Pertemuan 5
Pertemuan 5
Pertemuan 5
Fungsi dua variabel 𝑓(𝑥, 𝑦) dengan turunan parsial 𝑓𝑥 (𝑥, 𝑦)𝑑𝑎𝑛 𝑓𝑦 (𝑥, 𝑦) mengukur laju
perubahan (kemiringan garis singgung) pada arah-arah sejajar sumbu−𝑥 dan sumbu −𝑦. Laju
perubahan 𝑓 pada sebarang arah dengan konsep turunan berarah yang dihubungkan dengan gradien
dan sebaiknya menggunakan cara penulisan vektor.
Misalkan 𝑝 = (𝑥, 𝑦) dengan 𝑖 𝑑𝑎𝑛 𝑗 adalah vektor-vektor satuan pada arah-arah 𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑦
positif maka dua turunan parsial dapat dituliskan sebagai berikut:
𝑓(𝑝 + ℎ) − 𝑓(𝑝)
𝑓𝑥 (𝑝) = lim
ℎ→0 ℎ
𝑓(𝑝 + ℎ) − 𝑓(𝑝)
𝑓𝑦 (𝑝) = lim
ℎ→0 ℎ
Untuk memperoleh konsep maka hanyalah menggantikan 𝑖 𝑑𝑎𝑛 𝑗 dengan suatu vektor satuan
sebarang 𝑢.
Definisi:
Untuk tiap vektor satuan 𝑢, misalkan:
𝑓(𝑝 + ℎ) − 𝑓(𝑝)
𝐷𝑢 𝑓(𝑝) = lim
ℎ→0 ℎ
Limit ini, jika ada disebut turunan berarah 𝑓 𝑑𝑖 𝑝 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑢
Diperoleh:
𝐷𝑖 𝑓(𝑝) = 𝑓𝑥 (𝑝) 𝑑𝑎𝑛 𝐷𝑗 𝑓(𝑝) = 𝑓𝑦 (𝑝)
Hal ini karena 𝑝 = (𝑥, 𝑦) menggunakan cara penulisan 𝐷𝑢 𝑓(𝑥, 𝑦)
Contoh:
1. Jika 𝑓(𝑥, 𝑦) = 4𝑥 2 − 𝑥𝑦 + 3𝑦 2 maka tentukan turunan berarah 𝑓 di (2, −1) pada vektor
𝑎 = 4𝑖 + 3𝑗
𝜋
2. Tentukan turunan berarah fungsi 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) = 𝑥𝑦 sin 𝑧 𝑑𝑖 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 (1, 2, 2 ) pada arah vektor
𝑎 = 𝑖 + 2𝑗 + 2𝑘
Penyelesaian:
1. 𝑓(𝑥, 𝑦) = 4𝑥 2 − 𝑥𝑦 + 3𝑦 2 di (2, −1) pada vektor 𝑎 = 4𝑖 + 3𝑗 maka:
4 3
vektor satuan 𝑢 pada arah 𝑎 = ( )𝑖 + ( )𝑗
√42 + 32 √42 + 32
4 3
=( )𝑖 + ( )𝑗
√25 √25
4 3
= 𝑖+ 𝑗
5 5
dan
𝑓𝑥 (𝑥, 𝑦) = 8𝑥 − 𝑦
𝑓𝑦 (𝑥, 𝑦) = −𝑥 + 6𝑦
sehingga:
𝑓𝑥 (2, −1) = 17 𝑑𝑎𝑛 𝑓𝑦 (2, −1) = −8
diperoleh:
4 3 4 3 44
𝐷𝑢 𝑓 (2, −1) = 〈 , 〉 ∙ 〈17, −8〉 = (17) + (−8) =
5 5 5 5 5
𝜋
2. 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) = 𝑥𝑦 sin 𝑧 𝑑𝑖 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 (1, 2, 2 ) pada arah vektor 𝑎 = 𝑖 + 2𝑗 + 2𝑘 maka:
sehingga:
𝜋 𝜋 𝜋
𝑓𝑥 (1, 2, ) = 2, 𝑓𝑦 (1, 2, ) = 1 𝑑𝑎𝑛 𝑓𝑧 (1, 2, ) = 0
2 2 2
diperoleh:
𝜋 1 2 2 4
𝐷𝑢 𝑓 (1, 2, ) = (2) + (1) + (0) =
2 3 3 3 3
Teorema B:
Suatu fungsi bertambah secara paling cepat di 𝑝 pada arah gradien (dengan laju ‖∇𝑓(𝑝)‖)
dan berkurang secara paling cepat pada arah berlawanan (dengan laju −‖∇𝑓(𝑝)‖).
Contoh:
Andaikan seekor kutu berada pada parabolaida hiperbolik 𝑧 = 𝑦 2 − 𝑥 2 di titik (1, 1, 0).
Pada arah mana kutu tersebut seharusnya bergerak untuk panjatan yang paling curam dan
berapa kemiringan pada waktu memulainya?
Penyelesaian:
Misalkan 𝑓(𝑥, 𝑦) = 𝑦 2 − 𝑥 2 maka:
𝑓𝑥 (𝑥, 𝑦) = −2𝑥
𝑓𝑦 (𝑥, 𝑦) = 2𝑦
sehingga:
∇𝑓(1, 1) = 𝑓𝑥 (1, 1)𝑖 + 𝑓𝑦 (1, 1)𝑗 = −2𝑖 + 2𝑗
Kutu bergerak mulai dari (1, 1, 0) pada arah −2𝑖 + 2𝑗 dengan kemiringan sebesar:
‖−2𝑖 + 2𝑗‖ = √(−2)2 + 22 = √8 = 2√2
Teorema C:
Gradien dari 𝑓 di titik 𝑝 yaitu tegak lurus terhadap kurva ketinggian 𝑓 yang melalui 𝑝
Contoh:
𝑥2
Untuk ellips 𝑧 = + 𝑦 2 maka tentukan persamaan kurva ketinggiannya melalui titik 𝑃(2, 1)
4
Penyelesaian:
Kurva ketinggian dari ellips yang berpadanan terhadap bidang 𝑧 = 𝑘 mempunyai persamaan
𝑥2
+ 𝑦 2 = 𝑘. Untuk mencari nilai 𝑘 pada kurva ketinggian yang melalui 𝑃 maka substitusi
4
(2, 1) 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 (𝑥, 𝑦) dan mendapatkan 𝑘 = 2, sehingga persamaan kurva ketinggian berupa
ellips yaitu:
𝑥2
+ 𝑦2 = 2
4
𝑥2 𝑦2
+ =1
8 2
𝑥2
selanjutnya, misalkan 𝑓(𝑥, 𝑦) = + 𝑦 2 maka:
4
𝑥
𝑓𝑥 (𝑥, 𝑦) =
2
𝑓𝑦 (𝑥, 𝑦) = 2𝑦
Gradien di 𝑃(2, 1) yaitu:
∇𝑓(2, 1) = 𝑓𝑥 (2, 1)𝑖 + 𝑓𝑦 (2, 1)𝑗 = 𝑖 + 2𝑗
Contoh:
Jika suhu pada sebarang titik dalam suatu benda homogen diberikan oleh 𝑇 = 𝑒 𝑥𝑦 − 𝑥𝑦 2 −
𝑥 2 𝑦𝑧 maka kemana arah yang memberikan penurunan suhu terbesar di titik (1. −1, 2)?
Penyelesaian:
Penurunan suhu terbesar di (1. −1, 2) adalah dalam arah negative gradien di titik tersebut
∇𝑇 = (𝑦𝑒 𝑥𝑦 − 𝑦 2 − 2𝑥𝑦𝑧)𝑖 + (𝑥𝑒 𝑥𝑦 − 2𝑥𝑦 − 𝑥 2 𝑧)𝑗 + (−𝑥 2 𝑦)𝑘
sehingga −∇𝑇 𝑑𝑖 (1, −1, 2) diperoleh:
(𝑒 −1 − 3)𝑖 − 𝑒 −1 𝑗 − 𝑘
Soal-soal:
1. Tentukan turunan berarah dari 𝑓(𝑥, 𝑦) = 𝑥 2 + 𝑦 2 di (1,2) dalam arah vektor 𝑢 =
(0,6 , 0,8)
2. Tentukan turunan berarah dari 𝑓 di titik 𝑝 dalam arah 𝑎:
a. 𝑓(𝑥, 𝑦) = 𝑥 2 𝑦; 𝑝 = (1, 2); 𝑎 = 3𝑖 − 4𝑗
b. 𝑓(𝑥, 𝑦) = 2𝑥 2 + 𝑥𝑦 − 𝑦 2 ; 𝑝 = (3, −2); 𝑎 = 𝑖 − 𝑗
𝜋
c. 𝑓(𝑥, 𝑦) = 𝑒 𝑥 sin 𝑦 ; 𝑝 = (0, 4 ) ; 𝑎 = 𝑖 + √3𝑗