Aryo Dwi Febriyanto - PAI

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

Nama : Aryo Dwi Febriyanto

NPM : 2010101088
Prodi/Kelas : Ekonomi Pembangunan/3
Matkul : Pendidikan Agama Islam

1. SIFAT-SIFAT ALLAH SWT.


Sifat wajib Allah
Sifat yang tidak bisa dipungkiri sudah ada dan melekat pada Allah SWT. Contohnya :
Sifat Jaiz Allah
Sifat-sifat yang boleh ada dan boleh juga tidak ada pada Allah SWT. Sifat jaiz bagi
Allah hanya satu, yaitu bahwa Allah SWT itu boleh melakukan segala sesuatu
yang mungkin atau pun tidak mungkin melakukannya. Yang berarti bahwa Allah
berkehendak melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

Sifat Mustahil Allah


Sifat mustahil Allah adalah sifat yang tidak mungkin dimiliki Allah SWT.

Disamping itu para ulama membagi sifat Allah Nafsiyah, Salbiyah,


Ma’ani, dan Ma’nawiyah :
a. Sifat Nafsiyah, yaitu sifat yang berhubungan dengan Dzat Allah. Sifat nafsiyah
ini ada satu, yaitu wujûd.
b. Sifat Salbiyah, yaitu sifat yang meniadakan adanya sifat sebaliknya, yakni
sifat-sifat yang tidak sesuai, atau sifat yang tidak layak dengan kesempurnaan
Dzat-Nya. Sifat Salbiyah ini ada lima, yaitu: qidâm, baqâ’, mukhâlafatu lil
hawâditsi, qiyâmuhu binafsihi, dan wahdâniyat.

c. Sifat Ma’ani, yaitu sifat- sifat abstrak yang wajib ada pada Allah. Yang
termasuk sifat ma’ani ada tujuh yaitu: qudrat, irâdat, ‘ilmu, hayât, sama',
bashar, kalam.

d. Sifat Ma’nawiyah, adalah kelaziman dari sifat ma’ani. Sifat ma’nawiyah tidak
dapat berdiri sendiri, sebab setiap ada sifat ma’ani tentu ada sifat ma’nawiyah.
Bila sifat ma'ani telah didefinisikan sebagai sifat yang ada pada sesuatu yang
disifati yang otomatis menetapkan suatu hukum padanya, maka sifat
ma'nawiyah merupakan hukum tersebut. Artinya, sifat ma'nawiyah merupakan
kondisi yang selalu menetapi sifat ma'ani. Sifat 'ilm misalnya, pasti dzat yang
bersifat dengannya mempunyai kondisi berupa kaunuhu 'âliman (keberadannya
sebagi Dzat yang berilmu). Dengan demikian itu, sifat ma'nawiyyah juga ada
tujuh sebagaimana sifat ma'ani.

2. MEMADUKAN KEDUDUKAN DAN TANGGUNGJAWAB MANUSIA


DALAM KEHIDUPAN
Manusia sebagai hamba Allah (‘abd).
Dalam hubungan vertikal manusia sebagai hamba Allah, peran utama manusia
adalah beribadah kepada Allah. Ayat-ayat al-Qur’an sangat jelas menegaskan
tentang fungsi ta’abbud tersebut antara lain:
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
beribadah kepada-Ku.”
Nama : Aryo Dwi Febriyanto
NPM : 2010101088
Prodi/Kelas : Ekonomi Pembangunan/3
Matkul : Pendidikan Agama Islam

“Hai manusia beribadahlah kamu kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu
dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa”.
Nama : Aryo Dwi Febriyanto
NPM : 2010101088
Prodi/Kelas : Ekonomi Pembangunan/3
Matkul : Pendidikan Agama Islam

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap ummat (untuk
menyerukan).;“Beribadahlah kamu kepada Allah dan jauhilah peribadatan kepada
taghut”.
Manusia sebagai khalifah Allah
Allah telah memposisikan kedudukan manusia dalam hubungannya dengan
sesama makhluk sebagai khalifah di bumi. Posisi itu telah diisyaratkan oleh Allah
dalam al-Quran :
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat : ”Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”.
Dialah yang manjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi.

3. PERAN KEIMANAN DAN KETAKWAAN DALAM KEHIDUPAN


MODERN
Keimanan dan ketaqwaan sangat berperan dalam kehidupan modern
karena iman dan taqwa adalah bekal yang paling berharga dalam hidup ini. Dua
hal inilah yang dapat meyelamatkan kita baik di dunia maupun di akhirat, iman
adalah keyakinan kita akan adanya Allah SWT, malaikat, rasul, kitab suci, hari
akhir, dan takdir. Taqwa adalah tolak ukur utama kemuliaan manusia
sebagaimana tersebut dalam QS. Al-hujurat/49 ayat 13 “(manusia) yang paling
mulia di sisi Allah adalah orang paling bertaqwa” orang akan sederajat rendah di
mata Allah apabila Ia tidak bertaqwa , sedemikian pula sebaliknya tidak
mempunyai kedudukan mulia di dunia namun mempunyai ketaqwaan mempunyai
kedudukan yang tinggi di mata Allah. Apapun profesi dan kedudukan manusia,
taqwa hendaknya selalu melekat dan mendasarinya, sehingga taqwa menjadi
warna bagi pribadi seorang islam, petani, dosen, mahasiswa, ekonom, pejabat
yang muslim harus lebih baik dari yang lain karena keimanan dan ketaqwaannya.
Iman dan taqwa bukanlah sesuatu yang statis, tetapi dinamis. Iman dan
taqwa menjadi dasar sekaligus menjadi inspirasi bagi kemajuan. Umat islam tidak
cukup mempercayai keberadaan dan kekuassan Allah saja tetapi harus
melanjutkannya dengan amal sholeh yaitu amal kebaikan yang akan memberikan
kemanfaatan yang sebesar besarnya untuk mahluk hidup.Iman Qurthubi mengutip
pendapat Abu Yazid Al-Bustami bahwa taqwa yaitu orang yang apabila berkata
karena Allah, apabila berbuat dan beramal karena Allah. Abu Sulaiman ad-
Dardani, orang yang bertakwa adalah orang yang kecintaan terhadap hawa
nafsunya dicabut dari hatinya oleh Allah.
Nama : Aryo Dwi Febriyanto
NPM : 2010101088
Prodi/Kelas : Ekonomi Pembangunan/3
Matkul : Pendidikan Agama Islam

4. KAJIAN AJARAN ISLAM DAN SUMBER AJARANNYA :


1. Al – Qur’an
2. Hadist
3. Ijtihad
a. Al – Qur’an
Al – Qur’an mempunyai arti mengumpulkan dan menghimpun dalam
bentuk buku menjadi seperti sekarang sebab Utsman Bin Affan yang
masaturunnya 22 tahun 2 bulan 22 hari ditempat mekah (12 tahun) dan madinah
(10 tahun). Dalam pengumpulannya dari masa Abu Bakar dan Umar hingga
khalifah Utsman Bin Affan. Pokok-pokok isi kandungan:
a. Tauhid
b. Ibadah
c. Janji dan ucapan
d. Kisah
Dasar-dasar hukum ialah Hukum I’tigadah, Hukum Amaliah, dan Hukum
Khuluqiah. Dan juga terdapat hukum syarat antara lain: Hukum Ibadah dan
Hukum Muamalah.
b. Hadist
Berguna sebagai penjelas, penentu, dan sumber hukum yang tidak ada di
Al-Qur’an. Mempunyai bagian sebagai berikut:
a. Hadist Qauliyah (semua perkataan Rosul)
b. Hadist Fi’liyah (semua perbuatan Rosul)
c. Hadist Taqririyah (semua penetapan Rosul)
d. Hadist Hammiyah(semua yang direncanakan Rosul)
Yang melakukan pencatatan untuk diri sendiri dari Abdullah Bin Umar Bin Ash,
Ali Bin Abi Thalib. Lalu sepeninggal Rosullullah para sahabat melakukan
penggalian dan penghimpunan hadist, sebab ketika Rosul masih hidup jika ada
masalah langsung bisa ditanyakan dan ada jawabannya. Struktur hadist berisi
sanad/isnad dan matan.
c. Ar-Ra’yu (sumber pelengkap)
Mencurahkan segala kemempuan berpikir untuk mengeluarkan hukum
syara’, dari Al- Qur’an dan hadist. Adapun macam-macam bentuk ijtihad yang
dikenal dalam syariat islam antara lain:
a. Ijma’ (kesepakatan)
b. Qiyas (analogi)
c. Istihsan (logika)
d. Maslahah mursalah (kesejakteraan umum)
e. Suddudz dzariah (menutup jalan)
f. Istishab (melanjutkan hukum yang ada dan telah ditetapkan dimasa lalu
hingga ada dalil yang mengubah kedudukan hukum)
g. Urf (adat)
Nama : Aryo Dwi Febriyanto
NPM : 2010101088
Prodi/Kelas : Ekonomi Pembangunan/3
Matkul : Pendidikan Agama Islam

5. MAKNA TAKHALLI, TAHALLI DAN TAJALLI.


Takhalli adalah membersihkan diri dari dorongan-dorongan primitive yang
destruktif jiwa.
Tahalli adalah tindakan peniruan terhadap sifat-sifat Tuhan dengan cara
meninternalisasikan ke dalam diri. 
Tajalli merupakan keadaan spiritual ketika seseorang merasakan kehadiran Tuhan
setelah dirinya bersih. 
Yang saya lakukan agar bisa mencapai Tajalli yaitu dengan mensyukuri nikmat
yang diberikan oleh Allah. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mengucapkan
alhamdulillah diwaktu senggang, sambil merenung, banyak yang diberikan
kepada saya. Ketika saya bersyukur dengan tulus benar-benar menggunakan hati,
rezeki dan doa-doa menjadi terkabul. Dan bisa merasakan kehadiran Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai