LK Pertusis
LK Pertusis
LK Pertusis
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Dosen Pengampu
Nursyahid Siregar, M.Keb
Oleh :
2022
i
Kata Pengantar
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nursyahid Siregar, M.Keb selaku
dosen mata kuliah Ilmu Kesehatan Anak yang memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.
Penyusun menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu,
penyusun mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun demi
kesempurnaan laporan ini. Semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi penyusun
sendiri dan semua pihak yang membacanya.
Penyusun
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar................................................................................................................i
Daftar Isi........................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................2
D. Manfaat...........................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
TINJAUAN TEORI.......................................................................................................3
A. Pengertian....................................................................................................3
B. Etiologi........................................................................................................3
C. Patofiologis..................................................................................................4
iii
D. Manifestasi Klinik.......................................................................................7
E. Cara Penularan............................................................................................8
F. Kompilkasi..................................................................................................9
G. Pemeriksaan Penunjang.............................................................................11
H. Penatalaksanaan.........................................................................................11
I. Pencegahan................................................................................................12
BAB III........................................................................................................................28
A. Pengkajian.....................................................................................................28
B. Diagnosa keperawatan..................................................................................34
C. Rencana Keperawatan...................................................................................35
BAB IV........................................................................................................................41
PENUTUP...................................................................................................................41
A. Simpulan.......................................................................................................41
iv
B. Saran.............................................................................................................42
Daftar Pustaka..............................................................................................................43
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertusis (batuk rejan) dan difteri merupakan 2 penyakit yang sangat menular.
Penyakit ini biasa ditemukan pada anak-anak di bawah umur 5 tahun.
Penularan Pertusis dapat melalui kontak hubungan dekat, melalui udara yang
tercemar oleh karier atau penderita yang akan sembuh, juga melalui batuk dan
bersin penderita. Seperti halnya penyakit infeksi saluran pernapasan akut
lainnya, pertusis sangat mudah dan cepat penularannya.
B. Rumusan Masalah
10. Bagaimana Konsep Asuhan Kebidanan Pada Klien Anak Dengan Pertusis?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Pertusis adalah infeksi saluran pernafasan akut yang disebabkan oleh
berdetellah pertusis (Nelson, 2000 : 960)
Perlawanan karena sel target da limfosist menjadi lemah dan mati oleh
karena ADP (toxin mediated adenosine disphosphate) sehingga
meningkatkan pengeluaran histamine dan serotonin, blokir beta
adrenergic, dan meningkatkan aktivitas insulin.
Sedangkan pengerusakan lokal terjadi karena toksin menyebabkan
peradangan ringan disertai hyperplasia jaringan limfoid peribronkial
sehingga meningkatkan jumlah mucus pada permukaan silia yang
berakibat fungsi silia sebagai pembersih akan terganggu akibatnya akan
mudah terjadi infeksi sekunder oleh sterptococos pneumonia, H
influenzae, staphylococos aureus.
Penumpukan mucus akan menyebabkan plug yang kemudian menjadi
obstruksi dan kolaps pada paru, sedang hipoksemia dan sianosis dapat
terjadi oleh karena gangguan pertukaran oksigen saat ventilasi dan
menimbulkan apneu saat batuk. Lendir yang terbentuk dapat menyumbat
bronkus kecil sehingga dapat menimbulkan emfisema dan
atelektasis.Eksudasi dapat pula sampai ke alveolus dan menimbulkan
infeksi sekunder, kelaina paru itu dapat menimbulkan bronkiektasis.
7
PATHWAY
Pertusis
Bordetella
Inhalasi droplet
Alveolus
Reaksi antigen-antibodi
4. Manifestasi Klinik
Masa inkubasi 7-14 hari, penyakit berlangsung 6-8 minggu atau lebih dan
berlangsung dalam 3 stadium yaitu :
1. Stadium kataralis/stadium prodomal/stadium proparoksimal:
b. Selama stadium ini batuk menjadi hebat ditandai oleh whoop (batuk
yang bunyinya nyaring) sering terdengar pada saat penderita
menarik nafas pada akhir serangan batuk. Batuk dengan sering 5 –
10 kali, selama batuk anak tak dapat bernafas dan pada akhir
serangan batuk anak mulai menarik nafas denagn cepat dan dalam.
Sehingga terdengar bunyi melengking (whoop) dan diakhiri dengan
muntah.
c. Batuk ini dapat berlangsung terus menerus, selama beberapa bulan
tanpa adanya infeksi aktif dan dapat menjadi lebih berat.
9
Batuk Berkurang
Nafsu Makan Timbul Kembali, Muntah Berkurang.
Anak Merasa Lebih Baik
Pada Beberapa Penderita Batuk Terjadi Selama Berbulan-Bulan
Akibat Gangguan Pada Saluran Pernafasan.
5. Cara Penularan
Cara penularan pertusis, melalui:
1. Droplet infection
Penyakit ini dapat ditularkan penderita kepada orang lain
melalui percikan-percikan ludah penderita pada saat batuk dan bersin
2. Kontak tidak langsung dari alat-alat yang terkontaminasi
Dapat pula melalui sapu tangan, handuk dan alat-alat makan
yang dicemari kuman-kuman penyakit tersebut. Tanpa dilakukan
perawatan, orang yang menderita pertusis dapat menularkannya
kepada orang lain selama sampai 3 minggu setelah batuk dimulai.
6. Kompilkasi
10
Mengurangi proksimal.
Mengurangi frekwensi apnea
Dosis yang dianjurkan 0,3 – 0,5 mg / kg BB / hari di bagi dalam
3 dosis.
3. Globulin imun pertusis
Hiperimun serum dosis intramuskuler besar, rejan sangat
berkurang pada bayi yang diobati pada minggu pertama,
penggunaan preparat imunoglobulin jenis apapun tidak dibenarkan.
b. Terapi suportif (Perawatan Pendukung).
1) Lingkungan perawatan pasien yang tenang.
I. PENGKAJIAN
Tanggal/Watktu MRS :
Nama Pengkaji :
Tempat Pengkaji :
A. Data Subyektif
1. Identitas
a. Identitas klien
Nama :
Nama ayah :
Nama ibu :
Suku/bangsa :
Alamat :
a. Keluhan utama:
b. Alasan MRS:
Riwayat antenatal :
Riwayat intranatal:
Riwayat postnatal :
23
Riwayat imuni sasi : Pada saat anamnesa kita harus mengkaji
apakah klien sudah melakukan vaksin :
Riwayat alergi :
Riwayat operasi/pembedahan
4. Riwayat Kesehatan
Keluarga
Pertusis bukanlah tipe penyakit yang ditularkan melalui
genetic namun dapat ditanyakan apakah dalam keluarga ada
yang terkena pertusis.
Dari data ini dapat diketahui antara lain apa keluarga pasien
termasuk keluarga batih (nuclear family) atau keluarga besar
(extended family), yang masing masing mempunyai implikasi
dalam praktik pengasuhan anak. Selain itu, terdapatnya
perkawinan dengan keluarga dekat (konsanguinasi) antara ayah
dan ibu juga dapat berpengaruh terhadap penyakit
bawaan/keturunan (Marmi, 2016).
b. Keadaan lingkungan rumah dan sekitar
Faktor mempengaruhi penularan adalah sanitasi, higiene lingkungan dan
pribadi yang buruk, karena
penyebaran tidak langsung bisa juga terjadi dari pasien ke lingkungan melalui
sekresi respiratorius dan selanjutnya tangan host yang baru akan mentransfer
kuman ini sehingga terjadi inokulasi di traktus respiratorius. (Mosby, 2004)
1. Pemeriksaan Umum
Kulit :
Kepala :
Wajah :
Mata :
Telinga :
Mulut :
Leher :
Genetalia eksterna :
29
Anus :
Ekstremitas :
3. Pemeriksaan Neurologis/Refleks
(Isdayanti, 2019)
Refleks rooting :
Refleks sucking :
Reflek Swalowing :
2. Pada hapusan darah tepi akan dijumpai (20.000 – 50.000 sel / mm 3 darah)
dengan limfositosis yang predominan ( 60 %).
V. INTERVENSI
VI. IMPLEMENTASI
VII. EVALUASI
S:
1. Identitas
a. Identitas klien
Nama : An. A
Didalam keluarga pasien tidak ada adat istiadat ataupun agama yang
dapat memperberat kondisi pasien.
O:
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : bersih, rambut tumbuh merata, tidak ada bekas luka ataupun
bengkak
Wajah : simetris, berbentuk bulat, bersih, tidak bengkak,
tidak terdapat kelainan kulit
Mata : besih, skelera putih, konjungtiva merah muda
Telinga : bersih, tidak ada pengeluaran cairan
Hidung : bersih, hidung berair, terdapat
pernafasan cuping hidung
Mulut mukosa lembab, lidah menjulur
Leher : tidak yerdapat pembesaran
30
Dada :terdapat tarikan otot bantu pernafasan dengan cepat, tidak ada
krepitasi, perkusi dada sosor jantung dallnes, weezing inspirasi
3. Pemeriksaan penunjang
1. Melakukan pemeriksan hapusan skret di nasofaring / lendir yang
dimuntahkan.
2. Pada hapusan darah tepi akan dijumpai (20.000 – 50.000 sel / mm3
darah) dengan limfositosis yang predominan ( 60 %).
Masalah Potensial :
Kebutuhan Segera :
P:
Tgl/Jam Penatalaksanaan Paraf
BAB IV
PENUTUP
32
A. Simpulan
Behrman, Kliegnan, Arvin. 1999. Ilmu Kesehatan Anak Nelson, Vol. 2, Edisi 15.
Jakarta: EGC
Doenges, Marilynn, E. dkk. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3.
Jakarta: EGC
Manjoer, Arief. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid II. Jakarta: Media Aesculapius
Betz dan Sowden. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC. Estiwidani, dkk. 2008.
Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.
Hidayat, A.A.A. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika.
Hidayat, A.A.A. 2009. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta: EGC.
Hidayat, A.A.A. 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba
Medika.
Lapau. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor. Manajemen Terpadu
Balita Sakit. 2015. Jakarta: Kemenkes RI.
Mortimer EA, Cherry JD. Pertusis (Whooping Cough). Dalam: Gershon AA, Hotez PJ, Katz SL,
penyunting. Infectious Diseases of Children. Edisi ke-11. Philadelphia: Mosby, 2004. Hal 443-59.
Cherry JD. Heininger U, Pertussis and Bordetella Infections. Dalam: Feigin RD, Cherry JD, Demmler
GJ, Kaplan SL, penyunting. Textbook of Pediatric Infectious Diseases, volume 1. Edisi ke-4.
Philadelphia: Saunders, 2004.
S Azhali M. Pertusis. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Infeksi dan Penyakit Tropis, Soedarmo SSP,
Garna H, Hadinegoro SRS, penyunting. Edisi ke-1. Jakarta; Balai Penerbit FKUI, 2002.
Red book 2007: report of the commitee on infectious diseases. Elk Grove Village: American
Academy of Pediatrics, 2006.
Behrman RE, Kliegman RM, Nelson WE, Vaughan III VC. Nelson textbook of pediatrics; edisi ke-14.
Philadelphia: WB Saunders Company, 2004.h.647-54.