Laporan Pendahuluan Nutrisi
Laporan Pendahuluan Nutrisi
Laporan Pendahuluan Nutrisi
A. Pengertian
Tubuh memerlukan energi dan fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh,
mempertahankan, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak.
Metabolisme merupakan semua proses biokimia pada sel tubuh. Proses
metabolisme dapat berupa anabolisme (membangun) dan katabolisme
(pemecahan).
Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme
tubuh serta faktor-faktor yang memengaruhinya. Secara umum faktor yang
memengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untuk kebutuhan
metabolisme basal, faktor patofisiologi seperti adanya penyakit tertentu yang
mengganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhan nutrisi, faktor
sosioekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi.
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan
dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-
bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan
sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat
lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit (Tarwoto, Wartonah, 2006 :26).
Menurut Alimul (2015), nutrisi merupakan proses pemasukan dan
pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan
digunakan dalam aktivitas tubuh. Fungsi utama nutrisi adalah untuk memberi
energi bagi aktivitas tubuh, membentuk struktur kerangka dan jaringan
tubuh, serta mengatur berbagai proses kimia di dalam tubuh (Mubarak,
2008:27).
Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai elemen yang dibutuhkan untuk proses
dan fungsi tubuh. Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti:
karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin, dan mineral (Potter and Perry, 2010 :275).
B. Elemen Nutrisi
Menurut Tarwoto, Wartonah (2006), Elemen nutrient/zat gizi terdiri atas:
Karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Karbohidrat, lemak, dan
1
protein disebut energi nutrient karena merupakan sumber energi dari makanan;
sedangkan vitamin, mineral, dan air merupakan substansi penting untuk
membangun, mempertahankan, dan mengatur metabolisme jaringan tubuh.
Fungsi zat gizi adalah:
a. Sebagai penghasil energi bagi fungsi organ, gerakan, dan kerja fisik.
b. Sebagai bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikian jaringan.
c. Sebagai pelindung dan pengatur.
C. Keseimbangan energi
Energi adalah kekuatan untuk bekerja. Manusia membutuhkan energi untuk
terus-menerus berhubungan dengan lingkungannya.
- Keseimbangan energi = Pemasukan energi – pengeluaran energi
- Pemasukan energi = Total pengeluaran energi (panas + kerja + energi yang
disimpan)
1. Pemasukan energi
Pemasukan energi merupakan energi yang dihasilkan selama oksidasi
makanan. Makanan merupakan sumber utama energi manusia. Dari makanan
yang dimakan kemudian dipecah secara kimiawi menjadi protein, lemak, dan
karbohidrat. Besarnya energi yang dihasilkan dengan satuan kalori. Satu
kilokalori juga disebut juga satu kalori besar (K) atau kkal adalah jumlah panas
yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg air besar 1 derajat celcius. Satu
kkal = 1 K atau sama dengan 1.000 kalori.
Ketika makanan tidak tersedia maka akan terjadi pemecahan glikogen
yang merupakan cadangan karbohidrat yang disimpan dalam hati dan
jaringan otot.
2. Pengeluaran energi
Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk
men-support jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh. Cadangan energi tubuh
berbentuk senyawa fosfat seperti adenosin tripshsfat (ATP).
Kebutuhan energi seseorang ditentukan oleh Basal Metabolism Rate
(BMR) dan aktivitas fisik. Kebutuhan energi setiap hari ditentukan dengan
rumus :
- MBR Laki-laki : 5 + 10 BBA (kg) + 6.25 TB (cm) – 5 umur (Th)
- BMR Wanita : 10 BBA (kg) + 6.25 TB (cm) – 5 umur (Th) – 161
2
Jika nilai pemasukan energi lebih kecil dari pengeluaran energi maka
akan terjadi keseimbangan negatif sehingga cadangan makanan
dikeluarkan, hal ini akan berakibat pada penurunan berat badan.
Sebaiknya, jika pemasukan energi lebih banyak dari pengeluaran energi
maka terjadi keseimbangan positif, kelebihan energi akan disimpan dalam
tubuh sehingga terjadi peningkatan berat badan.
a. Basal Metabolism Rate (BMR)
Basal Metabolism Rate adalah energi yang digunakan tubuh
pada saat istirahat yaitu untuk kegiatan fungsi tubuh sepergi
pergerakan jantung, pernapasan, peristaltik usus, kegiatan kelenjar-
kelenjar tubuh. Kebutuhan kalori basal dipengaruhi oleh:
1) Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basal bertambah
dengan cepat, hal ini berhubungan dengan faktor pertumbuhan.
Setelah usia 20 tahun lebih konstan.
2) Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal laki-laki lebih besar disbanding
wanita. Pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/Kg BB/jam
sedangkan pada wanita 0,9 kkal/Kg BB/jam.
3) Tinggi dan berat badan
Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan
tubuh. Makin luas pengeluaran panas akan lebih banyak sehingga
kebutuhan basal metabolisme lebih besar.
4) Kelainan endokrin
Hormon tiroksin berpengaruh terhadap metabolisme, peningkatan
tiroksin mislanya pada hipertiroid akan meningkatkan basal
metabolisme sedangkan penurunan kadar tiroksin akan
menurunkan metabolisme.
5) Suhu lingkungan
Suhu lingkungan yang lebih dingin akan menigkatkan metabolisme
untuk menyesuaikan diri, tubuh harus lebih banyak memproduksi
panas.
3
6) Keadaaan sakit
Pada orang sakit suhu tubuh meningkat. Peningkatan suhu
tersebut akan mempercepat reaksi kimia, di mana peningkatan
1derajat celcius akan meningkatkan Bmr sebanyak 14%.
7) Keadaan hamil
Konsumsi oksigen pada orang hamil meningkat untuk memenuhi
kebutuhan dan pertumbuhan janin, sehingga metabolisme juga
akan meningkat.
8) Keadaan stres dan ketegangan
Keadaan stres dan keterangan akan merangsang produksi
katekolamin yang mempunyai efek peningkatan metabolisme.
Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass
Index (BMI) dan Ideal Body Weight (IBW).
1. Body Mass Index (BMI)
Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang
dengan tinggi badan. BMI dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh
dan sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan (over
weight) dan obesitas.
2. Ideal Body Weight (IBW)
Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh
yang sehat. Berat badan ideal adalah jumlah tinggi dalam sentimeter
dikurangi dengan 100 dan dikurangi 10% dari jumlah itu.
Kegiatan yang membutuhkan energi, antara lain:
a. Vital kehidupan, pernapasan sirkulasi darah, suhu tubuh, dan lain-
lain.
b. Kegiatan mekanik otot.
c. Aktivitas otot dan saraf.
d. Energi kimia untuk membangun jaringa, enzim, dan hormon.
e. Sekresi cairan pencernaan.
f. Absorpsi zat-zat gizi di saluran pencernaan.
g. Pengeluaran hasil metabolisme
Faktor-faktor yang memengaruhui kebutuhan energi:
a. Peningkatan basal metabolism rate.
b. Aktivitas tubuh.
4
c. Faktor usia.
d. Suhu lingkungan.
e. Penyakit atau status kesehatan.
5
masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampu
mencukupi kebutuhan gizi keluargannya dibandingkan masyarakat dengan
kondisi perekonomian rendah.
6
7) Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung coroner merupakan gangguan nutrisi yang sering
disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok.
Gangguan ini sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang
tidak sehat, obesitas, dan lain-lain.
8) Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
konsumsi lemak secara berlebihan.
9) Anoreksia Nervosa
Anoreksia Nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan
berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan,
nyeri abdomen, kedinginan, letargi, dan kelebihan energi.
7
- Tebal lipatan kulit trisep >25 mm
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemerikasaan diagnose dapat dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium
dengan ketentuan nilai normal yakni sebagai berikut:
1. Albumin (N: 4-5,5 mg/100 ml).
2. Ransferin (N: 170-25 mg/100 ml).
3. Hb (N: 12 mg %).
4. BUN (N: 10-20 mg/100 ml).
5. Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-laki: 0,6-1,3 mg/100 ml,wanita: 0,5-
1,0 mg/100 ml).
H. PENATALAKSANAAN MEDIS
Pelaksanaan (Tindakan) yang dapat dilakukan pada klien yang mengalami
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah sebai berikut:
1. Pemberian Nutrisi Melalui Oral
Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan keperawatan yang
dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara
sendiri dengan cara membantu memberikan makan/nutrisi melalui oral
(mulut), bertujuan memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan membangkitkan
selera makan pada pasien.
2. Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Penduga/Lambung
Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung merupakan keperawatan
yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi
secara oral atau tidak mampu menelan dengan cara memberi makanan
melalui pipa lambung atau pipa penduga. Tujuannya adalah untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi pasien.
3. Pemberian Nutrisi Melalui Parenteral
Pemeberian nutrisi melalui parenteral merupakan pemberian nutrisi berupa
cairan infus yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui dara vena, baik secara
sentral (untuk nutrisi parenteral total) ataupun vena perifer ( untuk nutrisi
parenteral parsial). Pemberian nutrisi melalui parenteral dilakukan pada
pasien yang tidak bisa makan melalui oral atau pipa nasogastric dengan
tujuan untuk menunjang nutrisi enteral yang hanya memenuhi sebagian
kebutuhan nutrisi harian.
8
Metode Pemberian
a) Nutrisi parenteral parsial
Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena yang digunakan untuk
memenuhi sebagian kebutuhan nutrisi harian pasien kerena pasien
masih dapat menggunakan saluran pencernaan. Cairan yang biasanya
digunakan dalam bentuk dekstrosa atau cairan asam amino.
b) Nutrisi parenteral total
Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena yakni kebutuhan nutrisi
sepenuhnya melalui cairan infus karena keadaan saluran pencernaan
pasien tidak dapat digunakan. Cairan yang dapat digunakan adalah
cairan yang mengandung asam amino seperti Pan Amin G, dan cairan
yang mengandung lemak seperti intralipid.
c) Jalur pemberian nutrisi parenteral dapat melalui vena sentral untuk
jangka waktu lama dan melalui vena perifer(Hidayat dan Uliyah, 2005).
I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Riwayat keperawatan dan diet
a. Anggaran makan, makan kesukaan, waktu makan.
b. Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus?
c. Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama
periode waktunya?
d. Adakah toleransi makan/minum tertentu?
2. Faktor yang mempengaruhi diet
a. Status kesehatan.
b. Kultur dan kepercayaan.
c. Status social ekonomi.
d. Faktor psikologis.
e. Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet.
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan fisik: apatis, lesu.
b. Berat badan: obesitas, kurus (underweight).
c. Otot: flaksia/lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu bekerja.
a) Sistem saraf: bingung, rasa terbakar, paresthesia, reflek menurun.
9
b) Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, flatulensi,
pembesaran liver/lien.
c) Kariovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 kali/menit, irama abnormal,
tekanan darah rendah/tinggi.
d) Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-patah.
e) Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak disubkutan tidak ada.
f) Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membrane mukosa
pucat.
g) Gusi: pendarahan, peradangan.
h) Lidah: edema, hiperemis.
i) Gigi: karies, nyeri, kotor.
j) Mata: konjungtiva pucat, kering, exotalmus, tanda-tanda infeksi.
k) Kuku: mudah patah.
l) Pengukuran antropometri:
- Berat badan ideal : (TB-100) ± 10%
- Lingkar pergelangan tangan
- Lingkar lengan atas (MAC):
Nilai normal Wanita : 28,5 cm
Pria : 28,3 cm
- Lipatan kulit pada otot trisep (TSF):
Nilai normal Wanita : 16,5-18 cm
Pria : 12,5-16,5 cm
Atau dapat dilakukan dengan metode “A, B, C, D” yakni sebagai berikut:
a. Anthropometric measurement
Tujuan pengukuran ini adalah mengevaluasi pertumbuhan dan
mengkaji status nutrisi serta ketersediaan energi tubuh.Pengukuran
anthopometrik terdiri atas:
1. Tinggi badan
Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan alita dilakukan
dalamposisi berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi pada posisi
terbaring. Satuan tinggi badan adalah cm atau inchi.
2. Berat badan
Alat ukur berat badan yang lazim digunakan adalah timbangan
manual, meskipun ada alat ukur yang mengunakan sistem digital
elektrik. berat badan yang ideal: (TB-100)± 10% atau 0.9 x (tinggi
10
badan – 100). Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengukur berat
badan:
a) Alat ukur skala ukur yang digunakan tetap sama setiap kali
menimbang
b) Menimbang tanpa alas kaki
c) Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya
setiap kali menimbang
d) Waktu (jam) penimbangan relatif sama, misalnya sebelum dan
sesudah makan.
3. Tebal lipatan kulit
Bertujuan untuk menentukan presentase lemak pada tubuh, mengkaji
kemungkinan malnutrisi, berat badan normal, atau obesitas. Area
yang sering digunakan untuk pengukuran ini adalah lipatan kulit trisep
(trisep skinfold [TSF] skapula, dan suprailiaka.Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pengukuran antara lain:
a) Anjuran klien unutk membuka baju guna mencegah kesalahan
pada hasil pengukuran.
b) Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien
c) Dalam pengukuran TSF, utamakan lengan klien yang tidak
dominan
d) Pengukuran TSF dilakukan pada titik tengah lengan atas, antara
akronim dan olekranon
e) Klien dianjurkan untuk rileks saat pengukuran
f) Alat ukur yang digunakan adalah kapiler.
g) Nilai normal wanita : 16,5-18 cm
Pria : 12,5-16,5cm
h) Lingkar Tubuh
Umumnya area tubuh yang digunakan untuk pengukuran ini
kepala, dada, dan otot bagian lengan atas (LILA).
b. Biochemical data
Pengkajian status nutrisi klien ditunjang dengan pemeriksaan
laboratorium. Klien diperiksa darah dan urinnya yang meliputi
pemeriksaan hemoglobin, hemaktokrit, albumin. Albumin berfungsi untuk
memelihara kesembangan cairan dan elektrolit serta untuk transportasi
nutrisi dan hormone.
11
1. Hemoglobin normal
Pria : 13-16 g/dl
Wanita : 12-14 g/dl
2. Hematokrit normal
Pria : 40-48 vol %
Wanita : 37-43 vol%
3. Albumin normal
Pria dan wanita: 4-5,2 g/dl
c. Clinical sign of nutrional status
Klien dengan maslah nutrisi akan memperhatikan tanda-tanda
abnormal tersebut bukan saja pada organ-organ fisiknya tetapi juga
fisiologisnya. Tanda-tanda klinik untuk mengetahui status individu:
Kemungkinan
No Bagian Tubuh Tanda klinik
kekurangan
12
9 Gastrointestinal Anoreksia Mual dan muntah Thiamin, garam dapur,
NaCl
13
5. Over weight
Suatu keadaan berat badan 10% melebihi berat badan ideal
d. Dietery history
Masyarakat pada umumnya pernah melakukan diet. Akan tetapi
cara ini hanya merangsang pengeluaran cairan, bukan perubahan
kebiasaan makanan (Moore Courney, Mary, 1997). Pola makan dan
kebiasaan makan dipengaruhi oleh budaya, latar belakang, status sosial
ekonomi, aspek psikologi. Faktor yang perlu dikaji dalam riwayat
konsumsi nutrisi/diet klien:
Pola diet/makan Vegetarian, tidak makan ikan laut, dll
Pengetahuan tentang Penentuan tingkat pengetahuan klien mengenai
nutrisi kebutuhan nutrisi
Kebiasaan Makanan MI melihat bersama-sama, makan sambil
mendengarkan musik, makan sambil melihat
televisi
Makanan kesukaan Suka makan lalap, suka sambel, suka coklat,
suka roti
Pemasukan cairan Jumlah cairan tiap hari yang diminum, jenis
minuman, jarang minum
Problem diet Sukar menelan, kesulitan mengunyah
Tingkat aktivitas Jenis pekerjaan, waktu bekerja siang/malam,
perlu makanan tambahan atau tidak
Riwayat kesehatan/ Adanya riwayat penyakit diabetus melitus,
pengkomsumsian adanya alergi
obat
14
mengobsorbsi nutrien rentang ideal
Peningkatan kebutuhan b. Data minor
metabolisme - Cepat kenyang
Faktor ekonomi setelah makan
(finansial tidak cukup) - Kram/nyeri
Faktor psikologis (stres, abdomen
keengganan untuk - Nafsu makan
makan) menurun
- Bising usus
hiperaktif
- Otot pengunyah
lemah
- Otot menelan
lemah
- Membran mukosa
pucat
- Sariawan
- Serum albumin
turun
- Rambut rontok
berlebihan
- Diare
makan 18 tahun)
15
Sering makan
makanan
berminyak/berlemak
Faktor keturunan
Asupan kalsium rendah
(pada anak-anak)
Berat badan bertambah
cepat
Resiko berat Kurang aktivitas fisik harian
badan lebih Kelebihan konsumsi gula
Gangguan kebiasaan makan
Gangguan persepsi makan
Kelebihan konsumsi alkohol
Penggunaan energi kurang dari asupan
Sering mengemil
Sering makan makanan berminyak/berlemak
Faktor keturunan
Asupan kalsium rendah (pada anak-anak)
Berat badan bertambah cepat
Makanan padat sebagai sumber utama makanan utama
pada usia < 5 bulan
16
K. INTERVENSI KEPERAWATAN
N Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional
O Keperawatan
1 Defisit Nutrisi Setelah dilakukan asuhan Mandiri
keperawatan … x 24 jam diharapkan 1. Buat tujuan berat badan 1. Malnutrisi adalah kondisi
masalah keperawatan defisit nutrisi minimum dan kebutuhan gangguan minat yang
dapat teratasi dengan kriteria hasil: nutrisi harian. menyebabkan depresi, agitasi,
1. Adanya peningkatan berat dan mempengaruhi kondisi
badan sesuai dengan tujuan kognitif atau pengambilan
2. Berat badan ideal sesuai keputusan. Perbaikan status
dengan tinggi badan nutrisi meningkatkan
3. Mampu mengidentifikasi kemampuan berpikir dan kerja
kebutuhan nutrisi 2. Gunakan pendekatan psikologis
4. Tidak ada tanda-tanda konsisten. Duduk 2. Pasien mendeteksi pentingnya
malnutrisi dengan pasien saat dan dapat bereaksi terhadap
5. Menunjukkan peningkatan makan, sediakan dan tekanan. Komentar apapun yang
fungsi pengecapan dari menelan buang makanan tanpa dapat terlihat sebagai paksaan
6. Tidak terjadi penurunan berat persuasi dan/atau memberikan focus pada
badan yang berarti komentar. Tingkatkan makanan. Bila staf berespons
lingkungan yang secara konsisten, pasien dapat
nyaman dan catat mulai memepercayai respons
masukan. staf.
17
3. Buat pilihan menu yang 3. Pasien yang meningkat
ada dan diizinkan pasien kepercayaan dirinya dan merasa
untuk mengontrol pilihan mengontrol lingkungan lebih
sebanyak mungkin. suka menyediakan makanan
untuk makan
4. Sadari pilihan – pilihan 4. Pasien akan mencoba menghindari
makanan rendah mengambil makanan bila tampak
kalori/minuman, mengandung banyak kalori dan
menimbun makanan, mau makan lama untuk
membuang makanan menghindari makan
dalam berbagai tempat
seperti saku atau kantung
pembuangan
5. Pertahankan jadwal 5. Memberikan catatan lanjut
penimbangan berat penuruanan dan/atau
badan teratur , seperti peningkatan berat badan yang
Minggu, Rabu, Jumat akurat. Juga menurunkan obsesi
sebelum makan pagi tentang peningkatan dan/atau
pada pakaian yang penurunan
sama, dan gamnbaran
hasilnya.
18
1. Pengobatan masalah dasar tidak
Kolaborasi terjadi tanpa perbaikan status
1. Berikan terapi nutrisi nutrisi. Perawatan di rumah sakit
dalam program memberikan control lingkungan
pengobatan rumah sakit dimana masukan makanan,
sesuai indikasi. muntah/eliminasi, obat, dan
aktivitas dapat dipantau
2. Memberikan situasi terstuktur
untuk makan sementara
2. Libatkan pasien dalam memungkinkan pasien
penyusunan /melakukan mengontrol beberapa pilihan.
program perubahan Perubahan perilaku dapat efektif
prilaku.Berikan penguatan pada kasus ringan atau untuk
untuk peningkatan berat peningkatan berat badan jangka
badan seperti dinyatakan pendek.
oleh penentuan individu;
abaikan penurunan.
2 Berat badan Setelah dilakukan asuhan 1. Buat rencana makan 1. Sementara tak ada dasar untuk
lebih keperawatan … x 24 jam dengan pasien menganjurkan diet yang satu dari
diharapkan masalah keperawatan yang lain, penurunan diet yang
berat badan lebih dapat teratasi baik harus berisi makanan dari
dengan kriteria hasil: semua dasar kelompok makanan
19
1. Pasien menyadari masalah berat dengan focus masukan rendah
badan lemak. Ini membantu
2. Pasien mengungkapkan secara mempertahankan rencana semirip
verbal keinginan untuk mungkin dengan kebiasaan
menurunkan berat badan pasien. Catatan :Penting
3. Berpartisipasi dalam program mempertahankan masukan protein
penurunan berat badan adekuat untuk mencegah
4. Berpartisipasi dalam program 2. Tekankan pentingnya kehilangan massa otot.
latihan yang teratur menghindari diet 2. Hilangkan kebutuhan komponen
5. Menahan diri untuk tidak makan berlemak yang dapat menimbulkan
banyak dalam satu waktu ketidakseimbangan metabolic,
tertentu misalnya penurunan karbohidrat
6. Mengalami asupan kalori, lemak, berlebihan yang dapat
karbohidrat, vitamin, mineral, zat menimbulkan kelemahan, sakit
besi dan kalsium yang adekuat, kepala, ketidakstabilan, dan
tetapi tidak berlebihan kelemahan, asidosis metabolic
(ketosis) mempengaruhi
keefektifan program penurunan
BB.
3. Diskusikan tambahan 3. Penurunan berat badan beralasan
tujuan nyata untuk (1-2 lg/minggu) mengakibatkan
penurunan berat badan efek lebih sedikit berefek.
20
mingguan Penurunan berlebihan/cepat dapat
mengakibatkan kelemahan dan
mudah terangsang dan akhirnya
mengakibatkan kegagalan dalam
mencapai tujuan untuk penurunan
berat badan.
4. Diskusikan pembatasan 4. Retensi air dapat menjadi masalah
masukan garam dan obat karena meningkatkan masukan
diuretic bila digunakan cairan juga mengakibatkan
metabolisme lemak.
5. Konsul dengan ahli diet 5. Pemasukan individu dapat
untuk menentukan dikalkulasi dengan berbagai
kalori/kebutuhan nutrisi perhitungan berbeda, tetapi
untuk penurunan berat penurunan berat badan
badan individu. berdasarkan kebutuhan basal
kalori selama 24 jam, tergantung
pada jenis kelamin, usia, berat
badan saat ini/yang diinginkan dan
lama waktu yang diperkirakan
mencapai berat badan yang
diinginkan.
21
L. KRITERIA EVALUASI
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan nutrisi secara umum dapat dinilai
dari adanya kemampuan dalam :
1. Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam
makan serta adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang dari
kebutuhan.
2. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukkan dengan tidak adanya tanda
kekurangan atau kelebihan berat badan.
3. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukkan dengan
adanya proses pencernaan makan yang adekuat.
4. Menyatakan pemahaman kebutuhan nutrisi.
5. Menunjukkan penurunan berat badan dengan pemeliharaan kesehatan
optimal.
22
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori dan Aplikasi
dalam Praktik. Jakarta: EGC
Tarwoto, Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:
definisi dan indikator diagnostik. Jakarta Selatan : DPP PPNI
23