Makalah Ileus
Makalah Ileus
Makalah Ileus
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Istilah gawat abdomen atau gawat perut menggambarkan keadaan klinis akibat
kegawatan di rongga perut yang biasanya timbul mendadak dengan nyeri sebagai keluhan
utama. Keadaan ini memerlukan penanggulangan segera yang sering berupa tindakan
bedah, misalnya pada obstruksi, perforasi, atau perdarahan masif di rongga perut maupun
saluran cerna. Infeksi, obstruksi atau strangulasi saluran cerna dapat menyebabkan
perforasi yang mengakibatkan kontaminasi rongga perut oleh isi saluran cerna sehingga
terjadilah peritonitis.
Ileus adalah gangguan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya obstruksi usus akut
yang segera memerlukan pertolongan dokter. Di Indonesia ileus obstruksi paling sering
disebabkan oleh hernia inkarserata, sedangkan ileus paralitik sering disebabkan oleh
peritonitis. Keduanya membutuhkan tindakan operatif.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apayang dimaksud dengan ileus?
2. Setruktur sistem pencernaan?
3. Bagaimana fungsi sistem pencernaan?
4. Klasifikasi ileus?
5. Apa yang menyebabkan ileus?
6. Bagaimana patofisisologi ileus?
7. Bagaimana tanda dan gejala ileus?
8. Bagaimana manifestasi klinik ileus?
9. Bagaimana cara penatalaksanaan ileus?
10. Bagaimana cara pencegahan ileus?
C. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu memahami pengertian ileus
2. Mahasiswa mampu memahami penyebab penyakit ileus
3. Mahasiswa mampu memahami pathofisiologi ileus
4. Mahasiswa mampu memahami tanda dan gejala penyakit ileus
5. Mahasiswa mampu memahami klinik penyakit ileus
6. Mahasiswa mampu memahami cara penatalaksanaan penyakit ileus
7. Mahasiswa mampu memahami cara pencegahan penyakit ileus
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Ileus adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan penyumbatan sebagian
atau seluruhnya pada usus, karena isi dari usus tidak dapat melewati usus. Ada banyak
hal yang dapat menyebabkan ileus, termasuk ketidakseimbangan elektrolit, gastroenteritis
(peradangan pada lambung atau usus), appendisitis, dan pankreatitis (peradangan pada
pankreas). Hal ini terjadi ketika otot-otot usus tidak aktif, memperlambat gerak peristaltik
dan karena itu, menyebabkan sumbatan fungsional pada usus. Peristaltik adalah proses
dimana terjadi kontraksi otot guna mendorong makanan supaya dapat melalui saluran
pencernaan. Ada 2 tipe ileus yang utama: pasca operasi dan paralitik. Ileus pasca operasi
adalah kelumpuhan sementara pada bagian dari usus terutama setelah pembedahan perut.
Kondisi ini biasanya sembuh setelah dua sampai tiga hari. Ileus paralitik adalah
kelumpuhan pada usus, menghambat pergerakan makanan yang melalui usus. Tipe ini
lebih berat dan berlangsung lebih dari tiga hari. Ini adalah suatu kondisi medis yang
serius yang memerlukan perawatan secepatnya
D. KLASIFIKASI ILEUS
1. Ileus Obstruktif : ileus yang disebabkan adanya sumbatan saluran pencernaan.Ileus
obstruktif merupakan penyumbatan intestinal mekanik yang terjadi karena adanya
daya mekanik yang bekerja atau mempengaruhi dinding usus sehingga
menyebabkan penyempitan/penyumbatan lumen usus. Hal tersebut
menyebabkan pasase lumen usus terganggu (Ullah et al., 2009).
Obstruksi intestinal secara umum didefinisikan sebagai kegagalan
isiintestinal untuk melanjutkan perjalanannya menuju ke anus. Obstruksi
Intestinalini merujuk pada adanya sumbatan mekanik atau nonmekanik parsial atau
totaldari usus besar dan usus halus (Thompson, 2005).
2. Ileus Paralitik : Ileus (Ileus Paralitik, Ileus Adinamik) adalah suatu keadaan dimana
pergerakan kontraksi normal (peristaltik) dinding usus untuk sementara waktu
berhenti. Seperti halnya penyumbatan mekanis, ileus juga menghalangi jalannya isi
usus, tetapi ileus jarang menyebabkan perforasi.
E. ETIOLOGI
1. Suatu infeksi atau bekuan darah di dalam perut
2. Atherosclerosis yang menyebabkan berkurangnya aliran darah ke usus
3. Cendera pada pembulu darah usus
4. Kelenjar tiroid yg kurang aktif
5. Obat obatan tertentu
6. Kelainan di luar usus seperti gagal ginjal atau kadar elektrolit darah yang abnormal
(rendah kalium tinggi kalsium)
F. PATOFISIOLOGI
Peristiwa patofisiologi yang terjadi setelah obstruksi usus adalah sama, tanpa
memandang apakah obstruksi usus tersebut diakibatkan oleh penyebab mekanik atau
fungsional. Perbedaan utamanya adalah obstruksi paralitik, paralitik dihambat dari
permulaan, sedangkan pada obstruksi mekanis peristaltik mula-mula diperkuat kemudian
intermiten akhirnya hilang. Limen usus yang tersumbat profesif akan terenggang oleh
cairan dan gas. Akumulasi gas dan cairan didalam lumen usus sebelah proksimal dari
letak obstruksi mengakibatkan distensi dan kehilangan H2O dan elektrolit dengan
peningkatan distensi maka tekanan intralumen meningkat, menyebabkan penurunan
tekanan vena dan kapiler arteri sehingga terjadi iskemia dinding usus dan kehilangan
cairan menuju ruang peritonium akibatnya terjadi pelepasan bakteri dan toksin dari usus,
bakteri yang berlangsung cepat menimbulkan peritonitis septik ketika terjadi kehilangan
cairan yang akut maka kemungkinan terjadi syok hipovolemik. Keterlambatan dalam
melakukan pembedahan atau jika terjadi stranggulasi akan menyebabkan kematian.
H. MANIFESTASI KLINIK
1. Obstruksi sederhana
Pada obstruksi usus halus proksimal akan timbul gejala muntah yang banyak,
yang jarang menjadi muntah fekal walaupun obstruksi berlangsung lama. Nyeri
abdomen bervariasi dan sering dirasakan sebagai perasaan tidak enak di perut bagian
atas.
Obstruksi bagian tengah atau distal menyebabkan kejang di daerah periumbilikal
atau nyeri yang sulit dijelaskan lokasinya. Kejang hilang timbul dengan adanya fase
bebas keluhan. Muntah akan timbul kemudian, waktunya bervariasi tergantung letak
sumbatan. Semakin distal sumbatan, maka muntah yang dihasilkan semakain
fekulen. Obstipasi selalu terjadi terutama pada obstruksi komplit.
Pada pemeriksaan radiologist, dengan posisi tegak dan telentang dan lateral
dekubitus menunjukkan gambaran anaka tangga dari usus kecil yang mengalami
dilatasi dengan air-fluis level. Pemberian kontras akan menunjukkan adanya
obstruksi mekanis dan letaknya.
2. Obstruksi disertai proses strangulasi
Kira-kira sepertiga obstruksi dengan strangulasi tidak diperkirakan sebelum
dilakukan operasi. Gejalanya seperti obstruksi sederhana tetapi lebih nyata dan
disertai dengan nyeri hebat. Hal yang perlu diperhatikan adalah adanya skar bekas
operasi atau hernia. Bila dijumpai tanda-tanda strangulasi maka diperlukan tindakan
operasi segera untuk mencegah terjadinya nekrosis usus.
I. PENATALAKSANAAN
1. Dekompresi dengan pipa lambung
2. Pemasangan infus untuk koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit. Juga
keseimbangan asam-basa.
3. Koreksi bedah. Tindakan bedah yang dilakukan sesuai dengan kelainan
patologinya.
4. Antibiotika profilaksis atau terapeutik tergantung proses patologi penyebabnya.
J. KOMPLIKASI
1. Peritonitis septicemia
Inflamasi rongga peritoneal dapat berupa primer atau sekunder, akut atau
kronis dan diakibatkan oleh kontaminasi kapasitas peritoneal oleg bakteri atau
kimia. Peritonitis primer tidak berhubungan dengan gangguan usus dasar (contoh
sirosis dengan asites, sistem urinarius). Sumber inflamasi dari gangguan GI,
ovarium/uterus. Cesera traumatik atau kontaminasi bedah. Interfensi bedah kuratif
pada lokasi peritonotis contoh apendicitis, plikasi ulkus, dan reseksi usus. Bila
peritonitis menyebar, perlu penatalaksanaan medik sebelum atau pada tindakan
bedah.
2. Syok hipofolemia
Syok hipovolemik adalah kondisi darurat di mana perdarahan parah dan
hilangnya cairan membuat jantung tidak mampu memompa cukup darah ke tubuh.
Jenis syok ini dapat menyebabkan banyak organ berhenti bekerja.
3. Syok Sepsis
Sepsis adalah suatu sindroma klinik yang terjadi oleh karena adanya
respon tubuh yang berlebihan terhadap rangsangan produk mikroorganisme.
Ditandai dengan panas, takikardia,takipnea, hipotensi dan disfungsi organ
berhubungan dengan gangguan sirkulasi darah
A. KESIMPULAN
Obstruksi usus (mekanik) adalah keadaan dimana isi lumen saluran cerna tidak
bisa disalurkan ke distal atau anus karena ada sumbatan/hambatan yang disebabkan
kelainan dalam lumen usus, dinding usus atau luar usus yang menekan atau kelainan
vaskularisasi pada suatu segmen usus yang menyebabkan nekrose segmen usus tersebut.
Obstruksi usus halus dapat disebabkan oleh adhesi, hernia inkarserata, neoplasma,
intususepsi, volvulus, benda asing, kumpulan cacing askaris, sedangkan obstruksi usus
besar penyebabnya adalah karsinoma, volvulus, divertikulum Meckel, penyakit
Hirschsprung, inflamasi, tumor jinak, impaksi fekal. Gejala penyumbatan usus meliputi
nyeri kram pada perut, disertai kembung. Bising usus yang meningkat dan “metallic
sound” dapat didengar sesuai dengan timbulnya nyeri pada obstruksi di daerah distal.
Gejala umum berupa syok, oliguri dan gangguan elektrolit. Kolik dapat terlihat
pada inspeksi perut sebagai gerakan usus atau kejang usus dan pada auskultasi sewaktu
serangan kolik, hiperperistaltis kedengaran jelas sebagai bunyi nada tinggi. Tujuan utama
penatalaksanaan adalah dekompresi bagian yang mengalami obstruksi untuk mencegah
perforasi. Tindakan operasi biasanya selalu diperlukan.