Makalah Bu Afrida
Makalah Bu Afrida
Makalah Bu Afrida
PENGUATAN
MAKALAH
Dosen Pengampu :
Afrida Yanis, M,Pd
Disusun Oleh :
Nursanti Rahmatullah
INDRAGIRI HULU
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami ucapan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesempatan dan kesehatan sehingga kami bisa menyelesaikan
Makalah ini dengan judul “Keteramplan Memberikan Penguatan”.
Shalawat beriring salam kami kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah membawa kita kepada alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti
sekarang ini.
Makalah ini disusun guna menyelasaikan tugas mata kuliah Micro Teacing
pada Program Pendidikan Agama Islam STAI Nurul Falah Air Molek. Karena
pada kesempatan ini kami banyak menyampaikan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kepada :
Makalah yang kami siapkan ini masih terdapat kekurangan yang membutuhkan
kritikan yang sifatnya konstruktif demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya
penulis berharap semoga makalah bermanfaat bagi kita semua terutama bagi
penulis sendiri.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR
DAFTAR ISI
Bab I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………….………………………...………………..1
B. Rumusan Masalah……….....………………………………………....1
C. Tujuan Penulisan….…………………………………………………..2
Bab II PEMBAHASAN
A. Pengertian Keterampilan Memberikan Penguatan…………………3
B. Pembagian Keterampilan Memberikan Penguatan….......…………4
C. Teknik-teknik Keterampilan Memberikan Penguatan.......................5
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengajar bukanlah proses yang sederhana, melainkan proses yang
kompleks. Mengajar merupakan kegiatan yang banyak seginya, mengajar
mengandung informasi, mengajukan pertanyaan, menjelaskan, mendengar,
mendorong, dan sejumlah kegiatan lainya(Brown, 1991: 5).
Mengajar merupakan suatu pekerjaan atau usaha untuk membuat siswa
yang di ajar itu melakukankegiatan belajar. Tugas dan tanggung jawab
pengajar ialah mengelola pengajaran dengan lebih efektif, dinamis, efesien, dan
positif yang di tandai dengan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif di antara
dua subjek pengajaran; guru sebagai penginisiatif awal dan dan pengaruh serta
pembimbing, sedangkan iwa sebagai yang mengalami dan terlibat aktif untuk
memperoleh perubahan diri dalam pengajaran(Burhan 2004:1).
Suatu usaha atau pekerjaan itu membawa kemungkinana bahwa tujuan
usaha tidak tercapai. Ada kemungkinan untuk guru-guru pemula atau orang
yang baru mengajar gagal membuat siswany abelajar; terlibat aktif dan
melakukan perubahan sendiri.1
B. Rumusan masalah
1. Apa definisi dari Keterampilan memberikan penguatan?
2. Bagaimana pembagian keterampilan memberikan pengutan?
3. Apa saja Teknik-teknik dalam keterampilan memberikan penguatan?
1
Barnawi & M. Arifin, Micro Teaching,(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), hlm 13
4
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu definisi dari keterampilan memberikan
penguatan.
2. Untuk mengetahui bagaimana pembagian keterampilan memberikan
penguatan.
3. Untuk mengetahui teknil-teknik dalam Keterampilan memberikan
penguatan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat diambil suatu pengertian
bahwa keterampilan memberikan penguatan merupakan suatu alat pendidikan
yang menyenangkan berupa pujian, hadiah dan tanda penghargaan yang
bertujuan untuk memperkuat tingkah laku anak didik yang sudah baik, sukses
dalam belajar serta berprestasi yang diberikan sebagai imbalan atas
prestasinya. Sehingga, prestasi atau tingkah laku yang baik itu dapat
dipertahankan dan ditingkatkan serta akan berulang di masa yang akan
datang.
Atau juga sebagai suatu keterampilan yang memberi penguatan berupa
respon positif dari guru kepada anak didik yang telah melakukan suatu
perbuatan baik. Pemberian penguatan ini dilakukan oleh guru dengan tujuan
agar anak lebih giat berpartisiasi dalam interaksi belajar mengajar dan siswa
agar mengulangi lagi perbuatan yang baik walaupun pemberian penguatan
sangat mudah pelaksanaannya, namun kadang-kadang banyak diantara guru
yang tidak melakukan pemberian penguatan kepada muridnya yang
melakukan perbuatan baik.
B. Pembagian Keterampilan memberi penguatan
Dalam kaitannya dengan teori keterampilan memberi penguatan
(penguatan) dikenal 2 macam penguatan, yaitu:
a. Keterampilan memberi penguatan positif (penguatan positif)
Menurut Dalyono keterampilan memberi penguatan positif
merupakan penyajian stimulus yang dapat meningkatkan probabilitas
suatu respon.Hal ini berarti pemberian sesuatu sebagai stimulus untuk
meningkatkan tingkah laku yang sudah terjadi. Pengertian ini sesuai
dengan pendapat yang dikemukakan oleh Dimyati, yaitu mengartikan
keterampilan memberi penguatan sebagai suatu stimulus tertentu yang
menyenangkan ditunjukkan atau diberikan sesudah perbuatan
dilakukan.
Sedangkan menurut Siti Partini keterampilan memberi penguatan
positif adalah suatu penguatan terhadap tingkah laku yang baik yang
diberikan berupa pujian, hadiah, tanda penghargaan.
7
Diantara pendapat yang telah dikemukakan diatas, sebenarnya
tidaklah terdapat perbedaan-perbedaan yang prinsipil, hanya saja
terdapat variasi dalam pengungkapannya. Maka dari berbagai pendapat
tersebut, dapat diambil suatu pengertian bahwa keterampilan memberi
penguatan adalah suatu tindakan menyenangkan yang berupa pujian,
hadiah untuk memperkuat suatu tingkah laku yang sudah baik dengan
harapan tingkah laku tersebut dapat ditingkatkan serta berulang dimasa
yang akan datang.
Keterampilan memberi penguatan positif diberikan pada respon
yang baik atau yang sesuai dengan harapan, misalnya bila siswa
mendapat skor yang tinggi ia berhak menerima pujian, hadiah dan
tanda penghargaan. Hal ini sebagai penguat atas tingkah laku siswa
yang baik agar siswa yang bersangkutan tetap konsisten dengan
tindakannya yang sudah baik itu serta frekuensinya berulang dimasa
yang akan dating.
b. Keterampilan memberi penguatan negatif (penguatan negative)
Beberapa ahli yang mendefinisikan tentang keterampilan memberi
penguatan negatif diantaranya adalah Made Pidarta yang
mengemukakan bahwa keterampilan memberi penguatan negatif
adalah setiap stimulus yang perlu dihilangkan untuk memantapkan
respon yang terjadi. Misalnya tugas yang terlalu berat perlu
dihilangkan agar siswa tetap rajin belajar dan pengertian ini dapat
diartikan bahwa seorang pendidik sebaiknya menghindari tindakan
yang membebani atau memberatkan siswa, karena tindakan ini akan
menyebabkan anak didik membenci guru sehingga siswa tidak
mempunyai motivasi untuk belajar pelajaran yang diajarkan guru.
Menurut Dalyono keterampilan memberi penguatan diartikan
sebagai pembatasan stimulus yang tidak menyenangkan apabila
dihentikan akan mengakibatkan probalitas respon.Pengertian yang
dikemukakan ini mengandung makna mengenai tindakan guru yang
sifatnya tidak menyenangkan murid semisal celaan, sebaiknya
8
dihilangkan karena celaan ini bukannya mendatangkan kebaikan
namun akan menimbulkan suatu tindakan yang kurang baik dari
seorang siswa.
Bila seorang guru mendapati seseorang yang berbuat tidak baik,
tidak perlu memberikan respon yang kurang menyenangkan semisal
celaan atau hukuman. Namun untuk membuat anak jera hendaknya
para pendidik atau guru menggunakan cara-cara yang dapat
menjauhkan anak melakukan perbuatan yang tidak baik dengan
menggunakan pendekatan kekeluargaan serta berbentuk persuasif.
Apabila seorang pendidik ingin mencegah anak berbuat buruk lebih
baik menggunakan cara dengan membiasakan mereka seolah-olah
tidak diperhatikan (metode ta’rudh) bukan dengan cara langsung
menegurnya dengan keras atau kasar (metode tasrich). Bahkan mereka
sebaliknya diperlakukan dengan kasih sayang, karena dengan demikian
anak tidak akan selalu berbuat buruk. Menurut Al-Ghozali
sebagaimana dikemukakan oleh Abdul Futuh, et.al, menegur secara
keras akan mengakibatkan rasa takut dan menimbulkan keberanian
menyerang orang lain atau melawan serta mendorong timbulnya
keinginan untuk tetap melakukan pelanggaran.
9
suatu penguatan yang paling mudah untuk dilaksanakan, karena hanya
berupa kata-kata sugesti seperti baik, betul, benar dan lain-lain. Dapat juga
berupa kalimat misalnya hasil pekerjaanmu baik sekali. Pujian sebagai
bentuk motivasi ekstrinsik harus diberikan secara tepat dan dengan pujian
yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan meningkatkan
semangat belajar serta sekaligus akan membangkitkan siswa. Hal ini
sesuai dengan hukum sebab-akibat dari Torndike sebagaimana
disampaikan oleh Sardiman yaitu tentang hubungan stimulus respon akan
menjadi kurang erat atau lenyap kalau disertai oleh rasa tidak senang. Jadi
pujian, dorongan perlu diberikan secara bijaksana dan secara tepat karena
pujian akan mempengaruhi serta dapat mewujudkan tujuan karena pujian
dan dorongan dapat menghapus rasa minder atau rasa takut pada anak
didik.
2. Keterampilan memberi penguatan non verbal
Penguatan non verbal merupakan penguatan yang berbentuk gerakan
tubuh serta mimik muka yang cerah. Diantara penguatan non verbal adalah
a. Penguatan berupa mimik muka dan gerakan tubuh
Penguatan ini dapat diberikan dengan senyuman, acungan
jempol, tepuk tangan, memberi salam dan lain-lain. Keterampilan
memberi penguatan yang mudah dan ringan untuk diberikan
namun lebih dari itu, seyuman, tepuk tangan dan lain-lain dapat
menunjukkan besarnya rasa cinta dan sayang serta perhatian
pendidik terhadap anak didik.
Sikap cinta dan penerimaan yang baik dari pendidik akan
lebih membekas dalam diri anak, sekaligus akan menimbulkan
rasa pecaya diri dan rasa tenang dalam jiwa anak didik serta anak
akan berkembang sesuai dengan potensi yang ada.
b. Penguatan dengan cara mendekati
Penguatan dengan cara mendekati bisa dilakukan seorang
guru dengan mendekati secara fisik kepada siswa sebagai bentuk
perhatian dan rasa tertariknya seorang guru terhadap keberhasilan
10
siswa, contohnya dengan mendekati atau berjalan di arah siswa,
berdiri di samping siswa, dan lain-lain. Penguatan ini biasanya
memperkuat penguatan verbal, hal ini terjadi karena diperkuatnya
kehangatan dan keantusiasan oleh guru dengan mendatangi siswa.
c. Penguatan dengan sentuhan (contact)
Guru dapat menyatakan persetujuan dan penghargaan
terhadap usaha dan penampilan siswa dengan menepuk bahu atau
pundak siswa, berjabat tangan, mengangkat tangan siswa yang
menang dalam pertandingan, merangkul dan lain-lain. Hal ini bisa
menjadikan pendidik lebih dakat dengan anak didik.
Hal yang harus diperhatikan dalam memberikan penguatan
ini harus disesuaikan dengan umur, jenis kelamin serta adat
istiadat di tempat tersebut. Contohnya jika di suatu pesantren tidak
mungkin untuk memberikan sentuhan kepada jenis kelamin yang
berbeda.
d. Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan siswa
Kegiatan yang menyenangkan siswa dapat bermakna menjadi
suatu penguat manakala siswa yang menerimanya menyikapi
sebagai sebuah kehormatan dan atau kepercayaan yang di berikan
kepadanya. Dengan demikian, ia tidak dipandang sebagai sebuah
beban baru bagi siswa melainkan sebagai sebuah perhatian yang
diberikan kepadanya. Keterampilan memberikan penguatan
terhadap siswa dapat dilakukan dengan cara seperti siswa yang
memiliki prestasi di bidang musik diberi kepercayaan untuk
memimpin paduan suara di sekolahnya, atau siswa yang memiliki
karya ilmiah yang baik diberi kesempatan untuk memamerkan
hasil karyanya di ruang guru.
e. Penguatan berupa simbolik/benda
Simbol tampaknya mempunyai arti penting di hadapan para
siswa. Simbol dapat berupa bintang, lencana, piagam, tanda
penghargaan. Benda bisa berupa alat-alat tulis, tas, bahkan baju
11
seragam sekolah. Benda-benda tersebut tidak mesti mahal namun
di usahakan memiliki arti simbolis yang dalam, bahkan
berkomentar secara tertulis atas hasil pekerjaan siswa juga dapat
berfungsi sebagai penguatan.
Penguatan ini sebaliknya tidak terlampau sering digunakan,
terutama yang berwujud benda, agar maknanya tidak hilang atau
agar tidak menjadi kebiasaan bahwa siswa mengharapakan
imbalan dari penampilannya.
f. Penguatan tak penuh
Pada penguatan ini siswa yang salah tidak langsung di
salahkan secara kasar tetapi dengan memberikan penguatan tetapi
tidak penuh, misalnya “yang kamu sudah kerjakan sudah sesuai
dengan caranya tetapi sebaiknya kamu lebih teliti terhadap nilai
sin di kuadaran 3”. Kemudian, diminta siswa lain untuk
menyempurnakan atau menambahkan sehingga siswa tadi
mengetahui bahwa jawabannya tidak seluruhnya benar, namun
juga tidak salah, atau guru juga dapat memberikan penguatan
dengan mengatakan kepada siswanya seperti “Ya !! jawabanmu
sudah baik tetapi perlu disempurnakan. Coba yang lain! “.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penguatan adalah respons terhadap suatu tingkah laku yang dapat
meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
Pemberian hadiah maupun pemberian hukuman merupakan respon
seseorang kepada orang lain karena perbuatannya. Pemberian hadiah
merupakan respon positif, sedangkan pemberian hukuman merupakan
respon negatif.
Keterampilan memberikan penguatan merupakan keterampilan
yang harus di kuasai oleh guru karena penguatan yang di berikan kepada
siswa akan membangkitkan semangat murid dalam melakukan kegiatan
pembelajaran, semangat siswa yang tinggi akan meningkatkan daya
tangkab ilmu sehingga nantinya tujuan yang ingin dicapai oleh guru dapat
di raih dengan baik. Keterampilan memberikan penguatan sangat dekat
dengan motivasi, sehingga di awal ini akan di paparkan mengenai motivasi
dan mengapa begitu pentingnya motivasi dalam belajar.
13
DAFTAR PUSTAKA
14