Etika Profesi Hehe-1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

TUGAS ETIKA PROFESI

“STUDI KASUS ETIKA PROFESI”

Ichwanul Akhir T
Npm : 19 121 037
BAB I – PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Arsitek merupakan profesi yang sangat spesifik, karena dalam melakukan praktik
arsitektur harus mampu menangkap suatu pesan ataupun keinginan daripada pengguna jasa,
agar dapat diwujudkan menjadi suatu karya bangunan yang fungsional beserta lingkungan
binaannya. Arsitek dalam keprofesiannya juga harus memperhatikan kondisi sekitar
perancangannya dibangun, apakah ada pihak yang dirugikan baik manusia, sumber daya
alam, budaya kedaerahan sekitar. Bahkan arsitek haruslah mampu mengikuti perubahan
perkembangan dunia yang terus terjadi, jelas bukan keahlian yang mudah tanpa dilator
belakangi oleh pendidikan dan pengalaman.

Di Indonesia sendiri pendidikan arsitektur dimulai sekitar tahun 1950-an,kemudian


diikuti oleh bebrapa organisasi keprofesian dan semakin berkembang kepada munculnya
sejumlah spesialisasi keahlian. Berkaitan dengan hal tersebut,apresiasi masyarakat pada
keahlian ini pun tumbuh dengan pesat, sehingga pembangunan sarana dan prasarana kian
menjadi andalan untuk melakukan pembangunan ekonomi. Kini peran profesi arsitek di
Indonesia telah banyak mewarnai pembangunan fisik negeri ini, bahkan sudah sampai tahap
memfasilitasi pembangunan bagi masyaraat kurang mampu di daerah kumuh, perumahan
danpemukiman korban bencana alam sehingga tidak hanya dinikmati kalangan maysrakat
mampu.

Cepatnya pertumbuhan pembangunan dan jasa konstrusi ternyata disertai juga dengan
banyaknya bermunculan kasus – kasus ataupun perilaku kurang terpuji sejumlah oknum dan
badan usaha yang merugian pengguna jasa, lingkungan,masyarakat sekitar bahan sampai
kepada hilangnya nilai – nilai budaya karena rusaknya situs bangunan yang merupakan cagar
budaya / bagunan bersejarah.

Hal tersebut dilatar belakangi karena belum memadainya peraturan perundang –


undangan tentang profesi arsitek, sehinga oknum ahli ataupun yang mengaku ahli semakin
berpotensi meluas bahkan nantinya bisa saja jadi tidak terkendali.

Oleh sebab itu, sudah selayaknya profesi arsitek mendapatkan pengakuan dalam
bentuk konstitusi negara sebagaimana peran profesi lainnya yang telah dahulu memiliki
kejelasan hukum, seperti dokter, akuntan, notaris sampai advokatsehingga dapat
menghasilkan karya – karya yang tidak merugikan, justru dapat lebih bermanfaat bagi
pengguna jasa serta lingkungan binaannya. Karena peran arsitek jelas memiliki keterkaitan
atas berembangnya pembangunan kota dan daerah pelosok menjadi lebih maju, terorganisir
dan merata dengan hasil yang dapat memberikan kenyamanan dan keselamatan bagi
masyarakat Indonesia.Sampai saat ini pengaturan tentang profesi arsitek dan praktik
arsitektur diIndonesia masih belum jelas dalam peraturan Undang – Undang, titik terang
dimulaidari UU No. 18 / 1999 tentang Jasa Konstruksi dan UU No.28 / 2002
tentangBangunan Gedung sebagai pengganti UU dari masa colonial Belanda. Akan tetapi
tidak ada rincian lebih lanjut tentang siapakah penyedia jasa, cakupan yang ada juga sebatas
bangunan pemerintah saja, belum sampai sektor swasta. Kurang pahamnya banyak pihak
tentang kegiatan arsitek dan praktik arsitektur ini juga menyebabkan masih samarnya peran
dan tanggung jawab arsitek dalam pembangunan, terlebih tentang belum adanya kejelasan
pengertian tentang profesi, pemberian gelar kesarjanaan, karena semakin meningkatnya
jumlah sarjana arsitektur saat ini yang telah berpratik sebagai arsitek tanpa memiliki sertifikat
keahlian dan lisensi kerja dan ketidak jelasan perundang – undangan di bidang jasa
konstruksi dimanfaatkanbanyak pihakmelakukan pembangunan yang semena – mena. Jelas
hal ini memilikidampak yang berujung merugikan banyak pihak, baik pengguna jasa, pelaku
bidang perencanaan, termasuk lingkungan dan budaya.Seperti Undang – Undang yang telah
dimiliki oleh semua Negara. Dimana Undang – Undang ini yang nantinya dapat mengarahkan
penyelenggaraan pembangunan secara lebih tertib, lebih professional dan benar – benar dapat
dipertanggung jawabkan oleh semua pihak / pelaku pembangunan sehingga tidak ada lagi
kasus – kasus merugikan baik pengguna jasa maupun pelaku keprofesian arsitek itu sendiri.
Pengaturan praktik arsitektur yang lebih tertib dengan mempertimbangkan segi keahlian,
keselamatan manusia dan lingkungan serta dilandasi etika berprofesi yang benar, saat ini
hanya bisa dilakukan dan diharapkan kepada sekelompok yaitu arsitek yang terdaftar pada
organisasi keprofesian saja. Sementara peraturan organisasi Arsitek tidak menjangkau pelaku
praktik arsitektur lainnya yang bukan anggota organisasi tersebut. Selama negara ini tidak
memiliki UU tentang Arsitek,maka tidak ada ketentuan yang melarang terjadinya praktik
arsitektur ilegal yangtidak melindungi masyarakat serta lingkungan secara tidak
bertanggungjawab.

1.2 RUMUSAN MASALAH

 Adakah perundang – undangan yang siap mengatur arsitek yang setara


dengannegara lain ?
 Adakah kejelasan terperinci tentang siapakah pengguna, penyedia,
caupanataupun ruang lingkup juga hak dan kewajiban dalam berpraktik
arsitetur ini?
 Seberapa penting lisensi bagi prakti keprofesian?

1.3 TUJUAN

Diharapkan akan timbul kesadaran dari berbagai pihak bahwa benar perlu adanya
kepastian hukum atas keprofesian ini, sehingga :
 Meminimalisasi ketidak tahuan masyarakat yang notabene awam atas hukum, hakdan
kewajiban dalam menggunakan jasa arsitek
 Terproteksinya pelaku dan pengguna jasa dengan hasil perancangan yang tidakhanya
baik, melainkan benar – benar dapat dipertanggung jawabkan.
 Dapat mendukung pembangunan nasional kedepan, meningkatkan kualitasarsitek
Indonesia agar memiliki daya saing global tanpa mengurangi sumber dayaalam dan
nilai budaya nusantara.
 Terciptanya kesadaran atas perlunya etia dalam berpofesi, disini dikhususkan dalam
bidang eteknikan / perencanaan
BAB II - ULASAN KASUS

2.1 ARSITEK & KEPROFESIAN

a. Definisi Arsitek

Sumber : Budiharjo. E.1997, Jati Diri Arsitek


Kata Arsitek berasal dari bahasa Yunani, Architekton yang merupakan rangkaian dua
kata yaitu
Archi yang berarti pemimpin atau yang pertama, dan
Tekton
yangberartimembangun. Jadi Arsitek adalah pemimpin pembangunan (master
builder).

Marcus Pollio Vitruvius (1486)


Ada tiga aspek penting dalam arsitektur, yaitu :
 firmitas - kekuatan atau konstruksi
 utilitas - kegunaan atau fungsi
 venusitas - keindahan atau estetika
Sumber : Buku Merah IAI ( Ikatan Arsitektur Indonesia )
Arsitek adalah sebutan ahli yang mempunyai latar belakang atau dasar
pendidikan tinggi Arsitektur dan atau yang setara serta mempunyai kompetensi yang
diakui,melakukan praktek Profesi Arsitek, sesuai ketentuan organisasi profesi arsitek
sertatelah memiliki Sertifikat IAI.

b. Definisi Keprofesian

Schein, E.H (1962)


Profesi adalah suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu set norma
yang sangat khusus yang berasal dari perannya yang khusus di masyarakat

Hughes, E.C (1963)


Perofesi menyatakan bahwa ia mengetahui lebih baik dari kliennya tentang apa yang
diderita atau terjadi pada kliennya

Daniel Bell (1973)


Profesi adalah aktivitas intelektual yang dipelajari termasuk pelatihan yang
diselenggarakan secara formal ataupun tidak formal dan memperoleh sertifikat yang
dikeluarkan oleh sekelompok / badan yang bertanggung jawab pada keilmuan tersebut
dalam melayani masyarakat, menggunakan etika layanan profesi dengan
mengimplikasikan kompetensi mencetuskan ide, kewenangan ketrampilan teknis
danmoral serta bahwa perawat mengasumsikan adanya tingkatan dalam masyarakat
c. Karakteristik Profesi

Keterampilan yang berdasarkan pada pengetahuan teoritis :


 Professional dapat diasumsikan mempunyai pengetahuan teoritis
yangekstensif dan memiliki keterampilan yang berdasarkan pada
pengetahuantersebut dan bisa diterapkan dalam praktik.
 Assosiasi professional : Profesi biasanya memiliki badan yang
diorganisasioleh para anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan
status paraanggotanya.
 Pendidikan yang ekstensif : Profesi yang prestisius biasanya
memerlukanpendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan tinggi.
 Ujian kompetensi : Sebelum memasuki organisasi professional, biasanya
adapersyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama
pengetahuanteoritis.
 Pelatihan institusional : Selain ujian, biasanya dipersyaratkan untuk
mengikutipelatihan institusional dimana calon profesional mendapatkan
pengalamanpraktis sebelum menjadi anggota penuh organisasi.
 Lisensi : Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasisehingga
hanya mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.
 Otonomi kerja : Profesional cenderung mengendalikan kerja danpengetahuan
teoretis mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar.
 Kode etik : Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi
paraanggotanya dan prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar
aturan.
Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu
 Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan
inidimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.
 Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya
setiappelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
 Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi
harusmeletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
 Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan
selaluberkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai
kemanusiaanberupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan
sebagainya, makauntuk menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada
izin khusus.
 Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.

d. Definisi Profesi Arsitek


Profesi Arsitek adalah
keahlian dan kemampuan penerapan dibidang perencanaan perancangan
arsitektur dan pengelolaan proses pembangunan lingkungan binaan yang diperoleh
melalui pendidikan tinggi arsitektur dan atauyang diakui oleh Organisasi serta dari
pengalaman penerapan pengetahuan ilmudan seni tersebut, yang menjadi nafkah
dan ditekuni secara terus-menerusdan berkesinambungan.
2.1.1 PERSYARATAN ARSITEK
Salah satu persyaratan administratif untuk melakukan pekerjaan sebagai
Arsitek sesuai UU No.18 / 1999 tentang Jasa Konstruksi, adalah para ahli harus
tergabung dan terdaftar pada organisasi profesinya. Bahkan di dalam peraturan
organisasi juga telah diatur, bagi Arsitek asing yang akan praktik arsitektur di
Indonesia haruslah Arsitek yang telah memiliki sertifikat keahlian dan terdaftar
(Registered) lembaga yang ditunjuk mewakili negara. Pentingnya Arsitek
terdaftar, adalah untuk :
 Mendata keberadaan Arsitek yang berpraktik,
 Membina dan mengembangkan keprofesian Arsitek,
 Meneguhkan terus menerus prinsip berprofesi yang beretika,
 Membantu melindungi hak-hak Arsitek
 Menjaga kepentingan pengguna jasa Arsitek,
 Mencegah terjadinya pelanggaran/mal-praktik arsitek
 Melestarikan nilai-nilai budaya yang terkait dengan kegiatan arsitektur
 Menjaga kepentingan aset nasional yang harus dilindungi.
Seperti juga yang terjadi di negara lain, suatu UU tentang Arsitek setidaknya
nanti harus tegas menetapkan klasifikasi dan persyaratan, bahwa hanya orang yang
ahli pada bidang arsitekturlah yang bisa mengerjakan dan bertanggung jawab
untuk pekerjaan arsitektur. Undang-undang ini dibuat dengan menguraikan tiga
hal utama bagi persyaratan arsitek, yaitu tentang:
 pendidikan yang diperoleh
 pengalaman praktik, pengembangan keprofesian berkelanjutan
 kompetensi profesional (termasuk didalamnya pengertian terhadap kode
etikdan kaidah tata laku profesi).
Melalui kongres internasional Arsitek - UIA di Beijing tahun 1999, telah
disepakatibeberapa pedoman kepranataan yang mengatur praktik arsitektur. Pedoman
inibersifat kesepakatan dan kebijakan (policy) tentang pengaturan praktik arsitektur diseluruh
dunia, tetapi mempunyai keluwesan tertentu, sehingga dapat dikembangkanoleh masing-
masing negara anggota disesuaikan dengan kondisi negara masing-masing.
Hal-hal yang diatur dalam kesepakatan tersebut antara lain adalah tentang:
 Etika dan kaidah tata laku
 Arsitek dan praktik arsitektur
 Kompetensi dasar arsitek profesional
 Pendidikan arsitektur
 Akreditasi pendidikan arsitektur
 Pemagangan dan praktik kerja
 Registrasi dan lisensi praktik
 Pengembangan profesional berkelanjutan
 Praktek di negara lain
 Kekayaan intelektual/copyright
 Peran asosiasi profesi arsitek
Melalui berbagai program yang dijalankan oleh organisasi profesi Arsitek di
Indonesia,beberapa kebijakan tersebut sudah dikembangkan dan dijadikan program kegiatan
untuk kepentingan praktik arsitek di Indonesia. Salah satu hal utama yang sudah dilaksanakan
adalah pembakuan kompetensi dasar Arsitek profesional yang dikaitkan dengan program
sertifikasi nasional.

2.1.2 LINGKUP PRAKTIK ARSITEK


Arsitektur memiliki lingkup yang berhubungan dengan bangunan gedung atau
kelompok bangunan gedung, interior bangunan dan eksterior lingkungan sekitar bangunan,
Mulai dari awal pembuatan perancangan dan perencanaan, sampai pelaksanaan, penggunaan,
peremajaan bangunan serta lingkungannya. Tidak ada disiplin ilmu lain di seluruh negara
selain bidang arsitektur yang mempelajari khusus tentang bangunan dan kelompok bangunan.

2.1.3 LARANGAN & SANKSI


Seharusnya ada kejelasan sanksi untuk mencegah terjadinya kecurangan ataupun
rusaknya potensi / budaya bangsa, dan proses membangun / jasa konstruksi yang selama ini
dianggap mudah oleh banyak pihak tidak lagi dilakukan secara semena – mena. Dimana sanki
– sanksi yang didapat nantinya harus menimbulkan efek jeraagar membudayayakan nilai
tertib kepada pengguna jasa dan pemilik keprofesian.

2.2 ETIKA & HUKUM


a. Definisi Etika
Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah sesuatu
dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai ataukualitas yang
menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral.Etika mencakup analisis dan penerapan
konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.

St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi)


menempatkan etika di dalam kajian filsafatpraktis (practical philosophy).Kamus
Besar Indonesia terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaanmemberikan rumusan etika
dalam tiga arti, yaitu:
 Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk dan tentang hak dan
kewajibanmoral (akhlak).
 Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
 Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan ataumasyarakat.
Etika berarti norma-norma dan asas-asas moral yang diterima oleh kelompok atau
golongan masyarakat tertentu sebagai landasan bertingkah laku yang didasarkan padakaidah-
kaidah akhlak.

Beberapa manfaat Etika adalah sebagai berikut ,


 Dapat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan dan moral.
 Dapat membantu membedakan mana yang tidak boleh dirubah dan manayang
boleh dirubah.
 Dapat membantu seseorang mampu menentukan pendapat.
 Dapat menjembatani semua dimensi atau nilai-nilai.
b. Definisi Hukum
HUKUM adalah peraturan yang berupa norma dan sanksi yang dibuat dengan
tujuanuntuk mengatur tingkah laku manusia, menjaga ketertiban, keadilan,
mencegahterjadinya kekacauan. Berikut ini akan kita mengulas beberapa pendapat
mengenaipemikiran Hukum Menurut Pemikiran Para Ahli
Aristoteles
 Sesuatu yang berbeda dari sekedar mengatur dan mengekspresikan bentuk
darikonstitusi dan hukum berfungsi untuk mengatur tingkah laku para hakim
danputusannya di pengadilan untuk menjatuhkan hukuman terhadap
pelanggar.
 Hukum hanya sebagai kumpulan peraturan yang tidak hanya
mengikatmasyarakat tetapi juga hakim.
Karl Max
 Suatu pencerminan dari hubungan hukum ekonomis dalam masyarakat pada
suatu tahap perkembangan tertentu.

c. Undang-Undang Arsitek yang saat ini akan dijadikan inisiatif DPR.


 UU – Ars diperlukan untuk melindungi kepentingan masyarakat luas dengan
mengatur arsitek dan praktek arsitek
 Arsitek dan karyanya bukan sekedar komoditas niaga, karna arsitek berakar
dari nilai seni budaya yang memerlukan pengaturan khas untuk dapat
berkembang. Yang nantinya kan jadi cermin budaya masyarakat Indonesia
 UU – Ars diperlukan untuk mengakui keberadaan arsitek sebagai ahli dalam
bidang pekerjaan lingkungan binaan sesuai dengan pendidikan yang
diterimanya, dan memenuhi hak masyarakat untuk hidup dalam lingungan
binaan yang baik dan nyaman
 UU – Ars menjadi salah satu alat untuk mensejajarkan diri dalam tata
pergaulan dan dunia profesi arsitek sala internasional
 UU – Ars diperlukan sebagai usaha turut menghidupkan institusi demokrasi
Indonesia
 UU – Ars menegaskan siapa yang berhak melakukan praktek arsitek

2.3 ETIKA PROFESIONAL


Dan oleh karena itulah dalam melaksanakan profesi terdapat kaidah-kaidah pokok
berupa etika profesi yaitu sebagai berikut;
 Profesi harus dipandang sebagai pelayanan dan oleh karena itu sifat
“tanpapamrih” menjadi ciri
 khas dalam mengembangkan profesi.
 Pelayanan profesional dalam mendahulukan kepentingan pencari
keadilanmengacu pada nilai-nilai luhur.
 Pengembangan profesi harus selalu berorientasi pada masyarakat
sebagaikeseluruhan.
 Persaingan dalam pelayanan berlangsung secara sehat sehingga dapat
menjaminmutu dan peningkatan mutu pengemban profesi.Untuk etika
berprofesi, IAI melengkapi diri dengan Dewan Kehormatan Profesi:
 Sebuah badan yang beranggotakan anggota profesional yang memiliki
integrasiprofesi dan menjunjung tinggi Kode Etik Arsitek dan Kaidah Tata
Laku Profesi Arsitek.
 Dewan ini berfungsi untuk melakukan tinjauan atas kode etik yang sudah
adauntuk kemudian membuat usulan penyempurnaan, memberikan edukasi
etikaprofesi kepada anggota, dan menjadi badan tempat menyelesaikan
permasalahdan pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh anggota IAI.
Dalam menjalankan tugas profesinya arsitek dibatasi dengan etika profesi atas tindak
dan perkataan seorang arsitek haruslah dapat dipertanggung jawabkan. Namun hanya arsitek
yang menjadi anggota Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) saja yang terikat dengan aturan kode
etik yang tercurah dalam Kode Etik Arsitek dan Kaidah Tata Laku Profesi Arsitek Ikatan
Arsitek Indonesia (IAI). Kode etik ini harus diterapkan, jika dilanggarkan mendapatkan
sanksi. Ada 5 kewajiban yang harus dipenuhi oleh arsitekprofesional :
 Penyimpangan / Pelanggaran terhadap kepentingan umum
 Penyimpangan / Pelanggaran terhadap kepentingan masyarakat
 Penyimpangan / Pelanggaran terhadap pengguna jasa
 Penyimpangan / Pelanggaran terhadap profesi
 Penyimpangan / Pelanggaran terhadap teman sejawat

Dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, lkatan Arsitek Indonesia


merumuskanKode Etik Arsitek sebagai benkut :
Pasal 1
Dalam menunaikan tugas profesional yang dipercayakan kepadanya. seorang Arsitek
bertanggung jawab kepada diri sendiri dan mitra kerja, profesi dan ilmu
pengetahuan,masyarakat dan umat manusia serta bangsa dan negara, sebagai
pengabdiankepada Tuhan Yang Maha Esa.

Pasal 2
Dalam menunaikan tugas, seorang Arsitek membaktikan seluruh kemampuan
keterampilan, pengetahuan, dan perasaan yang dimilikinya di dalam proses pembangunan
demi kesejahteraan umat manusia lahir dan batin, dengan tetap menjaga kemandirian berpikir
dan kebebasan bersikap.
Pasal 3
Seorang Arsitek harus menempatkan diri, menata pemikiran dan hasil karyanya,bukan
sebagai tujuan melainkan sarana yang digunakan secara maksimal dalam mencapai tujuan
kemanusiaan dengan berupaya hemat sumber daya serta menghindari dampak negatif.
Pasal 4
Atas dasar kepercayaan akan keutuhan integritas, keahlian, kejujuran, kearifan dan
rasa sosial yang dilimpahkan kepadanya, maka seorang Arsitek mendahulukan tanggung
jawab dan kewajiban daripada hak dan kepentingan diri sendiri.
Pasal 5
Tanpa mengurangi hak dan kepentingan pemberi tugas, seorang Arsitek berusaha
memahami dan memperjuangkan kepentingan umat manusia dan masyarakat pemakai,
sekalipun pihak ini bukan pemberi imbalan jasa secara langsung.
Pasal 6
Arsitek sebagai budayawan harus berupaya mengangkat nilai-nilai sosial budaya
melalui karyanya dan tidak semata mata menggunakan pendekatan teknis.
Pasal 7
Pada tahap manapun dalam proses pembangunan Arsitek harus menunaikan tugasnya
secara bijak dan konsisten.

BAB III - PENUTUP


3.1 KESIMPULAN
Seorang arsitek profesional harus bergabung dalam asosiasi resmi arsitekdalam hal ini
IAI. Ini menunjukkan adanya setifikasi legalitas seorang arsitek untuk mendapat ijin berkerja
sebagai arsitek profesional. Seseorang dapat dikatakan menjadi seorang arsitek profesional
apabila selalu terus berkarya dan dilengkapi dengan persyaratan legal formal dalam bentuk
sertifikasi keahlian dari asosiasiarsitek. Ini menunjukkan bahwa arsitek profesional harus
bergabung dalam asosiasi arsitek untuk dapat berkecimpung secara resmi Meski belum
adanya kejelasan hukum untuk arsitek di Indonesia, namun praktik arsitektur telah berjalan
sejak lama dan jutaan bangunan telah berdiri baik yang menggunakan jasa keahlian Arsitek
maupun tidak.
Kesemerawutan pembangunan yang terjadi, antara lain karena penerapan hukum yang
ada belum berjalan baik dan banyak pihak yang mengklaim bisa membangun seperti Arsitek
masih dibiarkan terjadi di negeri ini. Akibatnya bisa terlihat banyak bangunan yangdibuat
asal jadi, kurang memperhatikan keselamatan pengguna, banyak melanggar ketentuan
pembangunan tata ruang kota / wilayah, pemakaian bahan bangunan dan sistem yang kurang
layak. Seiring dengan belum adanya pengakuan terhadap tenaga profesi di bidang jasa
konstruksi termasuk Arsitek di Indonesia, maka praktik arsitektur yang terjadi diseluruh
pelosok negeri ini masih lebih banyak dilakukan dengan tanpa landasan keahlian dan hukum,
dan jauh jika ingin disetarakan dengan keahlian bangsa lain.
Sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat,bilamana
dalam diri para elit profesional tersebut terdapat kesadaran kuat untuk mengindahkan etika
profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang
memerlukannya. Standar-standar etika merupakan dasar untuk menjaga kelakuan dan
integritas atau kejujuran dari tenaga ahli profesi. Perlu diketahui bahwa kode etik profesi
adalah tidak sama dengan hukum (atau undang-undang).
Seorang ahli profesi yang melanggar kode etik profesi akan menerima sangsi atau
denda dari induk organisasi profesinya. Tanpa etika profesi, apa yang semula dikenal sebagai
sebuah profesi yang terhormat akan segera jatuh terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan
pencarian nafkah biasa yang sedikitpun tidak diwarnai dengan nilai-nilai idealism dan ujung-
ujungnya akan berakhir dengan tidak-adanya lagi respek maupun kepercayaan yang pantas
diberikan kepada para elite professional ini. Maka dapat disimpulkan jika profesi keteknikan
tanpa etika akan berakibat fatal bagi banyak orang.

3.2 SARAN
 Adanya kejelasan perundang – undangan / aspek hukum bagi pelaku maupun
pengguna keprofesian asritektur, karena etika profesi saja tidaklah cukup
untuk menjalankan kegiatan perancangan yang cakupan bidangnya sangat
luas.
 Terlibatkan praktisi professional dalam pelaksanaan suatu pembangunan dan
adanya kemauan untuk belajar / upgrading diri bagi para sarjana arsitektur
muda agar tidak terjadi salah kaprah dalam proses perancangan.
 Adanya sosialisasi ke masyarakat, dengan memberikan informasi
berkelanjutan guna meningkatkan kesadaran hukum menyangkut adanya
perundang – undangan dalam penggunaan jasa arsitek / konstruksi
3.3 DAFTAR PUSTAKA
 http://id.wikipedia.org/wiki/Profesi
 http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=etika%20dan%20hukum
%20keprofesian&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CB0QFjA
A&url=http://badilag.net/data/ARTIKEL/PENGERTIAN%2520ETIKA
%2520DAN%2520PROFESI
%2520HUKUM.pdf&ei=ET4gVJ2RDpPiuQS9y4CYCQ&usg=AFQjCNF
8w9TxxgU_pQ8A1ihAf6Ea4wKy_w&sig2=Hoqj0UvW7PTFYQ5n6Q4p
_g&bvm=bv.75775273,d.c2E
 http://enaldibandiesipa2.blogspot.com/2013/05/makalah-etika-dan-
tanggung-jawab-profesi.html
 http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=masalah%20etika
%20%26%20hukum%20%20profesi
%20arsitek&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CBsQFjAA&url
=http://furuhitho.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/31156/2%2BKod
e%2BEtik%2B Arsitek%2Bdan%2BKaidah%2BTata%2BLaku
%2BProfesi.ppt&ei=jUMgVJWbHMjN8gWXmYDwAQ&usg=AFQjCN
Hys6awbLf-
tRTr8nIQjtidJaaSuw&sig2=LSaEymOhZkyyJBTo62MGFA&bvm=bv.757
75273,d.c2E
 http://iai.didiharyadi.com/bukumerah/
 http://www.iai.or.id/keprofesian/pkb/
 http://www.iai.or.id/artikel/iai-dan-masa-depan-ke-arsitek-an-indonesia
 http://mtmdesign.wordpress.com/2008/09/09/arsitektur-dan-peran-arsitek/
 http://agungdwie.blog.undip.ac.id/2010/03/11/61/
 https://esubijono.wordpress.com/architecture/praktik-arsitek/
 https://esubijono.wordpress.com/architecture/undang-undang-arsitek/
 https://esubijono.wordpress.com/architecture/pendidikan-arsitektur/
 http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=hukum%20profesi
%20arsitektur&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CBsQFjAA&
url=http://eprints.undip.ac.id/17317/1/Fanny_Puspita.pdf&ei=I2MgVLKO
PJP58AWOvIGIBQ&usg=AFQjCNHLyr5r1gq2nh9Kbvzf7psXsRyNgA&
sig2=7ZH6oI2X0C9BTf4lqUlQ5g&bvm=bv.75775273,d.dGc
 http://realistmuhammad.wordpress.com/2013/06/12/tugas-etika-profesi/
 http://helena-hapsari.blogspot.com/2011/10/hukum-pranata-arsitektur.html
 http://etika-profesi-universitas.blogspot.com/2011/10/etika-profesi-
hukum.html
 http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4c0c5f4616b82/hak-cipta-
arsitektur
 http://pongset.blogspot.com/2012/04/normal-0-false-false-false-in-x-none-
x_13.html
 http://forum.iai.or.id/index.php?topic=85.0
 http://profesiarsitek.wordpress.com/

Anda mungkin juga menyukai