Sap Missing Tn. Marwoto

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut

Sub Pokok Bahasan :

a. Pengertian missing teeth (gigi hilang)


b.Penyebab missing teeth
c.Dampak missing teeth
d. Pengobatan missing teeth
Sasaran : Tn. Marwoto (85th)

Tempat : Ruang rawat inap di Rumkital Dr. Ramelan Surabaya Ruang

B1 Ruang 5F

Hari / Tanggal : Selasa, 9 November 2021

Waktu : 14.00 – 14.30 WIB (30 menit)

Penyuluh : Puti Nur Iqomah (Mahasiswa semester 5 JKG Poltekkes Surabaya)

A. ANALISI SITUASI
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
tahun 2018 sebanyak 57,6% penduduk Indonesia mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut.
Sebesar 19% diataranya mengalami gigi hilang.1 Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) tahun 2013, 25,9% penduduk Indonesia mempunyai masalah gigi dan mulut.
Diantara mereka, terdapat 31,1% yang menerima perawatan dan pengobatan dari tenaga medis
(perawat gigi, dokter gigi atau dokter gigi spesialis), sementara 68,9% lainnya tidak dilakukan
perawatan. Kelompok umur tertinggi yang mempunyai masalah gigi dan mulut adalah kelompok
umur 45-54 tahun sebanyak 31,9% dan kelompok kedua adalah kelompok umur 35-44 tahun,
dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak yakni 27,1% dan laki-laki sebanyak 24,8%.
Indeks DMF-T merupakan indeks yang digunakan untuk menilai status kesehatan gigi dan mulut
dalam hal karies/gigi berlubang pada gigi permanen. D=Decay artinya karies/gigi berlubang.
M=Missing artinya gigi yang hilang. F=Filling artinya gigi yang sudah dilakukan
penumpatan/penambalan gigi. Sedangnya arti T=Teeth adalah gigi. Sedangkan istilah MTI
(Missing Teeth Index) = angka persentase dari jumlah gigi tetap yang diekstraksi/dicabut
terhadap angka DMF-T. Menggambarkan besarnya gigi yang telah mengalami kerusakan dan
telah di ekstraksi.Indeks DMF-T Indonesia sebesar 4,6 dengan nilai D-T=1,6; MT=2,9; F-
T=0,08; yang berarti kerusakan gigi penduduk Indonesia 460 buah gigi per 100 orang.

Kehilangan gigi dapat mengganggu sistem stomatognati dan menyebabkan perubahan


struktural dan fungsional. Kehilangan gigi juga disebabkan karena faktor penuaan. Penurunan
fungsi mastikasi pada lansia seringkali disebabkan karena kehilangan banyak gigi yang dapat
menurunkan kualitas hidup. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar oleh Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, tahun 2018 sebanyak 57,6% penduduk Indonesia mengalami masalah
kesehatan gigi dan mulut. Sebesar 19% diataranya mengalami gigi hilang.(Ulgheri et al., 2018)

Kehilangan gigi permanen pada orang dewasa terjadi disebabkan oleh penyakit
periodontal, gigi berlubang (karies), trauma, pencabutan (Setyadi, 2011). Menurut Rahmadhan
(2010) kehilangan gigi pada usia lanjut umumnya disebabkan oleh penyakit periodontal.
Penyakit periodontal adalah penyakit pada jaringan pendukung gigi meliputi jaringan gingival,
tulang alveolar, sementum, dan ligament periodontal. Penyakit periodontal mempengaruhi
hilangnya gigi, yang disebabkan oleh infeksi pada jaringan pendukung gigi yang apabila tidak
dirawat menyebabkan resorbsi tulang alveolar dan resesi gingiva sehingga menyebabkan
lepasnya gigi dari soket (Maulana, 2016).

B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah melaksanakan kegiatan penyuluhan diharapkan pasien memahami tentang
upaya menjaga kesehatan gigi dan mulut
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah melaksanakan kegiatan penyuluhan diharapkan pasien dapat :
1. Meningkatkan pengetahuan mengenai missing teeth/gigi hilang
2. Meningkatkan pengetahuan mengenai penyebab missing teeth/gigi hilang
3. Meningkatkan pengetahuan mengenai dampak missing teeth/gigi hilang
4. Meningkatkan pengetahuan mengenai pengobatan missing teeth/gigi hilang
C. MATERI (Terlampir)
1. Pengertian missing teeth/gigi hilang
2. Penyebab missing teeth/gigi hilang
3. Dampak missing teeth/gigi hilang
4. Pengobatan missing teeth/gigi hilang

D. METODE
Dialog interaktif, tanya jawab dan demonstasi.

E. MEDIA
Media demonstrasi secara langsung, alat bantu phantom gigi, dan sikat gigi.

F. KEGIATAN PENYULUHAN
Waktu Kegiatan Penyuluhan Penyuluh Sasaran
5 menit Pembukaan : a. Memberi salam a. Menjawab salam
a. Salam b. Memperkenalkan diiri b. Mendengarkan
b. Perkenalan c. Menjelaskan tujuan c. Memperhatikan
c. Tujuan penyuluhan

15 menit Menjelaskan materi a. Menjelaskan tentang missing


penyuluhan teeth/gigi hilang
b. Menjelaskan tentang
penyebab missing teeth/gigi Menyimak
hilang dan
c. Menjelaskan tentang mendengarkan
dampak missing teeth/gigi
hilang
d. Menjelaskan tentang
pengobatan missing
teeth/gigi hilang
5 menit Evaluasi e. Memberikan kesempatan a. Memberikan
Tanya jawab kepada sasaran untuk pertanyaan
bertanya mengenai missing b. Menyampaikan
teeth/gigi hilang kesimpulan hasil
a. Menyampaikan kesimpulan penyuluhan
dari materi yang telah
dijelaskan

5 menit Penutup  Memberi salam penutup


G. EVALUASI
a. Pasien paham tentang pengertian missing teeth/gigi hilang
b. Pasien paham tentang penyebab missing teeth/gigi hilang
c. Pasien paham tentang dampak missing teeth/gigi hilang
d. Pasien paham tentang pengobatan missing teeth/gigi hilang

Mengetahui Surabaya 10 November 2021


Pembimbing Pendidikan Mahasiswa

Rina Sumarsih, A.Md.Kes.Gi Puti Nur Iqomah

NIP. 198201212007122001 P27825118026

MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian missing teeth (gigi hilang)


Kehilangan gigi permanen pada orang dewasa terjadi disebabkan oleh penyakit
periodontal, gigi berlubang (karies), trauma, pencabutan (Setyadi, 2011). Menurut
Rahmadhan (2010) kehilangan gigi pada usia lanjut umumnya disebabkan oleh penyakit
periodontal. Penyakit periodontal adalah penyakit pada jaringan pendukung gigi meliputi
jaringan gingival, tulang alveolar, sementum, dan ligament periodontal. Penyakit
periodontal mempengaruhi hilangnya gigi, yang disebabkan oleh infeksi pada jaringan
pendukung gigi yang apabila tidak dirawat menyebabkan resorbsi tulang alveolar dan
resesi gingiva sehingga menyebabkan lepasnya gigi dari soket (Maulana, 2016).

2. Penyebab missing teeth


Kehilangan gigi disebabkan oleh berbagai kejadian seperti karena pencabutan
atau hilang karena trauma dan akibat penyakit jaringan periodontal sehingga berpotensi
infeksi dan apabila dibiarkan akan menyebabkan kehilangan gigi (Maulana, 2016).
Penyebab kehilangan gigi antara lain :

a. Karies
Karies adalah penyakit multifactorial yang merupakan salah satu penyebab kehilangan
gigi yang paling sering terjadi pada dewasa muda dan dewasa tua. Karies merupakan
penyakit infeksi pada gigi, karies yang tidak dilaukan penumpatan akan bertambah buruk
sehingga menimbulkan rasa sakit dan berpotensi menyebabkan gigi mati dan akhirnya
terjadi kehilangan gigi karena terkikis (Narlan, 2012).
b. Penyakit periodontal
Penyakit periodontal merupakan penyakit infeksi pada jaringan yang mengelilingi dan
mendukung gigi. Penyakit periodontal dibagi atas dua golongan yaitu gingivitis dan
periodontitis. (Sihombing, 2015)

c. Trauma dan Fraktur


Pengertian utama secara umum adalah luka baik fisik maupun psikis. Kehilangan gigi
karena trauma banyak disebabkan oleh benturan keras atau pukulan, yang ditandai
dengan terputusnya kontinuitas normal sauatu struktur jaringan Hilangnya kontinuitas
pada gigi dapat menyebabkan gigi mengalami nekrosis sehingga potensi untuk
kehilangan gigi sangat besar kecuali pada masyarakat yang memiliki pola berfikir
kesehatan yang baik. (Achmad, 2009).

3. Akibat Missing Teeth


Dampak Kehilangan Gigi Menurut Gunadi (2013) Gigi adalah bagian dari mulut yang
sangat penting. Fungsi dari gigi adalah penguyahan (mastikasi), berbicara (fonetik),
penampilan (estetik), dan menelan. Masalah akan muncul ketika kehilangan gigi mulai dari
oklusi keadaan gigi atas dan bawah bertemu tidak stabil, fungsi pengunyahan terganggu dan
akan menyebabkan masalah dalam pencernaan. Secara keseluruhan kesehatan dapat
terganggu akibat dari kehilangan gigi. Akibat kehilangan gigi :

1) Migrasi dan Rotasi Gigi


2) Erupsi Berlebihan
3) Penurunan Efisiensi Kunyah
4) Gangguan Pada Sendi Tempuro Mandibula Juntion (TMJ)
5) Kesulitan Berbicara
6) Hilangnya Fungsi Estetika
7) Terganggunya Kebersihan Gigi Dan Mulut
8) Atrisi
9) Efek Terhadap Jaringan Lunak Mulut

4. Pengobatan Missing Teeth


Akhir- akhir ini banyak terjadi kasus kehilangan gigi pada masyarakat. Dilihat dari
jumlah gigi yang hilang, pada kasus kehilangan sebagian atau keseluruhan gigi dapat
dibantu denganmelakukan pembuatan protesa GTSL. Dalam hal pembuatan GTSL dapat
menggunakan bermacam-macam bahan, yakni akrilik dan logam. GTSL merupakan
bagian prosthodonsia yang menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang dengan gigi
tiruan dan didukung oleh gigi mukosa atau kominasi gigi mukosa yang dipasang dan
dilepas oleh pasien. Penggunaan gigi tiruan ini untuk menggantikan fungsi gigi asli yang
hilang, antara lain memegang peranan penting dalam sistem pengunyahan.(Mangundap et al.,
2019)

DAFTAR PUSTAKA

Mangundap, G. C. M., Wowor, V. N. S., & Mintjelungan, C. N. (2019). Efektivitas Penggunaan Gigi
Tiruan Sebagian Lepasan terhadap Fungsi Pengunyahan pada Masyarakat Desa Pinasungkulan
Kecamatan Modoinding. E-GIGI, 7(2), 81–86. https://doi.org/10.35790/eg.7.2.2019.24161

Ulgheri, F., Bacsa, J., & Spanu, P. (2018). Use of 1 , 3-dibenzyl-dihydrouracil in the chain extension of
2 , 3- O -isopropylidene- D -glyceraldehyde. 44(1871), 671–675.

Anda mungkin juga menyukai