Produksi Benih Kopi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 56

ANALISIS USAHA PEMBIBITAN BENIH KOPI

BERSERTIFIKAT VARIETAS SIGARAR UTANG


DI SUMATERA UTARA

TESIS

OLEH :

SUSILAWATI LUBIS
NIM. 161802002

PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MEDAN AREA
MEDAN
2018
UNIVERSITAS MEDAN AREA
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER AGRIBISNIS

UNIVERSITAS MEDAN AREA


HALAMAN PERSETUJUAN

Judul : Analisis Usaha Pembibitan Benih Kopi Bersertifikat Varietas


Sigarar Utang di Sumatera Utara

N a m a : Susilawati Lubis
NIM : 161802002

Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Ir. Erwin, MS. Ir. E. Harso Kardhinata, M.Sc.

Ketua Program Studi Direktur


Magister Agribisnis

Prof. Dr. Ir. Yusniar Lubis,MMA Prof. Dr.Ir. Retna Astuti K., MS

UNIVERSITAS MEDAN AREA


TELAH DUJI PADA TANGGAL 4 AGUSTUS 2018

Nama : Susiawati Lubis


NPM : 161802002

Panitia Penguji Tesis :


Ketua : Dr. Ihsan Effendi, SE, M.Si
Sekretaris : Dr. Drs. Syaifuddin, M.MA
Pembimbing I : Dr. Ir. Erwin, MS
Pembimbing II : Ir. E. Harso Kardhinata, M.Sc.
Penguji Tamu : Prof. Dr. Ir. Retna Astuti K, MS

UNIVERSITAS MEDAN AREA


PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar magister di suatu PerguruanTinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

mnaskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 18 November 2018

Susilawati Lubis

UNIVERSITAS MEDAN AREA


i
ABSTRAK

Analisis Usaha Pembibitan Benih Kopi Bersertifikat Varietas Sigarar Utang di


Sumatera Utara

Nama : Susilawati Lubis


NPM : 161802002
Program Studi : Magister Agribisnis
Pembimbing I : Dr.Ir. Erwin, MS.
Pembimbing II : Ir. E. Harso Kardhinata, M.Sc.

Provinsi Sumatera Utara termasuk salah satu provinsi penghasil kopi di


Indonesia. Sumber benih kopi di Sumatera Utara berasal dari jenis arabika Sigarar Utang
yang dimiliki seorang petani bernama Awaluddin Sitompul di Kabupaten Tapanuli Utara dan
telah ditetapkan melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Perkebunan Nomor
33/KPTS/KB.020/5/2016 tanggal 31 Mei 2016 sebagai benih kopi yang bersertifikat.
Pengembangan perkebunan kopi yang dilakukan oleh Pemerintah ke depan
membutuhkan benih kopi yang banyak sementara pengusaha benih kopi sangat
terbatas. Salah satu alasan mengapa masyarakat/petani enggan berbisnis di bidang
pembenihan kopi adalah kekhawatiran mengalami kerugian. Oleh karena itu
dilakukan penelitian ini yang bertujuan untuk menganalisis usaha di bidang
pembenihan kopi. Melalui mtode wawancara telah dilakukan penelitian terhadap 6
(enam), yaitu CV. Wana Bhakti, KPT. Sahabat Sejati, UD. Radot, Awaluddin Sitompul,
CV. Putra Perkasa dan CV.Dharma Nusantara yang berada di Tapanuli Utara dan Pematang
Siantar. Hasil analisis usaha menunjukkan bahwa keseluruhan produsen benih kopi yang
diteliti memiiki keuntungan yang sangat besar yang ditunjukkan dengan pendapatan bersih
dari 6 prodosen kopi masing-masing sebesar Rp. 429.945.000, Rp. 277.805.000, Rp.
329.845.000, Rp. 288.127.000, Rp. 272.199.000, dan Rp. 719.285.000. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat merangsang masyarakat/petani untuk melakukan bisnis di bidang
pembenihan kopi bersertifikat sehingga dapat membantu pemerintah dalam penyediaan benih
kopi sigaragar utang bersertifikat untuk pengembangan perkebunan kopi di Sumatera Utara.

Kata Kunci : analisis usaha, benih kopi bersertifikat, sigarar utang

UNIVERSITAS MEDAN AREA


ii
Abstract
Analysis of the Business of Debt Certified Coffee Seed Breeding in North Sumatra

Name : Susilawati Lubis


NPM : 161802002
Study Program : Master of Agribusiness
Advisor I : Dr.Ir. Erwin, MS.
Advisor II : Ir. E. Harso Kardhinata, M.Sc.

North Sumatra Province is one of the coffee producing provinces in Indonesia. The
source of coffee seed in North Sumatra comes from the type of Sigarar utang,
arabica owned by a farmer named Awaluddin Sitompul in North Tapanuli Regency
and has been executed through a Decree of Direktur Jenderal Perkebunan Number 33 /
KPTS / KB.020 / 5/2016 dated May 31, 2016 as seed certified. The development of
coffee plantations carried out by the Government in the future requires a lot of coffee
seeds while coffee seed entrepreneurs are very limited. One of the reasons why
people/farmers are reluctant to do business in the field of coffee hatchery is the fear
of experiencing losses. Therefore this research was conducted which aims to analyze
the business in the field of coffee hatchery. Through the interview method, 6 (six)
studies were conducted, namely CV. Wana Bhakti, KPT. Sahabat Sejati, UD. Radot,
Awaluddin Sitompul, CV. Putra Perkasa and CV.Dharma Nusantara located in North
Tapanuli and Pematang Siantar. The results of the business analysis showed that the
entire coffee seed producers studied had very large profits as indicated by the net
income of 6 coffee producers each of Rp. 429,945,000, Rp. 277,805,000, Rp.
329,845,000, Rp. 288,127,000, Rp. 272,199,000 and Rp. 719,285,000. The results of
this study are expected to stimulate the community/farmers to do business in the field
of certified coffee hatchery so that it can help the government in providing coffee
seeds for the development of coffee plantations in North Sumatra.

Keywords :business analysis, certified coffee seed, sigarar utang

UNIVERSITAS MEDAN AREA


iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Yang Mahakuasa karena
berkat rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini yang
berjudul Analisis Usaha Pembibitan Benih Kopi Bersertifikat Varietas Sigarar Utang
di Sumatera Utara. Isi tesis ini menjelaskan tentang usaha benih kopi yang dilakukan
oleh beberapa produsen yang mengarahkan pada kelayakan usaha di bidang
perbenihan kopi khususnya di Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Rektor
Universitas Medan Area, Prof. Dr. Dadan Ramdan, M.Eng, M.Sc. Direktur
Pascasarjana Universitas Medan Area, Prof. Dr. Ir. Retna Astuti K, MS., Ketua
Program Studi Magister Agribisnis, Prof. Dr. Ir. Yusniar Lubis, MMA., Pembimbing
I Dr. Ir. Erwin, MS, Pembimbing II, Ir. E. Harso Kardhinata, MSc., dan seluruh dosen
dan pegawai di Program Studi Magister Agribisnis, Universitas Medan Area.
Ucapan terimakasih juga untuk kedua orang tua yang telah merawat dan
mebesarkan penulis, keluarga, suami dan anak-anak tercinta yang telah memberikan
dukungan penuh hingga penulisa mampu menyelesaikan pendidikan. Ucapan
terimakasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga
Allah SWT memberkahi kita semua. Aamiin.

Medan, November 2018

Penulis

UNIVERSITAS MEDAN AREA


iv
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... iv

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................ .............. 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... .............. 5
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................... ............... 6
1.3.1 Tujuan Penelitian............................................................... .............. 6
1.3.2 Manfaat Penelitian............................................................. .............. 6
1.4 Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian.................................................... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Tanaman Kopi.......................................................................... .................. 8
2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................................... 16
2.3 Landasan Teori........................................................................................... 18
2.4 Kerangka Pemikiran .................................................................................... 19

BAB III. METODE PENELITIAN


3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................... .............. 22
3.2 Jenis dan Sumber Data............................................................................... 22
3.3 Metode Pengumpulan Data........................................................................ 22
3.4 Metode Analisis Data................................................................................ 23
3.5 Model Analisis........................................................................................... 24
3.6 Analisis Usaha.......................................................................................... 25

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Profil Produsen Benih Kopi di Sumatera Utara........................... .............. 26
4.2 Sertifikasi Benih Kopi................................................................................. 22
4.3 Biaya Usaha Pembibitan Benih Kopi........................................................... 22

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan.................................................................................. .............. 40
5.2 Saran .......................................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 41

UNIVERSITAS MEDAN AREA


v
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Daftar varietas unggul kopi arabika ................................... 10


Tabel 2. Luas Areal dan Produksi kopi di Indonesia
menurut status ngusahaannya Tahun 2012-2016 .............. 12
Tabel 3. Data jumlah benih yang diproduksi, besarnya
biaya total usaha dan biaya per batang .............................. 30
Tabel 4. Data Pendapatan Usaha benih kopi .................................. 32
Tabel 5. Data biaya penerimaan, total cost dan pendapatan ........... 33
Tabel 6. Biaya Tenaga Kerja ............................................................ 35
Tabel 7. Biaya Pupuk untuk produksi benih .................................... 36
Tabel 8. Biaya Pestisida ................................................................... 36
Tabel 9. Biaya pembelian benih dalam bentuk biji .......................... 37
Tabel 10. Biaya Bahan dan Alat ....................................................... 38

UNIVERSITAS MEDAN AREA


vi
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Negara Indonesia menempati posisi pengekspor kopi ke empat setelah

Brasil, Vietnam, dan Kolombia. Kopi merupakan salah satu komoditas utama sub

sektor perkebunan yang berperan penting dalam menghasilkan devisa negara.

Oleh karena itu berbagai upaya terus dilakukan terutama terkait dengan upaya

peningkatan produktifitas dan mutu kopi secara berkelanjutan. Salah satu aspek

penting untuk diperhatikan adalah perlunya menyiapkan benih kopi unggul

bermutu dan bersertifikat sesuai standard yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Dengan tersedianya benih kopi unggul bermutu maka akan diperoleh areal

tanaman kopi yang mampu menghasilkan produktifitas dan kualitas hasil

produksi yang optimal.

Penerimaan negara dari hasil ekspor kopi pada tahun 2015 sebesar

1.197.735.000 US dollar, terjadi penurunan nilai ekspor tahun 2016 hanya

sebesar 650.216.000 US dollar. Hal ini disebabkan tanaman kopi di Indonesia

banyak yang sudah berumur tua sehingga produksi menurun. Untuk itu

pemerintah pada tahun 2018 sebagai tahun perbenihan memiliki program

memberikan bantuan benih unggul bermutu dan bersertifikat tujuan agar

pendapatan petani dan penerimaan devisa negara bertambah. Pada tahun 2016,

Provinsi Sumatera Utara menghasilkan devisa dari kopi senilai 317,093 juta dolar

AS. (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2016)

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan pada tahun 2016 luas

areal kopi di Indonesia1.228.512 Ha dengan produksi sebesar 639.305 ton.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


1
Provinsi Sumatera Utara termasuk salah satu penghasil kopi dengan memiliki luas

areal 82.293 ha dengan produksi 61.092 ton rata-rata 1.039 kg/ha diusahakan oleh

jumlah petani 151.734 KK. Kabupaten yang menanam kopi yaitu Kabupaten

Tapanuli Utara luas 13.778 ha, kabupaten Humbang Hasundutan 11.325 ha,

Kabupaten Dairi luas 10.632 ha, Kabupaten Simalungun 7.121 ha, Kabupaten

Karo 5.913 ha Kabupaten Samosir 4.247 ha, Kabupaten Tobasa 2.841 ha Kab.

Madina 1.801 ha Kabupaten Pak Pak Barat 1.429 ha.

Kopi berperan penting bagi perekonomian Indonesia yaitu sebagai penghasil

devisa negara, penyedia lapangan kerja, memelihara konservasi lingkungan,

sumber bahan baku industrI makanan dan minuman serta sumber pendapatan

petani. Salah satu faktor penentu keberhasilan pengembangan kopi adalah adanya

dukungan ketersediaan benih unggul, bermutu dan bersertifikat. Bahan tanam kopi

dapat berupa biji perbanyakan secara generatif ataupun dapat dikembangkan

dengan perbanyakan vegetatif (klonal) dengan cara okulasi, setek, sambung

batang bawah tahan nematode dan kultur jaringan (in vitro) dengan sumber mata

tunas klon-klon unggul yang bersumber dari kebun entres yang telah ditetapkan

oleh pemerintah. Untuk kopi sigarar utang umumnya dilakukan perbanyakan

benih secara generatif, dengan menggunakan biji. Benih kopi berapa biji diambil

dari sumber benih kopi siagarar utang milik Bapak Awaludin Sitompul.

Di Propinsi Sumatera Utara mempunyai satu sumber benih kopi arabika

sigarar utang milik petani Bapak Awaluddin Sitompul di Kabupaten Tapanuli

Utara, luas 1,5 Ha populasi tanaman 2.118 pohon. Kebun benih milik Bapak

Awaluddin Sitompul ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal

Perkebunan Nomor 33/KPTS/KB.020/5/2016 tanggal 31 Mei 2016. Kebutuhan

UNIVERSITAS MEDAN AREA


2
benih kopi sigarar utang sangat tinggi untuk tahun 2018 yang disebut dengan

tahun perbenihan, bukan saja untuk memenuhi kebutuhan benih kopi di Provinsi

Sumatera Utara tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan benih kopi secara nasional

untuk disalurkan pada beberapa provinsi yang sesuai untuk ditanami kopi arabika

sigarar utang. Untuk itu sumber benih kopi milik Bapak Awaludin sitompul yang

berada di desa Siarang-arang kabupaten tarutung provinsi Sumatera Utara.

Permintaan benih yang datang kepada pak Awaluddin Sitompul mencapai 8 juta

butir, sedangkan ketersediaan benih hanya sekitar 3,9 juta butir. Kekurangan

benih ini menjadi kendala dalam rangka perluasan areal yang akan digalakkan

oleh Pemerintah. Untuk itu perlu adanya tindakan yang akan dilakukan oleh

pemerintah atau petani yaitu untuk melakukan pembangunan sumber benih kopi

sigarar utang di beberapa kabupaten yang ada di Sumatera Utara (BBPPTP

Medan, 2017)

Tata cara pembangunan dan penetapan kebun sumber benih kopi mengacu

kepada Keputusan Menteri Pertanian Nomor 319/Kpts/KB.020/10/2015 Tentang

Pedoman Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan Pengawasan Benih Kopi. Untuk

mendapatkan kebun sumber benih kopi yang bersertifikat dilakukan

Pembangunan Kebun Benih Sumber kopi, dinilai dan ditetapkan oleh tim yang

terdiri dari unsur Direktorat Jenderal Perkebunan, Pemulia kopi dan Pengawas

benih tanaman, dari hasil penilaian maka akan diterbitkan Surat Keputusan

Direktur Jenderal Perkebunan Atas nama Mneteri pertanian sebagai kebun sumber

benih kopi dan setiap tahunnya akan dilakukan dievaluasi (Permentan, 2015)

Benih Kopi adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk

memperbanyak dan atau mengembangbiakkan tanaman. Sertifikasi Benih adalah

UNIVERSITAS MEDAN AREA


3
rangkaian kegiatan penerbitan sertifikat terhadap benih yang dilakukan oleh

lembaga sertifikasi melalui pemeriksaan lapangan, pengujian laboratorium dan

pengawasan serta memenuhi persyaratan untuk diedarkan. Sertifikat Mutu Benih

adalah keterangan tentang pemenuhan/telah memenuhi persyaratan mutu yang

diberikan oleh lembaga sertifikasi kepada kelompok benih yang disertifikasi atas

permintaan produsen benih atas benih.

Menurut Direktur Jenderal Perkebunan rendahnya produktivitas kopi rakyat

disebabkan sebagian besar tanaman kopi sudah tua untuk itu perlu dilakukan

penggantian tanaman tua dengan menggunakan benih unggul bermutu dan

bersertifikat. Penyebab rendahnya produksi kopi salah satu diakibatkan oleh

tanaman kopi yang ditanam bukan dari varietas unggul dan atau berasal dari benih

asalan yang bukan berasal dari sumber benih kopi resmi yang ditetapkan oleh

pemerintah dan tidak memeiliki sertifikat benih.

Data direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2016, rata-rata produksi kopi di

Indonesia sebesar 722 kg/ha. Menurut Hulupi, R dan Lubis, S. 2014 kopi sigarar

utang di Sumatera Utara memiliki potensi produksi rata-rata sebesar 1,5

ton/ha/tahun. Rendahnya produktifitas kopi di indonesia dalam agribisnis kopi

adalah sistem budidaya yang digunakan belum mengacu pada standart teknis

budidaya dan yang terpenting adalah masalah benih yang digunakan oleh petani

belum merupakan benih unggul bermutu dan bersertifikat (Ditjenbun, 2015)

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2018 akan membagikan

satu juta benih kopi arabika varietas sigarar utang untuk kabupaten Mandailing

Natal, Toba Samosir, Simalungan dan Tapanuli Utara, BBPPTP Medan

membagikan 140.000 batang, BPTP Medan membagikan 50.000 batang dan

UNIVERSITAS MEDAN AREA


4
beberapa produsen/penangkar benih yang telah memiliki ijin usaha produksi benih

kopi juga mengusahakan benih untk dibagikan kepada masyarakat. Untuk itu

penelitian ini perlu dilakukan guna menganalisis kelayakan pendapatan usaha

pembibitan benih kopi sigarar utang bersertifikat di provinsi Sumatera Utara

(BBPPTP Medan. 2017)

Untuk memproduksi benih kopi siap salur varietas arabika sigarar utang di

Sumatera Utara dibutuhkan kerjasama pemerintah dengan berbagai

propusen/penangkar benih kopi yang ada di Sumatera Utara. Penangkar kopi

tersebut sudah memiliki rekomendasi dari Balai Besar Perbenihan dan Proteksi

Tanaman Perkebunan Medan dan ijin usaha produksi benih kopi yang diterbitkan

Badan Perizinan an. Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan

untuk melakukan analisis usaha pembibitan kopi untuk memproduk benih

bersertifikat di Provinsi Sumatera Utara.

1.2. Rumusan Masalah

Produsen/penangkar benih kopi di Sumatera Utara berada pada beberapa

kabupaten (Tapanuli Utara, Simalungun dan Deli Serdang). Apakah pada lokasi

pembibitan yang berbeda akan mempengaruhi biaya yang akan dikeluarkan? Dan

besarnya pendapatan? Maka untuk mengetahui besarnya biaya, pendapatan dan

keuntungan yang diperoleh perlu dilakukan analisis usaha pembibitan benih kopi

bersertifikat varietas sigarar utang.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


5
1.3. Tujuan dan manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, tujuan penelitian

dilakukan sebagai berikut :

1. Untuk mengkaji tingkat biaya, penerimaan dan keuntungan finansial

pada usaha pembibitan benih kopi bersertifikat di Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui besarnya penggunaan modal, lahan, dan waktu pada

usaha pembibitan benih kopi bersertifikat.

3. Untuk mengetahui tingkat efisiensi penggunaan modal, lahan, dan

waktu pada usaha pembibitan benih kopi bersertifikat.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi mahasiswa untuk memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar

Magister Manajemen Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas

Medan Area.

2. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan,

sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan dalam menyusun

kebijakan perkebunan untuk komoditi kopi.

3. Bagi produsen/penangkar benih kopi dapat memberikan informasi

tentang pengusahaan dalam memproduksi benih kopi bersertifikat.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


6
1.4 Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada analisis usaha pembibitan benih

kopi sigarar utang yang diusahakan oleh Awaluddin Sitompul, UD. Radot di

Kabupaten Tapanuli Utara, UD. Senang Tani dan CV. Putra Perkasa di Kabupaten

Simalungun, dan CV. Mutiara Nursery dan CV. Wana Bhakti di Kabupaten Deli

Serdang. Dalam rangka melaksanakan pembibitan benih unggul dan bersertifikat

di Propinsi Sumatera Utara, semua asal usul benih dalam bentuk biji diambil dari

kebun sumber benih milik bapak Awaluddin Sitompul yang telah ditetapkan oleh

Direktur Jenderal Perkebunan an. Menteri Pertanian yang terletak di Desa siarang-

arang Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


7
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Kopi

Tanaman kopi di Indonesia merupakan salah satu komoditi yang sudah

berkembang, namun dalam berusahatani kopi ada beberapa kendala yang dihadapi

olah petani rendahnya produktivitas kopi Indonesia disebabkan karena 95 persen

kopi Indonesia merupakan perkebunan rakyat yang umumnya belum

menggunakan bibit kopi unggul, teknik budidaya yang masih sederhana serta

lambat melakukan peremajaan tanaman, minimnya sarana dan prasarana

pendukung mengakibatkan rendahnya mutu kopi Indonesia (Najiyanti dan

Danarti, 2014).

Teknologi budidaya dan pengolahan kopi meliputi pemilihan bahan tanam

kopi unggul, pemeliharaan, pemangkasan tanaman dan pemberian penaung,

pengendalian hama dan gulma, pemupukan yang seimbang, pemanenan, serta

pengolahan kopi pasca panen. Pengolahan kopi sangat berperan penting dalam

menentukan kualitas dan cita rasa kopi (Rahardjo, 2012)

Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah lama

dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Konsumsi kopi

dunia mencapai 70% berasal dari spesies kopi arabika dan 26% berasal dari

spesies kopi robusta. Kopi berasal dari Afrika, yaitu daerah pegunungan di Etopia.

Namun, kopi sendiri baru dikenal oleh masyarakat dunia setelah tanaman tersebut

dikembangkan di luar daerah asalnya, yaitu Yaman di bagian selatan Arab,

melalui para saudagar Arab (Rahardjo, 2012).

UNIVERSITAS MEDAN AREA


8
Di Indonesia kopi mulai di kenal pada tahun 1696, yang di bawa oleh VOC.

Tanaman kopi di Indonesia mulai di produksi di pulau Jawa, dan hanya bersifat

coba-coba, tetapi karena hasilnya memuaskan dan cukup menguntungkan sebagai

komoditi perdagangan maka VOC menyebarkannya ke berbagai daerah agar para

penduduk menanamnya (Najiyanti dan Danarti, 2014).

Sistematika tanaman kopi menurut Rahardjo, (2012) termasuk pada Kingdom

Plantae, Sub kingdom Tracheobionita, Divisi Magnoliophyta, Kelas

Magnoliopsida, Sub Kelas Astridae, Ordo : Rubiaceace, Famili : Magnoiacea,

Genus Coffea, Spesies Coffea spp.

Di dunia perdagangan dikenal beberapa golongan kopi, tetapi yang paling

sering dibudidayakan hanya kopi arabika, robusta, dan liberika. Pada umumnya,

penggolongan kopi berdasarkan spesies, kecuali kopi robusta. Kopi robusta bukan

nama spesies karena kopi ini merupakan keturunan dari berapa spesies kopi

terutama Coffea canephora (Najiyati dan Danarti, 2004).

2.1.1 Jenis-jenis kopi yang telah dibudidayakan di Indonesia, yakni:

A. Kopi Arabika

Kopi arabika merupakan kopi yang paling banyak di kembangkan di dunia

maupun di Indonesia khususnya. Kopi ini ditanam pada dataran tinggi yang

memiliki iklim kering sekitar 1350-1850 m dari permukaan laut. Sedangkan di

Indonesia sendiri kopi ini dapat tumbuh dan berproduksi pada ketinggian 1000 –

1750 m dari permukaan laut. Jenis kopi cenderung tidak tahan Hemilia Vastatrix.

Namun kopi ini memiliki tingkat aroma dan rasa yang kuat.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


9
Menteri Pertanian Republik Indonesia telah melepas beberapa varietas kopi

arabika untuk ditanam oleh petani dalam rangka perluasan areal atau untuk

menggantikan tanamannya yang sudah tua. Penggunakan bahan tanam kopi harus

menggunakan benih unggul yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian. Benih

unggul kopi arabika dimaksud antara lain sebagaimana tersebut pada tabel 1.

Tabel 1. Daftar varietas unggul kopi arabika

Nomor Varietas / Klon Nomor dan Tanggal SK Kementan


1. S 795 06/Kpts/TP.240/1/95
Tanggal 16 Januari 1995

2. Andungsari 1 113/Kpts/TP.240/2/2001
Tanggal 8 Februari 2001

3. Klon Andungsari 2K 1885/Kpts/SR.120/5/2010


Tanggal 17 Mei 2010

4. Sigarar Utang 205/Kpts/SR.120/4/2005


Tanggal 12 April 2005

5. Gayo 1 3998/Kpts/SR.120/12/2010
Tanggal 29 Desember 2010

6. Gayo 2 3998/Kpts/SR.120/12/2010
Tanggal 29 Desember 2010

7. Komasti 200/Kpts/SR.120/01/2010
Tanggal 18 Januari 2010

Dari beberapa Varietas kopi arabika diatas, petani kopi di Sumatera Utara

masih tetap mengembangkan varietas kopi sigarar utang karena produksi, cita rasa

dan kecocokan wilayah beberapa kabupaten yang ada di Sumatera Utara.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


10
B. Kopi Liberika

Jenis kopi ini berasal dari dataran rendah Monrovia di daerah Liberika.

Pohon kopi liberika tumbuh dengan subur di daerah yang memilki tingkat

kelembapan yang tinggi dan panas. Kopi liberika penyebarannya sangat cepat.

Kopi ini memiliki kualitas yang lebih buruk dari kopi Arabika baik dari segi buah

dan tingkat rendemennya rendah.

Kopi liberika yang telah dilepas Oleh Menteri Pertanian Reublik Indonesia

ada 2 yaitu varietas Liberika Tungkal Komposit (LIBTUKOM ) di Procinsi Jambi

dan Liberika Meranti (LIM 1 dan LIM 2) di Provinsi Riau (S, Lubis.2017)

C. Kopi Robusta

Jenis kopi robusta ini berasal dari Afrika, dari pantai barat sampai Uganda.

Kopi robusta memiliki kelebihan dari segi produksi yang lebih tinggi di

bandingkan jenis kopi Arabika dan Liberika apabila dilakukan teknis sambung

pada cabang produktif.

Menurut Data Pusdatin, Kementan, 2016, Perkembangan luas areal kopi di

Indonesia cenderung mengalami peningkatan, dapat dilihat tahun 1980 luas areal

kopi di Indonesia hanya 707.464 ha, maka pada tahun 2016 luas areal meningkat

menjadi 2.233.294 ha atau meningkat sebesar 74,33%. Rata-rata laju pertumbuhan

areal kopi sebesar 1,61% pertahun atau bertambah 14.212 ha per tahun.Luas areal

dan produksi kopi Arabika pada Tahun 2012-2016 di Indonesia dapat dilihat pada

Tabel 2 berikut.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


11
Tabel 2. Luas Areal dan Produksi kopi di Indonesia menurut status ngusahaannya
Tahun 2012-2016

Tahun Luas Area(Ha) TOTAL Produksi (ton) TOTAL


PR PBN PBS PR PBN PBS
2012 1.187.669 22.565 25.056 1.235.290 661.827 13.577 15.759 691.163
2013 1.194.081 22.556 25.076 1.241.713 645.346 13.945 16.591 675.887
2014 1.183.664 22.369 24.462 1.241.713 612.877 14.293 16.687 643.857
2015 1.185.366 22.509 25.352 1.233.227 632.460 14.563 17.438 664.460
2016 1.185.369 22.525 25.399 1.233.294 634.477 15.145 18.033 667.555
Keterangan :
PR : Perkebunan Rakyat
PBN : Perkebunan Rakyat Besar
PBS : Perkebunan Besar Swata

Berdasarkan pada Tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa luas areal pertanaman

kopi dari tahun 2012 seluas 1.235.290 ha terjadi penambahan senyak 6.423 ha

pada tahun 2013 menjadi 1.241.713 ha dan tahun 2014 tidak ada penambahan

areal. Tetapi terjadi penurunan luas sebanyak 8.486 ha pada tahun 2015 dan ada

penamnahan areal sebanyak 67 ha menjadi 1.233.294pada tahun 2016.

Data Pusdatin, Kementan, 2016, menunjukkan bahwa mulai dari tahun 1980

sampai tahun 2016 adanya rata-rata penambahan/perejamaan kopi di Indonesia

sebesar 1,61% sekitar 14.212 ha per tahun. Apabila menggunakan jarak tanam 2

meter x 2 meter, maka populasi 2.500 per ha. Untuk itu diperlukan 35.530.000

batang benih setiap tahunnnya. Kunci keberhasilan sukses perlu disiapkan

ketersediaan benih unggul bermutu dan bersertifikat untuk dapat digunakan oleh

petani karena sistem pengusahaan kopi di Indonesia sebesar 96,19% merupakan

perkebunan yang diusahan oleh rakyat (Ditjenbun, 2014)

UNIVERSITAS MEDAN AREA


12
2.1.2 Kopi Sigarar Utang

Sejarah Kopi Arabika Sigarar Urang adalah berasal dari ditemukan

beberapa pertanaman yang berada diantara tanaman kopi yang ditanam Opung

Sopan Boru Siregar di desa Batu Gajah, Paranginan, Lintong Humbang

Hasundutan, ditanam pada tahun 1988. Lokasi pertanaman berada pada ketinggian

1.400 m dpl. Pada saat kegiatan observasi (tahun 2000-2004) tinggal 3 pohon

yang masih hidup. Berdasarkan karakteristik morfologi pada keturunan

segregasinya diduga merupakan keturunan persilangan alami antara varitas typical

BLP dengan Catimor yang ada disekitar pertanaman tersebut.

Ciri–ciri kopi sigarar utang memiliki tipe pertumbuhan Habitus semi

katai, seluruh tajuk daun merupakan batang pokok hingga permukaan tanah

Diameter tajuk ± 230 cm. Sifat percabangan sekunder sangat aktif bahkan pada

cabang primer diatas permukaan tanah membentuk kipas berjuntai menyentuh

tanah. Panjang cabang primer rata-rata mencapai 123 cm, ruas cabang pendek-

pendek. Daun tua berwarna hijau tua, daun muda (flush) berwarna coklat

kemerahan. Bentuk dan helai daun apabila ditanam tanpa penaung tepi daun

bergelombang dan helaian mengatup ke atas, sehingga sepintas bentuk daun oval

meruncing ramping. Dalam helaian daun kondisi normal ada penaung, berwarna

daun berbentuk oval datar memanjang dan hijau sangat tua. Bunga berbentuk

seperti lazimnya bunga kopi arabika, masa pembungaan dapat terus menerus

sepanjang tahun sesuai sebaran hujan di Sumatera Utara yang hanya berhenti pada

saat puncak kemarau. Buah muda berwarna hijau bersih sedangkan buah masak

berwarna merah cerah, bentuk buah oval, dompolan buah kurang rapat tetapi

ukuran buah cukup besar. Biji berbentuk bulat memanjang. Potensi produksi

UNIVERSITAS MEDAN AREA


13
rata-rata 1500 kg kopi biji/ha dengan kisaran 800-2.300 biji/kg, untuk penanaman

dengan populasi 1600 pohon/ha. Ketahan terhadap Hama/penyakit utama Agak

tahan penyakit karat daun, agak rentan serangan bubuk buah kopi, dan rentan

serangan nematoda Radopholus similis. Umur ekonomis 20 tahun pada kondisi

lingkungan wilayah Sumatera Utara (SK. Pelepasan Variatas Kopi, 2005).

Kopi sigarar utang dilepas oleh Menteri Pertanian dengan Surat Keputusan

Nomor : 205/Kpts/SR.120/4/2005. Setelah dilakukan observasi oleh tim yang

terdiri dari Balai Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih (Bp2MB) sekarang

bernama Balai anaman Perkebunan Medan (BBPPTP) Medan, Pusat Penelitian

Kopi dan Kakao Indonesia, dan Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara.

Observasi Tanaman kopi arabika sigarar uatang dalam rangka persiapan pelepasan

varietas dilaksanakan selama 3 tahun mulai tahun 2002 – 2004 dan mengikuti

sidang pelepasan varietas tahun 2005 (Hulupi, R. dan Lubis, S. 2007)

Kopi arabika varietas Sigarar Utang merupakan varietas asli Sumatera Utara

yang dilepas oleh Menteri Pertanian menjadi varietas unggul pada tahun 2005.

Kopi sigarar utang tumbuh dengan baik di beberapa kabupaten yang ada di

Sumatera Utara, bahkan dibeberapa propinsi di Indonesia kopi sigarar utang juga

banyak dikembangkan seperti di Propinsi Jawa Barat, Jambi, Bengkulu dan

propinsi lainnya (Ditjenbun, 2015)

Kopi sigarar utang memiliki citarasa yang bermutu dan mampu berproduksi

sepanjang tahun apabila ditanam di Sumatera Utara karena memiliki curah hujan

yang relatif merata, berbeda apabila ditanam di daerah propinsi Jawa Timur maka

sifat pembuahan sigarar utang akan sama dengan sifat kopi arabika lainnya yaitu

memiliki musim panen yang tegas (Hulupi,R. 2013)

UNIVERSITAS MEDAN AREA


14
Untuk Memenuhi Kebutuhan Benih kopi sigarar utang Khususnya di

propinsi Sumatera Utara benih kopi berasal dari kebun sumber benih yang telah

ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perkebunan atas nama Menteri Pertanian milik

bapak awaluduin Sitompul, berada di Desa Siarang-arang Kecamatan Tarutung

Kabupaten Tapanuli Utara. Ketersediaan benih benih kopi milik Bapak

Awlauddin sampai bulan April 2018 sekitra 3,9 juta sedangkan kebutuhan

nasional kopi pada tahun 2018 mencapai 10 juta batang (Ditjebun, 2017).

2.1.2. Luas Areal dan Kebutuhan Benih

Luas areal tanaman kopi di Sumatera Utara 82.293 ha yang tersebar di

beberapa kabupaten penghasil kopi yaitu Kabupaten yang menanam kopi yaitu

Kabupaten Tapanuli Utara luas 13.778 ha, kabupaten Humbang Hasundutan

11.325 ha, Kabupaten Dairi luas 10.632 ha, Kabupaten Simalungun 7.121 ha,

Kabupaten Karo 5.913 ha Kabupaten Samosir 4.247 ha, Kabupaten Tobasa 2.841

ha Kabupaten Mandailing Natal 1.801 ha Kabupaten Pak Pak Barat 1.429 ha

(Direktorat Jenderal Perkebunan, 2016)

Dalam rangka menyambut tahun perbenihan pada tahun 2018 ini,

pemerintah mencanangkan akan membagi bagikan benih kopi sigarar utang

kepada masyarakat petani kopi di Sumatera Utara dalam rangka perluasan areal

ataupun untuk menggantikan tanamannya yang sudah tua tujuannnya untuk

meningkatkan produksi kopi di Sumatera Utara. Benih yang akan dibagikan

dibibitkan oleh produsen/penangkar benih kopi yang telah memiliki rekomendasi

produsen benih yang diterbitkan oleh BBPPTP Medan dan telah memiliki ijin

produksi benih kopi yang diterbitkan oleh Gubernur Sumatera Utara.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


15
Produsen/penangkar tersebut ada di kabupaten Tapanuli Utara, Simalungun dan

Deli Serdang.

Pembibitan merupakan awal dari pertumbuhan tanaman untuk

memperoleh bibit bermutu. Untuk meraih segala manfaat yang dapat diberikan

dari penjualan bibit kopi. Salah satu tujuanpenting dari pemanfaatan bibitadalah

mengusahakannya untuk mendapatkankeuntungan finansial. Manfaat ini telah

dinikmati oleh pengusaha-pengusaha/produsen/penangkar benih kopi bersertifikat

yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Usaha pembibitan kopi mulai berkembang

di Sumatera Utara mulai tahun 2006 sampai dengan sekarang. Hal ini terjadi

karena tingginya minat petani untuk mengembangkan kopi sigarar utang selatak

dilepas Menteri Pertanian tahun 2005 sebagai varietas unggul (Hulupi, R. Dan

Lubis, S. 2010)

Tahun 2018 sebagai tahun perbenihan kebutuhan benih kopi siap salur dan

bersertifikat nambah luas tanam kopi sebesar cukup tinggi yaitu mencapai 1,3

juta batang. Hal ini dapat menambah luas tanam 520 ha untuk menggantikan

tanaman yang sudah tua atau pembukaan areal tanam baru. (Dinas Perkebunan

Sumut, 2017)

Untuk mendukung program pemerintah untuk memberikan bantuan benih

kopi bersertifikat dalam bentuk siap salur maka beberapa produsen/penangkar

benih kopi membuat usaha pembibitan. Untuk itu perlu dilakukan penelitian

besarnya biaya yang dikeluarkan dan besarnya keuntungan yang akan diperoleh.

Peluang untuk mengembangkanpembibitan kopi meningkat seiringdengan adanya

permintaan benih kopi siap salur dari beberapa petani kopi yang ada di Sumatera

Utara (Dinas Perkebunan, 2017).

UNIVERSITAS MEDAN AREA


16
2.1.3 Sertifikasi Benih Kopi

Sesuai dengan peraturan yang telah diatur pada Permentan No. 50 tahun

2015 tentang Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan Pengawasan peredaran bahwa

benih kopi dalam bentuk biji dan benih kopi dalam polibeg/siap salur dapat

diedarkan setelah dilakukan proses sertifikasi benih. Benih kopi yang telah

diperiksa dan dinyatakan lulus dapat diterbitkan sertifikat mutu benih dan wajib

diberi label sebelum diedarkan.

Instansi/Lembaga yang dapat melakukan sertifikasi benih adalah UPT Pusat

(BBPPTP Medan)/UPTD. Dinas Perkebunan Provinsi yang memiliki tugas dan

fungsi sertifikasi dan pengawasan peredaran. Sedangkan petugas yang

melaksanakan sertifikasi adalah Pengawas Benih Tanaman.

Benih kopi dalam polibag/siap salur dapat disertifikasi apabila asal-usul

benih jelas (benih diambil dari sumber benih yang telah ditetapkan oleh Direktur

Jenderal Perkebunan), memiliki ijin usaha produksi benih yang diterbitkan oleh

Gubernur Sumatera Utara atau pejabat yang ditunjuk, doibuktikan dengan adanya

dokumen pemeliharaan benih.

Tata cara/prosedur sertifikasi benih kopi yaitu dengan adanya permohonan

dari produsen benih/penangkar yang ditujukan kepada kepala BBPPTP Medan

atau UPTD. Dinas Perkebunan Provinsi yang memiliki tugas sertifikasi dan

pengawasan peredaran. Penugasan oleh pimpinan kepada Pengawas Benih

Tanaman, dilakukan pemeriksaan lapangan, pembuatan laporan dan penerbitan

sertifikat. Syarat-syarat Benih kopi dapat diterbitkan sertifikat apabila memiliki

umur 4-12 bulan, tinggi tanaman minimal 15 cm, minimal 5 pasang daun dan

bebas hama dan penyakit (Kepmentan N0. 319 Tahun 2016).

UNIVERSITAS MEDAN AREA


17
2.2 Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Sahwardi dkk (2013),

analisis usaha pembibitan karet diKabupaten Bungo Provinsi jambi pada PT.

Djoeang Perkasa Jaya, bahwa pendapatan dan keuntungan yang diperoleh dalam

satu kali produksi atau satu tahun sebesar Rp. 501.572.500. Nilai perbandingan

antara penerimaan dan biaya produksi total (R/C) adalag sebesar 2,48. Berada

pada Break Even Point (BEP) dalam satu unit pada saat perusahaan hanya

memproduksi 48.347 batang bibit karet, dan modal dalam penerimaan balik modal

mencapai apabila harga bibit Rp. 2.816.

Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Junita dan Syaiful (2017), analisis

usaha pembibitan kakao di Kecamatan Juli Kabupaten Bireun Provinsi Aceh, total

biaya yang dikeluarkan untuk membuat usaha pembibitak kakao sebesar Rp.

10.567.550, per produksi dengan total keuntungan Rp. 13.423.450,- per produksi.

Usaha pembibitan kakao layak dikembangkan dengan nilai R/C Ratio sebesar

2,26. Apabila R/C >1 maka layak diusahakan. ROI sebesar 126%, BEP harga

(Rp. 3.525) > harga jula (Rp. 8.000) maka mengalami penurunan BEP produksi

(Rp. 3.000) g batang > dari jumlah produksi 1.322 batang maka mengalami

keuntungan dan layak diusahakan.

Penelitian dan analisis data perhitungan finansial pembibitan kelapa sawit di

Desa Badak Mekar Kecamatan Muara Badak, dapat disimpulkan bahwa usaha

pembibitan kelapa sawit di Desa Badak Mekar menguntungkan, besarnya

Rp. 1.644.685.000,00. Usaha tani pembibitan kelapa sawit di Desa Badak Mekar

layak diusahakan. B/C rasio yang diperoleh sebesar 2,661, produktivitas produksi

UNIVERSITAS MEDAN AREA


18
lebih besar BEP produksi yaitu 99.000 bibit. Harga yang diterima oleh pemilik

pembibitan lebih besar dari BEP harga yaitu Rp.27.000,00.

2.3 Landasan Teori

Pengertinan usaha tani telah didefinisikan oleh beberapa ahli ekonomi

pertanian. Mosher (1968) mengartikan usahatani sebagai himpunan dari

sumbersumber alam yang ada di tempat itu yang diperlukan untuk produksi

pertanian seperti tanah dan air, perbaikan-perbaikan yang dilakukan atas tanah itu,

sinar matahari, bangunan-bangunan yang didirikan di atas tanah itu dan

sebagainya. Selanjutnya pengertian usahatani menurut Mubyarto (1987) adalah

lebih ke pertanian rakyat. Soekartawi (1987) menjelaskan bahwa tersedianya

sarana atau faktor produksi (input) belum berarti produktifitas yang diperoleh

petani akan tinggi. Namun bagaiman petani melakukan usahanya secara efisien

adalah upaya yang sangat penting.

Efisiensi teknis akan tercapai bila petani mampu mengalokasikan faktor

produksi sedemikian rupa sehingga produksi tinggi tercapai. Bila petani mendapat

keuntungan besar dalam usahataninnya dikatakan bahwa alokasi faktor produksi

efisien secara alokatif. Cara ini dapat ditempuh dengan membeli faktor produksi

pada harga murah dan menjual hasil pada harga relatif tinggi. Bila petani mampu

meningkatkan produksinya dengan harga sarana produksi dapat ditekan tetapi

harga jual tinggi, maka petani tersebut melakukan efisiensi teknis dan efisiensi

harga atau melakukan efisiensi ekonomi.

Analisis usaha merupakan suatu analisis untuk mengetahui proses

pengeluaran hasil usaha secara keseluruhan. Produksi itu terjadi karena adanya

UNIVERSITAS MEDAN AREA


19
perpaduan antara faktor-faktor alam, tenaga, dan modal dibawah asuhan atau

usaha pengelolaan (petani). Fungsi unsur alam dalam usaha tani atau usaha

pertanian dipandang dari sudut ekonomis sangat tergantung dari sifat atau tujuan

dari usaha pertanian (Tohir, 1991).

Menurut Partadiredja (2000) defenisi produksi adalah segala kegiatan

untuk menciptakan atau menambah manfaat atas suatu benda untuk memuaskan

orang lain sedangkan menurut Rosyidi (2004) produksi adalah setiap usaha yang

menciptakan atau memperbesar daya guna barang.

Dalam operasi usahataninya, petani akan menerima penerimaan dan

pendapatan dari usahanya. Penerimaan usaha tani adalah perkalian antara

produksi dengan harga jual. Pendapatan usaha tani adalah selisih antara

penerimaan dengan semua biaya (Soekartawi, 1995).

Untuk menghitung pendapatan usaha tani pada adalah selisih antara

penelrimaan usaha tani dan pengeluaran (biaya). Analisis pendapatan ini

digunakan besaranyakeuntungan yang diperoleh dari usaha yang dilakukan, (Tim

Lentera, 2002).

2.4 Kerangka Pemikiran

Salah satu jenis perkebunan yang potensial di Provinsi Sumatera Utara

adalah kopi arabika varietas Sigarar Utang. Kopi arabika mempunyai peluang

pasar yang baik di dalam negeri maupun di luar negeri karena banyaknya industri

produk olahan berbahan dasar kopi. Sehingga output dari usaha perkebunan kopi

arabika banyak dibutuhkan perusahaan yang mampu menampung, mengolah, dan

memasarkan biji kopi arabika. Untuk meningkatkan produksi kopi di Provinsi

UNIVERSITAS MEDAN AREA


20
Sumatera Utara dilakukan perluasan areal pertanaman kopi maupun kegiatan

menggantikan tanaman kopi yang sudah tua dengan menggunakan benih unggul

bermutu dan bersertifikat.

Produsen/penangkar benih kopi bersertifikat di Sumatera Utara yang telah

memiliki rekomendasi dari BBPPTP Medan dan Ijin Usaha Produksi Benih dari

Gubernur Sumatera Utara berada di kabupaten yaitu Tapanuli Utara, Simalungun

dan Deli Serdang.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


21
Kopi arabika sigarar utang, varietas asli Sumut
dan berkembang di pada beberapa kab. di
Sumtera Utara

Luas areal pertanaman di Sumut kopi


82.293 ha. Luas TTM 9.677 ha.

Dibutuhkan benih kopi Produsen/penangkar benih


Menghasilkan benih
Untuk peremajaan/ kopi memiliki legalitas
kopi sesuai standar
perluasan tanaman - Rekomendasi (BBPPTP
(bersertifikat dan
kopi SUMUT Medan)
berlabel)
Dan pengembangan - ijin usaha produksi benih
(Gubernur)

Analisis usaha

Analisi Pendapatan : Penerimaan Usaha : Efisiensi Usaha


Penerimaan = TR-TC TR = P X Q
R/C Ratio = Penerimaan

Biaya

Gambar 1. Alur Kerangka Pemikiran Operasional

UNIVERSITAS MEDAN AREA


22
III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di beberapa produsen/penangkaran bibit kopi yaitu

Bapak Awaluddin Sitompul pemilik Usaha Dagang Radot di Kabupaten Tapanuli

Utara, Usaha Dagang Senang Tani dan CV. Putra Perkasa di Kabupaten

Simalungun, CV. Mutiara Nursery dan CV. Wana Bhakti di Kabupaten Deli

Serdang. Penelitian dilaksanakan bulan Maret sampai bulan April 2018.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung, wawancara

langsung secara terpadu dengan pihak-pihak terkait yaitu produsen/penangkar

bibit kopi di Sumatera Utara. Dari total sampel produsen/penangkar benih kopi

sigarar utang sebanyak 6 (enam) produsen/penangkar. Data sekunder merupakan

pelengkap dari data primer yang diperoleh dari buku-buku pustaka yang relevan.

Data sekunder digunakan sebagai pembanding kegiatan yang dilakukan oleh

produsen/penangkar dengan teori untuk kemudian sebagai bahan kajian evaluasi

dan koreksi.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan melakukan wawancara, observasi dan diskusi. Teknik wawancara

UNIVERSITAS MEDAN AREA


23
dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk tanya jawab

langsung dengan produsen/penangkar benih kopi pada lokasi yang sudah

ditentukan. Pengumpulan data pada usaha benih kopi sigarar utang di Sumatera

Utara data dari Direktorat Jenderal Perkebunan, BBPPTP Medan, Dinas

Perkebunan Sumut, dan data BPS.

3.4. Metode Analisis Data

Untuk mengetahui pendapatan usaha diperhitungkan dengan cara

mengurangi penerimaan usaha pembibitan kopi dengan biaya usaha yang telah

dikeluarkan. Analisis Usaha merupakan suatu analisis untuk mengetahui proses

pengeluaran hasil usaha secara keseluruhan. Produksi terjadi karena adanya

perpaduan antara faktor-faktor alam, tenaga, dan modal usaha dengan rumus :

NR = TR – TC

Keterangan :

NR = Net revenue (Pendapatan bersih usaha Rp/tahun)

TR = Total revenue (penerimaan total usaha Rp/tahun)

TC = Total Cost (Biaya total usaha Rp/tahun)

Untuk menghitung pendapatan usaha yaitu dengan mengalikan jumlah

produksi dengan harga jual benih kopi siap salur per batang dengan rumus :

TR = P X Q

Keterangan :
TR = Penerimaan Usaha
P = Harga Produksi
Q = Hasil Produksi

UNIVERSITAS MEDAN AREA


24
Analisis Ratio pada usaha dengan cara membandingkan antara penerimaan

dengan biaya produksi. Tingkat keuntungan yang diperoleh dari mengusahakan

bibit adalah dengan melihat perbandingan antara jumlah penerimaan yang

diperoleh dari hasil penjulan benih kopi siap salur dengan pengeluaran (Cost).

Metode yang digunakan untuk mengetahui efisiensi usaha dengan rumus :

𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛
𝑅/𝐶 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎

Dari rumus diatas dapat diketahui kriteria dari

R/C Ratio sebagai berikut :

Apabila R/C Ratio > 1 maka usaha dikatakan efisien

Apabila R/C Ratio = 1 maka usaha mengalami BEP (Impas)

Apabila R/C Ratio < 1 maka usaha dikatakan tidak efisien

UNIVERSITAS MEDAN AREA


25
V. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan pada 6 (enam)

produsen benih kopi di Provinsi Sumatera Utara, dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Usaha pembibitan kopi sangat menguntungkan, CV. Wana Bhakti

memproduksi benih kopi sebanyak 150.000 batang, dengan biaya sebesar

Rp. 95.055.000, biaya satuan Rp. 634,- perbatang, dengan harga jual Rp.

3.500,- per batang, memberikan pendapatan sebesar Rp. 525.000.000,-

sehingga keuntungan diperoleh sebesar Rp. 429.945.000,-

2. KPT. Sahabat Sejati memproduksi benih kopi sebanyak 100.000 batang,

dengan menggunakan total biaya sebesar Rp. 72.195.000, biaya satuan Rp.

722,- per batang, dengan harga jual Rp. 3.500,- per batang, memberikan

pendapatan sebesar Rp. 350.000.000,- mendapatkan keuntungan sebesar

Rp. 277.805.000,-

3. UD. Radot memproduksi benih kopi sebanyak 125.000 batang, dengan

menggunakan total biaya sebesar Rp. 107.655..000,- biaya satuan Rp. 681,-

per batang, dengan harga jual Rp. 3.500,- per batang, memberikan

pendapatan Rp. 350.000.000,- keuntungan sebesar Rp. 329.845.000,-

4. Awaluddin Sitompul memproduksi benih kopi sebanyak 100.000 batang,

dengan menggunakan total biaya sebesar Rp. 61.873.000,- biaya satuan Rp.

619,- per batang, dengan harga jual Rp. 3.500,- per batang memberikan

UNIVERSITAS MEDAN AREA


39
dengan pendapatan Rp. 350.000.000,- keuntungan sebesar Rp.

288.127.000,-

5. CV. Putra Perkasa memproduksi benih kopi sebanyak 100.000 batang,

dengan menggunakan total biaya sebesar Rp. 77.801.000,- biaya satuan Rp.

778,- per batang, dengan harga jual Rp. 3.500,- per batang memberikan

pendapatan Rp. 350.000.000,- keuntungan sebesar Rp. 272.199.000,-

6. CV. Dharma Nusantara memproduksi benih kopi sebanyak 250.000 batang,

dengan menggunakan total biaya sebesar Rp. 141.965.000,- biaya satuan

Rp. 565,- per batang, dengan harga jual Rp. 3.500,- per batang memberikan

pendapatan Rp. 875.000.000,- keuntungan sebesar Rp. 733.035.000,-

5.2 Saran

Usaha pembibitan benih kopi arabika sigarar utang efektif dilakukan dangan

sangat menjanjikan untuk memberikan keuntungan besar, tanaman kopi di

Sumatera Utara sudah banyak yang tua, ditambah lagi dengang adanya program

pemerintah untuk melakukan peremajaan dan perluasan areal kopi, tentunya benih

kopi bersertifikat merupakan syarat mutlak untuk dapat disalurkan kepada petani

kopi. Kepada calon produsen benih kopi dapat disarankan untuk mengusahakan

benih kpi bersertifkat dengan mamatuhi beberapa persyaratan ketentuan peraturan

yang berlaku.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


40
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, C. 2006. Perkembangan Pasar dan Prospek Agribisnis Kopi di Indonesia.


Lokakarya Budidaya Tanaman Kopi. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
Indonesia. Jember

Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara. 2016. Sumatera Utara dalam
Angka 2016. Medan.

Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Medan.


2016. Laporan Tahunan. Medan.

Dinas Perkebunan Propinsi Sumatera Utara. 2016. Statistik Perkebunan Sumatera


Utara Tahun 2015. Medan.

Dinas Perkebunan Propinsi Sumatera Utara. 2017. Statistik Perkebunan Sumatera


Utara Tahun 2016. Medan.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2016. Kebijakan Nasional Pengembangan Kopi


Indonesia. Kementerian Pertanian, Jakarta.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2016. Program Revitalisasi Perkebunan.


Kementerian Pertanian, Jakarta.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2017. Statistik Perkebunan Indonesia 2015-


2017. Jakarta.

Hulupi, R. dan Lubis,S. 2007. Laporan Hasil Monitoring Evalusi Kopi Sigarar
Utang di Sumut.Kerjasama Puslitkoka dan Bp2MB Medan.Medan.

Hulupi, R. dan Lubis,S. 2008. Laporan Penilaian Sumber Benih Kopi Sigarar
Utang di Sumut. Kerjasama Puslitkoka dan BBPPTP Medan.Medan.

Hulupi, R. dan Indra, G. 2009. Laporan Pemurnian Sumber Benih Kopi Sigarar
Utang di Sumut. Kerjasama Puslitkoka dan Disbun Sumut-Jember.

Kementerian Pertanian. 2017. Pedoman Umum Kegiatan PerbenihanTahun 2018.


Jakarta.

Lubis, S. 2016 . Laporan Monitoring Evaluasi Kopi Liberika Meranti. BBPPTP


Medan. Medan.

Lubis, S. 2017. Laporan Monitoring Evaluasi Kopi Liberika Tungkal Komposit.


BBPPTP Medan. Medan.

Outlook Kopi Komoditas Pertanian Sektor Perkebunan. 2016. Pusat Data Dan
Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian.
Jakarta.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


41
Rahardjo, Pudji. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan
Robusta. Penebar Swadaya. Jakarta.

Saragih, B. 2014. Kebijakan Pertanian untuk Merealisasikan Agribisnis sebagai


Penggerak Utama Perekonomian Negara. Makalah pada Diskusi Panel
Centre Policy for Agro Studies. Jakarta.

Sahwardi, dkk. 2012. Analisis Usaha Pembibitan Karet. Jurnal Agribisnis Sain.
Jambi

Sri Najiyati dan Danarti. 2014 . Budidaya Tanaman Kopi dan Penanganan Pasca
Panen. Penebar Swadaya. Jakarta.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


42
Lampiran 1. Hasill wawancara produsen benih kopi arabika sigarar utang nama
perusahaan awaluddin sitompul

A.BIAYA LAHAN
1 Sudah berapa lama saudara menjadi produsen benih kopi arabika Varietas
Sigarar Utang?
a. 1tahun b. 2 tahun c. 3 tahun d. 4 tahun e. ≥ 5 tahun
b Berapa luas lahan sebagai lokasi pembibitan kopi ini?
0,5 ha
3 Lahan pembibitan milik sendiri atau sewa ?
• Sewa b. Milik sendiri
4 Bila menyewa, Berapa biaya sewa lahan per tahun?
Rp. 0

B. BIAYA BENIH
5 Berapa butir benih kopi yang saudara beli per tahun ?
100.000 butir
6 Berapa harga pembelian benih kopi dalam bentuk biji per butir?
Rp. 125/butir
C. BIAYA PUPUK
7 Jenis pupuk apa saja yang digunakan ?
a. Urea b. TSP c. KCl d. NPK
e. Lain-lain ; .........................................................

8 Berapa dosis pupuknya? 0,5 G/Ltr air


9 Bagaimana cara pemberian pupuknya? Interval pemupukannya bagaimana?
Dilarutkan dan disiram
10 Kapan waktu pemberian pupuk?
Sebulan sekali
11 Berapa harga pupuk per kilo?
a. Urea : Rp 800 kgx5.800=4.640.000 b. TSP ; Rp. ...........................
b. KCl ; Rp......................... d. NPK : Rp. ...........................
e. Lain-lain : ........................

12 Berapa biaya pupuk yang digunakan (Rp. ................................/ha/tahun


Rp. 4.640.000
D. BIAYA PESTISIDA
13 Jenis pestisida apa saja yang digunakan ?
antracol
14 Berapa dosis pestisida?
Sesuai aturan
15 Bagaimana cara pemberian pestisida? Interval pemberian pestisida
bagaimana? disemprotkan
16 Kapan waktu pestisida?
Sesuai kondisi tanaman
17 Berapa biaya pestisida yang digunakan? (Rp. .....................ha/tahun)

UNIVERSITAS MEDAN AREA


43
45 liter x Rp. 150.000 = 6.750.000
E. BIAYA BAHAN DAN PERALATAN
- POLIBAG
18 Berapa harga polibag per kilo? Rp. 20.000/Kg
19 Satu kilo polibag berjumlah berapa lembar polibag? ± 130 lembar
20 Berapa ukuran polibag yang saudara gunakan? 12 x 20 cm
21 Berapa biaya untuk polibag 770 kg x Rp. 20.000 = 15.400.000
- PARANET
22 Berapa harga paranet per meter? Rp. 1.200.000/ Roll
23 Berapa meter paranet yang dibutuhkan? 8 roll
24 Paranet tahan berapa lama? Berapa kali bisa digunakan? Selama 2 tahun
Berapa biaya untuk paranet? 8 roll x Rp. 1.200.000 = Rp. 9.600.000
- BAHAN PERSEMAIAN
25 Berapa biaya pasir yang dibutuhkan untuk persemaian benih kopi ?
(Rp. 2.200.000 ha/tahun
26 Apa saja bahan-bahan yang dibutuhkan untuk persemaian?
(papan/bambu/goni/alang-Alang). Goni = Rp. 150 lembar
20.000=3.000.000

Berapa biaya persemaian yang dihabiskan


(Rp. 5.200.000/ha/tahun)

- ALAT MENYIRAM
27 Apakah menggunakan pompa?
Berapa biaya untuk pompa (Rp5.000.000/tahun)

28 Berapa meter selang yang digunakan? 5 Gulung


Berapa biaya untuk selang (Rp. 650.000 x 5 Gulung/3tahun)=Rp. 3.250.000.
(biaya selang per Tahun Rp. 1.083.000)
29 Apakah menggunakan alat penyiram manual/Gembor? Berapa harganya?
Berapa unit? Tidak pakai gembor
Berapa biaya penggunaan alat siram (Rp. - /tahun)

30 Sumber airnya yang digunakan


a. Waduk b. Sumur Bor c. sungai d. Lainnya .....................

F. BIAYA UPAH TENAGA KERJA


31 Berapakah upah tenaga kerja (Rp 83.000/orang/hari)
Rp. 83.000 x 30 harix10 bln = Rp. 24.900.000
32 Berapa upah borong per jenis pekerjaan? Rp. 83.000 per hari (biasanya dapat
mengisi 500 polibag)
33 Berapa upah mengisi tanah ke polibag (Rp 83.000 /orang/hari

34 Apakah mengisi polibag diberikan upah harian atau upah dibayarkan

UNIVERSITAS MEDAN AREA


44
sejumlah polibag yang mereka isi atau borongan? Upah harian

35 Berapa kemampuan tenaga kerja satu hari mengisi polibag? ± 500 polibag

36 Berapa upah menyusun polibag supaya tertata dengan baik dibawah paranet?
-
37 Berapa upah tenaga kerja menanam benih kopi dari persemaian ke
pembibitan/dalam polibag? (Rp. - /orang/hari)
38 Berapa upah pemeliharaan benih kopi di persemaian?
(Rp- /orang/hari)
39 Berapa lama benih kopi dipersemaian? ±20-45 hari

40 Berapa kemampuan per orang memindahkan benih dari persemaian ke


polibag? -
41 Berapa upah menyiram bibit dalam polibag? (Rp 83.000 org/hari)
42 Berapa upah tanaga kerja pemupukan? (Rp. 83.000 /org/hari)
43 Berapa upah pemberian pestisida? (Rp. 83.000 /org/hari)
44 Berapa upah menyiang rumput yg ada disekitar polibag? (Rp 83.000
/org/hari)
45 Apakah upah diberikan setiap hari kerja atau upah dibayarkan setiap
bulan? Setiap minggu

G. DATA PENJUALAN BENIH KOPI SIAP SALUR


46 Berapa jumlah benih yang diproduksi per tahun? Mulai thn 2013-2017?
a. Tahun 2013 50.000 btg b. Tahun 2014 50.000 btg
c, Tahun 2015 50.000 btg d. Tahun 2016 100.000 btg
e. Tahun 2017 100.000 btg

47 Berapa jumlah benih kopi terjual setiap tahunnya? Mulai thn 2013-2017?
a. Tahun 2013 35.000 btg b. Tahun 2014 37.000 btg
c, Tahun 2015 40.000 btg d. Tahun 2016 80.000 btg
e. Tahun 2017 80.000 btg

48 Apakah setiap tahun ada kenaikan harga jual benih kopi siap salur? Ada
49 Berapa harga jual bibit per polibag? Rp. 3.500 per batang

UNIVERSITAS MEDAN AREA


45
Lampiran 2. Hasil wawancara produsen benih kopi arabika sigarar utang nama
perusahaan UD. RADOT

A.BIAYA LAHAN
1 Sudah berapa lama saudara menjadi produsen benih kopi arabika Varietas
Sigarar Utang?
b. 1tahun b. 2 tahun c. 3 tahun d. 4 tahun e. ≥ 5 tahun
b Berapa luas lahan sebagai lokasi pembibitan kopi ini?
0,5 ha
3 Lahan pembibitan milik sendiri atau sewa ?
• Sewa b. Milik sendiri
4 Bila menyewa, Berapa biaya sewa lahan per tahun?
Rp. 0

B. BIAYA BENIH
5 Berapa butir benih kopi yang saudara beli per tahun ?
125.000 butir
6 Berapa harga pembelian benih kopi dalam bentuk biji per butir?
Rp. 125/butir
C. BIAYA PUPUK
7 Jenis pupuk apa saja yang digunakan ?
b. Urea b. TSP c. KCl d. NPK
e. Lain-lain ; .........................................................

8 Berapa dosis pupuknya? 0,5 G/Ltr air


9 Bagaimana cara pemberian pupuknya? Interval pemupukannya bagaimana?
Dilarutkan dan disiram
10 Kapan waktu pemberian pupuk?
Sebulan sekali
11 Berapa harga pupuk per kilo?
c. Urea : Rp 1.000 kgx5.800=5.800.000b. TSP ; Rp. ...........................
d. KCl ; Rp......................... d. NPK : Rp. ...........................
e. Lain-lain : ........................

12 Berapa biaya pupuk yang digunakan (Rp. ................................/ha/tahun


Rp. 5.800.000
D. BIAYA PESTISIDA
13 Jenis pestisida apa saja yang digunakan ?
Antracol
14 Berapa dosis pestisida?
Sesuai aturan
15 Bagaimana cara pemberian pestisida? Interval pemberian pestisida
bagaimana? Disemprotkan
16 Kapan waktu pestisida?
Sesuai kondisi tanaman
17 Berapa biaya pestisida yang digunakan? (Rp. .....................ha/tahun)

UNIVERSITAS MEDAN AREA


46
48 liter x Rp. 150.000 = 7.440.000
E. BIAYA BAHAN DAN PERALATAN
- POLIBAG
18 Berapa harga polibag per kilo? Rp. 20.000/Kg
19 Satu kilo polibag berjumlah berapa lembar polibag? ± 130 lembar
20 Berapa ukuran polibag yang saudara gunakan? 12 x 20 cm
21 Berapa biaya untuk polibag 962 kg x Rp. 20.000 = 19.240.000
- PARANET
22 Berapa harga paranet per meter? Rp. 1.200.000/ Roll
23 Berapa meter paranet yang dibutuhkan? 9 roll
24 Paranet tahan berapa lama? Berapa kali bisa digunakan? Selama 2 tahun
Berapa biaya untuk paranet? 9 roll x Rp. 1.200.000 = Rp. 10.800.000
- BAHAN PERSEMAIAN
25 Berapa biaya pasir yang dibutuhkan untuk persemaian benih kopi ?
(Rp. 2.200.000 ha/tahun
26 Apa saja bahan-bahan yang dibutuhkan untuk persemaian?
(papan/bambu/goni/alang-Alang). Alang-alang= Rp. 500.000
Berapa biaya persemaian yang dihabiskan
(Rp. 2.700.000/ha/tahun)
- ALAT MENYIRAM
27 Apakah menggunakan pompa?
Berapa biaya untuk pompa (Rp5.000.000/tahun)

28 Berapa meter selang yang digunakan? 6 Gulung


Berapa biaya untuk selang (Rp. 650.000 x 6 Gulung/3tahun)=Rp. 3.900.000.
(biaya selang per Tahun Rp. 1.300.000)
29 Apakah menggunakan alat penyiram manual/Gembor? Berapa harganya?
Berapa unit? Tidak pakai gembor
Berapa biaya penggunaan alat siram (Rp. - /tahun)

30 Sumber airnya yang digunakan


b. Waduk b. Sumur Bor c. sungai d. Lainnya .....................
F. BIAYA UPAH TENAGA KERJA
31 Berapakah upah tenaga kerja (Rp 83.000/orang/hari)
Rp. 83.000 x 30 harix10 bln x 2 org = Rp. 49.800.000
32 Berapa upah borong per jenis pekerjaan? Rp. 83.000 per hari (biasanya dapat
mengisi 500 polibag)
33 Berapa upah mengisi tanah ke polibag (Rp 83.000 /orang/hari

34 Apakah mengisi polibag diberikan upah harian atau upah dibayarkan


sejumlah polibag yang mereka isi atau borongan? Upah harian

35 Berapa kemampuan tenaga kerja satu hari mengisi polibag? ± 500 polibag

36 Berapa upah menyusun polibag supaya tertata dengan baik dibawah paranet?

UNIVERSITAS MEDAN AREA


47
-
37 Berapa upah tenaga kerja menanam benih kopi dari persemaian ke
pembibitan/dalam polibag? (Rp. - /orang/hari)
38 Berapa upah pemeliharaan benih kopi di persemaian?
(Rp- /orang/hari)
39 Berapa lama benih kopi dipersemaian? ±20-45 hari

40 Berapa kemampuan per orang memindahkan benih dari persemaian ke


polibag? -
41 Berapa upah menyiram bibit dalam polibag? (Rp 83.000 org/hari)
42 Berapa upah tanaga kerja pemupukan? (Rp. 83.000 /org/hari)
43 Berapa upah pemberian pestisida? (Rp. 83.000 /org/hari)
44 Berapa upah menyiang rumput yg ada disekitar polibag? (Rp 83.000
/org/hari)
45 Apakah upah diberikan setiap hari kerja atau upah dibayarkan setiap
bulan? Setiap minggu
G. DATA PENJUALAN BENIH KOPI SIAP SALUR
46 Berapa jumlah benih yang diproduksi per tahun? Mulai thn 2013-2017?
b. Tahun 2013 40.000 btg b. Tahun 2014 40.000 btg
c, Tahun 2015 45.000 btg d. Tahun 2016 100.000 btg
e. Tahun 2017 100.000 btg

47 Berapa jumlah benih kopi terjual setiap tahunnya? Mulai thn 2013-2017?
b. Tahun 2013 35.000 btg b. Tahun 2014 37.000 btg
c, Tahun 2015 40.000 btg d. Tahun 2016 80.000 btg
e. Tahun 2017 80.000 btg

48 Apakah setiap tahun ada kenaikan harga jual benih kopi siap salur? Ada
49 Berapa harga jual bibit per polibag? Rp. 3.500 per batang

UNIVERSITAS MEDAN AREA


48
Lampiran 3. DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA PRODUSEN BENIH
KOPI ARABIKA SIGARAR UTANG NAMA PERUSAHAAN
KPT. SAHABAT SEJATI

A.BIAYA LAHAN
1 Sudah berapa lama saudara menjadi produsen benih kopi arabika Varietas
Sigarar Utang?
c. 1tahun b. 2 tahun c. 3 tahun d. 4 tahun e. ≥ 5 tahun
b Berapa luas lahan sebagai lokasi pembibitan kopi ini?
0,5 ha
3 Lahan pembibitan milik sendiri atau sewa ?
• Sewa b. Milik sendiri
4 Bila menyewa, Berapa biaya sewa lahan per tahun?
Rp. 0

B. BIAYA BENIH
5 Berapa butir benih kopi yang saudara beli per tahun ?
100.000 butir
6 Berapa harga pembelian benih kopi dalam bentuk biji per butir?
Rp. 125/butir
C. BIAYA PUPUK
7 Jenis pupuk apa saja yang digunakan ?
a. Urea b. TSP c. KCl d. NPK
e. Lain-lain ; .........................................................

8 Berapa dosis pupuknya? -


9 Bagaimana cara pemberian pupuknya? Interval pemupukannya bagaimana?
Butiran ditaburkan/tabur langsung
10 Kapan waktu pemberian pupuk?
Sebulan sekali
11 Berapa harga pupuk per kilo?
a. Urea : Rp 1.000 kgx5.800=5.800.000b. TSP ; Rp. ...........................
e. KCl ; Rp......................... d. NPK : Rp. 465.000
e. Lain-lain : ........................

12 Berapa biaya pupuk yang digunakan (Rp. ................................/ha/tahun


NPK 12 zak x Rp. 465.000 = Rp. 5.800.000
D. BIAYA PESTISIDA
13 Jenis pestisida apa saja yang digunakan ?
antracol
14 Berapa dosis pestisida?
Sesuai aturan
15 Bagaimana cara pemberian pestisida? Interval pemberian pestisida
bagaimana? disemprotkan
16 Kapan waktu pestisida?
Sesuai kondisi tanaman

UNIVERSITAS MEDAN AREA


49
17 Berapa biaya pestisida yang digunakan? (Rp. 6.750.000 ha/tahun)

E. BIAYA BAHAN DAN PERALATAN


- POLIBAG
18 Berapa harga polibag per kilo? Rp. 19.000/Kg
19 Satu kilo polibag berjumlah berapa lembar polibag? 124-126 lembar
20 Berapa ukuran polibag yang saudara gunakan? 15 x 21 x 0,2
21 Berapa biaya untuk polibag 810 kg x Rp. 19.000 = 15.390.000
- PARANET
22 Berapa harga paranet per meter? Rp. 1.050.000/ Roll
23 Berapa meter paranet yang dibutuhkan? 7 roll
24 Paranet tahan berapa lama? Berapa kali bisa digunakan? Selama 2 tahun
Berapa biaya untuk paranet? 7 roll x Rp. 1.050.000 = Rp. 7.350.000
- BAHAN PERSEMAIAN
25 Berapa biaya pasir yang dibutuhkan untuk persemaian benih kopi ?
(Rp. 450.000 ha/tahun
26 Apa saja bahan-bahan yang dibutuhkan untuk persemaian?
(papan/bambu/goni/alang-Alang). Alang-alang= Rp. 500.000
Berapa biaya persemaian yang dihabiskan
(Rp. 950.000/ha/tahun)
- ALAT MENYIRAM
27 Apakah menggunakan pompa? Rp. 8.000.000/3 tahun
Berapa biaya untuk pompa (Rp. 2.700.000/tahun)

28 Berapa meter selang yang digunakan? 6 Gulung


Berapa biaya untuk selang (Rp. 900.000 x 3 Gulung/2tahun)=Rp. 2.700.000.
(biaya selang per Tahun Rp. 1.350.000)
29 Apakah menggunakan alat penyiram manual/Gembor? Berapa harganya?
Berapa unit? Tidak pakai gembor
Berapa biaya penggunaan alat siram (Rp. - /tahun)
30 Sumber airnya yang digunakan
c. Waduk b. Sumur Bor c. sungai d. Lainnya .....................
F. BIAYA UPAH TENAGA KERJA
31 Berapakah upah tenaga kerja (Rp 40.000/orang/hari)

32 Berapa upah borong per jenis pekerjaan? Rp. 40.000 per hari (biasanya dapat
mengisi 500 polibag)
33 Berapa upah mengisi tanah ke polibag (Rp 50.000 /orang/hari

34 Apakah mengisi polibag diberikan upah harian atau upah dibayarkan


sejumlah polibag yang mereka isi atau borongan? Upah harian

35 Berapa kemampuan tenaga kerja satu hari mengisi polibag? ± 500 polibag

36 Berapa upah menyusun polibag supaya tertata dengan baik dibawah paranet?

UNIVERSITAS MEDAN AREA


50
37 Berapa upah tenaga kerja menanam benih kopi dari persemaian ke
pembibitan/dalam polibag? (Rp. - /orang/hari)
38 Berapa upah pemeliharaan benih kopi di persemaian?
(Rp- /orang/hari)
39 Berapa lama benih kopi dipersemaian? ±20-45 hari

40 Berapa kemampuan per orang memindahkan benih dari persemaian ke


polibag? -
41 Berapa upah menyiram bibit dalam polibag? (Rp 40.000 org/hari)
42 Berapa upah tanaga kerja pemupukan? (Rp. 40.000 /org/hari)
43 Berapa upah pemberian pestisida? (Rp. 40.000 /org/hari)
44 Berapa upah menyiang rumput yg ada disekitar polibag? (Rp 40.000
/org/hari)
45 Apakah upah diberikan setiap hari kerja atau upah dibayarkan setiap
bulan? Setiap minggu

G. DATA PENJUALAN BENIH KOPI SIAP SALUR


46 Berapa jumlah benih yang diproduksi per tahun? Mulai thn 2013-2017?
c. Tahun 2013 75.000 btg b. Tahun 2014 50.000 btg
c, Tahun 2015 80.000 btg d. Tahun 2016 150.000 btg
e. Tahun 2017 150.000 btg

47 Berapa jumlah benih kopi terjual setiap tahunnya? Mulai thn 2013-2017?
c. Tahun 2013 55.000 btg b. Tahun 2014 35.000 btg
c, Tahun 2015 50.000 btg d. Tahun 2016 135.000 btg
e. Tahun 2017 120.000 btg

48 Apakah setiap tahun ada kenaikan harga jual benih kopi siap salur? Ada
49 Berapa harga jual bibit per polibag? Rp. 3.500 per batang

UNIVERSITAS MEDAN AREA


51
Lampiran 4. HASIL WAWANCARA PRODUSEN BENIH KOPI ARABIKA
SIGARAR UTANG NAMA PERUSAHAAN CV. WANA BHAKTI

A.BIAYA LAHAN
1 Sudah berapa lama saudara menjadi produsen benih kopi arabika Varietas
Sigarar Utang?
a. 1tahun b. 2 tahun c. 3 tahun d. 4 tahun e. ≥ 5 tahun
b Berapa luas lahan sebagai lokasi pembibitan kopi ini?
0,5 ha
3 Lahan pembibitan milik sendiri atau sewa ?
a. Sewa b. Milik sendiri
4 Bila menyewa, Berapa biaya sewa lahan per tahun?
Rp. 0
B. BIAYA BENIH
5 Berapa butir benih kopi yang saudara beli per tahun ?
100.000 butir
6 Berapa harga pembelian benih kopi dalam bentuk biji per butir?
Rp. 125/butir
C. BIAYA PUPUK
7 Jenis pupuk apa saja yang digunakan ?
a. Urea b. TSP c. KCl d. NPK
e. Lain-lain ; .........................................................
8 Berapa dosis pupuknya? -
9 Bagaimana cara pemberian pupuknya? Interval pemupukannya bagaimana?
Butiran ditaburkan/tabur langsung
10 Kapan waktu pemberian pupuk?
Sebulan sekali
11 Berapa harga pupuk per kilo?
a. Urea : Rp 1.000 kgx5.800=5.800.000b. TSP ; Rp. ...........................
f. KCl ; Rp......................... d. NPK : Rp. 465.000
e. Lain-lain : ........................
12 Berapa biaya pupuk yang digunakan (Rp. ................................/ha/tahun
NPK 12 zak x Rp. 465.000 = Rp. 5.800.000
D. BIAYA PESTISIDA
13 Jenis pestisida apa saja yang digunakan ?
antracol
14 Berapa dosis pestisida?
Sesuai aturan
15 Bagaimana cara pemberian pestisida? Interval pemberian pestisida
bagaimana? disemprotkan
16 Kapan waktu pestisida?
Sesuai kondisi tanaman
17 Berapa biaya pestisida yang digunakan? (Rp. 6.750.000 ha/tahun)

E. BIAYA BAHAN DAN PERALATAN

UNIVERSITAS MEDAN AREA


52
- POLIBAG
18 Berapa harga polibag per kilo? Rp. 19.000/Kg
19 Satu kilo polibag berjumlah berapa lembar polibag? 124-126 lembar
20 Berapa ukuran polibag yang saudara gunakan? 15 x 21 x 0,2
21 Berapa biaya untuk polibag 810 kg x Rp. 19.000 = 15.390.000
- PARANET
22 Berapa harga paranet per meter? Rp. 1.050.000/ Roll
23 Berapa meter paranet yang dibutuhkan? 7 roll
24 Paranet tahan berapa lama? Berapa kali bisa digunakan? Selama 2 tahun
Berapa biaya untuk paranet? 7 roll x Rp. 1.050.000 = Rp. 7.350.000
- BAHAN PERSEMAIAN
25 Berapa biaya pasir yang dibutuhkan untuk persemaian benih kopi ?
(Rp. 450.000 ha/tahun
26 Apa saja bahan-bahan yang dibutuhkan untuk persemaian?
(papan/bambu/goni/alang-Alang). Alang-alang= Rp. 500.000
Berapa biaya persemaian yang dihabiskan
(Rp. 950.000/ha/tahun)
- ALAT MENYIRAM
27 Apakah menggunakan pompa? Rp. 8.000.000/3 tahun
Berapa biaya untuk pompa (Rp. 2.700.000/tahun)

28 Berapa meter selang yang digunakan? 6 Gulung


Berapa biaya untuk selang (Rp. 900.000 x 3 Gulung/2tahun)=Rp. 2.700.000.
(biaya selang per Tahun Rp. 1.350.000)
29 Apakah menggunakan alat penyiram manual/Gembor? Berapa harganya?
Berapa unit? Tidak pakai gembor
Berapa biaya penggunaan alat siram (Rp. - /tahun)

30 Sumber airnya yang digunakan


d. Waduk b. Sumur Bor c. sungai d. Lainnya .....................
F. BIAYA UPAH TENAGA KERJA
31 Berapakah upah tenaga kerja (Rp 40.000/orang/hari)

32 Berapa upah borong per jenis pekerjaan? Rp. 40.000 per hari (biasanya dapat
mengisi 500 polibag)
33 Berapa upah mengisi tanah ke polibag (Rp 50.000 /orang/hari

34 Apakah mengisi polibag diberikan upah harian atau upah dibayarkan


sejumlah polibag yang mereka isi atau borongan? Upah harian

35 Berapa kemampuan tenaga kerja satu hari mengisi polibag? ± 500 polibag

36 Berapa upah menyusun polibag supaya tertata dengan baik dibawah paranet?
-
37 Berapa upah tenaga kerja menanam benih kopi dari persemaian ke

UNIVERSITAS MEDAN AREA


53
pembibitan/dalam polibag? (Rp. - /orang/hari)
38 Berapa upah pemeliharaan benih kopi di persemaian?
(Rp- /orang/hari)
39 Berapa lama benih kopi dipersemaian? ±20-45 hari

40 Berapa kemampuan per orang memindahkan benih dari persemaian ke


polibag? -
41 Berapa upah menyiram bibit dalam polibag? (Rp 40.000 org/hari)
42 Berapa upah tanaga kerja pemupukan? (Rp. 40.000 /org/hari)
43 Berapa upah pemberian pestisida? (Rp. 40.000 /org/hari)
44 Berapa upah menyiang rumput yg ada disekitar polibag? (Rp 40.000
/org/hari)
Apakah upah diberikan setiap hari kerja atau upah dibayarkan setiap bulan?
Setiap minggu
G. DATA PENJUALAN BENIH KOPI SIAP SALUR
46 Berapa jumlah benih yang diproduksi per tahun? Mulai thn 2013-2017?
a. Tahun 2013 75.000 btg b. Tahun 2014 50.000 btg
c, Tahun 2015 80.000 btg d. Tahun 2016 150.000 btg
e. Tahun 2017 150.000 btg

47 Berapa jumlah benih kopi terjual setiap tahunnya? Mulai thn 2013-2017?
a. Tahun 2013 55.000 btg b. Tahun 2014 35.000 btg
c, Tahun 2015 50.000 btg d. Tahun 2016 135.000 btg
e. Tahun 2017 120.000 btg

48 Apakah setiap tahun ada kenaikan harga jual benih kopi siap salur? Ada
49 Berapa harga jual bibit per polibag? Rp. 3.500 per batang

UNIVERSITAS MEDAN AREA


54
Lampiran 5. HASIL WAWANCARA PRODUSEN BENIH KOPI ARABIKA
SIGARAR UTANG NAMA PERUSAHAAN CV. DHARMA
NUSANTARA

A.BIAYA LAHAN
1 Sudah berapa lama saudara menjadi produsen benih kopi arabika Varietas
Sigarar Utang?
a. 1tahun b. 2 tahun c. 3 tahun d. 4 tahun e. ≥ 5 tahun
b Berapa luas lahan sebagai lokasi pembibitan kopi ini?
1 ha
3 Lahan pembibitan milik sendiri atau sewa ?
• Sewa b. Milik sendiri
4 Bila menyewa, Berapa biaya sewa lahan per tahun?
Rp. 0
B. BIAYA BENIH
5 Berapa butir benih kopi yang saudara beli per tahun ?
250.000 butir
6 Berapa harga pembelian benih kopi dalam bentuk biji per butir?
Rp. 125/butir
C. BIAYA PUPUK
7 Jenis pupuk apa saja yang digunakan ?
a. Urea b. TSP c. KCl d. NPK
e. Lain-lain ; .........................................................
8 Berapa dosis pupuknya? 0,3 – 0,5 G/LTR
9 Bagaimana cara pemberian pupuknya? Interval pemupukannya bagaimana?
Pemupukan dilakukan secara bertahap dan diaplikasikan semingu sekali
dengan cara dilarutkan
10 Kapan waktu pemberian pupuk?
seminggu sekali
11 Berapa harga pupuk per kilo?
a. Urea : Rp 4.500 b. TSP ; Rp. 4.750
c. KCl ; Rp 5.000 d. NPK : Rp. 9.000
e. Lain-lain : Pupuk Daun
12 Berapa biaya pupuk yang digunakan (Rp. 37.500.000/ha/tahun

D. BIAYA PESTISIDA
13 Jenis pestisida apa saja yang digunakan ?
antracol
14 Berapa dosis pestisida?
Sesuai aturan
15 Bagaimana cara pemberian pestisida? Interval pemberian pestisida
bagaimana? disemprotkan
16 Kapan waktu pestisida?
Sesuai kondisi tanaman
17 Berapa biaya pestisida yang digunakan? (Rp. 15.000.000 ha/tahun)

UNIVERSITAS MEDAN AREA


55
E. BIAYA BAHAN DAN PERALATAN
- POLIBAG
18 Berapa harga polibag per kilo? Rp. 22.000/Kg
19 Satu kilo polibag berjumlah berapa lembar polibag? 180 lembar
20 Berapa ukuran polibag yang saudara gunakan? 15 x 21 x 0,2
21 Berapa biaya untuk polibag Rp. 30.500.000
- PARANET
22 Berapa harga paranet per meter? Rp. 1.200.000/ Roll
23 Berapa meter paranet yang dibutuhkan? 33 roll
24 Paranet tahan berapa lama? Berapa kali bisa digunakan? Selama 2 tahun
Berapa biaya untuk paranet? 33 roll x Rp. 1.200.000 = Rp. 39.600.000
- BAHAN PERSEMAIAN
25 Berapa biaya pasir yang dibutuhkan untuk persemaian benih kopi ?
(Rp. 500.000 ha/tahun
26 Apa saja bahan-bahan yang dibutuhkan untuk persemaian?
(papan/bambu/goni/alang-Alang).
Berapa biaya persemaian yang dihabiskan
(Rp. 15.000.000/ha/tahun)
- ALAT MENYIRAM
27 Apakah menggunakan pompa? Rp. 6.500.000/ tahun
Berapa biaya untuk pompa (Rp. 2.700.000/tahun)
28 Berapa meter selang yang digunakan? 150 meter
Berapa biaya untuk selang 2.400.000/thn.
29 Apakah menggunakan alat penyiram manual/Gembor? Berapa harganya?
Berapa unit? Tidak pakai gembor
Berapa biaya penggunaan alat siram (Rp. - /tahun)
30 Sumber airnya yang digunakan
a. Waduk b. Sumur Bor c. sungai d. Lainnya .....................
F. BIAYA UPAH TENAGA KERJA
31 Berapakah upah tenaga kerja (Rp 85.000/orang/hari)
32 Berapa upah borong per jenis pekerjaan? Rp. 85.000 per hari (biasanya dapat
mengisi 500 polibag)
33 Berapa upah mengisi tanah ke polibag (Rp 85.000 /orang/hari
34 Apakah mengisi polibag diberikan upah harian atau upah dibayarkan
sejumlah polibag yang mereka isi atau borongan? Upah harian
35 Berapa kemampuan tenaga kerja satu hari mengisi polibag? 700-900 polibag
36 Berapa upah menyusun polibag supaya tertata dengan baik dibawah paranet?
Rp. 30/polibag
37 Berapa upah tenaga kerja menanam benih kopi dari persemaian ke
pembibitan/dalam polibag? (Rp. 85.000 /orang/hari)
38 Berapa upah pemeliharaan benih kopi di persemaian?
(Rp. 85.000 /orang/hari)
39 Berapa lama benih kopi dipersemaian? ±20-45 hari
40 Berapa kemampuan per orang memindahkan benih dari persemaian ke

UNIVERSITAS MEDAN AREA


56
polibag? 200 benih
41 Berapa upah menyiram bibit dalam polibag? (Rp 85.000 org/hari)
42 Berapa upah tanaga kerja pemupukan? (Rp. 85.000 /org/hari)
43 Berapa upah pemberian pestisida? (Rp. 85.000 /org/hari)
44 Berapa upah menyiang rumput yg ada disekitar polibag? (Rp 85.000
/org/hari)
45 Apakah upah diberikan setiap hari kerja atau upah dibayarkan setiap
bulan? Rp. 85.000 x 3 org x 30 hr x 10 bulan = Rp. 76.500.000
G. DATA PENJUALAN BENIH KOPI SIAP SALUR
46 Berapa jumlah benih yang diproduksi per tahun? Mulai thn 2013-2017?
a. Tahun 2013 75.000 btg b. Tahun 2014 50.000 btg
c, Tahun 2015 80.000 btg d. Tahun 2016 150.000 btg
e. Tahun 2017 150.000 btg
47 Berapa jumlah benih kopi terjual setiap tahunnya? Mulai thn 2013-2017?
a. Tahun 2013 55.000 btg b. Tahun 2014 35.000 btg
c, Tahun 2015 50.000 btg d. Tahun 2016 135.000 btg
e. Tahun 2017 120.000 btg

48 Apakah setiap tahun ada kenaikan harga jual benih kopi siap salur? Ada
49 Berapa harga jual bibit per polibag? Rp. 3.500 per batang

UNIVERSITAS MEDAN AREA


57
Lampiran 6. HASIL WAWANCARA PRODUSEN BENIH KOPI ARABIKA
SIGARAR UTANG NAMA PERUSAHAAN CV. PUTRA
PERKASA

A.BIAYA LAHAN
1 Sudah berapa lama saudara menjadi produsen benih kopi arabika Varietas
Sigarar Utang?
a. 1tahun b. 2 tahun c. 3 tahun d. 4 tahun e. ≥ 5 tahun
b Berapa luas lahan sebagai lokasi pembibitan kopi ini?
1 ha
3 Lahan pembibitan milik sendiri atau sewa ?
a Sewa b. Milik sendiri
4 Bila menyewa, Berapa biaya sewa lahan per tahun?
Rp. 0
B. BIAYA BENIH
5 Berapa butir benih kopi yang saudara beli per tahun ?
100.000 butir
6 Berapa harga pembelian benih kopi dalam bentuk biji per butir?
Rp. 125/butir
C. BIAYA PUPUK
7 Jenis pupuk apa saja yang digunakan ?
a. Urea b. TSP c. KCl d. NPK
e. Lain-lain ; .........................................................
8 Berapa dosis pupuknya? 0,3 – 0,5 G/LTR
9 Bagaimana cara pemberian pupuknya? Interval pemupukannya bagaimana?
Pemupukan dilakukan secara bertahap dan diaplikasikan semingu sekali
dengan cara dilarutkan
10 Kapan waktu pemberian pupuk?
seminggu sekali
11 Berapa harga pupuk per kilo?0
a Urea : Rp 4.500 b. TSP ; Rp. 4.750
c. KCl ; Rp 5.000 d. NPK : Rp. 9.000
e. Lain-lain : Pupuk Daun
12 Berapa biaya pupuk yang digunakan (Rp. 15.500.000/ha/tahun
D. BIAYA PESTISIDA
13 Jenis pestisida apa saja yang digunakan ?
Antracol
14 Berapa dosis pestisida?
Sesuai aturan
15 Bagaimana cara pemberian pestisida? Interval pemberian pestisida
bagaimana? disemprotkan
16 Kapan waktu pestisida?
Sesuai kondisi tanaman
17 Berapa biaya pestisida yang digunakan? (Rp. 10.000.000 ha/tahun)
E. BIAYA BAHAN DAN PERALATAN

UNIVERSITAS MEDAN AREA


58
- POLIBAG
18 Berapa harga polibag per kilo? Rp. 22.000/Kg
19 Satu kilo polibag berjumlah berapa lembar polibag? 180 lembar
20 Berapa ukuran polibag yang saudara gunakan? 15 x 21 x 0,2
21 Berapa biaya untuk polibag Rp. 15.500.000
- PARANET
22 Berapa harga paranet per meter? Rp. 1.200.000/ Roll
23 Berapa meter paranet yang dibutuhkan? 33 roll
24 Paranet tahan berapa lama? Berapa kali bisa digunakan? Selama 2 tahun
Berapa biaya untuk paranet? 10 roll x Rp. 1.200.000 = Rp. 12.200.000
- BAHAN PERSEMAIAN
25 Berapa biaya pasir yang dibutuhkan untuk persemaian benih kopi ?
(Rp. 500.000 ha/tahun
26 Apa saja bahan-bahan yang dibutuhkan untuk persemaian?
(papan/bambu/goni/alang-Alang).
Berapa biaya persemaian yang dihabiskan
(Rp. 15.000.000/ha/tahun)
- ALAT MENYIRAM
27 Apakah menggunakan pompa? Rp. 6.500.000/ tahun
Berapa biaya untuk pompa (Rp. 2.700.000/tahun)
28 Berapa meter selang yang digunakan? 150 meter
Berapa biaya untuk selang 2.400.000/thn.
29 Apakah menggunakan alat penyiram manual/Gembor? Berapa harganya?
Berapa unit? Tidak pakai gembor
Berapa biaya penggunaan alat siram (Rp. - /tahun)

30 Sumber airnya yang digunakan


a. Waduk b. Sumur Bor c. sungai d. Lainnya .....................

F. BIAYA UPAH TENAGA KERJA


31 Berapakah upah tenaga kerja (Rp 85.000/orang/hari)
32 Berapa upah borong per jenis pekerjaan? Rp. 85.000 per hari (biasanya dapat
mengisi 500 polibag)
33 Berapa upah mengisi tanah ke polibag (Rp 85.000 /orang/hari
34 Apakah mengisi polibag diberikan upah harian atau upah dibayarkan
sejumlah polibag yang mereka isi atau borongan? Upah harian
35 Berapa kemampuan tenaga kerja satu hari mengisi polibag? 700-900 polibag
36 Berapa upah menyusun polibag supaya tertata dengan baik dibawah paranet?
Rp. 30/polibag
37 Berapa upah tenaga kerja menanam benih kopi dari persemaian ke
pembibitan/dalam polibag? (Rp. 85.000 /orang/hari)
38 Berapa upah pemeliharaan benih kopi di persemaian?
(Rp. 85.000 /orang/hari)
39 Berapa lama benih kopi dipersemaian? ±20-45 hari
40 Berapa kemampuan per orang memindahkan benih dari persemaian ke
polibag? 200 benih

UNIVERSITAS MEDAN AREA


59
41 Berapa upah menyiram bibit dalam polibag? (Rp 85.000 org/hari)
42 Berapa upah tanaga kerja pemupukan? (Rp. 85.000 /org/hari)
43 Berapa upah pemberian pestisida? (Rp. 85.000 /org/hari)
44 Berapa upah menyiang rumput yg ada disekitar polibag? (Rp 85.000
/org/hari)
45 Apakah upah diberikan setiap hari kerja atau upah dibayarkan setiap
bulan? Rp. 85.000 x 3 org x 30 hr x 10 bulan = Rp. 76.500.000
G. DATA PENJUALAN BENIH KOPI SIAP SALUR
46 Berapa jumlah benih yang diproduksi per tahun? Mulai thn 2013-2017?
d. Tahun 2013 75.000 btg b. Tahun 2014 50.000 btg
c, Tahun 2015 80.000 btg d. Tahun 2016 150.000 btg
e. Tahun 2017 150.000 btg
47 Berapa jumlah benih kopi terjual setiap tahunnya? Mulai thn 2013-2017?
a. Tahun 2013 55.000 btg b. Tahun 2014 35.000 btg
c, Tahun 2015 50.000 btg d. Tahun 2016 135.000 btg
e. Tahun 2017 120.000 btg

48 Apakah setiap tahun ada kenaikan harga jual benih kopi siap salur? Ada
49 Berapa harga jual bibit per polibag? Rp. 3.500 per batang

UNIVERSITAS MEDAN AREA


60

Anda mungkin juga menyukai