Sap Missing Tn. Marwoto
Sap Missing Tn. Marwoto
Sap Missing Tn. Marwoto
B1 Ruang 5F
A. ANALISI SITUASI
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
tahun 2018 sebanyak 57,6% penduduk Indonesia mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut.
Sebesar 19% diataranya mengalami gigi hilang.1 Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) tahun 2013, 25,9% penduduk Indonesia mempunyai masalah gigi dan mulut.
Diantara mereka, terdapat 31,1% yang menerima perawatan dan pengobatan dari tenaga medis
(perawat gigi, dokter gigi atau dokter gigi spesialis), sementara 68,9% lainnya tidak dilakukan
perawatan. Kelompok umur tertinggi yang mempunyai masalah gigi dan mulut adalah kelompok
umur 45-54 tahun sebanyak 31,9% dan kelompok kedua adalah kelompok umur 35-44 tahun,
dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak yakni 27,1% dan laki-laki sebanyak 24,8%.
Indeks DMF-T merupakan indeks yang digunakan untuk menilai status kesehatan gigi dan mulut
dalam hal karies/gigi berlubang pada gigi permanen. D=Decay artinya karies/gigi berlubang.
M=Missing artinya gigi yang hilang. F=Filling artinya gigi yang sudah dilakukan
penumpatan/penambalan gigi. Sedangnya arti T=Teeth adalah gigi. Sedangkan istilah MTI
(Missing Teeth Index) = angka persentase dari jumlah gigi tetap yang diekstraksi/dicabut
terhadap angka DMF-T. Menggambarkan besarnya gigi yang telah mengalami kerusakan dan
telah di ekstraksi.Indeks DMF-T Indonesia sebesar 4,6 dengan nilai D-T=1,6; MT=2,9; F-
T=0,08; yang berarti kerusakan gigi penduduk Indonesia 460 buah gigi per 100 orang.
Kehilangan gigi permanen pada orang dewasa terjadi disebabkan oleh penyakit
periodontal, gigi berlubang (karies), trauma, pencabutan (Setyadi, 2011). Menurut Rahmadhan
(2010) kehilangan gigi pada usia lanjut umumnya disebabkan oleh penyakit periodontal.
Penyakit periodontal adalah penyakit pada jaringan pendukung gigi meliputi jaringan gingival,
tulang alveolar, sementum, dan ligament periodontal. Penyakit periodontal mempengaruhi
hilangnya gigi, yang disebabkan oleh infeksi pada jaringan pendukung gigi yang apabila tidak
dirawat menyebabkan resorbsi tulang alveolar dan resesi gingiva sehingga menyebabkan
lepasnya gigi dari soket (Maulana, 2016).
B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah melaksanakan kegiatan penyuluhan diharapkan pasien memahami tentang
upaya menjaga kesehatan gigi dan mulut
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah melaksanakan kegiatan penyuluhan diharapkan pasien dapat :
1. Meningkatkan pengetahuan mengenai missing teeth/gigi hilang
2. Meningkatkan pengetahuan mengenai penyebab missing teeth/gigi hilang
3. Meningkatkan pengetahuan mengenai dampak missing teeth/gigi hilang
4. Meningkatkan pengetahuan mengenai pengobatan missing teeth/gigi hilang
C. MATERI (Terlampir)
1. Pengertian missing teeth/gigi hilang
2. Penyebab missing teeth/gigi hilang
3. Dampak missing teeth/gigi hilang
4. Pengobatan missing teeth/gigi hilang
D. METODE
Dialog interaktif, tanya jawab dan demonstasi.
E. MEDIA
Media demonstrasi secara langsung, alat bantu phantom gigi, dan sikat gigi.
F. KEGIATAN PENYULUHAN
Waktu Kegiatan Penyuluhan Penyuluh Sasaran
5 menit Pembukaan : a. Memberi salam a. Menjawab salam
a. Salam b. Memperkenalkan diiri b. Mendengarkan
b. Perkenalan c. Menjelaskan tujuan c. Memperhatikan
c. Tujuan penyuluhan
MATERI PENYULUHAN
a. Karies
Karies adalah penyakit multifactorial yang merupakan salah satu penyebab kehilangan
gigi yang paling sering terjadi pada dewasa muda dan dewasa tua. Karies merupakan
penyakit infeksi pada gigi, karies yang tidak dilaukan penumpatan akan bertambah buruk
sehingga menimbulkan rasa sakit dan berpotensi menyebabkan gigi mati dan akhirnya
terjadi kehilangan gigi karena terkikis (Narlan, 2012).
b. Penyakit periodontal
Penyakit periodontal merupakan penyakit infeksi pada jaringan yang mengelilingi dan
mendukung gigi. Penyakit periodontal dibagi atas dua golongan yaitu gingivitis dan
periodontitis. (Sihombing, 2015)
DAFTAR PUSTAKA
Mangundap, G. C. M., Wowor, V. N. S., & Mintjelungan, C. N. (2019). Efektivitas Penggunaan Gigi
Tiruan Sebagian Lepasan terhadap Fungsi Pengunyahan pada Masyarakat Desa Pinasungkulan
Kecamatan Modoinding. E-GIGI, 7(2), 81–86. https://doi.org/10.35790/eg.7.2.2019.24161
Ulgheri, F., Bacsa, J., & Spanu, P. (2018). Use of 1 , 3-dibenzyl-dihydrouracil in the chain extension of
2 , 3- O -isopropylidene- D -glyceraldehyde. 44(1871), 671–675.