Ayeni Hafiraningsih (211015201083)
Ayeni Hafiraningsih (211015201083)
Ayeni Hafiraningsih (211015201083)
DISUSUN OLEH :
AYENI HAFIRANINGSIH
NIM : 211015201083
Dosen Pengampu :
RESY CITRA M, S.ST, M.KEB
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-
Nya penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Pentingnya Refleksi Kritis Dalam
Pelayanan Kebidanan”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah “Pelayanan
Profesi Kebidanan”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi
sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi mahasiswa dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Ayeni Hafiraningsih
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. Berpikir Kritis/Critical Thinking Dalam Pelayanan Kebidanan..............................3
B. Unsur-Unsur Berpikir Kritis Dalam Pelayanan Kebidanan....................................3
C. Konsep Berpikir Kritis Dalam Pelayanan Kebidanan.............................................4
D. Argumentasi Kebidanan Dalam Asuhan Kebidanan...............................................5
E. Clinical Reasoning Dalam Argumentasi dan Berpikir Kritis Kebidanan................7
F. Hubungan Clinical Reasoning Dalam Logika Pelayanan Kebidanan.....................8
G. Pencatatan dan Pelaporan Clinical Reasoning Pelayanan Kebidanan.....................9
DAFTAR PUSTAKA
ii
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen asuhan kebidanan merupakan suatu proses pemecahan masalah
dalam kasus kebidanan yang dilakukan secara sistematis. Sebagai seorang profesi bidan
harus memanfaatkan kompetensinya, sumber daya pikirnya untuk berpikir kritis agar
menegakkan suatu diagnosa kebidanan yang tepat sehingga tercapai pengambilan
keputusan dan menghasilkan asuhan yang bermutu. Kajian ini bertujuan untuk
menganalisis salah satu kemampuan yang harus dimiliki seorang profesi bidan yaitu
berpikir kritis. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah dengan melakukan
analisis dan kajian pustaka terhadap beberapa referensi yang mendukung. Beberapa
referensi dikutip dan dikaji kemudian dibuat analisisnya terkait dengan topic kajian ini.
Berpikir kritis merupakan seni, gambaran sikap sebagai bidan dalam menganalisis,
mengevaluasi sesuatu yang ia lihat, mengklarifikasi yang di dengar, metode pengetahuan
untuk berfikir logis dan berargumen serta aplikasi dari ilmu yang dipahami untuk
membuat suatu keputusan dan memutuskan sesuatu setelah hal tersebut ia yakini. Setelah
keputusan terbentuk maka bidan dapat bejalan ketahap tindakan dalam manajemen
asuhan kebidanan. Setiap melakukan tindakan manajemen asuhan kebidanan, seorang
profesi bidan selalu berpikir kritis dan menjelaskan tujuan dari setiap tindakan tersebut.
Proses manajemen kebidanan tersebut merupakan proses yang khas, terdiri dari tindakan
perencanaan, pengorganisasian pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran- sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan
sumberdaya manusia dan sumber- sumber lainnya.
Pilar seorang bidan yang terdapat pada kerangka kerja menurut ICM (2015)
adalah pengetahuan, keahlian dalam melaksanakan pelayanan asuhan kepada bayi baru
lahir, wanita, keluarga sepanjang kehidupannya. Pengetahuan yang ada bisa menjadi
pondasi untuk melakukan suatu keahlian jika dilakukan sesuai tujuan dan setiap
bertindak harus diiringi dengan berpikir kritis dengan menjawab setiap pertanyaan
“mengapa” dan “kenapa” saat bertindak. Oleh karena itu data pasien menjadi dasar
informasi untuk dmenegakkan dignosa yang akan mempengaruhi pola piker bidan untuk
1
berencana, melaksanakan dan evaluasi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Berpikir Kritis/Critical Thinking Dalam Pelayanan Kebidanan ?
2. Bagaimana Unsur-Unsur Berpikir Kritis Dalam Pelayanan Kebidanan ?
3. Bagaimana Konsep Berpikir Kritis Dalam Pelayanan Kebidanan ?
4. Bagaimana Argumentasi Kebidanan Dalam Asuhan Kebidanan ?
5. Bagaimana Clinical Reasoning Dalam Argumentasi dan Berpikir Kritis Kebidanan ?
6. Bagaimana Hubungan Clinical Reasoning Dalam Logika Pelayanan Kebidanan ?
7. Bagaimana Pencatatan dan Pelaporan Clinical Reasoning Pelayanan Kebidanan ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Berpikir Kritis/Critical Thinking Dalam Pelayanan
Kebidanan.
2. Untuk Mengetahui Unsur-Unsur Berpikir Kritis Dalam Pelayanan Kebidanan.
3. Untuk Mengetahui Konsep Berpikir Kritis Dalam Pelayanan Kebidanan.
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Argumentasi Kebidanan Dalam Asuhan Kebidanan.
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Clinical Reasoning Dalam Argumentasi dan Berpikir
Kritis Kebidanan.
6. Untuk Mengetahui Bagaimana Hubungan Clinical Reasoning Dalam Logika Pelayanan
Kebidanan.
7. Bagaimana Pencatatan dan Pelaporan Clinical Reasoning Pelayanan Kebidanan.
BAB II
PEMBAHASAN
Cara kedua adalah menulis dengan kritis. Seorang profesi bidan yang telah
melakukan membaca dengan kritis harus menuliskan semua pemahaman yang ada
dalam bentuk tulisan. Salah satu contohnya adalah dokumentasi dalam manajemen
asuhan kebidanan. Dokumentasi tersebut merupakan suatu media bagi profesi bidan
untuk menuangkan semua asuhan yang telah diberikan dan menjadi acuan untuk
asuhan berikutnya.
Cara ketiga adalah meningkatkan analisis dari yang dibaca dan ditulis. Asuhan
kebidanan yang telah dituliskan dapat menjadi bahan diskusi untuk dievaluasi atau
mencari penyelesainan masalah atau mendiskusikan hal terburuk yang mungkin
terjadi.
4. Mengembangkan kemampuan observasi
Cara keempat adalah mengembangkan kemampuan observasi. Observasi atau
mengamati suatu kondisi klien akan memudahkan seorang profesi bidan untuk
menarik kesimpulan dari kondisi klien yang diamati. Pengamatan tersebut dikritisi
dan pengamatan yang ia dapatkan bisa menjadi acuan untuk menarik kesimpulan
yang berdampak pada pembuaan keputusan.
5. Meningkatkan rasa ingin tahu
Cara kelima yaitu meningkatkan rasa ingin tahu, kemampuan bertanya dan
refleksi.Pengajuan pertanyaan yang bermutu yaitu pertanyaan yang tidak memiliki
jawaban benar atau salah atau pertanyaan yang mengharuskan seorang profesi bidan
menjelaskan sehingga memperbanyak berpikir. Berpikir kritis dan argumentasi
memungkinkan perawat dan atau bidan untuk memenuhi kebutuhan klien sesuai
dengan data yang ia dapatkan, mampu mempertimbangkan alternatif, sehingga
asuhan kebidanan dan perawatan klien berkualitas tinggi dan berpikir reflektif berarti
bidan bukan hanya menerima laporan dan tugas melakukan asuhan kebidanan
lanjutan tanpa pemahaman yang signifikan dan evaluasi. Praktisi terampil dapat
berpikir kritis untuk melakukan argumentasi karena mereka memiliki keterampilan
kognitif dengan mencari informasi, diskriminasi, menganalisis, mengubah
pengetahuan, prediksi/asumsi, menerapkan Standar, dan alasan-alasan logis.
Kemampuan bidan untuk berpikir kritis dapat dipengaruhi oleh usia, lama
pendidikan dengan peningkatan jenjang pendidikan.
Berpikir kritis berdampingan dengan berpikir kreatif, artinya kemampuan
berpikir seorang bidan untuk membuat hubungan yang baru dan yang lebih berguna
dari informasi yang sebelumnya sudah diketahui oleh bidan. Bidan melakukannya
dengan cara membangkitkan sejumlah besar ide-ide, menerima hal yang baru dan
tidak cepat mengambil keputusan.
A. Kesimpulan
Berpikir kritis dalam pelayanan kebidanan menggambarkan bahwa seorang
bidan tersebut memiliki basis pengetahuan dan kemampuan untuk menganalisis dan
mengevaluasi pengetahuan terbaru, mengaplikasikan logika dan rasionalnya untuk
mengambil sutu keputusan klinis. Berpikir kritis diiringi pengalaman bidan maka
akan meminimalkan atau tidak adanya kesalahan, bekerjasama dengan tenaga
kesehatan lain akan menjadikan bidan lebih memahami kebutuhan klien.
Bidan menerapkan setiap kegiatan manajemen asuhan kebidanan selalu
menggunakan penalaran, berpikir kritis. Hal ini dapat dilakukan evaluasi. Evaluasi
merupakan proses pengukuran pencapaian tujuan yang diinginkan dengan
menggunakan metode yang teruji validitas dan reliabilitasnya.
Beberapa penelitian mengevaluasi kemampuan berpikir kritis dari aspek
ketrampilan intelektual seperti ketrampilan menganalisis, mensintesis, dan
mengevaluasi dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang berbasis taxonomi
Bloom. Sedangkan tujuan pengajaran berpikir kritis meliputi ketrampilan dan
strategi kognitif, serta sikap.
12
DAFTAR PUSTAKA
Aldina Ayunda Insani, Ayu Nurdiyan, Yulizawati, Dkk. Berpikir Kritis” Dasar Bidan
Dalam Manajemen Asuhan Kebidanan. Jurnal Prodi S1 Kebidanan FK-UNAND. 2016.
http://www. jom.fk.unand.ac.id
Jefford, E., Kathleen Fahy & Deborah Sundin. 2011. Decision-Making Theories And
Their Usefulness To The Midwifery Profession Both In Terms Of Midwifery Practice
And The Education Of Midwifes. International Journal Of Nursing Practice, 17 (3),
Pp. 246-253.
Lai, Emily.R. 2011. Critical Thinking : A Literature Review Research Report. Pearson.
Available At http://images.pearsonassessments.com/image
s/tmrs/criticalthinkingreviewfinal.pdf
13