Makalah Materi Kalkulus
Makalah Materi Kalkulus
Makalah Materi Kalkulus
Disusun oleh
Kalkulus adalah cabang dari matematika yang dikembangkan dari aljabar dan
geometri serta memiliki cakupan limit, turunan, integral dan deret tak terhingga. Kata
kalkulus berasal dari Bahasa Latin calculus, yang artinya "batu kecil", untuk menghitung.
Kalkulus memiliki aplikasi yang luas dalam bidang sains, ekonomi dan tekhnik. Sir Isac
Newton dan Gottfried Wilhelm Leibniz merupakan ahli matematika yang memberikan
kontribusi besar dalam mengembangkan kalkulus. Newton mengaplikasikan kalkulus
secara umum ke bidang fisika, sementara Leibniz mengembangkan notasi -notasi
kalkulus yang banyak digunakan sekarang. Kedua ilmuwan tersebut mengembangkan
kalkulus dari metode yang berbeda. Newton memulai dari kalkulus diferensial sedangkan
Leibniz memulai dari kalkulus integral.
Kalkulus mempunyai dua cabang utama, yaitu kalkulus diferensial dan kalkulus
integral Kalkulus diferensial merupakan ilmu yang mempelajari tentang turunan suatu
fungsi Sedangkan kalkulus integral merupakan ilmu yang mempelajari definisi, sifat sifat
dan aplikasi dari dua konsep yang terkant vaitu integral tak tentu dan integral tentu. F(x)
disebut anti turunan f(x) pada selang I jika F”(x) = f(x) untuk x∈ I. Sedangkan proses
mencari anti turunan disebut dengan integrasi (integral). Jika f terdefinisi pada selang
[a,b], selang [a,b] dibagi menjadi n selang bagian dengan panjang ∆ x˛, dan jika
f(x˛)∆x˛ untuk x˛ ∈ I ada, maka f dikatakan terintegralkan pada [a,b]. Lebih Lanjut
b a
(x)d(x) = f(x˛)∆x˛.
Leonida Tonelli adalah seorang ahli matematika dari Italia yang merumuskan
sebuah teorema integrasi yang dikenal dengan nama "Teorema Tonelli". Dalam
matematika, untuk menyelesaikan integral dimensi-n dapat dilakukan dengan Teorema
Fubini dan Teorema Tonelli (Yee, 2000). Teorema Fubini berlaku pada fungsi yang
terintegral, sedangkan Teorema Tonelli bekerja pada fungsi yang terukur dan non negatif.
Dalam Teorema Fubini jika terdapat fungsi f : AxB→ R merupakan fungsi yang
❑ ❑ ❑ ❑
(x,y)dx. Jika suatu proses pengintegralan tersebut tetap dapat diselesaikan dengan cara
diubah urutan pengintegralannya. Tetapi Jika ∫f(x,y)dxdy = ∞ dapat diartikan integral
dari nilai absolut fungsi f (x,y) tidak terbatas maka dapat disimpulkan nilai ∫f(x,y)dxdy
❑ ❑ ❑ ❑
penerapan Teorema Fubini, yaitu perlu menentukn keterintegralan dari fungsi f pada J =
A × B. Terlepas dari itu, ketika fungsi f terbatas dan terukur, Teorema Fubini akan sulit
diterapkan (Yee, 2000). Untuk itu perlu dikaji lebih lanjut penyelesaian untuk fungsi
terbatas & terukur yaitu menggunakan Teorema Tonelli. Selanjutnya dalam penelitian ini
akan dikaji lebih lanjut penyelesaian permasalahan integral dimensi-n menggunakan
Teorema Tonelli. Dan dari uraian di atas dapat dirumuskan suatu permasalahan
bagaimana penyelesaian integral dimensi-n menggunakan Teorema Tonelli.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, dapat dirumuskan pokok
permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut, bagaimana penyelesaian integral
dimensi-n dengan menggunakan Teorema Tonelli?
C. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
menentukan penyelesaian integral dimensi-n menggunakan Teorema Tonelli
D. Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk meningkatkan pengetahuan tentang penggunaan Teorema Tonelli dalam
penyelesaian integral dimensi-n bagi pemerhati analisis pada umumnya dan peneliti
pada khususnya.
2. Memberi masukan bagi peneliti yang ingin mengkaji lebih lanjut mengenai integral
dimensi-n.
3. Integral dimensi-n dapat diaplikasikan untuk membantu menyelesaikan permasalahan
dalam bidang fisika.
BAB II
PEMBAHASAN
A. FUNGSI
A.1. Definisi fungsi
Fungsi dalam matematika adalah suatu relasi yang menghubungkan setiap anggota x
dalam suatu himpunan yang disebut daerah asal (domain) dengan suatu nilai tunggal f(x)
dari suatu himpunan kedua yang disebut daerah kawan (codomain). Himpunan nilai yang
diperoleh dari relasi tersebut disebut daerah hasil (range).
Jika ada dua himpunan, yaitu himpunan A dan himpunan B, maka suatu fungsi dari
himpunan A ke himpunan B adalah suatu relasi yang khusus, yaitu relasi dimana setiap
anggota A dikawankan dengan tepat satu anggota B.
f:A→B
Dengan demikian kita telah mendefinisikan fungsi f yang memetakan setiap elemen
himpunan A kepada B. Notasi ini hanya mengatakan bahwa ada sebuah fungsi f yang
memetakan dua himpunan, A kepada B. Tetapi bagaimana tepatnya pemetaan tersebut
tidaklah terungkapkan dengan baik.
6. Fungsi logaritma
Fungsi ini berperan pada persoalan-2 statistik dan probabilitas. Dan lebih banyak
kepada persoalan-2 diskrit. Contoh: bagaimana mengatur agar antrian pembelian bensin
sedemikian sehingga pada saat-2 tertentu pegawai pelayanan diperbanyak. Misal pada
pembayaran rekening listrik, para konsumen lebih banyak membayar pada akhir tagihan
daripada awal-awal penagihan. Sangat bijak manajer mengatur agar pada hari-2 terakhir
pegawainya hrus membantuk bagian kasir untuk melayani konsumen.
Jika f dan g dua fungsi maka jumlah f + g, selisih f – g, hasil kali fg, hasil bagi f/g dan
perpangkatan fn adalah fungsi-fungsi dengan daerah asal berupa irisan dari daerah asal f
dan daerah asal g, dan dirumuskan sebagai berikut.
Selanjutnya didefinisikan komposisi fungsi sebagai berikut. Jika f dan g dua fungsi
dengan daerah asal g merupakan daerah hasil f maka komposisi g o f memenuhi
(g o f)(x) = g (f(x))
Penyelesaian:
1. (g o f)(x) = g (f(x))
= g (x2 – 2x)
= x2 – 2x – 1 2.
(f o g)(x) = f (g(x))
= f (x – 1)
= (x – 1)2 – 2(x – 1)
= x2 – 2x + 1 – 2x + 2
= x2 – 4x + 3
a. Jika D > 0 maka persamaan kuadrat memiliki dua akar real berbeda
(artinya, grafik akan memotong sumbu x pada dua titik).
b. Jika D = 0 maka persamaan kudrat memiliki dua akar real kembar
(artinya, grafik akan memotong sumbu x pada satu titik)..
c. Jika D < 0 maka persamaan kuadrat memiliki akar yang
imaginer/tidak real/akar negatif (artinya, grafik tidak memotong
sumbu x).
Nilai (koefisien dari ) dapat memberi gambaran grafik fungsi kuadrat tersebut terbuka
ke atas atau ke bawah. Karakteristik grafik berdasarkan nilai :
1. Jika a > 0 maka grafik akan terbuka ke atas.
2. Jika a < 0 maka grafik akan terbuka ke bawah.
Gambaran umum Grafik fungsi kuadrat jika dilihat dari nilai A dan D
Untuk menggambar grafik secara lebih detailnya dapat disimak dalam langkah-
langkah berikut. Langkah-langkah menggambar grafik fungsi kuadrat:
1. Tentukan titik potong dengan sumbu x (nilai y atau f(x) sama dengan 0).
2. Tentukan titik potong dengan sumbu y (nilai x = 0).
−b
3. Menentukan sumbu simetri . x=
2a
−b −4 ac
4. Menentukan titik puncak ( − ) atau hitung nilai puncak y menggunakan
2a 4a
substitusi/mengganti nilai x yang diperoleh pada perhitungan nomor 3 ke dalam
persamaan f(x).
2.2 LIMIT
Maksudnya, apabila x mendekati a namun x tidak sama dengan a maka f(x) mendekati
L. Pendekatan x ke a dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi
kiri dan sisi kanan atau dengan kata lain x dapat
mendekati dari arah kiri dan arah kanan sehingga
menghasilkan limit kiri dan limt kanan.
Toerema / Pernyataan:
Suatu fungsi dikatakan mempunyai limit apabila antara limit kiri dan limit kanannya
mempunyai besar nilai yang sama dan apabila limit kiri dan limit kanan tidak sama maka
nilai limitnya tidak ada.
limit dapat diartikan sebagai menuju suatu batas sesuatu yang dekat namun tidak dapat
dicapai. Karena suatu fungsi seringkali tidak terdefinisi pada titik titik tertentu, namun
masih dapat dicari tahu beapa nilai yang didekati oleh fungsi tersebut apabila titik tertentu
semakin didekati yaitu dengan limit
kanan)
c. Suatu fungsi f mempunyai limit untuk x mendekati c jika dan hanya jika
limit kiri dan limit kanannya ada dan sama. ( Finney, 1994)
lim ¿dan
X → C−¿ F ( X ) = L¿
lim ¿
X → C+¿ F ( X ) =L¿
Terdapat tiga metode untuk mengerjakan Limit Fungsi Aljabar, yakni metode
substitusi, metode pemfaktoran, dan metode perkalian akar sekawan. Kita akan membahas
satu per satu metode tersebut.
1. Metode Substitusi
Metode Substitusi merupakan yang paling mudah karena umtuk menentukan hasil
limit kita hanya perlu mensubstitusi atau memasukkan secara langsung nilai ke dalam
fungsi pada limit. Sebagai Contoh:
Contoh :
Jawaban :
lim ¿ ¿+3x-5)=22+3(2)-5=4+6-5=5
x →2
x 2−1
2. Hitunglah nilai limit dari lim lim .
x →2 x−1
Jawaban
x 2−1 22−1 3 =3
lim . = =
x →2 x−1 2−1 1
Meskipun mudah, kita tidak dapat selalu menggunakan metode ini terutama jika
hasil substitusi memberikan nilai “tak tentu” Sebagai contoh, kita tidak bisa
mengerjakan limit berikut dengan cara substitusi karena akan menghasilkan bentuk tak
tentu o/o
Oleh karena itu, kita memerlukan metode lain untuk mengerjakan limit yang
demikian. Kita akan melihat bahwa limit yang demikian dapat diselesaikan dengan
metode pemfaktoran.
2. METODE PEMFAKTORAN
f ( x) 0
Jika dengan cara substitusi langsung pada lim diperoleh bentuk (bentuk tak
x→ a g( x ) 0
tentu), lakukanlah pemfaktoran terlebih dahulu terhadap f(x) dan g(x). Kemudian
sederhanakan ke bentuk paling sederhana. Agar lebih jelas, perhatikan uraian berikut.:
Contoh:
Tentukan limit fungsi-fungsi berikut
x 2−4
1. lim
x →2 x−2
x +3
2. lim
x→−3 √ x +3
Jawaban:
x 2−4
1. . jika dengan cara substitusi langsung, diperoleh lim =
x →2 x−2
22−4 4−4 0 0 2
= = (bentuk tak tentu). Agar tidak muncul bentuk faktorkanlah bentuk x −4 sebagai berikut
2−2 2−2 0 0
x 2−4 (x−2)(x+2)
lim =lim =lim ( x +2 )=4
x →2 x−2 x →2 x−2 x →2
x +3
1. Dengan cara substitusi langsung, diperoleh: lim =
x→−3 √ x +3
−3+3 0 0
= Agar tidak muncul bentuk faktorkan x +3 sebagai berikut :
√−3+3 0 0
x +3 x=3 √ x=3
lim = lim √ = lim √ x=3=√ 0=0
x→−3 √ x +3 x→−3 √ x=3 x →−3
Baik metode substitusi maupun metode pemfaktoran tidak dapat diterapkan untuk
menemukan nilai limit tersebut. Untuk menangani limit yang demikian, kita perlu
mengenal metode berikutnya yakni perkalian akar sekawan.
9−x 2
lim
x →3 4−√ x 2=7
Jawaban:
9−x 2 4+ √ x 2 +7
lim
9−x
2
2
(
=lim 4−√ x 2 +7 4+ √ x 2 +7
x →3 4− √ x =7 x →3
)
.
¿ lim ( 4 + √ x2 +7 )
x→ 3
=4+√ 32 +7
=4+√ 9+7
=4+√ 16
=4+4
=8
f(c + h)
(c + h) - f (c)
f (c)
c c+h
a. Teorema 1
Misalkan, f ( x) = 20 maka turunan pertama fungsi f ' ( x) = 0. Maka
dapat disimpulkan bahwa:
Turunan fungsi konstaan
dy d
Jika y=f(x)=k dengan k konstan, maka f`(x)=0 atau (k ) 0
dx dx
b. Teorema 2
Bila diketahui suatu fungsi f ( x) = x maka turunan pertama fungsinya
dy d f ( x h) f ( x )
( x ) atau f ( x ) lim
dx dx h →0 h
( x h ) (x)
lim
h→ 0 h
lim 1
h→ 0
Jadi, dapat disimpulkan bahwa:
dy d
Jika y=f(x)=x maka f`(x)=1 atau ( x )1
dx dx
Contoh :
Jika fungsi f( x) = 5 x, tentukan turunan f ' ( x)!
f ' ( x) = dx (5 x) = 5
c. Teorema 3
Misalnya, fungsi f ( x) = x3 maka turunan pertamanya adalah:
= 2 x2 1
= 2 x
d. Teorema 4
Apabila diketahui fungsi f( x) dan g ( x) dimana g( x) = c f( x)
dengan c suatu konstanta, maka turunan fungsinya adalah:
:
Turunan hasil kali konstanta dengan fungsi
Contoh:
Bila f ( x) = x3 maka tentukan turunan pertama dari fungsi g( x) = –7
f ( x) dengan
c = –7!
Jawab:
Dengan menggunakan teorema 3 diperoleh:
f ' ( x) = 3. x3 = 3 x2
Dengan menggunakan teorema 4 diperoleh:
maka g' ( x) = c . f ' ( x)
= 7. (3 x2)
= 21 x2
e. Teorema 5
Apabila diketahui u dan v adalah fungsi fungsi dari f ( x) = u ( x) + v ( x),
maka turunan fungsi f (x) adalah:
Garis l memotong kurva y = f ( x) di titik A( x, f ( x)) dan B ( x+ h, f ( x+ h)).
merupakan turunan dari fungsi f , yaitu f ' ( x). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa:
f ( x +h )=f (x)
F`(x)=lim
h→ 0 h
Selanjutnya, untuk mencari persamaan garis singgung perlu kita ingat
kembali
persamaan garis melalui satu titik ( x1, y1) dengan gradien m, yaitu dinyatakan
sebagai y
y1 = m ( x x1 ). Secara analog diperoleh:
Contoh:
Tentukan persamaan garis singgung kurva y
2
= x – 2 x + 1 dititik (0,1)!
Jawab:
m= y' = ( x2 2 x+ 1) =
2 x – 2 Jika a = 0, maka m
= 2 . 0 2 = 2.
y 1 =
2 x 2 x + y
– 1 = 0
Dari sketsa grafik dapat Anda lihat bahwa f ( x) naik pada x > 2 dan f ( x)
turun pada x < 2. Jadi, dapat disimpulkan bahwa f ( x) = x2 4 x + 3 naik pada x
> 2 dan turun pada x < 2. Berdasarkan contoh di atas, fungsi naik dan fungsi
turun dapat didefinisikan sebagai:
Fungsi naik
Suatu fungsi f ( x) dikatakan naik pada suatu interval jika untuk setiap
nilai x1 dan x2 pada interval itu, yaitu x1 < x2 maka f( x1) < f ( x2).
Fungsi turun
Suatu fungsi f ( x) dikatakan turun pada suatu interval jika untuk setiap
nilai
● Jika f ' ( x) > 0 untuk setiap x dalam ( x1, y1), maka f ( x) adalah fungsi naik
pada ( x1, y1).
● Jika f ' ( x) < 0 untuk setiap x dalam ( x1, y1 ), maka f ( x) adalah fungsi turun
pada ( x1, y1).
● Jika f ' ( x) = 0 untuk setiap x dalam ( x 1 y 1), maka f ( x) adalah
fungsi konstan pada ( x1 y1).
2.3.7 Titik stasioner
a. Pengertian titik stasione
Sebelumnya, telah dipelajari hubungan antara turunan fungsi dengan fungsi
naik atau fungsi turun. Lalu bagaimanakah hubungan turunan fungsi dengan
fungsi konstan? Untuk mengetahuinya, kita cermati dulu
gradien garis singgung (m) pada gambar berikut ini.
Pada kurva A, fungsi berhenti turun dan mulai naik setelah titik A.
Sedangkan pada kurva B, fungsi berhenti naik untuk sementara dan mulai naik
lagi setelah titik B. Titik
A dan titik B disebut titik stasioner. Apakah titik stasioner itu?
Titik stasioner adalah titik tempat fungsi berhenti naik atau turun
untuk sementara, yaitu mempunyai gradien sama dengan nol.
Dari gambar di atas, terlihat jelas bahwa garis singgung yang melalui titik
stasioner selalu sejajar sumbu x dengan gradien garis singgung di titik tersebut
sama dengan nol.
Karena gradienm = 0, sedangkan m = f ' (x) = y' maka dapat dikatakan bahwa:
Syarat stasioner adalah f ' ( x) = 0 atau = 0
Misalkan, f ' ( x) = 0 untuk suatu konstanta a, maka titik stasioner terjadi
ketika x=a dan
y = f (a), sehingga koordinat titik stasionernya
(a, f (a)). Berikut ini terdapat empat jenis titik
stasioner, yaitu:
x –2 x+ = 0
x ( x x – 2 x+ 1) = 0
x = 0 atau – 2 x + 1 =0
x = 1 x= 1
Jadi, koordinat titik potong dengan sumbu x adalah (0,0) dan (1,0).
y = 03 – 2. 02 + 0 = 0
Jadi, titik potong dengan sumbu y adalah (0, 0).
1
2,4 APLIKASI PADA TURUNAN
2.4.1 Maksimum dan Minimum
Definisi Nilai Maksimum dan Minimum:
Nilai f(c) disebut nilai Maksimum f pada S apabila f(c) ≥ f(x) Untuk Setiap x di S
Nilai f(c) disebut nilai Minimum f pada S apabila f(c) ≤ f(x) untuk setiap x di S
Misalkan diberikan fungsi f(x) = x² dengan x anggota dari interval tertutup [-1,3]. (kurva f(x) = x²
berupa parabola seperti pada gambar di atas berwarna biru dan batas batas interval [-1,3]
berwarna orange) Berdasarkan gambar di atas nilai maksimum adalah f(3) = 9, sedangkan nilai
minimumnya adalah f(0) = 0.
2
Jika f kontinu pada interval tertutup [a,b], maka f dijamin mempunyai nilai maksimum dan
minimum pada [a,b], maka f dijamin mempunyai nilai maksimum dan minimum pada [a,b],
(sebagai catatan bahwa kekontinuan pada interval tertutup [a,b] merupakan syarat cukup untuk
menjamin nilai ekstrim ada)
Sebagai contoh fungsi pada contoh di atas merupakan fungsi yang kontinu pada [-1,3] sehingga
dijamin keberadaan nilai maksimum dan minimum pada [-1,3].
Fungsi yang tidak kontinu mungkin saja mempunyai nilai ekstrim, Sebagai contoh, fungsi yang
didefinisikan sebagai berikut:
Mempunyai nilai maksimum di x = 1 yaitu f(1) = 3 dan nilai minimum di x = 0 yaitu f(0) = -1
Perhatikan kurvanya
Akan tetapi, ketidakkontinuan tidak menjamin nilai ekstrim ada. Contohnya, fungsi
Karena g(x) kontinu pada interval terbuka (0,1) atau g(x) tidak kontinu pada interval tertutup
[a,b] maka berdasarkan jaminan nilai maksimum dan minimum, fungsi g(x) tidak mempunyai
nilai ekstrim, baik maksimum maupun minimum. (lihat gambar di bawah ini).
3
Lokasi Titik Ekstrim
Misalkan daerah asal f pada interval tertutup I yang memuat titik c, jika f(c) adalah nilai ekstrim,
maka c berupa salah satu dari tiktik-titik berikut:
Catata: untuk menentukan nilai ekstrim suatu fungsi, dianjurkan untuk mencari titik kritisnya
dulu (perhatikan gambar di bawah ini).
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan untuk menghitung nilai maksimum atau
minimum suatu fungsi kontinu f pada selang tertutup I, yaitu:
4
Langkah 1: Mencari titik kritis dari f(x) pada I.
Langkah 2: Hitung nilai f pada titik-titik tersebut, kemudian tentukan nilai terbesar (nilai
maksimum) dan nilai terkecil (nilai minimum).
Tentukan titik kritis dari f(x) = x³ - 3x + 1 pada [-2,1]. Kemudian tentukan nilai maksimum dan
minimumnya.
Diperoleh nilai maksimum adalah 3, jadi x = -1 memberikan nilai maksimum atau terbesar. Nilai
minimum adalah -1, jadi x = -2 dan x = 1 memberikan nilai minimum atau terkecil pada f.
2.4.2 Kemonotonan
Di dalam suatu fungsi, kita mengenal dua jenis karakteristik fungsi, yaitu fungsi naik dan fungsi
turun. Seringkali kita mengatakan bahwa suatu fungsi itu selalu naik saja, atau selalu turun.
Sering juga kita menjumpai suatu fungsi yang naik pada interval tertentu, tetapi juga turun pada
interval yang lain. Hal-hal itulah yang akan kita diskusikan pada kegiatan belajar ini.
Definisi Kemonotonan
f dikatakan naik (bertambah) pada interval I apabila untuk setiap pasang bilangan x₁ < x₂ berlaku
f(x₁) < f(x₂)
f dikatakan turun pada interval I apabila untuk setiap pasang bilangan x₁ dan x₂ di I dengan x₁ <
x₂ berlaku
5
f(x₁) > f(x₂)
f dikatakan monoton (murni) pada I jika f naik atau turun pada I
Jika kita ingat kembali bahwa turunan pertama f ´ (x) memberi kemiringan dair garis singgung
pada kurva f di titik x. kemudian jika f ´ (x) > 0, maka gatis singgung naik ke kanan, yang berate
bahwa f naik, serupa jika f ´(x) < 0, garis singgung turun ke kanan yang berate bahwa f turun.
Tentukan dimana fungsi f(x) = x³ - 3x + 1 monoton naik dan dimana monoton turun.
Diketahui f(x) = x³ - 3x + 1
Kita hitung turunannya
f ´(x) = 3x² - 3
= 3(x² - 1)
6
= 3(x - 1) (x + 1)
Dari f`´(x) = 3 (x – 1) (x + 1) = 0 diperoleh titik-titik pemisahnya yaitu x = 1 dan x = -1.
Dengan memeriksa tanda f ´(x) = 3 (x – 1) (x + 1) > 0 dan f ´(x) = 3 (x – 1) (x + 1) < 0 pada garis
bilangan diperoleh
Dari tanda f ´(x) pada garis bilangin, kita dapatkan f naik pada (-∞, -1) ∪ (∞, 1) dan turun pada (-
1,1).
2.4.3 Kecekungan
Definisi Kecekungan
Diketahui f(x) = x³ - 3x + 1 maka f ´(x) = 3x² - 3 dan f ´´ (x) = 6x. Dari 6x = 0 diperoleh x = 0.
Dengan memeriksa f ´´(x) = 6x > 0 dan f ´´(x) = 6x < 0 pada garis bilangan, diperoleh
Dari tanda f ´´(x) pada garis bilangan, kita peroleh f cekung ke bawah pada (-∞, 0) dan cekung ke
atas pada (0, ∞).
2.4.4 Titik balik
Misalkan f fungsi kontinu di c. Kita sebut (c, f(c)) adalah titik balik dari f jika terjadi
perubahan kecekungan pada sebelah kiri dan kanan c, seperti yang di perlihatkan gambar
dibawah ini.
7
Pada f(x) = x³ - 3x + 1, fungsi f cekung ke bawah pada (-∞, 0) dan cekung ke atas pada (0,
∞), sehingga terjadi perubahan kecekungan pada x = 0, Oleh karena itu, (0, f(0)) = (0,1)
disebut titik balik.
3 Ekstrim Lokal
Definisi Ekstrim local
f(c) merupakan nilai maksimum local f jika terdapat interval (a,b) yang memuat c
sedemikian rupa sehingga f(c) adalah nilai maksimum f pada (a,b) ∩ S.
f(c) merupakan nilai minimum local f jika terdapat interval (a,b) yang memuat c sedemikian
rupa sehingga f(c) adalah nilai minimum (a,b) ∩ S.
f(c) dikatakan nilai ekstrim local dari f jika f(c) berupa nilai maksimum local atau nilai
minimum lokal.
Titik kritis (titik ujung, titik stasioner dan titik singular) adalah calon dimana nilai ekstrim
lokal terjadi. Dikatakan calon karena tidak menuntut bahwa setiap titik harus merupakan
ekstrim lokal seperti pada gambar dibawah ini.
8
Uji Turunan Pertama
Misalkan f kontinu pada interval terbuka (a,b) yang memuat sebuah titik kritis c. Jika f ´(x) >
0 untuk semua x dalam (a,c) dan f ´(x) < 0 untuk semua x dalam (c,b), maka f(c) adalah nilai
maksimum lokal f
Jika f ´(x) < 0 untuk semua x dalam (a,c) dan f ´(x) > 0 untuk semua x dalam (c,b), maka f(c)
adalah nilai minimum lokal f.
Jika f ´(x) bertanda sama pada kedua pihak c. maka f(c) bukan nilai ekstrim lokal f.
Diketahui f(x) = x³ - 3x + 1 maka f ´(x) = 3x² - 3 jika dan hanya jika x = -1 dan x = 1.
9
Untuk x = -1 memberikan maksimum lokal. Karena berdasarkan tanda f ´(x) pada garis
bilangan f naik pada (-∞, 1) dan f turun pada (-1,1), Dengan nilai minimum lokal f(-1) =
(-1)³ - 3(-1) + 1 = 3.
Untuk x = 1 memberikan minimum lokal, karena bersarkan tanda f ´(x) pada garis
bilangan f turun pada (-1,1) dan f naik pada (1, ∞). Dengan nilai ekstrim maksimum lokal
f(1) = (1)³ - 3(1) + 1 = -1
Terdapat uji lain dalam mencari nilai maksimum dan minimum lokal yang kadang lebih
memudahkan daripada Uji Turunan Pertama, yaitu uji turunan kedua tetapi hanya untuk
titik kritis jenis titik stasioner.
Diketahui f(x) = x³ - 3x + 1 maka f ´(x) = 3x² - 3 jika dan hanya jika x = -1 dan x = 1.
untuk x = -1 maka f ´´(-1) = 6(-1) = -6 < 0 sehingga f(-1) nilai maksimum lokal.
untuk x = 1 maka f ´´(1) = 6(1) = 6 > 0 sehinggan f(1) nilai minimum lokal.
Pengertian atau konsep integral tentu pertama kali dikenalkan oleh Newton dan
Leibniz. Namun pengertian secara lebih modern dikenalkan oleh Riemann.
Integral tentu adalah proses pengintegralan yang digunakan pada aplikasi integral.
Pada beberapa aplikasi integral dikenal istilah batas bawah dan batas atas sebuah integral,
batas inilah yang kemudian menjadi ciri khas sebuah integral yang dinamakan sebagai
integral tertentu. Sebab berbeda dengan integral tak tentu yang tidak memiliki batas,
maka pada integral tertentu ada sebuah nilai yang harus disubtitusi yang menyebabkan
tidak adanya lagi nilai C (konstanta) pada setiap hasil integral dan menghasilkan nilai
tertentu.
10
Pada fungsi-fungsi yang berbeda konstanta di peroleh bentuk turunan / derivatif
yang sama. Operasi dari F(x) menjadi F’(x) maka sebaliknya dari F’(x) menjadi F(x) dan
disebuit dengan INTEGRAL (anti turunan)
∫f(x)dx
∫f(x)dx=F(x)+c
Dengan:
f(x) = integran
F(x) = fungsi integral umum
c = konstanta pengintegralan.
Andaikan f(x) dan g(x) mempunyai integral tak tentu dan andaikan k adalah suatu
konstanta, maka berlaku sifat-sifat berikut:
∫k.f(x)dx=k.∫f(x)dx
∫[f(x)+g(x)]dx=∫f(x)dx+∫g(x)dx
∫[f(x)−g(x)]dx=∫f(x)dx−∫g(x)dx
Adapun aturan integral tak tentu dari fungsi aljabar, semisal a merupakan
konstanta bilangan real sembarang:
11
∫dx=x+c
∫a.dx=ax+c
1 n+1
∫xn dx= x +c dengan n bilangan rasional dan n ≠ -1
n+1
a n+1
∫a.xn dx= x +c dengan n bilangan rasional dan n ≠ -1
n+1
Pada integral tak tentu dari fungsi trigonometri, juga berlaku aturan-aturan
berikut:
Contoh soal:
A. 2x³−4x²+5x+c
B. 2x³−2x²+5x+c
C. x³−2x²+5x+c
12
Jawaban:
Contoh soal:
Diketahui f(x)=sin(2x−3), maka ∫f(x)dx= …
Jawaban
∫f(x)dx=∫sin(2x−3)dx
1
∫f(x)dx=- cos(2x−3)+c
2
Berbeda dari integral tak tentu, integral tertentu memiliki batas-batas dan
interval pengintegralan. Dinotasikan dengan:
b
∫ f ( x )dx=[F(x)]|ba =F(b)−F(a)
a
Contoh 1:
13
2
∫ ( 3 x 2 +2 x −4 ) dx=¿ ¿?
1
Jawaban:
2
∫ ( 3 x 2 +2 x −4 ) dx=¿ ¿ x +x -4x|21
3 2
substitusi batas atas dan bawah
1
= (23+22-4.2) – (13+1-4.1)
= (8+4-8) - (1+1-4) = 4-(-2) = 6
Contoh 2:
2
3 2
∫ ¿ ¿ - x ) dx =?
−1
Jawaban :
2
3 2 1 1 3
4
∫ ¿ ¿ - x ) dx = 2 x- x3| subtitusikan batas atas dan bawah
−1
3 −1
1 1 1 1
=( (3)4 - (3)3) – ( (-1)4 - (-1)3)
2 3 2 3
1 1 1 1
=( (81) - (27)) – ( (1) - (-1))
2 3 2 3
81 27 1 1 81 27 1 1
=( - )–( + )= - – -
2 3 2 3 2 3 2 3
80 28 120 28 92
= − = − =
2 3 3 3 3
14
C.2. Sifat yang kedua
Jika batas atas dan batas bawah dalam integral tentu diubah posisinya (batas
atas menjadi batas bawah dan batas bawah menjadi batas atas) untuk fungsi
integral yang sama, maka menjadi min.
7 7
Contoh : ∫ ¿ ¿ 2-3x)dx = 2
∫ 3. ¿ ¿ -x)dx
2 2
7
= 3.∫ ¿ ¿2-x)dx
2
15
C.6. Sifat yang keenam
Apabila fungsi f(x) nya bukan suatu fungsi melainkan konstanta.
Contoh soal-soal :
Soal 1
Jawab:
Soal 2
Tentukan hasil integral dari fungsi berikut ini:
Jawab:
16
Soal 3
Jawaban :
Soal 4
Jawaban :
A. Pengertian Integral
17
Pada fungsi-fungsi yang berbeda konstanta di peroleh bentuk turunan / derivatif
yang sama. Operasi dari F(x) menjadi F’(x) mer sebaliknya dari F’(x) menjadi F(x)
disebuit dengan INTEGRAL (anti turunan).
Apakah yang dimaksud dengan panjang kurva mulus yang diberikan secara
parametrik oleh x = f (t), y = g (t), a ≤ t ≤ b? Buatlah partisi selang [a, b],menjadi n
selang bagian menggunakan titik-titik ti :
Ini memotong kurva menjadi n potongan dengan titik ujung-titik ujung yang
berpadanan Q0, Q1, Q2, . . ., Qn-1, Qn, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 6.
Gagasan kita adalah menghampiri kurva itu dengan ruas garis poligon yang
ditunjukkan. Menghitung panjangnya, dan kemudian mengambil limit apabila norma
partisi mendekati nol. Khususnya, kita hampiri panjang ∆si dari ruas ke-i ( lihat
Gambar 6 ) dengan
18
∆wi = √ (∆ xi )2+( ∆ y i )2
2
√
= [ f ( t i )−f (t i−1)] +¿ ¿ ¿
f( t i ) – f ( ti-1 ) = f’ (t i) ∆ti
2
∆wi = [ f ’ ( t i ) ∆ t i ]2 +[ g ’ ( t^i ) ∆ t i ]
√
2
= [ f ' ( t i ) ]2 +[g ’ ( t^i ) ] ∆ t i
√
Dan panjang total dari ruas garis poligon adalah
n n
' ( ti ) 2
∑ ∆ wi =¿ ∑
i=1 i=1
√[ f ] + [ g ’ ( t^i ) ]2 ∆ t i ¿
Persamaan yang berakhir ini hampir berupa suatu jumlah Riemann, satu-satunya
kesulitan ialah bahwa t i dan t^ I nampaknya tidak melukiskan titik yang sama. Namun,
dalam buku-buku lanjutan telah diperlihatkan bahwa dalam limit ( ketika norma partisi
menuju 0 ), hal ini tidak menimbulkan perbedaan. Sehingga kita dapat mendefinisikan
panjang busur ( arc length ) kurva L sebagai limit dari persamaan di atas, apabila
norma partisi mendekati nol; jadi,
b b
dx 2 dy 2
' 2 2
L = ∫ √ [f ( t ) ] +[ g ' ( t ) ] dt = ∫
a a √( dt
+ ) ( ) dt
dt
Ada dua kasus khusus yang menarik. Jika kurva ini diberikan oleh y = f (x) a….b,
kita memperlakukan x sebagai parameter dan hasil dalam kotak mengambil bentuk
19
b 2
dy
L = ∫ 1+
a √ ( ) dx
dx
Serupa dengan ini jika kurva diberikan oleh x = g (y), dengan c ≤ y ≤ d, kita
memperlakukan y sebagai parameter, diperoleh
c 2
dx
L = ∫ 1+
b √ ( ) dy
dy
2 2
Contoh : Tentukan Panjang ruas garis dengan persamaan y = (x + 1)3/2 , 1 ≤ x ≤ 4
3
20
B.2. Integral Luas Daerah
DIATAS
21
Misalkan R adalah daerah yang di batasi oleh kurva y=f(x) , garis x=a, dan
raris x=b , dengan F(x) ≥ 0 pada [a,b] maka luas daerah R adalah sebagai berikut:
b
L(R)=∫ f (x)dx
a
Contoh soal :
Batas a = 1 dan b = 2
b
L = ∫ k dx
a
L = ∫ 6 dx
1
2
L = [6x]
1
DIBAWAH
22
Misalnya S adalah daerah yg dibatasi oleh kurva y = f(x) , sumbu x, garis x =
a , dan garis x = b, dengan F(x) ≤ 0 pada [a,b] maka luas daerah S seperti yg telah
di bahas pada subbab sebelumnya adalah sebagai berikut
b
L(S)=−∫ f (x) dx
a
Contoh soal :
Batas a = 1 b = 2
b
L = −¿ ∫ k dx
a
L = −¿ ∫ −6 dx
1
2
L = −¿ [−¿ 6x]
1
L = −¿ [−¿ 6(2 – 1)]
= 6 Satuan Luas
23
Misalkan T adalah daerah yang dibatasi oleh kurva y = f(x), sumbu x, garis
x=a, dan garis x=c, dengan f(x)>= 0 pada [a,b] dan f(x)<=0 pada [b,c], maka luas
daerah T adalah sebagai berikut:
b c
L(S)=∫ f ( x ) dx−∫ f (x) dx
a b
Contoh soal :
Luas daerah yang dibatasi oleh kurva f(x) = x2 + 2x + 3 dan g(x) = 3 – x adalah
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengetahu bentuk gambar fungsi
f(x) dan g(x).
Fungsi f(x) merupakan fungsi kuadrat sehingga bentuk grafiknya berupa parabola,
jika belum bisa menggambar grafik fungsi kuadrat bisa dibuka melalui halaman
ini. Gambar fungsi f(x) diberikan seperti berikut.
untuk x = 0, y = 3 – x = 3 – 0 = 3
untuk x = –3, y = 3 – (–3) = 3 + 3 = 6
Diperoleh dua titik perpotongan antar fungsi f(x) dan g(x) yaitu (0, 3) dan (–3, 6).
Gambar kedua fungsi f(x) dan g(x) beserta titip potong kedua kurva dapat dilihat
melalui gambat di bawah.
25
Selanjutnya, kita akan menghitung luas daerah tersebut, dengan batas a = – 3 dan
b = 0.
∫ f ( x ) −g ( x ) dx
a
3
= ∫ x 2 + 4 – x dx
1
3
1 1
= ∫ x3 −¿ x2 + 4x
1 3
2
36 5
= −¿ + 8
3 2
85 1
= = 14
6 6
27
Jika pada sebuah objek diberikan gaya F, maka objek tersebut akan tetap berpindah sejauh jarak
d dari tempat semula,maka usaha W yang dilakuakan untuk memindahkan benda tersebut
tergantung berapa besarnya gaya yang diberikan dan sejauh mana benda tersebut berpindah
tempat. Secara fisika dan teknik usaha yag dilakukan adalah W= F. d
Masalah :
Andaikan sebuah objek bergerak arah positif sepanjang garis koordinat ketika diberikan gaya
sebesar F(X), dalam arah geraknya. Tentukan kerja yang dilakukan oleh gaya tersebut bila benda
berpindah dari titik a menuju titik b pada interval [a,b].
Penyelesaian :
Sebelum kita menyelesaikan masalah di atas perlu kita definisikan secara jelas apa yang
dimaksud dengan kerja yang dilakukan variabel gaya. Untuk itu, selang [a,b] kita bagi dengan
titik titik bagi a = X0 <X1<X2<X3<...<Xa=b menjadi n subinterval dengan panjang
interval ∆X1, ∆X2, ∆X3, ∆X4, ..., ∆Xn. Jika kita catat Wk adalah kerja yang dilakukan gaya, bila
benda bergerak kesubinterval ke-k, maka total kerja W bila benda bergerak sepanjang
interval[a,b] adalah
W≈W1 +W2+W3+...+Wn.....................................................................................................................
(1)
Jika F(x) kontiniu dan kinstan padaa setiap pergerakan ke-k subinterval, maka kita dapat
mendekati F(x) dengan F( ) sedekat mungkin, dimana adalah sebarang titik di k subinterval.
Maka dari persamaan (1), kerja yang dilakukan pada subinterval ke-k adalah
Wk≈ F( ).∆ .................................................................................................................................(2)
Dan kerja yang dilakukan sepanjang interval [a,b] adalah
W = ∆ ...................................................................................................(3)
Jika n maka ∆ 0 akibatnya persamaan 3 ditulis sebagai berikut.
W = ∆ ...................................................................................................(4)
Karena limit pada ruas kanan persamaan (4) dapat dinyatakan dengan integral maka
W= ...................................................................................................................................(5)
Definisi
Misalkan F kontiniu pada interval tutup [a,b]. Jika F(x) adalah besar gaya di x yang bekerja
sepanjang sumbu x maka kerja atau usaha yang dilakukan oleh gaya itu sehingga objek itu
berpindah dari a ke b adalah W=
Menurut hukum Hook dalam fisika gaya F(x) yang diperlukan untuk merengangkan (atau
menekan) pegas memanjang (atau memendek) x satuan dari panjang alami (gambar 4) diberikan
oleh
F(x) = K x
Disini konstanta K yang disebut konstanta pegas adalah positif. Makin keras pegas makin besar
nilai k.
Contoh-1
Sebuah pegas yang panjangnya secara alami 24 inci.diperlukan gaya sebesar 5 pon untuk
menarik dan menahan pegas sejauh 10 inci, tentukan
a. Konstanta pegas k
b. Kerja yang dilakukan untuk menarik pegas tersebut sejauh 42 inci dari keadaan alami.
28
Penyelesaian:
Berdasarkan hukum Hook: gaya yang diperlukan untuk menarik pegas sejauh X inci adalah
F(x)= k.x
Dari soal diperoleh x=10 inci dan F(x)= 5 pon. Sehingga diperoleh
F(x)= k.x 5=10 k
k=
Berarti gaya yang diperlukan menarik pegas sejauh x inci adalah F(x)=
Apabila pegas dalam keadaan alami sepajang 24 inci, X = 0, apabila pegas panjang 42 inci dari
keadaan alami, X = 18. Sehingga kerja yang dilakukan adalah
W= =
=
=81 inci-pon
Contoh-2
Sebuah tangki air berbentuk silinder dengan jari-jari 10 ft dan tinginya 30 ft setengah tangki
tersebut berisi air. Berapa usaha yang dilakukan agar seluruh air keluar permukaan atas tangki?
Penyelesaian:
GAMBAR
Perhatikan Gambar-1 diatas, gaya yang diperlukan untuk memindahkan air sejauh ∆ adalah
F = (π r2 ∆ )(densitas air)
= (π (10)2 ∆ )(62,4)
= 6240 π ∆
Berarti usaha yang dilakukan untuk memindahkan air sejauh ke-k subionterval adalah
Wk= (30 - ). (6240 π ∆ )` .....................................................................................................(1)
Sehingga usaha yang dilakukan untuk memindahkan air sampai keluar permukaan tangki sama
dengan usaha yang dilakukan untuk memindahkan airnsepanjang interval yaitu
W = ......................................................................(2)
Untuk menentukan secara pasti usaha yang dilakukan kita buat n maka , maka porsamaan (2)
dapat ditulis sebagai berikut
W =
=
= 6240
= 2.106.000 ft-pon
a). Letakkan tangki dalam sistem koordinat seperti tampak pada gambar. Diperlihatkan suatu
tinjauan yang berdimensi tiga dan juga sebuah penampang berdimensi dua bayangkan pengirisan
29
air menjadi cakram cakram datar tipis, yang masing-masing harus diangkat melewati tepi tangki.
Sebuah cakram tebal ∆y pada ketinggian y mempunyai jari-jari 4y/10. Sehingga volumenya kira-
kira (4y/10)2 ∆y kaki kubik dan beratnya kira kira ∆y, dengan =62,4 adalah kerapan air (berat)
dalam pound per kaki kubik. Gaya yang diperlukan untuk mengangkat cakram air ini adalah
sama dengan beratnya dan harus diangkat sejauh 10-y kaki. Jadi kerja ∆W yang dilakukan pada
cakram ini, kira-kira adalah
∆W = (gaya) . (jarak) ∆y . (10 – y)
Jadi
W = = ) dy
= 26,138 pound-kaki
b). bagian b sama seperti bagian a, kecuali bahwa masing-masing cakram air sekarang harus
diangkat sejauh 20 – y dan bukannya 10 – y. sehingga
w = = ) dy
= 130.690 pound-kaki
Kita potong-potong permukaan plat dengan persegi panjang yang panjangnya w (x k ) dan
lebarnya k . misalkan kedalaman plat saat x adalah h(x k ). Sehingga gaya pada siku empat yang
terletak pada dasar tangki adalah
Fk h(x k ).[ w (x k ). k] ………………………….. (1)
Total gaya F pada segi empat dasar tangki dihampiri dengan
F = k ]………….(2)
Untuk menentukan secara eksak gaya F pada segi empat dasar tangki, kita butuh n maka k .
Akibatnya persamaan (2) dapat ditulis menjadi
F = ]
=
Definisi
Asumsikan bahwa sebuah plat ditekan secara vertical kedalam cairan yang kerapatannya dari
x=a sampai x=b. untuk a , misalkan w(x) adalah lebar plat saat x dan h(x) kedalaman pada saat
titik x. maka total gaya cairan pada dasar tangki adalah F =
Contoh-4
Sebuah palt yang berbentuk segituga yang panjang alasnya 10ft dan tingginya 4ft. dimasukkan
secara vertical kedalam minyak seperti gambar
30
GAMBAR
Tentukan total gaya balikan kepermukaan plat jika kerapatan minyak = 30 pon/ft3.
Penyelesaian :
Lebar plat segituga saat h(x) = (3+x) ft adalah
Sehingga gaya pada plat adalah
F=
=
=75 + x2)dx
= 75 04
F = 3400 pon
contoh :
kepadatan sepotong kawat di titik yang terletak x cm dari salah satu ujungnya adalah =
2
3x gram/cm. tentukanlah pusat massa kawat antara x = 0 dan x= 10
penyelesaian :
kita mengharapkan agar letak x lebih dekat ke ujung x = 10 ketimbang ujung x= 0, sebab
kawat lebih berat (padat) ke ujung kanan (gambar 7)
x = = = = 7,5 cm
Fungsi Transenden
Salah satu cara untuk menambah daftar fungsi yang kita miliki adalah dengan membuat
kebalikan dari fungsi yang sudah kita punyai. Idenya adalah seperti berikut ini : suatu fungsi f
mengambil suatu nilai x pada daerah asal dan mengaitkannya dengan suatu nilai y pada daerah
32
hasil. Jika kita beruntung, kita dapat membalikkan f dan mendapatkan fungsi dengan mengambil
setiap nilai y dan membawanya kembali
ke x. Fungsi yang baru itu dinyatakan sebagai f -1 dan disebut sebagai fungsi invers dari f . Fungsi
f dikatakan fungsi yang dapat dibalik. Sebagai contoh dapat dilihat kasus fungsi berikut :
Tapi tidak selamanya kita beruntung, bisa jadi ketika membalikkan f kita tidak mendapatkan
fungsi invers. Sebagai ilustrasi dapat dilihat pada dua grafik fungsi berikut :
33
Definisi :
Misalkan f suatu fungsi satu ke satu
dengan daerah asal A dan daerah nilai B,
maka fungsi invers dari f dilambangkan
-1
dengan f mempunyai daerah asal
B dan daerah nilai A dan didefinisikan dengan f -1(y) = x ⟺ y = x untuk setiap y di B
Untuk keperluan praktis seringkali sulit jika kita harus menunjukkan suatu fungsi satu kesatu
menggunakan pengertian tersebut. Terdapat suatu teorema yang
sangat membantu.
Teorema:
Teorema tersebut mudah digunakan karena untuk menentukan apakah suatu fungsi
monoton murni cukup diperiksa tanda dari f ‘. Perlu diingat bahwa belum tentu suatu fungsi
selalu monoton naik atau selalu monoton turun pada daerah asalnya. Jika demikian maka yang
dapat kita lakukan untuk mendapatkan fungsi inversnya adalah dengan membatasi daerah
asalnya pada mana fungsi tersebut monoton naik saja atau monoton turun saja. Sebagi ilustrasi
dapat dilihat pada gambar berikut.
34
Latihan :
Jika diperlukan batasilah daerah asal agar fungsi berikut memiliki fungsi balikan tapi tetap
mempertahankan daerah hasil seluas mungkin . Tentukan daerah asal fungsi balikannya dan
carilah rumus untuk fungsi tersebut
a. f(x) = x2 – 3x + 1
x−1
b. h(x) =
x+ 1
Dengan menggunakan pengetahuan tentang turunan, fungsi apa yang turunannya sama
1
dengan ? Teorema Dasar Kalkulus Pertama menyatakan bahwa jika f , maka selalu dapat di
x
peroleh suatu fungsi yang merupakan suatu anti turunan dari f yang didefinisikan sebagai F(x) =
x
∫ f (x)dx. Dengan menggunakan hal tersebut selanjutnya kita mendefinisikan suatu fungsi yang
a
Definisi :
x
1
Fungsi Logaritma Asli, dinyatakan oleh ln didefinisikan sebagai ln x = ∫ dt , x > 0
1 t
x
1
Dari pendefinisian tersebut kota bisa melihat bahwa, untuk x>1 maka ln x =∫ dt > 0,
1 t
x
1
untuk 0 < x < 1 maka ln x = ∫ dt < 0 dan ln1 = 0. Arti geometri dari ln x, dapat diilustrasikan
1 t
dengan grafik berikut :
35
a. Dx ln x =n
x
1
Dx ∫ dt
1 t
1
= ˛x>0
x
1 1 1
b. Jika u = f (x) > 0 maka Dx ln u = Dxu sehingga Dx ln |x| = ¿ x ∨¿ ¿ x ∨ ¿ ¿ ¿ = , x ≠ 0
u x x
1 1
c. ∫ dx = ln |x| + C , x ≠ 0 dan ∫ du = ln u + C, u = f(x) ≠ 0
x u
Latihan :
36
2. Buktikan
Teorema :
Latihan :
dy
Carilah , jika
dx
Daerah asal fungsi ln adalah interval (0,∞ ¿. Kita juga mendapati bahwa Dx ln x =
1 2 1 −1
> 0 , jika x > 0 dan D ln x = Dx = <0, jika x >0, Ini berarti grafik fungsi ln naik dan
x x x x2
cekung ke atas pada daerah asalnya. Dapat ditunjukan bahwa
Sehingga grafik fungsi ln tidak mempunyai asimtot datar dan mempunyai asimtot tegak x =
0. Karena ln 1=0, maka itu berarti grafik y=ln x pada titik (1,0). Selanjutnya kita dapat
menggambarkan grafik y = ln x seperti berikut ini:
Fungsi ln monoton naik pada daerah asalnya sehingga fungsi balikannya dijamin ada.
37
Definisi :
Balikan fungsi ln disebut eksponen asli dan dinyatakan dengan exp dan didefinisikan
dengan y = exp x ⇔ y = ln x
Karena exp adalah invers dari fungsi ln, maka exp (ln x) = x, x > 0 dan ln (exp y)
= y, y ∈ R. Daerah hasil ln adalah (-∞ , ∞ ¿ sehingga daerah asal fungsi exp adalah (-
∞ , ∞ ¿. Grafik y =exp(x) dapat diperoleh dengan mencerminkan grafik y = ln x pada garis
y = x seperti ditunjukan oleh ilustrasi berikut:
Definisi
Huruf e menyatakan bilangan rill positif yang unik demikian sehingga nilai ln e = 1
Latihan:
Buat sketsa grafik y = ex, y = e-x dan y = - ex dalam sistem koordinat yang sama
Teorema :
ea
Misal a dan b dua bilangan rill, maka ea eb = ea+b dan b = e
a-b
e
Latihan :
dy
Carilah , jika : a. y = ex ln x b. ey=ln(x3+y)
dx
38
1
Misal y = ex , maka ln y = x ⟺ D y = 1 sehingga Dxex = ex, jika u = f (x) dapat
y x
diturunkan, maka Dxeu = euDxu. Diperoleh ∫ exdx = e x +C dan ∫eudu = eu +C
Latihan:
Tutorial
ln x
1. Misal f (x) =
1+ ln x
a. Jika diperlukan batasilah daerah asal f agar memiliki fungsi balikan tepi tetap
mempertahankan daerah hasil seluas mungkin.
b. Tentukan daerah asal fungsi balikannya dan carilah rumus untuk fungsi tersebut.
dy
2. Tentukan
dx
3. Hitung
39
Mahasiswa menunjukan kemampuan dalam :
Materi Ajar
Fungsi Sinus bukan fungsi satu-satu pada daerah asalnya tetapi satu-satu pada selang-
π π
selang [- + kπ , +kπ], k = ± 0 ,± 1 , ±2 , … Dengan demikian daerah asal fungsi Sinus
2 2
harus dibatasi agar memiliki fungsi balikan. Definisi fungsi balikan dari fungsi Sinus
π π
dibuat dengan membatasi daerah asal fungsi Sinus pada selang [- , ]
2 2
Definisi :
π π
Balikan dari fungsi Sinus didefinisikan dengan x = sin -1 y ⟺ y=sin x untuk− ≤ x ≤
2 2
−π π
Fungsi y = sin-1 x = arcsin x arcsin memiliki daerah asal [-1,1] dan daerah hasil [ , ]
2 2
Fungsi Kosinus bukan fungsi satu-satu pada daerah asalnya tetapi satu-satu pada
selang-selang [kπ , ( k +1 ) , k =± 0 ,± 1 ,± 2 , … Dengan demikian daerah asal fungsi Kosinus
harus dibatasi agar memiliki fungsi balikan. Definisi fungsi balikan dari fungsi Kosinus
dibuat dengan membatasi daerah asal fungsi Kosinus pada selang [0,π]
Definisi:
40
Fungsi y=cos-1 x= arccosx memiliki daerah asal [-1,1] dan daerah hasil [0,π]
Fungsi Tangen bukan fungsi satu-satu pada daerah asalnya tetapi satu-satu pada selang-
π π
selang [- + kπ , +kπ], k = ± 0 ,± 1 , ±2 , … Dengan demikian daerah asal fungsi Sinus
2 2
harus dibatasi agar memiliki fungsi balikan. Definisi fungsi balikan dari fungsi Tangen
π π
dibuat dengan membatasi daerah asal fungsi Tangen pada selang [- , ]
2 2
Definisi :
−π π
Fungsi y = tan-1 x= arctan x memiliki daerah asal (−∞ , ∞ ¿ dan daerah hasil ( , ¿
2 2
Fungsi secan bukan fungsi satu-satu pada daerah asalnya tetapi satu-satu pada
π π
( ]
selang-selang [k π , + kπ ¿∪ +kπ , ( k + 1 ) π , k=±0 , ± 1, ± 2 ,… Dengan demikian
2 2
daerah asal fungsi Secan dibatasi agar memiliki fungsi balikan. Definisi fungsi balikan
41
dari fungsi Secan dibuat dengan membatasi daerah asal fungsi Secan pada selang [0,
π
¿∪¿
2
Definisi :
π
Fungsi y = sec-1x = arcsecx memiliki daerah asal (−∞ ,−1 ¿ ∪¿ dan daerah hasil [0, ¿ ∪ ¿
2
Latihan :
1. Hitung :
a. Sin-1(√ 2/2) b. cos-1(-1/2) c. sin-1(sin3π/2) d. tan-1(-√ 3) e. sec-1(-1)
f. tan-1(tan52,36)
1
2. Bukikan bahwa sec-1(y) = cos-1( )
y
Kesamaan-kesamaan berikut berguna untuk mencari turunan dan fungsi invers
trigonometri
42
Latihan :
Latihan :
43
Latihan :
Tutorial
dy
1. Tentukan
dx
1 2 x
a. y = x csc-1 b. y = cot-1( )+ tan -1( )
x x 2
2. Tentukan integral berikut
3. Buktikan
44
Fungsi Hiperbolis dan Balikan Hiporbolis
Materi Ajar
Kombinasi tertentu dari fungsi ex dan e-x sering muncul dalam matematika dan
aplikasinya sehingga layak diberi nama khusus.
Fungsi Hiperbola
Definisi:
Fungsi Sinus Hiperbola, Kosinus Hiperbola dan empat fungsi lainnya didefinisikan
sebagai berikut
Daerah asal fungsi sinh adalah R dan daerah hasilnya R,sementara fungsi cosh
memiliki daerah asal R dan daerah hasil [1,∞ ¿, fungsi tanh memiliki daerah asal R dan
daerah hasil (-1,1), fungsi sech memiliki daerah asal R dan daerah hasil (0,1]
Dalam banyak hal fungsi hiperbolik mirip dengan fungsi trigonometrik dan
mereka mempunyai hubungan terhadap hiperbola mirip seperti fungsi trigonometri
terhadap lingkaran. Oleh karena itu mereka disebut fungsi hiperbolik dan masingmasing
disebut fungsi sinus hiperbolik dan cosinus hiperbolik. Hal tersebut dapat dilihat pada
pembahasan berikut ini
45
Fungsi-fungsi hiperbolik memiliki sejumlah kesamaan yang serupa dengan
kesamaan trigonometri yang telah kita kenal. Buktinya diserahkan sebagai latihan.
46
Dengan meningat rumus turunan fungsi-fungsi hiperbolik selanjutnya diperoleh
rumus integral sebagai berikut:
Latihan
47
Definisi :
Balikan dari fungsi sinh didefinisikan dengan x = sinh-1 y ⟺ y = sinh x untuk −∞< x <∞
Balikan dari fungsi cosh didefinisikan dengan x = cosh-1 y ⟺ y = cosh x untuk 0 ≤ x< ∞
Balikan dari fungsi sech didefinisikan dengan x = sech-1 y ⟺ y = sech x untuk 0 ≤ x< ∞
Dari pendefinisian tersebut kita dapat menentukan daerah asal dan daerah hasil
fungsi-fungsi hiperbola invers. Fungsi sinh-1 memiliki daerah asal R dan daerah hasil R,
fungsi cosh-1 memiliki daerah asal [1,∞ ¿ dan daerah hasil [0,∞), fungsi tanh-1 memiliki
daerah asal (-1,1) dan daerah hasil R sementara fungsi sech-1 memiliki daerah asal (0,1]
dan daerah hasil [0,∞), selanjutnyagrafik fungsi invers hiperbolik adalah sebagai berikut:
48
Sebagai contoh berikut akan dibuktikan sinh-1 x = ln(x+√ x 2+1 ¿ ¿, x bilangan rill.
1
Misal y = sinh-1 x maka x = sinh y = (ey – e-y), sehingga
2
Jadi
Rumus turunan untuk fungsi hiperbolis dapat diturunkan dari pengertian invers
dan kesamaan fungsi hiperbolik atau dari bentuk logaritma fungsi hiperbolis tersebut.
dy
Maka sinh y = x. Dengan menurunkan kedua ruas persamaan diperoleh cosh y =1.
dx
49
Kita juga dapat membuktikan turunan fungsi
hiperbolik balikan tersebut dengan memanfaatkan kesamaan sinh-1 x = ln(x+√ x 2+1),
yakni sebagai berikut
Latihan :
dy
Carilah :
dx
Tutorial
dy
1. Tentukan
dx
3. Buktikan
50
Fungsi Transenden (6.4-6.6)
Definisi: Fungsi eksponen umum didefinisikaan melalui fungsi eksponen dan logaritma
umum asli sebagai
ax=ex ln a, a>0
i) ax ay = ax+y
ax
ii) = ax-y
ay
iii) (ax)y = axy
iv) (ab)x = axbx
a ax
v) ( )x = x
b b
y = ax = ex ⇒ y’ = ln a ex ln a = ax ln a
Jadi
51
Jadi y monoton turun bila 0 < a < 1 dan monoton naik bila a > 1. Akibatnya fungsi
eksponen umum mempunyai fungsi invers, yang disebut fungsi logaritma terhadap basis
a.
Definisi: Jika a > 0 dan a ≠ 1 maka y = a log x ⟺ x = ay. Khusunya jika a = e maka elog
x = ln x.
Hubungan antara fungsi eksponen dan logaritma umum dengan fungsi eksponen dan
logaritma asli
dan
Karena a log x dan ax selalu dapat dinyatakan dalam ln x dan ex maka semua sifat yang
dimiliki oleh ln x dan ex juga berlaku pada a log x dan ax
Contoh-contoh: Tentukanlah
52
6.5. Penggunaan Fungsi Eksponen dan Logaritma
y = xa ⇒ y’ = axx-1
y = ax ⇒ y’ = ax ln a
Pertanyaan: y = xx ⇒ = y’ = ???
Jawab
Cara 1: y = xx = ex ln x
dy d 1
= ex ln x ( x ln x) = ex ln x (ln x + x )
dx dx x
y’ = xx (ln x + 1) = xx + xx ln x.
Cara 2: y = xx ⇒ ln y = ln xx = x ln x
d d
ln y = (x ln x)
dx dx
y'
= ln x + 1
y
⇒ y’ = y (ln x + 1) = xx (ln x + 1) = xx + xx ln x
Contoh soal:
Contoh 1) Misalkan dari data sensus penduduk tahun 2000 diketahui bahwa jumlah
penduduk di suatu daerah adalah 10 juta jiwa, perkirakan jumlah penduduk
pada tahun 2015
53
Penyelesaian:
54
Jadi dakam waktu 36 tahun jumkah penduduk telah berlipat dua. Perhatikan
bahwa
Contoh 2) Misalkan jumlah bakteri dalam suatu kultur yang tumbuh dengan cepat kira-
kira 10.000 pada tengah hari. Jika dalam waktu 2 jam jumlah bakteri menjadi
40.000, perkirakan banyaknya bakteri dalam kultur tersebut pada pukul 17.00.
Contoh 3) Karbon 14 meluruh dengan laju yang sebanding dengan banyaknya karbon 14
yang ada. Setengah umurnya adalah 5730. Apabila pada awalnya terdapat 10
gram karbon 14, berapakah zat yang tersisa setelah 2000 tahun?
55
6.6. Fungsi Invers Trigonometri
f(x) = sin x
f (x) = cos x
y = arccos x
DAFTAR PUSTAKA
Tim Matematika ITERA 18 Agustus, 2019 “Matematika Dasar 1B Submodul 5: Aplikasi
Turunan”
DAFTAR PUSTAKA
57
Sudrajat, Asep, Prestasi Matematika 2 (Ganeca Axact: Bandung. 2000)
http://rumus-mtk.blogspot.com/2012/05/turunan-fungsi-aljabar.html (diakses
pada
Kak Efira MT Saintek. Konsep Limit Fungsi Aljabar dan Sifat-sifatnya | Matematika Kelas 11.
Ruangguru.com. Published 2021. Accessed December 21, 2021.
https://www.ruangguru.com/blog/konsep-limit-fungsi-aljabar-dan-sifat-sifatnya
1.
ini. Aplikasi Integral Tentu. Published Friday. 8:42 pm. 12 Febuari 2016.
D
http://diniiarr.blogspot.com/2016/02/aplikasi-integral-tentu-pada-fisika.html
https://123dok.com/document/yrkg03oz-bab-vi-fungsi-transenden-bab-fungsi-transenden.html
58