menerapkan
metode pembelajaran yang berpusat kepada siswa (student centered learning)
ketimbang hanya pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered learning).
Potensi lain dari penggunaan TIK dalam pembelajaran adalah mengembangkan
keterampilan belajar siswa, yakni mengembangkan self-regulated learning,
mengembangkan pembelajaran yang bersifat kolaboratif, mengembangkan model
belajar yang bersifat konstruktivis, membantu dalam pemecahan masalah nyata, dan
membantu meningkatkan keterampilan komunikasi.

Potensi-potensi penggunaan TIK dalam pendidikan ini mengindikasikan bahwa


penggunaan TIK secara sederhana sebagai alat bantu pembelajaran tidaklah cukup,
dan karena itu strategi yang bersifat kreatif dan inovatif perlu dikembangkan dalam
implementasinya.

Penggunaan TIK memungkinkan guru untuk lebih inovatif dan kreatif dalam
mengembangkan konten kurikulum dan pelaksanaannya dalam pembelajaran. Selain
itu, penggunaan TIK memungkinkan guru untuk menjadi seorang evaluator dan asesor
pekerjaan siswa yang inovatif dan kreatif; memungkinkan guru untuk menggunakan
berbagai bentuk dan format assessmen, dan mengenali kemampuan awal belajar
siswa.

Bagaimana dengan sistem pendidikan di era pandemi?

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan


sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan
orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak.
Setelah munculnya wabah Covid-19 di belahan bumi, sistem pendidikan pun mulai
mencari suatu inovasi untuk proses kegiatan belajar mengajar. Terlebih adanya Surat
Edaran no. 4 tahun 2020 dari Menteri Pendidikan dan kebudayaan yang menganjurkan
seluruh kegiatan di institusi pendidikan harus jaga jarak dan seluruh penyampaian
materi akan disampaikan di rumah masing-masing. Belajar dari rumah melalui
pembelajaran jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang
bermakna bagi peserta didik, tanpa terbebani tuntutan menuntasan seluruh capaian
kurikulum.

Pembelajaran Daring merupakan program penyelenggaraan kelas pembelajaran dalam


jaringan dengan memanfaatkan peranan  Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk
menjangkau kelompok target yang masif dan luas. Melalui jaringan, pembelajaran dapat
diselenggarakan secara masif dengan peserta yang tidak terbatas yang berlangsung
tanpa tatap muka dengan beberapa metode yang dapat dipakai, diantaranya :

1. Project Based Learning

Metode project based learning ini diprakarsai oleh hasil implikasi dari Surat Edaran
Mendikbud no.4 tahun 2020. Project based learning ini memiliki tujuan utama untuk
memberikan pelatihan kepada pelajar untuk lebih bisa berkolaborasi, gotong royong,
dan empati dengan sesama. Metode project based learning ini sangat efektif diterapkan
untuk para pelajar dengan membentuk kelompok belajar kecil dalam mengerjakan
projek, eksperimen, dan inovasi. Metode pembelajaran ini sangatlah cocok bagi pelajar
yang berada pada zona kuning atau hijau. Dengan menjalankan metode pembelajaran
yang satu ini, tentunya juga harus memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku.

2. Daring Method

Metode ini memanfaatkan jaringan online, dan bisa membuat para siswa kreatif
menggunakan fasilitas yang ada, seperti membuat konten dengan memanfaatkan
barang-barang di sekitar rumah maupun mengerjakan seluruh kegiatan belajar melalui
sistem online. Metode ini sangat cocok diterapkan bagi pelajar yang berada pada
kawasan zona merah. Dengan menggunakan metode full daring seperti ini, sistem
pembelajaran yang disampaikan akan tetap berlangsung dan seluruh pelajar tetap
berada di rumah masing-masing dalam keadaan aman.

3. Luring Method

Luring methode adalah model pembelajaran yang dilakukan di luar jaringan. Dalam


artian, pembelajaran yang satu ini dilakukan secara tatap muka dengan memperhatikan
zonasi dan protokol kesehatan yang berlaku. Metode ini sangat pas buat pelajar yang
ada di wilayah zona kuning atau hijau terutama dengan protokol ketat new normal.
Dalam metode yang satu ini, siswa akan diajar secara bergiliran (shift model) agar
menghindari kerumunan. Model pembelajaran Luring ini disarankan oleh Mendikbud
untuk memenuhi penyederhanaan kurikulum selama masa darurat pendemi ini. Metode
ini dirancang untuk menyiasati penyampaian kurikulum agar tidak terlalu sulit saat
disampaikan kepada siswa. Selain itu, pembelajaran yang satu ini juga dinilai cukup
baik bagi mereka yang kurang atau tidak memiliki sarana dan prasarana yang
mendukung untuk sistem daring.

4. Home Visit Method

Home visit merupakan salah satu opsi pada metode pembelajaran saat pandemi ini.
Metode ini mirip seperti kegiatan belajar mengajar yang disampaikan saat home
schooling. Jadi, pengajar mengadakan home visit ke rumah pelajar dalam waktu
tertentu. Dengan demikian, materi yang akan diberikan kepada siswa bisa
tersampaikan dengan baik, karena materi pelajaran dan tugas langsung terlaksana
dengan baik dibawah bimbingan guru.

5. Integrated Curriculum

Metode ini akan lebih efektif bila merujuk pada project base, yang mana setiap kelas
akan diberikan projek yang relevan dengan mata pelajaran terkait. Dalam metode ini
tidak hanya melibatkan satu mata pelajaran saja, namun juga mengaitkan materi
pembelajaran dari mata pelajaran lainnya. Dengan menerapkan metode ini, selain
pelajar yang melakukan kerjasama dalam mengerjakan projek, guru lain juga diberi
kesempatan untuk mengadakan team teaching dengan guru pada mata pelajaran
lainnya. Integrated curriculum bisa diaplikasikan untuk seluruh pelajar yang berada di
semua wilayah, karena metode ini akan diterapkan dengan sistem daring. Jadi
pelaksanaan integrated curriculum ini dinilai sangat aman bagi pelajar.

6. Blended Learning

Metode blended learning adalah metode yang menggunakan dua pendekatan


sekaligus. Dalam artian, metode ini menggunakan sistem daring sekaligus tatap muka
melalui video converence. Jadi, meskipun pelajar dan pengajar melakukan
pembelajaran dari jarak jauh, keduanya masih bisa berinteraksi satu sama lain. Metode
ini efektf untuk meningkatkan kemampuan kognitif para pelajar.

 Penguasaan dan penggunaan media pembelajaran berbasis TIK menjadi tantangan


tersendiri bagi seorang guru untuk mengembangkan kualitasnya. Teknologi sudah
seharusnya menjadi satu kesatuan di dalam proses pembelajaran, karena selain untuk
memotivasi siswa penggunaan media dapat menjadikan pembelajaran yang efektif dan
mandiri.

Apakah sangat bergantung dengan teknologi informasi dan komunikasi?


Jelaskan jawaban Anda.

Ya, sebagain besar wilayah di Indonesia sudah tersedia jaringan internet, karena dalam
pembelajaran jarak jauh orientasi online adalah proses belajar mengajar yang dilakukan
dengan dan dalam jaringan internet tentu saja ketersediaan infrastruktur TIK dan
pemenuhan standar teknis menjadi prasyarat mutlak diselenggarakannyan
pembelajaran online. Pembelajaran Jarak jauh ini sudah mengubah konsep konvesional
belajar dari tatap muka langsung menjadi tatap muka di dunia maya dimana pembelajar
dapat dengan mudah mengakses proses pembelajaran dimanapun berada tidak hanya
terikat dalam ruang. Dengan pembelajaran jarak jauh online ini pembelajar
memanfaatkan internet sehingga ilmu pengetahuan dan informasi dari berbagai sumber
dapat diperoleh dan pengajar pun mengembangkan media pembelajaran yang
memanfaatkan semua bentuk aplikasi IT seperti SPOT, daring, E-Learning, Blended
Learning, Mobile Learning, Google Classroom, Webex Learning, Kahoot Learning,
Edmodo Digital Learning, Zoom Meeting. Tetapi, pada daerah yang kesulitan akses
internet kebergantungan pada teknologi informasi dan komunikasi menjadi kendala
yang sangat besar. Dengan demikian perlu adanya solusi yang tepat agar pendidikan
pada era pandemi covid-19 ini dapat tetap berjalan, salah satu nya yaitu dengan
pembelajaran luring.

Demikian tanggapan Saya dan terima kasih

JALIARNI 530047396

Referensi

Tatang Herman dkk, . 2019. Studi Komparatif  Pendidikan Dasar di  Berbagai Negara.
Tangerang : Universitas terbuka

Link berikut diunduh Senin 19042021

http://sman1sooko.sch.id/dampak-pendidikan-di-era-pandemi-covid-19/

http://iainkendari.ac.id/content/detail/dinamika_pembelajaran_daring_pada_masa_pand
emi_covid
PermalinkTampilkan indukTanggapi

Sebagai balasan Kiriman pertama


Re: Diskusi.5 TIK dalam Pendidikan Dasar

oleh SURASE 530047199 - Selasa, 20 April 2021, 07:39


Bismillahirrohmanirrohim
Assalamualiakum wr wb.Baiklah saya akanmenyampaukan hasil diskusi sesi
5.terimakasih

STUDI KOMPERATIF PENDIDIKAN DASAR DI BERBAGAI NEGARA

Diskusi 5 MPDR 5302 Studi Komperatif Pendidikan Dasar di Berbagai Negara


Nama : Surase
Nim : 530047199

Soal diskusi 5
Menurut Anda teknologi apa yang telah di gunakan dalam dunia pendidikan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan secara umum? Bagaimana dengan sistem
pendidikan di era pandemi? Apakah sangat bergantung dengan teknologi informasi dan
komunikasi? Jelaskan jawaban Anda.
Pembahasan

Pembelajaran abad 21 merupakan pembelajaran yang mempersiapkan generasi


penerus menjadi generasi yang memiliki kemampuan kecakapan abad 21. Setidaknya
ada empat yang harus dimiliki oleh generasi abad 21,yaitu: ways of thingking, ways of
working, tools for working and dan skills for living in the word. Bagaimana seorang guru
harus mendesain pembelajaran yang akan menghantarkan peserta didik memenuhi
kebutuhan abad 21?
Pembelajaran abad ke-21 yang berpusat pada siswa berbeda dengan pembelajaran
tradisional yang berpusat pada guru, dalam arti bahwa keduanya memiliki pendekatan
yang berbeda terhadap isi, pembelajaran, lingkungan ruang kelas, penilaian, dan
teknologi. Hal ini yang menjadikan hal yang harus dimiliki oleh siswa sebagai peserta
didik yang tergabung dalam empa cara yaitu :

Way of thinking, cara berfikir yaitu beberapa kemampuan berfikir yang harus dikuasai
peserta didik untuk menghadapi dunia abad 21. Kemampuan berfikir tersebut
diantaranya: kreatif, berfikir kritis, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan
pembelajar.
Ways of working. kemampuan bagaimana mereka harus bekerja. dengan dunia yang
global dan dunia digital. beberapa kemampuan yang harus dikuasai peserta didik
adalah communication and collaboration. Generasi abad 21 harus mampu
berkomunikasi dengan baik, dengan menggunakan berbagai metode dan strategi
komunikasi. Juga harus mampu berkolaborasi dan bekerja sama dengan individu
maupun komunitas dan jaringan. Jaringan komunikasi dan kerjasama ini
memamfaatkan berbagai cara, metode dan strategi berbasis ICT. Bagaimana
seseorang harus mampu bekerja secara bersama dengan kemampuan yang berbeda-
beda.
Tools for working. Seseorang harus memiliki dan menguasai alat untuk bekerja.
Penguasaan terhadap Information and communications technology (ICT) and
information literacy merupakan sebuah keharusan. Tanpa ICT dan sumber informasi
yang berbasis segala sumber akan sulit seseorang mengembangkan pekerjaannya.
Skills for living in the world. kemampuan untuk menjalani kehidupan di abad 21, yaitu:
Citizenship, life and career, and personal and social responsibility. Bagaimana peserta
didik harus hidup sebagai warga negara, kehidupan dan karir, dan tanggung jawab
pribadi dan sosial.
Kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki itu yang terintegrasi dalam satu
kecakapan yaitu kecakapan abad 21. Secara umum, kecakapan abad 21 meliputi :
A. Kecakapan Pembelajaran dan Inovasi

1. Kreativitas dan Inovasi


– Memperlihatkan originalitas dan penemuan dalam pekerjaan
– Mengembangkan, menerapkan dan menyampaikan gagasan baru pada orang lain
– Terbuka dan penuh tanggap dalam melihat pandangan baru dan berbeda
– Bertindak pada gagasan kreatif untuk membuat kontribusi nyata dan berguna di mana
inovasi dilakukan
2. Pemikiran Kritis dan Pemecahan Masalah
– Melatih pengutaraan pendapat yang logis dalam pemahaman
– Membuat pilihan dan keputusan kompleks
– Memahami keterkaitan di antara sistem
– Mengidentifikasi dan mengajukan pertanyaan siginifikan yang memperjelas beragam
sudut pandang dan mengarah pada solusi yang baik
– Membingkai, menganalisis dan membuat sintesis informasi untuk pemecahan
masalah dan menjawab pertanyaan
3. Komunikasi dan Kolaborasi
– Mengungkapkan pemikiran dan gagasan secara jelas dan efektif melalui
penyampaian lisan dan tulisan
– Memperlihatkan kemampuan bekerja secara efektif dengan tim berlainan
– Melatih fleksibilitas dan kesediaan membantu dalam kompromi pengambilan
keputusan untuk menyelesaikan suatu tujuan umum
– Sanggup berbagi tanggung jawab bagi pekerjaan kolaboratif

B. Kecakapan Informasi, Media dan Teknologi


1. Literasi Informasi
– Mengakses informasi secara efisien dan efektif, mengevaluasi informasi secara kritis,
kompeten dan kreatif bagi persoalan atau masalah yangdihadapi
– Mengolah pemahaman dasar persoalan etis/hukum di seputar akses dan penggunaan
informasi
2. Literasi Media
– Memahami bagaimana pesan media dibentuk, untuk tujuan apa dan menggunakan
sarana, karakteristik serta konvensi yang mana
– Menguji bagaimana para inividu menafsirkan pesan secara berbeda, bagaimana nilai-
nilai dan sudut pandang tercakup atau tak tercakup danbagaimana media dapat
mempengaruhi keyakinan dan perilaku
– Mengolah pemahaman dasar persoalan etis/hukum yang mengitari aksesdan
penggunaan informasi
3. Literasi ICT (Information, Communications and Technology)
– Menggunakan teknologi digital, sarana komunikasi dan/atau jaringan yang sesuai
untuk mengakses, mengelola, memadukan, mengevaluasi dan menciptakan informasi
agar berfungsi dalam sebuah ekenomi pengetahuan
– Menggunakan teknologi sebagai sarana untuk penelitian, pengaturan, evaluasi serta
pennyampaian informasi, dan memiliki pemahaman dasar persoalan etis/hukum di
seputar akses dan penggunaan informasi
C. Kecakapan Kehidupan dan Karier
1. Fleksibilitas dan Kemampuan Beradaptasi
– Mengadaptasi beragam peran dan tanggung jawab
– Bekerja secara efektif dalam iklim ambiguitas dan perubahan prioritas
2. Inisiatif dan Kemandirian
– Memantau pemahaman dan mempelajari kebutuhan seseorang
– Melangkah melebihi penguasaan dasar kecakapan dan/atau kurikulum dan
memperluas pembelajaran seseorang dan kesempatan untuk mendapatkan keahlian
– Memperlihatkan inisiatif untuk meningkatkan tingkat kecakapan menuju tingkat
profesional
– Menetapkan, memprioritaskan dan menyelesaikan tugas-tugas tanpa pengawasan
langsung
– Menggunakan waktu dan mengelola beban kerja secara efisien
– Memperlihatkan komitmen untuk belajar sebagai proses seumur hidup
3. Kecakapan Lintas Budaya
– Bekerja secara tepat dan produktif dengan orang lain
– Menggali kecerdasan kolektif dari kelompok secara tepat
– Menjembatani perbedaan budaya dan menggunakan pandangan berbeda untuk
meningkatkan inovasi dan kualitas kerja
4. Produktivitas dan Akuntabilitas
– Menetapkan dan memenuhi standar tinggi dan tujuan agar mampu menyampaikan
kualitas kerja tepat waktu
– Memperlihatkan ketekunan dan etos kerja positif (misalnya tepat waktu dan dapat
diandalkan)
5. Kepemimpinan dan Tanggung Jawab
– Menggunakan kecakapan antarpribadi dan pemecahan masalah untuk
mempengaruhi dan memandu orang lain menuju sebuah tujuan
– Menggali kekuatan orang lain untuk menyelesaikan sebuah tujuan umum
– Memperlihatkan integritas dan perilaku etis
– Bertindak secara bertanggung jawab dengan memikirkan kepentingan masyarakat
komunitas yang lebih besar

Seorang pendidik harus memiliki kemampuan dalam mengatur dan mendesain


pembelajaran agar peserta didik memiliki kemampuan kecakapan abad 21. Guru harus
mengubah paradigma pembelajaranya :
1. Guru sebagai pengarah menjadi sebagai fasilitator, pembimbing dan konsultan
2. Guru sebagai sumber pengetahuan menjadi sebagai kawan belajar
3. Belajar diarahkan oleh kurikulum menjadi diarahkan oleh siswa
4. Belajar terjadwal secara ketat dg waktu terbatas menjadi belajar secara terbuka,
ketat dengan waktu fleksibel sesuai keperluan
5. Belajar berdasarkan fakta menjadi berdasarkan projek dan survei
6. Bersifat teoritik, prinsip dan survei menjadi dunia nyata, refleksi prinsip dan survei
7. Pengulangan dan latihan menjadi penyelidikan dan perancangan
8. Aturan dan prosedur menjadi penemuan dan penciptaan
9. Kompetitif menjadi collaboratif
10. Berfokus pada kelas menjadi berfokus pada masyarakat
11. Hasilnya ditentukkan sebelumnya menjadi hasilnya terbuka
12. Mengikuti norma menjadi keanekaragaman yang kreatif
13. Komputer sebagai subjek belajar menjadi peralatan semua jenis belajar
14. Presentasi dengan media statis menjadi interaksi multimedia dinamis
15. Komunikasi sebatas ruang kelas menjadi tidak terbatas
16. Tes diukur dengan norma menjadi unjuk kerja diukur pakar, penasehat dan teman
sebaya

Kurikulum yang sudah dikembangkan saat ini oleh sekolah-sekolah dituntut untuk
merubah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered
learning) menjadi pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-
centered learning). Hal ini sesuai dengan tuntutan dunia masa depan anak yang harus
memiliki kecakapan berpikir dan belajar (thinking and learning skils). Kecakapan-
kecakapan tersebut diantaranya adalah kecakapan memecahkan masalah (problem
solving), berpikir kritis (critical thinking), kolaborasi, dan kecakapan berkomunikasi.
Semua kecakapan ini bisa dimiliki oleh siswa apabila guru mampu mengembangkan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang berisi aktivitas-aktivitas yang menantang
siswa untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah. Kegiatan yang mendorong
siswa untuk bekerja sama dan berkomunikasi harus tampak dalam setiap rencana
pembelajaran yang dikembangkan.
Selain pendekatan pembelajaran, siswa pun harus diberi kesempatan untuk
mengembangkan kecakapannya dalam menguasai teknologi informasi dan komunikasi.
Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah suatu kemampuan untuk
menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran untuk mencapai kecakapan
berpikir dan belajar siswa. Kegiatan-kegiatan yang harus disiapkan oleh guru adalah
kegiatan yang memberikan kesempatan pada siswa untuk menggunakan teknologi
komputer untuk melatih keterampilan berpikir kritis dalam memecahkan masalah
melalui kolaborasi dan komunikasi dengan teman sejawat, guru-guru, ahli atau orang
lain yang memiliki minat yang sama.
Aspek lain yang tidak kalau pentingnya adalah Assessmen. Guru harus mampu
merancang sistem assessmen yang bersifat kontinyu/berkelanjutan – sejak siswa
melakukan kegiatan, sedang dan setelah selesai melaksanakan kegiatannya.
Assessmen bisa diberikan diantara siswa sebagai feedback, oleh guru dengan rubric
yang telah disiapkan atau berdasarkan kinerja serta produk yang mereka hasilkan.
Perkembangan teknologi memang akan selalu pesat dalam era globalisasi seperti
sekarang ini. Keadaan demikian tidak bisa kita hindari sebagai seorang pendidik. Bukan
berarti kita harus resisten merespon keadaan ini, melainkan kita harus kreatif dan
inovatif dalam menggunakan teknologi agar pembelajaran pun tidak lagi monoton dan
konservatif. Optimalisasi Pemanfaatan ICT Untuk Pembelajaran Abad 21 menjadi
sangat mendesak untuk dikembangkan.
Dengan kehadiran teknologi dan komunikasi (ICT) memberikan tantangan dalam dunia
pendidikan, peserta didik lebih tertarik mempelajari ICT dibandingkan materi
pembelajaran lainya, peserta didik bahkan rela berjam-jam di depan komputer untuk
mengakses internet dan mencari informasi yang tidak bisa didapatkan di sekolah.
Fenomena seperti ini menjadi tugas dan pekerjaan rumah yang besar bagi dunia
pendidikan untuk bisa mengadopsi dan melakukan inovasi pembelajaran. Jangan
sampai dunia pendidikan formal hanya dijadikan tempat untuk memperoleh ijazah
semata tanpa memberikan kontribusi dalam membina generasi penerus perjuangan
bangsa yang akan menjadi pemimpin masa depan.
Menurut Sutrisno (2011) tuntutan dalam menjawab globalisasi pendidikan telah hadir di
depan mata, berbagai perangkat komputer beserta koneksinya dalam menghantarkan
peserta belajar secara cepat dan akurat apabila dimanfaatkan secara benar dan tepat,
untuk itu dibutuhkan sumber daya manusia yang tanggap terhadap perkembangan TIK,
kemudian ditambahkan oleh Alessi dan Trollip (2001), pembelajaran berbasis ICT
memiliki banyak keunggulan. Salah satunya keunggulan itu berupa penggunaan waktu
yang digunakan menjadi lebih efektif , bahan materi pelajaran menjadi lebih mudah
diakses,menarik, dan murah biayanya.
Ini lah yang menjadi tantangan pembelajaran abad 21, kehadiran ICT dalam dunia
pendidikan maka dituntut siswa untuk kreatif, inovatif, berfikir kritis serta metakognitif
dan sehingga menjadikan siswa memiliki kemampuan berkomunikasi dan bekerja
kolaborasi (berkelompok). dengan harapan bahwa pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh dapat dijadikan bekal hidup di masyarakat yang memiliki karakter baik lokal
maupun global dan dapat dipertanggung jawabkan secara personal maupun sosial
masyarakat.
Means (1993) dalam laporan penelitian mereka menerangkan bahwa kebutuhan
masyarakat persekolahan untuk memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran
merupakan bagian dari reformasi pembelajaran. Kebutuhan untuk memanfaatkan
teknologi itu mula-mula dipengaruhi oleh fakta-fakta yang terjadi di komunitas luar
sekolah (bisnis, pemerintahan, dan masyarakat umum) yang sudah lazim
menggunakan teknologi dalam aktivitas berkomunikasi, mencari informasi, dan aktivitas
komersial. Fakta itu menjadi seperti sebuah tekanan terhadap komunitas sekolah untuk
juga menggunakan teknologi agar para siswa familier dengan teknologi. Pada
perkembangan selanjutnya, karena pengaruh kemajuan aplikasi teknologi yang makin
canggih, teknologi menjadi suatu media dan alat yang dipandang sangat penting dan
strategis untuk menunjang pencapaian tujuan reformasi pembelajaran.
Menurut Reeves (1998), untuk kepentingan pembelajaran di sekolah, terdapat dua
pendekatan pokok dalam penggunaan teknologi, yaitu para siswa dapat belajar ‘dari’
dan ‘dengan’ teknologi. Belajar ‘dari’ teknologi dilakukan seperti dalam penggunaan
computer-based instruction (tutorial) atau integrated learning systems. Belajar ‘dengan’
teknologi adalah menggunakan teknologi sebagai cognitive tools (alat bantu
pembelajaran kognitif) dan menggunakan teknologi dalam lingkungan pembelajaran
konstruktivis (constructivist learning environments).
Dengan hadirnya ICT di dunia pendidikan seyogyanya dapat menghantarkan wajah
pendidikan kearah yang lebih baik sehingga tantangan pembelajaran abad 21 dapat
terselesaikan, tentunya tidak terlepas dari peran guru sebagai tenaga pendidik yang
dituntut kreatif dan inovatif mengembangkan pembelajaran dengan mengintegrasikan
teknologi dan komunikasi.

Pemanfaatan Perangkat TIK/ICT dalam Pembelajaran Abad 21


Dalam proses pembelajaran abad 21, teknologi informasi dan komunikasi merupakan
alat bantu dalam upaya mencapai proses pembelajaran yang mengutamakan
kemampuan keterampilan kecakapan abad 21 yang harus dimiliki oleh peserta didik.
Banyak perangkat-perangkat teknologi atau aplikasi-aplikasi berbasis teknologi
informasi yang menunjang aktivitas siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai
kemampuan kecakapan abad 21 seperti kecakapan kreativitas, inovasi, komunikasi,
kolaborasi, literasi informasi dan media, dan sebagainya.
TIK dalam kreativitas siswa
Dalam pelaksanaan pembelajaran, sarana TIK dapat digunakan sebagai sarana untuk
meningkatkan kreativitas siswa. Siswa dapat memanfaatkan sara-sarana teknologi
informasi dan komunikasi atau aplikasi-aplikasi komputer dalam aktivias
pembelajarannya seperti Teknologi Internet yang dapat dimanfaatkan siswa sebagai
sumber belajar.
Dengan menggunakan teknologi internet, siswa dapat mengakses sumber-sumber
belajar yang ada di dalamnya dengan memanfaatkan halaman-halaman sistus web
yang menyediakan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh siswa.

https://lpmpjogja.kemdikbud.go.id/pemanfaatan-tik-dalam-pembelajaran-abad-21/

Dari uraian diatas dapat saya simpulkan bahwa di pendidikian di era Pandemi Covid 19
dimana kebijakan pemerintah puasat ,provinsi dan pemerintah daerah melarang
peserta didik untuk melakukan aktivitas pendidikan tatap muka .Dimana hal ini guna
untuk memutus rantai penyebaran covid 19.Oleh sebab itu , maka proses pembelajaran
dilakukan dengan jarak jauh ( daring ) dimana walaupun kita melaksanakan sosial
distanding kita masih bisa menyapikan materi pembelajaran melalui media elektronik
seperti laptop , maupun HP.Proses pembalajaran jarak jauh dapat berlangsung
menggunakan aplikasi Zoom meeting ataupun microsof teem dan Wa grup
belajar.Dimana aplikasi yang sudah disediakan dapat mempermudah kita dalam proses
belajar mengajar.Proses pembelajaran memanfaatkan jaringan internet dan dapat
mempermudah proses belajar mengajar.Walaupun dalam hal ini terdapat beberapa
kekurangan namun hal tersebut dapat diatasi dengan cara guru dapat langsung
menemui peserta didik dari rumah ke rumah , tentunya hal ini mengikuti protokol
kesehatan.
PermalinkTampilkan indukTanggapi

Sebagai balasan Kiriman pertama


Re: Diskusi.5 TIK dalam Pendidikan Dasar

oleh SITI MARIAM 530047181 - Selasa, 20 April 2021, 07:54


NAMA : Siti Mariam
NIM : 53007181

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Tutor Tuton yang saya hormati
Rekan-rekan yang berbahagia

Saya akan menanggapi diskusi 5 dengan topik:


Menurut Anda teknologi apa yang telah di gunakan dalam dunia pendidikan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan secara umum? Bagaimana dengan sistem
pendidikan di era pandemi? Apakah sangat bergantung dengan teknologi informasi dan
komunikasi? Jelaskan jawaban Anda.

Tanggapan:

Dalam UUD 1945 Hasil Amandemenpasal 31 ayat (1) “ Setiap warga Negara berhak
mendapat pendidikan “, dan ayat (5) “ Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk
kemajuan dan peradapan serta kesejahteraan umat manusia”. Amanat ini telah
dilaksanakan oleh pemerintah dengan menetapkan Undang-undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang system Pendidikan Nasional. Pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa “
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkansuasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinyauntuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara”, artinya bahwa pelaksanaan pendidikan haarus dilaksanakan
pemerintah dan pemerintah daerah, bahkana masyarakat terencana, terpadu, dan
berkesinambungan. Pada pasal 11 ayat (1) UU No.20 Tahun 2003 menetapkan,
“Pemerintah dan Pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta
menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga tanpa
diskriminasi”.

Pemerintah dalam mewujudkan pelaksanaan UUD 1945 dan UU No. 20 Tahun


2003antar lain dengan menerapkan Teknologi Informasi dalam dunia pendidikan agar
tercipta pendidikan yang bermutu bagi seluruh warag Indonesia tanpa terkecuali. UU
No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) pasal 1 ayat (3)
menetapkan bahwa “ Tehnologi Informasi adlah suatu tehniku ntuk mengumpulkan,
menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisi, dan / atau
menyebarkan informasi”. Teknologi informasi inilah yang telah digunakan dalam dunia
pendidikan untuk meningkatkan kwalitas pendidikan secara umum.

Perkembangan teknologi dan informasi memiliki dampak positif yang cukup signifikan.
Jarak dan waktu bukanlah masalah yang berarti, untuk mendapatkan ilmu. Berbagai
aplikasi tercipta untuk mendukung pelaksanaannya. Namun demikian dampak negative
harus kita perhatikan, contoh dampak negativenya adalah plagiasi karya orang lain.
Sebagai Negara sedang berkembang ketersediaan infrastruktur komunikasi masih
cukup rendah, berakibat keterbatasan memperoleh informasi dibeberapa daerah, hanya
kota-kota besar yang mudah memanfaatkan fasilitas yang tersedia. Fasilitas itu
diantaranya akses internet. Melalui media internet membuat dunia pendidikan di
Indonesia berkembang, pemerintah dan institusi pendidikan mulai menerapakan pola
belajar yang cukup efektif.

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan elemen penting dalam

Kehidupan berbangsa dan bernegara, menjadi fasilitas utama dalam berbagai kegiatan
dalam berbagai sektor. Demikian halnya pada sektor pendidikan khususnya dalam
pembelajaran. Dalam dunia pendidikan keberadaan system informasi dan komunikasi
merupakan komponen yang saling terikat, sebagai suatu proses yang komplek dan
terpadu. Peranan teknologi informasi dalam model pembelajaran sangat jelas. Model
pembelajran yang diterapkan yaitu pembelajaran e-learning. E-learning adalah model
pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Salah satu
universitas yang memakai metode ini adalah Universitas Terbuka. Model pembelajaran
e-learning dikelompokan menjadi dua yaitu:

1. Komplementer

Pembelajaran tatap muka masih berjalan, tetapi ditambah dengan model interaksi
berbantuan teknologi

2. Subtitusi

Sebagian besar proses pembelajaran di lakukan berbantuan teknologi.

Pemerintah telah memfasilitasi pemanfaatan e-learning sebagai subtitusi pembelajaran


konvesional. Surat keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 107/U/2001 dengan
jelas membuka koridor untuk penyelenggaraan pendidikan jarak jauh.

Pembelajaran e-learning memberikan dampak positif bagi pembelajaran di masa


pandemi covid-19. Covid-19 atau Virus corona adalah virus yang menyerang system
pernafasan manusia, virus ini penularannya sangat cepat dan telah menyebar hampir
ke semua Negara, termasuk di Indonesia. Adanya pandemi covid ini membuat berbagai
Negara menerapkan kebijakan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus ini.
Di Indonesia upaya pemerintah dalam mencegah penyebaran virus corona
menghimbau masyarakat untuk melakukan physical distancing yaitu menjaga jarak ,
melarang kerumunan, dan mengurangi interaksi.

Virus corona memberi dampak yang sangat luar biasa dalam segala bidang, tidak
terkecuali dalam bidang pendidikan. Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) telah menerapkan kebijakan learning from home.
Kemendikbud mendorong kegiatan pembelajaran dalam bentuk daring, melarang
diadakannya pembelajaran tatap muka. Dengan adanya kebijakan tersebut
memberikan tantangan tersendiri bagi pelaku pendidikan, dalam pelaksanaannya
pendidik mencari cara bagaimana agar tetap bisa menyampaikan materi pembelajaran
yang mudah diterima peserta didik,begitu juga peserta didik dituntut agar bias
menyesuaikan dalam metode pembelajarannya. Metode yang dipakai tidak terlepas dari
peran teknologi. Ini menunjukan di era pandemi pembelajran sangat tergantung dengan
peran informasi dan teknologi.

Teknologi menjadi bagian terpenting dalam pembelajran daring. Bucelic M.,Tavakcu


T.,et al dalam (Latip,2020) menegaskan bahwa inti dari pelaksanaan pembelajran
daring adalah bagaiman cara memilih metode pembelajran yang tepat dengan
menggunakan teknologi yang bermaksud menyampaikan materi pembelajaran kepada
peserta didik meskipun tidak bertemu tatap muka secara langsung seperti halnya
pembelajaran konvesional. Tekologi berperan sebagai media interaksi serta informasi
dalam pelaksanaan pembelajaran daring, memberi kemudahan dalam pembelajaran
bahkan memberikan dampak yang positif terhadap peningkatan perstasi peserta didik.

Berbagai macam aplikasi disediakan guna mempermudah pelaksanaan pembelajaran


daring, seperti google document sebagai media diskusi online, dalam memperoleh
materi peserta didik dapat mengakses berbagai macam website, dengan demikian
pembelajaran akan lebih menyenangkan dan bermakna, hal ini akan memberikan
motivasi kepada perserta didik untuk lebih giat belajar denga sesuatu yang baru dan
menyenangkan, peserta didik juga dapat berinovasi menyampaiakan tanggapan.

Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa tehnologi informasi dan komunikasi
dalam dunia pendidikan untuk meningkatkan kwalitas pendidikan secara umum. Pada
era pandemi sistem yang digunakan pendidikan jarak jauh atau e-learning, pada system
ini tergantung dengan tehnologi informasi dan komunikasi sebagai media kegiatan
belajar mengajar.

Demikian tanggapan dari saya mohon arahan jika tanggapan saya jauh dari sempurna

Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh.

Sumber Pustaka
Undang-undang Dasar 1945 Hasil Amandemen
Undang-undang Nomor 2003 Tentang sitem Pendidikan Nasional
“Dampak positif E-learning terhadap pendidikan di Indonesia”
https://www.kompasiana.com/arlindakristinawati/
Herman,Tatang. dkk.(2016).Studi Komparatif Pendidikan Dasar di Berbagai
Negara.Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Sudibyo,l. ( 2011). Peranan dan dampak teknologi informasi dalam dunia pendidikandi
Indonesia, Vol.20,No.2
PermalinkTampilkan indukTanggapi

Sebagai balasan Kiriman pertama


Re: Diskusi.5 TIK dalam Pendidikan Dasar
oleh HASIMUR 530047475 - Selasa, 20 April 2021, 11:59
Diskusi.5 TIK dalam Pendidikan Dasar

Kamis, 18 Maret 2021, 16:09

Jumlah balasan: 4

Diskusi 5

Pada pertemuan tuton 5 ini, Anda diminta untuk menganalisis Perkembangan Teknologi
Informasi dan Komunikasi di Pendidikan Dasar di Indonesia.

Menurut Anda teknologi apa yang telah di gunakan dalam dunia pendidikan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan secara umum? Bagaimana dengan sistem
pendidikan di era pandemi? Apakah sangat bergantung dengan teknologi informasi dan
komunikasi? Jelaskan jawaban Anda.

JAWABAN

Assalamualaikum Wr.Wb

Salam sejahtera selalu, semoga kita masih diberi kesehatan dalam mengerjakan sesi 5
ini, amiiin. Baiklah saya akan menanggi diskusi lima  maksimal mungkin

Menurut Anda teknologi apa yang telah di gunakan dalam dunia pendidikan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan secara umum?

Menurut pendapat saya teknologi yang berkualitas untuk meningkat pendidikan


adalah Teknologi berbasis Internet. Karena pada  saat ini pemerintah menghadapi
berbagai kendala dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan. Ketidakmerataan
mutu guru di sekolah menjadi alasan utama pemerintah untuk selalu memperhatikan
peningkatan kualitas sumber tenaga kependidikan. Hal ini ditempuh karena
keberhasilan mutu pendidikan sangat tergantung dari keberhasilan proses belajar-
mengajar yang merupakan sinergi dari komponen-komponen pendidikan baik kurikulum
tenaga pendidikan, sarana prasarana, sistem pengelolaan, maupun berupa faktor
lingkungan alamiah dan lingkungan sosial, dengan peserta didik sebagai subjeknya.

Salah satu faktor penting dalam menentukan keberhasilan kegiatan belajar-mengajar,


adalah sumber belajar. Dalam rangka mengupayakan peningkatan kualitas program
pembelajaran perlu dilandasi dengan pandangan sistematik terhadap kegiatan belajar-
mengajar, yang juga harus didukung dengan upaya pendayagunaan sumber belajar di
antaranya internet. Ini di satu pihak, sedangkan di pihak lain kenyataan menunjukkan
bahwa sumber belajar dan sarana pembelajaran yang telah dibakukan, diadakan dan
didistribusikan oleh pemerintah belum didayagunakan secara optimal oleh guru, pelatih
dan instruktur.

Untuk mewujudkan kualitas pembelajaran, perlu ditempuh upaya-upaya yang bersifat


komprehensif terhadap kemampuan guru dalam memanfaatkan internet sebagai
sumber belajar. Jangan membiarkan mereka mengajar secara rutin apa adanya
sehingga pembelajaran berkesan teacher centris.

Dengan perkembangan teknologi jaringan komputer yang ada sekarang ini, siswa SD
pun dapat belajar dengan menggunakan jaringan internet sebagai sumber belajar, tentu
saja dengan bimbingan guru atau pendampingan orang tua. Namun ironisnya banyak
guru yang belum mengenal internet padahal siswa sudah banyak yang terbiasa
menjelajahi dunia maya tersebut.

Dengan masalah tersebut, sudah seharusnya guru zaman sekarang ini mulai
memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. Dengan pembelajaran seperti ini
diharapkan pengetahuan guru maupun siswa akan berkembang. Selain itu guru
maupun siswa juga akan terbiasa mengoperasikan perangkat komputer tersebut,
sehingga tidak ada lagi istilah guru gaptek (Gagap Teknologi) maupun siswa gaptek.

Dimana teknologi berbasis internet adalah forum global pertama dan perpustakaan
global pertama dimana setiap pemakai dapat berpartisipasi dalam segala waktu.
Karena internet merupakan perpustakaan global, maka pemakai dapat
memanfaatkannya sebagai sumber belajar.

Pembelajaran berbasis internet bagi siswa sekolah dasar sudah seharusnya mulai
dikenalkan. Untuk itu para guru hendaknya sudah tahu lebih dahulu tentang dunia
internet sebelum menerapkan pembelajaran tersebut pada siswa. Persiapan yang tak
kalah pentingnya yaitu sarana komputer. Tentu saja dalam hal ini hanya dapat
diterapkan di sekolah-sekolah yang mempunyai fasilitas komputer yang memadai.
Walaupun sebenarnya dapat juga diusahakan oleh sekolah yang tidak mempunyai
fasilitas komputer misalnya dengan mendatangi warnet sebagai patner dalam
pembelajaran tersebut

Setelah semua perangkat untuk pembelajaran siap, guru mulai melakukan


pembelajaran dengan menggunakan sumber belajar internet. Bagi siswa sekolah dasar
tentu saja akses-akses yang ringan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang
diajarkan. Disinilah kepiawaian seorang guru ditampilkan dalam mendampingi,
membimbing dan mengolah metode pembelajaran agar tujuan pembelajaran yang
diharapkan tercapai.

Beberapa metode yang dapat dilakukan oleh guru, diantaranya: diskusi, demonstrasi,
problem solving, inkuiri, dan descoveri. Guru memberikan topik tertentu pada siswa,
kemudian siswa mencari hal-hal yang berkaitan dengan hal tersebut dengan mencari
(down load) dari internet. Guru juga dapat memberikan tugas-tugas ringan yang
mengharuskan siswa mengakses dari internet, suatu misal dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia siswa dapat mencari karya puisi atau cerpen dari internet. Siswa juga dapat
belajar dari internet tentang hal-hal yang up to date yang berkaitan dengan
pengetahuan. Guru memberi tugas pada siswa untuk mencari suatu peristiwa muthakir
dari internet kemudian mendiskusikannya di kelas, lalu siswa menyusun laporan dari
hasil diskusi tersebut.

Metode-metode tersebut dapat dilakukan guru dengan model-model pembelajaran yang


bervariasi sehingga siswa semakin senang, tertarik untuk mempelajarinya sehingga
proses pembelajaran tersebut menjadi pembelajaran yang bermakna. Dengan
pembelajaran berbasis internet diharapkan siswa akan terbiasa berpikir kritis dan
mendorong siswa untuk menjadi pembelajar otodidak. Siswa juga akan terbiasa
mencari berbagai informasi dari berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran ini juga
mendidik siswa untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam kelompok kecil maupun
tim. Satu hal lagi yang tidak kalah pentingnya yaitu dengan pembelajaran berbasis
internet pengetahuan dan wawasan siswa berkembang, mampu meningkatkan hasil
belajar siswa, dengan demikian mutu pendidikan juga akan meningkat.

Dalam hal ini orangtua dan guru harus paham beberapa hal  yang palingmendasar
mengenai Internet. Sebab kalau tidak, orangtua dan guru berkemungkinan akan
mengalami kesulitan dalam menyikapi anak didiknya yang sudah Internet-minded.
Sebuah kajian mengenai penerapan ICT (Information and Communication Technology)
di sekolah yang di dalamnya termasuk Internet, menganalisa perubahan-perubahan
atau penyesuaian-penyesuaian yang mau tidak mau harus dilakukan oleh para guru.

Bagaimana dengan sistem pendidikan di era pandemi?

Di era pandemi covid saat ini, Pendidikan di Indonesia merupakan salah satu yang
terkena dampak paling besar. Sejak pertengahan Maret 2020, Indonesia meningkatkan
status bahaya Pandemi, sehingga semua harus melakukan pembatasan yang disebut
sebagai Lockdown selama kurang lebih dua minggu lamanya, akibat Virus Corona ,
atau dikenal dengan sebutan Covid 19.

Pendidikan harus berjalan dalam keadaan apapun. Untuk mengurangi angka


penyebaran Covid-19 dan kegiatan pendidikan dapat berjalan seperti biasanya maka
pemerintah melakukan beberapa upaya untuk mengurangi angka tersebut yang salah
satunya diterapkan dalam sistem pendidikan di Indonesia. Pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar dilaksanakan dengan sistem online atau sistem dalam jaringan
(daring) sejak bulan Maret 2020. Sistem pembelajaran tersebut dilakukan tanpa tatap
muka secara langsung, melainkan dilakukan dengan sistem pembelajaran jarak jauh.
Dengan sistem pembelajaran jarak jauh, peserta didik tidak diharuskan atau diwajibkan
untuk datang ke sekolah maupun untuk melaksanakan pembelajaran. Banyak sarana
yang pada akhirnya diterapkan oleh tenaga pendidik untuk melaksanakan kegiatan
belajar mengajar secara jarak jauh. Sarana pembelajaran jarak jauh tersebut tidak
dapat dihindari dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Sarana
pembelajaran tersebut di antaranya aplikasi google meet, aplikasi zoom, google
classroom, youtube, televisi, maupun media sosial whatsapp. Di mana semua sarana
tersebut dihasilkan dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang
semakin maju.

Namun, dengan sistem pembelajaran jarak jauh tidak menutup kemungkinan akan
timbulnya beberapa masalah-masalah dalam berlangsungnya proses pembelajaran.
Dengan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh ini, tentunya peserta didik maupun
tenaga pendidik dari semua kalangan diharuskan memiliki akses jaringan internet yang
baik. Namun, banyak daerah-daerah yang memiliki akses internet kurang baik atau
tidak lancar sehingga menjadi salah satu kendala berlangsungnya kegiatan belajar
mengajar dengan baik. Selain itu, tidak sedikit peserta didik yang tidak mendapatkan
hasil pembelajaran secara maksimal. Baik dari materi pelajaran maupun penugasan-
penugasan yang diberikan oleh tenaga pendidik selama pandemi Covid-19 ini
berlangsung.

Namun, di samping beberapa kendala yang muncul terdapat beberapa hikmah yang


dapat diperoleh dari pandemi Covid-19 tanpa kita sadari. Dengan sistem pembelajaran
yang dilaksanakan secara jarak jauh, di mana peserta didik banyak melakukan kegiatan
di rumah sehingga dapat mempermudah para orang tua untuk memonitoring anak-
anaknya. Selain itu, dari sisi kreativitas baik dari tenaga pendidik maupun peserta didik
dalam sistem pembelajaran jarak jauh dituntut untuk berlaku kreatif. Sebagai contoh
tidak sedikit tenaga pendidik membuat materi pembelajaran yang disajikan dalam
bentuk video-video pembelajaran. Selain itu, tidak jarang pula pesera didik yang
mendapatkan penugasan pembuatan video pembelajaran yang menarik.

Apakah sangat bergantung dengan teknologi informasi dan komunikasi?

Iya, Pada saat ini teknologi informasi dan komunikasi memiliki peranan yang sangat
penting, sekaligus sebagai solusi untuk mengatasi pendidikan diIndonesia selama
Covid 19 masih ada. Dengan diterapkannya teknologi informasi dan komunikasi dapat
memberikan efisiensi waktu dan biaya serta tenaga, dan tanpa disadari bahwa
kehidupan manusia saat ini telah memiliki ketergantungan terhadap teknologi informasi
tersbut. terutama di bidang Pendidikan, yakni dengan mengadakan Class On-line,
geogle classrom, Cisco Webex, Ruang Guru, Rumah Belajar, Zoom Meeting, E-
Learning, dll  yang kesemua ini merupakan layanan belajar berbasis teknologi,
termasuk layanan kelas virtual, platform ujian online, video belajar berlangganan,
marketplace les privat, serta konten-konten pendidikan lainnya yang bisa diakses
melalu aplikasi yang sudah tersedia di internet  Untuk mendukung proses belajar
mengajar dalam sistem  daring dan luring  selama ada isu pandemi Covid-19.

Demikian tanggapan saya, mohon masukan dan kritikan dari pembimbing totun dan
teman diskusi

Sumber :

Herman,Tatang. dkk.(2016).Studi Komparatif Pendidikan Dasar di Berbagai


Negara.Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
http://sman1sooko.sch.id/dampak-pendidikan-di-era-pandemi-covid-19/

https://setda.pringsewukab.go.id/detailpost/teknologi-informasi-sebagai-solusi-di-masa-
pandemi-covid-19

https://edukasi.kompas.com/read/2020/03/22/123204571/12-aplikasi-pembelajaran-
daring-kerjasama-kemendikbud-gratis?page=all

PermalinkTampilkan indukTanggapi

Sebagai balasan Kiriman pertama


Re: Diskusi.5 TIK dalam Pendidikan Dasar

oleh SYAHLI LASTRI 530047332 - Selasa, 20 April 2021, 22:55


Bismillaahirrohmaanirrohim, salam sehat untuk kita semua.

berikut tanggapan saya.

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Pendidikan Dasar di


Indonesia.

Perkembangan dunia pendidikan seakan tidak pernah ada kata habis. Pendidikan
selalu berkembang sesuai dengan perubahan zaman dan kebutuhan masyarakat.
Globalisasi menuntut masyarakat tiap negara untuk berbenah, agar tidak ketinggalan
dengan negara-negara lain, termasuk bangsa Indonesia. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang ada sekarang bukan lagi dalam hitungan tahun, bulan
atau pun hari, melainkan jam bahkan menit atau detik, terutama berkaitan dengan
teknologi informasi dan komunikasi yang ditunjang dengan teknologi elektronik.
Pengaruhnya meluas ke berbagai bidang kehidupan, khususnya bidang pendidikan.

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memuat tiga kata, yaitu teknologi, informasi,
dan komunikasi yang masing-masing memiliki definisi. Teknologi
adalah pengembangan dan pengaplikasian yang bertujuan untuk memecahkan
masalah. Sehingga, biasanya teknologi disebut dengan penemuan-penemuan baru
yang bersifat membantu. Informasi adalah hasil pemrosesan data untuk tujuan dan
manfaat tertentu. Komunikasi adalah proses penyampaian informasi dari pemberi
informasi kepada penerima informasi.

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mempunyai arti bahwa terdapat penemuan
pengolahan data yang menghasilkan informasi dan informasi tersebut dapat
disebarluaskan dengan cepat dan memiliki masa penyimpanan lebih lama.

Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) mengalami perkembangan yang amat pesat
dan secara fundamental telah membawa perubahan yang signifikan dalam percepatan
dan inovasi penyelenggaraan pendidikan. Salah satunya untuk pembelajaran, di mana
pembelajaran sekarang tidak lagi di dominasi dengan metode ceramah saja tetapi
pemanfaatan teknologi yang ada memberikan nuansa baru dalam dunia pendidikan.

TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi
informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat
bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah
segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan
mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. teknologi informasi dan
komunikasi menjadi bagian yang tak dapat dipisahkan dari berbagai aspek kehidupan
manusia, termasuk di dalamnya pelaksanaan pendidikan. Di sekolah TIK digunakan
mulai dari hal-hal sederhana untuk membuat laporan, menyusun anggaran, mengelola
data siswa, nilai sampai pada pemakaiannya dalam proses pembelajaran.

Menurut Rosentberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK, ada lima


pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu : 

1. dari pelatihan ke penampilan,


2. dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja,
3. dari kertas ke “online” atau saluran,
4. fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja,
5. dari waktu siklus ke waktu nyata,

Rosenberg juga menambahkan bahwa komunikasi sebagai media


pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon,
komputer, internet, e-mail, dan sebagainya. Interaksi antara guru dan peserta didik tidak
hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka, tetapi juga dilakukan dengan
menggunakan media-media tersebut. Untuk menjadikan proses pembelajaran yang
berkualitas dan bermakna bagi peserta didik sekolah dasar, guru perlu mengetahui
bagaimana menerapkan dan memanfaatkan TIK semaksimal mungkin dalam persiapan
maupun dalam proses pembelajaran.

Teknologi yang telah di gunakan dalam dunia pendidikan untuk meningkatkan


kualitas pendidikan secara umum

Beberapa teknologi dasar yang dapat digunakan dalam pendidikan dasar :


 Kalkulator
 MS Excell
 Software Geogebra
 MS word
 SPSS
 Dan berbagai aplikasi lainnya yang dapat diakses menggunakan internet

Fungsi teknologi dalam dunia pendidikan :

 Alat bantu perhitungan/penyelesaian masalah


 Lingkungan pengembangan pemahaman konsep
 Lingkungan memperkuat keterampilan

Dalam hal ini teknologi yang digunakan dalam dunia pendidikan untuk meningkatkan
pembelajaran adalah penggunaan telepon seluler, radio, televisi, video, DVD(digital
versatile disc), sistem satelit, computer, dan perangkat keras jaringan dan perangkat
lunak; serta peralatan dan jasa terkait dengan teknologi ini, seperti videoconferencing
dan surat elektronik (UNESCO, 2002).

Melihat perkembangan zaman saat ini, maka segala aspek dalam kehidupan tidak bisa
lepas dari yang namanya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), apalagi dalam
dunia pendidikan. Dimulai dari sistem pengelolaan data peserta didik saat ini sudah
dipermudah dengan adanya TIK. Melalui sistem berbasis online, pengisian data peserta
didik dari sekolah dasar mudah diunggah dan dapat diterima langsung oleh
Permendikbud dengan cepat.

Perkembangan TIK ini sudah merambah di bidang pendidikan. Dimulai dari data
peserta didik yang harus diinput melalui website sampai saat ini yaitu adanya e-rapot.
Guru sebagai pendidik dituntut untuk melek terhadap perkembangan TIK. Karena
penggunaan TIK dapat membantu guru dalam administrasi dan meningkatkan kualitas
pembelajarannya.

Penggunaan TIK dalam proses pembelajaran sangat diperlukan agar pembelajaran


dapat berjalan efektif, efisien, dan menarik perhatian peserta didik. Saat ini peserta
didik sudah terbiasa dengan penggunaan TIK. Apalagi peserta didik sekolah dasar,
yang memiliki karakteristik senang bermain. Tentunya banyak sekali buah hasil
perkembangan TIK yang dapat dimainkan oleh peserta didik. Namun, perkembangan
TIK bukan hanya berdampak positif, tetapi ada juga dampak negatifnya terhadap
berlangsungnya proses pembelajaran. Terkadang bisa membuat peserta didik malas
dan ingin segera pulang dan kembali memainkan gawainya. Sehingga, guru perlu
memanfaatkan penggunaan TIK dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

Bagaimana dengan sistem pendidikan di era pandemi? Apakah sangat


bergantung dengan teknologi informasi dan komunikasi?
Pandemi Covid-19 menyebabkan adanya perubahan-perubahan besar hampir diseluruh
aspek kehidupan salah satunya pada sistem pendidikan. Perubahan sistem pendidikan
menyebabkan para siswa menjadi sulit untuk menerima materi, terlebih para siswa di
jenjang Sekolah Dasar dan Taman Kanak-kanak, dikarenakan pembelajaran yang
biasanya dilakukan secara konvensional berubah menjadi pembelajaran jarak jauh atau
dilakukan secara daring, yang pelaksanaannya tidak dapat terlepas dari pemanfaatan
teknologi informasi. Teknologi berperan sebagai media dalam melakukan interaksi
antara pendidik dan peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran daring. Selain itu
teknologi juga berperan dalam memfasilitasi pendidik untuk menyampaikan materi
pembelajaran sehingga pembelajaran tetap berlangsung meskipun tidak dilakukan
secara tatap muka langsung. Dalam pelaksanaan pembelajaran daring tentunya
terdapat hambatan yang menjadi tantangan tersendiri bagi para pelaku pendidikan,
yang berkaitan dengan budaya akademik, meliputi nilai, sikap, pengetahuan,
keterampilan, serta kesiapan sarana dan prasarana terkait teknologi. Penyelenggaraan
literasi serta pelatihan berkaitan dengan pemanfaatan teknologi dapat menjadi salah
satu solusi dalam menghadapi beberapa tantangan pembelajaran daring selama
pandemi Covid-19 saat ini.

Dalam pelaksanaan pembelajaran daring memberikan tantangan tersendiri bagi pelaku


pendidikan, seperti pendidik, peserta didik, institusi dan bahkan memberikan tantangan
bagi masyarakat luas seperti para orang tua. Dalam pelaksanaannya pendidik harus
mencari cara bagaimana agar tetap bisa menyampaikan materi pembelajaran dan
dapat diterima dengan mudah oleh peserta didik. Begitu juga peserta didik yang dituntut
agar bisa menyesuaikan diri dalam situasi dan kondisi seperti saat ini, salah satunya
kesiapan mental. Dalam pelaksanaannya pembelajaran daring tentunya tidak dapat
terlepas dari peran teknologi. Teknologi dapat mempermudah segala kebutuhan dalam
proses belajar mengajar. Sejalan dengan pendapat Tounder et al (dalam Selwyn, 2011)
yang mengatakan bahwa tenologi digital dalam lembaga pendidikan sebagai sarana
pendukung dalam pembelajaran, baik sebagai sarana dalam mengakses informasi
sumber belajar ataupun sebagai sarana penunjang kegiatan belajar dan berkaitan
dengan tugas. Seiring dengan perkembangan zaman teknologi semakin berkembang,
saat ini banyak platform yang dapat membantu pelaksaan pembelajaran daring seprti e-
learing, Google Clasroom, Edmodo, Moodle, Rumah belajar, dan bahkan platform
dalam bentuk video conference sudah semakin banyak diantaranya seperti Google
meet, Zoom, dan Visco Webex.

Pandemi covid 19 merupakan tantangan bagaimana kita menyikapinya dalam


melaksanakan kegiatan Pembelajaran, karena pola pembelajaran pada era pandemic
ini menggunakan daring. Kita dituntut untuk dapat mengondisikan atas terjadinya
fenomena ini. Bagaimana pembelajaran dapat berjalan lancar dan sukses di era
pandemic ini. Penggunaan teknologi oleh manusia dalam membantu menyelesaikan
pekerjaan merupakan hal yang menjadi keharusan dalam kehidupan. Perkembangan
teknologi ini juga harus diikuti dengan perkembangan pada Sumber Daya Manusia
(SDM). Manusia sebagai pengguna teknologi harus mampu memanfaatkan teknologi
yang ada saat ini, maupun perkembangan teknologi tersebut selanjutnya. Adaptasi
manusia dengan teknologi baru yang telah berkembang wajib untuk dilakukan melalui
pendidikan. Hal ini dilakukan agar generasi penerus tidak tertinggal dalam hal teknologi
baru. Dengan begitu, teknologi dan pendidikan mampu berkembang bersama seiring
dengan adanya generasi baru sebagai penerus generasi lama.

Oleh karena itu dengan adanya aturan untuk beraktivitas dari rumah seperti bekerja dari
rumah, belajar dari rumah, ibadah dari rumah dan seluruh kegiatan dilakukan dari
rumah, kegiatan – kegiatan inilah yang membutuhkan peran teknologi untuk melakukan
kegiatan – kegiatan tersebut. Peran teknologi pada masa Covid – 19 ini sangatlah
besar, contohnya saja seperti belajar dari rumah, pembelajaran ini dilakukan melalui
DARING atau dalam jaringan dengan memanfaatkan sebuah aplikasi atau web yang
biasa disebut dengan e-learning. E-learning ini sebagai payung dari segala jenis
pembelajaran. Ada beberapa defenisi e-learning sebagai berikut : “E-learning adalah
Pembelajaran yang disusun dengan tujuan menggunakan suatu sistem elektronik atau
juga komputer sehingga mampu untuk mendukung suatu proses
pembelajaran”(Michael, 2013:27). “E-learning adalah Suatu proses pembelajaran jarak
jauh dengan cara menggabungkan prinsip-prinsip didalam proses suatu pembelajaran
dengan teknologi” (Chandrawati, 2010). “E-learning adalah suatu sistem pembelajaran
yang digunakan sebagai sarana proses belajar mengajar yang dilaksanakan tanpa
harus bertatap muka dengan secara langsung antara pendidik dengan siswa/i
“(Ardiansyah).

Dari beberapa defenisi yang telah di paparkan diatas dapat disimpulkan bahwa e-
learning merupakan suatu proses pembelajaran jarak jauh yang berbasis elektronik
dengan memanfaatkan media jaringan komputer. Selain menggunakan e-learning
sebagai sarana pembelajaran dosen, guru siswa/i dan mahasiswa/i menggunakan
sarana media WhatshApp, Telegram dan video conference seperti Zoom, CloudX dan
lain -lain.

Dengan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sangat cepat
ini, kemungkinan isi tas siswa sekolah dasar juga akan beralih menjadi membawa
notebook atau tablet dengan akses internet, jam tangan pintar, smartphone, alat musik,
alat olahraga, dan tidak lupa juga bekal makan siang. Sehingga, guru harus
mengenalkan terlebih dahulu penggunaan benda-benda tadi dalam pembelajaran
dengan tepat dan benar. Guru dapat menggunakan laptop, proyektor LCD (liquid-crystal
display), PPT, DVD (digital versatile disc) pembelajaran, email, dan internet dalam
mempersiapkan dan melakukan proses pembelajaran.

Demikian bu, terima kasih.

Sumber :

file:///C:/Users/user/Downloads/622-1218-2-PB.pdf

file:///C:/Users/user/Downloads/138-Article%20Text-371-2-10-20201125.pdf

PermalinkTampilkan indukTanggapi
Sebagai balasan Kiriman pertama
Re: Diskusi.5 TIK dalam Pendidikan Dasar

oleh ETON 530047095 - Rabu, 21 April 2021, 06:15


Assalamualaikum Wr. Wb

Nama : Eton
NIM : 530047095

Baiklah saya akan menanggapi sesi ke 5 kali ini

Menurut Anda teknologi apa yang telah di gunakan dalam dunia pendidikan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan secara umum? Bagaimana dengan sistem
pendidikan di era pandemi? Apakah sangat bergantung dengan teknologi informasi dan
komunikasi? Jelaskan jawaban Anda.

Perkembangan teknologi informasi (TI) yang sangat pesat merupakan potensi untuk
meningkatkan kualitas pendidikan. Internet sebagai anak kandung dari teknologi
informasi menyimpan informasi tentang segala hal yang tidak terbatas, yang dapat
digali untuk kepentingan pengembangan pendidikan. Dengan internet belajar tidak lagi
dibatasi ruang dan waktu.
Keberadaan teknologi informasi bagi dunia pendidikan berarti tersedianya saluran atau
sarana yang dapat dipakai untuk menyiarkan program pembelajaran baik secara searah
maupun secara interaktif. Pemanfaatan teknologi informasi ini penting mengingat
kondisi geografis Indonesia secara umum berada pada daerah pegunungan yang
terpencar ke dalam banyak pulau-pulau. Dengan adanya teknologi informasi
memungkinkan diselenggarakannya pendidikan jarak jauh, sehingga memungkinkan
terjadinya pemerataan pendidikan di seluruh wilayah bumi Indonesia, baik yang sudah
dapat dijangkau transportasi darat maupun yang belum dapat dijangkau dengan
transportasi darat. Dengan demikian pemanfaatan teknologi informasi dalam pendidikan
mempunyai arti penting terutama dalam rangka pemerataan pendidikan dan
peningkatan kualitas serta efektifitas penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.
Melalui e-learning atau pembelajaran yang dilakukan dalam dunia maya adalah belajar
tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Belajar dapat dilakukan dimana saja dan
kapan saja. Belajar mandiri berbasis kreativitas peserta didik yang dilakukan melalui e-
learning mendorong peserta didik untuk melakukan analisa dan sintesa pengetahuan,
menggali, mengolah, dan memanfaatkan informasi, menghasilkan tulisan, informasi dan
pengetahuan sendiri. Peserta didik dirasang untuk melakukan eksplorasi ilmu
pengetahuan. E-learning dilakukan melalui jaringan internet, sehingga sumber belajar
bukan hanya guru, tetapi juga siapa saja yang ada diberbagai belahan dunia. Fasilitas
yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk belajar melalui elearning diantaranya:
e-book, e-library, interaksi dengan pakar, email, mailling list, news group, worl wide web
(www), dan lain-lain. Situs-situs yang menyediakan e-learning beberapa diantaranya
yaitu: pendidikan.net, educasi.net, ilmu komputer, fisika.net, fisikamu.net untuk fisika,
cascadeimei untuk matematika, plasa.com, pintar media.com dan banyak lagi situs
lainnya. Pelaksanaan e-learning dapat dilakukan oleh berbagai pihak. Perguruan tinggi
dan sekolah diharapkan mampu untuk menyelenggarakan e-learning sendiri. Secara
sederhana e-learning dapat dilaksanakan oleh guru dengan membuat situs sendiri atau
situs sekolah yang di-link dengan situs-situs yang berkaitan dengan pelajarannya. Situs
guru sekolah dapat diisi dengan materi pelajaran yang dapat divisualisasikan, tugas-
tugas dan evaluasi.
Dalam era pandemi ini, pembelajaran e-learning atau belajar dengan menggunakan
dunia maya sangatlah penting. Dikarenakan tidak dibolehkannya tatap muka oleh
pemerintah dan untuk mengurangi atau memutus rantai penyebaran virus covid-19,
pembelajaran yang dilangsungkan dalam dunia maya adalah cara yang sangat
membantu siswa agar tidak berhenti mendapatkan ilmu dari gurunya. Pembelajaran
menggunakan media sosial seperti whatsapp, google classroom, zoom dll adalah media
sosial yang sangat membantu pada saat ini. Tidak hanya itu, teknologi yang digunakan
saat ini juga dapat menjadi media pembelajaran yang diharapkan dapat merangsang
pikiran, perasaan, minat serta perhatian peserta didik sedemikian rupa sehingga proses
pembelajaran dapat terjadi. Para peneliti menemukan bahwa ada berbagai cara peserta
didik dalam memproses informasi belajar yang bersifat unik. Sebagian siswa lebih
mudah memproses informasi belajar secara visual, sebagian lain lebih mudah
memproses informasi melalui suara (auditorial), dan sebagian lain lebih mudah
memproses informasi belajar dengan cara melakukan sentuhan/praktek langsung atau
kinestetik
Teknologi informasi dengan komputer sebagai jantungnya telah memasuki berbagai
aspek kehidupan. Hampir semua bidang pekerjaan membutuhkan komputer. Pekerjaan
yang membutuhkan ketrampilan menggunakan komputer terbuka luas. Ketrampilan
menggunakan komputer merupakan salah satu kecakapan hidup yang sangat
dibutuhkan untuk bersaing dalam sistem ekonomi berbasis ilmu pengetahuan.
Pendidikan teknologi informasi mengandung kecakapan hidup yang dapat
dikembangkan baik specific life skill maupun general life skill. Kecakapan dalam
mengoperasikan komputer menggunakan program, baik aplikasi maupun bahasa
pemrograman merupakan kecakapan hidup yang bersifat vokasional. Sementara
ketrampilan menggali informasi internet pada internet, mengolah dan memanfaatkannya
merupakan general life skill.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penguasaan dan pemanfaatan teknologi saat ini
terutama karena pandemi sangatlah membantu dalam bidang pendidikan dan dapat
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Sehingga tidak ada lagi alasan bagi
pendidik untuk tidak memberikan ilmu kepada peserta didiknya dan tidak ada lagi
alasan bagi peserta didik untuk tidak belajar meskipun sekolah masih diliburkan karena
pandemi ini.

Demikianlah tanggapan saya pada sesi yang ke 5 ini, terimakasih.


Wassalamualaikum Wr. Wb
PermalinkTampilkan indukTanggapi

Sebagai balasan Kiriman pertama


Re: Diskusi.5 TIK dalam Pendidikan Dasar

oleh MARGARETHA SUGIYANTI 530047246 - Rabu, 21 April 2021, 10:51


Diskusi 5 Studi Komparatif Pendidikan Dasar di Berbagai Negara

Nama : Margaretha Sugiyanti


Nim : 530037246

Assalamuallaikum War Wab..Yang Terhormat, Bapak Dosen dan Rekan – Rekan


mahasiswa, semoga selalu sehat ,semangat dan dalam lindungan Allah SWT

Tugas diskusi
Pada pertemuan tuton 5 ini, Anda diminta untuk menganalisis Perkembangan Teknologi
Informasi dan Komunikasi di Pendidikan Dasar di Indonesia.
Menurut Anda teknologi apa yang telah di gunakan dalam dunia pendidikan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan secara umum? Bagaimana dengan sistem
pendidikan di era pandemi? Apakah sangat bergantung dengan teknologi informasi dan
komunikasi? Jelaskan jawaban Anda.

Jawaban

Teknologi yang digunakan dalam dunia pendidikan untuk meningkatkan kualitas


pendidikan secara umum.

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah memberikan dampak


yang sangat signifikan ke semua aspek kehidupan manusia. Perkembangan ini memiliki
dampak semakin terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan dari dan ke
seluruh dunia menembus batas, jarak, tempat, ruang dan waktu. Pengaruhnya pun
meluas keberbagai kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Pendidikan merupakan
suatu proses yang tujuannya untuk meningkatkan nilai social, budaya, moral dan
agama serta mempersiapkan peserta belajar menghadapi tantangan dan pengalaman
dalam kehidupan nyata. Untuk itu dalam pendidikan diperlukan proses pembelajaran
yang efektif dan efisien yang menjadikan peserta belajar dapat menyerap informasi dan
pengetahuan serta teknologi yang dipelajarinya sebagai bagian dari dirinya.
Teknologi menurut Smaldino (2008:12) pada hakikatnya adalah alat untuk
mendapatkan nilai tambah dalam menghasilkan produk yang bermanfaat. Teknologi
sekarang ini perkembangannya sudah sangat pesat. Alvin Toffler dalam Munir
(2011:29) menggambarkan perkembangan tersebut sebagai sebuah revolusi yang
berlangsung dalam tiga gelombang yaitu, gelombang pertama dengan munculnya
teknologi dalam pertanian, gelombang kedua munculnya teknologi industry dan
gelombang tiga munculnya teknologi informasi yang mendorong tumbuhnya
komunikasi. Ketiga perkembangan tersebut telah berhasil menguasai dan
mempengaruhi kehidupan manusia di dunia. Sehingga jika “gagap” teknologi maka
akan dapat tertinggal untuk memperoleh kesempatan untuk maju. Informasi dan
telekomunikasi telah memiliki peran yang amat sangat penting dan nyata, apalagi
masyarakat saat ini sedang menuju kepada masyarakat ilmu pengetahuan.
Teknologi merupakan solusi tepat bagi penyelesaian masalah dalam bidang
pendidikan. Pemanfaatan teknologi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi
akan mengatasi ketertinggalan perkembangan dari Negara maju.teknologi informasi
dan komunikasi bagi dunia pendidikan memberikan kontribusi untuk mempercepat
pemerataan kesempatan belajar dan meningkatkan mutu pendidikan, dengan cara
menyediakan informasi selengkap-lengkapnya agar mudah tersimpan dalam otak
peserta belajar yang sulit diatasi dengan cara-cara konvensional. Perkembangan
penggunaan teknologi informasi dalam dunia pendidikan antara lain melalui dua
tahapan. Tahapan pertama, adalah dengan penggunaan Audio Visual Aid (AVA) di
dalam kelas yang akan dapat mengembangkan kemampuan berpikir peserta belajar.
Tahapan kedua, penggunaan kompuetr dalam pendidikan. Kedua tahapan tersebut
memberikan perubahan yang berarti dalam proses pembelajaran. Menurut Rosenberg
dalam Surya (2006), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran
dalam proses pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke penampilan, (2) dari ruang kelas
ke di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke “on line” atau saluran, (4) fasilitas fisik ke
fasilitas jaringan kerja, (5) dari waktu siklus ke waktu nyata.

Sistem Pendidikan di era pandemi

Setelah munculnya wabah Covid-19 di belahan bumi, sistem pendidikan pun mulai
mencari suatu inovasi untuk proses kegiatan belajar mengajar. Terlebih adanya Surat
Edaran no. 4 tahun 2020 dari Menteri Pendidikan dan kebudayaan yang menganjurkan
seluruh kegiatan di institusi pendidikan harus jaga jarak dan seluruh penyampaian
materi akan disampaikan di rumah masing-masing.
Beberapa metode yang dapat dipakai, diantaranya :
1. Project Based Learning
Metode project based learning ini diprakarsai oleh hasil implikasi dari Surat Edaran
Mendikbud no.4 tahun 2020. Project based learning ini memiliki tujuan utama untuk
memberikan pelatihan kepada pelajar untuk lebih bisa berkolaborasi, gotong royong,
dan empati dengan sesama. Metode project based learning ini sangat efektif diterapkan
untuk para pelajar dengan membentuk kelompok belajar kecil dalam mengerjakan
projek, eksperimen, dan inovasi. Metode pembelajaran ini sangatlah cocok bagi pelajar
yang berada pada zona kuning atau hijau. Dengan menjalankan metode pembelajaran
yang satu ini, tentunya juga harus memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku.
2. Daring Method
Metode ini memanfaatkan jaringan online, dan bisa membuat para siswa kreatif
menggunakan fasilitas yang ada, seperti membuat konten dengan memanfaatkan
barang-barang di sekitar rumah maupun mengerjakan seluruh kegiatan belajar melalui
sistem online. Metode ini sangat cocok diterapkan bagi pelajar yang berada pada
kawasan zona merah. Dengan menggunakan metode full daring seperti ini, sistem
pembelajaran yang disampaikan akan tetap berlangsung dan seluruh pelajar tetap
berada di rumah masing-masing dalam keadaan aman.
3. Luring Method
Luring methode adalah model pembelajaran yang dilakukan di luar jaringan. Dalam
artian, pembelajaran yang satu ini dilakukan secara tatap muka dengan memperhatikan
zonasi dan protokol kesehatan yang berlaku. Metode ini sangat pas buat pelajar yang
ada di wilayah zona kuning atau hijau terutama dengan protokol ketat new normal.
Dalam metode yang satu ini, siswa akan diajar secara bergiliran (shift model) agar
menghindari kerumunan. Model pembelajaran Luring ini disarankan oleh Mendikbud
untuk memenuhi penyederhanaan kurikulum selama masa darurat pendemi ini. Metode
ini dirancang untuk menyiasati penyampaian kurikulum agar tidak terlalu sulit saat
disampaikan kepada siswa. Selain itu, pembelajaran yang satu ini juga dinilai cukup
baik bagi mereka yang kurang atau tidak memiliki sarana dan prasarana yang
mendukung untuk sistem daring.
4. Home Visit Method
Home visit merupakan salah satu opsi pada metode pembelajaran saat pandemi ini.
Metode ini mirip seperti kegiatan belajar mengajar yang disampaikan saat home
schooling. Jadi, pengajar mengadakan home visit ke rumah pelajar dalam waktu
tertentu. Dengan demikian, materi yang akan diberikan kepada siswa bisa
tersampaikan dengan baik, karena materi pelajaran dan tugas langsung terlaksana
dengan baik dibawah bimbingan guru.
5. Integrated Curriculum
Metode ini akan lebih efektif bila merujuk pada project base, yang mana setiap kelas
akan diberikan projek yang relevan dengan mata pelajaran terkait. Dalam metode ini
tidak hanya melibatkan satu mata pelajaran saja, namun juga mengaitkan materi
pembelajaran dari mata pelajaran lainnya. Dengan menerapkan metode ini, selain
pelajar yang melakukan kerjasama dalam mengerjakan projek, guru lain juga diberi
kesempatan untuk mengadakan team teaching dengan guru pada mata pelajaran
lainnya. Integrated curriculum bisa diaplikasikan untuk seluruh pelajar yang berada di
semua wilayah, karena metode ini akan diterapkan dengan sistem daring. Jadi
pelaksanaan integrated curriculum ini dinilai sangat aman bagi pelajar.
6. Blended Learning
Metode blended learning adalah metode yang menggunakan dua pendekatan
sekaligus. Dalam artian, metode ini menggunakan sistem daring sekaligus tatap muka
melalui video converence. Jadi, meskipun pelajar dan pengajar melakukan
pembelajaran dari jarak jauh, keduanya masih bisa berinteraksi satu sama lain. Metode
ini efektf untuk meningkatkan kemampuan kognitif para pelajar.
Mengingat wabah pandemi covid-19 yang tidak tahu pasti kapan berakhirnya, metode
pembelajaran tersebut diatas bisa dijadikan opsi untuk para peserta didik, guru dan
sekolah agar kegiatan belajar mengajar dapat tetap berlangsung.

Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai media pembelajaran


sudah merupakan suatu tuntutan. Walaupun perancangan media berbasis TIK
memerlukan keahlian khusus, bukan berarti media tersebut dihindari dan ditinggalkan.
Media pembelajaran berbasis TIK dapat berupa internet, intranet, mobile phone,dan CD
Room/Flash Disk. Kemajuan Teknologi Informasi telah mendorong terjadinya banyak
perubahan, termasuk dalam bidang pendidikan yang melahirkan konsep e-learning.
Dengan e-learning, pelaksanaan pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. E-
learning memungkinkan peserta didik untuk aktif dan kreatif. E-learning memberikan
para peserta didik, pendidik, dan pengelola pendidikan dapat mengambil banyak
manfaat, di antaranya fleksibilitas program dan bahan pembelajaran dapat dibuat lebih
menarik dan berkesan. Integrasi teknologi informasi pada pendidikan akan
meningkatkan kualitas pembelajaran. Dampak ikutan dengan integrasi teknologi
informasi pada pendidikan adalah mendorong percepatan computer literacy pada
masyarakat Indonesia.

Demikian jawaban yang dapat saya sampaikan, mohon bimbingan dan petunjuknya.
Terima kasih.
Wassalamuallaikum War Wab.

Daftar Pustaka
Andayani,(2011), Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran, Jakarta,
Universitas Terbuka Diat Prasojo Latif dan Riyanto, (2011), Teknologi Ionformasi
Pendidikan, Yogyakarta, Penerbit Gava Media. Hamalik, Oemar, (2005), Proses Belajar
Mengajar, Jakarta, PT Bumi Aksara Marida, dkk.(2011), Komputer dan Media
Pembelajaran, Jakarta, Penerbit Universitas Terbuka. Rahmasari, G. dan Rismiati, R.,
(2013), E-learning Pembelajaran Jarak Jauh untuk SMA, Bandung, Penerbit Yrana
Widya Salma
PermalinkTampilkan indukTanggapi

Sebagai balasan Kiriman pertama


Re: Diskusi.5 TIK dalam Pendidikan Dasar

oleh FENI KARNITA 530047214 - Rabu, 21 April 2021, 23:30


Assalamualaikum wr wb,
Saya akan tanggapi pada diskusi sesi 5 ini

Anda diminta untuk menganalisis Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi


di Pendidikan Dasar di Indonesia.
Menurut Anda teknologi apa yang telah di gunakan dalam dunia pendidikan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan secara umum? Bagaimana dengan sistem
pendidikan di era pandemi? Apakah sangat bergantung dengan teknologi informasi dan
komunikasi? Jelaskan jawaban Anda.
Seperti yang sudah diketahui bahwa teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
membawa banyak manfaat di berbagai bidang. TIK juga sangat berperan dalam bidang
pendidikan yang artinya dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga
kesejahteraan negara pun turut maju. Jadi, apa saja peranan teknologi informasi dan
komunikasi bagi pendidikan tersebut?
1. Sebagai Infrastruktur Pembelajaran
TIK sangat berperan sebagai infrastruktur pembelajaran di mana bahan ajar tersedia
dalam format digital dengan begitu proses belajar bisa dilakukan di mana saja dan
kapan saja. Para murid tidak harus terpaku belajar pada tempat dan waktu yang telah
ditentukan. Saat senggang dan sedang berada di tempat umum, mereka tetap bisa
belajar melalui gadget mereka.
2. Sebagai Sumber Bahan Ajar
Kini sumber bahan ajar para tenaga pendidik tidak hanya bisa didapat dari buku saja.
TIK juga bisa dijadikan sebagai sumber bahan ajar yang mengikuti perkembangan
zaman. Ada banyak bahan ajar yang bisa didapat dari seluruh belahan dunia sehingga
ilmu yang didapat pun lebih banyak.
3. Sebagai Alat Bantu dan Fasilitas Pembelajaran
Tidak lagi menggunakan papan tulis dan kapur, kini proses belajar-mengajar telah
didukung oleh TIK. Sebagai alat bantu dan fasilitas pembelajaran, TIK akan membuat
proses belajar-mengajar jadi lebih inovatif dan menyenangkan. Cara tersebut juga
dikenal efektif karena lebih modern. Untuk itu para tenaga pendidik juga wajib untuk
mengikuti perkembangan teknologi supaya bisa mengajar sesuai tren yang sedang
berkembang. Para murid pun bisa mengeksplorasi ilmu pengetahuan dengan lebih luas
dan secara mandiri.
4. Sebagai Skill dan Kompetensi
Penggunaan TIK harus proporsional. Maksudnya adalah TIK bisa masuk ke semua
lapisan masyarakat tapi disesuaikan dengan porsinya masing-masing. Jangan sampai
TIK untuk masyarakat berpendidikan universitas diberikan kepada masyarakat
pedesaan yang rata-rata memiliki latar belakang pendidikan rendah.
5. Sebagai Sumber Informasi Penelitian
Proses penelitian dalam dunia pendidikan jadi lebih mudah dilakukan berkat adanya
TIK sebagai sumber informasi. Keberadaan TIK juga membuat penelitian seseorang
jadi bisa dimanfaatkan dan diketahui oleh orang lain. Hal tersebut akan berguna untuk
mencegah terjadinya penelitian yang serupa.
6. Sebagai Media Konsultasi
Internet banyak dimanfaatkan sebagai media berkonsultasi dengan pakar yang berada
di tempat lain. Baik tenaga pendidik maupun pelajar sama-sama bisa
memanfaatkannya untuk mendukung kegiatan belajar mereka langsung dari pakarnya
tanpa harus mengeluarkan biaya mahal.
7. Sebagai Media Belajar Online
Belajar bisa dilakukan di mana saja, termasuk secara online menggunakan internet.
Banyaknya website, blog, forum, atau aplikasi yang kini banyak tersedia di internet
membuat siapa saja bisa belajar secara online. Contohnya saja ada perpustakaan
online, yaitu perpustakaan dalam bentuk digital yang menggunakan internet sebagai
wadahnya. Siapapun bisa mengakses sumber-sumber ilmu dengan cara mudah tanpa
dibatasi jarak dan waktu. Ada juga diskusi online dari forum-forum yang terbentuk di
internet yang membuat siapapun bisa berdiskusi dan bertukar pendapat dengan orang-
orang yang tergabung dalam forum tersebut.

Mengetahui banyaknya peranan teknologi informasi dan komunikasi di bidang


pendidikan tentunya bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang akan
berdampak pada kemajuan suatu negara. Diperlukan tingkat kesadaran untuk mau
menerima kemajuan teknologi dari semua lapisan masyarakat, terutama tenaga
pendidik dan pelajar sebagai generasi penerus bangsa. Semoga semua manusia bisa
memanfaatkan kemajuan teknologi dengan sebaik-baiknya guna mendatangkan
manfaat yang banyak bagi manusia itu sendiri maupun lingkungan sekitarnya.
pembelajaran online sebagai kesempatan mentransformasi pendidikan kita. Ada
beberapa langkah yang dapat menjadi renungan bersama dalam perbaikan sistem
pendidikan kita khususnya terkait pembelajaran daring:
Pertama, semua guru harus bisa mengajar jarak jauh yang notabene harus
menggunakan teknologi. Peningkatan kompetensi pendidik di semua jenjang untuk
menggunakan aplikasi pembelajaran jarak jauh mutlak dilakukan. Memang jumlahnya
sangat banyak, untuk memastikan sekitar 3 jutaan guru di Indonesia memiliki
kompetensi yang memadai dalam memanfaatkan teknologi tentu bukan perkara mudah.
kompetensi minimal TIK guru level 2 harus segera diwujudkan termasuk kemampuan
melakukan vicon (video conference) dan membuat bahan ajar online. Level 2 ini
merupakan pengelompokan komptensi TIK guru yang ideal berdasarkan Teacher ICT
Competencies Framework oleh UNESCO. Level tertinggi adalah level 4 dimana guru
sudah mampu menjadi trainer bagi guru yang lain. Jika kompetensi guru sudah level2,
maka guru akan mampu menyiapkan sistem belajar, silabus dan metode pembelajaran
dengan pola belajar digital atau online.
Pemerintah tidak harus sendiri, upaya menggandeng banyak pihak penyedia portal
daring sangat tepat dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Namun
leading sektor urusan kebijakkan pembelajaran daring harus dikendalikan dibawah
kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kedua, pemakaian teknologipun juga tidak asal-asalan, ada ilmu khusus agar
pemanfaatan teknologi dapat menjadi alat mewujudkan tujuan Pendidikan yakni
teknologi Pendidikan (TP). Pembelajaran online tidak hanya memindah proses tatap
muka menggunakan aplikasi digital, dengan disertai tugas-tugas yang menumpuk. Ilmu
teknologi pendidikan mendesain sistem agar pembelajaran online menjadi efektif,
dengan mempertimbangkan tujuan pendidikan secara khusus. Prinsip-prinsip
pemanfaatan teknologi yang harus menjadi acuan guru dalam meamanfaatkan
teknologi yaitu mampu menghadirkan fakta yang sulit dan langka ke dalam kelas,
memberikan ilustrasi fenomena alam dan ilmu pengetahuan, memberikan ruang gerak
siswa untuk bereksplorasi, memudahkan interaksi dan kolaborasi antara siswa-guru
dan siswa-siswa, serta menyediakan layanan secara individu tanpa henti. Namun
sangat sedikit guru yang memahami prinsip-prinsip diatas. Hal ini menuntut stakeholder
terkahit utamanya para Pengembang Teknologi Pembelajaran harus lebih banyak
berinovasi dan mencari terobosan pembelajaran di masa darurat seperti Covid-19 saat
ini.
Ketiga, pola pembelajaran daring harus menjadi bagian dari semua pembelajaran
meskipun hanya sebagai komplemen. Intinya supaya guru membiasakan mengajar
online. Pemberlakuan sistem belajar online yang mendadak membuat sebagian besar
pendidik kaget. Ke depan, harus ada kebijakan perubahan sistem untuk pemberlakuan
pembelajaran online dalam setiap mata pelajaran. Guru harus sudah menerapkan
pembelajaran berbasis teknologi sesuai kapasitas dan ketersediaan teknologi. Inisiatif
kementerian menyiapkan portal pembelajaran daring Rumah Belajar patut didukung
meskipun urusan daring saat covid 19 yang memaksa siswa dan guru menjalankan
aktifitas di rumah tetap perlu dukungan penyedia layanan daring yang ada di Indoesia
Empat, guru harus punya perlengkapan pembelajaran online. Peralatan TIK minimal yg
harus dimiliki guru adalah laptop dan alat pendukung video conference. Keberadaan
pernagkat minimal yang harus dimiliki guru sangat perlu dipikirkan Bersama baik
pemerintah kab/kota, provinsi dan pusat termasuk ortang tua untuk sekolah yang
diselenggarakan oleh masyarakat. Sudah banyak fintech yang bergerak dibidang
pemberian bantuan pengadaan perangkat teknologi baik untuk siswa, guru maupun
sekolah.
lima, ketimpangan infrastruktur digital antara kota besar dan daerah harus dijembatani
dengan kebijakan teknologi afirmasi untuk daerah yang kekurangan. Akses internet
harus diperluas dan kapasitas bandwithnya juga harus ditingkatkan. Pemerintah
Indonesia sudah berhasil membangun infrastruktur komunikasi Palapa Ring yang
diresmikan Bapak Presiden Joko Widodo di akhir tahun 2019 menjadi tulang punggung
infrastruktur digital dari Aceh hingga Papua. Tapi, jangkauan akses harus diperluas
agar sebanyak mungkin sekolah, pendidik dan siswa merasakan manfaatnya.
Pandemi Covid-19 memang menjadi efek kejut bagi kita semua. Dunia seolah
melambat dan bahkan terhenti sejenak. Negara-negara besar dan modern terpukul
dengan sebaran Virus Corona yang cepat, mengakibatkan ribuan korban meninggal
yang tersebar di berbagai negara. Indonesia mendapatkan banyak tantangan dari
Covid-19 ini, yang membuat kita semua harus bersama-sama saling menjaga. Kelima
isu penting diatas akan menjadi penentu seberapa cepat kita akan mampu meratakan
kurva kecemasan siswa, guru, kepala sekolah, orang tua, dan kita semua.
Di tengah pandemi Covid-19 ini, sistem pendidikan kita harus siap melakukan lompatan
untuk melakukan transformasi pembelajaran daring bagi semua siswa dan oleh semua
guru. Kita memasuki era baru untuk membangun kreatifitas, mengasah skill siswa, dan
peningkatan kualitas diri dengan perubahan sistem, cara pandang dan pola interaksi
kita dengan teknologi.

Sumber : https://www.timesindonesia.co.id/read/news/261667/pembelajaran-online-di-
tengah-pandemi-covid19-tantangan-yang-mendewasakan

https://www.baktikominfo.id/en/informasi/pengetahuan/peranan_teknologi_informasi_da
n_komunikasi_di_bidang_pendidikan-681

Demikian dan terimakasih


Wasalamualaikum wr wb,

PermalinkTampilkan indukTanggapi
Sebagai balasan Kiriman pertama
Re: Diskusi.5 TIK dalam Pendidikan Dasar

oleh NURCAHAYA LUBIS 530047436 - Kamis, 22 April 2021, 07:37


Nama Nurcahaya Lubis
Nim:530047436
salam buat tutor terhormat dan teman-teman sekalian
berikut tanggapan saya mengenai Analisis TIK di Indonesia
Pengertian Teknologi Informasi Komunikasi
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mempunyai pengertian dari dua aspek, yaitu
Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi Menurut Bambang
Warsita (2008) Teknologi Informasi adalah sarana dan prasarana (hardware, software,
useware) sistem dan metode untuk memperoleh, mengirimkan, mengolah, menafsirkan,
menyimpan, mengorganisasikan dan menggunakan data secara bermakna. Teknologi
informasi mempunyai pengertian luas yang meliputi segala hal yang berkaitan dengan
proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi.
Teknologi Komunikasi mempunyai pengertian segala hal yang berkaitan dengan
penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang
satu kelainnya. Karena itu, Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah suatu padanan
yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala aspek yang
terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan
informasi antar media menggunakan teknologi tertentu.
Secara singkat, TIKdapat diartikan sebagai perangkat teknologi yang digunakan dalam
pengolahan data, penyusunan, penyimpanan, serta manipulasi data melalui berbagai
cara untuk memproses dan menyampaikan informasi yang berkualitas. TIK menyatukan
komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video.Contoh
dari Teknologi Informasi bukan hanya berupa computer pribadi, tetapi juga telepon, TV,
peralatan rumah tangga elektronik, dan peranti genggam modern (misalnya
ponsel).Pengolahan penyimpanan dan penyebaran vocal, informasi bergambar, teks
dan numerik oleh mikroelektronika berbasis kombinasi komputerisasi dan
telekomunikasi.Istilah dalam pengertian modern pertama kali muncul dalam sebuah
artikel 1958 yang diterbitkan dalam Harvard Business Review, dimana penulis Leavitt
dan Whister berkomentar bahwa “teknologi baru belum memiliki nama tunggal yang
didirikan.Kita akan menyebutnya teknologi informasi (TI)”.Beberapa bidang modern dan
muncul setelah teknologi informasi adalah generasi berikutnya yakni teknologi web,
bioinformatika, “Could Computing”, sistem informasi global, skala besar basis
pengetahuan, dan lain–lain.
Berbagai teknologi masa kini dikembangkan berbasis TIK yang menyebabkan sebagian
besar manusia telah menganggap TIK sebagai kebutuhan mendasar dan bagian
hidupnya.Dampak TIKnampak secara signifikan dalam berbagai kehidupan manusia,
terutama dibidang informasi dan komunikasi.TIK memberikan kemudahan aktivitas
komunikasi dan menjadikan segala hal menjadi instan.Proses penyampaian dan
penerimaan pesan menjadi lebih cepat dan mudah. Setiap indiividu dapat mengakses
berbagai informasi yang dibutuhkan dengan mudah dan saling bertukar informasi dan
berkomunikasi satu dengan lainnya dalam jarak yang berjauhan secara cepat dan
efisien.Dalam dunia bisnis, TIK dapat membantu mengurangi dan menghemat biaya
pemasaran, misalnya dengan adanya e-commerce yang mengubah pola bisnis dunia
dan memberikan peluang pelaku usaha memperluas usahanya dengan mudah dan
modal yang relatif jauh lebih murah.Perkembangan TIK juga meningkatkan peluang dan
diversifikasi karir bagi masyarakat luas. Adanya trend jejaring sosial, situs web dan
berbagai aplikasi memunculkan profesi baru seperti user-interface designer, yang
bekerja merancang tampilan visual, atau manajer social media yang berfungsi
menciptakan image/citra diri yang positif. Demikian halnya dalam dunia pendidikan,
eksistensi TIK tidak dapat dielakkan, TIK bahkan telah memainkan peran cukup
strategis baik khsuusnya dalam hal inovasi pembelajaran, misalnya penerapan e-
learning atau sistem pembelajaran multimedia berbasis TIK yang memenuhi tuntutan
perkembanagan serta kebutuhan dan karakter peserta didik.

Perkembangan Teknologi TIK di Indonesia


Perkembangan teknologi TIK di Indonesia bertonggak dari peluncuran Satelit Palapa
pada 9 Juli 1976 yang memudahkan arus komunikasi dan teknologi.Setelah itu
dilanjutkan dengan perkembangan jaringan sellular, yaitu GSM pertama di Indonesia,
yakni sebuah komunikasi bergerak yang tergolong dalam generasi kedua.
Sejarah perkembangan teknologi di Indonesia terutama pengenlaan awal yang terjadi
sekitar 1970-1972-an melibatkan perguruan tinggi yakni Fakultas Ilmu Komputer
Pendidikan Indonesia (UI), sebagai salah satu perguruan tinggi pelopor pengenalan
teknologi dengan menerapkan kegiatan operasional komputasi khususnya di
lingkungan PUSLIKOM UI pada 1972-1975. Pada ssat yang sama, UI mengirim dua
orang staf PUSLIKOM ke Amerika Serikat untuk melanjutkan studi tentang komputer
disusul empat orang lainnya pada 1975-1986. Pada 1984, beberapa jaringan teknologi
informasi di Indonesia mulai terhubung ke internet melalui jaringan UI-net.Jaringan
internet Indonesia pada saat itu berjalan di atas protokol UUC, sedangkan umumnya
menggunakan TCP/IP.Domain .id sudah muncul dan diakui pada tahun ini.
Mulai 1986 hingga 1993 PUSLIKOM UI ditunjuk Depdikbud sebagai salah satu Pusat
Antar Universitas (PAU) dalam bidang komputer. Implkasinya, terbentuk jaringan yang
menghubungkan kampus- kampus besar Indonesia, mulai UI, ITB, UGM, ITS, UNHAS,
Universitas Terbuka dan Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Depdikbud. Jaringan besar ini
disebut UNINET. Jaringan yang dibuat dengan bantuan dari luar negeri ini
menggunakan infrastruktur jaringan telepon kabel konvensional, SKDP milik PT
Indosat, serta SKDP via satelit (pack satnet). Ada 4 buah server yang dibuat dan
ditempatkan di lokasi ITB, UI, UGM, dan ITS.
Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki perhatian besar terhadap penggunaan
TIKyang diyakini dapat meningkatkan daya kompetisi bangsa.Keputusan Presiden No
50 Tahun 2000 tentang pembentukan Team Telematika Indonesia merupakan salah
satu bentuk komitmen pemerintah dalam pengembangan dan penggunaan TIK.Team
yang terdiri atas Menteri Kabinet termasuk Menteri Pendidikan ini bertugas menyusun
kebijakan dalam bidang telematika, memutuskan fase dan prioritas pembangunan
bidang telematika dan penggunaannya di Indonesia, melakukan monitoring dan kontrol
implementasi teknologi telematika di Indonesia, dan melaporkan pembangunan
telematika di Indonesia kepada presiden.
Sangat disadari bahwa keberhasilan pembangunan dan penerapan teknologi TIK
sangat ditentukan oleh ketersediaan sarana infrastuktur memuat penyediaan akses
yang mudah, jaminan ketersediaan informasi dan subjek.Untuk memenuhi ketiga aspek
ini, maka sumber daya manusia yang berkualifikasi sangat memerlukan perhatian
prioritas dan menjadi kebutuhan utama. Meskipun demikian,jika dibandingkan dengan
negara-negara berkembang lainnya, bahkan negara-negara tetangga seperti
Singapura, Malaysia, Thailand dan lainnya, teknologi dan penggunaan TIKsecara
umum masih tergolong tertinggal.
Pemanfaatan TIK Bidang Pendidikan.
Pengaruh implemetasi teknologi TIKtidak hanya menyentuh dunia industri dan bisnis,
melainkan lebih-lebih dunia pendidikan.Menilik sejarah era awal perkembangan dan
penggunaan TIK, peran perguruan tinggi justru sangat dominan.Untuk mendukung
pembanguan bidang pendidikan, pemerinah melalui Tim Telematika yang diketuai dan
dikoordinir oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara melalui Surat Keputusan No.
133/M.PAN/5/2001 menetapkan Rencana Aksi Lima Tahun Pengembangan dan
Implementasi Teknologi Informasi dan Komunikasi di Indonesia. Rencana aksi tersebut
memuat Perencanaan Implemetasi Penggunaan Telematika dibidang pendidikan
periode 2001 sampai dengan 2005, terdiri atas:
1. Membangun kolaborasi antara industri TIK dengan institusi pendidikan melalui
pelatihan dan kolaborasi penelitian dan pengembangan (research and development),
dan menemukan kerjasama bagi pengembangan keterampilan dan kapasitas,
2. Mengembangkan dan mengimplementasikan kurikulum TIK,
3. Memanfaatkan TIK sebagai bagian esensial dari kurikulum dan media pembelajaran
di sekolah, perguruan tinggi, dan lembaga pelatihan,
4. Melaksanakan program belajar jarak jauh melipti partisipasi dalam pengembangan
belajar dan jaringan,
5. Memfasilitasi penggunaan internet secara lebih efisien dalam proses belajar
mengajar.
Berdasarkan rencana aksi tersebut, dapat diketahui bahwa program pengebangan dan
implementasi TIK ditekankan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia
khususnya yang terkait dengan penyediaan dan perluasan pendidikan sumber daya
manusia bidang TIKyang mampu bersaing dalam dunia global.
Pemanfaatan teknologi TIKdalam dunia pendidikan salah satunya melalui pencanangan
Program Pembelajaran Berbasis TIK oleh Depdiknas pada 1999. Program TIKdi
Depdiknas dimulai melalui program:
· Jaringan Internet (Jarnet), tahun 2000
· Jaringan Informasi Sekolah (JIS), tahun 2001-2002
· Wide Area Network Kota (WAN Kota), tahun 2002-2003
· Information and Communication Technology Center (TIK Center), tahun 2004-2006
· Indonesia Higher Education Network (Inherent), tahun 2006-2007
· Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas), tahun 2006-2008
· South East Asian Education Network (SEA EduNet), tahun 2008
Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran dilakukan melalui berbagai upaya, sebagai
berikut:
1. E-learning
Semenjak 2002, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom)
bekerjasama dengan Direktorat Pendidikan Menengah dan Direktorat Pendidikan Tinggi
mengembangkan sebuah program yang disebut ‘e-dukasi’.Tujuan program ini adalah
untuk meningkatkan kualitas pendidikan pada jenjang pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi melalui pemanfaatan TIK. Disamping kedua direktorat, pusat
Pustekkom juga memperoleh sokongan PT Telkom, Kantor Research dan Aplikasi
Teknologi, Asosiasi Penyedia Layananan Internet Indonesia, Jaringan Informasi
Sekolah, Detic.com, dan TIK Watch.
Pada tahap awal, materi pembelajaran dikembangkan untuk beberapa subjek seperti
Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Elektronik, dan Teknologi Informasi.

2. Perkuliahan online (Online courses)


Beberapa perguruan tinggi menyediakan perkuliahan berbasis internet, diawal
penerapannya salah satunya adalah Universitas Kristen Petra Surabaya.
3. Tutorial online (Online tutorials)
Salah satu penggunaan TIK di perguruan tinggi, khsuusnya yang melaksanakan
program belajar jarak jauh, adalah untuk aktivitas tutorial.Sebagaimana dilakukan oleh,
salah satunya, Universitas Terbuka Indonesia.
4. Kerjasama penelitian (Joint research)
TIK merupakan media yang mampu memfasilitasi kolaborasi sehingga joint research
dapat dilakukan. Salah satu bentuk kolaborasi penelitian (joint research) bidang
implementasi TIK adalah yang melibatkan perguruan tinggi yang terdiri atas Institut
Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Gajad Mada, dan Universitas
Diponegoro.
5. Perpustakaan elektronik (Electronic library)
Saat ini, telah berkembang dan diterapkan jaringan perpustakaan elektronik (Digital
Library) oleh baik Perpustakaan Pusat maupun Perpustakaan Program Pascasarjana
berbagai perguruan tinggi di indonesia yang memberikan kemudahan akses ilmu
pengetahuan dan informasi yang dibutuhkan oleh mahasiswa. Perpustakaan digital
pertama kali diterapkan oleh ITB, Projek Pengembangan Perguruan Tinggi Indonesia
Timur Tenggara (Eastern Indonesia Universities Development Project/ the CIDA
Project), Universitas Brawijaya MalangUniversitas Muhammadiyah Malang, IAIN
Jakarta atas dukungan McGill University Canada dan Pusat Bank Data LIPI Jakarta.
Jaringan Perpustakaan Digital Indonesia dimaksudkan untuk mendukung upaya
peningkatan kualitas output/lulusan perguruan tinggi, meningkatkan sharing informasi
antar perguruan tinggi dan institusi research di Indonesia.
6. Pembelajaran berbasis komputer (Computer assisted instruction)
Pembelajaran berbasis computer merupakan program pembelajaran bersifat off-line
sehingga dengan sistem ini, akses internet tidak dibutuhkan.Pustekkom telah
mengembangkan materi pembelajaran berbasis computer untuk berbagai
subjek.Pembelajaran tersebut bersifat interaktif dimana peserta didik mampu belajar
secara mandiri dengan sedikit mungkin bantuan dari guru/dosen.
7. Penggunaan siaran radio dan televise dalam bidang pendidikan
Ada tiga pendekatan umum pada penggunaan radio dan televise dalam bidang
pendidikan: (1) pengajaran langsung, dimana program siaran mengganti guru yang
bersifat temporer; (2) penyiaran sekolah, dimana program penyiaran
memberikan/menyediakan sumber-sumber pengajaran dan pembelajaran; da (3)
program pendidikan umum pada stasiun lokal, nasionall dan internasional yang
menyediakan/memberikan kesempatan pendidikan informal.
Interactive Radio Instruction (IRI) merupakan contoh pengajaran kelas langsung yang
berdurasi selama 20-30 menit, termasuk latihan pembelajaran di kelas yang dilakukan
setiap hari.Pelajaran melalui radio, yang dikembangkan seputar tujuan pembelajaran
khusus ilmu matematika, pengetahuan, kesehatan dan bahasa menurut kurikulum
nasional dimaksudkan untuk memperbaiki kualitas pengajran kelas dan berperan
sebagai bantuan reguler dan terstruktur pada guru yang sangat minim dengan pelatihan
dan sumber-sumber yang sangat kurang memadai”. Projek IRI diimplementasikan di
Amerika Latin dan Afrika. Di Asia, IRI pertama kali diimplementasikan di Thailand pada
tahun 1980; di Indonesia, Pakistan, Banglades dan Nepal pada tahun 1990an.Riset
ektensif di seluruh dunia menunjukkan bahwa projek IRI berdampak positif pada hasil
pembelajaran dan pemerataan pendidikan.
Telesecundaria di Meksiko merupakan contoh lain pengajaran kelas langsung yang
menggunakan siaran televisi. Program ini diluncurkan di Meksiko pada tahun 1968
sebagai strategi cost-effective untuk mengembangkan pendidikan sekolah menengah di
komunitas kecil dan jauh.
Di Asia, 44 radio dan TV universitas di Cina (yang meliputi China Central Radio dan
Television University), Universitas Terbuka di Indonesia, dan Indira Ghandi National
Open University menggunakan radio dan televisi, baik untuk pengajaran langsung dan
untuk siaran sekolah untuk menjangkau populasi yang lebih besar. Berkaitan dengan
institusi ini, siaran disertai dengan materi cetak dan kaset audio.
General educational programming terdiri dari berbagai tipe program(program baru,
program dokumenter, quiz show, kartun pendidikan, dan lain sebagainya) yang
menyajikan kesempatan pendidikan nonformal untuk semua tipe siswa. Dalam suatu
pengertian, program radio atau televisi dengan nilai infromasi dan pendidikan
merupakan tipe grogram tersebut.
8. Teleconferensi
Teleconferencing mengacu pada komunikas interaktif elektronik antara dua orang di
dua tempat atau lebih yang berbeda. Berdasarkan sifat dan tingkat interaktif dan
keunggulan teknologi, ada empat tipe teleconferencing, yaitu 1) audioconferencing; 2)
audio-graphic conferencing, 3) videoconferencing; dan 4) Web-based conferencing.
Audioconferencing melibatkan pertukaran pesan suara melalui jaringan telepon. Teks
dan image seperti grafik, diagram atau gambar dapat ditukar dengan pesan suara, yang
dinamakan audiographic conferenecing. Videoconferencing menghasilkan petukaran
tidak hanya suara dan grafik tetapi juga menggerakkan image. Teknologi tidak hanya
menggunakan jaringan telepon tetapi juga jaringan satelit atau jaringan televisi
(siaran/kabel). Web-based conferencing melibatkan transmisi teks, dan grafik, radio dan
media visual melalui Internet; conferencing ini menggunakan komputer dengan browser
dan komunikasi berupa synchronous dan asynchronous.
Teleconferencing digunakan dalam konteks pembelajaran formal dan non-formal untuk
memudahkan diskusi antara guru dan siswa, dan siswa dengan siswa, juga untuk
mengakses para ahli dan sumber-sumber lain dari jarak jauh. Dalam open and distance
learning, teleconferencing merupakan suatu alat yang bermanfaat untuk memberikan
pelajaran langsung. Jaringan audio-graphic teleconferencing bertujuan untuk
pendidikan yang berkelanjutan.
9. Pengajaran berbasis computer dan internet
Belajar denga computer dan internet menggabungkan belajar alat teknologi tersebut
dengan belajar dengan teknologi tersebut.Belajar dengan computer melibatkan
pembelajaran keterampilan teknologi “just-in-time” atau ketika siswa perlu
mempelajarinya atau aktivitas terkait dengan kurikulum. Misalnya, siswa sekolah
lanjutna yang harus menyajikan laporan tentang penggunaan ekspresi bahasa Inggris
oleh pedangan kaki lima di daerah wisata Senggigi dapat memulai dengan melakukan
riset online, menggunakan program spreadsheet dan database untuk membantu
menyusun dan menganalisis data yang telah mereka kumpulkan, dan menggunakan
aplikasi word processing untuk mempersiapkan laporan.
Banyak perguruan tinggi yang menawarkan proses pendidikan jarak jauh menggunakan
internet. Vistual University of Menterrey Institute of Technology di Meksiko
menggunakan kombinasi materi cetak dan rekaman siaran langsung dan internet untuk
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa si seluruh Meksiko dan di beberapa
negara Amerika Latin.
Di University of the Philippines Open University (UPOU), materi pelajaran masih
didominasi materi cetak tetapi tutorial online menggunakan alternative lain, yaitu face-
to-face tutorials khususnya bagi siswa-siswa yang enggan untuk dating ke pusat-pusat
pembelajaran UPOU.

TIK dalam Kurikulum Pembelajaran


TIK dalam pembelajaran dikenal dengan teknologi pendidikan, UNESCO secara resmi
menggunakan istilah ICT yang kemudian diadopsi kedalam bahasa Indonesia menjadi
teknologi informasi dan komunikasi atau TIK (Surjono, 2010). Khusus dalam bidang
pendidikan, menurut Bambang Sudibyo (2007), TIK dikemukakan dalam UU Sisdiknas
No. 20/2003 pasal 35 ayat 1 dan pasal 40 standar sarana dan prasarana sekolah yang
salah satunya termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Demikian juga dalam pemerataan dan perluasan akses pendidikan sesuai dengan
Renstra Pendidikan Nasional tahun 2005-2009, kegiatan prioritas pencapaian sasaran
disebutkan pemanfaatan TIK sebagai media pembelajaran jarak jauh. Selain itu dalam
rangka peningkatan mutu, relevansi dan daya saing maka diharapkan ada penerapan
TIK dalam pembelajaran.
Upaya implementas TIK yang lebih konkret telah dilakukan melalui integrasi
pembelajaran TIK dalam kurikulum yakni Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dengan istilah TIK, sehingga
TIKmerupakan mata pelajaran wajib untuk diajarkan sekolah menengah pertama
(SMP), sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah kejuruan (SMK), dan sebagai mata
pelajaran muatan lokal di sekolah dasar (SD).
Standar kompetensi mata pelajaran TIK sebagaimana dituangkan KBK pada bagian
tujuan dan fungsi: “Dengan memasukkan Teknologi Informasi dan Komunikasi di dalam
kurikulum sekolah, akan membantu siswa untuk belajar teknologi informasi dan
teknologi komunikasi, dan menggunakan segala potensi yang ada untuk
pengembanagan kemampuan diri.” Pembelajaran TIK diharapkan mampu memberikan
motivasi dan kesenangan pada peserta didik untuk belajar dan bekerja secara mandiri,
selain meningkatkan proses pembelajaran pada semua tingkatan dan jenjang, dengan
menjangkau semua disiplin ilmu mata pelajaran lain. Tujuan pemberian TIK adalah agar
peserta didik memahami alat teknologi informasi dan komunikasi secara umum
termasuk komputer (computer literate) dan memahami informasi (information literate).
Siswa difasilitasi mampu mengenal istilah-istilah yang digunakan pada teknologi
informasi dan komunikasi dan pada computer yang umum digunakan.Selain itu, siswa
menyadari keunggulan computer dan keterbatasan komputer, serta dapat
menggunakan secara optimal.
Secara khusus KBK menggariskan pemberian TIK pada siswa adalah:
· Menyadarkan siswa akan potensi teknologi informasi dan komunikasi yang terus
berubah sehingga siswa termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari teknologi
informasi dan komunikasi sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat.
· Memotivasi kemampuan siswa untuk mampu beradaptasi dan mengantisipasi
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, sehingga siswa dapat
melaksanakan dan menjalani aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri dan lebih
percaya diri.
· Mengembangkan kompetensi siswa dalam penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai aktivitas dalam
aspek kehidupan sehari-hari.
· Mengembangkan kemampuan belajar berbasis teknologi informasi dan komunikasi,
sehingga proses pembelajaran lebih optimal, dan terampil dalam berkomunikasi,
mengorganisasi informasi, belajar, dan bekerja sama.
· Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif,
bertanggung jawab dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk
pembelajaran, bekerja, dan pemecahan masalah.
Pemberlakuan KTSP sebagai bagian penyempurnaan KBK, mata pelajaran TIK tetap
dipertahanan sebagai mata pelajaran wajib di SMP dan SMA, dan sebagai muatan lokal
di SD. Meskipun demikian, terdapat pengurangan dalam hal materi (missal tentang
database dan pemrogram) sehingga berkurang pula kompetensi dasar yang dicapai.
Dalam KTSP dimasukkan materi ilmu komputer berbasis Linux dan program open
source lainnya. Kurikulum TIK tidak menyebut nama produk perangkat lunak, misalnya
materi pengolah kata tidak menyebut Microsoft word, sehingga sekolah menggunakan
openoffice writer, dan lain-lain. Salah satu materi menarik adalah etika dalam
menggunakan teknologi informasi dan UU Hak Cipta.
Sebagaimana panduan standar kompetensi Kurikulum 2004 (KBK) dan 2006 (KTSP),
amata pelajaran TIK merupakan salah satu fasilitas untuk meghasilkan siswa yang
berkompeten. Maksudnya, siswa tidak hanya mampu merespon tuntutan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, desentralisasi, dan hak asasi
manusia, tapi juga mampu menggali, menyeleksi, mengolah, dan menginformasikan
bahan kajian yang telah diperoleh meskipun telah menyelesaian pendidikannya.
Dengan demikian, siswa memiliki bekal berupa potensi untuk belajar sepanjang hayat
serta mampu menyelesaikan yang dihadapinya.
Implementasi TIK dalam pembelajaran dilakukan semata-mata menjawab tantangan
global dan pengaruh globalisasi semakin terasa dengan kian banyaknya saluran
informasi dalam berbagai bentuk seperti elektronik maupun nonelektronik seperti surat
kabar, majalah, radio. TV, telepon, fax, komputer, internet, satelit komunikasi dan
sebagainya.Teknologi komunikasi dan informasi yang terus berkembang cenderung
mempengaruhi segenap bidang kehidupan termasuk bidang pendidikan kejuruan dan
pelatihan yang terus diwarnai oleh oleh teknologi komunikasi dan informasi. Secara
khusus untuk pendidikan dan pelatihan akan dirasakan adanya kecenderungan: (a)
bergesernya pendidikan dan pelatihan dari sistem berorientasi pada
guru/dosen/lembaga ke sistem yang berorientasi pada siswa/mahasiswa/peserta didik;
(b) tumbuh dan makin memasyarakatnya pendidikan terbuka/jarak jauh; (c) semakin
banyaknya pilihan sumber belajar yang tersedia; (d) diperlukannya standar kualitas
global dalam rangka persaingan global dan (e) semakin diperlukannya pendidikan
sepanjang hayat (lifelong learning).
Dengan kondisi perkembangan teknologi informasi saat ini yang semakin
berkembangmemungkinkan setiap individu untuk belajar dan mendapatkan informasi
yang dibutuhkan dari mana saja, kapan saja, dan di mana saja.Dalam dunia
pendidikan, perkembangan teknologi informasi mulai dirasa mempunyai dampak dan
memperlihatkan perubahan yang cukup signifikan.Saat sekarang ini jarak dan waktu
bukanlah sebagai masalah yang berarti untuk mendapatkan ilmu yang ingin dipelajari,
berbagai aplikasi tercipta untuk memfasilitasinya.
Salah satu wadah yang dirasa paling berperan dalam dunia teknologi informasi dan
komunikasi di Indonesia saat ini adalah internet.Di Indonesia terutama yang berada di
kota-kota besar sudah banyak masyarakat yang mempunyai akses internet, sehingga
pemanfaatan internet sebagai salah satu media pembelajaran dan pencarian informasi
dan pengetahuan dapat lebih maksimal walaupun akses internet di Indonesia belum
sepenuhnya dapat dirasakan semua orang.
Kehadiran internet memungkinkan siswa memiliki kases yang luas terhadap ilmu
pengetahuan, informasi dan komunikasi. Mereka dapat memperoleh informasi apa saja,
kapan saja, dan di mana saja. Mereka juga dapat berinteraksi dan berkomunikasi
dengan siapa saja, terlebih dengan menjamurnya berbagai bentuk media social
berbasis internet. Keadaan ini menggeser peran guru dari pemberi informasi atau
sumber informasi menjadi manajer pembelajaran yang memfasilitasi proses
pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar dan berkembang secara
optimal, terutama mengembangkan potensi-potensi inti yang dibutuhkan bagi
kehidupan mereka diera informasi saat ini yaitu kemampuan berpikir kritis, kreatif,
mengambil keputusan, menyelesaikan masalah, berkolaborasi dan bekerja sama serta
mampu memanfaatkan TIK secara bijaksana.
Informasi melalui media internet, bisa menjadi salah satu kunci untuk membuat dunia
pendidikan di Indonesia mempunyai standar yang sama dengan negara lain. Dengan
menggunakan media internet, pemerintah dan institusi pendidikan sudah mulai
menerapkan pola belajar yang cukup efektif untuk diterapkan bagi masyarakat yang
memiliki kendala dengan jarak dan waktu untuk mendapatkan informasi terutama
informasi dalam dunia pendidikan. Salah satu metode yang mulai diterapkan yaitu
pembelajaran distance learning.
Metode distance learning merupakan suatu metode alternatif dalam pemerataan
kesempatan dalam bidang pendidikan. Sistem ini diharapkan dapat mengatasi
beberapa masalah yang ditimbulkan akibat keterbatasan tenaga pengajar yang
berkualitas. Metode distance learning sangat membantu siswa atau masyarakat dalam
mempelajari hal-hal atau ilmu-ilmu baru dengan tampilan yang lebih menarik dan
mudah untuk dipahami. Dalam pengaksesan dan pemanfaatan metode ini, peran
internet sangatlah diperlukan, karena melalui internet seseorang dapat mengirim file
atau meng-upload file yang ingin dipublikasikan dan melalui internet juga seseorang
dapat mengakses file yang ingin dicari. Selain metode distance learning, masih banyak
metode-metode lain yang sangat membantu dalam meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia, diantaranya dengan adanya modul-modul pembelajaran gratis yang tersedia,
portal pembelajaran online, dan lain-lain.
Manfaat lain yang dapat diperoleh melalui implementasi TIK dalam pendidikan
diantaranya: (1) informasi yang dibutuhkan akan semakin cepat dan mudah di akses
untuk kepentingan pendidikan; (2) konsultasi dengan pakar, konsultasi dangan para ahli
dibidangnya dapat dilakukan dengan mudah walaupun ahli tersebut berada ditempat
yang sangat jauh; (3) perpustakaan online, perpusatakaan online adalah perpustakaan
dalam bentuk digital; (4) diskusi online. Diskusi online adalah diskusi yang dilakukan
melalui internet; (5) inovasi dalam pembelajaran semakin berkembang dengan adanya
inovasi e-learning yang semakin memudahkan proses pendidikan; (6) kemajuan TIK
juga akan memungkinkan berkembangnya kelas virtual atau kelas yang berbasis
teleconference yang tidak mengharuskan sang pendidik dan peserta didik berada
dalam satu ruangan; (7) sistem administrasi pada sebuah lembaga pendidikan akan
semakin mudah dan lancar karena penerapan sistem TIK.
Sementara itu dampak negative implementasi TIK diantaranya: (1) kemajuan TIK juga
akan semakin mempermudah terjadinya pelanggaran terhadap Hak Atas Kekayaan
Intelektual (HAKI) karena semakin mudahnya mengakses data menyebabkan orang
yang bersifat plagiatis akan melakukan kecurangan; (2) walaupun sistem administrasi
suatu lembaga pendidikan bagaikan sebuah system tanpa celah, akan tetapi jika terjadi
suatu kecerobohan dalam menjalankan sistem tersebut akan berakibat fatal; (3) salah
satu dampak negatif televisi adalah melatih anak untuk berpikir pendek dan bertahan
berkonsentrasi dalam waktu yang singkat (short span of attention); (4) kemajuan TIK
yang salah satunya mendorong produksi beragam aplikasi media sosial yang yang
sangat mudah diakses siswa memungkinkan mereka menjadi pelaku penyalahgunaan
atau korban penyalahgunaan TIK, yang seringkali berakibat fatal bagi pembentukan
karakter, pertumbuhan dan perkembangan mental termasuk kehidupan siswa.
Untuk dapat memanfaatkan TIK dalam memperbaiki mutu pembelajaran, ada tiga hal
yang harus diwujudkan yaitu:
1. Siswa dan guru harus memiliki akses kepada teknologi digital dan internet dalam
kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan guru.
2. Harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi siswa
dan guru.
3. Guru harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat dan
sumber-sumber digital untuk membantu siswa agar mencapai standar akademik.

Isu dan Masalah Implementasi TIK dalam Bidang Pendidikan


Upaya yang dilakukan pemerintah sehubungan dengan implementasi TIK pada
dasarnya telah dirancang cukup baik, akan tetapi implementasinya masih belum
maksimal. Dalam hal integrasi TIK dalam KBK dan KTSP yang berarti TIK harus
diajarkan pada siswa berdampak pada konsekuensi ketersediaan sarana prasarana
pembelajaran berupa laboratorium komputer dan infrastruktur yang memadai di setiap
sekolah termasuk tenaga pengajar kompeten. Dalam penerapannya, kemampuan
pemerintah dan sekolah menyediakan sarana prasarana dan infrastruktur pendukung
pembelajaran TIK belum merata. Keterbatasan infrastruktur khususnya di daerah-
daerah terpencil dan pinggiran sangat dirasakan, bahkan masih banyak sekolah yang
tidak memiliki perangkat komputer sama sekali. Hal ini berdampak pula pada
terbatasnya kesempatan siswa di daerah-daerah tersebut dalam menikmati akses
informasi, demikian pula terhadap kemampuan sekolah mengembangkan jaringan
komunikasi, kerja sama pendidikan, serta pengolahan data layanan pendidikan yang
diberikan pada masyarakat. Permasalahan lain yang dihadapi selain keterbatasan
infrastruktur adalah faktor guru yang belum memiliki kualifikasi dan kompetensi
memadai. Faktor infrastruktur dan guru disinyalir sebagai penyebab utama kurangnya
efektivitas pembelajaran TIK dan tidak maksimalnya pencapaian tujuan pembelajaran
TIK di sekolah.
Faktor lainnya adalah beberapa buku pelajaran TIK yang tersedia di BSE jenjang SMP
dan SMA, menyajikan materi yang belum sesuai dengan tujuan pembelajaran TIK itu
sendiri.Isi buku berisi hanya menggunakan sistem operasi dan software tertentu yang
terkenal dan komersil.Buku lebih nampak sebagai buku tutorial atau buku panduan
suatu software/sistem operasi tertentu bukan sebagai buku pelajaran, sehingga
pembelajaran TIK tidak lebih dari tutorial penggunaan penggunaan TIK merk
tertentu.Sebagai suatu mata pelajaran, materi TIK seharusnya jauh lebih luas dan tidak
sempit atau terbatas pada pengenalan merk tertentu. Hal ini berarti, Depdiknas sudah
menanamkan dogma kepada siswa bahwa tidak ada software lain selain yang terdapat
dalam buku pelajaran yang dirujuk. Permasalahan lainnya yang muncul adalah ketika
siswa berupaya mempelajari materi sebagaimana buku, akan memaksa mereka
menggunakan software yang diajaran dalam buku tersebut. Artinya jika mereka tidak
memiliki software tersebut, mereka harus membelinya.Secara ekonomi, tidak semua
anak mampu membeli software yang diajarkan, tidak jarang banyak anak atau orang
tua yang kemudian membeli software bajakan.
Dalam Kurikulum 2013, mata pelajaran TIK ditiadakan dari struktur kurikulum.Apabila
dikaitkan dengan materi Etika dan HAKI atau pengenalan tentang lisensi pernagkat
lunak dan jenis-jensinya, maka materi ini kehilangan wadah penyampaian pada
siswa.Disatu sisi, materi ini sangat penting megingat siswa hidup diera teknologi
informasi yang menghadapkan mereka pada pemakaian teknologi informasi dan
komunikasi disamping tidak terbatasnya informasi beserta sumber informasi yang tidak
mungkin dihindari siswa.Sekolah merupakan tempat terbaik bagi pendidikan tentang
etika menggunakan TIK, lisensi software, dan mengenal berbagai aplikasi selain
proprietary software.Selain itu, tidak ada lagi ruang bagi siswa untuk mempelajari
berbagai aplikasi FOSS.
Bertitik tolak dari Kepres No 32 Tahun 2011 tentang Master Plan Percepatan Perluasan
Ekonomi Indonesia (MP3EI), yang ditujukan untuk mendorong terwjudnya pertumbuhan
ekonomi yang tinggi, berimbang, berkeadilan, dan berkelanjutan, dimana salah satu
dari tiga strategi utama pelaksanaannya adalah peningkatan kemampuan SDM dan
IPTEK Nasional. Penekanan untuk meningkatkan kapasitas SDM dan Iptek SDM yang
berkemampuan tinggi akan mendorong terjadinya inovasi. Hal ini merupakan kata kunci
untuk menghadapi era globalisasi yang ditandai dengan persaingan ketat dan arus
informasi yang pesat dalam semua sektor, sehingga negara dituntut untuk memiliki
daya saing yang kuat agar mampu mensejajarkan diri dengan negara-negara lain.
Untuk menwujudkan program pemerintah mencapai Visi Indonesia 2025 dan 2045
dengan menitikberatkan kepada pembinaan karakter generasi muda saat ini dan
implementasi teknologi informasi dalam proses pembelajaran, ada baiknya jika materi
TIK dipertahankan untuk diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan memengah. Hal
ini sejalan dengan Buku Putih TIK Indonesia 2025-2045 yang merumuskan kerangka
pengembangan SD TIK Indonesia hingga kurun waktu 2025 mendatang.
Pemberian TIK tentu harus lebih mengacu pada kompetensi dasar dan tujuan yang
ingin dicapai, yaitu dengan melakukan penguatan fondasi terkait pembelajaran TIK
sebagai dimuat dalam Surat Terbuka Onno W Purba kepada Mendikbud, meliputi:
1. TIK dikembangkan untuk menunjang transformasi seluruh sekolah menjadi e-
learning/e-school.
2. Mengubah materi TIK menjadi penunjang eksplorasi pengetahuan siswa.
Keterampilan menggunakan computer yang selama ini dikembangkan pada
pembelajaran TIK terdahulu dikembangkan dan diubah menjadi keterampilan
mengeksplorasi pengetahuan seperti simulasi berbagai bidang ilmu, akse ke e-library,
on=line, earning menggunakan moodle, dan lain-lain. Dengan kondisi yang ada di
sekolah terutama yang berada di daerah, tidak mungkin mengandalkan guru mata
pelajaran reguler untuk membantu eksplorasi pengetahuan berbasis TIK. Sehingga
perispan dan pemberdayaan sumber daya pendidik berkompetensi juga menjadi
sebuah keharusan.
3. Pemberdayaan guru TIK yang merupakan asset penting yang mendukung
pembelajaran eksplorasi pengetahuan dan e-learning berbasis open-sources dan
proses transformasi sekolah menjadi e-school. Pengembangan modul sekolah berbasis
TIK dan training of trainers serta studi lanjut bagi guru TIK perlu dilakukan.
Yang perlu dijadikan titik tolak pembelajaran TIK sebagaimana mata pelajaran lain
adalah karakter. Karakter yang kuatlah yang mampu membentengi siswa dari
penyalahgunaan TIK demikian pula melindungi mereka dari penyalahgunaan TIK oleh
orang/pihak lain yang saat ini marak dilakukan oleh berbagai kalangan dan dari dari
berbagai generasi, seperti cyber bullying, kejahatan di dunia maya (cyber cryme),
plagiarism, dan lain-lain.Selain itu, kapasitas siswa berpikir kritis sangat penting
dikembangkan sehingga setiap anak memiliki kemampuan mengolah informasi,
melakukan analisis, memvalidasi, mengevaluasi dan mengkomunikasikan kembali
dengan menggunakan sumber-sumber yang ada secara kreatif untuk mencapai kualitas
diri dan kehidupan yang lebih baik.
Kesimpulan dan Saran
Tuntutan pembelajaran dimasa yang akan datang harus bersifat terbuka dan dua arah,
beragam, multi-disipliner serta terkait pada produktifitas kerja “saat itu juga” dan
kompetitif. Teknologi informasi dan telekomunikasi dengan murah dan mudah akan
menghilangkan batasan-batasan ruang dan waktu yang selama ini membatasi dunia
pendidikan dewasa ini banyak dampak-dampak yang terjadi akibat semakin
berkembangnya IT didalam negeri ini. Memang perkembangan IT jika disikapi secara
positif mampu memberikan dampak yang positif dan apabila disikapi secara negatif
dapat memberikan dampak negatif pula.
Dunia internet misalnya, merupakan sebuah perpustakaan maya terbesar di dunia.
hampir semua yang ingin kita cari ada di internet. Informasi melalui media internet, bisa
menjadi salah satu kunci untuk membuat dunia pendidikan di Indonesia mempunyai
standar yang sama dengan negara lain. Dengan menggunakan media internet,
pemerintah dan institusi pendidikan sudah mulai menerapkan pola belajar yang cukup
efektif untuk diterapkan bagi masyarakat yang memiliki kendala dengan jarak dan waktu
untuk mendapatkan informasi terutama informasi dalam dunia pendidikan. Salah satu
metode yang mulai diterapkan yaitu pembelajaran distance learning. Metode distance
learning merupakan suatu metode alternatif dalam pemerataan kesempatan dalam
bidang pendidikan. Sistem ini diharapkan dapat mengatasi beberapa masalah yang
ditimbulkan akibat keterbatasan tenaga pengajar yang berkualitas. Metode distance
learning sangat membantu siswa atau masyarakat dalam mempelajari hal-hal atau ilmu-
ilmu baru dengan tampilan yang lebih menarik dan mudah untuk dipahami.
Beberapa saran yang dapat dikemukakan untuk mendukung keberhasilan
penyelenggaraan pendidikan berbasis TIK sebagai berikut.
1. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pendidikan baik di
sekolah atau perguruan tinggi menjadi hal mutlak mengingat kondisi permasalahan
pendidikan yang makin kompleks. Pendidikan berbasis TIK hanya akan berhasil apabila
dikelola dan ditangani dengan terencana, sistematis dan terintegrasi.
2. Perencanaan dalam pemanfaatan TIK dalam pendidikan yang integratif meliputi
kebijakan, standarisasi mutu, infrastruktur jaringan dan konten, kesiapan dan kultur
SDM pendidikan menjadi penting untuk ditata dan dikelola dengan efektif dan efisien.
3. Penyelenggaraan pendidikan berbasis TIK melalui pendidikan terbuka dan jarak jauh
(e-Learning), membutuhkan dukungan dari semua pihak khususnya pemerintah, swasta
serta masyarakat untuk mengalokasikan anggaran dan investasi pendidikan yang
memadai.
4. Standarisasi mutu penyelenggaran pendidikan berbasis TIK perlu ditindaklanjuti
dengan standarisasi konten untuk menjamin kualitas, aksesibilitas dan akuntabilitas
program pendidikan berbasis TIK

Daftar Pustaka
Munir.(2008). Dampak Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Pendidikan.
Bandung, Penerbit: Universitas Pendidikan Indonesia.
Masugiyono.2012. Peranan Informasi Informasi dalam Pendidikan.diakses tanggal 13
Februari 2017.
(https://masugiyono.wordpress.com/2012/10/06/peranan-tekhnologi-informasi-dalam-
pendidikan/)
PermalinkTampilkan indukTanggapi

Sebagai balasan Kiriman pertama


Re: Diskusi.5 TIK dalam Pendidikan Dasar
oleh DESTI HANDAYANI 530047357 - Kamis, 22 April 2021, 22:35
Pertanyaan :

Pada pertemuan tuton 5 ini, Anda diminta untuk menganalisis Perkembangan


Teknologi Informasi dan Komunikasi di Pendidikan Dasar di Indonesia.

Menurut Anda teknologi apa yang telah di gunakan dalam dunia pendidikan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan secara umum? Bagaimana dengan sistem
pendidikan di era pandemi? Apakah sangat bergantung dengan teknologi informasi dan
komunikasi? Jelaskan jawaban Anda.

Jawaban :

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Pendidikan Dasar di


Indonesia

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mempunyai pengertian dari dua aspek, yaitu
Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi Menurut Bambang
Warsita (2008) Teknologi Informasi adalah sarana dan prasarana (hardware, software,
useware) sistem dan metode untuk memperoleh, mengirimkan, mengolah, menafsirkan,
menyimpan, mengorganisasikan dan menggunakan data secara bermakna. Teknologi
informasi mempunyai pengertian luas yang meliputi segala hal yang berkaitan dengan
proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi.
Teknologi Komunikasi mempunyai pengertian segala hal yang berkaitan dengan
penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang
satu kelainnya. Karena itu, Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah suatu padanan
yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala aspek yang
terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan
informasi antar media menggunakan teknologi tertentu.

Berbagai teknologi masa kini dikembangkan berbasis TIK yang menyebabkan sebagian
besar manusia telah menganggap TIK sebagai kebutuhan mendasar dan bagian
hidupnya. Dampak TIK nampak secara signifikan dalam berbagai kehidupan manusia,
terutama dibidang informasi dan komunikasi. TIK memberikan kemudahan aktivitas
komunikasi dan menjadikan segala hal menjadi instan. Proses penyampaian dan
penerimaan pesan menjadi lebih cepat dan mudah. Setiap indiividu dapat mengakses
berbagai informasi yang dibutuhkan dengan mudah dan saling bertukar informasi dan
berkomunikasi satu dengan lainnya dalam jarak yang berjauhan secara cepat dan
efisien

Penggunaan internet (internet-based technology) yang telah menjadi kebutuhan sehari-


hari, yang mewarnai kehidupan manusia. Kesadaran masyarakat atas penggunaan TIK
dibuktikan dengan kecenderungan penggunaan simbol ‘e’ yang diartikan sebagai
elektronik dan diaplikasikan hampir disemua bidange-commerce, e-budgetting, e-
government, termasuk dibidang pedidikan, seperti e-education, e-libarary, e-learning, e-
school,dan lain-lain. Perkembangan dan implementasi TIK telah mempengaruhi dunia
pendidikan baik dari segi manajemen dan terutama pembelajarannya. Dalam dunia
pendidikan, eksistensi TIK tidak dapat dielakkan, TIK bahkan telah memainkan peran
cukup strategis baik khsuusnya dalam hal inovasi pembelajaran, misalnya
penerapan e-learning atau sistem pembelajaran multimedia berbasis TIK yang
memenuhi tuntutan perkembangan serta kebutuhan dan karakter peserta didik.

Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran dilakukan melalui berbagai upaya, sebagai


berikut:

1.  E-learning

Semenjak 2002, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom)


bekerjasama dengan Direktorat Pendidikan Menengah dan Direktorat Pendidikan Tinggi
mengembangkan sebuah program yang disebut ‘e-dukasi’.Tujuan program ini adalah
untuk meningkatkan kualitas pendidikan pada jenjang pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi melalui pemanfaatan TIK.

2.  Tutorial online (Online tutorials)

Salah satu penggunaan TIK di perguruan tinggi, khususnya yang melaksanakan


program belajar jarak jauh, adalah untuk aktivitas tutorial. Sebagaimana dilakukan oleh,
salah satunya, Universitas Terbuka Indonesia.

3.  Perpustakaan elektronik (Electronic library)

Saat ini, telah berkembang dan diterapkan jaringan perpustakaan elektronik (Digital
Library) oleh baik Perpustakaan Pusat maupun  Perpustakaan Program Pascasarjana
berbagai perguruan tinggi di indonesia yang memberikan kemudahan akses ilmu
pengetahuan dan informasi yang dibutuhkan oleh mahasiswa.

4.  Pembelajaran berbasis komputer (Computer assisted instruction)

Pembelajaran berbasis computer merupakan program pembelajaran bersifat off-line


sehingga dengan sistem ini, akses internet tidak dibutuhkan. Pustekkom telah
mengembangkan materi pembelajaran berbasis computer untuk berbagai
subjek.Pembelajaran tersebut bersifat interaktif dimana peserta didik mampu belajar
secara mandiri dengan sedikit mungkin bantuan dari guru/dosen.

5.  Penggunaan siaran radio dan televise dalam bidang pendidikan

Ada tiga pendekatan umum pada penggunaan radio dan televise dalam bidang
pendidikan: (1) pengajaran langsung, dimana program siaran mengganti guru yang
bersifat temporer; (2) penyiaran sekolah, dimana program penyiaran
memberikan/menyediakan sumber-sumber pengajaran dan pembelajaran; da (3)
program pendidikan umum pada stasiun lokal, nasionall dan internasional yang
menyediakan/memberikan kesempatan pendidikan informal.
6.  Teleconferensi

Teleconferencing digunakan dalam konteks pembelajaran formal dan non-formal untuk


memudahkan diskusi antara guru dan siswa, dan siswa dengan siswa, juga untuk
mengakses para ahli dan sumber-sumber lain dari jarak jauh. Dalam open and distance
learning, teleconferencing merupakan suatu alat yang bermanfaat untuk memberikan
pelajaran langsung. Jaringan audio-graphic teleconferencing bertujuan untuk
pendidikan yang berkelanjutan.

7.  Pengajaran berbasis computer dan internet

Belajar dengan computer melibatkan pembelajaran keterampilan teknologi “just-in-time”


atau ketika siswa perlu mempelajarinya atau aktivitas terkait dengan kurikulum.

Sitem Pendidikan Era Pandemi (Bleanded Learning)

Adanya pandemi covid 19 yang melanda dunia saat ini sangat berpengaruh kepada
pelaksanaan sistem pendidikan di Indonesia. Semua pihak harus saling bekerjasama
dalam upaya pendidikan tetap dapat terlaksana dengan baik. Guru berupaya tetap
mengajar dan memastikan siswa tetap belajar meskipun dilaksanakan dengan sistem
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Dengan adanya kecanggihan teknologi digital,
berbagai fitur dan aplikasi pembelajaran online sangat membantu terlaksananya PJJ.
Adanya aplikasi whatsapp grup, zoom, meets, teams, jitsi memberikan wadah
terlaksanya PJJ dengan cukup baik. Guru-guru perlu didorong untuk menerapkan
berbagai model pembelajaran inovatif yang memungkinan siswa belajar lebih merdeka
sesuai kemampuan dan potensinya. Terlebih model pembelajaran yang memanfaatkan
perkembangan TIK yang sudah sangat berkembang pesat dan dapat dimanfaatkan
dalam pembelajaran. Dengan TIK  proses pembelajaran akan terjadi dengan mudah
dan sangat memungkinkan siswa untuk belajar mandiri dan pastinya belajar lebih
membahagiakan karena pastinya anak-anak lebih termotivasi belajar dengan teknologi
terutama internet dan gadget. Oleh karenanya, untuk mewujudkan hal ini, guru harus
memiliki kemampuan mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam
pembelajaran. Dalam hal ini, keberadaan TIK bukan sebagai mata pelajaran, tapi
terintegrasi dalam pembelajaran.

Ada banyak model-model pembelajaran inovatif yang memanfaatkan TIK dalam


pembelajaran salah satunya model pembelajaran Blended Learning, Pustekkom, 2019
disebutkan menurut Garner &Oke (2015), pembelajaran blended learning merupakan
sebuah lingkungan pembelajaran yang dirancang dengan menyatukan pembelajaran
tatap muka (face to face/F2F) dengan pembelajaran online yang bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran  online dalam blended learning ini bisa
dimaksimalkan oleh guru untuk memungkinkan siswa belajar lebih mandiri, tidak terikat
waktu dan tempat bisa kapanpun dan di manapun sesuai kesanggupan siswa, dan ini
bisa jadi solusi terbatasnya waktu di kelas yang sering jadi keluhan sebagian guru
dalam mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran inovatif dengan blended
learning bisa menjadi alternatif yang bisa dilaksanakan guru dalam pembelajaran dan
bisa memungkinkan siswa dapat merdeka dalam belajar karena dengan blended
learning selain siswa belajar di kelas secara biasa,  siswa juga secara online dapat
belajar secara mandiri, bebas mencari sumber bahan dan informasi untuk
menyelesaikan tugas kelas, mandiri menggunakan gadget sebagai media dan sumber
belajar sesuai kecenderungan anak-anak milenia yang lebih senang belajar
dengan gadget, dan siswa bisa bebas menentukan jadwal sendiri kapan mengakses
kelas onlinenya serta dimana dia akan mengaksesnya. Dalam pelaksanaan blended
learning terutama fasilitas untuk pembelajaran onlinenya guru bisa memanfaatkan
berbagai layanan Sistem pembelajaran yang menggunakan Learning Management
System (LMS). LMS dapat dikatakan sebuah managemen pembelajaran yang disiapkan
untuk siswa dan guru dalam melakukan pembelajaran melalui perangkat lunak. Adapun
perangkat lunak LMS yang bisa digunakan antara lain: Moodle, Canvas, Google
Classroom, edmodo, Rumah belajar, Blog, Sekolah.mu, Si Cadiak Pandai dan lain-lain.

Kesimpulan :

Revolusi 4.0 mendorong perubahan institusi pendidikan. Perkembangan informasi dan


teknologi yang kian pesat tak dapat dihindari dan menjadi bagian penting dari
pendidikan dan pembelajaran. Dengan adanya perubahan dan adanya dampak dari
pandemi, guru sebagai inti dari pendidikan harus mampu menyeimbangkan antara
sistem pembelajaran dengan teknologi yang kian hari semakin berkembang. Guru
harus mampu menginovasi pembelajaran dari yang konvensional menuju pembelajaran
abad 21. Menggabungkan metode pembelajaran dengan teknologi, pengembangan
pembelajaran memanfaatkan penguasaan teknologi dan penerapannya dalam proses
pembelajaran. Guru berupaya selalu mencari cara melakukan inovasi sehingga
pembelajaran dengan video converence tetap dapat terlaksana sehingga siswa tetap
dapat belajar dengan aktif dan menyenangkan. Guru agar selalu mengupgrade ilmu
agar pembelajaran bermakna tetap dapat terlaksana meski siswa belajar dari rumah.
Adanya berbagai kecanggihan teknologi, mari kita manfaatkan dengan baik. Teknologi
memberikan solusi, guru senantiasa harus mencari cara selalu berinovasi
menggunakan teknologi sehingga siswa terus mendapatkan bimbingan belajar dengan
baik. Adanya kecanggihan teknologi dapat kita padukan dengan pembelajaran
menggunakan metode “Blended Learning” dengan memadukan pembelajaran secara
online dan offline.

Referensi :

Herman, Tatang.,dkk. 2019. StudiKomparatifPendidikanDasar di Berbagai Negara.


(Cet.3, Ed.1). Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

https://masugiyono.wordpress.com/2012/10/06/peranan-tekhnologi-informasi-dalam-
pendidikan/ (diakses 20 April 2021)

 https://www.harianbhirawa.co.id/pjj-dan-masa-depan-pendidikan-di-tengah-pandemi-
covid-19/ (diakses 20 April 2021)
PermalinkTampilkan indukTanggapi

Sebagai balasan Kiriman pertama


Re: Diskusi.5 TIK dalam Pendidikan Dasar

oleh REDI PRASETIO 530047103 - Kamis, 22 April 2021, 23:31


Assalamu’alaikum wr. wb. Dosen Tuton dan teman-teman mahasiswa yang saya
hormati.
Saya akan menanggapi diskusi pada sesi 5 ini.
Menurut Anda teknologi, apa yang telah digunakan dalam dunia pendidikan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan secara umum? Bagaimana dengan sistem
pendidikan di era pandemi? Apakah sangat bergantung dengan teknologi informasi dan
komunikasi? Jelaskan jawaban Anda.
Tanggapan Soal
Teknologi yang telah di gunakan dalam dunia pendidikan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan secara umum menurut saya adalah sebagai berikut :
Menurut Kemdikbud, teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memuat semua
teknologi yang berhubungan dengan penanganan informasi. Pengertian Teknologi
Informasi dan Komunikasi adalah teknologi yang berhubungan dengan pengambilan,
pengumpulan, pengolahan, penyimpangan, penyebaran, dan penyajian informasi. Jika
merujuk dari pengertian tentang TIK, maka saya dapat mengambil kesimpulan apa saja
yang digunakan dalam dunia pendidikan secara umum adalah kalkulator, dengan
kalkulator dunia pendidikan dapat memanfaatkan sistem penghitungan dengan cepat.
Apalagi untuk tingkat skolah menengah kalkulator yang digunakan adalah kalkulator
dengan jenis scientist jenis kalkulator yang dapat dipakai untuk mencari sinus, cosinus,
tangen dan jenis lainnya. Komputer dan Laptop, TIK yang satu ini adalah benda yang
sudah tidak asing dan bahkan jamah digunakan. Komputer memiliki keunggulan luar
biasa dalam dunia pendidikan, bahkan ada beberapa SD yang sudah memiliki
laboratorium komputer sendiri. Komputer jika dihubungkan dengan jaringan internet
fungsinya lebih banyak lagi misalnya saja pencarian sumber belajar di Google. Infocus,
juga merupakan salah satu TIK yang sering dipakai di sekolah untuk menampilkan
gambar atau informasi di kelas. MS Word, dunia sekolah tentunya sudah tidak asing
lagi dengan perangkat ini, walaupun mereka tidak tahu sepenuhnya perangkat apa ini,
namun secara tidak langsung mereka sering menggunakannya untuk meyelesaikan
tugas sekolah. Handphone, tentunya sudah tidak asing lagi kalimat ini. Benda ini adalah
benda yang tidak bisa dilepas dari dunia pendidikan selama Pandemi Covid-19. Semua
tugas siswa dikirim menggunakan barang alat tersebut. Banyak dari Pendidik yang
berinovasi dengan pembuatan atau pengiriman tugas menggunakan aplikasi Zoom,
GCR, Quizziz, dan lainnya.
Sistem pendidikan di era pandemi.
Menurut saya sistem pendidikan di era pandemi sangat beragam. Peraturan
Pemerintah untuk membebaskan pendidik dalam menyelenggarakan Proses Belajar
Mengajar dengan menganut sistem Merdeka Belajar, membuat semua pendidik
berinovasi dalam dunianya sendiri. Para pendidik ada yang menggunakan sistem
jemput boladi mana seorang pendidik mendatangi rumah peserta didiknya untuk
memberikan materi, ada yang dimkumpulkan dalam satu ruangan namun tetap
mematuhi protokol kesehatan, ada juga yang menggunakan aplikasi berbasis TIK.
Penggunaan TIK dalam dunia pendidikan di era pandemi ini yang paling banyak di
gunakan. Karena, banyak daerah yang memang menjadi wilayah zona hitam.
Penggunaan TIK yang paling sering digunakan dalam memberikan tugas di sekolah
saya adalah menggunakan sistem WAG dan GCR serta Kelas Pintar. Walaupun hampir
semua menggunakan TIK namun kita tetap dianjurkan untuk membuat laporan program
tersebut ke Dinas Pendidikan melalui Pengawas massing- masing. Adapun jenis
laporan tersebut adalah, RPP yang disederhanakan, foto hasil siswa, nilai siswa dan
administrasi penunjang lainnya.
Sistem pendidikan di era pandemi apakah sangat bergantung dengan teknologi
informasi dan komunikasi?
Menurut pendapat saya sistem pendidikan di era pandemi ini sangat bergantung
dengan teknologi informasi dan komunikasi. Karena, hampir semua Proses Belajar
Mengajar dilakukan menggunakan TIK khususnya Laptop dan Handphone. Bisa
dikatakan semua tugas dapat dikirim mengguanakan aplikasi WAG atau GCR,
sedangkan untuk kegiatan tatap muka dapat dilakukan dengan cara virtual
menggunakan aplikasi Zoom dan absensi menggunakan aplikasi Google form bahkan
pembutan soal – soal ulangan dan ujian sekolah juga menggunakan aplikasi tersebut.
Pada hakikatnya fungsi Teknologi dalam dunia pendidikan adalah sebagai alat bantu
perhitungan atau penyelesaian masalah, lingkungan pengembangan pemahaman
konsep, dan lingkungan memperkuat keterampilan, maka menurut saya wajar saja
kalau sistem pendidikan di era pandemi ini sangat bergantung dengan TIK karena
fungsinya tersebut.
Demikian tanggapan saya. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr. wb.

Sumber
Tatang Herman, dkk, BMP Studi Komparatif Pendidikan Dasar di Berbagai Negara,
Universitas Terbuka, Tangerang Selatan, 2019.
Materi inisiasi diskusi 5 power point tentang TIK dalam Pendidikan Dasar.
Materi inisiasi tambahan diskusi 5 tentang TIK dalam Pendidikan Dasar.
https://www.kompas.com/skola/read/2020/09/10/194000969/pengertian-teknologi-
informasi-dan-komunikasi-tik-dan-contohnya?page=all, diakses tanggal 22 April 2021.
PermalinkTampilkan indukTanggapi

Sebagai balasan Kiriman pertama


Re: Diskusi.5 TIK dalam Pendidikan Dasar
oleh RAFIKA SARI 530047221 - Jumat, 23 April 2021, 05:07
Assalamualaikum...
Baiklah saya akan mencoba menanggapi diskusi sesi 5 ini.
Pada pertemuan tuton 5 ini, Anda diminta untuk menganalisis Perkembangan Teknologi
Informasi dan Komunikasi di Pendidikan Dasar di Indonesia.

Menurut Anda teknologi apa yang telah di gunakan dalam dunia pendidikan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan secara umum? Bagaimana dengan sistem
pendidikan di era pandemi? Apakah sangat bergantung dengan teknologi informasi dan
komunikasi? Jelaskan jawaban Anda.

Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang


diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Teknologi yang
berkembang pesat setiap saatnya membuat setiap orang sangat bergantung pada
teknologi dan menjadikannya sebagai salah satu kebutuhan yang penting. Terutama di
dunia pendidikan sendiri, teknologi menjadi sarana yang berperan dalam melakukan
kegiatan proses belajar mengajar. Teknologi sebenarnya sudah lama dimanfaatkan
dalam pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan itu sendiri. Teknologi didunia
pendidikan selalu disesuaikan dengan perkembangannya. Teknologi yang digunakan
untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara umum pada saat ini adalah Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK). TIK akan sangat bermanfaat dan berpotensi yang
besar jika didesain dan dikembangkan dengan lebih berinovatif lagi. TIK bisa membantu
guru dalam mengembangkan kreatifitas dan keterampilan siswa saat belajar.

Bagaimana dengan system pendidikan di era pandemi?Apakah sangat bergantung


dengan teknologi Informasi dan Komunikasi? Jelaskan jawaban anda
Pada era pandemi sekarang Pembatasan sosial berskala besar (PSPB), pemerintah
memberikan kebijakan untuk mengharuskan semua kegiatan yang dilakukan diluar
rumah dibatasi. Guru tidak bisa melakukan kegiatan tatap muka langsung dengan siswa
dikelas. Teknologi sangat membantu sekali pada masa pandemi ini, pembelajaran jarak
jauh dapat dilakukan dengan menggunakan pembelajaran secara online. Pembelajaran
online dilakukan dengan menggunakan alat komunikasi yang dapat membantu guru
tetap berkomunikasi dengan siswa walaupun tidak bertatap muka langsung. Kemajuan
teknologi yang berkembang secara pesat sangat membantu guru melakukan
pembelajaran jarak jauh dengan siswa. Pembelajaran jarak jauh dilakukan dengan
system Daring (Dalam jaringan) atau Luring (Luar Jaringan) dengan menggunakan
teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) melalui smartphone, laptop ataupun
komputer. Dengan kemajuan teknologi tersebut memberikan kemudahan bagi guru
maupun siswa dalam menentukan media pembelajaran. Teknologi dalam dunia
pendidikan membuat siswa lebih mudah dalam mencari sumber belajar serta dapat
dengan mudah dalam memahami materi pembelajaran meskipun saat ini pembelajaran
dilakukan dengan tidak tatap muka di sekolah.
Semua kegiatan terutama pembelajaran sangat bergantung pada teknologi terbaru saat
ini. Selama pandemi Covid-19, sekolah harus tetap melaksanakan pembelajaran
kepada peserta didik di rumah. Kegiatan pembelajaran dipandu oleh guru secara online
melalui media sosial atau aplikasi pembelajaran yang tersedia.
Referensi :
atang Herman dkk, . 2019. Studi Komparatif Pendidikan Dasar di Berbagai Negara.
Tangerang : Universitas terbuka
Riana, Cepi. 2018. PERANAN TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN. Universitas
Pendidikan Indonesia. Bandung.
 
 
Terimakasih.
 
PermalinkTampilkan indukTanggapi

Sebagai balasan Kiriman pertama


Re: Diskusi.5 TIK dalam Pendidikan Dasar

oleh DEWI APRIANI 530047411 - Jumat, 23 April 2021, 11:05


Assalamualaikum
Baiklah saya akan mencoba menanggapi diskusi 5 masalah perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi di pendidikan dasar
Dewi apriani 530047411

Menurut Anda teknologi apa yang telah di gunakan dalam dunia pendidikan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan secara umum? Bagaimana dengan sistem
pendidikan di era pandemi? Apakah sangat bergantung dengan teknologi informasi dan
komunikasi? Jelaskan jawaban Anda.
Jawab
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah menjadi kebutuhan dasar dalam
kehidupan masyarakat modern saat ini. Misalnya, penggunaan telepon seluler,
sekarang sudah merupakan barang pokok yang tampaknya sudah dimiliki oleh setiap
orang.Oleh karena itu, pemahaman dan penguasaan keterampilan dasar akan TIK
merupakan hal utama yang perlu dimiliki oleh setiap warga Indonesia. Dengan
perkembangan TIK yang sangat pesat, kita pun mau tidak mau harus mampu
mengikutinya.
Penggunaan TIK dalam proses belajar dan mengajar telah dianjurkan di Indonesia
meskipun fakta menunjukkan bahwa akses terhadap TIK belum merata untuk seluruh
wilayah di negeri ini. Koneksi internet, kepemilikan hardware, software dan sumber
daya manusia yang memahami penggunaan TIK belumlah merata antara kota dan
desa, antara wilayah yang satu dan lainnya. Pandemi Covid-19 telah memberikan
gambaran atas kelangsungan dunia pendidikan di masa depan melalui bantuan
teknologi. Namun, teknologi tetap tidak dapat menggantikan peran guru, dosen, dan
interaksi belajar antara pelajar dan pengajar sebab edukasi bukan hanya sekedar
memperoleh pengetahuan tetapi juga tentang nilai, kerja sama, serta kompetensi.
Situasi pandemi ini menjadi tantangan tersendiri bagi kreativitas setiap individu dalam
menggunakan teknologi untuk mengembangkan dunia pendidikan.Saat ini kita harus
bekerja keras bersama bagaimana membawa teknologi menjawab permasalahan nyata
yang terjadi pada mahasiswa dan pelajar yang kurang beruntung dalam hal ekonomi
maupun teknologi yang berada di daerah-daerah terpencil.
Kondisi pandemi Covid-19 juga memaksa para pemangku kebijakan di bidang
pendidikan untuk dapat menyesuaikan diri dalam melaksanakan proses
pembelajaran.Mahasiswa diberikan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman
belajar yang lebih luas dan kompetensi baru melalui beberapa kegiatan pembelajaran di
luar program studinya. Sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem
pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi
dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet. Guru harus memastikan
kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun siswa berada di rumah. Solusinya,
guru dituntut dapat mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan
memanfaatkan media daring (online).Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui
perangkat personal computer (PC) atau laptop yang terhubung dengan koneksi jaringan
internet. Guru dapat melakukan pembelajaran bersama diwaktu yang sama
menggunakan grup di media sosial seperti WhatsApp (WA), telegram, instagram,
aplikasi zoom ataupun media lainnya sebagai media pembelajaran. Dengan demikian,
guru dapat memastikan siswa mengikuti pembelajaran dalam waktu yang bersamaan,
meskipun di tempat yang berbeda.Permasalahan yang terjadi bukan hanya terdapat
pada sistem media pembelajaran akan tetapi ketersediaan kuota yang membutuhkan
biaya cukup tinggi harganya bagi siswa dan guru guna memfasilitasi kebutuhan
pembelajaran daring. Kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet menjadi melonjak dan
banyak diantara orangtua siswa yang tidak mampu untuk menambah anggaran dalam
menyediakan paket internet.Hal ini pun menjadi permasalahan yang sangat penting
bagi siswa, jam berapa mereka harus belajar dan bagaimana data (kuota) yang mereka
miliki, sedangkan orangtua mereka yang berpenghasilan rendah atau dari kalangan
menengah kebawah (kurang mampu). Paket internet dapat membebankan kepada
orangtua siswa yang ingin anaknya tetap mengikuti pembelajaran daring,sehingga
banyak orang tua berusaha lebih giat lagi supaya pembelajaran dimasa pandemic ini
anaknya bisa mengikuti pembelajaran daring dimasa pandemic ini.
Dengan demikian, pembelajaran daring sebagai solusi yang efektif dalam pembelajaran
di rumah guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19, physical distancing
(menjaga jarak aman) juga menjadi pertimbangan dipilihnya pembelajaran tersebut.
Kerjasama yang baik antara guru, siswa, orangtua siswa dan pihak sekolah/madrasah
menjadi faktor penentu agar pembelajaran daring lebih efektif.Semoga pandemi Covid-
19 ini cepat berlalu seiring dengan new normal yang telah diberlakukan oleh
pemerintah. Sehingga proses pembelajaran bisa terlaksana seperti semula dengan
kehadiran guru dan siswa yang saling berinteraksi langsung belajar di sekolah seperti
sebelum terjadinya masa covid-19.
PermalinkTampilkan indukTanggapi
◄ Materi Tambahan Sesi 5

Anda mungkin juga menyukai