Perbup 13 Tahun 2018

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

SALINAN

BUPATI ASAHAN
PROVINSI SUMATERA UTARA
PERATURAN BUPATI ASAHAN

NOMOR 13 TAHUN 2018

TENTANG

KEWENANGAN DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI ASAHAN,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 22 ayat (4)


Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016
tentang Kewenangan Desa, perlu menetapkan daftar
Kewenangan Desa;
b. bahwa berdasarkan surat Gubernur Sumatera Utara
Nomor 188.451/3277 tanggal 20 Desember 2017
perihal Fasilitasi Ranperbup;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu
menetapkan Peraturan Bupati tentang Kewenangan
Desa;
Mengingat : 1. Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Otonom Kabupaten-
Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Propinsi
Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1956 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 1092);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

1
4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4866);

5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang


Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);

6. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);

7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang


Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang


Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5539), sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47
Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5717);

2
10. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang
Dana Desa Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5558), sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 57,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5864);

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun


2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
2091);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015
tentang Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036);
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016
tentang Kewenangan Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 1037);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG KEWENANGAN DESA.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah Otonom.

2. Daerah adalah Kabupaten Asahan.

3. Bupati adalah Bupati Asahan.


4. Camat adalah Pemimpin dan Koordinator penyelenggaraan Pemerintahan
di wilayah kerja Kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya
memperoleh pelimpahan kewenangan Pemerintahan dari Bupati untuk
menangani sebagian urusan otonomi daerah, dan menyelenggarakan
tugas umum pemerintahan.

3
5. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat,
hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
6. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
7. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu perangkat Desa sebagai
unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
8. Kepala Desa adalah pejabat Pemerintah Desa yang mempunyai
wewenang, tugas dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga
Desanya dan melaksanakan tugas Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
9. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah
lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya
merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah
dan ditetapkan secara demokratis.
10. Lembaga Kemasyarakatan Desa adalah lembaga yang dibentuk oleh
masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra Pemerintah
Desa dalam memberdayakan masyarakat.
11. Musyawarah Desa adalah musyawarah antara BPD, Pemerintah Desa,
dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh BPD untuk
menyepakati hal yang bersifat strategis.
12. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan
oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama BPD.
13. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APBDesa
adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa.
14. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan
kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.
15. Kewenangan Desa adalah kewenangan yang dimiliki Desa meliputi
kewenangan di bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
Pelaksanaan Pembangunan Desa, Pembinaan Kemasyarakatan Desa,
dan Pemberdayaan Masyarakat Desa berdasarkan prakarsa masyarakat,
hak asal usul dan adat istiadat Desa.
16. Kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul adalah hak yang
merupakan warisan yang masih hidup dan prakarsa Desa atau prakarsa
masyarakat Desa sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat.
17. Kewenangan lokal berskala Desa adalah kewenangan untuk mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat Desa yang telah dijalankan oleh
Desa atau mampu dan efektif dijalankan oleh Desa atau yang muncul
karena perkembangan Desa dan prakarsa masyarakat Desa.

4
BAB II
TUJUAN
Pasal 2

Tujuan ditetapkannya Peraturan Bupati ini adalah dalam rangka mendorong


proporsionalitas pelaksanaan bidang Kewenangan Desa yang meliputi :
a. penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
b. pelaksanaan Pembangunan Desa;
c. pembinaan kemasyarakatan Desa; dan
d. pemberdayaan masyarakat Desa.

BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 3
Ruang lingkup dalam Peraturan Bupati ini adalah :
a. kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul;
b. kewenangan lokal berskala Desa;
c. mekanisme penyelenggaraan kewenangan Desa;
d. tata cara penetapan kewenangan Desa;
e. pembinaan dan pengawasan; dan
f. ketentuan penutup.

BAB IV
KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL
Pasal 4

(1) Kewenangan Desa berdasarkan Hak Asal Usul, paling sedikit terdiri dari :
a. sistem organisasi masyarakat adat;
b. pembinaan kelembagaan masyarakat;
c. pembinaan lembaga dan hukum adat;
d. pengelolaan tanah kas Desa; dan
e. pengembangan peran masyarakat Desa.
(2) Kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul setelah dilakukan identifikasi
dan inventarisasi, antara lain :
a. menyelesaikan sengketa antar masyarakat diluar pemilikan hak-hak
perdata;
b. pembinaan ketenteraman masyarakat;
c. pencatatan dan inventarisasi kepemilikan hak atas tanah di Desa;
d. pengamanan penetapan batas kepemilikan tanah masyarakat;

5
e. pengelolaan hutan desa milik Negara;
f. pengembangan lembaga-lembaga keuangan Desa;
g. pendayagunaan tanah-tanah Desa untuk keperluan masyarakat Desa;
h. peningkatan upaya gotong-royong masyarakat;
i. pengamanan kekayaan dan aset Desa; dan
j. kewenangan hak asal usul lainnya yang merupakan hasil identifikasi
dan inventarisasi berdasarkan situasi dan kondisi Desa.
Pasal 5
Kriteria Kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul, antara lain :
a. merupakan warisan sepanjang masih hidup;
b. sesuai perkembangan masyarakat; dan
c. sesuai perkembangan masyarakat.

BAB V
KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA
Pasal 6
(1) Kewenangan Desa berdasarkan kewenangan lokal berskala Desa
sebagaimana ketentuan yang berlaku, paling sedikit terdiri :
a. pengelolaan tambatan perahu;
b. pengelolaan pasar Desa;
c. pengelolaan tempat pemandian umum;
d. pengelolaan jaringan irigasi;
e. pengelolaan lingkungan pemukiman masyarakat Desa;
f. pembinaan kesehatan masyarakat dan pengelolaan pos pelayanan
terpadu;
g. pengembangan dan pembinaan sanggar seni dan belajar;
h. pengelolaan perpustakaan Desa dan taman bacaan;
i. pengelolaan embung Desa;
j. pengelolaan air minum berskala Desa; dan
k. pembuatan jalan Desa antarpemukiman ke wilayah pertanian.

(2) Berdasarkan identifikasi dan inventarisasi kewenangan skala lokal Desa


yang dilakukan seperti :
a. pembangunan jalan-jalan Desa;
b. pendayagunaan bahan galian yang tidak diperdagangkan untuk
pembangunan Desa dan rumah rakyat;
c. usaha ekonomi masyarakat;

6
d. penegakan hukum dan sistem pengamanan lingkungan;
e. pengembangan pusat perekonomian Desa, seperti pasar Desa,
perkoperasian, perbankan dan lembaga keuangan lainnya;
f. pemanfaatan sumber daya alam bagi peningkatan kesejahteraan
masyarakat;
g. melakukan penghijauan Desa;
h. mengupayakan peningkatan pendidikan nonformal;
i. pengembangan industri rumah tangga;
j. kerjasama pemasaran produksi pertanian;
k. penanganan kebakaran hutan dan lahan;
l. pelayanan kesehatan dasar;
m. pembangunan dan pemeliharaan gapura batas desa dan/atau dusun;
n. pencatatan dan Inventarisasi Penamaan Jalan desa;
o. kewenangan lokal berskala Desa lainnya yang merupakan hasil
identifikasi dan inventarisasi berdasarkan situasi dan kondisi Desa.
Pasal 7
Kriteria kewenangan lokal berskala Desa, antara lain :
a. sesuai kepentingan masyarakat Desa;
b. telah dijalankan oleh Desa;
c. mampu dan efektif dijalankan oleh Desa;
d. muncul karena perkembangan Desa dan prakarsa masyarakat Desa; dan
e. program atau kegiatan sektor yang telah diserahkan ke Desa.

Pasal 8

(1) Kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal
berskala Desa menjadi tolak ukur bagi Pemerintahan Desa dalam
menetapkan program pembangunan Desa dan pengelolaan serta
pendistribusian keuangan Desa.

(2) Pemerintahan Desa dapat melaksanakan kewenangan Desa selain


kewenangan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VI
MEKANISME PENYELENGGARAAN KEWENANGAN DESA
Pasal 9

(1) Pemerintah Daerah melakukan sosialisasi tentang rincian kewenangan


hak asal usul dan kewenangan lokal berskala Desa kepada Desa.

7
(2) Berdasarkan hasil sosialisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Pemerintah Desa mengajukan usul tentang penetapan kewenangan-
kewenangan yang akan dilaksanakan.

(3) Berdasarkan penetapan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat


(2) Kepala Desa membuat berita acara penetapan kewenangan Desa yang
ditandatangani oleh Kepala Desa dan Ketua BPD, serta diketahui oleh
Camat.

Pasal 10

(1) Pemerintah Desa menyiapkan rancangan peraturan Desa tentang


Kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal
berskala Desa mengacu kepada Peraturan Bupati ini dengan
mempertimbangkan situasi, kondisi, dan kebutuhan lokal.

(2) Rancangan peraturan Desa sebagaimana dimaksud ayat (1) dibahas


bersama dengan BPD untuk mendapatkan kesepakatan.

(3) Hasil pemilihan kewenangan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus dilengkapi dengan Berita Acara, ditandatangani oleh seluruh
peserta yang hadir dan diketahui oleh Kepala Desa dan Ketua BPD.

(4) Rancangan peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib
dievaluasi oleh Bupati.

(5) Peraturan Desa yang telah dievaluasi oleh Bupati ditetapkan sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku.

(6) Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disampaikan


kepada Sekretaris Desa untuk diundangkan.

(7) Format Berita Acara sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Bupati ini.

Pasal 11

Bupati menugaskan Camat untuk melakukan evaluasi dan implementasi


peraturan Desa tentang Kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul dan
kewenangan lokal berskala Desa.

Pasal 12

(1) Pembiayaan bagi pelaksanaan identifikasi dan inventarisasi, serta


sosialisasi kewenangan Desa menjadi beban APBD Kabupaten.

(2) Pembiayaan bagi proses sosialisasi, pembuatan berita acara dan


penyusunan peraturan Desa dibebankan pada APBDesa.

8
BAB VII
TATA CARA PENETAPAN KEWENANGAN DESA
Pasal 13
(1) Pemerintah Desa dan BPD mengadakan musyawarah desa untuk memilih
kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala
Desa yang ditetapkan dalam Peraturan Bupati ini dengan
mempertimbangkan situasi, kondisi, dan kebutuhan lokal.

(2) Hasil pemilihan kewenangan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus dilengkapi dengan Berita Acara, ditandatangani oleh seluruh
peserta yang hadir dan diketahui oleh Kepala Desa dan Ketua BPD.

(3) Hasil pemilihan kewenangan desa oleh masing-masing Desa disusun


dalam rancangan peraturan Desa tentang kewenangan berdasarkan hak
asal usul dan kewenangan lokal berskala desa.

(4) Rancangan peraturan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4)


dilakukan penetapan oleh Kepala Desa menjadi Peraturan Desa setelah
mendapat kesepakatan bersama antara Kepala Desa dengan ketua Badan
Permusyawaratan Desa.

(5) Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (5) disampaikan


kepada Sekretaris Desa untuk diundangkan.

(6) Format Berita Acara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Bupati ini.

Pasal 14

(1) Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1)


dihadiri oleh BPD, Pemerintah Desa, Lembaga Kemasyarakatan Desa dan
unsur masyarakat.

(2) Unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :

a. tokoh adat;

b. tokoh agama;

c. tokoh masyarakat;

d. tokoh pendidikan;

e. perwakilan kelompok tani;

f. perwakilan kelompok nelayan;

g. perwakilan kelompok perajin;

h. perwakilan kelompok perempuan;

i. perwakilan kelompok pemerhati dan perlindungan anak; dan/atau

j. perwakilan kelompok masyarakat miskin.

9
(3) Selain unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
musyawarah Desa dapat melibatkan unsur masyarakat lain sesuai
dengan kondisi sosial budaya masyarakat.

(4) Kepala Desa bersama BPD dapat menambah jenis kewenangan


berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala Desa lainnya
sesuai dengan prakarsa masyarakat, kebutuhan dan kondisi lokal Desa
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 15

(1) Peraturan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) menjadi
dasar bagi kebijakan, program, dan kegiatan Desa dalam bidang
penyelenggaraan Pemerintah Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa,
Pembinaan Kemasyarakatan Desa, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa.

(2) Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan


kepada Bupati dan disosialisasikan kepada masyarakat.

Pasal 16

Penetapan Kewenangan Desa dapat ditinjau kembali disesuaikan dengan


potensi Desa, sarana dan prasarana Desa.

BAB VIII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 17

(1) Bupati melakukan pembinaan dan pengawasaan terhadap pelaksanaan


penataan kewenangan Desa.

(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui :

a. fasilitasi dan koordinasi;

b. peningkatan kapasitas aparatur Pemerintah Desa;

c. monitoring dan evaluasi; dan

d. dukungan teknis administrasi.

Pasal 18

(1) Dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap penataan dan


pelaksanaan kewenangan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17
ayat (1), Bupati dapat melimpahkan sebagian tugas kepada Camat.

10
(2) Pelimpahan sebagian tugas dari Bupati kepada Camat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) yaitu :
a. melakukan pembinaan dan fasilitasi penataan kewenangan Desa;
b. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kewenangan Desa; dan
c. melakukan evaluasi Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa.

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 19

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Asahan.

Ditetapkan di Kisaran pada


tanggal 9 Maret 2018

BUPATI ASAHAN,

ttd

TAUFAN GAMA SIMATUPANG

Diundangkan di Kisaran
pada tanggal 9 Maret 2018
Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN ASAHAN,

ttd

TAUFIK ZAINAL ABIDIN


BERITA DAERAH KABUPATEN ASAHAN TAHUN 2018 NOMOR 13

11
LAMPIRAN PERATURAN BUPATI ASAHAN
NOMOR 13 TAHUN 2018
TENTANG KEWENANGAN DESA.

FORMAT BERITA ACARA


HASIL PEMILIHAN DAFTAR KEWENANGAN DESA

KOP NASKAH DINAS


PEMERINTAH DESA
------------------------------------------------------------------------------------------------

BERITA ACARA MUSYAWARAH DESA


TENTANG
HASIL PEMILIHAN KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL
DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA

Pada hari ini tanggal ...................... bulan ........................


tahun......................., bertempat di Balai Desa ....................... telah
dilaksanakan rapat pengkajian dan pemilihan kewenangan Desa berdasarkan
hak asal usul Desa dan kewenangan lokal berskala Desa yang akan
dilaksanakan di Desa.................. berdasarkan Peraturan Bupati Asahan
Nomor .......Tahun..... tentang Kewenangan Desa, dengan kegiatan sebagai
berikut :

A. Materi Rapat

Melakukan pemilihan kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul desa


dan kewenangan lokal berskala desa berdasarkan Peraturan Bupati
Asahan Nomor ...... tanggal....tentang...........dengan mempertimbangkan
situasi, kondisi dan kebutuhan lokal.

B. Keputusan Rapat

Rincian Kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan


lokal berskala desa, adalah sebagai berikut :

KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL


DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI
DESA..............
KECAMATAN........................... KABUPATEN ASAHAN

A. Kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul,


meliputi :

a. ………………...;
b. .……………..…;
c. …………………;
d. …………………;
e. …………………;
f. …………………; dan
g. ………………….dst

12
B. Kewenangan lokal berskala desa, meliputi :
a. …………………..;
b. …………………;
c. …………………;
d. …………………;
e. …………………;
f. …………………; dan
g. ………………….dst

Keterangan : *)
Rincian kewenangan Terpilih Berdasarkan Hasil
Rapat

C. Penutup
Rapat pengkajian dan pemilihan Kewenangan Desa Berdasarkan
Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa oleh
Pemerintah Desa................. dan BPD ................ terhadap kesiapan
desa..................... dalam rangka melaksanakan kewenangan berdasarkan
hak asal usul desa dan kewenangan lokal berskala desa yang
pengaturannya diserahkan kepada Desa ...............
Kecamatan...................dihadiri oleh Pemerintah, BPD, Lembaga
Kemasyarakatan Desa dan Unsur Masyarakat di Desa ............................
sebanyak .................. orang, sebagaimana daftar hadir terlampir.
Selanjutnya hasil rapat ini dijadikan sebagai dasar di dalam
penetapan Keputusan BPD .............. sebagai persetujuan BPD kepada
Pemerintah Desa untuk ditetapkan dalam Keputusan Kepala
desa.................................
Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dijadikan bahan seperlunya.

...................., ..................... 20......


KETUA BPD ..........................., KEPALA DESA .................,

NAMA JELAS NAMA JELAS

PESERTA YANG HADIR :


1. .......................................
2. .......................................
3. .......................................
4. .......................................
5. .......................................

BUPATI ASAHAN,

ttd

TAUFAN GAMA SIMATUPANG

13

Anda mungkin juga menyukai