Laporan Keasaman Tanah
Laporan Keasaman Tanah
Laporan Keasaman Tanah
PENDAHULUAN
Keasaman tanah adalah sifat tanah yang perlu diketahui, sebab menunjukkan
adanya hubungan pH dengan ketersediaan unsur hara dan juga hubungna antara
pH dengan sifat-sifat tanah. Terdapatnya beberapa hubungan komponen dalam
tanah mempengaruhi konsentrasi H+ dalam tanah, dimana keadaannya dipersulit
oleh bahan-bahan tanah yang lain ( Hanafiah K. A, 2010).
Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi optimal
dari tanaman adalah pH tanah. Reaksi tanah yang dinyatakan dengan pH
menunjukkan sifat kemasaman atau konsentrasi ion H+ dan ion OH- dalam tanah.
pH yang dibutuhkan oleh tanaman adalah pH yang sesuai dengan keadaan
anatomi dan fisiologis daripada tanaman tersebut, oleh sebab itu pH perlu diubah
agar sesuai kebutuhan tanaman. Namun usaha ini tidak mudah sebab ada
penghambat yang disebut Buffer (sanggahan), yang merupakan suatu sifat umum
dari campuran asam-basa dan garamnya ( Hanafiah K. A, 2010).
Pentingnya pH adalah untuk menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara
diserap tanaman. Pada tanaman yang sekitar pH netral, disebakan karena pH
tersebut kebanyakan unsur hara larut dalam air. Ditinjau dari berbagai segi, tanah
yang mempunyai pH antara 6-7 merupakan pH yang terbaik (netral), pada pH
dibawah 7 merupakan tanah yang masam sehingga unsur P tidak dapat diserap
tanaman karena diikat (difiksasi) oleh Al sedangkan pada tanah alkalis pHnya
berkisar antara 8-14 sehingga unsur P juga tidak dapat diserap oleh tanaman
karena difikasi atau diikat oleh Ca (Hardjowigeno, 2010).
Berdasarkan uraian di atas, maka praktikum mengenai reaksi tanah perlu
dilaksanakan, mengingat tingkat kesuburan tanah sangat dipengaruhi oleh pH
tanah.
35
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Keasaman tanah merupakan salah satu sifat yang peng sebab terdapat hubungan
pH dengan ketersediaan unsur hara dan juga terdapat hubungan antara P dengan
proses pembentukan tanah. P atau reaksi tanah didefinisikan sebagai berikut :
pH = -log [H+] (Foth, 2011).
Keasaman tanah sangat terdapat pada curah hujan tinggi, cukup banyak basa
yang bisa tertukar dari permukaan tanah. Pengaruhnya sangat besar terhadap
tanaman sehingga keasaman tanah harus diperhatikan karena merupakan sifat
tanah yang sangat penting (Foth, 2011).
Keasaman tanah juga mempengaruhi pertumbuhan akar. pH tanah dengan
kisaran 5-8 berpengaruh langsung pada pertumbuhan akar. Meskipun masing-
masing tanaman menghendaki kisaran pH tertentu, tetapi kebanyakan tanaman
tidak dapat hidup pada pH yang sangat rendah (di bawah 4) dan sangat tinggi (di
atas 9). Keasaman tanah juga menentukan kelakuan dari unsur-unsur hara tertentu,
karena pH dapat mengendapkan atau membuat unsur hara tersedia (Hakim, 2013).
pH adalah salah satu dari beberapa indikator kesuburan tanah, sama
dengan keracunan tanh. Level optimum pH tanah untuk aplikasi penggunaan
lahan berkisar antara 5-7,5. Tanah dengan pH rendah (acid) dan pH tinggi
(alkali) membatasi pertumbuhan tanaman. Efek pH tanah pada umumnya
tanaman budidaya yang dipelajari pertumbuhannya baik atau sehat pada level
pH 4,8 atau lebih (Kartasapoetra, 2014).
Sumber kemasaman tanah dalam kandungan bahan-bahan organik dan
anorganik. Ionisasi asam menghasilkan ion H+ yang bebas dalam larutan tanah.
Sumber lain dari kemasaman tanah adalah H + dan Al3+ yang dapat ditukar dengan
koloid tanah. Kemampuan suatu tanah dalam mempertahankan pH dari perubahan
karena terjadinya penambahan alkalis atau masam biasa dinamakan sebagai daya
sanggah pada tanah (Hardjowigeno, 2010).
Kemasaman suatu tanah ditentukan oleh dinamika ion H+ yang terdapat di
dalam tanah dan berada pada kesetimbangan dengan ion H + yang terjerap.
Kemasaman tanah merupakan suatu sifat yang penting sebab terdapat hubungan
antara pH dengan ketersediaan unsur hara dan juga terdapatnya hubungan antara
pH tanah dengan proses pertumbuhan (Foth, 2011).
Kisaran suatu pH yang terdapat dalam tanah dapat dibatasi dengan dua
elekstin. Kisaran pH untuk tanah mineral biasanya terdapat diantara 3,5 – 10,0.
kebanyakan toleransi tanah pada pH yang ekstrim atau tinggi, asalkan dalam tanah
tersebut tersedia banyak unsur-unsur hara yang cukup untuk kesuburan tanah
sehingga kadar untuk kemasaman tadi dapat seimbang. Kemasaman atau pH tanah
yang tinggi biasanya mengakibatkan terjadinya kerusakan atau terhambatnya
pertumbuhan akar pada tanaman. Pengaruh tidak langsung ketidakstabilan pada
pH tanah, mengakibatkan keracunan pada tanaman (Hakim, 2013).
Tanah yang terlalu masam, dapat dinaikkan pH-nya dengan menambahkan
kapur ke dalam tanah, sedangkan pH tanah yang terlalu alkalis atau mempunyai
nilai pH yang tinggi dapat diturunkan dengan cara menambahkan belerang atau
dengan cara pemupukan pada tanah (Hadjowigeno, 2010).
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai
berikut :
Tabel 4. Hasil pengamatan Nilai pH Tanah
Lapisan Tanah pH meter
I 6,07
II 7,00
III 5,98
4.2 Pembahasan
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Foth, D.H. 2011. Fundamental of Soil Science. John Wiley & Sons, Inc.
Singapore.
Hardjowigeno, S. 2010. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika
Pressindo: Jakarta
Hakim, N et al. 2013. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung: Bandar
Lampung.
Hanafiah, Kemas Ali. 2010. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT. Rajagra Findo
Persada.
Kartasapoetra. 2014. Pengantar Ilmu Tanah. Rineka Cipta. Jakarta.
Notohadiprawiro. T. 2013. Tanah dan Lingkungan. Direktorat Jendral
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.