LP Ileus Obstruktif
LP Ileus Obstruktif
LP Ileus Obstruktif
OLEH:
INDAH DEWI J.LUSING
14420212186
CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) ( )
3. Patofisiologi
Semua peristiwa patofisiologik yang terjadi setelah obstruksi usus
adalah sama, tanpa memandang apakah obstruksi tersebut diakibatkan oleh
penyebab mekanik atau non mekanik. Perbedaan utama adalah pada
obstruksi paralitik peristaltik dihambat dari permulaan, sedangkan pada
obstruksi mekanik peristaltik mula-mula diperkuat, kemudian intermitten,
dan akhirnya hilang. Sekitar 6-8 liter cairan diekskresikan ke dalam
saluran cerna setiap hari. Sebagian besar cairan diasorbsi sebelum
mendekati kolon.
6. Komplikasi
Komplikasi dari ileus obstruksi adalah perforasi. Adanya peningkatan
tekanan dapat menyebabkan iskemia pada dinding intestinal yang dapat
menyebabkan perforasi intestinal dan menyebabkan peritonitis.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan sinar X: akan menunjukkan kuantitas abnormal dari gas
dan cairan dalam usus.
b. Pemeriksaan simtologi
c. Hb dan PCV: meningkat akibat dehidrasi
d. Leukosit: normal atau sedikit meningkat
e. Ureum dan eletrolit: ureum meningkat, Na+ dan Cl- rendah
f. Rontgen toraks: diafragma meninggi akibat distensi abdomen
g. Rontgen abdomen dalam posisi telentang: mencari penyebab (batu
empedu, volvulus, hernia)
h. Sigmoidoskopi: menunjukkan tempat obstruktif. (Dongoes 2017)
8. Penatalaksanaan
Dasar pengobatan obstruksi usus adalah koreksi keseimbangan cairan
dan elektrolit, menghilangkan peregangan dan muntah dengan kompresi,
memperbaiki peritonitis dan syok bila ada, serta menghilangkan obstruksi
untuk memperbaiki kelangsungan dan fungsi usus kembali normal.
a. Perawatan koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit, menghilangkan
peregangan dan muntah dengan kompresi, memperbaiki peritonitis dan
syok bila ada, serta menghilangkan obstruksi untuk memperbaiki
kelangsungan dan fungsi usus kembali normal.
b. Farmakologi Obat antibiotik dapat diberikan untuk membantu
mengobati atau mencegah infeksi dalam perut, obat analgesic untuk
mengurangi rasa nyeri.
c. Tindakan Bedah :
1) Kolostomi : kolostomi adalah prosedur untuk membuat stoma
(pembukaan) antara usus dan dinding perut. Ini mungkin dilakukan
sebelum memiliki operasi untuk menghapus usus yang tersumbat.
Kolostomi dapat digunakan untuk menghilangkan udara atau cairan
dari usus. Hal ini juga dapat membantu memeriksa kondisi
perawatan sebelum operasi. Dengan kolostomi, tinja keluar dari
stoma ke dalam kantong tertutup. Tinja mungkin berair, tergantung
pada bagian mana dari usus besar digunakan untuk kolostomi
tersebut. Stoma mungkin ditutup beberapa hari setelah operasi usus
setelah sembuh.
2) Stent : stent adalah suatu tabung logam kecil yang memperluas
daerah usus yang tersumbat. Dengan Menyisipkan stent ke dalam
usus menggunakan ruang lingkup (tabung, panjang ditekuk tipis).
Stent dapat membuka usus untuk membiarkan udara dan makanan
lewat. Menggunakan stent juga untuk membantu mengurangi gejala
sebelum operasi. (Yusuf, Fitryasari, and Nihayati 2017)
9. Komplikasi
Komplikasi pada pasien ileus obstruktif dapat meliputi gangguan
keseimbangan elektrolit dan cairan, serta iskemia dan perforasi usus yang
dapat menyebabkan peritonitis, sepsis, dan kematian. (Padilah 2018)
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
Identitas pasien terdiri dari: nama, umur, jenis kelamin, status
perkawinan, agama, suku/ bangsa, pendidikan, perkerjaan dan alamat.
b. Indentitas penanggung jawab terdiri dari: nama, hubungan dengan
klien, pendidikan, prkerjaan dan alamat.
c. Aktivitas/istirahat
Gejala : Kelelahan dan ngantuk.
Tanda : Kesulitan ambulasi
d. Sirkulasi
Gejala : Takikardia, pucat, hipotensi ( tanda syok)
e. Eliminasi
Gejala : Distensi abdomen, ketidakmampuan defekasi dan Flatus
Tanda : Perubahan warna urine dan feces
f. Makanan/cairan
Gejala : anoreksia,mual/muntah dan haus terus menerus.
Tanda : muntah berwarna hitam dan fekal. Membran mukosa
pecahpecah, serta kulit buruk.
g. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri abdomen terasa seperti gelombang dan bersifat kolik.
Tanda : Distensi abdomen dan nyeri tekan
h. Pernapasan
Gejala : Peningkatan frekuensi pernafasan,
Tanda : Napas pendek dan dangkal. (Dongoes 2017)
2. Diagnosis Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis di tandai
dengan tanpak meringis
b. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna
makanan ditandai dengan berat badan menurun
1. Kolaborasi pemberian
imunisasi,jika perlu
4. Implemenstasi
5. Evaluasi
Padilah. 2017. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha Medika.
Smeltzer, S.C. 2016. Keperawatan Medikal Bedah ( Handbook For Brunner &
Suddarth’s Textbook Of Medical-Surgical Nursing ) Edisi 12. Jakarta: EGC.
Yusuf, Ah, RizKy Fitryasari, and Hanik Endang Nihayati. 2017. Buku Ajar
Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.