Makalah Penghantar Industri Migas
Makalah Penghantar Industri Migas
Makalah Penghantar Industri Migas
Disusun Oleh :
Rahmat Dafiq
203210008
Jl. Kaharuddin Nasution No. 113, Simpang Tiga, Kec. Bukit Raya, Kota
Pekanbaru, Riau 28284
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan
dalam menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya,
saya tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa
shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang
syafa’atnya kita nantikan kelak.
Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, sehingga makalah “Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi” dapat
diselesaikan. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar
Industri Migas. Saya berharap makalah ini dapat menjadi referensi bagi temen –
temen mahasiswa lainnya dalam mempelajari ilmu dasar kimia.
Saya menyadari makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena
kesalahan dan kekurangan. Saya terbuka terhadap kritik dan saran para pembaca
agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi kedepannya. Apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait penulisan maupun konten, saya
memohon maaf.
Demikian yang dapat saya sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk kita semua.
Rahmat Dafiq
203210008
i
Daftar Isi
Kata Pengantar……………………………...………i
Daftar Isi…………………………………..…….......ii
BAB I……………………………………...…………1
PENDAHULUAN……………………...……………1
I.1. Latar Belakang………………...……………..1
I.2. Rumusan Masalah……………………...…….3
I.3. Tujuan Makalah…………………………...…3
BAB II…………………………………….…………4
PEMBAHASAN………………………….…………4
2.1. Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi……………4
2.2. Produksi Minyak……………………………..6
2.3. Produksi Gas…………………………………8
BAB III……………………………………………..10
PENUTUP………………………………………….10
3.1. Kesmpulan………………………….……10
Daftar Pustaka………………………………...…..11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Minyak Bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam
kondisi tekanan dan temperature atmosfer berupa fasa cair atau padat,
termasuk aspal, lilin mineral atau ozokerit, dan bitumen yang diperoleh dari
proses penambangan, tetapi tidak termasuk batu bara atau endapan
hidrokarbon lain yang berbentuk padat yang diperoleh dari kegiatan yang
tidak berkaitan dengan kegiatan usaha Minyak dan Gas Bumi.
1
eksploitasi menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan
Gas Bumi Pasal 1 angka 9 Menyebutkan bahwa :
Eksploitasi adalah rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan
Minyak dan Gas Bumi dari wilayah kerja yang ditentukan, yang terdiri atas
pengeboran dan penyelesaian sumur, pembangunan sarana pengangkutan,
penyimpanan, dan pengolahan untuk pemisahan dan pemurnian Minyak dan
Gas Bumi di lapangan serta kegiatan lain yang mendukungnya.
Pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan usaha Migas ini antara lain adalah
Negara/Pemerintah, Perusahaan Migas beserta karyawannya, dan rakyat yang
dalam kegiatan usaha Migas, seharusnya mereka mempunyai andil dan hak atas
adanya kegiatan eksploitasi yang telah dilakukan di wilayahnya.
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (3)telah mengamanatkan dan
menyebutkan bahwa :“Bumi , air, dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh Negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat.” Artinya pengelolaan sumber daya alam atau kekayaan alam
yang terkandung di dalam negara seharusnya dipergunakan sebesar-besarnya bagi
kemakmuran rakyat. Kekayaan alam yang terkandung didalamnya termasuk
minyak dan gas bumi yang merupakan sumber daya alam yang tak terbaharui
(unrenewable resources) dan sangat langka. Minyak dan Gas Bumi sendiri
mempunyai nilai yang sangat strategis bagi kepentingan hidup bangsa Indonesia
sebagai sumber energi dalam negeri dan sumber penerimaan negara yang sangat
signifikan. Namun belum dijumpai dalam adanya Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi terbaru ini secara khusus mengatur
tentang hak-hak rakyat dan kepentingan rakyat yang wilayahnya digunakan
sebagai kegiatan eksploitasi.
Sebagai contoh Problem mendasar analisis revisi Undang-Undang Nomor
22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi misalnya terkait dengan masalah
penggunaan tenaga kerja Indonesia yang masih belum maksimal dan terkait
dengan birokrasi yang rumit, dan ketentuan Domestic Market Obligation (DMO),
lifting minyak yang terus turun, realisasi investasi dan eksplorasi yang menurun
sejak tahun 1999, dan tidak ditemukannya cadangan di Blok baru dalam 10 tahun
terakhir kecuali Blok Cepu hingga saat ini, menjadi salah satu parameter bahwa
2
pemerintah tidak mampu membangun konsepsi mengenai politik minyak dan gas
bumi untuk kesejahteraan rakyat.
Berbagai kebijakan mengenai Minyak dan Gas Bumi, pemerintah tetap
dianggap belum mampu mengelaborasi tantangan dan persoalan cadangan Minyak
dan Gas Bumi, pengelolaan Minyak dan Gas Bumi yang sudah ada termasuk di
dalamnya mengatasi problem krusial implementasi masalah BBM (Bahan Bakar
Minyak) yang dikonsumsi masyarakat. Implikasinya pemerintah menjadi
kesulitan menemukan formula efektif dalam rangka mengantasipasi dan
merespons gejolak dan dinamika yang bersumber dari faktor masalah minyak dan
gas bumi. Misalnya bagaimana pengaturan hak-hak rakyat dalam Undang-
UndangNomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi tersebut belum
tercantum secara jelas, dan juga mengenai bagaimana kewajiban negara, terkait
dengan pengelolaan bagi kesejahteraan masyarakat di wilayah tempat eksploitasi
Minyak untuk mendapatkan hasil dan manfaat dari adanya kegiatan usahaMinyak
dan Gas Bumi yang berada di wilayah mereka.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Minyak dan gas bumi merupakan hasil dari proses mahluk hidup purbakala
yang mati dan terkubul selama jutaan tahun mendapatkan tekanan dan suhu tinggi
lalu berproses menjadi mineral. Untuk membawa minyak dan gas bumi sampai ke
permukaan dibutuhkan proses yang mahal. Industri migas bumi membagi menjadi
dua tahap yaitu, tahap eksplorasi dan tahap produksi. Kegiatan eksplorasi
dimaksudkan untuk menemukan cadangan migas sedangkan produksi bertujuan
untuk mengangkatnya ke permukaan. Kegiatan ekplorasi ini terdiri dari beberapa
tahap meliputi :
1. Studi geologi
2. Studi Geofisika
studi geofisika bertujuan untuk mengetahui sifat fisik batuan mulai dari
permukaan hingga kedalaman beberapa kilometer dibawahnya. Proses ini
berlangsung selama enam bulan hingga satu setengah tahun tergantung dari luasan
area dan yang dituju.
3. Survei Seismik
4
satu hingga empat tahun tergantung dari lokasi dan tipe reservoir. Berdasarkan
hasil intepretasi gambar jika ditemukan lapisan yang berpotensi menyimpan
cadangan migas, maka selanjutnya kegiatan pengeboran ekplorasi. Data seismik
yang akurat belum menjamin terdapatnya cadangan migas, data tersebut harus
dibuktikan dengan pengeboran semakin dalam lapisan di bor maka semakin besar
biaya yang dikeluarkan. Pengeboran merupakan bagian terpenting dalam ekplorasi
atau produksi. Lama waktu pengeboran satu sumur satu hingga empat bulan.
4. Pengeboran Eksplorasi
5
merupakan hasil dari ekplorasi dan produksi selama puluhan tahun. Semua
dilakukan untuk menjamin ketersediaan minyak dan gas bumi bagi masa depan.
6
kapasitas produksi. Dalam beberapa tahun belakangan ini penyediaan BBM dalam
negeri tidak dapat seluruhnya dipenuhi oleh kilang minyak domestik, hampir
20%-30% kebutuhan minyak bumi dalam negeri sudah harus diimpor dari luar
negeri. Kebutuhan impor minyak bumi ini diperkirakan akan terus meningkat
seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat dan
pertumbuhan ekonomi di dalam negeri yang diharapkan semakin membaik
ditahun-tahun mendatang.
7
2.3. Produksi Gas
Indonesia juga merupakan salah satu negara yang kaya akan gas bumi.
Sampai dengan pertengahan tahun 1970-an, gas dianggap bukan sebagai komoditi
yang menguntungkan, sehingga hanya digunakan pada kebutuhan yang terbatas.
Infrastruktur transmisi dan distribusi gas pada periode tersebut juga terbatas.
Seiring dengan kemajuan teknologi dan permintaan gas yang meningkat di pasar
dunia, maka eksploitasi gas mulai dilaksanakan dan Indonesia termasuk salah satu
eksportir gas terbesar di dunia.
Sumber daya minyak dan gas berlokasi di 60 basin yang terbentuk dari
endapan diseluruh Indonesia.Hanya 38 basin yang sudah dieksplorasi. Ada 15
basin yang sudah memproduksi hidrokarbon : 3 di bagian Timur Indonesia,
bernama basin Salawati dan Bintuni di Papua, dan basin Bula di Maluku. Kedua
belas basin lainnya berlokasi di bagian barat Indonesia.Delapan basin memiliki
hydrocarbon, namun belum memproduksi.Basin yang lainnya, kebanyakan
terletak di sebelah timur Indonesia, sudah dibor namun tidak berujung pada suatu
pencarian.
Beberapa pemain pasar mengekspresikan perhatian mengenai aktivitas yang
meningkat dari perusahaan eksplorasi minyak dan gas China di Indonesia. China
sudah menjadi investor kedua terbesar di sector minyak dan gas menyusul
perusahaan minyak dan gas USA. Pada April 2002, Petrochina membeli Devon
Energy sebesar $216 juta. Devon bergabung di operasi bersama Pertamina dan
Ensearch Far East Ltd untuk mengeksplorasi lapangan Tuban, di Jawa Timur.
The Chinese National Offshore Oil Corporation (CNOOC) membeli Repsol,
perusahaan Argentina, di Januari 2002. Repsol, yang merupakan perusahaan
Amerika Serikat (Maxus), sekarang mengeksplorasi sumber minyak di Kepulauan
Seribu. Peningkatan aktivitas eksplorasi berujung pada peningkatan impor dari
peralatan jasa pengeboran China. Menurut Asosiasi pengeboran Indonesia,
perusahaan China menawarkan fee jasa yang lebih rendah dibandingkan
perusahaan lokal. Sekitar 20% dari jasa pengeboran Indonesia terpaksa menutup
operasinya.
Produksi minyak terus jatuh, dan produksi gas juga mulai menurun,
akibatnya minyak berhenti menjadi kontributor finansial bersih bagi negara.
8
Menurunnya output gas membahayakan karena melihat pengalaman penurunan
produksi minyak, dapat meninggalkan Pertamina (dan pemerintah) banyak
kesulitan untuk memenuhi komitmen kontrak pengiriman LNG di masa datang.
Akhirnya Indonesia tidak dapat berharap untuk melompat ke status negara industri
melalui bisnis minyak dan gas.
Walaupun tingkat produksi minyak Indonesia cendrung menurun, namun
dari data realisasi pemboran sumur Eksplorasi maupun sumur produksi secara
nasional menunjukan trend sebaliknya. Jumlah pemboran sumur eksplorasi
maupun penemuan cadangan menunjukan angka yang stabil, sementara jumlah
pemboran sumur produksi mengalami peningkatan yang signifikan.
9
BAB III
PENUTUP
1.4. Kesimpulan
10
dan produksi selama puluhan tahun. Semua dilakukan untuk menjamin
ketersediaan minyak dan gas bumi bagi masa depan.
Daftar Pustaka
Syamsul Arifin. 2016. https://oilandgasmanagement.net/portfolio/eksplorasi-dan-
produksi-migas/ (Diakses 22 Maret 2021)
Tim Penulis Buku Teknik Perminyakan. Teknik Eksplorasi Dasar Minyak Bumi
dan Gas. Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan RI. Jakarta, 2013.
Hal 132
Tim Penulis Buku Teknik Perminyakan. Teknik Eksplorasi Dasar Minyak dan
Gas Bumi 2. Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan RI. Jakarta,
2015. Hal 1
11