Presi Maha Putra 2. Putri Lestari 3. Putriana 4. Reza Utari Nuraeni 5. Novi Cahya Tresnani 6. Nur Jihan Restiowati

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 52

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN UTAMA

KEBUTUHAN RASA NYAMAN NYERI PRE OP AKIBAT PATOLOGIS


SISTEM MUSKULUSKELETAL MULTIPLE FRAKTUR RADIUS ULNA DI
RUANG MAWAR 2 RSUD Dr. SOESELO KAPUPATEN TEGAL

DISUSUN OLEH:

1. Presi Maha Putra


2. Putri Lestari
3. Putriana
4. Reza utari Nuraeni
5. Novi Cahya Tresnani
6. Nur Jihan Restiowati

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI
TAHUN 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat dan limpahannya kami dapat menyelesaikan tugas makalah asuhan

keperawatan medikal bedah dengan kasus Gangguan Utama Kebutuhan Rasa

Nyaman Nyeri Pre Op Akibat Patologis Sistem Muskuluskeletal Multiple Fraktur

Radius Ulna di Ruang Mawar 2 RSUD dr.Soeselo Slawi ini berjalan dengan baik.

Dengan makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami asuhan

keperawatan dengan kasus tersebut dengan benar. Tidak lupa penulis sampaikan

terimakasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuan berupa konsep,

pemikiran dalam pemikiran penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi pembaca. Dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik sangat

kami harapkan dari pembaca, guna meningkatkan pembuatan makalah pada tugas lain

dan waktu mendatang.

Tegal, 11 Januari 2022

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................i

KATA PENGANTAR................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1. Konsep dasar....................................................................................1
2. Definisi.............................................................................................1
3. Etiologi.............................................................................................2
4. Tanda & gejala.................................................................................2
5. Patofisiologi.....................................................................................3
6. Pathway............................................................................................3

BAB II TINJAUAN TEORI

1. Konsep dasar keperawatan...............................................................6


2. Diagnosa keperawatan ....................................................................14
3. Intervensi keperawatan....................................................................14

BAB III PEMBAHASAN

1. Pengkajian keperawatan...................................................................17
2. Diagnosa keperawatan.....................................................................29
3. Intervensi keperawatan....................................................................29
4. Implementasi keperawatan...............................................................31
5. Evaluasi keperawatan ......................................................................35

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Tinjuan Teori Tentang Fraktur Radius Ulna

a. Definisi fraktur

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas kontinuitas

jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh Fraktur

adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya

fraktur dapat disebabkan oleh pukulan langsung gaya meremuk gerakan

mendadak dan bahkan kontraksi otot ekstrem (Bruner F Sudar, 2010)

Fraktur radius dan fraktur ulna adalah trauma yang terjadi di bagian

tungkai ke depan titik kadangkala sering terjadi fraktur yang terbuka hal ini

sering terjadi pada lapisan jaringan yang tipis dan lembut (Alex, 2011)

b. Etiologi

Penyebab yang paling sering terjadi adalah trauma, misalnya jatuh,

cidera, penganiayaan: terdapat Riwayat fraktur sebelumnya atau memilimi

Riwayat fraktur say yang tidak meyakinkan: atau di akibatkan oleh beberapa

fraktur jaringan karena kelemahan tulang, osteoporosis, inividu, yang

mengalami tumor tulang bagian anterbrachi, infeksi atau penyakit lainya, hal

ini dinamakan fraktur patologis, atau bisa juga diakibatkan oleh fraktur strees

yaitu terjadi pada tulang yang normal akibat stress tingkat rendah yang

berkepanjangan atau berulang misalnya pada atlet-atlet olahraga, karena

1
2

kekuatan otot meningkat lebih cepat daripada kekuatan tulang, inividu

mampu melakukan aktifitas melebihi tingkat sebelumya walaupun mungkin

tulang tidak mampu menunjang peningkatan tekanan (Crowin, 2009).

c. Tanda dan gejala

- Nyeri hebat di tempat fraktur

Nyeri akan timbul selama fragmen tulang belum diimobilisasi nyeri ini

timbul karena tulang tersebut patah otot akan mengalami spasme.

- Adanya tindakan tulang hal ini mengakibatkan oleh kontraksi otot yang

melekat diatas dan dibawah fraktur.

- Pembekuan dan perubahan warna

Hal ini terjadi karena adanya respon inflamasi

- Hilangnya fungsi radius ulna

- Deformitas

d. Patologis Fraktur Radius Ulna

Mekanisme terjadinya fraktur radius ulna adalah tangan dalam keadaan

sendi siku dengan posisi ekstensi dan lengan bawah dalam posisi supinasi.

Fraktur dapat terjadi akibat trauma langsung atau karena himpunan

diproduksi (pemutaran lengan bawah ke arah dalam dengan tangan keadaan

titik-titik artinya adanya fraktur bio dapat menyebabkan atau menimbulkan

kerusakan pada beberapa bagian. kerusakan pada periode dan sumsum tulang

yang mengakibatkan keluarnya sumsum tulang terutama pada tulang panjang.

Sumsum kuning yang keluar akibat fraktur terbuka masuk ke dalam


3

pembuluh darah dan mengakibatkan aliran darah sehingga mengakibatkan

emboli lemak, apabila ini sampai pada terjadi pembuluh darah yang sempit di

mana diameter emboli lebih besar daripada diameter pembuluh darah akan

terjadi hambatan aliran darah yang mengakibatkan perubahan fungsi jaringan.

Kerusakan pada otot atau jaringan lemak dapat menimbulkan nyeri

yang hebat karena ada adanya spasme otot disekitarnya sedangkan kerusakan

pada tulang itu sendiri mengakibatkan perubahan sumsum tulang

(fragmentasi tulang) dan dapat menekan persyaratan di daerah tulang yang

fraktur sehingga menimbulkan gangguan saraf ditandai dengan kesemutan

rasa dan kelemahan.

e. Pathway
4

2. Tinjauan Teori Tentang Hambatan Mobilitas Fisik pada Kasus Pre op Fraktur

Radius Ulna

a. Definisi gangguan hambatan mobilitis fisik

Hambatan mobilitas fisik adalah keadaan dimana seseorang tidak

dapat bergerak secara bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan

aktivitas misalnya mengalami trauma tulang belakang, cedera otak berat

disertai fraktur pada ekstermitas dan fraktor yang berhubungan dengan

hambatan mobilitas (Heriana, 2014). Ada beberapa macam keadaan imobilitas

antara lain :

- Imobilitas fisik keadaan seseorang mengalami pembatasan fisik yang

disebabkan oleh fraktor lingkungan maupun oleh keadaan orang tersebut

- Mobilitas inteleketual disebabkan kurang penegtahuan untuk dapat

berfungsi sebagaimana mestinya ini terjadi misalnya pada kerusakan otak

karena proses penyakit atau kecelakaan serta pada pasien tradisi mental.

- Imobilitas emosional akibat pembedahan atau kehilangan seseorang yang

dicintai.

b. Penyebab Hambatan Mobilitas Fisik

Keletihan dan kelemahan menjadi penyebab paling umum yang sering

terjadi dan menjadi keluhan bagi lanjut usia. Pada pasien mengalami kesulitan

dalam membolak- balik posisi, keterbatasan dalam kemampuan melakukan

ketrampilan motoric dan keterbatasan rentang pergerakan sendi.


5

c. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala pada ganguan fisik mobilitas fisik yaitu :

1) Tanda dan gejala mayor

Mengeluh sakit menggerakan ekstermitas kemudian untuk tanda dan

gejala mayor yaitu kekuatan otot menurun dan rentang gerak menurun.

2) Gangguan sikap berjalan, penurunan tentang rentang gerak, kesulitan

membolak-balik posisi , ketidak nyamanan.

3) Tanda dan gejala minor

Nyeri saat bergerak, enggan melakukan pergerakan dan merasa cemas saat

bergerak kemudian sendi kaku dari fisik lemah

d. Dampak yang ditimbulkan

- Perubahan metabolism

- Ketidak seimbangan cairan dan elektrolit

- Gangguan zat gizi

- Perubahan perilaku
BAB ll

TINJAUAN TEORI

1. Asuhan Keperawatan pada Gangguan Hambatan Mobilitas Fisik

1. Pengkajian

a. Pola persepsi kesehatan dan pemelirahaan kesehatan

- Kegiatan yang beresiko cedera

- Riwayat penyait yang menyebabkan jatuh

- Kebiasaan beraktivitas tanpa pengamanan

b. Identitas klien

Meliputi : Nama, jenis kelamin, alamat, umur, agama, suku bangsa,

Pendidikan pekerjaan, tanggal, MRS, diagnosa medis, no register.

c. Keluhan utama

Pada kasus fraktur umumnya keluhan utama adalah nyeri. Nyeri akut

tersebut bisa akut bisa kronik tergantung lamanya serangan untuk

memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri klien

menggunakan

P : provoking incident apakah ada peristiwa yang menjadi fraktor

prestisipasi nyeri.

Q : Queality of pain seperti apa rasa nyeri yang dirasakan klien apakah

seperti terbakar, ditusuk-tusuk berdenyut.

6
7

R : Region rasa sakit yang di rasakan apakah bisa reda apakah menjalar

dan dimana rasa sakit terjadi

S : Severty (scale) of pain seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan klien,

bila berdasarkan nyeri

T : Time berapa lama nyeri berlangsung kapan apakah bertambah buruk

pada siang hari atau malam hari.

d. Riwayat penyakit sekarang

Dilakukan menentukan data sebab terjadinya fraktur, yang nantinya

membantu dalam membuat rencana tindakan. Bisa berupa kronologi

terjadinya fraktur sehingga ia bisa di tentukan bagian tubuh mana yang

terjadi fraktur.

e. Riwayat penyakit dahulu

Apakah klien mengalami fraktur penyakit-penyakit dahulu seperti kanker

tulang yang bisa menyebabkan fraktur patologis yang sulit untuk

menyambung serta penyakit diabetes yang bisa menghambat tulang.

f. Riwayat penyakit keluarga

Berhubungan dengan penyakit tulang merupakan salah satu faktor

predisposisi terjadinya fraktur seperti diabetes dan kanker tulang

cenderung di turunkan secara genetik.


8

g. Pola – pola fungsi kesehatan

1) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat

Pengkajian meliputi kebiasaan hidup klien seperti gangguan obat

steroid yang dapat mengganggu metabolisme kalsium, komsumsi

alcohol dan olahraga.

2) Pola nutrisi dan metabolisme

Evaluasi terhadap pola nutrisi klien bisa membantu menentukan

penyebab masalah musculoskeletal. Pada klien fraktur harus

mengkonsumsi nutrisi seperti kalisum zat besi protein dan vit C yang

melebihi kebutuhan sehari-sehari.

3) Pola eliminasi

Mesikupun begitu perlu dilakukan pengkajian pola-pola eliminasi

frekuensi, konsistensi dan bau fases, pada pola eliminasi dari urin

frekuensi kepekatan warna bau serta jumlah urin.

4) Pola istirahat dan tidur

Semua klien fraktur pasti mengalami nyaeri yang dapat menyebabkan

gangguannpola istirahat dan tidur selain itu juga perlu di kaji berapa

lama klien tidur

5) Pola aktivitas

Mengalami keterbatasan gerak karena adanya nyeri hal ini yang perlu

di kaji adalah bentuk aktivitas klien


9

6) Pola hubungan & peran

Klien yang mengalami fraktur harus menjalani rawat inap sehingga

klien akan kehilangan peran dalam keluarga ataupun pola dalam

masyarakat

7) Pola persepsi diri dan konsep diri

Mengalami gangguan body image selain itu timbul kecacatan akibat

fraktur rasa cemas serta tidak mampuan untuk melakukan aktivitas

secara normal/optimal

8) Pola sensori dan kognitif

Pada klien fraktur daya rendahnya berkurang terutama pada bagian

distal fraktur, indera yang lain serta kognitifnya tidak mengalami

gangguan

9) Pola produksi seksual

Pada klien fraktur mengalami gangguan hubungan seksual karena

harus menjalani rawat inap serta keterbatasan gerak akibat rasa nyeri

yang timbul

10) Pola penanggulangan stress

Klien fraktur akan mengalami kecemasan terhadap keadaan dirinya

yaitu ketakutan akan timbul kecacatan pada dirinya

11) Pola tata nilai dan keyakinan

Pada klien fraktur tidak bisa melakukan ibadah karena adanya nyeri

akibat fraktur
10

h. Pemeriksaan fisik

1. Gambaran umum

a. Keadaan umum

- Kesadaran penderita : apatis, koma, stupor, gelisah

komposmetis tergantung pada keadaan klien

- Kesakitan atau keadaan penyakit : kronik, akut ringan, sedang

berat dan pada kasus fraktur biasanya berat

- Tanda – tanda vital tidak normal di sebabkan adanya

gangguan baik fungsi maupun bentuk

b. Secara sistemik head to toe

a) Sistem integument : terdapat clystem, mengalami peningkatan

suhu bengkak oedema bahkan mengalami nyeri tekan

b) Kepala

- Inspeksi : tampak bersih

- Palpasi : tidak nyeri kepala, tidak terdapat benjolan

c) Leher

- Inspeksi : tampak bersih, reflek menelan dada

- Palpasi : tidak terdapat benjolan abnormal

d) Muka

- Inspeksi : tidak ada perubahan fungsi atau pun tidak

terdapat lesi dan oedema


11

e) Mata

- Inspeksi : konjungtiva tidak anemis, sismetis

f) Telinga

- Inspeksi : tidak ada lesi

- Palpasi : tidak ada nyeri tekan

- Auskultasi : tidak mengalami ganggguan pendengaran

g) Hidung

- Inspeksi : tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada

lesi

h) Mulut dan faring

- Tidak terjadi perdarahan pada gusi tidak ada pembesaran

tonsil

i) Thoraks

- Inspeksi : Gerakan dada simetris

- Palpasi : tidak ada benjolan abnormal

j) Paru-paru

- Inspeksi : pernafasan meningkat

- Palpasi : pergerakan simetris

- Perkusi : suara sonor tidak redup dan tidak ada suara

tambahan

- Auskultasi : suara nafas tidak ada wheezing stidor dan

ronchi
12

k) Jantung

- Inspeksi : tidak tampak siklus jantung

- Palpasi : nadi meningkat iktus tidak teraba

- Auskultasi : suara s1 dan s2 tunggal, tidak ada mur-mur

I Abdomen

- Inspeksi : simetris, bentuk datar

- Palpasi : tugor baik, hepar tidak teraba

- Auskultasi : peritalstik usus normal kurang lebih 20x/menit

g. genetalia

- Inspeksi : Tampak bersih

- Palpasi : tidak ada benjolan abnormal, tidak ada pembesaran

limfe

m. genetalia

- Inspeksi : tampak bersih

- Palpasi : tidak ada benjolan abormal, tidak ada pembesaran

lympe
13

2. Keadaan lokal

a. Inspeksi

- jaringan perut baik yang alami atau buatan seperti bekas operasi

- warna kemerahan atau kebiruan

- benjolan pembengkakan

- posisi dan bentuk dari ekstermitas

b. Palpasi

- perubahan suhu di sekitar trauma kelembapan kulit dan capillary

refill time normal 3-5

- apabila ada pembengkakan apakah terdapat flektasi atau oedema di

sekitar persendian

- adanya nyeri tekan krepitasi

c. Pergerakan terutama lingkup gerah

menggerakan ektermitas dan mencatat apakah terdapat keluhan nyeri

pada saat pergerakan pemeriksaan ini dapat menentukan apakah

mengalami ganggua mobilitas atau tidak


14

2. Diagnosa keperawatan

- Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik

- Hambatan mobilitas berhubungan dengan gangguan

musculoskeletal

3. Intervensi

No Diagnosa Nic Noc

1. Nyeri akut b.d Kontrol nyeri (1605) Nic : manajemen nyeri

agen cidera fisik 1. Mengganti kapan (1410)

nyeri terjadi. 1. Lakukan pengkajian

2. Menggambarkan nyeri komperhensif

nyeri meliputi PQRST

3. Menggunakan 2. Mengidentifikasi

tindakan intesitas nyeri selama

pencegahan nyeri pergerakan

4. Melakukan tekhnik 3. Lakukan intervensi

relaksasi efektif non farmakologi

untuk penyebab nyeri

dengan uang di

inginkan

4. Gunakan kombinasi

analgesic jika nyeri


15

berat

Hambatan

mobilisasi fisik Kontrol resiko jatuh Terapi aktivitas

b.d gangguan 1. Mencari infomarsi 1. Bantu klien untuk

musculoskeletal tentang resiko jatuh mengidentifikasi

2. Mengidentifikasi aktivitas yang di

fraktor resiko jatuh inginkan

3. Menggunkaan alat 2. Bantu klien

bantu resiko jatuh memperoleh tranfusi

4. Melakukan Latihan untuk mengikuti

teratur untuk aktivitas jika memang

memelihara di perlukan

kekuatan dan 3. Berikan kesempatan

keseimbangan keluarga untuk

terlibat dalam

aktivitas dengan cara

yang tepat

4. Bantu klien dan

keluarga untuk

mengidentifikasi

kelemahan dalam
16

level aktitifas tertentu


BAB III

PEMBAHASAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN UTAMA KEBUTUHAN RASA


NYAMAN NYERI PRE OPERASI AKIBAT PATOLOGIS SISTEM
MUSKULOSKELETAL MULTIPLE FRAKTUR RADIUS ULNA DI RUANG
MAWAR 2 RSUD dr.SOESELO KABUPATEN TEGAL

A. PENGKAJIAN

1. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. B

Tempat dan Tanggal Lahir : Tegal, 8-7-1993

Pendidikan Terakhir : SD

Agama : Islam

Status Perkawinan : Sudah menikah

Alamat : Desa Jatilaba

Orang Terdekat yang Mudah Dihubungi : Ny. S

Hubungan Dengan Pasien : Istri

Tanggal Masuk Rumah Sakit : 30-11-2021 / 19.45 WIB

Diagnosa Medis : Multiple Fraktur Radius Ulna Sinistra &

Dextra

No RM : 683378

Tanggal Penggajian : 2-11-2021

17
18

2. KELUHAN UTAMA

TN. B mengatakan nyeri pada bagian kepala, tangan kanan dan dan kiri, dada

sebelah kiri

3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

TN. B mengatakan pada malam hari mengalami kecelakaan lalu lintas saat

pulang bekerja mengendarai motor bersama temannya, TN. B mengatakan pada

saat itu sedang mengantuk sehingga menabrak traktor di Jalan Raya mengalami

wajah memar, luka sobek di dada, patah tulang di tangan kanan dan kiri kepala

mengalami benturan sehingga dilarikan ke RS terdekat. TD : 148/98, N:

97x/menit, RR: 22x/menit, Suhu: 36,3’C, Skala nyeri 6.

4. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Tn. B mengatakan sebelumnya tidak ada riwayat penyakit dahulu seperti

hipertensi, DM, TBC dan belum pernah dirawat di rumah sakit.

5. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Tn. B mengatakan keluarganya tidak mempunyai riwayat penyakit yang serius

atau tidak mempunyai penyakit keturunan.

6. RIWAYAT LINGKUNGAN

Tn. B mengatakan lingkungan rumah bersih, di lingkungannya mengadakan

kegiatan kerja bakti setiap minggunya sekaligus bisa menjadi agenda kumpul

bersama di lingkungannya.

7. POLA FUNGSI KESEHATATAN

a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan.


19

Tn. B mengatakan kesehatan bagi dirinya atau keluarganya sangat penting

jika ada anggota keluarga yang sakit langsung dibawa ke dokter atau

puskesmas supaya segera diberikan pertolongan pertama

b. Pola aktivitas dan latihan

Sebelum sakit Selama Sakit


Kemampuan aktivitas
dan latihan 0 (1) 2 3 4 0 1 2 3 4

Makan/minum V V

Toileting V V

Berpakaian V V

Mobilitas ditempat tidur V V

Berpindah V V

Keterangan :

0: Mandiri

1: Dengan alat bantu

2: Dibantu orang lain

3: Dibantu orang lain dan alat

4: Tergantung total

c. Pola nutrisi dan metabolik


20

Sebelum sakit

Tn. B mengatakan makan 3 kali sehari makan dengan menu yang bervariasi

karena Tn. B tidak terlalu mempermasalahkan menu makanannya Tn. B

banyak minum air putih kurang lebih 8 gelas

Selama sakit

Tn. B mengatakan 3x sehari seperempat kursi dan minum 6 gelas/hari

d. Pola eliminasi

Sebelum sakit

Tn. B mengatakan BAK nya lancar dengan volume banyak konsentrasi urin

berwarna kuning jernih dengan bau yang khas. BAB Tn. B juga lancar

perharinya dengan konsentrasi lunak, berwarna kuning kecoklatan dan

berbau khas, Tn. B tidak menggunakan obat pelancar BAB.

Selama sakit

mengatakan BAKnya setiap hari lancar 4x sehari jumlah 1.500 ml/hari

warna jernih tidak terpasang kateter, BAB lancar setiap harinya 1x,

konsistensi lunak warna normal keluhan tidak ada diare, kembung

e. Pola istirahat dan tidur

Sebelum Sakit

Tn. B mengatakan untuk jam tidurnya cukup teratur dapat tidur dengan

nyenyak.
21

Selama sakit

Tn. B mengatakan tidurnya susah karena nyeri di kedua tangan dan ketika

sedang tidur sering terbangun serta belum terbiasa dengan keadaan yang

terkadang ramai karena pengunjung datang

f. Pola persepsi dan kognitif

Sebelum sakit

Tn. B mengatakan masih dapat berbicara dengan lancar selalu berpikir

positif

Selama sakit

Tn. B mengatakan dapat berbicara dengan lancar merespon pada saat ditanya

keadaannya

g. Pola peran dan hubungan PN. B mengatakan hubungan dengan keluarga dan

masyarakat sekitar berjalan dengan lancar

h. Pola toleransi dan koping terhadap stres masalah dan biasanya dia akan

bercerita pada istrinya atau keluarga dan mendiskusikan untuk mencari

solusinya

i. Persepsi diri atau konsep diri

Gambaran diri: Tn. B mengatakan bahwa saat ini gelisah dengan kondisi

yang dialaminya ingin cepat sembuh dari penyakitnya

Ideal diri: Tn. B mengatakan ingin cepat sembuh dan dapat pulang kerumah

agar dapat berkumpul dengan keluarganya di rumah


22

Peran diri: Tn.B mengatakan dalam keluarga sebagai suami untuk istrinya

dan bapak untuk anak-anaknya Tn. B bersyukur menjadi seorang laki-laki

Harga diri: Tn. B sangat percaya diri dan mempunyai semangat hidup selalu

berdoa untuk kesembuhan penyakitnya

j. Pola seksual dan reproduksi tidak memiliki masalah pada organ

reproduksinya serta tidak ada masalah dengan pemenuhan kebutuhan seksual

k. Pola nilai dan keyakinan. Tn. B mengatakan pada saat sakit tidak melakukan

salat lima waktu Tn. B mengatakan percaya dengan keyakinan agamanya

sendiri

8. PEMERIKSAAN FISIK

a. Survey umum

Keadaan umum : Lemas

Kesadaran : composmentis

Tanda – tanda vital

TD : 148/98

HR : 97x/menit

RR : 22x/menit

S : 36,3

b. Kulit Rambut dan kuku

Kulit : warna sawo matang, tidak ada oedema, fungsi kulit elastis,

kebersihan tidak baik.

Rambut : rambut kotor lengket, keriting, warna hitam


23

Kuku : terlihat kotor

c. Kepala dan leher

 Kepala

Inspeksi : bentuk kepala mesocephal tidak ada luka kulit kepala sedikit

kotor.

Palpasi : ada nyeri tekan di sebelah tengkuk kepala.

 Mata

Inspeksi: konjungtiva anemis sklera ikterik refleksi pupil terhadap cahaya baik

pupil isokor penglihatan baik terdapat memar di kanan wajah

menghitam sebelah kiri mata.

Palpasi : adanya nyeri tekan di sebelah mata kiri

 Telinga

Telinga simetris bersih kemampuan pendengaran baik

 Hidung

Inspeksi: bentuk hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada polip tidak ada

sinusitis, ada Secret pada lubang hidung, terdapat bulu hidung.

Palpasi: tidak ada benjolan maupun nyeri tekan.

 Mulut

bentuk normal mukosa bibir kering tidak stomatitis dan tidak ada gangguan

menelan

 Leher

tidak ada pembesaran tiroid


24

Thorax dan paru-paru

 Thorax

simetris tidak ada luka tidak ada benjolan.

 Jantung

Inspeksi: dua belah dada simetris.

Palpasi: tidak terdapat benjolan

Perkusi: berbunyi pekak

Auskultasi: berbunyi lup Dup

 Paru

Inspeksi: dada simetris ada luka robek sebelah kanan

Palpasi : adanya nyeri tekan perkusi Sonor

Auskultasi: tidak ada suara tambahan

 Abdomen

Inspeksi: perut tidak asites, tidak ada pembesaran pada bagian perut

kecoklatan

auskultasi: frekuensi bising usus peristaltik perkusi berbunyi timpani palpasi

tidak ada nyeri tekan

 Genetalia

sudah kitan tidak ada kelainan kelainan

 Rektum dan anus


25

tidak ada adanya hemoroid dan pendarahan

 Ekstremitas

atas kanan : adanya kelemahan otot adanya nyeri tekan faktor dislokasi wrist

joint dextra

Atas kiri : adanya kelemahan otot adanya nyeri tekan close fraktur radius ulna

sinistra

bawah kanan : tidak ada bekas luka tidak ada nyeri tidak ada benjolan

bawah kiri : terpasang infus 20 TPM per menit di pergelangan kaki tidak ada

nyeri

PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Pemeriksaan Laboratorium

NILAI
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN
RUJUKAN

Leukosit H 15-7 10’3/ ul 3.6 -11.0

Eritrosit 3-9 10’6/ ul 3.90 – 5.20

Hemoglobin 12-4 9/dl 11.7 – 15.5

Hematokrit L 34 35-47

Mcv 87 FL 80-100
26

MCH 32 Pg 26-34

Mchc 36 9/dl 32-36

Trombosit 193 10’3/ul L50-400

Diff count

Eosinofil L 0.40 2.00

Basofil 0.20 0-1

Metrofilm H. 76-60 50-70

Limfosit L19.20 25-40

Monosit 3.0 2-8

Metrofil H. 3.99 <3.13

lymphocyte ratio
FL
MPV 10.8 7.2-11.1
FL
RDW-SD, 3d.2 35.1-43.9

RDW-CV 11.8 11.5-14.5

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Prioritas pemeriksaan rontgen radius hasil fraktur radius ulna dextra sinistra
Hasil fraktur radius ulna dextra dan sinistra
27

TERAPI

No Nama Terapi Dosis rute indikasi

1. RL 20 tpm Iv 1.Pengganti cairan

2. Ceftriaxon 1 gr/12 jam Iv ekstrasel

3. Ketorolac 30 gr/ 8jam Drip 2.Mengatasi

4. Omz 40 gr/ 24jam Iv infeksi

5. Paracetamol 1gr/ 8 jam iv 3.Mengatasi nyeri

4.tukak lambung

dan dua denum

5.Nyeri demam

ANALISA DATA

NO Hari, Tanggal Problem etiologi


DATA
jam

(1) 2 desember DS: pasien mengatakan nyeri Nyeri Akut Agen

2021 di bagian tangan kanan dan (00132) cidera

tangan kiri. fisik

P: nyeri dirasakan pada saat

mobilisasi
28

Q: ditusuk-tusuk

R: tangan kanan dan kiri

S: skala 6

T: hilang timbul

DO: pasien terlihat gelisah

terpasang sepatek di tangan

kanan dan kiri

Tanda tanda vital

TD: 148/98 mmHg

N: 97x/menit

RR: 22x/menit

Suhu: 36,3’C

2 Desember Hambatan

2021 DS: -pasien mengatakan nyeri mobilitas Gangguan

pada tangan digerakan fisik (00085) muskulosk

- Pasien mengatakan eletal

sulit beraktivitas

DO: terpasang sepatek

ditangan kanan dan kiri


29

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik’

2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal

INTERVENSI

No Dx Tujuan dan kriteria


Intervensi Rasional
Keperawatan hasil

1. Nyeri akut Setelah dilakukan NIC:Manajemen 1. Untuk

berhubungan tindakan Nyeri. mengetahui

dengan agen keperawatan selama 1.Lakukan nyeri pasien

cidera fisik 3x24 jam pengkajian nyeri 2.Untuk

(00132) diharapkan dapat komprehensif mengetahui

menurunkan nyeri. meliputi PQRST skala nyeri

kontrol nyeri (1605) 2.Mengidentifikasi pasien

dengan kriteria intensitas nyeri 3. Untuk

hasil: 1.Mengenali selama pergerakan mengetahui

kapan nyeri terjadi 3.Lakukan tindakan yang

2.Menggambarkan intervensi non dilakukan sesuai

nyeri farmakologi untuk dengan tujuan

3.Menggunakan penyebab nyeri dan yang di inginkan

tindakan apa yang diinginkan kepada pasien.


30

pencegahan nyeri 4.Gunakan 4.Agar nyeri

4. Melakukan teknik kombinasi analgesik berkurang

relaksasi efektif jika nyeri berat. dengan cara

bertahap
Hambatan
Setelah dilakukan NIC: Terapi
mobilitas fisik
tindakan aktivitas (4310)
berhubungan
keperawatan selama 1. bantu klien untuk
dengan gangguan
3x24 jam mengidentifikasi
muskuloskeletal 1. supaya pasien
diharapkan dapat aktifitas yang di
(00085) dapat melakukan
mengetahui inginkan
aktivitas dengan
Kontrol Resiko 2. bantu klien
lancar
Jatuh (1939) memperoleh
2. Supaya pasien
1. mencari informasi transportasi untuk
dapat
tentang risiko jatuh dapat mengikuti
beraktivitas
2.mengidentifikasi aktivitas jika
menggunakan
faktor resiko jatuh memang diperlukan
alat bantu yang
3. menggunakan alat 3.Berikan
tersedia
bantu resiko jatuh kesempatan
3.Supaya
4. melakukan keluarga untuk
keluarga dapat
latihan teratur untuk terlibat dalam
membantu
memelihara aktivitas dengan
pasien untuk
kekuatan dan
31

keseimbangan cara yang tepat beraktivitas

4. bantu klien dan 4.Supaya dapat

keluarga untuk mengetahui

mengidentifikasi aktivitas yang

kelemahan dalam tidak dapat

level aktivitas dilakukan oleh

tertentu pasien

E. IMPLEMENTASI HARI I

No Dx Hari, TTD
Implementasi Respon pasien
Keperawatan tanggal perawat

1.Nyeri akut 2-12- 1.Mengkaji nyeri DS:

berhubungan 2021, komprehensif -pasien mengatakan

dengan agen Kamis meliputi PQRST. nyeri dibagian tangan

cidera fisik kanan dan kiri

(00132) P: nyeri dirasakan

pada saat mobilisasi

Q: ditusuk-tusuk

R: tangan kanan dan

kiri
32

S: Skala 6

T: hilang timbul

DO:

Pasien terlihat gelisah

Terpasang sepatek

ditangan kanan dan

kiri

Tanda-tanda vital

TD: 148/98 mmHg

N: 97x/menit

RR: 22x/menit

2.mencatat Suhu : 36,3’C

keadaan nyeri

selama DS:

pergerakan -pasien mengatakan

jika tangannya

bergerak merasa nyeri

DO:

-Pasien terlihat gelisah

merasa kesakitan,

mengkaji skala nyeri

-terpasang sepatek di
33

tangan kanan dan kiri

3. melakukan

tindakan non DS:

farmakologi untuk DS:

penyebab nyeri - Pasien mengatakan

yang diinginkan kebingungan saat

pasien dengan dilakukan teknik

tepat relaksasi

DO:

-pasien diberikan
4. Menggunakan relaksasi nafas dalam
kombinasi tidak kooperatif
analgesik jika DS:
nyeri berat -pasien mengatakan

tangan kanan dan kiri

nyeri
Hambatan 2-12-2021
DO:
mobilitas fisik 1.Membantu klien
Pasien diberikan obat
berhubungan untuk mencatat
nyeri analgesik
dengan aktivitas yang
DS:
gangguan diinginkan.
Pasien mengatakan
muskuloskeletal
belum terbiasa
34

(00085) beraktivitas

DO:

pasien terlihat lemas


2. Membantu
sulit beraktifitas
klien memperoleh

transpotasi untuk DS:


dapat mengikuti Pasien mengatakan
aktivitas jika membutuhkan alat
memang untuk beraktivitas
diperlukan DO:

pasien terlihat
3.Memberikan
terpasang sepatek di
keluarga
tangan kanan dan kiri
kesempatan untuk
DS:
terlibat dalam
pasien mengatakan
aktivitas dengan
perlu dukungan dari
cara yang tepat.
orang sekitarnya
4. Membantu
DO:
klien dan keluarga
-pasien terlihat gelisah
untuk
DS:
mengidentifikasi
Pasien mengatakan
kelemahan dalam
sulit bergerak dan
35

level aktivitas berpindah

tertentu DO:

Pasien terlihat tidak

bisa melakukan

aktivitasnya karena

mengalami kelemahan

otot

EVALUASI HARI 1

No Dx Hari tanggal CATATAN PERKEMBANGAN TTD

Keperawatan jam

Nyeri akut 2-12-2021, S: pasien mengatakan nyeri dibagian

berhubungan dengan Kamis tangan kanan dan kiri

agen cidera fisik P: nyeri dirasakan pada saat

(00132) mobilisasi

Q: ditusuk-tusuk

R: tangan kanan dan kiri

S: Skala 6

T: hilang timbul
36

O: Pasien terlihat merasa kesakitan

A: masalah belum teratasi

P: lanjutkan intervensi

1.lakukan pengkajian nyeri

komprehensif

2.Mencatat keadaan nyeri selama

pergerakan
Hambatan mobilitas

fisik berhubungan
S: pasien mengatakan sulit
dengan gangguan
berpindah/bergerak
muskuloskeletal
O: pasien terlihat masih gelisah
(00085)
A: masalah teratasi sebagian

P: lanjut intervensi

1. membantu untuk mengidentifikasi

aktivitas yang di inginkan

2. membantu memperoleh

transportasi untuk dapat mengikuti

aktifitas jika memang diperlukan

3.membantu klien dan keluarga untuk

mengidentifikasi kelemahan dalam

level aktivitas tertentu


37

IMPLEMENTASI II

No Dx Hari, TTD
Implementasi Respon pasien
Keperawatan tanggal perawat

1.Nyeri akut 3-12- 1.Mengkaji nyeri DS:

berhubungan 2021, komprehensif -pasien mengatakan

dengan agen Jumat meliputi PQRST nyeri sudah berkurang

cidera fisik dibagian tangan kanan

(00132) dan kiri

P: nyeri masih

dirasakan pada saat

mobilisasi

Q: nyeri masih seperti

ditusuk-tusuk

R:masih ditangan

kanan dan kiri

S: Skala 4

T: hilang timbul

DO:

-Pasien terlihat masih

gelisah

-Terpasang sepatek
38

ditangan kanan dan

kiri

Tanda-tanda vital
2.mencatat
TD: 138/80 mmHg
keadaan nyeri
N: 80x/menit
selama
RR: 22x/menit
pergerakan
Suhu : 36,3’C

DS:

-pasien mengatakan

masih nyeri jika

tangannya bergerak

DO:

-Pasien mengatakan

masih nyeri jika untuk

bergerak

-pasien masih gelisah

-terpasang sepatek di

tangan kanan dan kiri


3. melakukan

tindakan non

farmakologi untuk
39

penyebab nyeri DS:

yang diinginkan - Pasien mengatakan

pasien dengan tidak kebingungan saat

tepat dilakukan teknik

relaksasi

DO:
4. Menggunakan -pasien kooperatif saat
kombinasi diberikan relaksasi
analgesik jika nafas dalam
nyeri berat DS:

-pasien mengatakan

tangan kanan dan kiri

nyeri
Hambatan 3-12-2021 DO:
1.Membantu klien
mobilitas fisik Pasien masih
untuk mencatat
berhubungan diberikan obat nyeri
aktivitas yang
dengan analgesik
diinginkan
gangguan DS:
muskuloskeletal Pasien mengatakan
(00085) masih belum terbiasa

beraktivitas
40

DO:

2. Membantu pasien terlihat masih

klien memperoleh lemas, sulit

transpotasi untuk beraktifitas

dapat mengikuti

aktivitas jika DS:

memang Pasien mengatakan

diperlukan membutuhkan alat

untuk beraktivitas

DO:
3. Memberikan pasien terlihat
keluarga terpasang sepatek di
kesempatan untuk tangan kanan dan kiri
terlibat dalam

aktivitas dengan DS:

cara yang tepat pasien mengatakan

perlu dukungan dari

orang sekitarnya

DO:
4. Membantu
-pasien terlihat tidak
klien dan keluarga
gelisah sedikit
41

untuk tersenyum

mengidentifikasi

kelemahan dalam DS:

level aktivitas Pasien mengatakan

tertentu masih sulit bergerak

dan berpindah

DO:

Pasien terlihat masih

tidak bisa melakukan

aktivitasnya karena

mengalami kelemahan

otot

EVALUASI HARI II

NO Dx Hari tanggal CATATAN PERKEMBANGAN TTD

Keperawatan jam

Nyeri akut 3-12-2021, S: pasien mengatakan nyeri sudah

berhubungan Jumat berkurang dibagian tangan kanan

dengan agen cidera dan kiri

P: nyeri dirasakan pada saat


42

fisik (00132) mobilisasi

Q: ditusuk-tusuk

R: tangan kanan dan kiri

S: Skala 4

T: masih hilang timbul

O: Pasien terlihat merasa kesakitan

A: masalah belum teratasi

P: lanjutkan intervensi

1.lakukan pengkajian nyeri

komprehensif

2.mencatat keadaan nyeri selama

pergerakan

3.menggunakan kombinasi

analgesik jika nyeri

Hambatan mobilitas S: pasien mengatakan sulit


fisik berpindah/bergerak

O: pasien terlihat masih gelisah

A: masalah teratasi sebagian

P: lanjutkan intervensi

1. membantu untuk mengidentifikasi


43

aktivitas yang di inginkan

2. membantu memperoleh

transportasi untuk dapat mengikuti

aktifitas jika memang diperlukan

3.membantu klien dan keluarga

untuk mengidentifikasi kelemahan

dalam level aktivitas tertentu

IMPLEMENTASI HARI III


44

No Dx Hari, TTD
Implementasi Respon pasien
Keperawatan tanggal perawat

1.Nyeri akut 4-12- 1.Mengkaji nyeri DS:

berhubungan 2021, komprehensif -pasien mengatakan

dengan agen Sabtu meliputi PQRST nyeri sudah berkurang

cidera fisik dibagian tangan kanan

(00132) dan kiri

P: nyeri masih

dirasakan pada saat

mobilisasi

Q: nyeri masih seperti

ditusuk-tusuk

R:masih ditangan

kanan dan kiri

S: Skala 4

T: hilang timbul

DO:

-Pasien terlihat masih

gelisah

-Terpasang sepatek

ditangan kanan dan


45

kiri

Tanda-tanda vital

TD: 138/80 mmHg

2.mencatat N: 80x/menit

keadaan nyeri RR: 22x/menit

selama Suhu : 36,3’C

pergerakan
DS:
-pasien mengatakan
masih nyeri jika
tangannya bergerak
DO:
-Pasien tampak masih
nyeri jika untuk
3. melakukan bergerak
-pasien masih gelisah
tindakan non - terpasang sepatek di
tangan kanan dan kiri
farmakologi

untuk penyebab DS:


- Pasien mengatakan
nyeri yang tidak kebingungan
saat dilakukan teknik
diinginkan pasien relaksasi
DO:
dengan tepat -pasien kooperatif saat
diberikan relaksasi
nafas dalam

4.Menggunakan
4-12-2021
kombinasi
Hambatan
analgesik jika
46

mobilitas fisik nyeri berat DS:


-pasien mengatakan
berhubungan tangan kanan dan kiri
nyeri
dengan DO:
1.Membantu klien -Pasien masih
gangguan diberikan obat nyeri
untuk mencatat analgesik
muskuloskeletal
aktivitas yang
(00085) DS:
diinginkan
Pasien mengatakan
masih belum terbiasa
beraktivitas
DO:
pasien terlihat masih
lemas, sulit
2. Membantu beraktifitas

klien memperoleh

transpotasi untuk
DS:
dapat mengikuti Pasien mengatakan
membutuhkan alat
aktivitas jika untuk beraktivitas
DO:
memang pasien terlihat
terpasang sepatek di
diperlukan tangan kanan dan kiri

3.Memberikan

keluarga DS:
pasien mengatakan
kesempatan untuk perlu dukungan dari
orang sekitarnya
terlibat dalam
DO:
aktivitas dengan -pasien terlihat tidak
gelisah sedikit
47

cara yang tepat tersenyum

4. Membantu
DS:
klien dan Pasien mengatakan
masih sulit bergerak
keluarga untuk dan berpindah
DO:
mengidentifikasi Pasien terlihat masih
tidak bisa melakukan
kelemahan dalam aktivitasnya karena
mengalami kelemahan
level aktivitas otot
tertentu

EVALUASI HARI III

No Dx Hari tanggal CATATAN PERKEMBANGAN TTD

Keperawatan jam

Nyeri akut 4-12-2021, S: pasien mengatakan nyeri sudah

berhubungan Sabtu berkurang dibagian tangan kanan dan

dengan agen cidera kiri

fisik (00132) P: nyeri dirasakan pada saat mobilisasi

Q: masih seperti ditusuk-tusuk

R: tangan kanan dan kiri

S: Skala 2
48

T: masih hilang timbul

O: Pasien terlihat merasa kesakitan


4-12-2021, A: masalah teratasi
Sabtu P: hentikan intervensi
Hambatan mobilitas
1.lakukan pengkajian nyeri
fisik
komprehensif

2.mencatat keadaan nyeri selama

pergerakan

3.menggunakan kombinasi analgesik

jika nyeri

S: pasien mengatakan masih sulit

berpindah/bergerak

O: pasien terlihat tidak gelisah

A: masalah teratasi sebagian

P: hentikan intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Brokker.2011.Medical Surgical Nursing Clinical Management for Positive


Outcomes,20014

Brunner and Suddarth.2010. Buku Ajar Bedah, Ed. 6.EGC.Jakarta

Carwin. 2009. Perawatan Medikal Bedah : Suatu Pendekatan Proses Keperawatan.


Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC

Mansjoer, A. dkk . 2010. Kapita Selekta Kedokteran .Jilid 3. Edisi 4. Jakarta: Media
Aesculopius

North American Nursing Diagnosis Associaton. 2012. Nursing Diagnosis : Definition


and Classification 2011-2012 . NANDA International. Philadephia.

Smeltze, 2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah. EGC: Jakarta.

Suratun, 2012. Anatomi Muskuloskeletal, Program Studi Anatomi Fakultas


Kedokteran Universitas Airlangga / RSUD. Dr.Soetomo

Watson.2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Volume 4 . Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai