Materi Pemberian Penguatan PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 22

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Konsep Teoritis

Keterampilan Memberi Penguatan

a. Pengertian Keterampilan Memberi Penguatan

Keterampilan memberi penguatan adalah respon terhadap suatu

tingkah laku positif yang dapat meningkatkan kemungkinan

berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Penguatan tidak boleh

dianggap sepele atau sembarangan, tetapi harus mendapatkan perhatian

serius.8

Keterampilan dasar mengajar merupakan jenis keterampilan

yang harus dikuasai oleh guru. Dengan memiliki keterampilan

mengajar, guru dapat mengelola proses pembelajaran dengan baik

yang berimplikasi pada peningkatan kualitas kelulusan.

Keterampilan memberi penguatan merupakan keterampilan

yang arahnya untuk memberikan dorongan, tanggapan atau hadiah

bagi siswa agar dalam mengikuti pelajaran merasa dihormati dan

diperhatikan. Penghargaan mempunyai pengaruh positif dalam

kehidupan manusia sehari-hari, yaitu mendorong seseorang

memperbaiki tingkah laku serta meningkatkan kegiatan atau usahanya.

8
Zainal asri, Op Cit, h. 77
Kegiatan memberikan penghargaan atau penguatan dalam proses

belajar mengajar dalam kelas jarang sekali dilaksanakan oleh guru.9

Penguatan (Reinforcement) adalah segala bentuk respon,

apakah bersifat verbal ataupun nonverbal yang merupakan bagian dari

modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa yang

bertujuan memberikan informasi atau umpan balik bagi si penerima

atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi.10

Pemberian respon dalam proses interaksi edukatif disebut

“pemberian penguatan” karna hal tersebut dapat membantu

meningkatkan hasil belajar. 11 Penguatan yang dilakukan oleh guru

dalam pembelajaran dapat ditujukan kepada pribadi tertentu dan

kepada kelompok, juga pada kelas secara keseluruhan. Dalam

pelaksanaannya pengutaan ini juga dapat dilakukan dengan berbagai

macam bentuk yang bervariasi sesuai dengan kemampuan guru.

Penguatan merupakan respon terhadap suatu perilaku yang

dapat meningkatkan kemungkinan terulangnya kembali perilaku

tersebut. Penguatan yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran

dapat ditujukan kepada pribadi tertentu dan kepada kelompok, juga

pada kelas secara keseluruhan. Dalam pelaksanaannya penguatan ini

juga dapat dilakukan dengan berbagai macam bentuk yang bervariasi

sesuai dengan kemampuan guru.

9
Hamzah B Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara,
2010, h. 168
10
Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Rosdakarya, 2010, h. 80
11
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta:
Rineka Cipta, 2010, h. 118
Guru adalah figur seorang pemimpin. Guru adalah sosok

arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. Tugas

guru tidak hanya sebagai profesi, tetapi sebagai suatu tugas

kemanusiaan dan kemasyarakatan. Tugas guru sebagai pendidik

meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada anak didik.

Guru harus menempatkan diri sebagai orang tua kedua, dengan

mengemban tugas yang dipercayakan. Guru tidak hanya sebatas

dinding sekolah, tetapi juga sebagai penghubung antara sekolah dan


12
masyarakat.” Oleh sebab itu profesi guru harus berdasarkan

panggilan jiwa, sehingga dapat menunaikan tugas dengan baik dan

ikhlas. Guru harus mendapatkan haknya secara profesional sehingga

keinginan peningkatan kompetensi guru dari kualitas belajar anak

didik bukan hanya sebuah slogan diatas kertas.

Tujuan utama yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran

adalah terjadinya tingkah laku yang baik. Sehubungan dengan itu

penguatan dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk mencapai

tingkah laku yang baik dalam pembelajaran.

Proses pembelajaran di sekolah, pemberian penghargaan

sabagai salah satu bentuk penguatan yang dilakukan oleh guru bagi

siswa yang berprestasi maka akan menimbulkan motivasi kuat bagi

siswa untuk meningkatkan prestasinya. 13

12
Ibid. h.36-
13
Murni Wahid, Keterampilan Dasar Mengajar, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta, 2010, h.
Penguatan dapat ditujukan kepada pribadi tertentu, kepada

kelompok tertentu dan kepada kelas secara keseluruhan. Dalam

pelaksanaannya penguatan harus dilakukan dengan segera dan

bervariasi.14Sehubungan dengan itu, terdapat beberapa hal yang harus

diperhatikan guru dalam memberi penguatan, yaitu:

. Penguatan harus diberikan dengan sungguh-sungguh

. Penguatan yang diberikan harus memiliki makna yang sesuai

dengan kompetensi yang diberi penguatan

. Hindarkan respon negatif terhadap jawaban peserta didik

. Penguatan harus dilakukan segera setelah suatu kompetensi

ditampilkan

. Penguatan yang diberikan hendaknya bervariasi15

Jadi penguatan adalah respon yang diberikan oleh guru

terhadap suatu tingkah laku siswa yang bertujuan memberikan

dorongan untuk dapat meningkatkan partisipasinya dalam proses

pembelajaran.

b. Tujuan Pemberian Penguatan

Pemberian penguatan hendaknya selalu mengacu pada prestasi

yang ditunjukkan anak didik, baik sewaktu proses pembelajaran

berlangsung maupun atas hasil belajar yang dicapai oleh anak didik.

Pemberian pengutan tentunya memiliki tujuan tertentu yang mengacu

14
E.mulyasa, Menjadi Guru Profesional,Bandung: Rosda Karya, h.78
15
Ibid, h.78
pada peningkatan kemampuan belajar anak didik saat mengikuti

pelajaran.

Tujuan memberikan penguatan kepada anak didik dalam

kegiatan pembelajaran yaitu:

a. Meningkatkan perhatian siswa terhadap pembelajaran

b. Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar siswa

c. Mengontrol dan mengubah tingkah laku siswa

d. Mengarahkan terhadap pengembangan berfikir dan pengambilan

inisiatif

e. Mengembangkan dan mengatur diri siswa sendiri dalam belajar16

Tujuan akhir dari pemberian penguatan adalah agar anak didik

dapat lebih meningkatkan perhatiannya terhadap pelajaran sekaligus

membina tingkah laku yang produktif dalam melakukan aktifitas

belajar. Dengan pemberian penguatan yang diberikan oleh guru, baik

secara simbolik, materi maupun dalam bentuk penguatan akan dapat

merangsang anak didik untuk lebih meningkatkan keaktifannya dalam

belajar sekaligus berupaya membina tingkah lakunya kearah yang

lebih posistif.

c. Komponen Keterampilan Memberikan Penguatan

Penggunaan komponen keterampilan dalam kelas harus bersifat

selektif dan hati-hati, disesuaikan dengan usia siswa, tingkat

kemampuan, kebutuhan, serta latar belakang, tujuan dan sifat tugas.

16
Syaiful Bahri Djamarah, Op.Cit, h. 118
Pemberian penguatan harus bermakna bagi siswa. Beberapa komponen

keterampilan memberi penguatan ialah sebagai berikut:

. Penguatan Verbal

Penguatan ini adalah yang paling mudah digunakan dalam kegiatan

pembelajaran yaitu dalam bentuk komentar, pujian, dukungan,

pengakuan atau dorongan yang diharapkan dapat meningkatkan

tingkah laku dan kinerja murid. Misalnya ketika di ajukan sebuah

pertanyaan kemudian siswa menjawab dengan tepat, maka guru

memuji siswa tersebut dengan mengatakan: “bagus!”, “tepat

sekali” dan lain sebaginya. Begitu juga ketika jawaban siswa

kurang sempurna, guru mengatakan “hampir tepat” dan lain

sebagainya yang menunjukkan jawaban siswa tersebut masih perlu

penyempurnaan.17

. Penguatan Gestural

Penguatan ini diberikan dalam bentuk mimik, gerakan wajah atau

anggota badan yang dapat memberikan kesan kepada siswa.

Misalnya ketika mengucapkan “bagus”, guru tersenyum sambil

mengacungkan jari.

. Penguatan dengan cara Mendekati anak

Gerak mendekati dapat ditunjukkan gru dengan cara melangkah

mendekati murid, berdiri disamping murid atau kelompok murid,

bahkan dalam situasi tertentu duduk bersama murid atau kelompok

17
Hamzah B Uno, Op Cit, h. 169
murid, dengan tujuan untuk memberikan perhatian, rasa senang,

rasa aman kepda murid. 18 Keadaan ini dapat menghangatkan

suasana belajar anak, yang gilirannya dapat meningkatkan

motivasi.19

. Penguatan dengan Sentuhan

Sentuhan seperti menepuk pundak atau bahu murid, menjabat

tangan murid, atau mengangkat tangan murid yang menang atau

mendapatkan nilai yang bagus. 20

. Penguatan dengan Memberikan Kegiatan yang Menyenangkan

Murid yang mendapatkan nilai bagus diberi kesempatan untuk

melakukan kegiatan yang mereka senangi, mislanya membantu

teman-temannya dalam menyelesaikan latihan, paduan suara,

masuk tim olahraga atau sebagainya. 21

. Penguatan Berupa Simbol atau benda

Penguatan ini dilakukan dengan cara menggunakan berbagai

simbol/benda atau komentar tertulis pada buku siswa. Hal ini

jangan terlalu sering digunakan agar tidak sampai terjadi kebiasaan

siswa mengharap sesuatu sebagai imbalan.22

18
Ibid, h. 169
19
Murni Wahid, Op.Cit, h. 114
20
Hamzah B Uno, Op Cit, h. 169-
21
Ibid, h. 170
22
Uzer Usman, Ibid, h. 81
d. Prinsip-Prinsip Pemberian Penguatan

Ada beberapa prinsip pemberian penguatan yaitu sebagai

berikut:

. Kehangatan dan keantusiasan

Sikap dan gaya guru termasuk suara, mimik dan gerak badan, akan

menunjukkan adanya kehangatan dan keantusiasan dalam

memberikan penguatan. Dengan demikian, tidak terjadi kesan

bahwa guru tidak ikhlas dalam memberikan penguatan karna tidak

disertai dengan kehangatan dan kentusiasan.23

. Kebermaknaan

Penguatan hendaknya diberikan sesuai dengan tingkah laku dan

penampilan anak didik sehingga ia mengerti dan yakin bahwa ia


24
patut diberi penghargaan. Oleh karna itu, kebermaknaan

pemberian penguatan hanya mungkin apabila diberikan dalam

kontek yang relevan.25

. Menghindari penggunaan repon yang negatif

Walaupun teguran, sanksi masih bisa digunakan, respon negatif

yang diberikan oleh guru berupa komentar, bercanda, menghina,

ejekan yang kasar perlu dihindari karna akan mematahkan

semangat murid untuk mengembangkan dirinya. Misalnya, jika

anak tidak dapat memberikan jawaban yang diharapkan, guru

23
Ibid, h. 82
24
Ibid, h. 82
25
Murni Wahid, Ibid, h. 111
jangan langsung menyalahkan, tetapi bisa melontarkan pertanyaan

kepada anak lain.26

e. Cara Penggunaan Penguatan

Ada beberapa cara penggunaan penguatan yang perlu

diperhatikan, yaitu:

. Penguatan pada pribadi tertentu

Penguatan akan lebih tepat sasaran dan bermakna jika

mempertimbangkan siapa audiensnya. Jika tujuan memberikan

penguatan untuk peserta didik secara perseorangan tentu berbeda

dengan jika kita memberikan penguatan untuk kelompok. Dalam

hal ini penguatan harus jelas ditujukan kepada siswa tertentu. Oleh

karna itu pandangan guru harus tegas diarahkan kepada anak yang

memperoleh penguatan. Penguatan juga harus jelas ditujukan

kepada siapa dan usahakan menyebut namanya seta memandang

kepadanya.27

. Penguatan kepada kelompok

Penguatan dapat juga diberikan kepada sekelompok siswa,

misalnya jika satu tugas telah dilaksanakan dengan baik oleh satu

kelas, guru dapat mengijinkan kelas tersebut untuk bermain basket

yang memang menjadi kegemaran mereka. 28

26
Uzer Usman, Ibid, h. 82
27
Murni Wahid, Ibid, h. 116
28
Uzer Usman, Ibid, h. 83
. Penguatan dengan cara segera

Pemberian penguatan diberikan setelah munculnya tingkah laku

atau respon anak didik yang diharapkan, penguatan yang ditunda

pemberiannya, dapat cenderung kurang efektif karna dapat

menimbulkan penafsiran yang negatif dari anak didik yang

bersangkutan.29

. Variasi dalam penggunaan

Jenis penguatan yang digunakan hendaknya bervariasi, tidak

terbatas pada satu jenis penguatan, karna hal ini akan dapat

menimbulkan kobasanandan juga kurang efektif. Penggunaan

setiap jenis penguatan dalam dilakukan sesuai situasi dalam proses

pembelajaran.30

Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah perubahan energy dalam diri seseorang

yang ditandai muculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan

terhadap adanya tujuan. 31 Motivasi belajar adalah dorongan yang

muncul dalam diri seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan

dengan tujuan yang ingin dicapainya. 32

Berdasarkan pendapat diatas maka memberikan sesuatu

gambaran bahwa motivasi merupakan keinginan, dorongan yang

29
Ibid, h. 83
30
Murni Wahid, Ibid, h. 117
31
Sardiman, Op,Cit, h. 73
32
Mudasir, Manajemen Kelas, Pekanbaru: Zanafa Publishing, 2011, h. 133
timbul dari dalam diri seseorang untuk melakukan suatu aktivitas

dalam rangka pencapaian tujuan belajar. Belajar adalah suatu proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatau tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya. 33

Motivasi belajar adalah merupakan dua hal yang saling

mempengaruhi. Motivasi belajar dapat timbul karna faktor instrinsik,

berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar,

harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya

penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar

yang menarik. Tapi harus diingat, kedua faktor tersebut disebabkan

oleh ransangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk

melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat.34

Di dalam Al-Quran motivasi merupakan dorongan yang

terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan

tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. Hal ini

sesuai dengan firman Allah SWT Q.S Al-Mujaadillah:11

33
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruinya, Jakarta: Rineka Cipta,
2010, h. 2
34
Hamzah B.Uno, Op.Cit. h.23
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan
kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah,
niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.35
Sebab turunnya ayat ini diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari

Muqatil bin Hibban, ia berkata, "Pada suatu hari, yaitu hari Jumat

Rasulullah SAW. berada di Suffah mengadakan pertemuan di suatu

tempat yang sempit, dengan maksud menghormati pahlawan-pahlawan

perang Badar yang terdiri dari orang-orang Muhajirin dan Ansar.

Beberapa orang pahlawan perang Badar itu terlambat datang di

antaranya Sabit bin Qais. Para pahlawan Badar itu berdiri di luar yang

kelihatan oleh Rasulullah mereka mengucapkan salam, "Assalamu'

alaikum Ayyuhan Nabiyyu warahaturlahi wabarakatuh", /4 Nabi SAW.

menjawab salam, kemudian mereka mengucapkan salam pula kepada

orang-orang yang hadir lebih dahulu dan dijawab pula oleh mereka. Para

pahlawan Badar itu tetap berdiri, menunggu tempat yang disediakan

bagi mereka, tetapi tidak ada yang menyediakannya. Melihat itu

Rasulullah SAW merasa kecewa, lalu mengatakan, "berdirilah,

berdirilah". Berapa orang yang ada di sekitar itu berdiri, tetapi dengan

rasa enggan yang terlihat di wajah mereka.Maka orang-orang munafik

memberikan reaksi dengan maksud mencela Nabi SAWmereka berkata,

35
Departemen Agama RI, Al-qur’an dan Terjemahannya, Bekasi: Cipta Bagus Sagara,
2013, h. 250
"Demi Allah, Muhammad tidak adil, ada orang yang dahulu datang

dengan maksud memperoleh tempat duduk di dekatnya, tetapi di suruh

berdiri agar tempat itu diberikan kepada orang yang terlambat datang."

Maka turunlah ayat ini.36

Dari ayat ini dapat dipahami:

Para sahabat berlomba-lomba mencari tempat dekat Rasulullah agar

mudah mendengar perkataan beliau yang beliau sampaikan kepada

mereka.

Perintah memberikan tempat kepada orang yang baru datang, adalah

merupakan anjuran, sekiranya hal ini mungkin dilakukan, untuk

menimbulkan rasa persahabatan antara sesama yang hadir.

Sesungguhnya tiap-tiap orang yang memberikan kelapangan kepada

hamba Allah dalam melakukan perbuatan-perbuatan baik, maka

Allah akan memberi kelapangan pula kepadanya di dunia dan di

akhirat nanti.

Memberi kelapangan kepada sesama muslim dalam pergaulan

dan usaha mencari kebaikan dan kebaikan, berusaha menyenangkan

hati saudara-saudaranya, memberi pertolongan dan sebagainya

termasuk yang dianjurkan Rasulullah SAW.37

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan

eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan

36
Al-Imam Abul Fida Ismail Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Kasir. Bandung: Sinar
Baru Algesindo, 2004
37
Qadir, A. Hassan. Ilmu Musthalah Hadits. Bandung: Diponegoro, 2007
perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator

atau unsur yang mendukung. 38 Hal itu mempunyai peranan besar

dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar

dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

. Adanya harapan dan cita-cita masa depan

. Adanya penghargaan dalam belajar

. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga

memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.39

Jadi motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di

dalam jiwa siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin

kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar.

Terkait dengan ini, ada beberapa faktor yang mempengaruhi

pencapaian hasil pembelajaran itu sendiri, antara lain yaitu:

a. Motivasi instrinsik yakni motif-motif yang terjadi atau

berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karna dalam diri

setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

Seperti kesehatan, intelengensi dan bakat, minat dan motivasi dan

cara belajar.40 Siswa yang memiliki motif instrinsik akan memiliki

tujuan menjadi orang yang terdidik, yang ahli dalam bidang studi
38
Hamzah B Uno, Loc.Cit, h.23
39
Loc.Cit, h.23
40
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar,Jakarta: Rineka Cipta, 2011, h. 149
tertentu. Jadi motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri

dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar simbol.41

b. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi

karna adanya perangsang dari luar. Seperti keluarga, sekolah dan


42
lingkungan sekitar. Oleh sebab itu motif ekstrinsik dapat

dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas

belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang

secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.43

b. Tujuan Motivasi Belajar

Motivasi merupakan pendorong bagi seseorang untuk

melakukan aktivitas, diantaranya aktivitas belajar. adanya motivasi

dalam diri seseorang atau adanya dorongan dari luar diri akan memberi

semangat untuk belajar sehingga motivasi akan mengarahkan

seseorang untuk melakukan aktivitas. Tujuan motivasi yaitu terjadinya

suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan

bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan , perasaan dan juga emosi

untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. 44 Hal ini berarti

motivasi akan menggerakkan atau menjadi pendorong bagi seseorang

untuk melakukan suatu aktivitas sehingga aktivitas yang dilakukan

dapat lebih terarah dan mencapai tujuan yang maksimal.

41
Sardiman, Ibid, h. 90
42
Syaiful Bahri Djamarah, Loc.Cit, h. 149
43
Sardiman, Op.Cit, h. 91
44
Ibid, h. 74
c. Fungsi Motivasi Belajar

Motivasi belajar dapat tumbuh baik dari diri anak maupun dari

luar dirinya. Kedua ini berfungsi sebagai pendorong, penggerak dan

penyeleksi perbuatan, semua itu akan menyatu dalam sikap yang

implementasikan dalam perbuatan. Dorongan merupakan suatu

fenomena psikologis dari dalam yang melahirkan hasrat untuk

bergerak dan menyeleksi perbuatan yang akan dilakukan. 45 Ada 3

fungsi motivasi dalam belajar yaitu:

a. Motivasi sebagai pendorong perbuatan

Seseorang anak didik yang pada mulanya tidak berkeinginan untuk

belajar, tetapi kemudian ada sesuatu yang dicari atau ingin

diketahui sehingga munculah minat untuk belajar. Sesuatu yang

ingin diketahui itu dalam rangka untuk memenuhi rasa ingin

tahunya, maka menimbulkan suatu dorongan untuk berbuat. Hal ini

berarti sikap itulah yang mendasari dan mendorong kearah

sejumlah perbuatan dalam belajar. Jadi motivasi yang berfungsi

sebagai pendorong ini mempengaruhi sikap yang seharusnya

dilakukan dalam rangka kegiatan belajar.46

b. Motivasi sebagai penggerak perbuatan

Adanya dorongan psikologis yang dapat melahirkan sikap anak

didik untuk melakukan suatu aktivitas seperti aktivitas belajar,

tentu merupakan sesuatu kekuatan yang tak terbentuk yang

45
Saiful Bahri Djamarah, Op.Cit, h.157
46
Loc.Cit, h.157
kemudian diwujudkan dalam bentuk gerakan fisik atau berbuat.

Anak melakukan aktivitas belajar dengan segenap jiwa dan raga,

akal pikiran berproses dengan sikap raga yang cenderung tunduk

dan dengan kehendak perbuatan belajar, sehingga termotivasi

untuk berbuat.47

c. Motivasi sebagai pengaruh perbuatan

Anak didik mempunyai motivasi tentu dapat menyeleksi perbuatan

yang dapt dilakukan dan yang tidak dilakukan. Anak didik ingin

mendapatkan sesuatu dari suatu kegiatan belajar, tidak mungkin

dipaksakan untuk mempelajari suatu materi yang lain, karna anak

didik yang bersangkutan akan mempelajari materi dimana

tersimpan suatu yang akan dicari atau dibutuhkan.48

Pengaruh Pemberian Penguatan Terhadap Motivasi Belajar

Penguatan adalah respon yang diberikan terhadap perilaku atau

perbuatan yang dianggap baik, yang dapat membuat terulangnya dan

meningkatnya perilaku atau perbuatan yang dianggap baik.

Penguatan mempunyai pengaruh yang berupa sikap positif

terhadap proses belajar siswa salah satunya yaitu untuk merangsang dan

meningkatkan motivasi belajar siswa pada saat proses pembelajaran.49

Pemberian penguatan terhadap anak diidk diberikan secara objektif

sehingga anak didik memperoleh penguatan dan dapat mneilai

kemampuannya. Begitu pula dapat menjadi pemicu bagi anak yang lainnya
47
Loc.Cit, h.157
48
Saiful Bahri Djamarah, Op.Cit, h.157
49
Uzer Usman, Op.Cit, h. 81
untuk meningkatkan motivasi belajarnya baik disekolah maupun diluar

sekolah.

Berdasarkan pengaruh penguatan tersebut jelaslah bahwa salah

satu upaya yang bisa dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi siswa

adalah memberikan penguatan kepada siswa. Namun upaya tersebut tidak

akan terlepas dari kendala yang akan bermunculan dalam

implementasinya. Maka seorang guru harus menguasai hal-hal yang

berhubungan dengan pemberian penguatan.

B. Penelitian yang Relevan

Pengaruh keterampilan memberi penguatan terhadap motivasi belajar siswa ini

belum diteliti, namun motivasi belajar itu sendiri sudah ada yang meneliti

diantaranya:

Penelitian oleh Rahmat Permadi, Fakultas Tarbiyah UIN SUSKA RIAU

pada tahun 2013 dengan judul Hubungan Antara Motivasi Dan Prestasi

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi IPS Terpadu Di SMAN 1

Kampar Utara Kabupaten Kampar. Adapun hasil penelitian tersebut

terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dan porestasi belajar

siswa pada mata pelajaran ekonomi IPS terpadu di SMAN 1 Kampar utara

kabupaten kampar secara kualitatif.50

Penelitian oleh Emi karyati, mahasiswa UIN Suska Jurusan Pendidikan

Agama Islam tahun 2007, dengan judul pengaruh Kemampuan Guru

Mengadakan Interaksi Dalam Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar


50
Rahmat permadi, Hubungan Antara Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Ekonomi IPS Terpadu Di SMAN 1 Kampar Utara Kabupaten Kampar, Skripsi Fakultas
Tarbiyah Dan Keguruan UIN SUSKA RIAU, 2013
Siswa MTs Yaspika Tanjung Balai Karimun. Yang menyatakan bahwa

kemampuan interaksi guru mts yaspika tanjung balai karimun masih

rendah dan motivasi belajar siswa juga masih rendah dengan persentase

47,40%. Maka dengan itu disimpulkan bahwa ada pengaruh yang

signifikan kemampuan guru mengadakan interaksi dalam pembelajaran

terhadap motivasi belajar.51

Berdasarkan kajian diatas yang menerangkan bahwa ada perbedaan

dengan penelitian yang akan dilakukan, Dari kedua penelitian di atas,

persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang di lakukan ialah sama-

sama meneliti tentang motivasi belajar siswa. Adapun perbedaannya, penulis

memfokuskan penelitian pada Pengaruh Pemberian Penguatan Oleh Guru

Ekonomi Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IPS Di Sekolah

Menengah Atas Negeri 12 Pekanbaru.

C. Konsep Operasional

Adapun variabel yan akan dioperasionalkan adalah keterampilan

memberi penguatan (Variabel X) dan motivasi belajar siswa (Variabel Y).

Variabel X (komponen keterampilan memberi penguatan)

a. Penguatan verbal

Guru memberikan pujian dalam bentuk kata-kata, seperti “ya”,

“bagus”, “tepat”, “hebat”

51
Emi karyati, Kemampuan Guru Mengadakan Interaksi Dalam Pembelajaran Terhadap
Motivasi Belajar Siswa MTs Yaspika Tanjung Balai Karimun, Skripsi Fakultas Tarbiyah Dan
Keguruan UIN SUSKA RIAU, 2007
Guru tidak menggunakan kata-kata yang negatif berupa ejekan

ketika siswa melakukan kesalahan, seperti: “mohon tidak ribut”,

“jangan brisik”

b. Penguatan gestural

Guru memberikan pujian dalam bentuk acungan jempol

Guru memberikan senyuman atau kerut kening kepada siswa

c. Penguatan dengan cara mendekati anak

Guru mendekati siswa yang berperilaku negatif seperti: “berjalan

menuju siswa”, “berdiri disamping dan menegur siswa”

Guru ikut berbaur pada siswa saat proses pembelajaran seperti:

“duduk bersama siswa pada saat menjelaskan materi pelajaran”

d. Penguatan dengan cara sentuhan

Guru memberikan pujian terhadap murid dengan cara menepuk

bahu siswa

Guru mengangkat tangan siswa yang menang atau mendapatkan

nilai bagus

e. Penguatan dengan cara menyenangkan

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan

kegiatan yang mereka senangi, seperti: pemimpin kelompok belajar

ataupun kelompok diskusi

Guru membuat selingan humor dalam mengajar


f. Penguatan dengan pemberian simbol atau benda

Guru memberikan hadiah kepada siswa yang menjawab pertanyaan

dengan benar seperti: “nilai tambahan, pena atau benda lainnya”

Guru memberikan tepuk tangan pada saat siswa mampun

menyelesaikan tugas yang diberikan

Variabel Y (motivasi belajar siswa)

Motivasi belajar siswa dapat dikatakan tinggi yaitu:

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

Siswa mencari informasi tentang materi pembelajaran

Siswa membaca buku yang berkaitan dengan materi pembelajaran

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

Siswa bertanya kepada guru tentang materi pelajaran yang

disampaikan

Siswa mengemukakan pendapat dari informasi yang didapatnya

c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan

Siswa melakukan proses pembelajaran tidak hanya disaat jam

sekolah

Siswa tidak putus asa saat mengerjakan tugas pada proses

pembelajaran

d. Adanya penghargaan dalam belajar

Siswa mempunyai target untuk mendapatkan nilai yang tinggi

Siswa mengikuti proses pembelajaran dari awal sampai akhir


e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

Siswa membentuk kelompok belajar pada saat proses pembelajaran

Siswa tidak merasa bosan dalam proses pembelajaran

f. Adanya lingkungan yang kondisif

Siswa datang tepat waktu dalam pembelajaran

Siswa tidak mengantuk ketika guru menerangkan pembelajaran

D. Asumsi dan Hipotesis

. Asumsi

a. Jika keterampilan guru dalam memberi pengutan bagus, maka motivasi

belajar siswa akan semakin meningkat

b. Motivasi siswa dalam belajar berbeda-beda

. Hipotesis

Ha : Terdapat pengaruh keterampilan memberi penguatan terhadap

motivasi belajar siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 12

Pekanbaru.

Ho : Tidak ada pengaruh keterampilan memberi penguatan terhadap

motivasi belajar siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 12

Pekanbaru.

Anda mungkin juga menyukai