TURNITIN

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 26

EFEKTIFITAS PEMBERIAN MEDIA POSTER TERHADAP

PENINGKATAN PENGETAHUAN ANEMIA DAN KEPATUHAN


KONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH (TTD)
PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS LANGSAT

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III


Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Riau

Oleh :
LEVI ANGGRAINI
NIM : P031913411057

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU
JURUSAN GIZI
PEKANBARU
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan merupakan proses yang membahagiakan yang dirasakan
oleh seorang wanita dan menjadi pengalaman yang tidak terlupakan bagi
seorang wanita (Anggraeni, 2019). Pada masa kehamilan ibu hamil
memerlukan gizi yang cukup untuk kesehatan ibu dan janinnya. Jika
kebutuhan gizi tidak terpenuhi, maka akan terjadi masalah gizi pada ibu hamil
seperti Kurang Energi Kronis (KEK), anemia, dan Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY) (Ernawati, 2017). Secara global, hampir
setengah dari wanita hamil menderita anemia. Anemia adalah penyakit yang
ditandai oleh rendahnya kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah sehingga
mengakibatkan fungsi dari Hb untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh
tidak berjalan dengan baik (Zimmermann, 2017).
Berdasarkan data badan kesehatan dunia World Health Organization
(WHO) tahun 2015 melaporkan bahwa prevalensi anemia pada ibu hamil di
seluruh dunia adalah 41,8%. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2018 menunjukkan prevalensi nasional anemia pada ibu hamil mengalami
peningkatan yaitu 37,15% pada tahun 2013 dan meningkat menjadi 48,9%
pada tahun 2018, anemia banyak terjadi pada ibu hamil yang berusia 15-24
tahun dengan presentase 86,4%.
Anemia dalam kehamilan dapat memberikan dampak pada terjadinya
hambatan pertumbuhan janin sehingga bayi lahir dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR), stunting, prematur, perdarahan pada saat persalinan dan
dapat berlanjut setelah persalinan yang dapat menyebabkan kematian ibu dan
bayinya. Jumlah kematian ibu yang dihimpun dari pencatatan program
kesehatan keluarga tahun 2020 terjadi sebanyak 4.627 kematian, jumlah ini
meningkat dari tahun 2019 sebesar 4.221 kematian. Tingginya angka
kematian ibu menunjukkan bahwa masih rendahnya kualitas pelayanan
kesehatan (Kementerian Kesehatan RI., 2020).
Salah satu program penting pemerintah untuk pencegahan dan
penanggulangan anemia pada ibu hamil adalah dengan memberikan tablet
tambah darah (TTD) dengan komposisi terdiri dari 60 mg zat besi elemental
dan 0,4 mg asam folat. Menurut Perpres No 72 tahun 2021 Ibu hamil
seharusnya mendapatkan minimal 90 tablet selama masa kehamilan, akan
tetapi hasilnya belum memuaskan. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018
ibu hamil yang mengkonsumsi TTD <90 butir selama  kehamilan sebesar
61,7% dan hanya 38,1% ibu hamil yang mengkonsumsi TTD ≥90 butir. Di
Provinsi Riau 71% ibu hamil mengkonsumsi TTD <90 butir selama 
kehamilan dan hanya 28,5 % ibu hamil yang mengkonsumi TTD ≥90 butir.
Angka ini masih dibawah target Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) tahun 2024 yaitu persentase ibu hamil yang
mengkonsumsi TTD adalah 80%. Artinya persentase tersebut masih belum
sesuai dengan harapan.
Menurut Raimundus & Hidayati, (2019) Beberapa alasan
ketidakpatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi TTD di karenakan lupa
minum obat, efek samping pada sistem pencernaan seperti rasa mual dan
nyeri perut, baunya yang kurang enak dan takut bayinya besar pada saat lahir.
Masih rendahnya pengetahuan ibu hamil tentang anemia dan TTD juga
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam
mengkonsumsi TTD. Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Hamzah et al.,
2021) menunjukan bahwa pengetahuan ibu yang baik dapat mempengaruhi
kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi TTD bila dibandingkan dengan
pengetahuan ibu yang kurang baik.
Mengingat pentingnya TTD selama masa kehamilan dalam mencegah
anemia defisiensi besi dan dampak buruk yang ditimbulkan jika terjadi
anemia selama kehamilan maka berbagai upaya untuk mendorong kepatuhan
ibu hamil mengkonsumsi TTD dilakukan, salah satunya dengan cara
peningkatan edukasi gizi atau pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan
merupakan sarana informasi yang sangat intensif dan juga efektif dalam
usaha untuk meningkatkan aspek kesehatan yang dapat dilakukan dengan
berbagai macam metode, salah satu metode yang digunakan adalah dengan
media seperti poster. Menurut hasil penelitian (Sulistyowati et al., 2019).
Tentang pengaruh media poster tentang anemia terhadap tingkat pengetahuan
dan sikap, menyatakan bahwa ada perbedaan pada tingkat pengetahuan dari
sebelum dan setelah dilakukan intervensi melalui media Poster. Jumlah
pengetahuan mengalami peningkatan dengan perubahan yang signifikan yaitu
dari 27,8% menjadi 100%, dan salah satu upaya untuk mengetahui tingkat
kepatuhan konsumsi TTD pada ibu hamil diperlukan media untuk memantau
konsumsi TTD tersebut. Berdasarkan hasil penelitian Waliyo & Agusanty,
(2016) tentang uji coba kartu pemantauan minum tablet tambah darah (TTD)
untuk meningkatkan kepatuhan konsumsi ibu hamil, menunjukkan terjadinya
peningkatan konsumsi TTD sebesar 23,3% jika dibandingkan dengan
kelompok kontrol hanya 6,7%.
Menurut data Dinkes Kota Pekanbaru kejadian anemia defisiensi besi
mencapai 241 kasus dengan pesentase 21% pada tahun 2020. Puskesmas
Langsat merupakan prevalensi tertinggi ibu hamil yang mengalami anemia
dengan kadar Hb <11g/dl yaitu sebesar 26,5%. Berdasarkan penelitian
pendahuluan yang telah dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Langsat pada
18 ibu hamil yang diwawancarai. Masih ditemui 11 ibu hamil tidak
mengkonsumsi TTD dan hanya 7 ibu hamil yang konsumsi TTD.
Berdasarkan permasalahan diatas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Efektifitas pemberian media poster lembar checklist
terhadap peningkatan pengetahuan anemia dan kepatuhan konsumsi tablet
tambah darah (TTD) pada ibu hamil di Wilayah kerja Puskesmas Langsat
Kecamatan Sukajadi”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Efektifitas pemberian media poster
lembar checklist terhadap peningkatan pengetahuan anemia dan kepatuhan
konsumsi tablet tambah darah (TTD) pada ibu hamil di Wilayah kerja
Puskesmas Langsat Kecamatan Sukajadi”
1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pemberian
media poster lembar checklist terhadap peningkatan pengetahuan
anemia dan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah (TTD) pada ibu
hamil di wilayah kerja Puskesmas Langsat Kecamatan Sukajadi

1.3.2 Tujuan Khusus


Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
a. Mengetahui tingkat pengetahuan Anemia sebelum pemberian
Poster Lembar Checklist pada ibu hamil di di Wilayah Kerja
Puskesmas Langsat Kecamatan Sukajadi.
b. Mengetahui tingkat kepatuhan konsumsi TTD sebelum
pemberian Poster Lembar Checklist pada ibu hamil di di
Wilayah Kerja Puskesmas Langsat Kecamatan Sukajadi.
c. Mengetahui tingkat pengetahuan anemia setelah pemberian
Poster Lembar Checklist pada ibu hamil di di Wilayah Kerja
Puskesmas Langsat Kecamatan Sukajadi.
d. Mengetahui tingkat kepatuhan konsumsi TTD setelah
pemberian Poster Lembar Checklist pada ibu hamil di Wilayah
Kerja Puskesmas Langsat Kecamatan Sukajadi.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti untuk
penerapan ilmu yang didapat selama kuliah dan sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Poltekkes Kemenkes Riau.
1.4.2 Bagi Institusi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi
puskesmas dalam mengambil kebijakan yang berkaitan dengan
pemantauan konsumsi tablet tambah darah (TTD) bagi ibu hamil.
1.4.3 Bagi Masyarakat
Dihasilkan media edukasi berupa media poster yang bisa
digunakan oleh masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan
mengenai Anemia Gizi Besi serta pentingnya mengkonsumsi Tablet
Tambah Darah (TTD) pada masa kehamilan dan Lembar Checklist
yang bisa digunakan oleh ibu hamil untuk meningkatkan kepatuhan
mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD).
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ibu hamil


Wanita hamil adalah orang yang sedang dalam proses pembuahan untuk
melanjutkan keturunan. Di dalam tubuh ibu hamil, terdapat janin yang
tumbuh di dalam rahim. Kehamilan merupakan masa yang membahagiakan
dalam kehidupan seorang wanita, ibu hamil harus benar-benar siap untuk
menghindari masalah kesehatan ibu dan anak serta proses persalinan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kesehatan ibu hamil adalah status gizi
(Waryana, 2010).
Tanda – tanda seorang wanita yang hamil :

1) Ibu berhenti menstruasi

2) Payudara Anda menjadi lebih besar dan mulai mengeras.

3) Di pagi hari, ibu sering muntah, pusing dan mudah lelah.

4) Perut wanita hamil tumbuh hari demi hari, dan pada usia kehamilan 6
bulan, bagian atas rahim setinggi dekat pusat.

5) Sifat ibu berubah. Misalnya ibu-ibu suka makan asam seperti rujak,
mudah tersinggung, dan lain-lain, itu hal yang wajar.

2.2 Tablet Tambah Darah (TTD)


Tablet suplemen darah adalah tablet yang diresepkan untuk wanita
hamil untuk mengobati anemia terkait zat besi. Suplemen tablet zat besi
efektif karena mengandung zat besi padat dan mengandung asam folat, yang
dapat mencegah dan mengobati anemia akibat kekurangan folat (Kementerian
Kesehatan RI., 2020) Komposisi dan dosis TTD Komposisi TTD adalah
setiap tablet mengandung setidaknya 60 mg unsur besi (dalam bentuk ferro
sulfat, ferrous fumarat atau ferrous glukonat) dan 0,400 mg asam folat.
(Kemenkes RI, 2014).
Pada beberapa orang, pemberian TTD dapat menimbulkan gejala
seperti mual, sakit perut, muntah, dan terkadang diare serta sulit buang air
besar. Untuk mencegah gejala tersebut, dianjurkan untuk makan TTD pada
malam hari sebelum tidur, dan sebaiknya setelah minum TTD sambil makan
buah jeruk dan makanan lain yang mengandung vitamin C, kemudian minum
TTD dengan air putih. Saat menggunakan TTD kemungkinan, tinja akan
terlihat seperti hitam, ini sama sekali tidak berbahaya dan hal yang wajar
(Kemenkes RI, 2020).
Masih ada ibu hamil yang menderita anemia meskipun sudah meminum
TTD. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain ibu yang tidak
mengetahui cara minum TTD. TTD baiknya diminum pada malam hari
sebelum tidur atau 2 jam setelah makan. Tidak dianjurkan untuk
mengkonsumsi TTD dengan susu, teh, kopi dan makanan lain yang
mengandung kalsium, tanin dan kafein. Zat tersebut akan mengganggu
penyerapan zat besi, karena zat tersebut dapat mengikat Fe untuk mengurangi
penyerapan (Kemenkes RI, 2020).

2.3 Kepatuhan Konsumsi TTD


Kepatuhan mengonsumsi TTD didefinisikan sebagai perilaku ibu hamil
yang mengikuti semua petunjuk yang direkomendasikan oleh petugas
kesehatan untuk mengonsumsi TTD. Kepatuhan konsmsi TTD diperolah dari
menghitung jumlah tablet yang tersisa. Jika tingkat kepatuhan mencapai 90%,
maka ibu hamil tergolong patuh. Sebaliknya jika tingkat kepatuhan ibu hamil
<90% disebut tidak patuh.(Puspitasari & Ramawati, 2008).
Kepatuhan terhadap pil suplemen penambah darah diukur dengan
ketepatan jumlah pil yang dikonsumsi, ketepatan pil zat besi, dan frekuensi
asupan harian. Mengkonsumsi suplemen zat besi atau pil penambah darah
merupakan salah satu cara penting untuk mencegah dan mengatasi anemia,
khususnya anemia defisiensi besi. Suplemen zat besi efektif karena
mengandung zat besi dengan tambahan folat, yang dapat mencegah anemia
defisiensi folat (Nurdin et al., 2019).
Berikut merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu
hamil mengkonsumsi TTD :
1) Umur kehamilan
Durasi kehamilan diukur dari hari pertama periode menstruasi
normal terakhir. Usia kehamilan dinyatakan dalam beberapa minggu
(WHO, 2006). Kehamilan yang normal biasanya berlangsung selama
38-40 minggu. Bila diukur dengan hari maka akan berakhir sesudah 266
hari atau 38 minggu pasca ovulasi, atau sekitar 40 minggu dari haid
terakhir atau 9,5 bulan dalam perhitungan kalender. Menurut World
Health Organization, (2006) Kehamilan membutuhkan waktu 9 bulan
dalam kalender. Kehamilan dibagi menjadi tiga periode, yaitu: Trimester
I dari minggu ke-1 sampai minggu ke-12 Trimester II dari minggu ke-13
sampai minggu ke-24 Trimester III dari minggu ke-25 sampai minggu
ke 38-40 (akhir kehamilan)
2) Paritas
Paritas merupakan banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai ibu,
salah satu factor penting yang dapat mempengaruhi status gizi ibu
adalah paritas (Paramashanti, 2019). Berdasarkan jumlahnya, maka
paritas seorang perempuan dibedakan menjadi: (Manuaba dkk, 2009)
a) Nulipara adalah perempuan yang belum pernah melahirkan
b) Primipara adalah perempuan yang sudah pernah melahirkan
sebanyak satu kali
c) Multipara adalah perempuan yang sudah melahirkan dua
hingga empat kali
3) Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting untuk
terwujudnya tindakan yang baik pada ibu hamil dalam kepatuhannya
mengkonsumsi TTD selama kehamilan. Perilaku yang didasar olehi
pengetahuan akan lebih baik dari pada perilaku yang tidak didasarkan
oleh pengetahuan.
Tingkat pengetahuan tentang tablet Fe pada ibu hamil dapat
mempengaruhi perilaku ibu hamil dalam memilih makanan yang
mengandung zat besi. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan
memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan kepatuhan
dalam asupan tablet zat besi. Pengetahuan tentang TTD akan membantu
ibu hamil mengetahui cara meminum TTD serta manfaat dan efek yang
mungkin dialami ibu hamil jika tidak mengkonsumsi zat besi.
Pengetahuan merupakan salah satu faktor kunci dalam membentuk sikap
yang sempurna. Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki, semakin
baik pula sikap yang terbentuk untuk melakukan tindakan yang baik
(Nurdin et al., 2019).
4) Pekerjaan
Pekerjaan merupakan faktor yang tidak hanya terkait dengan
situasi keuangan, tetapi dengan banyaknya beban yang ditanggung oleh
ibu hamil dapat berisiko anemia selama kehamilan. Bagi ibu hamil yang
bekerja dengan tingkat ekonomi yang lebih baik, informasi tentang
kesehatan lebih banyak tersedia baik dari media cetak maupun
elektronik untuk membantu meningkatkan kesehatannya, seperti
frekuensi kunjungan ke layanan medis selama kehamilan (Silvia, 2012).
5) Tingkat pendidikan
Pendidikan memiliki pengaruh terhadap kepatuhan dalam
mengkonsumsi TTD, tingkat pendidikan yang tinggi ternyata berkaitan
dengan pemahaman yang tinggi pula terhadap kepatuhan mengkonsumsi
TTD (Puspitasari & Ramawati, 2008). Semakin tinggi pendidikan
seseorang maka semakin mudah menerima informasi dan pada akhirnya
semakin banyak pula pengetahuan yang dapat diperolehnya. Oleh karna
itu, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi
pula pengetahuannya tentang kesehatan khususnya yang berkaitan
dengan tablet besi, yang mempengaruhi kebiasaan asupan tablet besinya
(Raimundus & Hidayati, 2019).
6) Frekuensi ANC
Frekuensi ANC atau antenatal care dapat mempengaruhi kepatuhan
ibu saat mengkonsumsi tablet zat besi. Hal ini dikarenakan ibu terlibat
langsung sebagai pasien dan petugas kesehatan dalam pemeriksaan
kehamilan. ANC dilaksanakan sebanyak empat kali, satu kali pada
semester pertama dan kedua, dan dua kali pada semester ketiga. Tentu
saja, dalam prosesnya, ibu diberikan informasi tentang kehamilannya.
Karena kejelasan pesan yang disampaikan selama proses pemeriksaan
meningkatkan pengetahuan ibu hamil (Silvia, 2012).
7) Sikap Tenaga Kesehatan
Perilaku petugas kesehatan sangat mempengaruhi kepatuhan dalam
mengkonsumsi TTD. Tenaga kesehatan selalu memberikan motivasi
untuk mengkonsumsi TTD sampai habis dan mengkonsumi makan
sumber zat besi. Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah
kepatuhan konsumsi tablet besi ini adalah dengan pendistribusian tablet
Fe melalui Posyandu, Polindes dan Pushesmas dengan melibatkan
tenaga kesehatan seperti Bidan, perawat, pelaksana posyandu. Beberapa
cara telah dilakukan agar ibu hamil bisa patuh dalam mengkonsumsi
TTD,contohnya seperti penyampaian informasi atau edukasi tentang
bahaya anemia dan menganjurkan agar ibu hamil meminum tablet besi
(Fe) dengan baik dan teratur dan dengan rutin memberikan edukasi
kepada ibu hamil dan suami/keluarga terdekat sehingga diharapkan ibu
hamil bisa patuh dalam mengkonsumsi TTD setiap harinya sampai habis
(Hamzah et al., 2021).
8) Peran serta keluarga
Partisipasi keluarga berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan ibu
hamil dalam mengkonsumsi TTD selama kehamilan. Dengan bantuan
keluarga, terutama suami, dapat meningkatkan kepatuhan ibu terhadap
kunsumsi TTD, cara yang bisa dilakukan yaitu dengan ikut sertanya
peran keluarga yang menjadi faktor dasar penting dalam peningkatan
motivasi ibu hami dalam mengkonusmi TTD, terutama peran suami
untuk ikut membantu para ibu hamil dalam meningkatkan kepatuhannya
mengkonsumsi TTD. Cara ini sangat harus dilakukan, sebab ibu hamil
merupakan seorang individu yang tidak bisa berdiri sendiri, tetapi daia
bergabung dalam sebuah ikatan perkawian yang terdiri dari beberapa
orang anggota keluarga (Hamzah et al., 2021).

2.4 Anemia
Anemia pada ibu hamil adalah keadaan dimana seorang ibu hamil
mengalami defisiensi zat besi dalam darahnya (Rismawati & Rohmatin,
2017). Anemia defisiensi zat besi adalah penurunan jumlah sel darah merah
dalam darah yang disebabkan oleh zat besi yang terlalu sedikit. Kekurangan
zat besi adalah alasan yang sangat normal dari anemia. Zat besi adalah
komponen mendasar bagi tubuh dan dibutuhkan untuk pembentukan sel darah
merah . Kebutuhan zat besi meningkat selama kehamilan karena digunakan
untuk membentuk sel dan jaringan baru, termasuk jaringan otak janin.
Zat besi merupakan unsur penting dalam pembentukan hemoglobin
dalam sel darah merah. Hemoglobin mengikat oksigen dan mengantarkan
oksigen ke seluruh sel jaringan dalam tubuh, termasuk otot dan otak. Jika
seorang ibu hamil tidak memiliki cukup hemoglobin, maka dikatakan bahwa
ibu hamil tersebut mengalami anemia atau kekurangan darah (Kemenkes RI,
2020). Ibu hamil dikatakan mengalami anemia apa bila kadar Hb ≤11 g/dl.
Anemia dapat dikelompokkan kedalam tiga kategori yakni, dikatakan anemia
ringan apabila kadar hemoglobin dalam darah berkisar pada 9-10 gr , anemia
sedang apabila kadar hemoglobin dalam darah berkisar pada 7-8 gr , dan
anemia berat apabila kadar hemoglobin dalam darah kurang dari 7 gr
(WHO,2012).
Anemia disebabkan oleh berbagai penyebab, seperti kekurangan zat
besi, kekurangan asam folat, vitamin B12 dan protein. Salah satu penyebab
utama disebabkan oleh produksi/kualitas sel darah merah dan kehilangan
darah secara akut atau kronis (Kemenkes RI, 2018).
Ada 3 penyebab anemia, yaitu:
1) Defisiensi zat gizi
Asupan hewani dan nabati rendah, merupakan makanan sumber zat
besi yang berperan penting dalam produksi hemoglobin (sebagai
komponen sel darah merah/eritrosit). Nutrisi lain yang berperan penting
dalam produksi hemoglobin termasuk asam folat dan vitamin B12.
Penderita penyakit infeksi kronis seperti TBC, HIV/AIDS dan tumor
ganas sering menderita anemia karena kurangnya asupan gizi atau akibat
dari infeksi itu sendiri.
2) Perdarahan (Loss of blood volume)
Pendarahan dari kecelakaan dan trauma atau cedera yang
menyebabkan penurunan kadar Hb. Keluarnya darah saat haid yang
lama dan berlebihan.
3) Hemolitik
Perdarahan pada penderita malaria kronis karena terjadi hemolisis
dan zat besi menumpuk di organ seperti hati dan limpa (hemosiderosis)
di organ tubuh, seperti hati dan limpa. Pada penderitaThalasemia,
kelainan darah terjadi secara genetik yang menyebabkan anemia karena
sel darah merah/eritrosit cepat pecah, sehingga mengakibatkan
akumulasi zat besi dalam tubuh.
Gejala yang paling umum pada pasien anemia adalah 5L (Lesu, Letih,
Lemah, Lelah, Lalai), disertai sakit kepala dan pusing, mata berkunang-
kunang, mudah mengantuk, cepat lelah serta sulit berkonsentrasi. Secara
klinis penderita anemia ditandai dengan “pucat” pada muka, kelopak mata,
bibir, kulit, kuku, dan telapak tangan (Kemenkes RI, 2020).
Ibu hamil anemia dapat mengakibatkan :
1) Meningkatkan risiko penghambatan pertumbuhan janin (PPJ), kelahiran
prematur, berat badan lahir rendah, dan gangguan perkembangan masa
kanak-kanak (termasuk keterlambatan perkembangan dan gangguan
neurokognitif).
2) Perdarahan sebelum dan selama persalinan dapat mengancam
keselamatan ibu dan bayi.
3) Bayi dengan cadangan zat besi (Fe) yang rendah saat lahir akan terus
menderita anemia pada masa bayi dan masa bayi.
4) Meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas neonatus dan bayi
Pemberian zat besi merupakan salah satu syarat pelayanan kesehatan
kunjungan ibu hamil yang keempat pada ibu hamil. Zat besi merupakan
mineral yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk sel darah merah
(hemoglobin). Pada ibu hamil, zat besi berperan penting sebagai
perkembangan janin. Selama kehamilan, asupan zat besi harus ditambah
mengingat selama kehamilan, volume darah dalam tubuh ibu meningkat.
Sehingga, untuk dapat terus memenuhi kebutuhan ibu dan memasok makanan
dan oksigen ke janin melalui plasenta, diperlukan asupan zat besi yang lebih
banyak (Wijayanti & Fitriani, 2019).
Upaya pencegahan dan pengendalian anemia dilakukan dengan
memastikan kecukupan asupan zat besi ke dalam tubuh untuk meningkatkan
produksi hemoglobin. (Kemenkes RI, 2018). Upaya yang dapat dilakukan
yaitu:
1) Meningkatkan makanan asupan sumber zat besi dengan pola makanan
bergizi seimbang, yang terdiri dari berbagai sumber makanan, terutama
sumber makanan hewani yang kaya akan zat besi (besi heme) dalam
jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan di AKG. Selain itu sumber
makanan nabati juga kaya akan zat besi, malaupun penyerapannya lebih
rendah daripada sumber makanan hewani. Contoh makanan sumber
hewani yang kaya akan zat besinya seperti, hati, ikan, daging dan
unggas, sedangkan dari nabati seperti sayuran yang berwarna hijau tua
dan kacang-kacangan. Untuk meningkatkan penyerapan zat besi dari
sumber nabati harus mengonsumsi buah-buahan yang mengandung
vitamin C, seperti jeruk, jambu. Penyerapan zat besi dapat dihambat
oleh zat lain, seperti tannin, fosfor, serat, kalsium, dan fitat.
2) Fortifikasi menambahkan setidaknya satu atau lebih nutrisi ke makanan
untuk meningkatkan nilai gizinya. Karena penambahan nutrisi dilakukan
dalam industri makanan, disarankan untuk membaca label kemasan
untuk melihat apakah bahan makanan tersebut diperkaya dengan zat
besi. Salah satu sumber pangan Indonesia yang kaya akan zat besi
adalah tepung terigu. Zat besi dan vitamin mineral lainnya juga dapat
ditambahkan ke makanan yang disajikan di rumah dalam bentuk bubuk
nutrisi, atau juga dikenal sebagai bubuk mikronutrien ganda.
3) Suplementasi zat besi Dalam keadaan dimana zat besi dari makanan
tidak cukup untuk kebutuhan zat besi, itu harus diperoleh dari
suplementasi zat besi. Pemberian suplemen zat besi secara terus
menerus dalam jangka waktu tertentu bertujuan agar kadar hemoglobin
cepat meningkat, dan simpanan zat besi tubuh harus terus ditingkatkan.
2.5 Pengetahuan Anemia
Pengetahuan ibu hamil tentang anemia adalah semua yang ibu hamil
ketahui tentang anemia. Pengetahuan tentang anemia akan mengarahkan ibu
hamil untuk memiliki pandangan positif terhadap program pencegahan
anemia, termasuk suplementasi zat besi (Fetty, 2021).
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoadmodjo (2007)
pengetahuan tergantung dari faktor-faktor antara lain:

1) Tingkat pendidikan yang rendah akan mempengaruhi tingkat


pengetahuan yang diperoleh. Semakin tinggi pendidikan maka
semakin banyak pula pengetahuan dan sebaliknya.

2) Status sosial budaya juga mempengaruhi tingkat pengetahuan


seseorang dengan status yang berbeda, sehingga pengetahuan yang
diperoleh juga berbeda.

3) Derajat penyebaran pengetahuan. Semakin banyak nasehat yang


diterima, atau semakin sering dikonsultasikan, maka semakin
banyak pula ilmu yang didapat, begitu pula sebaliknya.

4) Lingkungan adalah segala keadaan yang ada di sekitar seseorang


dan dampaknya yang dapat mempengaruhi perkembangan
pengetahuan dan perilaku orang atau kelompok.

5) Sarana dan Prasarana dengan adanya sarana dan prasarana yang


mendukung maka ilmu yang didapat akan lebih banyak
dibandingkan dengan minimnya dana dan sarana prasarana.

2.6 Media
Media massa adalah segala sarana atau upaya untuk menyajikan pesan
atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui
media cetak, elektronik (televisi, radio, komputer, dll) maupun media
eksternal, sehingga sasaran dapat menambah pengetahuannya yang pada
akhirnya dapat meningkatkan pengetahuannya. Sehingga terjadi peubahaan
perilaku dalam tren kesehatan yang lebih positif (Jatmika et al., 2019) Jenis-
jenis media ini dibagi menjadi 3, yaitu:
1) Media cetak adalah media statis yang mengutamakan pesan visual.
Media cetak biasanya terdiri dari gambar yang terdiri dari beberapa kata,
gambar, atau foto berwarna. Berbagai jenis media cetak, seperti poster,
flyer, brosur, majalah, koran, flip chart, stiker, dan brosur.
2) Media elektronik adalah media dinamis yang bergerak dan dapat dilihat
dan didengar karena menyampaikan pesan melalui bantuan elektronik.
Berbagai jenis media elektronik seperti TV, radio, film, video film,
kaset, CD, VCD, dll.
3) Media luar ruang, yaitu media yang umumnya secara statis mengirimkan
pesan di luar ruangan melalui media cetak dan elektronik, misalnya
baliho, spanduk, pameran, spanduk, dan televisi layar lebar.
Dalam prakteknya, promosi kesehatan tidak terlepas dari media. Karena
informasi kesehatan yang disampaikan melalui media ini menjadi menarik dan
mudah dipahami, sehingga target dapat dengan mudah menerima informasi
yang disampaikan (Jatmika et al., 2019). Setiap media dan metode memiliki
keunggulan dan kelemahan yang jika digabungkan satu sama lain akan saling
melengkapi dan melengkapi. Berdasarkan penelitian Jalambo et al (2018),
intervensi edukasi berupa ceramah, diskusi, poster, video, booklet, dan brosur
terbukti meningkatkan kepatuhan konsumsi TTD remaja putri.

2.7 Poster
Poster adalah pesan singkat berupa gambar dengan tujuan agar
seseorang tertarik pada sesuatu atau membuat seseorang melakukan sesuatu.
Dengan demikian, poster juga bertujuan untuk mengingatkan pembaca akan
tindakan tertentu dan membimbingnya sesuai dengan keinginan komunikator.
Poster memiliki beberapa karakteristik, diantaranya yaitu dinamis dan
menonjolkan kualitas, desain sederhana dan menggunakan kata-kata yang
singkat, konten dan desain poster sederhana, sehingga tidak diperlukan
pengamatan yang kuat bagi pembaca poster.
Pada dasarnya poster merupakan media yang menekankan pada
kekuatan informasi, efek visual, dan warna yang dapat mempengaruhi
perilaku dan sikap seseorang ketika melakukan sesuatu. Pada prinsipnya
poster yang digunakan dalam pendidikan adalah gagasan yang diwujudkan
dalam bentuk ilustrasi objek gambar yang disederhanakan dan dibuat dalam
ukuran besar. Tujuannya adalah untuk menarik perhatian, membujuk,
memotivasi atau memperingatkan tentang sudut pandang utama, fakta atau
peristiwa (Sumartono & Hani Astuti, 2018). Karena fungsinya tersebut,
membuat poster menarik secara visual ketika Anda ingin menarik perhatian
pembaca. Oleh karena itu, poster dapat didefinisikan sebagai kombinasi
visual dari desain yang kuat dengan warna dan pesan. Penggunaan umum
untuk poster adalah motivasi, peringatan, dan pengalaman kreatif.
Kelebihan media poster adalah biaya produksi relatif murah , desain
menarik yang mudah dipahami, Mudah ditemukan di tempat-tempat umum
dan untuk kekurangan dari media poster yaitu cakupan audiens terbatas
membutuhkan keterampilan dan kreatifitas untuk membuatnya, membutuhkan
keahlian mendesain atau menggambar.
Pada penelitian yang lakukan oleh Sumartono, dan Hani Astuti pada
tahun 2018 tentang Penggunaan Poster Sebagai Media Komunikasi
Kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas media poster
sebagai media komunikasi kesehatan. Hasil penelitian ini dapat diartikan
bahwa media poster efektif digunakan sebagai salah satu media komunikasi
kesehatan. Karena poster memiliki tampilan yang menarik baik berupa
gambar, warna maupun isi pesan yang bermanfaat.
Berdasarkan penelitian Pengaruh Media Poster Terhadap Kepatuhan
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Apotek Sahabat Denpasar Bali yang
dilakukan oleh (Arviani & Oktianti, 2018) Hasil penelitian ini adalah setelah
kelompok intervensi diberikan informasi obat didapatkan nilai p value 0,001
sehingga media poster berpengaruh terhadap kepatuhan pasien diabetes
mellitus, terjadinya peningkatan tingkat kepatuhan ini kemungkinan karena
faktor media poster sebagai salah satu media yang dapat meningkatkan
kepatuhan minum obat.
BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep


Berdasarkan tinjuan teoritis dan tujuan penelitian, maka kerangka konsep
penelitian ini tentang Efektifitas pemberian media poster lembar checklist
terhadap peningkatan pengetahuan anemia dan kepatuhan konsumsi tablet
tambah darah (TTD) pada ibu hamil di Wilayah kerja Puskesmas Langsat
Kecamatan Sukajadi yaitu :

Karakteristik ibu
hamil : Tingkat
Pendidikan Ibu
Hamil, Usia
kehamilan

Pengetahuan Pengetahuan Pengetahuan


Ibu Hamil Ibu Hamil Ibu Hamil
Sebelum Sebelum Sesudah

Media Poster lembar


Kepatuhan Ibu checklist Kepatuhan Ibu
Kepatuhan hamil konsumsi Hamil
TTD Sebelum konsumsi TTD
Ibu Hamil
Sesudah
konsumsi TTD
Sebelum

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan :
Variabel Terikat (Dependen) : Pengetahuan anemia dan kepatuhan ibu hamil
konsumsi TTD.
Variabel Bebas (Independen) : Penyuluhan dengan media poster lembar checklist.
Variabel Pengganggu (Confounding) : Karakteristik ibu hamil : Umur ibu hamil,
Tingkat pendidikan ibu hamil, dan usia kehamilan.

3.2 Definisi Operasional


Table 1 Definisi Operasional

Skala
Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur
Ukur
Tingkat Jenis pendidikan Kuisioner Pendidikan Terakhir: Ordinal
Pendidikan yang pernah Kategori :
Ibu Hamil dijalani oleh ibu 1. Rendah(SD-SMP)
(Arikunto,2012) 2. Tinggi (SMA &
perguruan tinggi )
Umur Usia kehamilan Kuisioner 1. Trimester I dari Nominal
Kehamilan saat ini ditentukan minggu ke 1
sejak tanggal sampai minggu
menstruasi ke 12
terakhir sebelum 2. Trimester II dari
hamil yang minggu ke13
dihitung dalam sampai minggu
satuan minggu ke 24
(WHO, 2006). 3. Trimester III dari
minggu ke 25
sampai minggu
ke 38-40 (akhir
kehamilan)

Pengetahua Segala sesuatu Kuisioner 1. Baik, jika skor Ordinal


yang diketahui
n Ibu Hamil pre-test & yang dicapai 76-
ibu tentang
tentang anemia dan TTD post-test 100%
yang dinilai dari
Anemia 2. Cukup, jika skor
kemampuan ibu
dalam menjawab yang dicapai 56-
pertanyaan
75%
tentang TTD yang 3. Kurang, jika skor
diberikan dengan
yang dicapai <
memberikan
kuesioner 56%
(Ardian,2016)

Kepatuhan Perilaku ibu Obeservas Kepatuhan Ordinal


Ibu Hamil hamil mentaati i (buku konsumsi TTD
Mengkonsu semua petunjuk KIA dan dihitung dengan
msi Tablet yang dianjurkan poster menggunakan rumus
Tambah oleh petugas Lembar pill count
Darah kesehatan dalam Checklist) 1. Patuh, jika ibu
(TTD) mengonsumsi hamil mengonsu msi
tablet tambah TTD > 90%
darah yang 2. Tidak patuh, jika
diperoleh melalui ibu hamil mengonsu
perhitungan tablet msi TTD <90%
yang tersisa
(Erwin dkk,
2018).
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis dan Desain Penelitian


Jenis penelitian ini adalah Pre-Eksperimental dengan rancangan One
group pre-test dan post-test. Dalam penelitian ini, dilakukan pemberian poster

Lembar Checklist.
Bentuk rancangan ini adalah sebagai berikut:

Pre-test Perlakuan/intervensi Post-test

O1 X1 O2

Keterangan :
O1 : Pre-test terhadap kelompok perlakuan untuk melihat pengetahuan dan
kepatuhan sebelum diberi media
X1 : Penggunaan media poster lembar checklist pada kelompok perlakuan
O2 : Post-test terhadap kelompok yang mendapat perlakuan untuk melihat
pengetahuan dan kepatuhan sesudah diberi media (Hastjarjo, 2019).

4.2 Langkah Penelitian


Kegiatan penelitian dilakukan selama 1 bulan yaitu pada bulan Januari
yang terdiri dari :
a. Pre-test : dilakukan sebelum intervensi di awal bulan
b. Intervensi : 1x intervensi selama 1 bulan
c. Post-test : dilakukan di awal bulan berikutnya.

Table 2 Rencana penelitian


No Tanggal Kegiatan Tempat
1 Pre-test pengetahuan ibu hamil tentang Wilayah kerja
anemia gizi besi dan tablet tambah darah puskesmas Langsat
(TTD) dengan kuesioner dan wawancara dan
observasi langsung buku KIA ibu hamil
konsumsi TTD.
2 Intervensi atau memberikan perlakuan Wilayah kerja
dengan memberi media poster lembar puskesmas Langsat
checklist dengan sedikit penjelasan tentang
isi poster terebut.
3 Rentang waktu pemberian pre-test dan post-
test adalah 30 hari.
4 diobservasi ulang dengan memberikan (post- Wilayah kerja
test) untuk mengetahui tingkat pengetahuan puskesmas Langsat
mengenai anemia dengan cara memberikan
angket berupa kuesioner dan pengukuran
untuk kepatuhan ibu hamil dalam
mengkonsumsi TTD diperoleh dari hasil
observasi menggunakan poster lembar
checklist tersebut terkait seberapa rutin dan
seberapa banyak jumlah TTD yang
dikonsumsi dalam waktu 1 bulan.

4.3 Waktu dan Tempat Penelitian

4.3.1 Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Langsat.

4.3.2 Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Mei 2022.

4.4 Populasi dan Sampel


4.4.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang berada di
Pusksesmas Langsat Kecamatan Sukajadi yang berjumlah 611 ibu
hamil.

4.4.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi, yaitu ibu hamil di
Pusksesmas Langsat Kecamatan Sukajadi. Sampel diambil dengan
cara purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang
memenuhi kriteria sampel. Kriteria inklusi dan eksklusi :
a. Kriteria Inklusi
 Ibu hamil trimester I,II dan III – sampai dengan usia
kehamilan 7 bulan.
 Ibu hamil yang telah mendapat TTD
 Ibu hamil yang bersedia menjadi responden.
b. Kriteria Ekslusi
 Ibu hamil yang memasuki trimester III dengan usia
kehamilan 8 bulan.
 Ibu hamil yang menolak untuk minum TTD karena
alasan apapun.
 Ibu hamil yang sudah melahirkan sampai periode yang
ditentukan.
Besar sampel pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan
rumus (Lemeshow, 1990):
α
n = N.Z21− . p . q
2
α
d2(N-1)+Z2 1− . p . q
2
n = 611.(1,96)2 (0,897 (1- 0,897)
(0,1)2 (611 – 1) + (1,96 )2 (0,897) (1- 0,897)
n = 216,29
6,45
n = 33,5 = 34 orang
= 34 + 10% = 37,4 orang dibulatkan 37 orang
Keterangan:
N = Besar sampel
N = Jumlah populasi
Z2 1-α /2 = Standar deviasi normal (1,96)2 = 3,8416
P = Proporsi (proporsi tingkat kepatuhan ibu hamil penelitian
sebelumnya sebesar 0,897 (89,7%)
D = Presisi absolut (10%)
Q=1–p

4.5 Jenis dan Pengumpulan Data


Dengan menggunakan kuesioner yang merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi sejumlah pertanyaan mengenai
pengetahuan tentang anemia gizi besi dan tablet tambah darah. Jenis
kuesioner yang digunakan yaitu peneliti sudah menyediakan pilihan sehingga
responden tinggal memilih salah satu jawaban yang sesuai dengan responden.
4.5.1 Instrumen Pengumpulan Data
a. Kuesioner karakteristik responden (umur ibu, tingkat pendidikan,
umur kehamilan)
b. Kuesioner pengetahuan pre-test dan post-test
Kuisioner tingkat pengetahuan responden yang terdiri dari
15 pertanyaan dengan 2 pilihan jawaban, mendapat nilai 1 jika
benar dan 0 jika salah. Lalu jumlah pertanyaan dijawab benar oleh
responden dibagi jumlah pertanyaan x 100%.
c. Poster lembar checklist tablet tambah darah responden
Terdiri dari 30 kolom pengisian untuk satu bulan.
Selanjutnya dari data yang diperoleh dari kartu kontrol terkait
konsumsi tablet tambah darah, hasil akhirnya akan dihitung
dengan menggunakan rumus pill count untuk mengetahui apakah
ibu termasuk dalam kategori patuh atau tidak patuh dalam
mengonsumsi tablet tambah darah. Berikut ini adalah rumus
perhitungan Pill Count:
Kepatuhan = jumlah obat yang di minum x 100%
Jumlah obat yang diterima

4.5.2 Jenis Data


Data yang dikumpulkan meliputi:
a. Data primer, meliputi:
1) Karakteristik ibu hamil meliputi: nama, alamat, tanggal lahir,
umur ibu hamil, tingkat pendidikan, umur kehamilan, diperoleh
dengan kuesioner.
2) Tingkat pengetahuan responden tentang anemia dan tablet
tambah darah diperoleh dengan pengisian kuesioner pretest dan
posttest.
3) Kepatuhan konsumsi tablet tambah darah dengan cara
melakukan pengontrolan hasil pengisian menggunakan buku
KIA (satu bulan terakhir) dan poster lembar checklist tablet
tambah darah yang telah diisi oleh ibu hamil selama satu bulan
pada saat intervensi.
b. Data sekunder, meliputi:
1) Data jumlah ibu hamil yang diperoleh dari puskesmas Langsat.
2) Gambaran umum puskesmas Langsat dengan cara
mengumpulkan data-data yang berasal dari pihak Puskesmas
Langsat meliputi luas wilayah, batasan-batasan wilayah, jumlah
poli, jumlah staf dan kepegawaian.
c. Cara Pengumpulan Data
1) Melakukan Survey pendahuluan
2) Membuat Proposal penelitian
3) Membuat surat pengantar izin penelitian kepada kampus untuk
puskesmas.

4.6 Teknik pengolahan data dan Analisis Data


4.6.1 Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang digunakan yaitu dengan Analisis:
1. Analisis Univariat
Data univariat digunakan untuk mendeskripsikan variabel
yang diteliti. Dalam penelitian ini, analisis univariat digunakan
untuk melihat karakteristik yaitu umur ibu hamil, tingkat
pendidikan, umur kehamilan.
2. Analisis Bivariat
Data analisis bivariat digunakan untuk menganalisis data dari
dua variabel yaitu:
a. Data perubahan pengetahuan ibu hamil sebelum dan
sesudah diberikan poster lembar checklist
b. Data perubahan kepatuhan ibu hamil sebelum dan
sesudah diberikan poster lembar checklist.
Uji statistik yang digunakan adalah uji statistik t- test
independent dengan taraf kepercayaan 95% menggunakan
program SPSS. Jika nilai p value lebih kecil dari 0.05 maka
dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan antara
pengetahuan dan kepatuhan ibu hamil sebelum dan sesudah
diberikan poster lembar checklist.
4.6.2 Analisis Data
Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul, melalui
beberapa tahapan yaitu:
1) Editing, yaitu memeriksa kelengkapan identitas dan data
responden dan memastikan semua pertanyaan sudah diisi
sesuai petunjuk.
2) Coding, yaitu mengklasifikasikan data yang didapatkan dari
responden dan menentukan kode untuk setiap data dengan cara
memberikan angka atau tulisan dalam skor yang ditetapkan
oleh peneliti.
3) Entry data, proses memasukkan data kedalam computer dengan
menggunakan program statistik.
4) Cleaning, yaitu memeriksa data yang telah dimasukkan untuk
memastikan tidak ada data yang salah sebelum dianalisis

Anda mungkin juga menyukai