Laporan Pendahuluan Anemia Aplastik
Laporan Pendahuluan Anemia Aplastik
Laporan Pendahuluan Anemia Aplastik
Oleh :
2. Etiologi
Penyebab hampir sebagian besar kasus anemia aplastik bersifat idiopatik
dimana penyebabnya masih belum dapat dipastikan. Namun ada faktor-faktor yang di
duga dapat memicu terjadinya penyakit anemia aplastik ini. Faktor-faktor penyebab
yang dimaksud antara lain :
a. Faktor kongenital (genetik)
Sindrom fanconi yang biasanya disertai kelainan bawaan lain seperti mikrosefali,
strabismus, anomali jari, kelainan ginjal dan lain sebagainya.
b. Zat Kimia
Anemia aplastik dapat terjadi atas dasar hipersensitivitas atau dosis obat berlebihan.
Zat-zat kimia yang sering menjadi penyebab anemia aplastik misalnya benzen,
arsen, insektisida, dan lain-lain. Zat-zat kimia tersebut biasanya terhirup ataupun
terkena (secara kontak kulit) pada seseorang.
c. Obat-obatan
Obat seperti kloramfenikol diduga dapat menyebabkan anemia aplastik. America
edical Association juga telah membuat daftar obat-obat yang dapat menimbulkan
anemia aplastik. Obat-obat yang dimaksud antara lain Azathioprine,
Karbamazepine, Kloramfenikol, Ethosuksimide, Indomethasin, Imunoglobulin
limfosit, Penisilamine, Probenesid, Quinacrine, Obat-obat sulfonamide,
Sulfonilurea, Obat-obat thiazide, Trimethadione.
d. Radiasi
Radiasi dianggap penyebab enemia aplastik karena dapat mengakibatkan kerusakan
pada sel induk atau lingkungan sel induk. Contoh radiasi yang dimaksud adalah
pajanan sinar X yang berlebihan, paparan oleh radiasi berenergi tinggi ataupun
sedang yang berlangsung lama dapat menyebabkan kegagalan sumsum tulang akut
dan kronis sehingga terjadi anemia aplastik.
e. Kelainan Imunologik
Zat anti terhadap sel-sel hemopoetik dan lingkungan mikro dapat menyebabkan
anemia aplastik.
(Mansjoer, 2005).
3. Klasifikasi
Tabel 3.1. Klasifikasi Anemia Aplastik
Anemia Aplastik Seluraritas sumsum tulang <25% atau 25-50% dengan
Berat <30% sel hematopoietik residu, dan
Dua dari tiga kriteria berikut :
- netrofil < 0,5x109/l
- trombosit <20x109 /l
- retikulosit < 20x109 /l
Anemia Aplastik Pasien yang tidak memenuhi kriteria anemia aplastik berat
Bukan Berat atau sangat berat; dengan sumsum tulang yang hiposelular
dan memenuhi dua dari tiga kriteria berikut :
4. Patofisiologi
Penyebab anemia aplastik adalah faktor kongenital, faktor didapat antara lain :
bahan kimia, obat, radiasi, imunologik. Apabila pajanan dilanjutkan setelah tanda
hipoplasia muncul, maka depresi sumsum tulang akan berkembang sampai titik dimana
terjadi kegagalan sempurna dan ireversibel. Abnormalitas mungkin terjadi pada sel
stem, prekusor granulosit, eritrosit dan trombosit, akibatnya terjadi pansitopenia.
Pansitopenia adalah menurunnya sel darah merah, sel darah putih, dan
trombosit. Penurunan sel darah ( anemia ) ditandai dengan menurunnya tingkat
hemoglobin dan hematokrit. Penurunan sel darah merah ( Hemoglobin ) menyebabkan
penurunan jumlah oksigen yang dikirimkan ke jaringan, biasanyaditandai dengan
kelemahan, kelelahan, dispnea, takikardia, ekstremitas dingin dan pucat. Kelainan
kedua setelah anemia yaitu leukopenia atau menurunnya jumlah sel darah putih
(leukosit) kurang dari 4500-10000/mm, penurunan sel darah putih ini akan
menyebabkan agranulositosis dan akhirnya menekan respon inflamasi. Respon
inflamasi yang tertekan akan menyebabkan infeksi dan penurunan system imunitas
fisis mekanik dimana dapat menyerang pada selaput lendir, kulit, silia, saluran nafas
sehingga bila selaput lendirnya yang terkena maka akan mengakibatkan ulserasi dan
nyeri pada mulut serta faring, sehingga mengalami kesulitan dalam menelan dan
menyebabkan penurunan masukan diet dalam tubuh.
Kelainan ketiga setelah anemia dan leukopenia yaitu tromositopenia,
trombositopenia didefinisikan sebagai jumlah trombosit dibawah 100.000/mm3. akibat
dari trombositopenia antara lain ekimosis, ptekie, epistaksis, perdarahan saluran kemih,
perdarahan susunan saraf dan perdarahan saluran cerna. Gejala dari perdarahan saluran
cerna adalah anoreksia, nausea, konstipasi, atau diare dan stomatitis ( sariawan pada
lidah dan mulut ) perdarahan saluran cerna dapat menyebabkan hematemesis melena.
Perdarahan akibat trombositopenia mengakibatkan aliran darah ke jaringan menurun.
5. Manifestasi Klinis
a. Pucat
b. Kelelahan
c. Dispnea
d. Jantung berdebar
e. pusing
f. Lemah
g. Demam
h. Purpura
i. Perdarahan
j. Nafsu makan berkurang
k. Sesak napas
l. Mudah memar
m. Penglihatan kabur
n. Epistaksis
6. Pemeriksaan diagnostik
a. Pemeriksaan darah lengkap disertai diferensial anemia makrositik, penurunan
granulosit, monosit, limfosit. Gambaran darah tepi : menunjukkan pansitopenia dan
limfositosis relative
b. Uji kerusakan kromosom positif untuk anemia fanconi
c. Biopsi sum-sum tulang : menentukan beratnya penurunan elemen sum-sum normal
dan penggantian oleh lemak. Abnormalitas mungkin terjadi pada sel stem, prekusor
granulosit, eritrosit dan trombosit. Akibatnya terjadi pansitopenia (defisiensi semua
elemen sel darah).
7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan medis
1) Terapi Kausal : Terapi kausal adalah usaha untuk menghilangkan agen
penyebab. Hindarkan pemaparan lebih lanjut terhadap agen penyebab yang
tidak diketahui. Akan tetapi hal ini sulit dilakukan karena etiologinya tidak
jelas atau penyebabnya tidak dapat dikoreksi.
b. Pengkajian dasar
1) Aktivitas/Istirahat
2) Sirkulasi
3) Integritas Ego
4) Makanan dan cairan
5) Neurosensori
6) Nyeri / Kenyamanan
7) Pernapasan
8) Keamanan
9) Penyuluhan/pembelajaran
10) Pemeriksaan Diagnostik
11) Rencana Intervensi
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Kurang pengetahuan
tentang faktor pemberat
Kurang pengetahuan
tentang proses penyakit
Diabetes mellitus
Hipertensi
Gaya hidup monoton
Merokok
Faktor biologis
Faktor ekonomi
Ketidakmampuan untuk
mengabsorbsi nutrient
Ketidakmampuan untuk
mencerna makanan
Ketidakmampuan
menelan makanan
Faktor psikologis
Definisi: Ketidakcukupan energi Self Care : ADLs Observasi adanya pembatasan klien
psikologis atau fisiologis untuk Toleransi aktivitas dalam melakukan aktivitas
melanjutkan atau menyelesaikan Konservasi eneergi Kaji adanya faktor yang menyebabkan
aktifitas kehidupan sehari-hari Setelah dilakukan tindakan kelelahan
yang harus atau yang ingin keperawatan selama …. Pasien Monitor nutrisi dan sumber energi yang
bertoleransi terhadap aktivitas dengan adekuat
dilakukan
Kriteria Hasil : Monitor respon kardivaskuler terhadap
aktivitas (takikardi, disritmia, sesak nafas,
Batasan karakteristik: Berpartisipasi dalam aktivitas diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik)
fisik tanpa disertai peningkatan Monitor pola tidur dan lamanya
Respon tekanan darah tekanan darah, nadi dan RR tidur/istirahat pasien
abnormal terhadap Mampu melakukan aktivitas Bantu klien untuk mengidentifikasi
aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri aktivitas yang mampu dilakukan
Respon frekuensi Keseimbangan aktivitas dan Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas
jantung abnormal istirahat yang disukai
terhadap aktivitas Bantu klien untuk membuat jadwal
Perubahan EKG yang latihan diwaktu luang
mencerminkan aritmia Bantu pasien/keluarga untuk
Perubahan EKG yang mengidentifikasi kekurangan dalam
mencerminkan iskemia beraktivitas
Ketidaknyamanan Sediakan penguatan positif bagi yang
setelah beraktivitas aktif beraktivitas
Dipsnea setelah Bantu pasien untuk mengembangkan
beraktivitas motivasi diri dan penguatan
Menyatakan merasa letih Monitor respon fisik, emosi, sosial dan
Menyatakan merasa spiritual
lemah
Faktor yang berhubungan :
Moorhead, S. et al. (2013). Nursing Outcome Classification (NOC) 5th Indonesian Edition.
St. Loui: Mosby
Nurarif, AH. & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda NIC-NOC Edisi Revisi 2. Jogjakarta: Penerbit Mediaction
Tanto, C., dkk. (2014). Kapita selekta kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
Price, Sylvia. (2005). Patofisiologis : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta : EGC
WEB OF CAUTION ANEMIA APLASTIK
Anemia Hb < 12-16 gr/dl Leucopenia (leukosit <4500-10.000/mm3 Trombositopenia (platelet <100.000/mm3
Sirkulasi oksigen yang dikirim ke Sel darah putih menurun Gangguan pembekuan darah
jaringan menurun
Kelemahan dan kelelahan Pucat, ekstremitas Agranulositosis Perdarahan :
dingin - Ekinosis/ ptekie
- Epistaksis
Intoleransi aktivitas Respon inflamasi tertekan - Perdarahan ssp
Ketidakefektifan - Perdarahan
perfusi jaringan saluran kemih
perifer Resiko
MK : Intoleransi aktivitas Berpengaruh pada pertahanan - Perdarahan
NOC : infeksi fisis mekanis saluran cerna
Energy conservation
Activity tolerance Ulserasi pada mukosa mulut dan faring
MK : Ketidakefektifan Aliran darah ke
Self care ADLs
perfusi jaringan perifer jaringan
NIC : menurun
NOC : Nyeri mulut dan faring
Observasi adanya Circulation status
pembatasan klien Tissue perfusion cerebral Kesulitan menelan
dalam melakukan Ketidakefekti
NIC :
aktivitas fan perfusi
manajemen sensasi perifer Anoreksia
Kaji adanya faktor jaringan
yang menyebabkan Monitor adanya daerah perifer
kelelahan tertentu yang hanya Penurunan masukan diet dalam tubuh
Monitor respon peka terhadap panas/
kardivaskuler dingin/tajam/tumpul Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
terhadap aktivitas Instruksikan keluarga kebutuhan tubuh
Bantu klien untuk untuk mengobservasi
membuat jadwal
kulit jika ada lesi atau
latihan diwaktu luang
laserasi
Bantu pasien untuk
mengembangkan Diskusikan mengenai
motivasi diri dan penyebab perubahan
penguatan sensasi
Monitor respon
fisik, emosi, sosial dan
spiritual
MK : Resiko Infeksi MK : Ketidakseimbangan nutrisi
NOC : kurang dari kebutuhan tubuh
Immune status NOC :
Knowledge: Infection control Nutitional status : food and fluid intake,
Risk control nutrient intake
NIC : Weight control
Infection Control NIC :
- Bersihkan lingkungan setelah dipakai Nutrition management
pasien lain - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
- Pertahankan teknik isolasi menentukan jumlah kalori dan nutrisi
- Batasi pengunjung bila perlu yang dibutuhkan pasien
- Cuci tangan sebelum dan sesudah - Berikan makanan yang terpilih
tindakan keperawatan (konsultasi dengan ahli gizi)
- Berikan terapi antibiotic bila perlu Nutrition monitoring
- Monitor tanda dan gejala infeksi - Monitor adanya penurunan BB
sistemik dan local - Monitor interaksi anak selama makan
- Ajarkan pasien dan keluarga tanda - Monitor turgor kulit, rambut kusam,
dan gejala infeksi mudah patah,
- Monitor pucat, kemerahan dan
kekeringan jaringan konjngtiva
DAFTAR PUSTAKA