Laporan Kerja Praktek - Lutfiah Salsabillah (Revisi)
Laporan Kerja Praktek - Lutfiah Salsabillah (Revisi)
Laporan Kerja Praktek - Lutfiah Salsabillah (Revisi)
Oleh:
LUTFIAH SALSABILLAH
203210275
Pembimbing:
M. Khairul Afdhol, S.T., M.T.
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2023
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan ini ditujukan dalam rangka memenuhi syarat kelulusan mata kuliah kerja praktek
Program Studi Teknik Perminyakan
Fakultas Teknik
Universitas Islam Riau
Dengan lembar pengesahan ini dinyatakan:
Nama: Lutfiah Salsabillah
NPM: 203210275
Telah menyelesaikan kerja praktek di PT. PERTAMINA HULU ROKAN
dari tanggal 03 Juli 2023 – 04 Agustus 2023
Disahkan Oleh:
Menyetujui,
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-
Nya penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan kerja praktek secara luring di PT.
Pertamina Hulu Rokan pada tanggal 03 Juli – 04 Agustus 2023.
Dalam penulisan laporan kerja praktek serta pelaksanaan kerja praktek ini penulis
mendapatkan banyak bimbingan, bantuan dan pantauan dari berbagai pihak, maka dalam
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pelaksanaan kerja praktek serta penyusunan laporan ini, khususnya kepada:
ii
Penulis menyadari bahwa laporan kerja praktek ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran guna menyempurnakan laporan ini. Serta
semoga Allah SWT memberikan imbalan yang berlimpah ganda atas semua, Serta kebaikan
yang telah diberikan kepada penulis. Serta semoga laporan ini memberikan manfaat kepada
penulis khususnya dan kepada pembaca umumnya.
Lutfiah Salsabillah
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
2.2 Visi, Misi dan Tata Nilai PT Pertamina Hulu Rokan ............................................ 5
iv
3.2 Jenis – jenis Rig ....................................................................................................... 12
BAB V PENUTUP.................................................................................................................. 35
DAFTAR PUSTAKA
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Wilayah Kerja PT Pertamina Hulu Rokan ........................................................ 10
Gambar 2. 2 Logo Perusahaan Pertamina Hulu Rokan .......................................................... 11
Gambar 3. 1 Rig ..................................................................................................................... 12
Gambar 3. 2 Rig Darat ........................................................................................................... 13
Gambar 3. 3 Swamp Barge ..................................................................................................... 13
Gambar 3. 4 Jack Up Rig ....................................................................................................... 14
Gambar 3. 5 Semi-Submersible Rig ....................................................................................... 15
Gambar 3. 6 Drill Ship ........................................................................................................... 15
Gambar 3. 7 Drilling Rig ....................................................................................................... 16
Gambar 3. 8 Komponen Utama Rig ....................................................................................... 17
Gambar 4. 1 Annular Preventer ............................................................................................. 20
Gambar 4. 2 Ram Preventer ................................................................................................... 20
Gambar 4. 3 Pipe Ram ........................................................................................................... 21
Gambar 4. 4 Blind Ram .......................................................................................................... 21
Gambar 4. 5 Shear Ram ......................................................................................................... 22
Gambar 4. 6 Drilling Spool .................................................................................................... 22
Gambar 4. 7 Casing Head ...................................................................................................... 22
Gambar 4. 8 Accumulator ...................................................................................................... 23
Gambar 4. 9 Choke Manifold ................................................................................................. 24
v
BAB I
PENDAHULUAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis untuk dapat menyelesaikkan laporan kerja praktek yang merupakan salah satu
mata kuliah wajib persyaratan dalam kurikulum akademik di Program Teknik Perminyakan
Fakultas Teknik Universitas Islam Riau (UIR) dengan bobot akademis 2 sks. Kerja Praktek
pada dasarnya merupakan aplikasi dari semua ilmu yang telah didapat pada bangku kuliah dan
kemudian diterapkan pada kondisi nyata.
Program Studi Teknik Perminyakan adalah departemen yang erat kaitannya dengan
eksploitasi dan produksi, baik dalam proses pemboran, produksi maupun teknik reservoirnya.
Untuk lebih memahami aplikasi dari masing-masing bidang maka perlu sekali bagi mahasiswa
diberi kesempatan untuk mengamati kondisinya langsung di lapangan.
Perkembangan ilmu dan teknologi dalam dunia Teknik Permiyakan yang semakin
canggih, menuntut mahasiswa untuk memahami aplikasi dari teori-teori yang telah dipelajari
dan mengetahui perkembangan teknologi perminyakan tersebut pada setiap aspek yaitu aspek
reservoir, aspek pemboran, aspek produksi, serta dalam rangka peningkatan wawasan
keilmuwan perminyakan yang menunjang bagi mahasiswa.
Pada praktek kerja lapangan ini penulis akan membahas tentang Maintenance dan
inspeksi Blowout Preventer (BOP) yang mana BOP adalah suatu katup besar yang dapat
ditutup jika kru pemboran kehilangan kendali atas fluida formasi atau peristiwa ini juga disebut
dengan terjadi nya semburan liar, dengan menutup katup ini (yang biasanya dikendalikan
dengan jarak jauh melalui actuator hidrolik), kru pemboran biasanya mendapatkan kembali
kendali reservoir, dan prosedur selanjutnya dapat dimulai untuk meningkatkan densitas lumpur
sampai dikeadaan yang memungkinkan untuk membuka BOP dan mempertahankan kontrol
tekanan formasi. Unuk itulah kerja praktek ini perlu dilakkukan oleh setiap mahasiswa
Program Studi Teknik Permiyakan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar strata
(S1) dibidang perminyakan. Agar nantinya penglaman yang didapatkan selama mengikuti
Kerja Praktek dapat dikerjakan di dunia kerja untuk kedepannya.
1
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dari Kerja Praktek ini baik bagi mahasiswa, perguruan
tinggi, maupun bagi perusahaan adalah:
1. Bagi Mahasiswa
a. Memberikan pengetahuan yang lebih dalam dari dunia kerja yang akan
dihadapi oleh mahsiswa suatu saat nanti.
b. Kesempatan memperdalam ilmu maupun memahami profesi tentang teknik-
teknik untuk menangani masalah produksi energi minyak dan gas bumi.
c. Melatih mahasiswa untuk berpikir secara alamiah dalam menganalisa
masalah yang sesuai untuk diterapkan.
d. Melatih mahasiswa dalam menerapkan ilmu yang telah didapatnya
diperkuliahan sesuai dengan kondisi yang ada dilapangan.
2. Bagi Perguruan Tinggi
a. Membina hubungan baaik antara akademika dan instansi yang bersangkutan
b. Menyiapkan lulusan yang berkualitas, profesional dan siap kerja pada
lingkungan pekerjaan yang sesungguhnya.
2
3. Bagi Perusahaan
a. Menjalin hubungan baik antara akademika dengan perusahaan tersebut.
b. Memberdayakan mahasiswa untuk membantu memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi perusahaan, sesuai dengan kemampuan mahasiswa
yang bersangkutan
c. Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dalam menyelesaikan masalah-
masalah yang ada dilapangan.
1.4 Waktu dan Tempat
Kerja Praktek ini dilaksanakan selama 30 hari, mulai dari tanggal 03 July – 04 Agustus
2023 bertempat di Rumbai Main Office Area PT. PERTAMINA HULU ROKAN.
3
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
4
– Peduli) serta tata kelola keunggulan HSSE yang dikenal sebagai SUPREME (Sustainability
Pertamina Expectations for HSSE Management Excellence).
Adapun visi dan misi yang dimiliki PT. Pertamina Hulu Rokan adalah:
2.2.1 Visi
“Menjadi Salah Satu Perusahaan Hulu Migas Terkemuka di
Tingkat Nasional & Global”.
2.2.2 Misi
“Menjalankan Kegiatan Hulu Migas Secara Profesional, Tangkas,
Efisien, Aman dan Ramah Lingkungan, serta Memberikan
Manfaat dan Nilai Tambah Bagi Seluruh Pemangku
Kepentingan”.
2.2.3 Tata Nilai
a. Amanah : Memegang teguh kepercayaan yang telah
diberikan.
1. Memenuhi janji dan komitmen
2. Bertanggungjawab atas tugas, keputusan, dan
tindakan yang dilakukan
3. Berpegang teguh kepada nilai moral dan etika
b. Kompeten : Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas.
1. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab
tantangan yang selalu berubah
2. Membantu orang lain belajar
3. Menyelesaikan tugas dengan kualitas terbaik
c. Harmonis : Saling peduli dan menghargai perbedaan.
1. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
2. Suka menolong orang lain
3. Membangun lingkungan kerja yang kondusif
d. Loyal : Berdedikasi dan mengutamakan bangsa dan Negara.
1. Menjaga nama baik sesama karyawan, pimpinan,
BUMN, dan Negara
5
2. Rela berkorban untuk mencapai tujuan yang lebih
besar
3. Patuh kepada pimpinan sepanjang tidak bertentangan
dengan hukum dan etika
e. Adaptif : Terus berinovasi dan antusias dalam menggerakan
ataupun menghadapi perubahan.
1. Cepat menyesuaikan diri untuk menjadi lebih baik
2. Terus menerus melakukan perbaikan mengikuti
perkembangan teknologi
3. Bertindak proaktif
f. Kolaboratif : Membangun kerjasama yang sinergis
1. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk
berkontribusi.
2. Terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai
tambah.
3. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya
untuk tujuan bersama.
2.3 Prosedur
6
• Berikan prioritas kepada pejalan kaki dan hewan yang hendak menyebrang
jalan
• Hanya pengemudi yang diberikan kewenangan yang diperbolehkan
mengendarai kendaraan perusahaan
4. Prosedur tanggap darurat
Prosedur tanggap darurat secara umum:
• Memperhatikan rute evakuasi dan area berkumpul (muster area) telah
ditentukan
• Memperhatikan petunjuk tanda bahaya di setiap fasilitas yang dikunjungi
(pengumuman tanda bahaya, bel, alarm)
• Biasakan diri dengan rute evakuasi, pintu darurat, nomor yang dapat
dihubungi, dan instruksi tambahan lainnya dari pemilik fasilitas
• Ingat dan simpan nomor telepon darurat untuk keperluan tanggap darurat,
termasuk kondisi gawat darurat kesehatan
5. Panduan menghadapi satwa liar
Area perumahan dan operasi yang masih menyatu dengan lingkungan dimana
terdapat satwa liar. Beberapa jenis satwa liar yang mungkin dijumpai dimana beberapa
jenisnya termasuk yang dilindungi seperti monyet, burung, babi hutan, beruang, gajah,
dan ular.
Umumnya, satwa liar tidak mengganggu manusia, namum beberapa hal yang perlu
diketahui:
• Jangan memberi makan satwa liar didalam camp atau field
• Jangan mengganggu satwa liar
• Jangan membuat gerakan mendadak saat berhadapan dengan satwa liar
• Jangan berjalan sendiri didalam camp saat gelap atau memasuki semak-semak
• Bawa stik atau tongkat saat berjalan di area yang sering terdapat satwa liar
sebagai perlindungan diri
• Saat memasuki area yang sering terdapat satwa liar, buatlah bunyi-bunyian
• Antisipasi satwa liar masuk melalui pintu/jendela rumah/wisma
• Jika terjadi kondisi darurat atau berkemungkinan membahayakan, hubungi
nomor darurat
7
2.4 Kebijakan HSSE
8
7. Penerapan penilaian dan penghargaan atas kinerja HSSE dari personil, aset, data,
dan informasi perusahaan terhadap seluruh pekerja.
Kebijakan SWA sebagai bentuk pelaksanaan intervensi pada Pertamina Golden Rules,
memberikan kewenangan untuk menghentikan pekerjaan tanpa adanya dampak negatif atau
ancaman hukuman. 10 Prinsip operasi dimana:
1. Beroperasi di dalam batas-batas desain dan lingkungan
2. Beroperasi dalam keadaan aman dan terkendali
3. Memastikan alat-alat pengaman terpasang dan berfungsi
4. Mengikuti praktik dan prosedur kerja yang selamat
5. Memenuhi atau melebihi kebutuhan pelanggan
6. Menjaga keutuhan sistem sesuai peruntukannya
7. Mentaati semua peraturan yang berlaku
8. Menangani semua kondisi yang tidak normal
9. Mengikuti semua prosedur yang tertulis untuk pekerjaan berisiko tinggi atau yang
tidak biasa
10. Melibatkan orang-orang yang tepat dalam pengambilan keputusan yang
mempengaruhi prosedur dan peralatan
2.6 Wilayah Kerja
Wilayah Kerja Regional 1 - Sumatera membentang mulai dari Provinsi Aceh hingga
Provinsi Sumatera Selatan, yang dibagi dalam empat zona, yakni :
2.6.1 Zona 1
Zona 1 meliputi 11 lapangan, yaitu North Sumatra Offshore (NSO), West
Glagah Kambuna, Rantau, Pangkalan Susu, BOB CPP, Siak, Kampar, Lirik, Jambi,
Jambi Merang, dan Jabung, yang terletak di Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatra
Utara, Riau, Jambi dan Sumatra Selatan.
2.6.2 Wilayah Kerja (WK) Rokan (Zona 2 dan Zona 3)
Wilayah Kerja (WK) Rokan meliputi operasi migas dari 104 lapangan yang
semuanya berlokasi di Provinsi Riau. Beberapa lapangan terbesar WK Rokan antara lain
X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9, dan X10.
9
2.6.3 Zona 4
Zona 4 meliputi 8 lapangan, yakni Ogan Komering, Raja Tempirai, Ramba,
Corridor, Prabumulih, Limau, Pendopo, dan Adera, yang semuanya berada di Provinsi
Sumatra Selatan.
Luasnya area yang dikelola PHR dengan sebagian besar lapangan yang sudah
mature menjadi tantangan bagi PHR untuk tetap beroperasi dan berproduksi dengan
menjaga tingkat keekonomian, tanpa mengurangi aspek keselamatan operasi dan
perlindungan lingkungan.
Sebagai bagian dari keluarga besar PT Pertamina (Persero) dan Subholding Upstream
Pertamina selaku induk usaha, PHR akan terus berinovasi memberikan yang terbaik dalam
upayanya berkontribusi pada ketahanan energi negeri. Peta wilayah kerja adalah sebagai
berikut.
10
2.8 Logo Perusahaan
Pembagian jam kerja bagi karyawan PT. Pertamina Hulu Rokan sesuai dengan undang-
undang tenaga kerja, yaitu 8 jam/hari dan untuk memenuhi permintaan maka diperlukan
penambahan jam kerja yang biasa disebut overtime.
11
BAB III
TEORI DASAR
Rig pengeboran adalah suatu bangunan dengan peralatan untuk melakukan pengeboran
ke dalam reservoir bawah tanah untuk memperoleh air, minyak, atau gas bumi, atau deposit
mineral bawah tanah (Pamungkas, 2004). Rig pengeboran bisa berada di atas tanah (on shore)
atau di atas laut/lepas pantai (off shore) tergantung kebutuhan pemakaianya. Walaupun rig
lepas pantai dapat melakukan pengeboran hingga ke dasar laut untuk mencari mineral-mineral,
teknologi dan keekonomian tambang bawah laut belum dapat dilakukan secara komersial. Oleh
karena itu, istilah "rig" mengacu pada kumpulan peralatan yang digunakan untuk melakukan
pengeboran pada permukaan kerak Bumi untuk mengambil contoh minyak, air, atau mineral.
Rig pengeboran minyak dan gas bumi dapat digunakan tidak hanya untuk
mengidentifikasi sifat geologis dari reservoir tetapi juga untuk membuat lubang yang
memungkinkan pengambilan kandungan minyak atau gas bumi dari reservoir tersebut.
Gambar 3. 1 Rig
3.2 Jenis – jenis Rig
Berdasarkan lokasinya. Rig itu sendiri terbagi atas dua macam, yaitu:
3.2.1 Rig Darat (Land Rig)
Rig Darat merupakan rig yang beroperasi di daratan dan dibedakan atas rig besar
dan rig kecil. Pada rig kecil biasanya hanya digunakan untuk pekerjaan sederhana
seperti Well Service atau Work Over. Sementara itu, untuk rig besar bisa digunakan
12
untuk operasi pemboran, baik secara vertikal maupun direksional. Rig darat ini sendiri
dirancang secara portable sehingga dapat dengan mudah untuk dilakukan
pembongkaran dan pemasangannya dan akan dibawa menggunakan truk. Untuk
wilayah yang sulit terjangkau, dapat menggunakan heliportable.
1. Swamp Barge, merupakan jenis rig laut yang hanya pada kedalaman
maksimum 7 meter. Dan, sangat sering dipakai pada daerah rawa-rawa dan
delta sungai. Rig jenis ini dilakukan dengan cara memobilisasi rig ke dalam
sumur, kemudian ditenggelamkan dengan cara mengisi Ballast Tanksnya
dengan air. Pada rig jenis ini, proses pengeboran dilakukan setelah rig
duduk didasar dan Spud Cannya tertancap didasar laut.
2. Tender Barge, merupakan jenis rig laut yang sama dengan model Swamp
Barge, namun dipakai pada kedalaman yang lebih dalam lagi.
3. Jack Up Rig, rig jenis ini menggunakan platform yang dapat mengapung
dengan menggunakan tiga atau empat kakinya. Kaki-kaki pada rig ini dapat
dinaikan dan diturunkan, sehingga untuk pengoperasiannya semua kakinya
13
harus diturunkan hingga ke dasar laut. Kemudian, badan dari rig ini
diangkat hingga di atas permukaan air dan memiliki bentuk seperti
platform. Untuk melakukan perpindahan tempat, semua kakinya harus
dinaikan dan badan rignya akan mengapung dan ditarik menggunakan
kapal. Pada operasi pengeboran menggunakan rig jenis ini dapat mencapai
kedalaman lima hingga 200 meter.
14
Gambar 3. 5 Semi-Submersible Rig
6. Drill Ship, merupakan jenis rig yang bersifat mobile dan diletakan di
atas kapal laut, sehingga sangat cocok untuk pengeboran di laut dalam
(dengan kedalaman lebih dari 2800 meter). Pada kapal ini, didirikan
menara dan bagian bawahnya terbuka ke laut (Moon Pool). Dengan
sistem Thruster yang dikendalikan dengan komputer, dapat
memungkinkan sistem ini dapat mengendalikan posisi kapalnya.
Memiliki daya muat yang lebih banyak sehingga sering dipakai pada
daerah terpencil maupun jauh dari daratan.
15
Gambar 3. 7 Drilling Rig
2. Workout Rig
Workover rig ini memiliki fungsi untuk melakukan penutupan sesuatu
terhadap sumur yang telah ada, misalnya berupa perawatan, perbaikan,
penutupan, dan sebagainya.
Pada operasi pemboran, biasanya peralatan yang dipakai terbagi dalam beberapa
sistem. Pembagian sistem tersebut antara lain adalah sebagai berikut (Hughes, 2008):
16
lain: pompa tekanan tinggi untuk memompakan lumpur keluar dan masuk ke
dalam sumur, dan pompa rendah digunakan untuk mensirkulasikan lumpur di
permukaan. Kemudian, peralatan untuk mengkondisikan lumpur: Shale Shaker:
berfungsi untuk memisahkan “solid” hasil pemboran (Cutting) dari lumpur,
Desander: berfungsi untuk memisahkan pasir, Degasser: berfungsi untuk
mengeluarkan gas, Desilter: berfungsi untuk memisahkan partikel padat
berukuran kecil.
17
BAB IV
PEMBAHASAN
18
d. Tekanan formasi naik dikarenakan:
o Proses kompaksi formasi
o Formasi patahan, aquifer
2. Indikasi terjadinya kick:
a. Drilling break
b. Kenaikan volume bit
c. Kenaikan flow indicator
d. Adanya flow walau pompa berhenti
e. Kenaikan rate pompa
f. Perubahan di cutting
Dari ketiga sub komponen diatas, yang kemudian akan disatukan menjadi satu sistem
yang mana tiap – tiap sub komponen memiliki perangkat nya masing – masing yang memiliki
fungsi khusus.
19
4.4.1 Annular Preventer
Sebuah katup besar yang digunakan untuk mengontrol fluida lubang sumur, pada jenis
katup ini, komponen penyegelan menyerupai bentuk seperti donat karet besar yang ditekan
secara mekanis kedalam untuk menutup pipa dengan baik (drill collar, drillpipe, casing, atau
tubing) atau pada di lubang terbuka (openhole). Ditempatkan di paling atas dari susunan BOP
Stack, annular preventer berisi rubber packing element yang dapat menutup lubang annulus
baik lubang dalam keadaan kosong ataupun ada rangkaian pipa bor.
• Pipe Ram
Pipe Ram digunakan untuk menutup lubang bor pada waktu rangkaian pipa
bor berada pada lubang bor. Pipe ram juga merupakan suatu perangkat penyegel
20
dalam pencegah semburan liar dalam segel split yang bertekanan tinggi, dibuat
dengan lubang setengah lingkaran di tepinya (untuk dipasangkan dengan ram
pipa lain yang berlawanan secara horizontal) berukuran agar pas di sekitar pipa
bor.
• Shear Ram
Shear ram merupakan suatu perangkat penutup BOP yang dilengkapi
dengan alat bilah baja yang diperkeras yang dirancang untuk memotong pipa
bora atau tubing saat BOP ditutup, dan kemudian ditutup sepenuhnya untuk
memberikan isolasi atau penyegelan lubang sumur. Sebuah ram geser biasanya
digunakan sebagai upaya terakhir
21
Gambar 4. 5 Shear Ram
untuk mendapatkan kembali kontrol tekanan dari sumur yang mengalir. Shear
Ram digunakan untuk memotong drill pipe dan seal sehingga lubang bor kosong
(open hole), digunakan terutama pada offshore floating rigs.
Gambar 4. 8 Accumulator
23
Gambar 4. 9 Choke Manifold
4.6.2 Kill Line
Kill line ekerja pada BOP stack biasanya berlawanan langsung dengan choke
manifold (dan choke line). Lumpur berat dipompakan melalui kill line kedalam lumpur
bor sampai tekanan hidrostatik lumpur dapat mengimbangi tekanan formasi.
24
5. Floorman melaporkan kejadian kepada company man dan rig Supt
6. Derickman I di rig floor membantu toolpusher dan driller
7. Derickman II dan mud boy I dan cuttingman di tanki lumpur membantu mud
enginer
8. Floorman dan raustabout siapkan alat menyala di flare pit
9. Mud boy II siap di sekitar hopper bersama well cheker
10. Welder, motoris, materialman siapkan alat pemadam kebakaran
11. Chief mekanik, mekanik dan electric siapkan accumulator
12. Semua operator alat berat siap ditempatnya masing-masing
13. Petugas yang bertugas diatas siap siaga dan tunggu perintah
25
i. Kick pada saat tidak ada pipa bor di dalam lubang
- Buka choke line
- Tutup blind ram
- Tutup choke
1. Bongkar preventer.
2. Bersihkan semua bagian, jangan menggunakan sikat kawat pada area penyegelan.
3. Ganti semua segel karet, paking, O-rings, dan packing ram.
4. Perbaiki atau ganti segala bagian – bagian alat besi yang telah rusak.
5. Pasang kembali preventer.
6. Uji ram dan sistem operasinya.
Setiap tahun sistem operasi BOP harus juga di periksa dan di lakukan “pembersihan”.
26
- Lepaskan segel bonnet dari alur segel flange intermediate.
2. Lepaskan penggabungan bonnet
- Sebelum melepas bonnet, lepaskan bagian berikut dari bagian atas rakitan
bonnet/flange intermediet: bleeder gland, bleeder plug, plug pipa NPT 1”, baut
packing plastic, packing plastic, dan valve pemeriksa packing plastic.
- Lekatkan sebuah kabel pengangkat ke mata pengangkat atau sebuah sling ke
seluruh gabungan bonnet, dan terapkan ketegangan untuk menahan gabungan
bonnet agar tidak mengikat ram ganti piston.
- Gunakan kunci pas terbuka atau sabit untuk mengendurkan piston ganti ram.
Jangan gunakan kunci gas pipa, karena dapat merusak pelapisan pada silinder
ganti ram.
- Ketika pistonnya sudah longgar, secara hati – hati pindahkan gabungan bonnet
jauh dari badan BOP dan letakkan pada permukaan kerja yang cocok untuk
pembongkaran selanjutnya.
3. Pembongkaran bonnet
- Lepaskan cincin-O nya, kemudian lepaskan baut dari gabungan bonnet.
- Longgarkan dan lepaskan mur housing sekrup pengunci
4. Pelepasan flange intermediet dari bonnet
- Lepaskan pin pemandu ram, lalu sekrup tutup (cap screws), dan pisahkan bonnet
dari flange intermediet.
- Menggunakan sling dan peralatan pengangkat, lepaskan rakitan flange dari
bonnet.
5. Pelepasan komponen rakitan bonnet
- Lepaskan silinder perubahan ram cincin-O nya, lalu lepaskan silinder dari
bonnet.
- Lepaskan cincin-O dari silinder operasi, lalu lepaskan silinder operasi dari
bonnet. Perhatikan bonnet geser lubang bor besar tidak memiliki silinder operasi
yang terpisah.
- Selanjutnya, lepaskan cincin segel dan pasang cincin dari piston operasi, dan
lepaskan piston dari bonnet.
- Akhirnya, keluarkan segel – segel yang tersisa di dalam bor bonnet, termasuk
menyeka cincin-O dan segel batang bibir dari bonnet.
27
6. Pelepasan segel flange intermediet
Untuk melepaskan segel dapat mengikuti tata dibawah ini :
1. Cincin penahan spirolox
2. Segel penahan ujung bibir
3. Segel ujung bibir (batang penyambung)
4. Cincin cadangan
5. Energizing ring
6. Cincin packing plastic
7. Cincin-O batang piston operasi
28
kemudian pasang segel batang ekor bibir dan sekat cincin-O pada bonnet.
- Tempatkan atau pasang ram piston ubah ke flange cincin-O intermediet dan piston
ram ubah pada tubuh cincin-O.
- Pasang silinder ram ubah kedalam bonnet, masukkan ram piston ubah yang telah
dirakit ke dalam bonnet, untuk piston yang memiliki lubang di sisinya masuk
kedalam sisi yang TERBUKA, dan piston yang dengan lubang ditengah pada sisi
yang TERTUTUP. Catatan: piston diberi cap untuk memudahkan identifikasi, dan
tidak dapat dipertukarkan Perhatian: Lindungi ujung ulir piston ram untuk
mencegah kerusakan ulir atau akumulasi puing.
- Letakkan cincin-O pada silinder operasi, kemudian masukkan silinder operasi
kedalam bor bonnet.
- Komponen bonnet terakhir yang akan di rakit adalah piston operasi, pasang cincin
segel dengan benar dan kemudian masukkan piston kedalam bonnet.
- Ketika perakitan bonnet telah selesai, pasang segel flange intermediet, pertama
letakkan flange intermediet pada permukaan yang bersih, segel dipasang dengan
urutan berikut:
1. Cincin energy kemasan plastic
2. Kemudian segel packing plastic
3. Cincin cadangan
4. Segel penyambungan batan lip
5. Washer
6. Spirolox retaining ring
7. Disisi yang berlawanan pasang operating piston rod ke intermediate flange
O-ring ke sisi bonnet dari flange
8. Masukkan piston perubah ram ke intermediate flange O-Ring
Catatan: selama proses maintenance tau perbaikan, piston model lama bias di
tingkatkan menjadi konfigurasi segel yang lebih baru lagi.
3. Pasang flange pada bonnet
- Pasang intermediate flange ke bonnet dan pastikan bahwa port packing plastic
intermediate flange disisi yang sama dari perakitan sebagai lubang mata pengangkat
bonnet.
- Pasang sekrup tutup melalui bagian bawah dari intermediate flange dan kedalam
bonnet, ketatkan sekrup tutup, menggunakan sebuah pola torsi bolak-balik.
29
Catatan: pastikan bahwa semua segel tidak rusak selama proses pengeratan sekrup
tutup.
4. Pasang packing dan bleeder gland
- Bautkan packing plastic katup penguji kedalam intermediate flange. Masukkan satu
tongkat packing plastic dan pasang baut packing plastic tanpa menerapkan gaya torsi
ke baut. Tutup lubang dengan sebuah pipa plug NPT 1”.
- Pasang bleeder gland dan plug kedalam bonnet
5. Pasang ram piston ganti
- Bautkan pin – pin ram guide kedalam intermediate flange, ketatkan denga
menggunakan sebuah kunci pas pipa.
- Gunakan sebuah sling (tali karet), angkat rakitan bonnet ke posisi disamping tubuh
utama.
- Utas piston ram peubah ke dalam tubuh, dan ketatkan secara aman dan pelan – pelan,
jangan menggunakan kunci pas pipa.
Catatan: pastikan bahwa piston buka dan tutup pada posisi yang semestinya dengan
posisi yang pas pada tubuh BOP.
6. Install baut bonnet, sekrup pengunci dan housing
- Masukkan baut – baut melalui bonnet dan intermediate flange. Dorong cincin-O baut
bonnet diatas utas dan ke undercut.
- Pasang ujung utas yang pendek dari kancing sekrup pengunci kedalam bonnet.
Ketatkan kancing dengan sebuah kunci pas pipa.
- Pasang skrup pengunci kedalam housing, kemudian pasang housing diatas kancing
dengan flat pada housing flange vertical.
- Pasang dan kencangkan mur housing sekrup pengunci.
7. Pasang gasket segel bonnet
- Pasang segel bonnet di dalam flange intermediate, dan lumasi dengan pelumas ram.
- Pastikan garis hidraulik tepat pada tempatnya, kemudian tutup rakitan bonnet
dengan tekanan yang beroperasi.
Catatan: pembawa segel bonnet bisa digunakan di beberapa konfigurasi U BOP.
8. Lakukan pengujian bleed dan pengujian system operasi
- Sambungkan saluran hidraulik ke port “OPEN” dan “CLOSE” pada BOP.
- Dengan longgarnya bleed glands pada bagian atas bonnet, secara alternatif terapkan
30
tekanan sebesar 200 – 300 psi buka dan tutup tekanan operasi. Ini akan
mengeluarkan udara dari sistem operasi.
- Dengan ditutupnya plug bleed, uji sistem operasai dengan menerapkan tekanan buka
dan tutup ke BOP untuk memastikan bahwa piston dan bonnet operasi bekerja
dengan benar.
9. Pasang ram, tutup dan amankan bonnet
- Pasang rakitan ram kedalam batang piston operasi.
- Berikan pelumas di utas dan dibawah kepala dari baut bonnet.
- Kemudian berikan tekanan hidraulik ke koneksi ram terbuka untuk menutup
bonnet.
- Ketika bonnet sudah ditutup, pasang dan putar boat bonnet.
Setelah bonnet di tutup, masukkan tensioner ke baut bonnet, pasang selang bertekanan
tinggi, dan berikan tekanan 30,000 psi untuk memasang baut dengan benar. Membuat mur
kencang. Hilangkan tekanan secara perlahan dan lepaskan tensioner dari baut kap mesin.
Ulangi dengan masing – masing dari tujuh baut bonnet lainnya.
4.10 Analisa Blowout Preventer (BOP)
Kegiatan analisa BOP merupakan pengujian terhadap sistem BOP yang digunakan itu
sendiri, hal ini juga mencakup tentang konstruksi BOP 5k – 13 5/8 SRRA, permasalahan yang
sering terjadi saat pengujian, dampak permasalahan ketika Flange 11 CR 4” dalam kondisi
yang tidak baik. Disini penulis akan membahas satu persatu tentang point – point tersebut.
31
element yang digunakan untuk trayek ini adalah tipe karet alam (natural rubber). Dasar
dari pemilihan pacing element tipe ini adalah kanna lumpur yang digunakan pada
pemboran trayek ini adalah KCL Polimer yang merupakann water base mud. Packing
element tipe karet alam ini dapat diidentifikasikan dari wama strip hitam dan dengan
kode huruf “NR” atau “R”.
Pada susunan BOP SRRA yang di gunakan di sumur X mi di gunakan Single
ram dengan kontruksi dari bawah Blind ram dan pipe ram. Blind ram disini berfungsi
untuk menutup lubang sumur dalam keadaan kosong atau tidak ada pipa dalam lubang.
Sedangkan pipe ram mempunyai fungsi untuk menutup rapat lubang bor yang terdapat
pipa didalamnya sesuai ukuran lingkaran penutup ram dan 9 5/8” sampai 4 ‘/2” hal ini
disesuikan dengan dril pipe yang akan masuk pada trayek ini yaitu 4 1/2”. Ram BOP
yang di gunakan adalah merk Cameron tipe U.
Untuk pemboran di sumun X menggunakan accumulator dengan merek
Koomey tipe 80, dengan working pressure 3000 psi dan jumlah botol 8 botol sunder
dengan ukran 11 galon per botol. Accumulator ini mempunyai tekanan prechange gas
nitrogen sebesan 1200 psi.
1. Masukkan DP + tester plug sampai duduk path CHS isi BOP dengan air dan
tutup annular.
2. Isi unit hingga mencapai tekanan kerja
3. Low pressure test 500 psi ditahan selama 10 menit dengan hasil baik
4. High pressure test 1500 psi ditahan selama 10 menit didapatkan hasil baik
32
5. Buang pressure pada unit pengujian dan buka annular
33
ring joint yang rusak atau kondisi nya sudah tidak memungkinkan untuk digunakan
lagi. Penggantian ring joint pun disarankan.
34
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dari laporan ini maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Blowout Preventer (BOP) adalah suatu serangkaian perangkat yang digunakan untuk
mencegah terjadinya blowout (semburan liar) yang disebabkan oleh terjadinya kick
yang tidak dapat dikendalikan.
2. Sistem BOP sendiri memiliki 3 komponen penting antara lain, BOP Stack,
Accumulator, dan Supporting System (sistem penunjang).
3. Untuk mengatasi kebocoran dilakukan pengencangan baut-baut pada flange HCR 4”
dan penggantian ring joint yang sudah rusak, kemudian dilakukan tes lagi baik low
maupun high pressure test. Kegiatan sebelum operasi pengeboran sangat penting dalam
terlaksananya operasi pengeboran.
4. Dalam pemasangan perangkat peralatan yang benar harus sesuai dengan prosedur dan
pemasangan yang tepat
5. Kegiatan maintenance BOP harus dilaksanakan secara weekly, monthly, maupun
yearly.
5.2 Saran
Untuk Untuk menghindari terjadinya kerusakan pada sistem BOP maka pengecekan
pun harus rutin di lakukan, dan pemeriksaanya harus detil dan on point, dan untuk penangangan
juga harus mengutamakan keselamatan kerja yang mana berarti mengharuskan menggunakan
PPE agar pekerjaan aman.
35
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Ir. Dyah Rini R., M. (2015). Analisa Kegagalan Penanggulangan Kick Dan Terjadinya
Underground Blowout Pa.pdf.
Grace, R. D. (2017). Blowout and well control handbook. In Blowout and Well Control
Handbook. https://doi.org/10.1016/c2016-0-03296-5
Brendon Webb, Liam Zsolt, Justin Zingsheim, and Roger Hammer, Schlumberger, “First
Coiled Tubing Operation in Alaska Requiring 15,000-psi-Rated Well Control Equipment:
A Case History”, Society of Petroleum Engineers, USA: 2017.
Sanny Suprihono, PT Medco E&P Indonesia, “Unlocking Common Approach of Well Control
Equipment for Mechanical Well Service”, Society of Petroleum Engineers, Jakarta,
Indonesia: 2017.