Seminar Gingival Mask PERIL

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 45

Protesa Gingival Mask, Solusi Estetik Perawatan

Pasien Dengan Resesi Gusi Miller Kelas III dan IV


(Laporan Kasus)

Chandra Andi Bawono1, Nunung Rusminah2, Ira Komara3


1Residen, Departemen Periodonsia, Universitas Padjadjaran, Bandung, Indonesia
2,3Staf Pengajar, Departemen Periodonsia, Universitas Padjadjaran, Bandung, Indonesia
PENDAHULUAN
Pendahuluan

 Kelainan penyakit periodontal  resesi gusi akibat terjadinya destruksi


tulang alveolar serta pergeseran marginal gingiva kearah apikal.

 Menimbulkan keluhan estetik dan hipersensitivitas dentin


Pendahuluan
 Ada beberapa teori tentang klasifikasi resesi gusi, namun yang umum
digunakan adalah teori klasifikasi Miller. Menurut Miller, resesi gusi
dibagi menjadi 4 kelas

Gambar Klasifikasi Resesi Gusi menurut Miller 2


Pendahuluan

Klasifikasi Miller Kelas I : Resesi gusi belum meluas sampai mucogingival junction
dan belum disertai kehilangan tulang maupun jaringan lunak pada daerah interdental

Klasifikasi Miller Kelas II : Resesi gusi telah meluas sampai mucogingival junction
dan belum disertai kehilangan tulang maupun jaringan lunak pada daerah interdental
Pendahuluan

Klasifikasi Miller Kelas III : Resesi gusi telah meluas sampai mucogingival junction
dan sudah disertai kehilangan tulang maupun jaringan lunak pada daerah interdental

Klasifikasi Miller Kelas IV : Resesi gusi telah meluass ampai mucogingival junction,
disertai kehilangan tulang yang parah pada daerah interdental,
Perawatan resesi gusi

 Resesi gusi dapat dirawat secara bedah maupun non bedah tergantung dari tingkat
keparahan resesi gusi.

 Resesi gusi kelas I dan II pada klasifikasi Miller dapat dikoreksi dengan
menggunakan berbagai teknik pembedahan.

 Namun, pada resesi kelas III dan IV yang sudah melibatkan kerusakan tulang
interdental dan meluas keapikal, akan sulit untuk dikoreksi dengan prosedur
pembedahan root coverage  rekurensi dan tidak dapat prediksi keberhasilannya
Perawatan resesi gusi dengan pembedahan

Gambar. Pemilihan Teknik Bedah Root Coverage pada Kasus Resesi Miller kelas I dan II.2
Teknik
Connective Tissue Graft

B
Teknik
Connective Tissue Graft

D
Perawatan resesi gusi dengan non-pembedahan

 Perawatan non bedah untuk mengatasi masalah estetis dapat dilakukan


dengan memberi tumpatan sewarna dengan gusi pada area akar yang
terbuka, maupun menggunakan protesa lepasan (Protesa Gingival Mask)

 Untuk Mengatasi masalah hipersensitivitas dentin dapat dilakukan


pengulasan bahan desensitisasi, misalnya: fluoride, chloride, potassium
nitrat, atau dapat pula dengan bahan varnish
LAPORAN KASUS
Laporan Kasus
 Laki-laki berusia 35 tahun datang ke bagian Periodonsia FKG Unpad dengan
keluhan utama kegoyangan grade I pada gigi 11 sejak 6 bulan yang lalu.

 Pada pemeriksaan ditemukan kondisi severe periodontitis pada gigi 11 yang


ditandai dengan kedalaman probing 10 mm, resesi gusi meluas ke mucogingival
junction, serta kerusakan tulang alveolar yang hebat pada gigi tersebut.

 Pada pemeriksaan juga didapatkan perlekatan frenulum yang tinggi pada regio
labialis rahang atas, disertai vitalitas gigi 11 (-), daerah radiolusen pada apikal gigi
11, kontak prematur gigi 11/41 dan pasien juga memiliki kebiasaan merokok
Laporan Kasus
Laporan Kasus
Laporan Kasus

Diagnosis :

Gingivitis Marginalis Kronis Generalisata disertai Periodontitis Kronis Lokalisata gigi 11


disertai Aberantia Frenulum Labialis RA disertai Trauma Oklusi gigi 11 disertai Lesi Perio-
Endo a/r 11 disertai Mucogingival Deformities (Resesi Miller kelas IV) a/r gigi 11.

Etiologi :
Faktor Inisiasi : Bakteri Plak
Faktor Predisposisi : Kalkulus,Premature kontak gigi 11/41, Pit dan Fissure yang dalam,
Maloklusi gigi 11 sd 21, Frekwensi dan Teknik Penyikatan gigi, Kebiasaan merokok,
Perlekatan Frenulum yang tinggi Labialis RA, Riwayat pemakaian alat orto, Kurangnya alat
bantu lain.
Sikap pasien : Kooperatif
RENCANA PERAWATAN
18 FASE 0 (/ prelimenary/
emergency treatment)

Fase IV – Fase 1 – non


Maintenance phase surgical/ etiotropic
phase

Fase III – Fase II – Surgical


restorative phase phase
Treatment Plan

Treatment Plan
Fase I (Fase initial)
 Meliputi Informed Consent, OHI, tindakan scaling dan root planing, splinting sekaligus
diastema closure a/r 12-21 menggunakan teknik composite with tooth preparation,
occlusal adjustment a/r 11, evaluasi 1 minggu dan 1 bulan, dan merujuk ke bagian
Konservasi Gigi untuk dilakukan perawatan saluran akar gigi 11.

Kondisi klinis pasien setelah menyeselaikan seluruh tahapan fase pendahuluan/ initial treatment
Fase II (Fase Bedah)
 Pada fase pembedahan periodontal, pada pasien ini direncanakan untuk dilakukan
tindakan pembedahan flap dengan penggunaan bone graft dan membran
perikardium a/r gigi 11, sekaligus dilakukan tindakan frenektomi pada frenulum
labialis rahang atas dalam satu kali prosedur operasi.

 Setelah dilakukan tindakan pembedahan periodontal, pasien diberikan antibiotik


dan analgetik selama 5 hari, kemudian diberikan obat kumur Chlorhexidine dua kali
perhari sebagai antimikroba topikal. Kemudian kondisi pasien dievaluasi pada satu
minggu, dua minggu, satu bulan dan tiga bulan pasca pembedahan periodontal
Fase II (Fase Bedah)

Gambar 5. (Gambar Atas) Kondisi klinis pasien saat dilakukan tindakan bedah flap disertai
pemberian bone graft dan membran perikardium a/r gigi 21. (Gambar Bawah) Dilanjutkan
prosedur frenektomi labialis rahang atas disertai penjahitan dan pemasangan gingival pack
Fase II (Fase Bedah)

(Gambar Kiri) Gambaran klinis ketika kontrol 1 minggu; (Gambar Tengah) Gambaran klinis
ketika kontrol 2 minggu; (Gambar Kanan) Gambaran klinis pasien ketika kontrol 3 bulan.
Fase III (Fase restorative)
 Setelah evaluasi tiga bulan pasca pembedahan, pasien setuju untuk dilanjutkan
perawatan ke dalam fase restoratif yaitu dengan pembuatan protesa lepasan
gingival mask untuk menutup daerah resesi dan black triangle di area anterior
rahang atas dengan menggunakan bahan flexi denture
Tahapan pembuatan gingival mask
Tahapan pembuatan gingival mask
1. Melakukan pencetakan dengan teknik double impression (bahan cetak
silicone based) menggunakan sendok cetak pribadi untuk mencetak daerah
labial dan interdental regio 14 sd 24. Pastikan daerah interdental ikut tercetak
dengan baik. 6

Gambar 7. Sendok cetak pribadi yang digunakan untuk mencetak sisi labial 14 sd 24.6
Tahapan pembuatan gingival mask
2. Hasil cetakan kemudian di isi dengan menggunakan gips batu (Hard
stone gipsum) untuk membuat model kerja.

3. Pada model kerja, kemudian dibuatkan pola lilin desain protesa


gingival mask dari regio 13 sampai dengan 23.
Tahapan pembuatan gingival mask
4. Setelah pola lilin selesai dibentuk, pola lilin tersebut diujicobakan ke
dalam mulut pasien

Gambar 9. Uji coba pola lilin gingival mask di dalam mulut pasien
Tahapan pembuatan gingival mask
5. Pola lilin kemudian di proses di dalam laboratorium. Pada kasus ini
protesa gingival mask dibuat dengan menggunakan bahan
thermoplastic resin (Lucitone FRS, poli-amide 12)

Gambar 10. Protesa gingival mask dengan bahan thermoplastic Lucitone FRS
Tahapan pembuatan gingival mask

 Insersikan protesa gingival mask ke dalam mulut pasien. Kemudian


lakukan evaluasi adaptasi dari gingival mask terhadap jaringan keras
dan lunak pada pasien.

 Kemudian dilakukan pemeriksaan stabilisasi dan retensi protesa


gingival mask terhadap pergerakan otot ketika pasien melakukan
fungsi bicara dan pengunyahan
Insersi gingival mask

Gambar 11. (Gambar Kiri Atas) Foto klinis sebelum pemasangan protesa gingival mask. (Gambar
Kanan Atas dan Bawah Kiri dan Kanan). Foto klinis pasien setelah pemasangan protesa gingival mask
Insersi gingival mask
7. Setelah proses insersi, pasien diajarkan cara untuk memasang dan melepas
protesa gingival mask. Kemudian pasien diberitahu cara melakukan pembersihan
protesa gingival mask disertai instruksi OHI untuk dilakukan di rumah.
Diskusi Kasus
Diskusi Kasus
 Indikasi teknik pembedahan root coverage umumnya adalah untuk resesi gusi
kelas I dan II klasifikasi Miller dimana hasil pembedahan dapat diprediksi
dengan baik.1,8

 Guna mengatasi keterbatasan teknik pembedahan root coverage pada kelas I


dan II Miller, maka perawatan non bedah dapat digunakan sebagai alternatif
untuk mengatasi kelainan resesi gusi.

 Perawatan non bedah yang dimaksud salah satunya adalah dengan


pembuatan protesa lepasan gingival mask yang diaplikasikan pada area
resesi yang meluas dan multipel seperti pada klasifikasi Miller kelas III dan IV.1,3
Diskusi Kasus
 Pada resesi kelas III dan IV terdapat celah proksimal/black triangle yang sulit
untuk ditutup dengan teknik pembedahan root coverage. Namun, protesa
gingival mask justru memerlukan celah proksimal untuk perlekatannya 
Perlekatan mekanis

 Keunggulan lain, karena bahan protesa gingival mask terbuat dari bahan
flexidenture bersifat lentur sehingga mudah diaplikasikan di dalam mulut
pasien.

 Selain itu, warna bahan thermoplastic yang digunakan mirip dengan warna
gingiva asli  Segi estetik inilah yang membuat protesa gingival mask dipilih
sebagai salah satu perawatan alternatif pada kasus resesi gingiva klasifikasi
Miller III dan IV.9
Diskusi Kasus

 Protesa gingival mask juga dapat mengurangi keluhan hipersensitivitas dentin 


menutupi sebagian besar permukaan akar yang semula terbuka akibat resesi.

 Kekurangan gingival mask adalah tidak dapat menutupi permukaan akar bagian
palatal/lingual, sehingga  sedikit sensitif.

 Namun kekurangan ini masih bersifat minimal, karena sebagian besar permukaan
akar telah tertutup oleh protesa gingival mask. Hal ini dibuktikan dengan penelitian
Krismariono dan Setiawatie19, evaluasi selama + 6 bulan keluhan hipersensitivitas
dentin berangsur-angsur menghilang.1
Gingival mask
 Protesa gingival mask disebut juga dengan gingival veneer, gingival
epithesis, protesa gingiva

 Indikasi : Jarak titik kontak ke puncak alveolar > 5mm, Kontraindikasi untuk
dilakukan pembedahan, OHI Baik, status periodontal baik

 Bisa dibuat dengan menggunakan bahan thermoplastic, acrylic, maupun


soft liner
Kesimpulan
Kesimpulan
 Protesa gingival mask dapat digunakan untuk menutupi resesi kelas III dan
IV Miller yang tidak dapat dikoreksi dengan teknik pembedahan root
coverage.
 Pembuatan gingival mask memiliki berbagai keuntungan yaitu; biaya
pembuatan yang terjangkau, teknik pembuatan yang mudah, dan estetik
yang memuaskan
 Penggunaan gingival mask pada pada pasien ini dapat menutupi resesi
gusi yang multipel dan meluas pada daerah anterior rahang atas serta
menutup celah black triangle yang ada, sehingga pemilihan metode ini
dapat dijadikan solusi untuk mengatasi keluhan estetik pasien.
Protesa gingival mask

(Gambar Kiri Atas) Foto klinis sebelum pemasangan protesa gingival mask. (Gambar Kanan Atas dan
Bawah Kiri dan Kanan). Foto klinis pasien setelah pemasangan protesa gingival mask
Daftar Pustaka

1. Krismariono A. Prinsip Dasar Perawatan ( Basic Principle in the Treatment. 2014;18(1):96–100.


2. Rateitschak-Pluss E. Color Atlas of Dental Medicine : Periodontology. [Internet]. Georg Thieme Verlag; 2005. Available from:
http://www.myilibrary.com?id= 298440&ref=toc
3. Antony VV, Khan R. Gingival Mask — Restoring the lost smile. J Dent Med Sci. 2013;5(3):20–2.
4. Yalamanchili P, Surapaneni H, Reshmarani A. Gingival prosthesis: A treatment modality for recession. J Orofac Sci
[Internet]. 2013;5(2):128. Available from: http://www.jofs.in/text.asp?2013/5/2/128/124259
5. Trupti et al. The Flexible Party Gums :An Esthetic Alternative for Lost Gingiva.:20–2.
6. Suvvati P, Cherukuri S, Chitturi RK, Garlapati H. Case Report Gingival prosthesis-a case report. 2016;2(September):94–7.
7. Keyf F. Gingival epithesis in periodontally compromised patient for esthetic solution. SRM J Res Dent Sci [Internet].
2016;7(4):255.Available from: http://www.srmjrds.in/text.asp?2016/7/4/255/195674
8. Rath S, Andrews E, Lohra P, Singhal M. Esthetic management of a periodontally compromised case: A perio-prostho
approach. Indian J Oral Sci [Internet]. 2014;5(2):88. Available from: http://www.indjos.com/text.asp?2014/5/2/88/136851
9. Pradeep AR, Kumari M, Priyanka N, Naik SB.Gingival prosthesis a study case. J Int Acad Periodontol [Internet].
2012;14(4):91–6. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23210197
10. Aditya Sinha1. Gingival Veneer: Non-esthetic to esthetic smile\n. IOSR J Dent Med Sci [Internet]. 2014;13(11):26–9.
Available from : http://www.iosrjournals.org/iosr-jdms/papers/Vol13-issue11/Version-4/E0131142629.pdf
TERIMAKASIH
KLASIFIKASI
2. JEMT (1997)
KLASIFIKASI
3. NORLAND AND TARNOW (1998)

Anda mungkin juga menyukai