Tugas 1 Evaluasi Program Pendidikan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

Tugas 1

MPDR5104
Evaluasi Program Pendidikan

Nama : Rizal Adi Triwibowo


NIM : 530080602

PROGRAM STUDI PASCA SARJANA


UNIVERSITAS TERBUKA
Jawaban:
1. Jawaban Nomor 1
a. 8 perbedaan Evaluasi dan Penelitian
- Berdasarkan motivasinya, penelitian dilakukan hanya untuk mengetahui
sejauh mana penerapan program efektif dilakukan sesuai dengan teori yang
sudah direncanakan dan informasi yang diperoleh hanya sebatas pengetahuan.
Sedangkan evaluasi dilakukan karena untuk menentukan solusi dari
permasalahan atau kefektifan pelaksanaan program. Hasil dari evaluasi
menjadi dasar bagi pelaksana program untuk menentukan keberlanjutan
program.
- Berdasarkan tujuan, penelitian berorientasi pada kesimpulan sedangkan
evaluasi berorientasi pada keputusan. Maksudnya, pada penelitian
permasalahan yang muncul dirumuskan berdasarkan kebutuhan peneliti dan
sehingga tujuan penelitian untuk menjawab pertanyaan dari rumusan
permasalahan penliti sebagai dasar pengetahuan. Sedangkan pada evaluasi
rumusan permasalahan muncul dari pelaksana program, sehingga tujuan
evaluasi adalah untuk menentukan keputusan pelaksanaan program.
- Pada penelitian menjelaskan gambaran secara umum suatu program sebagai
sebuah pengetahuan, sedangkan evaluasi menjelaskan gambaran secara khusus
dari suatu program sebagai dasar keputusan keberlanjutan program.
- Pada penelitian permasalahan muncul dari peneliti itu sendiri, sesuai dengan
apa yang akan dipecahkan oleh peneliti sedangkan pada evaluasi
permasalahan muncul dari pelaksana program itu sendiri.
- Evaluasi menekankan pada kegunaan suatu program apakah memberikan
dampak positif sedangkan penelitian menekankan pada suatu pengetahuan
yang jelas dan pasti kebenarannya menurut norma-norma keilmuan.
- Berdasarkan ruang lingkupnya, penelitian terfokus pada permasalahan yang
dirumuskan oleh peneliti, sedangkan pada evaluasi terfokus pada
permasalahan yang terjadi pada keseluruhan program.
- Berdasarkan kriteria untuk menilai kegiatan, terdapat dua kriteria paling
penting untuk menilai kesesuaian dari penelitian yaitu Validitas eksternal dan
internal. Sedangkan kriteria pada evaluasi yaitu kegunaan dan kredibilitas.
- Dasar disiplin, pada penelitian terfokus pada satu dasar teori saja sedangkan
pada evaluasi tidak hanya terfokus pada satu dasare teori saja.
b. Hal yang dilakuakn oleh Pak Andi merupakan bentuk penelitian karena hasil
informasi dari penelitian hanya sebagai pengetahuan dari efektifitas pelaksanaan
program. Sedangkan yang dialkaukan Pak Bobby merupakan evaluasi katrena
hasil informasi yang diperoleh menjadi dasar acuan keputusan pada suatu program
yang dilaksanakan.
c. Menurut saya kajian yang dilakukan merupakan sebuah penelitian berdasarkan
penjelasana tentang perbedaan penelitian dan evaluasi. Berdadarkan motivasinya
kajian tersebut hanya menekankan sejauh mana efektifitas program percepatan
tesis deilaksanakan. Berdasarkan tujuannya kajian tersebut hanya berorientasi
pada kesimpulan kefektifan pelaksanaan program. Dan dari hasil penelitian hjanya
dijelaskan gambaran umum dari program yang dilaksanakan. Ruang lingkup pada
kajian tersebut terfokus pada penyelesaian tugas akhir yang dilakukan mahasiswa
dan waktu yang digunakan tergolong tetap dan ditentukan batasan waktunya. Pada
kajian tersebut hanya menilai pada validitas sebuah program yang dilaksanakan.

2. Jawaban nomor 2
a. Berdasrkan uraian pada soal tersebut model evaluasi yang cocok digunakan adalah
Model Evaluasi Berbasi Manajemen (CIPP). Adapaun langkah-langkah
pelaksanaan Evaluasinya adalah sebagai berikut:
1) Memfokuskan Evaluasi
Pada tahap ini, evaluator menetapkan apa yang akan dievaluasi dan apa desain
yang digunakan. Untuk itu, dilakukan uji-coba pelaksanaan Program
Pendidikan Karakter di suatu lembga pendidikan atau beberapa sekolah yang
ditetapkan sebagai pilot-proyek. Dalam tahap ini, ditetapkan fokus
evaluasi:apakah keseluruhan sekolah, ataukah sekolah tertentu. Apakah
sekolah itu merupakan sekolah induk atau inti dan yang lain merupakan
sekolah imbas.
2) Mengumpulkan informasi
Pada tahap ini para evaluator mengidentifikasikan sumber-sumber informasi
yang esensialserta alat-alat (instrumen) yang digunakan untuk mengumpulkan
informasi tersebut. Sesudahsemuanya disiapkan, evaluator melaksanakan
pengumpulan informasi. Informan yang diharapkanadalah pihak-pihak yang
terutama terkait langsung dengan proses pembelajaran, misalnya siswa,guru,
pimpinan sekolah, tata usaha, komite sekolah, dan wakil-wakil masyarakat
yang mewakiliorang tua siswa maupun profesi tertentu yang menonjol.
Informasi juga dikaitkan dengan deskripsi tentang content atau materi
pembelajaran, input terutama kesiapan dan peran serta input, process, terutama
terkait dengan kesesuaian proses dengan materi dan input serta aspek sarana
dan prasaranalainnya, serta product. Jika product belum dihasilkan, tidak
mungkin dilaksanakan evaluasi Program Pendidikan Karakter.
3) Organisai dari Informasi
Para pengevaluator mengorganisasikan informasi agar mudah diinterpretasikan
dan dimanfaatkan oleh audiens (dalam hal ini kelompok evaluator).
Pengorganisasian informasimencakup pengodean, pengorganisasian,
penyimpanan, dan penyiapan untuk saji-ulang informasi.
4) Penganalisisan Informasi
Pada tahap ini, evaluator memilih dan mengembangkan teknik-teknik analisis
informasi yang memadai. Spesifikasi teknik yang digunakan tergantung pada
fokus evaluasi dan alat evaluasi yang digunakan.
5) Pelaporan Informasi Hasil Evaluasi
Pada tahap ini, para evaluator menetapkan cara terbaik untuk melaporkan hasil
evaluasi.Pada tahap ini ditetapkan apakah akan digunakan cara formal maupun
informal. Selain itu, laporan akhir hendaknya memuat rincian data statistik.
6) Administrasi Evaluasi
Keberlanjutan informasi dan evaluasi sangat diperlukan dalam pengembangan
program pendidikan karakter. Meskipun berdasarkan hasil evaluasi ternyata
kurikulum tersebut sudah memadai, namunpemberian umpan batik,
pemodifikasian, dan penyesuaian tetap diperlukan sebab berbagai kekuatan
yang mempengaruhi sekolah selalu menghendaki adanya perubahan.
b. Model evaluasi yang tepat digunakan pada permaslahan di atas yaitu model
Evaluasi berbasis Manajemen. Adapun aspek yang harus diperhatikan evaluator
dalam melakukan evaluasi adalah aspek konteks. Pada aspek evaluasi konteks
menilai berbagai kebutuhan pada program penghapusan ujian nasional, masalah-
masalah yang terjadi pada saat pelaksanaan ujian nasional, kesempatan sebagai
dasar untuk mendefinisikan tujuan utama penghapusan ujian nasioanal dan
prioritas dan menentukan hasil.
3. Jawaban nomor 3
a. 4 hal yang harus dipelajari terlebih dahulu oleh evaluator progam sebelum
menyusun latar belakang yaitu:
1) Reaksi
Untuk menggali dan mengamati reaksi peserta program terhadap program itu
sendiri. Reaksi dapat diukur dari apa yang dipikirkan oleh peserta program,
tingkat kepuasan terhadap pelayanan dan kebutuhan yang belum terpenenuhi
di dalam program.
2) Pembelajaran
Pembelajaran dalam hal ini merupakan perubahan yang terjadi pada saat
sebelum mengikuti program dan sesudah mengikuti program. Dengan aspek
ini, peneliti dapat mengukur tingkat keberhasilan program sebelum dan
sesudah dilaksanakan program.
3) Perilaku
Menurut Herman Steensma dan Karin Groeneveld (dalam Ramadhon:
2016:47) Evaluasi perilaku dilakukan untuk mengindikasikan sejauh mana
materi dalam pelatihan diaplikasikan pada pekerjaan dan tempat kerja peserta.
Donald Kirkpatrick dan James Kirkpatrick (dalam Ramadhon: 2016:47)
menyatakan kemudian untuk dapat mengaplikasikan perubahan perilaku
tersebut terdapat empat kondisi yang diperlukan yaitu seseorang harus
mempunyai keinginan untuk berubah; seseorang harus tahu apa yang harus
dilakukan dan bagaimana cara melakukan hal tersebut; seseorang harus
bekerja dalam lingkungan kerja yang tepat; serta seseorang harus mendapatkan
penghargaan karena dia berubah
4) Hasil
Hasil yang dimaksudkan adlaha hasil akhir dari dampak program yang bagi
peserta program. Hasil program bisa berupa peningkatan kinerja, peningkatan
prestasi, penurunan perilaku negative dan lain-lain.
b. Latar belakang, merupakan bagian yang berisi penjelasan singkat mengenai objek
dan masalah penelitian serta sebagai landasan atau alasan dalam melakukan
penelitian. Identifikasi masalah, merupakan bagian yang menyatakan masalah
masalah yang didapat dari bagian latar belakang. Masalah merupakan isu atau
kendala yang menyebabkan kegagalan suatu program atau tujuan yang
menekankan pada keharusan dilaksanakan penelitian atau evaluasi.
c. Judul evaluasi :
I. Judul
“EVALUASI PROGRAM KELAS KHUSUS OLAHRAGA SMA X KOTA Y”

II. Latar Belakang Masalah


Prestasi olahraga nasional yang kurang menggembirakan pada prinsipnya dan
sedikit banyak menggambarkan kondisi pembinaan keolahragaan di tingkat
sekolah dan olahraga belum dilaksanakan secara benar, optimal, dan
terprogram. Hal ini sesuai apa yang dinyatakan oleh Priyonoadi (2012) bahwa
Olahraga di negara Indonesia masih tersendat-sendat dalam prestasi, karena
kurangnya fasilitas olahraga dan program pendidikan yang baik. Olahraga
sekolah mencakup setidaknya tiga kategori kegiatan: pendidikan jasmani,
partisipasi olahraga terorganisir, dan kegiatan olahraga rekreasi (Abernethy &
MacAuley, 2003). Untuk mendorong keberhasilan olahraga di tanah air,
pemerintah telah memberikan kesempatan dan layanan pendidikan kepada
segenap peserta didik untuk mengikuti pendidikan olahraga dan lebih khusus
bagi yang memiliki bakat istimewa olahraga dapat melalui SKO maupun KKO.
Pembinaan prestasi olahraga bagi peserta didik KKO yang dilaksanakan secara
terorganisir dengan baik di setiap sekolah penyelenggara KKO diharapkan
mampu memberikan layanan pembinaan prestasi olahraga yang lebih baik. Post,
Eric. G., dkk. (2017) “Atlet/peserta didik sekolah menengah harus semakin
didorong untuk berpartisipasi dalam satu olahraga sepanjang tahun untuk
meningkatkan keterampilan olahraganya”. Adapun tujuan dari diselenggarakan
KKO menurut Kementerian Pendidikan Nasional, (2010) adalah: 1)
mengembangkan bakat dan minat dalam bidang olahraga, 2) meningkatkan
mutu akademis dan prestasi olahraga, 3) meningkatkan kemampuan
berkompetisi secara sportif, 4) meningkatkan kemampuan sekolah dalam
pembinaan dan pengembangan kegiatan olahraga, 5) meningkatkan kesehatan
jasmani dan rohani.
Pendidikan khusus bagi peserta didik bakat istimewa olahraga adalah
pendidikan formal yang diselenggarakan dan dikelola untuk memberikan
layanan pendidikan kepada peserta didik yang memiliki bakat istimewa
dibidang olahraga agar mampu mengaktualisasikan potensi bakat istimewa
yangada pada dirinya sehingga menjadi prestasi nyata yang optimal (Khodari,
K. 2016).
Pelaksanaan KKO di SMA X kota Y sedikit berbeda dalam implementasi di
lapangan. Hal ini disebabkan: 1) pedoman pelaksanaan KKO dari Dinas Dikpora
atau Kementerian Pendidikan Nasional tidak ada; 2) kemampuan pendanaan di
sekolah penyelenggara KKO yang terbatas; 3) Tenaga pendidik khusus olahraga
yang terbatas: 4) linearitas latar belakang pendidikan tenaga pendidikan khusus
olah raga.

III. Rumusan Masalah


Adapun rumusahan masalah dalam penelitian ini adalah 1) Apa masukan dari
program pendidikan kelas khusus olahraga? 2) Bagaimana proses
berlangsungnya program pendidikan kelas khusus olahraga? dan 3) Bagaimana
hasil program pendidikan kelas khusus olahraga?

IV. Tujuan Evaluasi


Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi kelas khusus olahraga Sekolah
Menengah Atas X kota Y

V. Manfaat Evaluasi
Hasil dari penelitian ini dapat memberi manfaat, diantaranya manfaat teoritis
untuk memberikan kontribusi terhadap pengelolaan kelas yang didasarkan minat
dan bakat peserta didik dan dapat memberikan kontribusi terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan khsususnya teori mengenai pengelolaan kelas
khusus olahraga sehingga hasil penelitian ini mampu memperkuat suatu teori
dengan pengujian secara empiris. Adapun penelitian ini memberikan manfaat
praktis yaitu bagi: Kepala sekolah, ketua program, guru, pelatih, sekolah lain,
dan peneliti lain.

Anda mungkin juga menyukai