Skripsi Bika Ambon Medan
Skripsi Bika Ambon Medan
Skripsi Bika Ambon Medan
PENDAHULUAN
Kue bika ambon Medan adalah kue tradisional yang banyak dibuat oleh
sehingga kue ini menjadi kue tradisional yang sangat populer. Kue tradisional
bika ambon Medan memang banyak terdapat di berbagai daerah, terutama pada
Sumatera Utara. Peminatnya yang tinggi tidak hanya pada masyarakat setempat,
sebagai buah tangan, maka peluang bisnis ini “ditangkap” oleh sebagian
masyarakat Medan untuk diproduksi dan dijual, baik dipasarkan untuk penduduk
lokal maupun para pendatang yang ingin membawa kedaerahnya sebagai buah
tangan.
Kue bika ambon Medan merupakan salah satu kue tradisional yang banyak
diminati dan memiliki nilai jual, kue ini memiliki tingkat kesulitan yang tinggi
dalam proses pembuatannya. Kesulitan dalam membuat kue bika ambon Medan
ini antara lain ialah pembentukan serat halus yang menjadi ciri khas kue ini,
proses fermentasi yang lama dan teknik yang berbeda dalam proses
dari pada membuat sendiri kue bika ambon Medan ini. Kue ini memiliki daya
1
2
Pembuatan kue bika ambon Medan adalah tepung tapioka, gula (castor
sugar), telur ayam, santan, air kelapa dan ragi (yeast) sebagai bahan
fermentasinya. Kue ini menjadi sangat khas karena rasanya yang manis, gurih,
dan sedikit berminyak, memiliki aroma daun jeruk, sereh dan bentuknya yang
unik, berlubang-lubang seperti sarang tawon dan apabila dipotong akan terlihat
Majapahit dengan sekitar 30 toko kue bika ambon Medan yang bisa menjual
hingga 1000 – 2000 kotak per hari (Nurjanah, 2015). Jika produksi kue bika
ambon Medan bisa menjual hingga 1000 – 2000 kotak perhari maka jumlah
Selama ini, sebagian besar hasil produksi tapioka hanya mampu memenuhi
16 juta ton tapioka dari industri tapioka yang berlokasi di Sumatera, Jawa, dan
Sulawesi. Jumlah produksi tapioka yang terserap pasar dalam negeri sebanyak 13
juta ton dan permintaan dalam negeri mengalami peningkatan 10% per tahun. Saat
ini, produksi tapioka Indonesia belum dapat memenuhi pasar dengan maksimal
karena setiap tahun meningkat 10% atau 1,3 juta ton pertahun. Sementara 70%
tapioka di Indonesia. Produksi tepung tapioka di Lampung Timur pada tahun 2003
mencapai 56 927,08 ton (yang tercatat pada Dinas Pertanian Lampung Timur) di
Saat ini, bahan utama pembuatan kue bika ambon Medan menggunakan
100% tepung tapioka (Manihot utilissima) kualitas terbaik, yang dibuat dari pati
umbi singkong. Pati umbi singkong ini selain banyak digunakan untuk bahan
utama kue-kue tradisional, seperti sagu lempeng (Betawi), candil (Jawa), ongol-
ongol (Betawi), pepe (Betawi), juga digunakan untuk bahan makanan ½ jadi
seperti pacar cina, merah delima dan campuran pada industri farmasi, kertas, dan
tekstil.
seperti industri farmasi, kertas dan tekstil, maka perlu dicari alternatif untuk
produk yang sama dengan bika ambon Medan dengan bahan dasar 100% tepung
tapioka. Tepung sagu tuni (Metroxylon Rumphii) adalah tepung yang berasal dari
empulur pohon sagu yang dikeringkan. Jenis tepung sagu (Metroxylon Rumphii)
ada (5) yaitu Metroxylon rumphii Mart. (Sagu Tuni), Metroxylon sagus Rottb.
(Bintoro, dkk, 2010:45), untuk tepung sagu tuni memiliki struktur hampir sama
dengan tepung tapioka, yaitu tepung sagu tuni pada kadar air 14,00 persen
mengandung protein 0,70 persen, lemak 0,20 persen, karbohidrat 84,700 persen
Dari kandungan dasar tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tepung sagu
tuni adalah bahan yang dapat menjadi pangan pokok, karena kandungan
menjadikan tepung sagu tuni mempunyai sifat yang lebih pulen dibandingkan
tepung beras, sebaliknya tepung sagu tuni miskin unsur nutrisi lainnya seperti
(Bambang, 2000 dalam Ridwan, 2007:16), dari pada tepung sagu tuni 73% (Flach,
1983: Swinkels, 1985 dalam Bantacut 2011:31). Kandungan amilosa pati tapioka
lebih sedikit 17% (Bambang, 2000 dalam Ridwan, 2007:16), dibandingkan tepung
sagu tuni 72% (Flach, 1983: Swinkels, 1985 dalam Bantacut 2011:31).
sebagai rangka struktur pati. Kedua molekul tersebut tersusun oleh beberapa unit
dengan ikatan α-1,4 dengan derajat polimerasi (DP) beberapa ratus unit glukosa,
sedangkan amilopektin mempunyai struktur amilosa pada rantai lurus dan juga
memiliki konfigurasi bercabang yang terdapat pada setiap 20-25 residu glukosa
dengan ikatan α-1,6 (Whittler & Daniel 1984, dalam Munarso 2004).
Tepung sagu tuni mempunyai daya kembang yang tinggi dan suhu
gelatinisasi rendah. Pemanasan dalam campuran air dan penambahan garam atau
sukrosa suhu gelatinisasi meningkat. Kandungan energi tepung sagu tuni adalah
347 kkal (bandingkan dengan beras 360 dan tepung terigu 376 kkal). Pada segi
kalori maka sagu tuni baik dikembangkan untuk makanan modern rendah kalori
juga rendah lemak sehingga baik untuk penderita obesitas (Bantacut, 2011:31).
tepung sagu tuni mengenyangkan sekaligus juga menyehatkan dan memiliki nilai
Selain struktur yang hampir sama, juga potensi tepung sagu jenis tuni sangat
keberlanjutan sebagai sebagian bahan dasar pembuatan kue bika ambon Medan.
masyarakat Maluku dan Papua serta beberapa bahan utama kue – kue kering yang
berasal dari Maluku dan Papua, padahal potensi hutan sagu di Indonesia cukup
tinggi sekitar 1,128 juta ha atau (51,3%) hutan sagu dunia berada di Indonesia
Pada penelitian ini tepung sagu tuni diaplikasikan sebagai bahan substitusi
dalam pembuatan kue bika ambon Medan karena memungkinan yaitu memiliki
substitusi, walau tidak dalam persentase tinggi perlu diteliti seberapa banyak
sebagai bahan utama pembuatan kue bika ambon Medan. Komponen karbohidrat
terbesar yang terkandung dalam sagu tuni adalah pati. Granula pati sagu bila
tercampur dengan air dingin akan mengalami hidrasi reversible, yaitu penyerapan
air oleh molekul pati dan bila dikeringkan tidak akan mengubah struktur pati,
tetapi apabila pati tercampur dengan air dingin kemudian dipanaskan maka akan
Bahan utama yang digunakan untuk pembuatan kue bika ambon Medan
pada penelitian ini adalah tepung tapioka yang disubstitusikan dengan tepung sagu
tuni. Tepung sagu tuni dapat digunakan sebagai substitusi tepung tapioka karena
memiliki struktur yang sama yaitu pati dan amilopektin, walaupun jumlahnya
sedikit berbeda. Apakah dapat menghasilkan kue bika ambon Medan yang
kualitasnya sama dengan kue bika ambon Medan 100% menggunakan tepung
tepung sagu tuni dalam pembuatan kue bika ambon Medan dapat menghasilkan
sebagai berikut :
2. Apakah tepung sagu tuni dapat digunakan sebagai bahan substitusi dalam
4. Apakah substitusi tepung sagu tuni dapat menghasilkan kue bika ambon
masalah agar pembatasan dapat lebih terarah, maka penelitian ini dibatasi pada :
kue bika ambon Medan yang ditinjau pada aspek warna, rasa, tekstur, dan aroma.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan akan berguna untuk :
1. Salah satu cara untuk memanfaatkan tepung sagu tuni sebagai bahan
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Pengertian
Bika ambon Medan adalah salah satu kue tradisional khas kota Medan.
Bika diambil dari istilah bahasa Portugis yaitu bobenka. Kata itu kemudian
Selain di kota Medan, kue tradisional bika ambon juga ada di daerah
Sukabumi, dan kue bika ambon Betawi ke-tiga jenis kue bika ambon memiliki ciri
khas masing-masing yaitu bika ambon Medan rasanya manis gurih, memiliki
warna kuning tua dan mengkilap, aroma daun jeruk dan sereh yang dominan
tercium, teksturnya kempal dan kenyal namun tetap lembut dan sedikit
berminyak. Ciri khas utama kue bika ambon Medan adalah serat atau lubang-
lubang yang menyerupai jeruji halus memenuhi seluruh bagian dari bagian bawah
hingga atas kue dan jika kue ini dipotong akan menampakkan jalur vertikal lubang
dari bagian bawah kue hingga bagian permukaan kue. Sedangkan kue bika ambon
Sukabumi memiliki tekstur kenyal agak liat, minyaknya tidak sebanyak kue bika
ambon Medan dan berwarna kuning pucat, sedangkan kue bika ambon Betawi
9
10
Menurut Rasyad, dkk (2003:82) proses pembuatan kue bika ambon Medan
tidak tergolong susah, namun juga tidak mudah. Pembuatan kue bika ambon
dapat membuat kue bika ambon Medan dengan tampilan & cita rasa yang prima
Bahan utama untuk pembuatan bika ambon Medan, bika ambon Sukabumi,
dan bika ambon Betawi pada umumnnya sama yaitu tepung tapioka, gula, telur,
santan, air kelapa dan ragi roti (yeast) sebagai pengganti tuak untuk membantu
proses fermentasinya. Bika ambon Medan merupakan salah satu kue tradisional
Indonesia yang termasuk ke dalam jenis adonan beragi cair. Karena konsistensi
adonannya yang cair, maka bika ambon Medan harus dibentuk menggunakan
cetakan atau loyang. Bika ambon Medan ini memerlukan proses fermentasi dalam
menjadi ciri khas kue ini. Selain itu proses fermentasi akan menghasilkan rasa
Waktu yang diperlukan untuk membuat bika ambon Medan yaitu 10 jam. Selama
10 jam tersebut bika ambon Medan ini mengalami proses pengadukan, fermentasi
Pada pembuatan kue bika ambon Medan diperlukan bahan utama, bahan
biang dan santan masak. Bahan biang dan santan yang digunakan dalam
11
pembuatan kue bika ambon Medan untuk memperbaiki bentuk, tekstur, serta
meningkatkan atau memperbaiki mutu dari rasa serta kualitas kue bika ambon
Medan.
1. Tepung Tapioka
Tepung tapioka biasanya dibuat dari singkong jenis pahit yang banyak
Jumlah yang digunakan pada pembuatan kue bika ambon Medan berkisar
antara 13% - 15% dari total bahan (Soechan, 2006:6). Karena fungsi tepung
tapioka adalah sebagai kerangka pada kue bika ambon Medan dan tepung
Tepung tapioka tidak mengandung gluten seperti pada tepung terigu, namun
sehingga cocok sebagai sumber energi (Mariani & Cucu Cahyana 2010:18)
Komponen Tapioka
Kalori (kal) 363
Karbohidrat (gr) 88,2
Protein (gr) 1,1
Lemak (gr) 0,5
Kalsium (mg) 84
Fosfor (mg) 125
Air (gr) 12
Asam Fosfat (mg) 4,0
Sumber: Komposisi Pangan Indonesia (2009:7)
12
2. Telur
kalsium, dan fosfor. Kadar lemak yang termasuk tinggi terletak pada kuning
Telur yang digunakan untuk pembuatan bika ambon Medan adalah telur
ayam ras yang berkualitas baik. Bagian telur yang digunakan hanya kuning
telur karena kuning telur memberikan warna kuning pada kue bika ambon
Medan, selain itu kuning telur juga berfungsi sebagai pengemulsi adonan.
Jumlah yang digunakan untuk pembuatan kue bika ambon Medan berkisar
antara 17% - 20% dari total bahan (tu’tu Catering, 2009:22). Untuk membuat
adonan bika ambon, sebaiknya pengocokan telur dan gula (castor sugar)
terkelupasnya kulit bagian atas permukaan kue bika ambon Medan (Soechan,
2006:4)
Pada pembuatan bika ambon Medan, gula yang digunakan adalah gula
pasir halus (castor sugar). Castor sugar merupakan gula pasir yang butirannya
lebih halus dari gula pasir biasa. Faktor pemanisnya 100% dan digunakan
untuk pembuatan cake dan roti (Lange, Manfred & Bogasari Center 2005:12).
mudah larut dalam berbagai adonan, warna gula yang putih bersih tidak akan
mempengaruhi warna kuning dari kue bika ambon Medan. Jumlah yang
13
digunakan pada pembuatan kue bika ambon Medan berkisar antara 20% - 22%
dari total bahan (Soechan, 2006:6). Gula selain berfungsi sebagai pemanis,
gula juga berperan penting pada proses fermentasi. Gula difermentasi oleh ragi
membantu membentuk serat atau serat vertikal dan menghasilkan rasa khas
pada bika ambon. Gula juga berfungsi untuk memperpanjang umur simpan
kue, gula adonan biang berfungsi sebagai bahan makanan ragi untuk
4. Soda Kue
Senyawa ini termasuk kelompok garam dan telah digunakan sejak lama. Soda
kue merupakan kristal berwarna putih yang larut dalam air. Senyawa ini
digunakan dalam roti karena bereaksi dengan bahan lain membentuk gas
Soda kue sering ditambahkan pada kue tradisional yang gunakan adonan
telur kocok, berfungsi menambah volume kue. Jumlah yang digunakan pada
pembuatan kue bika ambon Medan berkisar 0,17% – 0,19% dari total bahan.
(Sutomo 2008:10)
B.2 Bahan Biang & Santan Pada Pembuatan Kue Bika Ambon Medan
protein sebanyak 10%-11,5%. Sangat baik untuk membuat segala produk cake
14
atau tepung serba guna. Tepung ini cocok untuk membuat adonan fermentasi
atau aneka cake dan muffin (Muhariati, 2008). Jumlah yang digunakan
berkisar antara 4% - 6% dari total bahan. Gluten pada tepung terigu membantu
2. Ragi (Yeast)
Ragi (yeast) adalah khamir atau organisme yang dapat membantu proses
fermentasi pada makanan, khususnya kue dan roti agar adonan mengembang,
berserat serta memiliki rasa dan aroma yang khas. Pada pembuatan roti dan
kue, ragi bekerja dengan memfermentasikan gula menjadi karbon dioksida dan
alkohol (Ganie, 2003:324). Pada pembuatan kue bika ambon Medan untuk
pembuatan biang gunakan air dingin (air es), jangan air panas ataupun hangat
(Susanto, 2007:8). Jumlah yang digunakan berkisar antara 0,3% - 0,5% dari
menghasilkan rasa dan aroma yang asam pada bika ambon (Soechan, 2006:4).
3. Air Kelapa
Air kelapa yang digunakan adalah air kelapa tua, karena air kelapa tua
4. Santan
Untuk mendapatkan santan yang kental dan berminyak pilih kelapa yang
tua, ditandai dengan kulitnya berwarna cokelat tua dan kering. Santan kental
adalah hasil perasan pertama. Remas – remas kelapa parut (450gr) dengan
panas, ada yang memakai santan yang dingin. Adonan kue bika ambon Medan
yang memakai ragi instan santannya harus yang dingin. Jumlah yang
digunakan berkisar 30% - 32% dari total bahan. Masak santan dengan api
kecil bersama pandan, sereh, daun jeruk, dan garam beberapa menit sambil
kue. Santan berfungsi sebagai cairan yang membantu membentuk struktur kue
5. Serai
digunakan untuk bumbu penyedap pada makanan dan kue, juga untuk
berkisar antara 0,89% - 0,91% dari total bahan. Sereh digunakan untuk
memberi rasa dan aroma khas bersama daun jeruk dan berfungsi untuk
6. Daun Jeruk
Daun jeruk merupakan rempah yang berasal dari daun pohon jeruk purut.
Fungsinya memberi aroma khas jeruk purut pada makanan, dan digunakan
16
dalam keadaan segar. Jumlah yang digunakan berkisar antara 0,17% - 0,20%
dari total bahan. Daun jeruk digunakan untuk memberikan aroma dan rasa
khas yang segar dan mengurangi bau amis yang ditimbulkan dari penggunaan
kuning telur untuk pembutan kue bika ambon Medan. Pemakaian daun jeruk
dengan cara disobek menjadi bagian lebih kecil dan dimasak bersama santan.
7. Daun Pandan
Daun pandan ini sekilas mirip dengan daun suji, warna daun hijau muda
mengilap, panjang seperti pita dan tulang daun di tengah. Tepinya bergerigi
tajam pada daun yang tua. Jumlah yang digunakan berkisar antara 0,17% -
0,20% dari total bahan. Fungsi utamanya sebagai pemberi aroma tanpa efek
warna yang kuat. Selain sebagai pemberi aroma dan pewarna, daun pandan
aroma khas untuk mengurangi bau amis dari kuning telur. Supaya aromanya
kuat, helai daun dirobek-robek atau diremas, lalu dibuat simpul (Yasa Boga
2008:18)
8. Garam
semua masakan. Garam juga digunakan dalam makanan kecil atau bahkan
minuman. Garam memberikan efek gurih pada masakan yang bercita rasa
Jumlah yang digunakan untuk pembuatan kue bika ambon Medan berkisar
antara 0,17 – 0,19 dari total bahan. Simpan garam di tempat yang tertutup
rapat dan kering agar kualitas garam tetap baik. Garam memiliki fungsi
gurih dari santan. Garam yang bagus kualitasnya adalah yang berwarna putih
bersih dan tidak lembab. Jangan meletakkan garam berdekatan dengan ragi
karena ragi akan mati dan tidak bisa berfungsi sebagai pengembang (Sutomo
2008:10).
Minyak kelapa sawit diperoleh dari hasil ekstraksi buah kelapa sawit.
kelapa sawit juga berfungsi sebagai pengantar panas, dan penambah nilai
pengoles loyang agar tidak lengket pada saat dikeluarkan dari loyang.
mulai kue kering hingga biskuit. Lemak jenuh seperti minyak kelapa sawit
padat pada suhu sedang (mencair pada suhu 76°F) dan memiliki daya simpan
Pada pembuatan kue bika ambon Medan di perlukan alat persiapan & alat
pengolahan. Peralatan & fungsi peralatan dalam pembuatan kue bika ambon
B. Alat Pengolahan
Kompor yang digunakan
dalam penelitian ini adalah
kompor gas. Proses
Kompor Gas/Gas Stove
pengolahan menggunakan
api kecil untuk merebus
santan
Panci digunakan sebagai
wadah untuk merebus
santan.
Panci/Sauce pan
20
Pada proses pembuatan bika ambon yaitu 10 jam. Selama 10 jam tersebut
bika ambon ini mengalami proses pengadukan, fermentasi selama 8 jam hingga
pemanggangan dengan oven sedikit dibuka untuk menghasilkan bika ambon yang
a) Persiapan bahan
Dalam proses persiapan bahan untuk membuat bika ambon, bahan yang
harus dipersiapkan adalah tepung tapioka, tepung terigu protein sedang, kuning
telur, gula, ragi (yeast), soda kue, air kelapa, santan, daun jeruk, daun pandan,
sereh dan garam. Semua bahan dipilih yang masih baru dan bersih. Pada proses
persiapan bahan juga dilakukan pengayakan tepung tapioka dan tepung terigu
protein sedang agar tepung tersebut lebih bersih dan lebih halus.
21
b) Persiapan alat
Pada proses persiapan alat untuk membuat kue bika ambon, alat yang harus
di persiapkan dibagi menjadi 2, yaitu : alat persiapan yang terdiri dari timbangan,
bowl stainless steel, gelas ukur. Alat pengolahan yang terdiri dari kompor, sauce
2. Penimbangan
Semua bahan yang sudah disiapkan seperti tepung tapioka, tepung terigu protein
sedang, kuning telur, gula, ragi (yeast), soda kue, air kelapa, santan, daun jeruk,
3. Pencampuran
tahap menggunakan mixer tangan (hand mixer) untuk menjadi adonan. Dalam
biang seperti tepung terigu protein sedang, gula, ragi (yeast), dan air kelapa, untuk
proses fermentasi dengan waktu 30 menit. Tahap kedua adalah santan direbus
bersamaan dengan daun jeruk, daun pandan, sereh, dan garam sampai harum dan
sedikit berminyak. Tahap ketiga mencapur bahan utama yaitu tepung tapioka,
kuning telur, gula, dan soda kue, kemudian masukkan santan ke adonan utama
dan masukkan adonan biang, aduk sampai rata dan tutup dengan plastik bening
jam maka adonan akan mengalami over fermented sehingga akan menghasilkan
bika ambon yang asam dan berbau alkohol yang terlalu kuat, sedangkan lamanya
22
proses fermentasi kurang dari 8 jam maka serat yang dihasilkan tidak akan
maksimal.
4. Pemanggangan
perpindahan panas oven yang akan mengubah adonan menjadi produk ringan
(porous), berongga (porous), siap cerna dan kaya rasa. Perubahan biokimia yang
enzim, yeast, perubahan pati dan gluten dalam adonan (Pyler, 1979 dalam M.
1800C selama 70 menit dan selanjutnya dengan suhu atas 1500C selama 10 menit.
alumunium yang telah diolesi minyak dan dipanaskan terlebih dahulu. Kemudian
loyang diletakkan diatas tray yang diberi pasir bersih setebal 1-2 cm dan dialasi
dengan kertas. Pasir tersebut berfungsi untuk memberikan panas yang merata
pada bagian bawah dan menghambat pemanasan langsung pada bika ambon yang
bika ambon, pintu oven dibuka sedikit, hal ini bertujuan agar udara panas pada
bagian bawah oven naik ke bagian atas oven untuk membantu proses
5. Pendinginan (Cooling)
setelah proses pemanggangan hingga mencapai suhu internal pada kisaran (35oC-
40,5oC). Jika penyimpanan atau pengemasan dilakukan pada kondisi panas akan
6. Pengemasan (packaging)
dan terlihat menarik. Kemasan yang digunakan untuk kue bika ambon Medan
yaitu menggunakan kemasan yang terbuat dari kardus/kertas lipat kaku dan plastik
semi kaku/mika.
2.1.2 Substitusi Tepung Sagu Tuni Dalam Pembuatan Kue Bika Ambon
Medan
a. Sagu Tuni
Sejak lama sagu dikenal sebagai makanan bagi masyarakat Papua maupun
Maluku. Manfaat pati sagu selama ini digunakan sebagai makanan pokok dan bagi
masyarakat Papua dan Maluku dengan nama papeda. Disamping makanan pokok
dari pati sagu dimanfaatkan sebagai makanan kudapan seperti bagea, ongol-ongol,
Komponen yang paling dominan dalam aci sagu adalah pati (karbohidrat).
bahan makanan. Sagu tuni memiliki kandungan pati yang mencapai 85%, pati
Komposisi pati sagu tuni adalah 73% amilopektin dan 72% amilosa (Flach,
1983: Swinkels, 1985 dalam Bantacut 2011:31). Pati sagu tuni mempunyai daya
kembang yang tinggi dan suhu gelatinisasi rendah. Pemanasan dalam campuran
umur, jenis dan lingkungan tempat sagu tersebut tumbuh. Makin tua umur
tanaman sagu, kandungan pati dalam empulur makin besar, dan pati dalam
dengan mikroskop jenis pati dapat dibedakan karena mempunyai bentuk, ukuran
dan letak hilum yang unik. Pati sagu mulai mengalami gelatinisasi pada suhu
Tabel 2.3 Hasil Pengamatan Sifat Kimia dan Fisika Sagu dari Tiga Cara
Ekstrasi
pengolahan lebih lanjut untuk menjadi produk olahan pangan yang memiliki nilai
tambah. Tepung sagu dapat digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan
yang tinggi hampir setara nilainya dengan tepung tapioka, sehingga dapat
disubstitusi dengan sebagian tepung tapioka yang digunakan sebagai bahan dasar
mengandung karbohidrat yang lebih tinggi dibanding beras merah dan jagung,
yaitu sekitar 95,0% dari bahan keringnya. Beras merah hanya mengandung
karbohidrat sekitar 75,00% dan jagung hanya sekitar 64,0%, kandungan vitamin
b. Konsep Substitusi
produk.
1) Fungsi Subtitusi
telah ada
bermanfaat.
27
pembuatan suatu produk makanan. Pada proses pembuatan kue bika ambon
Medan dengan substitusi tepung sagu tuni pada dasarnya tidak jauh berbeda
dengan pembuatan bika ambon pada umumnya, yaitu dengan menggunakan bahan
dasar yang sama tepung tapioka, namun perbedaan yang ada hanya pada
pemakaian bahan tepung tapioka disubstitusi dengan tepung sagu tuni, tetapi
pembuatan kue bika ambon Medan tidak dapat diganti 100% dengan sagu tuni
karena akan menghasilkan kue bika ambon Medan yang berwarna kuning pucat,
dan teksturnya yang kurang lentur. Komposisi bahan lainnya pun sama dengan
standar resep pembuatan kue bika ambon Medan. Tepung sagu tuni yang
digunakan adalah tepung sagu tuni yang berkualitas baik, bersih, tidak berbau, dan
berwarna putih kusam. Pada penelitian ini jumlah tepung sagu tuni yang
digunakan untuk substitusi adalah 30% dari jumlah tepung tapioka yang
digunakan, jika penggunaan yang lebih dari 30% akan mempengaruhi warna dan
1. Konsep Kualitas
atau ditetapkan. Kualitas sering kali diartikan sebagai kepuasan pelanggan atau
terkuat kami melawan persaingan dari luar negeri, dan satu-satunya jalan untuk
sebagai totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang mempengaruhi
produk dan jasanya telah memenuhi atau melebihi keinginan, persyaratan, dan
Pada beberapa definisi kualitas menurut para ahli dapat diartikan bahwa
suatu produk atau jasa dapat dikatakan apabila dapat memenuhi harapan, ukuran
persaingan.
Kualitas adalah tingkat baik buruknya sesuatu. Hal ini dapat terlihat dari
sifat makanan tersebut seperti kandungan air, warna, ukuran, berat, tekstur dan
bentuk. Jadi kualitas kue bika ambon Medan adalah tingkat baik buruknya bika
ambon. Untuk mengetahui kualitas bika ambon dilakukan uji organoleptik pada
Bika ambon Medan yang berkualitas dihasilkan dari proses produksi dapat
diketahui dari sifat eksternal dan internal. Secara sederhana bika ambon Medan
dikatakan memiliki kualitas yang baik, jika bika ambon tersebut dapat diterima
oleh konsumen yang dituju atau secara komersial dapat memberikan keuntungan
sifat eksternal dan sifat internal. Sifat eksternal kue bika ambon Medan
1) Warna yang diharapkan dari kue bika ambon Medan adalah kuning,
karena penggunaan kuning telor pada bahan pembuatan kue bika ambon
Medan. pada bagian atas kue bika ambon Medan berwarna kecoklatan
karena kue bika ambon Medan menggunakan gula pasir diolah dengan
2) Tekstur kue bika ambon Medan yang diharapkan adalah lentur, dapat
dengan itu udara yang terdapat dalam adonan akan mengembang dan
1) Aroma yang diharapkan pada kue bika ambon Medan juga dipengaruhi
oleh peraduan bahan – bahan penyusun seperti telur, gula, santan (daun
jeruk, daun pandan dan sereh) dan proses fermentasi, semakin lama proses
fermentasi maka semakin asam aroma yang dihasilkan. Aroma kue bika
2) Rasa yang diharapkan dari kue bika ambon Medan adalah berasa manis,
gurih dan sedikit asam. Rasa manis dikarenakan penggunaan gula yang
cukup banyak dan rasa asam yang diperoleh dari proses fermentasi selama
± 8 jam pada pembuatan kue bika ambon Medan yang disebabkan oleh
ragi yang mengubah gula menjadi alkohol (etanol) dan asam – asam
organik, sehingga dapat mempengaruhi rasa pada kue bika ambon Medan.
3) Serat yang diharapkan dari kue bika ambon Medan adalah berserat halus
dan rapat. Serat kue kue bika ambon Medan dibentuk dari komposisi
bahan penyusun dan dibantu dengan proses penepukan pada adonan untuk
memasukkan udara dalam adonan dan fermentasi selama ± 8 jam pada saat
membentuk serat dan tekstur kue bika ambon Medan yang telah
adonan akan mengembang dan dengan adanya tekanan panas dari bawah
(api) maka gas CO2 terdorong ke atas, CO2 tersebut terlepas dan
vertikal.
Selama ini, sebagian besar hasil produksi tapioka hanya mampu memenuhi
strukturnya yaitu tepung sagu tuni yang belum dimaanfaatkan secara maksimal.
Bahan baku utama pembuatan kue bika ambon medan adalah tepung
tapioka (Manihot utilissima). Tepung ini memiliki struktur kandungan kalori 362
dalam 100 gram tepung tapioka. Selain itu, terdapat kandungan karbohidrat yang
terdapat dalam tepung tapioka sebesar 88,2 dan kandungan protein 1,1. Begitu
pula dengan kandungan lemak yang terdapat dalam tepung tapioka 0,5. Serta
kandungan air yang terdapat pada tepung tapioka sebesar 12,0. Tepung tapioka
dengan struktur tersebut ditambahkan bahan – bahan seperti tepung terigu, gula,
telur, santan, ragi (yeast) dan soda kue, maka hasi dari bika ambon memiliki
Tepung sagu tuni memiliki kandungan yang hampir sama dengan tepung
tapioka. Hal ini dapat dilihat dalam kandungan kalori yang terdapat dalam tepung
sagu tuni adalah 363. Kandungan karbohidrat yang terdapat dalam tepung sagu
32
tuni 84,7 dan kandungan protein 0,7. Begitu pula dengan kandungan lemak yang
terdapat dalam tepung sagu tuni sebesar 0,2. Serta kandungan air yang terdapat
(Bambang, 2000 dalam Ridwan, 2007:16), dari pada tepung sagu tuni 73% (Flach,
1983: Swinkels, 1985 dalam Bantacut 2011:31). Kandungan amilosa pati tapioka
lebih sedikit 17% (Bambang, 2000 dalam Ridwan, 2007:16), dibandingkan tepung
sagu tuni 72% (Flach, 1983: Swinkels, 1985 dalam Bantacut 2011:31).
Dari uraian di atas maka tepung sagu tuni kemungkinan dapat digunakan
sebagai substitusi tepung tapioka, karena strukturnya yang mirip tetapi karena
jumlah kandungannya sedikit berbeda dengan tepung tapioka maka tidak dapat
kandungan pati (amilopektin) yang ada pada sagu tuni lebih sedikit dibandingkan
dengan yang ada pada tepung sagu tapioka, sehingga jika substitusi diatas 50%
kemungkinan kualitas terhadap tekstur dan warna tidak sesuai standard kue bika
ambon Medan.
yang dapat diolah menjadi bahan makanan yang mempunyai nilai jual dan dapat
tepung sagu dalam pembuatan kue bika ambon Medan juga dapat membuat
perbedaan kualitas.
33
penelitian sampai dapat terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis dalam
penelitian ini adalah: terdapat pengaruh substitusi tepung sagu tuni (Metroxylon
METODOLOGI PENELITIAN
tepung sagu tuni adalah di laboratorium pengolahan Roti & Kue Program Studi
Tata Boga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta dan pengujian kualitas
produk kue bika ambon Medan dilakukan di Laboratorium Patiseri dan Bakery,
melaksanakan penelitian ini terhitung mulai bulan Juli 2015 sampai dengan
Januari 2016.
dengan membuat kue bika ambon Medan dengan substitusi tepung sagu tuni.
Selanjutnya untuk mengetahui kualitas kue bika ambon Medan maka dilakukan
kepada 45 orang panelis agak terlatih yang meliputi aspek warna, tekstur, aroma,
dua, yakni variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat adalah variabel
34
35
yang tergantung pada variabel yang akan diteliti, sedangkan variabel bebas
1. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas kue bika ambon Medan
yang meliputi aspek internal dan eksternal meliputi warna, tekstur, rasa, aroma
dan serat.
2. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah substitusi tepung sagu tuni dengan
Agar variabel ini dapat diukur maka perlu didefinisikan secara operasional.
Adalah salah satu jenis kue tradisional khas kota Medan dengan substitusi
tepung sagu tuni, jumlah tepung sagu tuni yang disubtitusikan dalam
pembuatan kue bika ambon medan yang dinyatakan dalam bentuk persentase
yang berbeda yaitu sebesar 30%, 40%, dan 50% memiliki tekstur lentur,
warna kuning, aroma daun jeruk dan sereh, rasa manis gurih dan memiliki
Adalah kualitas kue bika ambon Medan yang dinilai berdasarkan skor
pada aspek eksternal meliputi warna dan tekstur, internal meliputi aroma, rasa
a. Warna
dibuat dengan substitusi tepung sagu tuni. Aspek penilaian terhadap warna
kue bika ambon Medan substitusi tepung sagu tuni pada penelitian ini
b. Tekstur
Aspek penilaian terhadap tekstur kue bika ambon Medan substitusi tepung
sagu tuni pada penelitian ini dinilai berdasarkan kategori karakter sangat
c. Aroma
indera penciuman terhadap aroma daun jeruk dan sereh. Aspek penilaian
terhadap aroma kue bika ambon Medan substitusi tepung sagu tuni pada
penelitian ini dinilai berdasarkan kategori sangat beraroma daun jeruk dan
sereh, beraroma daun jeruk dan sereh, agak beraroma daun jeruk dan
sereh, tidak beraroma daun jeruk dan sereh, sangat tidak beraroma daun
d. Rasa
Aspek rasa kue bika ambon Medan substitusi tepung sagu tuni meliputi
sangat terasa manis, terasa manis, agak terasa manis, tidak terasa manis,
37
sangat tidak terasa manis. Indikator terasa manis yang digunakan karena
e. Serat
serat yang dihasilkan kue bika ambon Medan bersubstitusi tepung sagu
tuni dengan persentase tepung 30%, 40% dan 50% dengan skala penilaian
berongga.
Pada penelitian ini, ingin diketahui pengaruh substitusi tepung sagu tuni
terhadap kualitas kue bika ambon yang meliputi beberapa aspek penilaian yaitu
warna, tekstur, aroma, rasa, dan serat. Desain penelitian tersebut dapat
Populasi pada penelitian ini adalah kue bika ambon Medan dengan substitusi
tepung sagu tuni, sedangkan sampel pada penelitian ini adalah kue bika ambon
Medan yang disubstitusi tepung sagu tuni dengan persentase tepung sagu tuni
nomor kode yang berbeda pada setiap kue bika ambon Medan substitusi tepung
sagu tuni. Penelitian ini dilakukan uji validasi dengan lima panelis ahli yaitu
dosen Program Studi Tata Boga yang mengajar Mata Kuliah Pengolahan
Makanan dan dilakukan uji kualitas dilakukan oleh 45 orang panelis agak terlatih
di lingkungan Program Studi Tata Boga untuk melihat kualitas dari masing-
masing kue bika ambon Medan yang meliputi aspek warna, tekstur, aroma, rasa
dan serat.
berdasarkan buku-buku, jurnal dan melalui internet. Semua sumber data yang
yang tepat. Sebelum membuat kue bika ambon Medan dengan substitusi tepung
tepung sagu tuni yang halus dengan yang masih kasar. Proses akhir adalah
pengemasan, agar tepung tidak menjadi lembab dan asam karena menyerap air
dari udara.
40
Penimbangan bahan
Proses pengadukan
adonan biang, adonan
utama dan santan
Pengemasan
Gambar 3.1 Bagan Pembuatan Kue Bika Ambon Medan
Adalah informasi tambahan
41
Berat Persentase
Nama Bahan
(gram) (%)
Biang
Tepung Terigu Protein Sedang 25 20,5
Gula (Castor Sugar) 5 4,1
Ragi (Yeast) 2 1,64
Air Kelapa 50 41
Ʃ 82
Keterangan : Perhitungan di atas menggunakan perhitungan bakers percent.
Berat Persentase
Nama Bahan
(gram) (%)
Santan
Santan Masak (dari 250gr kelapa parut tua dan 200ml air) 170 304,3
Daun Jeruk 2 3,58
Daun Pandan 1 1,79
Sereh 5 8,95
Garam 1 1,79
Ʃ 179
Keterangan : Perhitungan di atas menggunakan perhitungan bakers percent.
Berat Persentase
Nama Bahan
(gram) (%)
Tepung Tapioka 75 222
Kuning Telur 100 296
Gula (Castor Sugar) 120 355,2
Soda Kue 1 2,96
Ʃ 296
Keterangan : Perhitungan di atas menggunakan perhitungan bakers percent.
42
Tabel 3.5 Formula Standar Setelah Digabung Dengan Formula Biang &
Formula Cairan Beraroma
Berat Persentase
Nama Bahan
(gram) (%)
Tepung Tapioka 75 100
Kuning Telur 100 18,2
Gula (Castor Sugar) 120 21,8
Soda Kue 1 0,1
Biang 82 14,9
Santan 170 31,02
Keterangan : Perhitungan di atas menggunakan perhitungan bakers percent.
Tabel 3.6 Uji Coba Formula Standar Kue Bika Ambon Medan
Berat Persentase
Nama Bahan
(gram) (%)
Tepung Tapioka 75 100
Kuning Telur 100 18,2
Gula (Castor Sugar) 120 21,8
Soda Kue 1 0,1
Biang 82 14,9
Santan 170 31,02
Keterangan : Perhitungan diatas menggunakan perhitungan bakers percent.
Tabel 3.7 Hasil Uji Coba Formula Standar Kue Bika Ambon Medan
Formula Control
No. Instrumen
Hasil Revisi/Kesimpulan
1. Warna Kuning Karena hasil sudah
2. Tekstur Lentur memenuhi penilaian
3. Aroma Sangat beraroma daun jeruk dan bika ambon yang
sereh baik, maka dapat
dilanjutkan uji coba
4. Rasa Terasa manis dan gurih selanjutnya dengan
5. Serat Berongga substitusi tepung
sagu tuni
43
Gambar 3.2 Hasil uji coba formula standar kue bika ambon Medan
Setelah didapat formula terbaik dalam pembuatan bika ambon, maka uji coba
Tabel 3.8 Formula Kue Bika Ambon Substitusi Tepung Sagu Tuni dengan
persentase sebanyak 10%
Berat Persentase
Nama Bahan
(gram) (%)
Tepung Tapioka 67,5 90
Tepung Sagu Tuni 7,5 10
Kuning Telur 100 18,2
Gula (Castor Sugar) 120 21,8
Soda Kue 1 0,1
Biang 82 14,9
Santan 170 31,02
Keterangan : Perhitungan di atas menggunakan perhitungan bakers percent.
44
Tabel 3.9 Hasil Uji Coba Formula Kue Bika Ambon Medan Substitusi
Tepung Sagu Tuni 10%
Gambar 3.3 Hasil uji coba pembuatan kue bika ambon Medan Dengan
substitusi tepung sagu tuni persentase 10%
Uji coba selanjutnya yaitu dengan mensubstitusikan tepung sagu tuni dengan
Tabel 3.10 Formula Kue Bika Ambon Substitusi Tepung Sagu Tuni dengan
persentase sebanyak 20%
Berat Persentase
Nama Bahan
(gram) (%)
Tepung Tapioka 60 80
Tepung Sagu Tuni 15 20
Kuning Telur 100 18,2
Gula (Castor Sugar) 120 21,8
Soda Kue 1 0,1
Biang 82 14,9
Santan 170 31,02
Keterangan : Perhitungan di atas menggunakan perhitungan bakers percent.
45
Tabel 3.11 Hasil Uji Coba Formula Kue Bika Ambon Medan Substitusi
Tepung Sagu Tuni 20%
Gambar 3.4 Hasil uji coba pembuatan kue bika ambon dengan substitusi
tepung sagu tuni persentase 20%
Uji coba selanjutnya yaitu dengan mensubstitusikan tepung sagu tuni dengan
Tabel 3.12 Formula Kue Bika Ambon Medan Substitusi Tepung Sagu Tuni
dengan persentase sebanyak 30%
Berat Persentase
Nama Bahan
(gram) (%)
Tepung Tapioka 52,5 70
Tepung Sagu Tuni 22,5 30
Kuning Telur 100 18,2
Gula (Castor Sugar) 120 21,8
Soda Kue 1 0,1
Biang 82 14,9
Santan 170 31,02
Keterangan : Perhitungan di atas menggunakan perhitungan bakers percent.
46
Tabel 3.13 Hasil Uji Coba Formula Kue Bika Ambon Medan Substitusi
Tepung Sagu Tuni 30%
Gambar 3.5 Hasil uji coba pembuatan kue bika ambon Medan dengan
substitusi tepung sagu tuni persentase 30%
Uji coba selanjutnya yaitu dengan mensubstitusikan tepung sagu tuni dengan
Tabel 3.14 Formula Kue Bika Ambon Medan Substitusi Tepung Sagu Tuni
dengan persentase sebanyak 40%
Berat Persentase
Nama Bahan
(gram) (%)
Tepung Tapioka 45 60
Tepung Sagu Tuni 30 40
Kuning Telur 100 18,2
Gula (Castor Sugar) 120 21,8
Soda Kue 1 0,1
Biang 82 14,9
Santan 170 31,02
47
Tabel 3.15 Hasil Uji Coba Formula Kue Bika Ambon Medan Substitusi
Tepung Sagu Tuni dengan persentase sebanyak 40%
Gambar 3.6 Hasil uji coba pembuatan kue bika ambon Medan dengan
substitusi tepung sagu tuni persentase 40%
Tabel 3.16 Hasil Revisi Uji Coba Formula Kue Bika Ambon Medan
Substitusi Tepung Sagu Tuni dengan persentase sebanyak 40%
Uji coba selanjutnya yaitu dengan mensubstitusikan tepung sagu tuni dengan
Tabel 3.17 Formula Kue Bika Ambon Substitusi Tepung Sagu Tuni dengan
persentase sebanyak 50%
Berat Persentase
Nama Bahan
(gram) (%)
Tepung Tapioka 37,5 50
Tepung Sagu Tuni 37,5 50
Kuning Telur 100 18,2
Gula (Castor Sugar) 120 21,8
Soda Kue 1 0,1
Biang 82 14,9
Santan 170 31,02
Keterangan : Perhitungan di atas menggunakan perhitungan bakers percent.
Tabel 3.18 Hasil Uji Coba Formula Kue Bika Ambon Substitusi Tepung Sagu
Tuni 50%
Gambar 3.7 Hasil uji coba pembuatan bika ambon dengan substitusi tepung
sagu tuni persentase 50%
49
Uji coba selanjutnya yaitu dengan mensubstitusikan tepung sagu tuni dengan
Tabel 3.19 Formula Kue Bika Ambon Medan Substitusi Tepung Sagu Tuni
Dengan persentase sebanyak 60%
Berat Persentase
Nama Bahan
(gram) (%)
Tepung Tapioka 30 40
Tepung Sagu Tuni 45 60
Kuning Telur 100 18,2
Gula (Castor Sugar) 120 21,8
Soda Kue 1 0,1
Biang 82 14,9
Santan 170 31,02
Keterangan : Perhitungan di atas menggunakan perhitungan bakers percent.
Tabel 3.20 Hasil Uji Coba Formula Kue Bika Ambon Substitusi Tepung Sagu
Tuni 60%
Gambar 3.8 Hasil uji coba pembuatan bika ambon dengan substitusi tepung
sagu tuni persentase 60%
50
substitusi tepung sagu tuni yang berbeda. Penelitian tersebut, apakah terdapat
maksimum. Jumlah persentase tepung sagu tuni dibuat dengan selang 10% untuk
setiap perlakuan.
digunakan yaitu, substitusi sebanyak 30%, 40%, 50% dari total tepung terigu.
yaitu, bahan utama dan bahan tambahan. Berat tepung tapioka dan berat tepung
sagu tuni dinyatakan sebagai berat total tepung dan digunakan sebagai persentase
penambahan bahan tambahan lain seperti santan, gula, kuning telur dan soda kue.
Tabel 3.21 Formula Kue Bika Ambon Medan Substitusi Tepung Sagu Tuni
dengan persentase 30%, 40%, 50%
30 40 50
Bahan
gram % gram % gram %
Tepung Tapioka 52,5 70 45 60 37,5 50
Tepung Sagu Tuni 22,5 30 30 40 37,5 50
Kuning Telur 100 18,2 100 18,2 100 18,2
Gula 120 21,8 120 21,8 120 21,8
Soda Kue 1 0,1 1 0,1 1 0,1
Biang 82 14,9 82 14,9 82 14,9
Santan 170 31,02 170 31,02 170 31,02
Keterangan : Perhitungan di atas menggunakan perhitungan bakers percent.
51
Untuk menguji kualitas kue bika ambon Medan substitusi tepung sagu tuni
digunakan uji mutu hedonik yang meliputi aspek warna, tekstur, aroma, rasa dan
serat. Jenis skala mutu hedonik yang digunakan adalah skala likert. Skala likert
Kode Sampel
Aspek Penilaian Skala Penilaian
231 342 453
Eksternal:
Kuning Tua
Kuning
Warna Kuning Cerah
Kuning Muda
Kuning Sangat Muda
Sangat Lentur
Lentur
Tekstur Agak Lentur
Tidak Lentur
Sangat Tidak Lentur
Internal:
Sangat Beraroma Daun Jeruk dan
Sereh
Beraroma Daun Jeruk dan Sereh
Agak Beraroma Daun Jeruk dan
Aroma Sereh
Tidak Beraroma Daun Jeruk dan
Sereh
Sangat Tidak Beraroma Daun
Jeruk dan Sereh
Sangat Terasa Manis
Terasa Manis
Rasa Agak Terasa Manis
Tidak Terasa Manis
Sangat Tidak Terasa Manis
Sangat Berongga
Berongga
Serat Agak Berongga
Tidak Berongga
Sangat Tidak Berongga
Keterangan :
231 : Bika ambon tepung sagu tuni dengan substitusi 30%
342 : Bika ambon tepung sagu tuni dengan substitusi 40%
453 : Bika ambon tepung sagu tuni dengan substitusi 50%
52
dengan cara memberikan lembar kuesioner berupa daftar pertanyaan untuk uji
hedonik sesuai dengan kriteria yang ditentukan kepada para panelis. Panelis
adalah salah satu atau kelompok orang yang bertugas menilai sifat dan mutu
Pada penelitian ini, pengambilan data melalui 45 orang panelis agak terlatih,
Ho : µa = µb = µc
Keterangan:
H0 : Tidak terdapat pengaruh substitusi tepung sagu tuni terhadap kualitas kue
bika ambon Medan dengan substitusi tepung sagu tuni (30%, 40% dan
50%)
H1 : Terdapat pengaruh substitusi tepung sagu tuni terhadap kualitas kue bika
ambon Medan dengan substitusi tepung sagu tuni (30%, 40%, dan 50%).
µa : Nilai rata-rata kue bika ambon Medan untuk aspek warna, tekstur, aroma,
rasa dan serat dengan substitusi tepung sagu tuni sebanyak 30%.
µb : Nilai rata-rata kue bika ambon Medan untuk aspek warna, tekstur, aroma,
rasa dan serat dengan substitusi tepung sagu tuni sebanyak 40%.
µc : Nilai rata-rata kue bika ambon Medan untuk aspek warna, tekstur, aroma,
rasa dan serat dengan substitusi tepung sagu tuni sebanyak 50%.
53
Analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji Kruskal-
Wallis, karena data yang terdapat pada penulisan ini merupakan data non-
parametik. Data non-parametik merupakan data yang diperoleh dari data ordinal
data berbentuk interval atau rasio, maka perlu diubah dulu ke dalam data ordinal
Keterangan :
c = Banyaknya kelompok
Jika nilai maka kesimpulan adalah dapat menolak Ho atau menerima H1.
itu. Untuk mengetahui variasi mana yang terbaik diantaranya, maka perlu
| Q | = χi – χj
√ rata – rata Jk dalam kelompok
Keterangan :
Jk = Jumlah Kuadrat
N = Jumlah panelis
Kriteria pengujian :
BAB IV
Hasil pada penelitian ini meliputi formula terbaik, hasil uji kualitas dan
hasil pengujian hipotesis menggunakan uji Kruskal Wallis. Jika ada pengaruh
pada salah satu perlakuan maka dilanjutkan dengan uji Tuckey untuk mengetahui
hasilnya
aroma, rasa, dan serat yang dinilai menggunakan skala kategori penilaian yang
meliputi rentangan aspek warna kuning tua, kuning, kuning cerah, kuning muda,
kuning sangat muda. Rentangan aspek tekstur sangat lentur, lentur, agak lentur,
tidak lentur, sangat tidak lentur. Rentangan aspek aroma sangat beraroma daun
jeruk dan sereh, beraroma daun jeruk dan sereh, agak beraroma daun jeruk dan
sereh, tidak beraroma daun jeruk dan sereh, sangat tidak beraroma daun jeruk dan
sereh.Rentangan aspek rasa sangat terasa manis, terasa manis, agak terasa manis,
tidak terasa manis, sangat tidak terasa manis. Serta Rentangan aspek serat sangat
Formula terbaik pada penelitian ini adalah formula kue bika ambon Medan
dengan substitusi tepung sagu tuni yang dilanjutkan dengan uji validitas kepada 5
dosen ahli.
55
56
4.1.1.1 Hasil Uji Validitas Kue Bika Ambon Medan Substitusi Tepung Sagu
Tuni
substitusi tepung sagu tuni kepada 5 dosen ahli. Berdasarkan aspek warna, tekstur,
aroma, rasa dan serat didapat data yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.1 Hasil Uji Validasi Kue Bika Ambon Medan dengan Substitusi
Tepung Sagu Tuni 30%, 40% dan 50%
Panelis Ahli
Kriteria Kode Sampel Jumlah Mean
A1 A2 A3 A4 A5
231 3 3 5 3 4 18 3,6
Warna 342 2 4 4 2 5 17 3,4
453 1 5 3 1 5 15 3
231 3 4 4 5 4 21 4,2
Tekstur 342 3 3 3 4 2 15 3
453 4 3 3 5 2 17 3,4
231 4 4 4 4 2 18 3,6
Aroma 342 4 3 3 3 2 15 3
453 4 3 2 4 2 15 3
231 4 4 4 4 4 20 4
Rasa 342 4 4 4 4 4 20 4
453 4 4 4 4 4 20 4
231 4 5 4 5 4 22 4,4
Serat 342 4 3 4 4 4 19 3,8
453 4 4 4 5 4 21 4,2
Data hasil uji validitas produk kue bika ambon Medan dengan substitusi
tepung sagu tuni diketahui bahwa pada aspek warna substitusi tepung sagu tuni
bahwa kue bika ambon Medan berwarna kuning tua, 1 orang panelis ahli (10%)
berwarna kuning cerah. Pada substitusi tepung sagu tuni sebesar 40%
tua, 2 orang panelis ahli (40%) menyatakan berwarna kuning dan 2 orang panelis
ahli (40%) menyatakan berwarna kuning muda. Pada substitusi tepung sagu tuni
57
berwarna kuning tua, 1 orang panelis ahli (10%) menyatakan berwarna kuning
cerah dan 1 orang panelis ahli (10%) menyatakan berwarna kuning sangat muda.
bika ambon Medan substitusi tepung sagu tuni nilai rata-rata tertinggi adalah 3,6
nilai tersebut menunjukan nilai panelis pada rentangan kategori warna kuning
cerah.
Data hasil uji validitas produk kue bika ambon Medan dengan substitusi
tepung sagu tuni diketahui bahwa pada aspek tekstur substitusi tepung sagu tuni
bahwa kue bika ambon Medan bertekstur sangat lentur, 3 orang panelis ahli (60%)
bertekstur agak lentur. Pada substitusi tepung sagu tuni sebesar 40% menunjukkan
panelis ahli (60%) menyatakan bertekstur agak lentur dan 2 orang panelis ahli
(10%) menyatakan bertekstur tidak lentur. Pada substitusi tepung sagu tuni
bertekstur sangat lentur, 1 orang panelis ahli (10%) menyatakan bertekstur lentur,
2 orang panelis ahli (40%) menyatakan bertekstur agak lentur dan 1 orang panelis
bika ambon Medan substitusi tepung sagu tuni nilai rata-rata tertinggi adalah 4,2
nilai tersebut menunjukan nilai panelis pada rentangan kategori tekstur lentur.
58
Data hasil uji validitas produk kue bika ambon Medan dengan substitusi
tepung sagu tuni diketahui bahwa pada aspek aroma substitusi tepung sagu tuni
bahwa kue bika ambon Medan beraroma daun jeruk dan sereh dan 1 orang panelis
ahli (10%) menyatakan tidak beraroma daun jeruk dan sereh. Pada substitusi
tepung sagu tuni sebesar 40% menunjukkan sebanyak 1 orang panelis ahli (10%)
menyatakan beraroma daun jeruk dan sereh, 3 orang panelis ahli (60%)
menyatakan agak beraroma daun jeruk dan sereh dan 1 orang panelis ahli (10%)
menyatakan tidak beraroma daun jeruk dan sereh. Pada substitusi tepung sagu tuni
beraroma daun jeruk dan sereh, 1 orang panelis ahli (10%) menyatakan agak
beraroma daun jeruk dan sereh dan 1 orang panelis ahli (10%) menyatakan tidak
bika ambon Medan substitusi tepung sagu tuni nilai rata-rata tertinggi adalah 3,6
nilai tersebut menunjukan nilai panelis pada rentangan kategori aroma agak
Data hasil uji validitas produk kue bika ambon Medan substitusi tepung
sagu tuni diketahui bahwa pada aspek rasa kue bika ambon Medan substitusi
tepung sagu tuni sebesar 30% menunjukkan sebanyak 5 orang panelis ahli (100%)
menyatakan bahwa kue bika ambon Medan terasa manis. Pada substitusi tepung
sagu tuni sebesar 40% menunjukkan sebanyak 5 orang panelis ahli (100%)
menyatakan terasa manis. Pada substitusi tepung sagu tuni sebesar 50%
Berdasarkan tabel diatas, hasil perhitungan validitas terhadap rasa kue bika
ambon Medan substitusi tepung sagu tuni nilai rata-rata tertinggi adalah 4 nilai
tersebut menunjukan nilai panelis pada rentangan kategori rasa terasa manis.
Data hasil uji validitas produk kue bika ambon Medan dengan substitusi
tepung sagu tuni diketahui bahwa pada aspek serat substitusi tepung sagu tuni
bahwa kue bika ambon Medan sangat berongga dan 3 orang panelis ahli (60%)
orang panelis ahli (10%) menyatakan agak berongga. Pada substitusi tepung sagu
tuni sebesar 50% menunjukkan sebanyak 1 orang panelis ahli (10%) menyatakan
bika ambon Medan substitusi tepung sagu tuni nilai rata-rata tertinggi adalah 4,4
nilai tersebut menunjukan nilai panelis pada rentangan kategori serat berongga.
4.1.1.2 Hasil Uji Kualitas Deskriptif Aspek Warna Kue Bika Ambon Medan
Dengan Substitusi Tepung Sagu Tuni
Hasil perhitungan uji kualitas panelis pada aspek warna kue bika ambon
untuk kue bika ambon Medan dengan substitusi sagu tuni sebesar 30%
muda.. Penilaian panelis terhadap kue bika ambon Medan substitusi sebanyak
40% menunjukkan 6 orang panelis (40%) menyatakan kuning tua, 4 orang panelis
terhadap kue bika ambon Medan substitusi sebanyak 50% menunjukkan 5 orang
kuning, 1 orang panelis (6,66) menyatakan kuning cerah dan 5 orang panelis
bika ambon Medan substitusi tepung sagu tuni nilai rata-rata tertinggi adalah 4,4
nilai tersebut menunjukan nilai panelis pada rentangan kategori warna kuning.
61
4.1.1.3 Hasil Uji Kualitas Deskriptif Aspek Tekstur Kue Bika Ambon Medan
Dengan Substitusi Tepung Sagu Tuni
Hasil perhitungan uji kualitas panelis pada aspek tekstur kue bika ambon
memberikan penilaian tingkat kualitas bervariasi terhadap tekstur kue bika ambon
Medan dengan substitusi tepung sagu tuni. Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa
penilaian panelis untuk aspek tekstur pada kue bika ambon Medan dengan
orang panelis (33,33%) menyatakan lentur. Penilaian penelis terhadap kue bika
ambon Medan substitusi 40% adalah 1 orang panelis (6,66%) menyatakan sangat
(26,66%) menyatakan agak lentur. Sedangkan hasil penilaian panelis terhadap kue
bika ambon Medan substitusi tepung sagu tuni nilai rata-rata tertinggi adalah 4,6
nilai tersebut menunjukan nilai panelis pada rentangan kategori tekstur lentur.
4.1.1.4 Hasil Uji Kualitas Deskriptif Aspek Aroma Kue Bika Ambon Medan
Dengan Substitusi Tepung Sagu Tuni
Hasil perhitungan uji kualitas panelis pada aspek aroma kue bika ambon
memberikan penilaian tingkat kualitas bervariasi terhadap aroma kue bika ambon
Medan dengan substitusi tepung sagu tuni. Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa
penilaian panelis untuk aspek aroma pada kue bika ambon Medan dengan
daun jeruk dan sereh, 7 orang panelis (46,66%) menyatakan beraroma daun jeruk
dan sereh. Penilaian penelis terhadap kue bika ambon Medan substitusi 40%
adalah 5 orang panelis (33,33%) menyatakan sangat beraroma daun jeruk dan
63
sereh, 8 orang panelis (53,33%) menyatakan beraroma daun jeruk dan sereh dan 2
orang panelis (13,33%) menyatakan agak beraroma daun jeruk dan sereh.
Sedangkan hasil penilaian panelis terhadap kue bika ambon Medan substitusi 50%
dan sereh, 6 orang panelis (40%) menyatakan beraroma daun jeruk dan sereh dan
4 orang penelis (26,66%) menyatakan agak beraroma daun jeruk dan sereh.
bika ambon Medan substitusi tepung sagu tuni nilai rata-rata tertinggi adalah 4,53
nilai tersebut menunjukan nilai panelis pada rentangan kategori aroma beraroma
4.1.1.5 Hasil Uji Kualitas Deskriptif Aspek Rasa Kue Bika Ambon Medan
Dengan Substitusi Tepung Sagu Tuni
Hasil perhitungan uji kualitas panelis pada aspek rasa kue bika ambon
memberikan penilaian tingkat kualitas bervariasi terhadap rasa kue bika ambon
Medan dengan substitusi tepung sagu tuni. Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa
64
penilaian panelis untuk aspek rasa pada kue bika ambon Medan dengan substitusi
30% adalah 4 orang panelis (26,66%) menyatakan sangat terasa manis, 10 orang
menyatakan agak terasa manis. Penilaian penelis terhadap kue bika ambon Medan
substitusi 40% adalah 11 orang panelis (73,33%) menyatakan terasa manis dan 4
orang panelis (26,66%) menyatakan agak terasa manis. Sedangkan hasil penilaian
panelis terhadap kue bika ambon Medan substitusi 50% menyatakan 2 orang
menyatakan terasa manis dan 5 orang penelis (33,33%) menyatakan agak terasa
manis.
Berdasarkan tabel diatas, hasil perhitungan panelis terhadap rasa kue bika
ambon Medan substitusi tepung sagu tuni nilai rata-rata tertinggi adalah 4,2 nilai
tersebut menunjukan nilai panelis pada rentangan kategori rasa terasa manis.
4.1.1.6 Hasil Uji Kualitas Deskripsif Aspek Serat Kue Bika Ambon Medan
Dengan Substitusi Tepung Sagu Tuni
Hasil perhitungan uji kualitas panelis pada aspek serat kue bika ambon
memberikan penilaian tingkat kualitas bervariasi terhadap serat kue bika ambon
Medan dengan substitusi tepung sagu tuni. Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa
penilaian panelis untuk aspek serat pada kue bika ambon Medan dengan substitusi
30% adalah 14 orang panelis (93,33%) menyatakan sangat berongga dan 1 orang
panelis (6,66%) menyatakan berongga. Penilaian penelis terhadap kue bika ambon
Medan substitusi 40% adalah 6 orang panelis (40%) menyatakan sangat berongga
panelis terhadap kue bika ambon Medan substitusi 50% menyatakan 5 orang
menyatakan berongga.
Berdasarkan tabel diatas, hasil perhitungan panelis terhadap serat kue bika
ambon Medan substitusi tepung sagu tuni nilai rata-rata tertinggi adalah 4,9 nilai
tersebut menunjukan nilai panelis pada rentangan kategori serat sangat berongga.
berupa ordinal, maka dapat dianalisis dengan uji statistik non parametrik yaitu
pengujian hipotesis pada aspek warna, tekstur, aroma, rasa dan serat pada kue
bika ambon Medan dengan substitusi tepung sagu tuni dapat dilihat pada
penjelasan berikut :
66
4.1.3.1 Warna Kue Bika Ambon Medan Dengan Substitusi Sagu Tuni 30%,
40% dan 50%
Hasil perhitungan kepada 45 orang panelis agak terlatih diperoleh χ²hitung =
10,663 pada taraf signifikasi α = 0.05, sedangkan χtabel pada derajat kepercayaan
db = 3-1 = 2 yaitu sebesar 5,991. Tabel hasil analisis berdasarkan kue bika ambon
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Hipotesis Warna Kue Bika Ambon Medan Dengan
Substitusi Sagu Tuni 30%, 40% dan 50%
Nilai tersebut menunjukan χ²hitung > χ²tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima
artinya terdapat pengaruh substitusi tepung sagu tuni terhadap kualitas kue bika
ambon Medan dengan substitusi tepung sagu tuni (30%, 40% dan 50%) sehingga
paling baik adalah nilai A yaitu kue bika ambon Medan dengan substitusi tepung
sagu tuni sebanyak 30%, selanjutnya nilai B yaitu kue bika ambon Medan dengan
substitusi tepung sagu tuni sebanyak 40%, dan nilai C kue bika ambon Medan
4.1.3.2 Tekstur Kue Bika Ambon Medan Dengan Substitusi Sagu Tuni 30%,
40% dan 50%
17,969 pada taraf signifikasi α = 0.05, sedangkan χtabel pada derajat kepercayaan
db = 3-1 = 2 yaitu sebesar 5,991. Tabel hasil analisis berdasarkan kue bika ambon
Tabel 4.8 Hasil Pengujian Hipotesis Tekstur Kue Bika Ambon Medan
Dengan Substitusi Sagu Tuni 30%, 40% dan 50%
Nilai tersebut menunjukan χ²hitung > χ²tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima
artinya terdapat pengaruh substitusi tepung sagu tuni terhadap kualitas kue bika
ambon Medan dengan substitusi tepung sagu tuni (30%, 40% dan 50%) sehingga
baik adalah nilai A yaitu kue bika ambon Medan dengan substitusi tepung sagu
tuni sebanyak 30%, selanjutnya nilai C yaitu kue bika ambon Medan dengan
substitusi tepung sagu tuni sebanyak 50%, dan nilai B kue bika ambon Medan
4.1.3.3 Aroma Kue Bika Ambon Medan Dengan Substitusi Sagu Tuni 30%,
40% dan 50%
9,059 pada taraf signifikasi α = 0.05, sedangkan χtabel pada derajat kepercayaan db
= 3-1 = 2 yaitu sebesar 5,991. Tabel hasil analisis berdasarkan kue bika ambon
Tabel 4.9 Hasil Pengujian Hipotesis Aroma Kue Bika Ambon Medan Dengan
Substitusi Sagu Tuni 30%, 40% dan 50%
Nilai tersebut menunjukan χ²hitung > χ²tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima
artinya terdapat pengaruh substitusi tepung sagu tuni terhadap kualitas kue bika
ambon Medan dengan substitusi tepung sagu tuni (30%, 40% dan 50%) sehingga
paling baik adalah nilai A yaitu kue bika ambon Medan dengan substitusi tepung
sagu tuni sebanyak 30%, selanjutnya nilai B yaitu kue bika ambon Medan dengan
substitusi tepung sagu tuni sebanyak 40%, dan nilai C kue bika ambon Medan
4.1.3.4 Rasa Kue Bika Ambon Medan Dengan Substitusi Sagu Tuni 30%,
40% dan 50%
10,248 pada taraf signifikasi α = 0.05, sedangkan χtabel pada derajat kepercayaan
db = 3-1 = 2 yaitu sebesar 5,991. Tabel hasil analisis berdasarkan kue bika ambon
Tabel 4.10 Hasil Pengujian Hipotesis Rasa Kue Bika Ambon Medan Dengan
Substitusi Sagu Tuni 30%, 40% dan 50%
Nilai tersebut menunjukan χ²hitung > χ²tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima
artinya terdapat pengaruh substitusi tepung sagu tuni terhadap kualitas kue bika
ambon Medan dengan substitusi tepung sagu tuni (30%, 40% dan 50%) sehingga
baik adalah nilai A yaitu kue bika ambon Medan dengan substitusi tepung sagu
tuni sebanyak 30%, selanjutnya nilai C yaitu kue bika ambon Medan dengan
substitusi tepung sagu tuni sebanyak 50%, dan nilai B kue bika ambon Medan
4.1.3.5 Serat Kue Bika Ambon Medan Dengan Substitusi Sagu Tuni 30%,
40% dan 50%
16,227 pada taraf signifikasi α = 0.05, sedangkan χtabel pada derajat kepercayaan
db = 3-1 = 2 yaitu sebesar 5,991. Tabel hasil analisis berdasarkan kue bika ambon
Tabel 4.11 Hasil Pengujian Hipotesis Serat Kue Bika Ambon Medan Dengan
Substitusi Sagu Tuni 30%, 40% dan 50%
Nilai tersebut menunjukan χ²hitung > χ²tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima
artinya terdapat pengaruh substitusi tepung sagu tuni terhadap kualitas kue bika
ambon Medan dengan substitusi tepung sagu tuni (30%, 40% dan 50%) sehingga
baik adalah nilai A yaitu kue bika ambon Medan dengan substitusi tepung sagu
tuni sebanyak 30%, selanjutnya nilai B yaitu kue bika ambon Medan dengan
substitusi tepung sagu tuni sebanyak 40%, dan nilai C kue bika ambon Medan
4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil uji deskriptif kue bika ambon Medan dengan substitusi
tepung sagu tuni, diperoleh nilai rata-rata yang berbeda pada setiap aspeknya.
Hasil penelitian untuk aspek warna kue bika ambon Medan, diperoleh formula
kue bika ambon Medan dengan substitusi sebesar 30% dengan nilai rata-rata
tertinggi yaitu 4,4. Diikuti oleh formula substitusi 40% dan 50% secara bertutur-
turut dengan nilai rata-rata 3,9 dan 3,6. Secara deskriptif, kue bika ambon Medan
substitusi tepung sagu tuni 30% dinilai memiliki kualitas terbaik berdasarkan
aspek warna.
kualitas kue bika ambon Medan dengan substitusi tepung sagu tuni 30%, 40% dan
50%.
Hasil hitung perhitungan uji Tuckey’s pada aspek warna didapatkan hasil
bahwa kue bika ambon Medan substitusi tepung sagu tuni 30% memiliki kualitas
aspek warna karena tepung sagu tuni mempunyai warna keabu-abuan yang dapat
mempengaruhi warna kuning telur sebagai bahan pembuatan kue bika ambon
Medan, semakin banyak jumlah persentase substitusi tepung sagu tuni maka
warna kue bika ambon Medan akan semakin kuning muda. Warna kue bika
ambon Medan substitusi 30% memiliki warna kuning tua dibanding substitusi
40% dan 50% memilki warna agak kuning muda. Hal ini yang membuat formula
data bahwa formula kue bika ambon Medan dengan substitusi tepung sagu tuni
sebasar 30% memperoleh nilai rata-rata 4,6. Lalu formula dengan substitusi 40%
memperoleh nilai rata-rata 3,8 sedangkan pada formula 50% memperoleh nilai
rata-rata 4,2. Maka secara deskriptif dapat dinyatakan bahwa formula kue bika
kualitas kue bika ambon Medan dengan substitusi tepung sagu tuni 30%, 40% dan
50%.
Hasil hitung perhitungan uji Tuckey’s pada aspek tekstur didapatkan hasil
bahwa kue bika ambon Medan substitusi tepung sagu tuni 30% memiliki tekstur
yang lebih baik, bila dibandingkan dengan kue bika ambon Medan pada
aspek tekstur karena tepung sagu tuni mempunyai kandungan air lebih tinggi
didalamnya dibandingkan bahan utama pembuatan kue bika ambon Medan yaitu
tepung tapioka yang memiliki kandungan air lebih rendah didalamnya sehingga
persentase substitusi tepung sagu tuni maka kelenturan kue bika ambon Medan
semakin berkurang. Tekstur kue bika ambon Medan substitusi 30% memiliki
tekstur lentur dibanding substitusi 40% dan 50% memilki tekstur agak lentur. Hal
73
ini yang membuat formula substitusi 30% memiliki kualitas paling baik pada
aspek tekstur.
Berdasarkan hasil penilaian deskriptif pada aspek aroma, formula kue bika
ambon Medan dengan substitusi 30% tepung sagu tuni memperoleh nilai rata-rata
4,53. Lalu formula kue bika ambon Medan dengan substitusi 40% tepung sagu
tuni memperoleh nilai rata-rata 4,2 dan pada formula kue bika ambon Medan
dengan substitusi 50% tepung sagu tuni didapatkan nilai rata-rata 4,06.
kualitas kue bika ambon Medan dengan substitusi tepung sagu tuni 30%, 40% dan
50%.
Hasil hitung perhitungan uji Tuckey’s pada aspek aroma didapatkan hasil
bahwa kue bika ambon Medan substitusi tepung sagu tuni 30% memiliki kualitas
terbaik dalam aspek aroma dibandingkan dengan substitusi 40% dan 50%.
Formula kue bika ambon Medan dengan substitusi 30% merupakan kualitas
terbaik berdasarkan aspek aroma namun pada persentase 40% dan 50% tidak
terdapat perbedaan aroma pada kue bika ambon Medan karena dipengaruhi oleh
peraduan bahan – bahan penyusun seperti telur, gula, santan (daun jeruk, daun
pandan dan sereh) dan proses fermentasi, semakin lama proses fermentasi maka
Berdasarkan hasil penilaian deskriptif pada aspek rasa, formula kue bika
ambon Medan dengan substitusi 30% memperoleh nilai rata-rata 4,2. Kemudian
untuk formula kue bika ambon Medan dengan substitusi 40% memperoleh nilai
74
rata-rata 3,72, sedangkan formula kue bika ambon Medan substitusi 50% yaitu
3,8.
rumphii) terhadap kualitas kue bika ambon Medan dengan substitusi tepung sagu
Hasil hitung perhitungan uji Tuckey’s pada aspek rasa didapatkan hasil
bahwa kue bika ambon Medan substitusi tepung sagu tuni 30% memiliki kualitas
terbaik dalam aspek rasa dibandingkan dengan substitusi 40% dan 50%.
Formula kue bika ambon Medan dengan substitusi 30% tepung sagu tuni
dinilai memiliki kualitas terbaik berdasarkan aspek rasa tetapi pada substitusi
tepung sagu tuni dengan persentase 40% dan 50% tidak terjadi perbedaan yang
signifikan pada aspek rasa karena rasa manis dikarenakan penggunaan gula yang
cukup banyak dan rasa asam yang diperoleh dari proses fermentasi selama ± 8 jam
pada pembuatan kue bika ambon Medan yang disebabkan oleh ragi yang
mengubah gula menjadi alkohol (etanol) dan asam – asam organik, sehingga dapat
Berdasarkan hasil penilaian deskriptif pada aspek serat, formula kue bika
ambon Medan dengan substitusi 30% memperoleh nilai rata-rata 4,9. Kemudian
untuk formula kue bika ambon Medan dengan substitusi 40% memperoleh nilai
rata-rata 4,4, sedangkan formula kue bika ambon Medan substitusi 50% yaitu 4,3.
kualitas kue bika ambon Medan dengan substitusi tepung sagu tuni 30%, 40% dan
50%.
Hasil hitung perhitungan uji Tuckey’s pada aspek serat didapatkan hasil
bahwa kue bika ambon Medan substitusi tepung sagu tuni 30% memiliki kualitas
terbaik dalam aspek serat dibandingkan dengan substitusi 40% dan 50%.
Formula kue bika ambon Medan dengan substitusi 30% tepung sagu tuni
dinilai memiliki kualitas terbaik berdasarkan aspek serat tetapi pada substitusi
tepung sagu tuni dengan persentase 40% dan 50% tidak terjadi perbedaan yang
signifikan pada aspek serat karena serat kue bika ambon Medan dibentuk dari
komposisi bahan penyusun dan dibantu dengan proses penepukan pada adonan
untuk memasukkan udara dalam adonan dan fermentasi selama ± 8 jam pada saat
serat dan tekstur kue bika ambon Medan yang telah difermentasikan.
perlakuan yang dilakukan terhadap kue bika ambon Medan memiliki perbedaan
yang signifikan pada aspek warna, aroma, rasa dan serat, sedangkan perbedaan
yang tidak signifikan pada aspek tekstur. Interval nilai persentase substitusi
tepung sagu tuni pada pembuatan kue bika ambon Medan yang berjarak 10%
diduga menjadi faktor adanya pengaruh substitusi tepung sagu tuni yang
signifikan terhadap penilaian kualitas yang meliputi aspek warna, tekstur, aroma,
.
76
1. Tingkat ketuaan buah kelapa tidak standar, karena kelapa diperoleh dari
2. Warna kuning telur tidak distandar, pada proses uji coba dan pembuatan
BAB V
5.1. Kesimpulan
formula terbaik dengan persentase substitusi tepung sagu tuni sebesar 30%, 40%
dan 50%. Hal tersebut terbukti dari penilaian kualitas kue bika ambon Medan
berdasarkan beberapa aspek seperti warna, tekstur, aroma, rasa dan serat yang
memperoleh rata-rata penilaian panelis ahli dan panelis agak terlatih pada
kisaran terbaik. Substitusi tepung sagu tuni dengan konsentrasi 30%, 40% dan
50% menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap kualitas kue bika ambon
Data deskriptif yang didapatkan pada penelitian ini adalah aspek warna kue
bika ambon Medan, diperoleh formula kue bika ambon Medan dengan substitusi
sebesar 30% dengan nilai rata-rata tertinggi yaitu 4,4. Pada aspek tekstur,
diperoleh data bahwa formula kue bika ambon Medan dengan substitusi tepung
sagu tuni sebasar 30% memperoleh nilai rata-rata tertinggi yaitu 4,6. Pada aspek
aroma, formula kue bika ambon Medan dengan substitusi 30% tepung sagu tuni
memperoleh nilai rata-rata tertinggi yaitu 4,53. Pada aspek rasa, formula kue
bika ambon Medan dengan substitusi 30% memperoleh nilai rata-rata tertinggi
yaitu 4,2. Pada aspek serat, formula kue bika ambon Medan dengan substitusi
77
78
Hasil uji Kruskall Wallis menunjukkan bahwa aspek warna, tekstur, aroma,
rasa dan serat terdapat pengaruh substitusi tepung sagu tuni sehingga perlu
dilanjutkan dengan uji Tuckey’s dan mendapatkan formula terbaik yaitu pada
aspek warna formula terbaik terdapat pada substitusi 30%. Pada aspek tekstur
formula terbaik terdapat pada substitusi 30%. Pada aspek aroma formula terbaik
terdapat pada substitusi 30%. Pada aspek rasa formula terbaik terdapat pada
substitusi 30% dan pada aspek serat formula terbaik pada substitusi 30%.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah substitusi 30% memiliki kualitas terbaik
Mengingat tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas kue
bika ambon Medan substitusi tepung sagu tuni, maka dapat disimpulkan bahwa
kue bika ambon Medan dengan substitusi tepung sagu tuni sebesar 30%
merupakan formula yang memiliki kualitas terbaik. Pada kue bika ambon Medan
5.2. Saran
bentuk:
mendeteksi kerusakan produk kue bika ambon Medan substitusi tepung sagu
2. Apabila ingin diproduksi maka dipilih yang substitusi 40%, karena dengan
substitusi 40% memperoleh warna, rasa dan serat yang lebih baik.
80
DAFTAR PUSTAKA
Alsuhendra dan Ridawati. 2008. Prinsip Analisis Zat Gizi Dan Penilaian
Organoleptik Bahan Makanan. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta
Bank Indonesia. 2009. Pola Pembiayaan Industri Pengolahan Tepung Tapioka.
[terhubungberkala].http://www.bi.go.id/id/umkm/kelayakan/pola
pembiayaan/industri/Pages/tapioka.aspx. html [27 April 2015].
Catering, Tu’tu. 2009. 250 Resep Aneka Jajanan Paling Nendang. Yogyakarta:
Pustaka Anggrek
Dean, John. 2007. Rahasia Usaha Kecil & Menengah (UKM): Bika Ambon.
Jakarta: Gramedia
E.J, Pyler. 1979. Baking Science Technologi Vol I & Vol II. Chicago: Siebel
Publishing Company.
Fadiati, Ari. 2011. Mengelola Usaha Jasa Boga yang Sukses. Bandung: Rosda
Karya.
Flach, M. 1983. The Sago Palm: Domestication, Exploitation and Products Food
and Agriculture Organization of The United Nations. Rome.
Kotler Philip, Gary Amstrong. 2001. Principle of Marketing. Nith Edition. USA:
Prentice Hill.
Mariani & Cucu Cahyana. 2010. Handout Pengolahan Kue Tradisional. Jakarta
Maulina, Fauzia. 2012. Standarisasi Formula Kue Bika Ambon Medan [Tugas
Akhir]. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
Nurjanah, Rina. 2015. Bika Ambon Tapi Kok dari Medan. Citizen6. [terhubung
berkala] http://citizen6.liputan6.com/read/2206574/bika-ambon-tapi-kok-dari-
medan. html [13 April 2015].
Rasyad, Husni; dkk. 2003. Peluang Bisnis Makanan Berbasis Tepung. Jakarta:
Elex Media Komputindo.
Sayekti, Dyah Dwi. 2014. Pengaruh Penambahan Puree Wortel (Daucus Carota
L.) Dan Waktu Fermentasi Terhadap Hasil Jadi Bika Ambon. E-Journal
Boga 03:131-140.
Soechan, Lanny. 2006. Seri Usaha Boga Bika Ambon. Jakarta: Gramedia.
Sudradjat, R. 1985. Pengaruh Cara Ekstraksi Terhadap Sifat Fisika Dan Kimia
Sagu. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. Vol. 2, No.1.
Susanto, Sisca. 2007. Kreasi Jajanan Pasar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Sutomo, Budi. 2008. Sukses Wirausaha Jajan Pasar Favorit. Jakarta: Kriya
Pustaka.
Suyanti. 2008. Membuat Mi Sehat Bergizi Dan bebas Pengawet. Depok: Penebar
Swadaya
Syarbini, M.Husin. 2013. A-Z Bakery. Jakarta: Metagraf, Creative Imprint of Tiga
Serangkai.
Utomo, Hendra. 2005. Resep Eksklusif Jajan Pasar. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
82
Lampiran I
Lembar Penilaiam Uji Validasi Kue Bika Ambon Medan
Jenis Produk : Kue Bika Ambon Medan dengan Substitusi Tepung Sagu Tuni
Nama Panelis :
Hari/Tanggal :
Saya memohon kesediaan Ibu/Bapak Dosen Ahli untuk memberikan penilaian pada penelitian
“PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG SAGU TUNI TERHADAP KUALITAS KUE BIKA
AMBON MEDAN”, untuk setiap sampel penelitian dengan kode 231, 342, dan 453.
Kode Sampel
Aspek Penilaian Skala Penilaian Komentar
231 342 453
Eksternal:
Kuning Tua
Kuning
Warna Kuning Cerah
Kuning Muda
Kuning Sangat Muda
Sangat Lentur
Lentur
Tekstur Agak Lentur
Tidak Lentur
Sangat Tidak Lentur
Internal:
Sangat Beraroma Daun Jeruk
dan Sereh
Beraroma Daun Jeruk dan
Sereh
Agak Beraroma Daun Jeruk
Aroma
dan Sereh
Tidak Beraroma Daun Jeruk
dan Sereh
Sangat Tidak Beraroma
Daun Jeruk dan Sereh
Sangat Terasa Manis
Terasa Manis
Rasa Agak Terasa Manis
Tidak Terasa Manis
Sangat Tidak Terasa Manis
Sangat Berongga
Berongga
Serat Agak Berongga
Tidak Berongga
Sangat Tidak Berongga
Berdasarkan hasil pengujian diatas, Ibu/Bapak menilai sampel kode . . . merupakan produk
yang terbaik.
Saran: Jakarta, Juni 2014
Dosen Ahli
85
Lampiran 2
Aspek Warna
No T1 Rank T2 Rank T3 Rank T1 T2 T3
1 5 34,5 5 34,5 5 34,5 0,36 1,21 1,96
2 5 34,5 5 34,5 4 18,5 0,36 1,21 0,16
3 5 34,5 5 34,5 4 18,5 0,36 1,21 0,16
4 5 34,5 5 34,5 5 34,5 0,36 1,21 1,96
5 4 18,5 2 5 5 34,5 0,16 3,61 1,96
6 5 34,5 3 11,5 4 18,5 0,36 0,81 0,16
7 4 18,5 3 11,5 5 34,5 0,16 0,81 1,96
8 5 34,5 3 11,5 5 34,5 0,36 0,81 1,96
9 5 34,5 5 34,5 4 18,5 0,36 1,21 0,16
10 5 34,5 4 18,5 3 11,5 0,36 0,01 0,36
11 5 34,5 4 18,5 2 5 0,36 0,01 2,56
12 5 34,5 5 34,5 2 5 0,36 1,21 2,56
13 5 34,5 4 18,5 2 5 0,36 0,01 2,56
14 2 5 4 18,5 2 5 5,76 0,01 2,56
15 2 5 2 5 2 5 5,76 3,61 2,56
426,5 325,5 283 15,8 16,95 23,6
Ʃ
Mean 4,4 3,9 3,6
Median 5 3 5
Modus 5 5 5
Keterangan :
T1: Kue bika ambon Medan dengan substitusi 30%
T2: Kue bika ambon Medan dengan substitusi 40%
T3: Kue bika ambon Medan dengan substitusi 50%
90
Aspek Tekstur
No T1 Rank T2 Rank T3 Rank T1 T2 T3
1 5 38 5 38 5 38 0,16 1,44 0,64
2 5 38 4 18 3 3 0,16 0,04 1,44
3 5 38 4 18 5 38 0,16 0,04 0,64
4 4 18 4 18 4 18 0,36 0,04 0,04
5 5 38 3 3 4 18 0,16 0,64 0,04
6 5 38 3 3 5 38 0,16 0,64 0,64
7 5 38 4 18 4 18 0,16 0,04 0,04
8 5 38 3 3 4 18 0,16 0,64 0,04
9 4 18 4 18 4 18 0,36 0,04 0,04
10 4 18 4 18 4 18 0,36 0,04 0,04
11 5 38 3 3 4 18 0,16 0,64 0,04
12 4 18 4 18 4 18 0,36 0,04 0,04
13 5 38 4 18 4 18 0,16 0,04 0,04
14 4 18 4 18 4 18 0,36 0,04 0,04
15 5 38 4 18 5 38 0,16 0,04 0,64
Ʃ 470 230 335 3,4 4,4 4,4
3 = 1+2+3 . . . +5 = 15/5 = 3
4 = 6+7+8+9+10 . . . +30 = 450/25 =18
5 = 31+32+33+34 . . . +45 = 570/15 =38
Keterangan :
T1: Kue bika ambon Medan dengan substitusi 30%
T2: Kue bika ambon Medan dengan substitusi 40%
T3: Kue bika ambon Medan dengan substitusi 50%
91
Aspek Aroma
No T1 Rank T2 Rank T3 Rank T1 T2 T3
1 5 36,5 5 36,5 5 36,5 0,22 0,64 0,88
2 4 17 5 36,5 4 17 0,28 0,64 0
3 4 17 5 36,5 5 36,5 0,28 0,64 0,88
4 5 36,5 4 17 5 36,5 0,22 0,04 0,88
5 4 17 3 3,5 3 3,5 0,28 1,44 1,12
6 5 36,5 5 36,5 4 17 0,22 0,64 0
7 5 36,5 4 17 5 36,5 0,22 0,04 0,88
8 5 36,5 3 3,5 3 3,5 0,22 1,44 1,12
9 4 17 4 17 5 36,5 0,28 0,04 0,88
10 4 17 4 17 4 17 0,28 0,04 0
11 5 36,5 5 36,5 4 17 0,22 0,64 0
12 4 17 4 17 4 17 0,28 0,04 0
13 5 36,5 4 17 3 3,5 0,22 0,04 1,12
14 4 17 4 17 3 3,5 0,28 0,04 1,12
15 5 36,5 4 17 4 17 0,22 0,04 0
411 325,5 298,5 3,72 6,4 8,88
Ʃ
Mean 4,53 4,2 4,06
Median 5 3 3
Modus 4 4 4
Keterangan :
T1: Kue bika ambon Medan dengan substitusi 30%
T2: Kue bika ambon Medan dengan substitusi 40%
T3: Kue bika ambon Medan dengan substitusi 50%
92
Aspek Rasa
No T1 Rank T2 Rank T3 Rank T1 T2 T3
1 4 25 3 5,5 3 5,5 0,04 0,53 0,64
2 5 42,5 4 25 4 25 0,64 0,07 0,04
3 4 25 4 25 5 42,5 0,04 0,07 1,44
4 3 5,5 4 25 4 25 1,44 0,07 0,04
5 4 25 4 25 4 25 0,04 0,07 0,04
6 5 42,5 4 25 4 25 0,64 0,07 0,04
7 4 25 4 25 4 25 0,04 0,07 0,04
8 4 25 4 25 4 25 0,04 0,07 0,04
9 4 25 3 5,5 3 5,5 0,04 0,53 0,64
10 4 25 3 5,5 4 25 0,04 0,53 0,04
11 4 25 4 25 5 42,5 0,04 0,07 1,44
12 5 42,5 3 5,5 3 5,5 0,64 0,53 0,64
13 4 25 4 25 3 5,5 0,04 0,07 0,64
14 5 42,5 4 25 3 5,5 0,64 0,07 0,64
15 4 25 4 25 4 25 0,04 0,07 0,04
∑ 425,5 297 312,5 4,4 2,89 6,4
Mean 4,2 3,73 3,8
Median 4 4 4
Modus 4 4 4
Keterangan :
T1: Kue bika ambon Medan dengan substitusi 30%
T2: Kue bika ambon Medan dengan substitusi 40%
T3: Kue bika ambon Medan dengan substitusi 50%
93
Aspek Serat
No T1 Rank T2 Rank T3 Rank T1 T2 T3
1 5 33 5 33 4 10,5 0,01 0,36 0,09
2 5 33 4 10,5 4 10,5 0,01 0,16 0,09
3 5 33 4 10,5 5 33 0,01 0,16 0,49
4 4 10,5 4 10,5 4 10,5 0,81 0,16 0,09
5 5 33 5 33 4 10,5 0,01 0,36 0,09
6 5 33 5 33 4 10,5 0,01 0,36 0,09
7 5 33 4 10,5 4 10,5 0,01 0,16 0,09
8 5 33 4 10,5 4 10,5 0,01 0,16 0,09
9 5 33 5 33 4 10,5 0,01 0,36 0,09
10 5 33 4 10,5 5 33 0,01 0,16 0,49
11 5 33 5 33 5 33 0,01 0,36 0,49
12 5 33 4 10,5 4 10,5 0,01 0,16 0,09
13 5 33 5 33 5 33 0,01 0,36 0,49
14 5 33 4 10,5 5 33 0,01 0,16 0,49
15 5 33 4 10,5 4 10,5 0,01 0,16 0,09
∑
472,5 292,5 270 0,95 3,6 3,35
Keterangan :
T1: Kue bika ambon Medan dengan substitusi 30%
T2: Kue bika ambon Medan dengan substitusi 40%
T3: Kue bika ambon Medan dengan substitusi 50%
94
Lampiran 9. Hasil Uji Hipotesis Aspek Warna Kue Bika Ambon Medan
Uji Kruskal Wallis dengan jumlah panelis (N) 45 orang, K = 3, df = 2 pada taraf
signifikasi α = 0,05
Keterangan :
c=3
n = 45
Tj = T1; 426,5, T2 ; 325,5, T3; 283
nj = 15
Df = K -1 = 3-1 = 2
Dengan α = 0,05, didapatkan χ0,05,2 = 5,991, Jadi totak H0 apabila χ² > 5,991
K=
= 0.006060606
K = 10,663
23,6
= 56,35
Variabel Total =
= Qt
= 3,43
= 3,43 x 0,09
Lampiran 10. Hasil Uji Hipotesis Aspek Tekstur Kue Bika Ambon Medan
Uji Kruskal Wallis dengan jumlah panelis (N) 45 orang, K = 3, df = 2 pada taraf
signifikasi α = 0,05
Keterangan :
c=3
n = 45
Tj = T1; 470, T2; 230, T3; 335
nj = 15
Df = K -1 = 3-1 = 2
Dengan α = 0,05, didapatkan χ0,05,2 = 5,991, Jadi totak H0 apabila χ² > 5,991
K=
= 0.006060606
K = 17,969
= 12,2
Variabel Total =
= Qt
= 3,43
= 3,43 x 0,04
Lampiran 11. Hasil Uji Hipotesis Aspek Aroma Kue Bika Ambon Medan
Uji Kruskal Wallis dengan jumlah panelis (N) 45 orang, K = 3, df = 2 pada taraf
signifikasi α = 0,05
Keterangan :
c=3
n = 45
Tj = T1; 411, T2; 325,5, T3; 298,5
nj = 15
Df = K -1 = 3-1 = 2
Dengan α = 0,05, didapatkan χ0,05,2 = 5,991, Jadi totak H0 apabila χ² > 5,991
K=
= 0.006060606
K = 9,059
8,88
= 19
Variabel Total =
= Qt
= 3,43
= 3,43 x 0,05
Lampiran 12. Hasil Uji Hipotesis Aspek Rasa Kue Bika Ambon Medan
Uji Kruskal Wallis dengan jumlah panelis (N) 45 orang, K = 3, df = 2 pada taraf
signifikasi α = 0,05
Keterangan :
c=3
n = 45
Tj = T1; 425,5, T2 ; 297, T3; 312,5
nj = 15
Df = K -1 = 3-1 = 2
Dengan α = 0,05, didapatkan χ0,05,2 = 5,991, Jadi totak H0 apabila χ² > 5,991
K=
= 0.006060606
K = 10,248
6,4
= 13,69
Variabel Total =
= Qt
= 3,43
= 3,43 x 0,04
Lampiran 13. Hasil Uji Hipotesis Aspek Serat Kue Bika Ambon Medan
Uji Kruskal Wallis dengan jumlah panelis (N) 45 orang, K = 3, df = 2 pada taraf
signifikasi α = 0,05
Keterangan :
c=3
n = 45
Tj = T1; 472,5, T2; 292,5, T3; 270
nj = 15
Df = K -1 = 3-1 = 2
Dengan α = 0,05, didapatkan χ0,05,2 = 5,991, Jadi totak H0 apabila χ² > 5,991
K=
= 0.006060606
K = 16,227
3,35
= 7,9
Variabel Total =
= Qt
= 3,43
= 3,43 x 0,03
Lampiran 17
I. DATA PRIBADI