TURNITIN
TURNITIN
TURNITIN
Oleh :
LEVI ANGGRAINI
NIM : P031913411057
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
4) Perut wanita hamil tumbuh hari demi hari, dan pada usia kehamilan 6
bulan, bagian atas rahim setinggi dekat pusat.
5) Sifat ibu berubah. Misalnya ibu-ibu suka makan asam seperti rujak,
mudah tersinggung, dan lain-lain, itu hal yang wajar.
2.4 Anemia
Anemia pada ibu hamil adalah keadaan dimana seorang ibu hamil
mengalami defisiensi zat besi dalam darahnya (Rismawati & Rohmatin,
2017). Anemia defisiensi zat besi adalah penurunan jumlah sel darah merah
dalam darah yang disebabkan oleh zat besi yang terlalu sedikit. Kekurangan
zat besi adalah alasan yang sangat normal dari anemia. Zat besi adalah
komponen mendasar bagi tubuh dan dibutuhkan untuk pembentukan sel darah
merah . Kebutuhan zat besi meningkat selama kehamilan karena digunakan
untuk membentuk sel dan jaringan baru, termasuk jaringan otak janin.
Zat besi merupakan unsur penting dalam pembentukan hemoglobin
dalam sel darah merah. Hemoglobin mengikat oksigen dan mengantarkan
oksigen ke seluruh sel jaringan dalam tubuh, termasuk otot dan otak. Jika
seorang ibu hamil tidak memiliki cukup hemoglobin, maka dikatakan bahwa
ibu hamil tersebut mengalami anemia atau kekurangan darah (Kemenkes RI,
2020). Ibu hamil dikatakan mengalami anemia apa bila kadar Hb ≤11 g/dl.
Anemia dapat dikelompokkan kedalam tiga kategori yakni, dikatakan anemia
ringan apabila kadar hemoglobin dalam darah berkisar pada 9-10 gr , anemia
sedang apabila kadar hemoglobin dalam darah berkisar pada 7-8 gr , dan
anemia berat apabila kadar hemoglobin dalam darah kurang dari 7 gr
(WHO,2012).
Anemia disebabkan oleh berbagai penyebab, seperti kekurangan zat
besi, kekurangan asam folat, vitamin B12 dan protein. Salah satu penyebab
utama disebabkan oleh produksi/kualitas sel darah merah dan kehilangan
darah secara akut atau kronis (Kemenkes RI, 2018).
Ada 3 penyebab anemia, yaitu:
1) Defisiensi zat gizi
Asupan hewani dan nabati rendah, merupakan makanan sumber zat
besi yang berperan penting dalam produksi hemoglobin (sebagai
komponen sel darah merah/eritrosit). Nutrisi lain yang berperan penting
dalam produksi hemoglobin termasuk asam folat dan vitamin B12.
Penderita penyakit infeksi kronis seperti TBC, HIV/AIDS dan tumor
ganas sering menderita anemia karena kurangnya asupan gizi atau akibat
dari infeksi itu sendiri.
2) Perdarahan (Loss of blood volume)
Pendarahan dari kecelakaan dan trauma atau cedera yang
menyebabkan penurunan kadar Hb. Keluarnya darah saat haid yang
lama dan berlebihan.
3) Hemolitik
Perdarahan pada penderita malaria kronis karena terjadi hemolisis
dan zat besi menumpuk di organ seperti hati dan limpa (hemosiderosis)
di organ tubuh, seperti hati dan limpa. Pada penderitaThalasemia,
kelainan darah terjadi secara genetik yang menyebabkan anemia karena
sel darah merah/eritrosit cepat pecah, sehingga mengakibatkan
akumulasi zat besi dalam tubuh.
Gejala yang paling umum pada pasien anemia adalah 5L (Lesu, Letih,
Lemah, Lelah, Lalai), disertai sakit kepala dan pusing, mata berkunang-
kunang, mudah mengantuk, cepat lelah serta sulit berkonsentrasi. Secara
klinis penderita anemia ditandai dengan “pucat” pada muka, kelopak mata,
bibir, kulit, kuku, dan telapak tangan (Kemenkes RI, 2020).
Ibu hamil anemia dapat mengakibatkan :
1) Meningkatkan risiko penghambatan pertumbuhan janin (PPJ), kelahiran
prematur, berat badan lahir rendah, dan gangguan perkembangan masa
kanak-kanak (termasuk keterlambatan perkembangan dan gangguan
neurokognitif).
2) Perdarahan sebelum dan selama persalinan dapat mengancam
keselamatan ibu dan bayi.
3) Bayi dengan cadangan zat besi (Fe) yang rendah saat lahir akan terus
menderita anemia pada masa bayi dan masa bayi.
4) Meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas neonatus dan bayi
Pemberian zat besi merupakan salah satu syarat pelayanan kesehatan
kunjungan ibu hamil yang keempat pada ibu hamil. Zat besi merupakan
mineral yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk sel darah merah
(hemoglobin). Pada ibu hamil, zat besi berperan penting sebagai
perkembangan janin. Selama kehamilan, asupan zat besi harus ditambah
mengingat selama kehamilan, volume darah dalam tubuh ibu meningkat.
Sehingga, untuk dapat terus memenuhi kebutuhan ibu dan memasok makanan
dan oksigen ke janin melalui plasenta, diperlukan asupan zat besi yang lebih
banyak (Wijayanti & Fitriani, 2019).
Upaya pencegahan dan pengendalian anemia dilakukan dengan
memastikan kecukupan asupan zat besi ke dalam tubuh untuk meningkatkan
produksi hemoglobin. (Kemenkes RI, 2018). Upaya yang dapat dilakukan
yaitu:
1) Meningkatkan makanan asupan sumber zat besi dengan pola makanan
bergizi seimbang, yang terdiri dari berbagai sumber makanan, terutama
sumber makanan hewani yang kaya akan zat besi (besi heme) dalam
jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan di AKG. Selain itu sumber
makanan nabati juga kaya akan zat besi, malaupun penyerapannya lebih
rendah daripada sumber makanan hewani. Contoh makanan sumber
hewani yang kaya akan zat besinya seperti, hati, ikan, daging dan
unggas, sedangkan dari nabati seperti sayuran yang berwarna hijau tua
dan kacang-kacangan. Untuk meningkatkan penyerapan zat besi dari
sumber nabati harus mengonsumsi buah-buahan yang mengandung
vitamin C, seperti jeruk, jambu. Penyerapan zat besi dapat dihambat
oleh zat lain, seperti tannin, fosfor, serat, kalsium, dan fitat.
2) Fortifikasi menambahkan setidaknya satu atau lebih nutrisi ke makanan
untuk meningkatkan nilai gizinya. Karena penambahan nutrisi dilakukan
dalam industri makanan, disarankan untuk membaca label kemasan
untuk melihat apakah bahan makanan tersebut diperkaya dengan zat
besi. Salah satu sumber pangan Indonesia yang kaya akan zat besi
adalah tepung terigu. Zat besi dan vitamin mineral lainnya juga dapat
ditambahkan ke makanan yang disajikan di rumah dalam bentuk bubuk
nutrisi, atau juga dikenal sebagai bubuk mikronutrien ganda.
3) Suplementasi zat besi Dalam keadaan dimana zat besi dari makanan
tidak cukup untuk kebutuhan zat besi, itu harus diperoleh dari
suplementasi zat besi. Pemberian suplemen zat besi secara terus
menerus dalam jangka waktu tertentu bertujuan agar kadar hemoglobin
cepat meningkat, dan simpanan zat besi tubuh harus terus ditingkatkan.
2.5 Pengetahuan Anemia
Pengetahuan ibu hamil tentang anemia adalah semua yang ibu hamil
ketahui tentang anemia. Pengetahuan tentang anemia akan mengarahkan ibu
hamil untuk memiliki pandangan positif terhadap program pencegahan
anemia, termasuk suplementasi zat besi (Fetty, 2021).
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoadmodjo (2007)
pengetahuan tergantung dari faktor-faktor antara lain:
2.6 Media
Media massa adalah segala sarana atau upaya untuk menyajikan pesan
atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui
media cetak, elektronik (televisi, radio, komputer, dll) maupun media
eksternal, sehingga sasaran dapat menambah pengetahuannya yang pada
akhirnya dapat meningkatkan pengetahuannya. Sehingga terjadi peubahaan
perilaku dalam tren kesehatan yang lebih positif (Jatmika et al., 2019) Jenis-
jenis media ini dibagi menjadi 3, yaitu:
1) Media cetak adalah media statis yang mengutamakan pesan visual.
Media cetak biasanya terdiri dari gambar yang terdiri dari beberapa kata,
gambar, atau foto berwarna. Berbagai jenis media cetak, seperti poster,
flyer, brosur, majalah, koran, flip chart, stiker, dan brosur.
2) Media elektronik adalah media dinamis yang bergerak dan dapat dilihat
dan didengar karena menyampaikan pesan melalui bantuan elektronik.
Berbagai jenis media elektronik seperti TV, radio, film, video film,
kaset, CD, VCD, dll.
3) Media luar ruang, yaitu media yang umumnya secara statis mengirimkan
pesan di luar ruangan melalui media cetak dan elektronik, misalnya
baliho, spanduk, pameran, spanduk, dan televisi layar lebar.
Dalam prakteknya, promosi kesehatan tidak terlepas dari media. Karena
informasi kesehatan yang disampaikan melalui media ini menjadi menarik dan
mudah dipahami, sehingga target dapat dengan mudah menerima informasi
yang disampaikan (Jatmika et al., 2019). Setiap media dan metode memiliki
keunggulan dan kelemahan yang jika digabungkan satu sama lain akan saling
melengkapi dan melengkapi. Berdasarkan penelitian Jalambo et al (2018),
intervensi edukasi berupa ceramah, diskusi, poster, video, booklet, dan brosur
terbukti meningkatkan kepatuhan konsumsi TTD remaja putri.
2.7 Poster
Poster adalah pesan singkat berupa gambar dengan tujuan agar
seseorang tertarik pada sesuatu atau membuat seseorang melakukan sesuatu.
Dengan demikian, poster juga bertujuan untuk mengingatkan pembaca akan
tindakan tertentu dan membimbingnya sesuai dengan keinginan komunikator.
Poster memiliki beberapa karakteristik, diantaranya yaitu dinamis dan
menonjolkan kualitas, desain sederhana dan menggunakan kata-kata yang
singkat, konten dan desain poster sederhana, sehingga tidak diperlukan
pengamatan yang kuat bagi pembaca poster.
Pada dasarnya poster merupakan media yang menekankan pada
kekuatan informasi, efek visual, dan warna yang dapat mempengaruhi
perilaku dan sikap seseorang ketika melakukan sesuatu. Pada prinsipnya
poster yang digunakan dalam pendidikan adalah gagasan yang diwujudkan
dalam bentuk ilustrasi objek gambar yang disederhanakan dan dibuat dalam
ukuran besar. Tujuannya adalah untuk menarik perhatian, membujuk,
memotivasi atau memperingatkan tentang sudut pandang utama, fakta atau
peristiwa (Sumartono & Hani Astuti, 2018). Karena fungsinya tersebut,
membuat poster menarik secara visual ketika Anda ingin menarik perhatian
pembaca. Oleh karena itu, poster dapat didefinisikan sebagai kombinasi
visual dari desain yang kuat dengan warna dan pesan. Penggunaan umum
untuk poster adalah motivasi, peringatan, dan pengalaman kreatif.
Kelebihan media poster adalah biaya produksi relatif murah , desain
menarik yang mudah dipahami, Mudah ditemukan di tempat-tempat umum
dan untuk kekurangan dari media poster yaitu cakupan audiens terbatas
membutuhkan keterampilan dan kreatifitas untuk membuatnya, membutuhkan
keahlian mendesain atau menggambar.
Pada penelitian yang lakukan oleh Sumartono, dan Hani Astuti pada
tahun 2018 tentang Penggunaan Poster Sebagai Media Komunikasi
Kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas media poster
sebagai media komunikasi kesehatan. Hasil penelitian ini dapat diartikan
bahwa media poster efektif digunakan sebagai salah satu media komunikasi
kesehatan. Karena poster memiliki tampilan yang menarik baik berupa
gambar, warna maupun isi pesan yang bermanfaat.
Berdasarkan penelitian Pengaruh Media Poster Terhadap Kepatuhan
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Apotek Sahabat Denpasar Bali yang
dilakukan oleh (Arviani & Oktianti, 2018) Hasil penelitian ini adalah setelah
kelompok intervensi diberikan informasi obat didapatkan nilai p value 0,001
sehingga media poster berpengaruh terhadap kepatuhan pasien diabetes
mellitus, terjadinya peningkatan tingkat kepatuhan ini kemungkinan karena
faktor media poster sebagai salah satu media yang dapat meningkatkan
kepatuhan minum obat.
BAB III
Karakteristik ibu
hamil : Tingkat
Pendidikan Ibu
Hamil, Usia
kehamilan
Keterangan :
Variabel Terikat (Dependen) : Pengetahuan anemia dan kepatuhan ibu hamil
konsumsi TTD.
Variabel Bebas (Independen) : Penyuluhan dengan media poster lembar checklist.
Variabel Pengganggu (Confounding) : Karakteristik ibu hamil : Umur ibu hamil,
Tingkat pendidikan ibu hamil, dan usia kehamilan.
Skala
Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur
Ukur
Tingkat Jenis pendidikan Kuisioner Pendidikan Terakhir: Ordinal
Pendidikan yang pernah Kategori :
Ibu Hamil dijalani oleh ibu 1. Rendah(SD-SMP)
(Arikunto,2012) 2. Tinggi (SMA &
perguruan tinggi )
Umur Usia kehamilan Kuisioner 1. Trimester I dari Nominal
Kehamilan saat ini ditentukan minggu ke 1
sejak tanggal sampai minggu
menstruasi ke 12
terakhir sebelum 2. Trimester II dari
hamil yang minggu ke13
dihitung dalam sampai minggu
satuan minggu ke 24
(WHO, 2006). 3. Trimester III dari
minggu ke 25
sampai minggu
ke 38-40 (akhir
kehamilan)
METODE PENELITIAN
Lembar Checklist.
Bentuk rancangan ini adalah sebagai berikut:
O1 X1 O2
Keterangan :
O1 : Pre-test terhadap kelompok perlakuan untuk melihat pengetahuan dan
kepatuhan sebelum diberi media
X1 : Penggunaan media poster lembar checklist pada kelompok perlakuan
O2 : Post-test terhadap kelompok yang mendapat perlakuan untuk melihat
pengetahuan dan kepatuhan sesudah diberi media (Hastjarjo, 2019).
4.4.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi, yaitu ibu hamil di
Pusksesmas Langsat Kecamatan Sukajadi. Sampel diambil dengan
cara purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang
memenuhi kriteria sampel. Kriteria inklusi dan eksklusi :
a. Kriteria Inklusi
Ibu hamil trimester I,II dan III – sampai dengan usia
kehamilan 7 bulan.
Ibu hamil yang telah mendapat TTD
Ibu hamil yang bersedia menjadi responden.
b. Kriteria Ekslusi
Ibu hamil yang memasuki trimester III dengan usia
kehamilan 8 bulan.
Ibu hamil yang menolak untuk minum TTD karena
alasan apapun.
Ibu hamil yang sudah melahirkan sampai periode yang
ditentukan.
Besar sampel pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan
rumus (Lemeshow, 1990):
α
n = N.Z21− . p . q
2
α
d2(N-1)+Z2 1− . p . q
2
n = 611.(1,96)2 (0,897 (1- 0,897)
(0,1)2 (611 – 1) + (1,96 )2 (0,897) (1- 0,897)
n = 216,29
6,45
n = 33,5 = 34 orang
= 34 + 10% = 37,4 orang dibulatkan 37 orang
Keterangan:
N = Besar sampel
N = Jumlah populasi
Z2 1-α /2 = Standar deviasi normal (1,96)2 = 3,8416
P = Proporsi (proporsi tingkat kepatuhan ibu hamil penelitian
sebelumnya sebesar 0,897 (89,7%)
D = Presisi absolut (10%)
Q=1–p