Makalah Investigasi Wabah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 26

INVESTIGASI WABAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kesehatan Masyarakat


Manusia Semester IV Tahun Pelajaran 2021/2022
Dosen Pembimbing : Hj. Lili Dariani, SKM, MKes

Oleh

Nama : Zahra Tul Jannah

NIM : 204210439

Prodi : DIII Kebidanan Bukittinggi

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN


KESEHATAN PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Terlebih dahulu marilah kita mengucapkan puji dan syukur kehadirat

Allah SWT. Atas rahmat dan karunia-Nya penulis telah dapat menyelesaikan

makalah yang berjudul “Investigasi Wabah”. Adapun tujuan makalah tersebut

diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan Masyarakat tahun

pelajaran 2021/2022.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.

Ikhwal ini tidak terlepas dari keterbatasan penulis sebagai manusia biasa yang

tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Untuk itu penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya meembangun demi kesempurnaan

tugas-tugas yang akan datang. Terima kasih kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuan, baik secara langsung maupun tidak langsung .

Bukittinggi, 14 April 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................. i

Daftar Isi .......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..............................................................................2

C. Tujuan ..............................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Wabah...............................................................................4

B. Konsep Wabah ...................................................................................5

C. Kriteria Kerja Wabah .........................................................................8

D. Langkah Investigas Wabah ..............................................................10

E. Penanggulangan Wabah....................................................................15

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .....................................................................................22

B. Saran ............................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia, karena

keadaan hidup sehat mutlak diperlukan, dalam  kehidupan manusia masalah

kesehatan dan penyakit merupakan ukuran efektifitas kelompok manusia untuk

menyesuaikan dirinya dengan lingkungan hidup (environment) yang

dikombinasikan dengan sumber biologis dan kebudayaan (Muslimah, 2016).

Epidemi atau wabah penyakit merupakan salah satu factor penyebab terbesar

kematian penduduk. Wabah dapat menyerang tanpa pandang bulu, dapat menimpa

anak-anak, orang tua, wanita, pria dan dari kalangan sosial manapun. Penyebab

terjangkitnya wabah yang menimbulkan kematian bisa disebabkan faktor alam,

manusia, maupun keganasan penyakit yang menyerang. Faktor alam dapat berupa

gunung meletus, banjir, dan kekeringan. Faktor manusia misalnya berkaitan

dengan kehidupan sehari-hari seperti masalah pembuangan limbah rumah tangga

dan cara memperdayakan sumber daya alam (Muslimah, 2016).

Timbulnya wabah dapat memberikan gambaran buruknya kondisi kesehatan

penduduk. Berbagai faktor yang mempengaruhi kondisi masyarakat meliputi gizi

atau nutrisi yang tidak baik, kurang dalam hal menjaga kebersihan lingkungan dan

penyediaan air bersih maupun pelayanan kesehatan. Gambaran semacam ini

umum terjadi di negara-negara miskin atau sedang berkembang dengan

pertumbuhan penduduk besar, hal ini juga menimpa penduduk (Muslimah, 2016).

Dewasa ini kejadian wabah penyakit sudah merupakan masalah global,

1
sehingga mendapat perhatian utama dalam penetapan kebijakan kesehatan

masyarakat. Letusan  penyakitakibat pangan ( foodborne disease) dan kejadian

wabah penyakit lainnya terjadi tidak hanya di berbagai negara berkembang

dimana kondisi sanitasi dan higiene umumnya buruk, tetapi jugadi negara-negara

maju. Oleh karena itu disiplin ilmu epidemiologi berupaya menganalisis sifat dan

penyebaran berbagai masalah kesehatan dalam suatu penduduk tertentu serta

mempelajari sebab timbulnya masalah dan gangguan kesehatan tersebut untuk

tujuan pencegahan maupun penanggulangannya. Peristiwa  bertambahnya

penderita atau kematian yang disebabkan oleh suatu penyakit diwilayah tertentu,

kadang-kadang dapat merupakan kejadian yang mengejutkan dan membuat panik

masyarakat di wilayah itu

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan wabah ?

2. Bagaimana konsep wabah ?

3. Bagaimana kriteria kerja wabah/ KLB ?

4. Bagaimana langkah- langkah dalam melakukan investigasi wabah ?

5. Bagaimana cara penanggulangan wabah?

F. Tujuan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan wabah ?

2. Mengetahui bagaimana konsep wabah ?

3. Mengetahui bagaimana kriteria kerja wabah/ KLB ?

4. Mengetahui bagaimana langkah- langkah dalam melakukan investigasi wabah

2
5. Bagaimana cara penanggulangan wabah?

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

3
A. Pengertian Wabah

Wabah Secara umum Wabah dapat diartikan sebagai kejadian penyakit

melebihi dari normal (kejadian yang biasa terjadi). Banyak definisi yang diberikan

mengenai wabah baik kelompok maupun para ahli diantaranya :

1. Wabah adalah penyakit menular yang terjangkit dengan cepat, menyerang

sejumlah besar orang didaerah luas ( KBBI : 1989 ).

2. Wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang telah

meluas secara cepat, baik jumlah kasusnya maupun daerah terjangkit

(depkes RI, DirJen P2MPLP : 1981).

3. Wabah adalah kejadian terjangkitnya suatu penyakit menular dalam

masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari

keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat

menimbulkan malapetaka ( UU RI No. 4 tahun 1984 ).

4. Wabah adalah terdapatnya penderita suatu penyakit tertentu pada

penduduk suatu daerah, yang nyata jelas melebihi jumlah biasa ( Benenson :

1985)

5. Wabah adalah timbulnya kejadian dalam suatu masyarakat, dapat berupa

penderita penyakit, perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, atau

kejadian lain yang berhubungan dengan kesehatan yang jumlahnya lebih

banyak dari keadaan biasa ( Last : 1981 )

6. Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian

kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah

dalam kurun waktu tertentu (Peraturan Menteri Kesehatan RI, Nomor

4
560/Menkes/Per/VIII/1989)

B. Konsep Wabah

1. Tiga komponen wabah :

1) Kenaikan jumlah penduduk

2) Kelompok penduduk disuatu daerah

3) Waktu tertentu

2. Penyelidikan adanya kemungkinan wabah :

1) Mengadakan penanggulangan dan pencegahan

2) Ganas tidaknya penyakit

3) Sumber dan cara penularan

4) Ada atau tidaknya cara penanggulangan dan pencegahan

5) Kesempatan mengadakan penelitian dan pelatihan

6) Pertimbangan program

7) Kepentingan umum, politik, dan hokum

3. Bentuk Wabah

1) Berdasarkan Sifatnya Pembagian wabah berdasarkan sifatnya yaitu :

a. Common Source Epidemic

Adalah suatu wabah penyakit yang disebabkan oleh terpaparnya

sejumlah orang dalam suatu kelompok secara menyeluruh dan terjadi dalam

waktu yang reatif singkat. Adapun common source epidemic itu berupa

keterpaparan umum, biasa pada letusan keracunan makanan, polusi kimia di

udara terbuka, menggambarkan satu puncak epidemi, jarak antara satu kasus

dengan kasus, selanjutnya hanya dalam hitungan jam, tidak ada angka

5
serangan kedua Jika keterpaparan kelompok serta penularan penyakit

berlangsung sangat cepat dalam waktu yang singkat (point source of

epiemic), maka resultan dari semua kasus/ kejadian berkembang hanya

dalam satu masa tunas saja Point source epidemic dapat pula terjadi pada

penyakit oleh faktor penyebab bukan infeksi yang menimbulkan

keterpaparan umum seperti adanya zat beracun polusi zat kimia yang

beracun di udara terbuka.

b. Propagated / Progresive Epidemic

Bentuk epidemik dengan penularan dari orang ke orang sehingga

waktu lebih lama dan masa tunas yang lebih lama pula. Propagated /

progresif epidemik terjadi karena adanya penularan dari orang ke orang baik

langsung maupun melalui vektor, relatif lama waktunya dan lama masa

tunas, dipengaruhi oleh kepadatan penduduk serta penyebaran anggota

masyarakat yang rentan serta morbilitas dari penduduk setempat, masa

epidemi cukup lama dengan situasi peningkatan jumlah penderita 4 dari

waktu ke waktu sampai pada batas minimal anggota masyarakat yang

rentan, lebih memperlihatkan penyebaran geografis yang sesuai dengan

urutan generasi kasus. Masa tuntas penyakit tersebut diatas adalah sekitar

satu bulan sehingga tampak bahwa masa epidemi cukup lama dengan situasi

peningkatan jumlah penderita dari waktu ke waktu sampai pada saat di

mana jumlah masyarakat yang rentan mencapai batas yang minimal.

Contohnya, kejadian wabah demam berdarah di suatu tempat yang dalam

penyebarannya memerlukan waktu yang lama, dimana wabah ini

6
memerlukan masa inkubasi. Selain itu penularan wabah demam berdarah

ini, melalui vector yang berupa nyamuk Aides Aigepty.

2) Berdasarkan Cara Transmisinya Menurut transmisinya, wabah dibedakan atas

a. Wabah dengan penyebaran melalui media umum (common vehicle

epidemics),yaitu:

- Ingesti bersama makanan atau minuman, misalnya Salmonellosis.

- Inhalasi bersama udara pernafasan, misalnya demam Q (di laboratorium).

- Inokulasi melalui intravena atau subkutan, misalnya hepatitis serum.

b. Wabah dengan penjalaran oleh transfer serial dari pejamu ke pejamu

(epidemics propagated by serial transfer from host to host), yaitu :

- Penjalaran melalui rute pernafasan (campak), rute anal-oral (shigellosis),

rute genitalia (sifilis), dan sebagainya.

- Penjalaran melalui debu.

- Penjalaran melalui vektor (serangga dan arthropoda).

4. Tujuan penyelidikan KLB/wabah

1) Tujuan umum

- Upaya penanggulangan dan pencegahan

- Surveilans

- Penelitian

- Pelatihan

- Menjawab keingintahuan masyarakat

- Pertimbangan program

7
- Kepentingan politik dan hokum

- Kesadaran masyarakat

2) Tujuan khusus

- Memastikan diagnose

- Memastikan bahwa terjadi KLB/wabah

- Mengidentifikasi penyebab KLB

- Mengidentifikasi sumber penyebab

- Rekomendasi: cepat dan tepat

- Mengetahui jumlah korban dan populasi rentan, waktu dan periode

KLB, serta tempat terjadinya KLB (variable orang, waktu dan tepat)

C. Kriteria Wabah

Kepala wilayah / daerah setempat yang mengetahui adanya tersangka

wabah (KJB penyakit menular) diwilayahnya  atau tersangka penderita penyakit

yang dapat menimbulkan wabah, wajib seera melakukan tindakan – tindakan

penanggulangan seperlunya, dengan bantuan unit kesehatan setempat, agar tidak

berkembang menjadi wabah (UU No. 4 dan PerMenKes 560/ MenKes/ Per/ VIII/

1989). Suatu kejadian penyakit atau keracunan dapat dikatakan KLB apabila

memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada/ tidak dikenal.

2. Peningkatan kejadian penyakit/ kematian terus – menerus selama tiga kurun

waktu berturut – turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu).

3. Peningkatan kejadian penyakit/ kematian, dua kali atau lebih dibandingkan

dengan periode sebelumnya (jam, minggu, bulan, tahun).

8
4. Jumlah penderita baru dalam suatu bulan menunjukan kenaikan dua kali atau

lebih dibandingkan dengan angka rata – rata perbulan dalam tahun

sebelumnya.

5. Angka rata – rata perbulan selama satu tahun menunjukan kenaikan dua kali

lipat atau lebih dibandingkan dengan angka rata – rata perbulan dari tahun

sebelumnya.

6. Case fatality rate ( CFR ) suatu penyakit dalam suatu kurun waktu tertentu

menunjukan kenaikan 50% atau lebih, dibandingkan dengan CFR dari

periode sebelumnya.

7. Proportional rate ( PR ) penderita dari suatu periode tertentu menunjukan

kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan periode,

8. kurun waktu atau tahun sebelumnya.

9. Beberapa penyakit khusus menetapkan kriteria khusus : cholera dean demam

berdarah dengue.

10. Setiap peningkatan kasus dari periode sebelumnya ( pada daerah endemis ). 

Peningkatan jumlah kasus atau penderita yang dilaporkan belum tentu suatu

wabah (pseudo epidemik) karena peningkatan penderita tersebut bisa karena :

1. Perubahan cara pencatatan

2. Ada cara – cara dignosis baru

3. Bertambahnya kesadaran penduduk untuk berobat

4. Ada penyakit lain dengan gejala sama

5. Jumlah penduduk bertambah

D. Langkah Langkah Investigasi Wabah

9
Langkah melakukan investigsi wabah dilakukan dengan menggunakan

pendekatan yang sistemik yang terdiri dari:

1. Persiapan Investigasi di Lapangan Persiapan dapat dikelompokkan dalam 3

kategori yaitu:

a) Investigasi : Pengetahuan ilmiah perlengkapan dan alat.

b) Administrasi : Prosedur administrasi termasuk izin dan

pengaturanperjalanan.

c) Konsultasi : Peran masing-masing petugas yang turun kelapangan.

2. Pemastian Adanya Wabah

Dalam mementukan apakah wabah, perlu diperhatikan hal-hal sebagai

berikut:

a. Dengan membandingkan jumlah yang ada saat itu dengan jumlah

beberapa minggu atau bulan sebelumnya.

b. Menentukan apakah jumlah kasus yang ada sudah melampaui jumlah

yang diharapkan.

c. Sumber informasi bervariasi bergantung pada situasinya.

- Catatan hasil surveilans.

- Catatan keluar dari rumah sakit, statistic kematian, register,dan lain-

lain.

- Bila data lokal tidak ada, dapat digunakan rate dari wilayah di

dekatnya atau data nasional.

- Boleh juga dilaksanakan survey di masyarakat menentukan kondisi

penyakit yang biasanya ada.

10
d. Pseudo endemik (jumlah kasus yang dilaporkan belum tentu suatu

wabah) :

- Perubahan cara pencatatan dan pelaporan penderita.

- Adanya cara diagnosis baru.

- Bertambahnya kesadaran penduduk untuk berobat.

- Adanya penyakit lain dengan gejala yang serupa.

- Bertambahnya jumlah penduduk yang rentan.

3. Pemastian Diagnosis

Semua temuan secara klinis harus dapat memastikan diagnosis wabah, hal

yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :

a. Untuk memastikan bahwa masalah tersebut telah didiagnosis dengan

patut.

b. Untuk menyingkirkan kesalahan laboraturium yang menyebabkan

peningkatan kasus yang dilaporkan.

c. Semua temuan klinis harus disimpulakan dalam distribusi frekuensi.

d. Kunjungan terhadap satu atau dua penderita.

4. Pembuatan Definisi Kasus

Pembuatan definisi kasus adalah seperangkat kriteria untuk menentukan

apakah seseorang harus dapat diklasifikasikan sakit atau tidak. Kriteria klinis

dibatasi oleh waktu, tempat, dan orang. Penyelidikan sering membagi kasus

menjadi pasti (compirmed), mungkin (probable), meragukan (possible),

sensivitasdan spefsifitas.

5. Penemuan dan Penghitungan Kasus

11
Metoda untuk menemukan kasus yang harus sesuai dengan penyakit dan

kejadian yang diteliti di fasilitas kesehatan yang mampu memberikan

diagnosis. Informasi berikut ini dikumpulakan dari setiap kasus :

a. Data identifikasi (nama, alamat, nomor telepon).

b. Data demografi (umur, jenis kelamin, ras, dan pekerjaan).

c. Data klinis.

d. Faktor risiko, yang harus dibuat khusus untuk tiap penyakit.

e. Informasi pelapor untuk mendapatkan informasi tambahan atau

memberi umpan balik.

6. Epidemiologi Deskriptif

a. Gambaran waktu berdasarkan waktu Perjalanan wabah berdasarkan

waktu digamabarkan dengan grafik histogram yang berbentuk kurva

epidemic, gambaran ini membantu :

- Memberi informasi samapai dimana proses wabah itu dan

bagaimana kemungkinan kelanjutannya.

- Memperkirakan kapan pemaparan terjadi dan memusatkan

penyelidikan pada periode tersebut, bila telah diketahui penyakit

dan masa inkubasinya.

- Menarik kesimpulan tentang pola kejadian, dengan demikian

mengetahui apakah bersumber tunggal, ditularkan dari orang ke

orang, atau campuran keduanya.

b. Gambaran wabah berdasarkan tempat Gambaran wabah berdasarkan

tempat menggunakan gambaran grafik berbentuk Spot map. Grafik ini

12
menunjukkan kejadian dengan titik/symbol tempat tertentu yang

menggambarkan distribusi geografi suatu kejadian menurut golongan

atau jenis kejadian namun mengabaikan populasi.

c. Gambaran wabah berdasarkan ciri orang Variable orang dalam

epidemiologi adalah karakteristik individu yang ada hubungannya

dengan keterpajanan atau kerentanan terhadapa suatu penyakit. Misalnya

karakteristik inang (umur, jenis kelamin, ras/suku, status kesehatan) atau

berdasarkan pemaparan (pekerjaan, penggunaan obat-obatan).

7. Pembuatan Hipotesis

Dalam pembuatan suatu hipotesis suatu wabah, hendaknya petugas

memformulasikan hipotesis meliputi sumber agens penyakit, cara penularan,

dan pemaparan yang mengakibatkan sakit.

a. Mempertimbangkan apa yang diketahui tentang penyakit itu:

- Apa reservoir utama agen penyakitnya?

- Bagaimana cara penularannya?

- Bahan apa yang biasanya menjadi alat penularan?

- Apa saja faktor yang meningkatkan risiko tertular?

b. Wawancara dengan beberapa penderita.

c. Mengumpulkan beberapa penderita mencari kesamaan pemaparan.

d. Kunjungan rumah penderita.

e. Wawancara dengan petugas kesehatan setempat.

f. Epidemiologi diskriptif.

8. Penilaian Hipotesis

13
a. Dengan membandingkan hipotesis dengan fakta yang ada,

b. Dengan analisis epidemiologi untuk mengkuantifikasikan hubungan dan

menyelidiki peran kebetulan,

c. Uji kemaknaan statistik, Kai kuadrat.

9. Perbaikan hipotesis dan penelitian tambahan

Dalam hal ini penelitian tambahan akan mengikuti hal dibawah ini:

a. Penelitian Epidemiologi (epidemiologi analitik).

b. Penelitian Laboratorium (pemeriksaan serum) dan Lingkungan

(pemeriksaan tempat pembuangan tinja).

10. Pengendalian dan Pencegahan

Pengendalian seharusnya dilaksanakan secepat mungkin upaya

penanggulangan biasanya hanya dapat diterapkan setelah sumber wabah

diketahui Pada umumnya, upaya pengendalian diarahkan pada mata 9 rantai

yang terlemah dalam penularan penyakit. Upaya pengendalian mungkin

diarahkan pada agen penyakit, sumbernya, atau reservoirnya.

11. Penyampaian Hasil Penyelidikan

Penyampaian hasil dapat dilakukan dengan dua cara pertama Laporan lisan

pada pejabat setempat dilakukan di hadapan pejabat setempat dan mereka

yang bertugas mengadakan pengendalian dan pencegahan dan yang kedua

laporan tertulis. Penyampaian penyelidikan diantaranya:

a. Laporan harus jelas, meyakinkan, disertai rekomendasi yang tepat dan

beralasan.

b. Sampaikan hal-hal yang sudah dikerjakan secara ilmiah: simpulan dan

14
saran harus dapat dipertahankan secara ilmiah.

c. Laporan lisan harus dilengkapi dengan laporan tertulis, bentuknya sesuai

dengan tulisan ilmiah (pendahuluan, latar belakang, metodologi, hasil,

diskusi, kesimpulan, dan saran).

d. Merupakan cetak biru untuk mengambil tindakan.

e. Merupakan catatan dari pekerjaan, dokumen dari isu legal, dan merupakan

bahan rujukan apabila terjadi hal yang sama di masa datang

E. Penanggulangan Wabah

Penanggulangan wabah biasa disebut dengan Sistem Kewaspadaan Dini

(SKD-KLB), yang dapat diartikan sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan

wabah secara dini dengan melakukan kegiatan untuk mengantisipasi wabah.

Kegiatan ini dilakukan berupa pengamatan yang sistematis dan terus-menerus

yang mendukung sikap tanggap/waspada yang cepat dan tepat terhadap adanya

suatu perubahan status kesehatan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan adalah

pengumpulan data kasus baru dari penyakitpenyakit yang berpotensi terjadi wabah

secara mingguan. Data-data yang telah terkumpul dilakukan pengolahan dan

analisis data untuk penyusunan rumusan kegiatan perbaikan oleh tim

epidemiologi.

Penyelenggaraan SKD- KLB telah diatur dalam PERMENKES

No.949/Menkes/SK/VIII/2004 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem

Kewaspadaan Dini KLB. Upaya penanggulangan KLB dilaksanakan dengan 10

tujuan untuk memutus rantai penularan sehingga jumlah kesakitan, kematian

maupun luas daerah yang terserang dapat ditekan seminimal mungkin. Dalam

15
operasionalnya kegiatan penanggulangan selalu disertai kegiatan penyelidikan

yang selanjutnya digunakan istilah penyelidikan dan penanggulangan KLB.

Upaya penyelidikan dan penanggulangan secara garis besar meliputi:

a. Persiapan Penyelidikan dan Penanggulangan KLB

Persiapan penyelidikan dan penanggulangan KLB meliputi persiapan

administrasi, tim penyelidikan epidemiologi, bahan logistik dan bahan

laboratorium serta rencana kerja penyelidikan epidemiologi KLB.

Pelaksanaan penyelidikan epidemiologi KLB bekerjasama dengan unit

kesehatan terkait setempat, dapat melakukan wawancara, pemeriksaan medis

dan laboratorium terhadap penderita, pemeriksaan orang-orang yang

mendapat serangan penyakit, pemeriksaan sumber-sumber penyebaran

penyakit, pemeriksaan data perawatan penderita di unit pelayanan kesehatan,

pemeriksaan data perorangan, sekolah, asrama, dan tempat-tempat lainnya

yang berhubungan dengan penyebaran penyakit dengan memperhatikan etika

pemeriksaan medis dan etika kemasyarakatan setempat.

Rekomendasi dirumuskan dengan memperhatikan asas segera, efektif

dan efisien dalam rangka penanggulangan KLB yang sedang berlangsung

sesuai dengan kemampuan yang ada serta disampaikan kepada tim

penanggulangan KLB dengan memperhatikan kerahasiaan jabatan dan

implikasi terhadap kesejahteraan dan keselamatan masyarakat.

b. Memastikan adanya KLB

Kepastian adanya suatu KLB berdasarkan pengertian dan kriteria kerja

KLB yang secara formal ditetapkan oleh Bupati/Walikota atas rekomendasi

16
teknis Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, baik bersumber data

kesakitan dan atau data kematian yang ada di masyarakat atau data dari unit

pelayanan penderita serta hasil pemeriksaan laboratorium.

Untuk memastikan adanya KLB, maka data penderita setidaknya

menunjukkan perkembangan penyakit dari waktu ke waktu berdasarkan

tanggal mulai sakit dan atau tanggal berobat yang dapat digunakan untuk

memperkirakan tanggal mulai sakit, tempat kejadian menurut unit pelayanan

penderita berobat, tempat tinggal penderita, tempat usaha atau karakteristik

tempat lain, serta menurut umur, jenis kelamin dan kelompok-kelompok

tertentu sesuai dengan kebutuhan untuk memastikan adanya KLB.

Secara operasional, langkah-langkah untuk memastikan adanya KLB

adalah sebagai berikut :

a. Melakukan analisis terhadap data kesakitan dan kematian yang ada di

Puskesmas atau Rumah Sakit

b. Mendiskusikan dengan petugas poliklinik tentang adanya peningkatan

jumlah penderita atau diduga penderita penyakit berpotensi KLB diantara

yang berobat ke poliklinik menurut desa atau lokasi tertentu.

c. Menanyakan pada setiap orang yang datang berobat ke Puskesmas atau

Rumah Sakit tentang adanya peningkatan jumlah penderita atau diduga

penderita penyakit berpotensi KLB tertentu atau adanya peningkatan

jumlah kematian di desa, sekolah, asrama atau tempat lain. Peningkatan

jumlah penderita dibandingkan dengan kewajaran jumlah penderita pada

keadaan normal berdasarkan data yang ada di Puskesmas atau menurut

17
pandangan orang-orang yang diwawancarai.

d. Melakukan kunjungan ke lokasi yang diduga terjadi KLB untuk

memastikan adanya KLB. Tatacara memastikan adanya KLB adalah

dengan wawancara penduduk setempat melalui survei masyarakat, dan

atau dengan membuka pelayanan pengobatan umum. Apabila jumlah

penderita dan atau kematian cukup banyak dan meningkat dibandingkan

jumlah penderita pada keadaan sebelumnya sesuai dengan kriteria kerja

KLB, maka dapat dipastikan adanya KLB di daerah tersebut.

4. Menegakkan Etiologi KLB

a. Etiologi suatu KLB dapat ditegakkan berdasarkan gambaran klinis

penderita perorangan, gambaran klinis kelompok, gambaran

epidemiologi dan hasil pemeriksaan laboratorium atau alat penunjang

pemeriksaan lainnya.

b. Gambaran klinis penderita perorangan dapat diperoleh berdasarkan

wawancara dan pemeriksaan medis penderita, gambaran klinis kelompok

penderita dapat diperoleh dari prosentase gejala dan tandatanda penyakit

yang ada pada sekelompok penderita pada daerah yang terjadi KLB.

c. Gambaran epidemiologi dibuat dalam bentuk kurva epidemiologi KLB,

angka serangan (attack rate) dan angka fatalitas kasus (case fatality rate)

berdasarkan golongan umur dan jenis kelamin. Gambaran epidemiologi

lain dapat dibuat berdasarkan pengelompokan tertentu sesuai dengan

kebutuhan mengetahui etiologi KLB.

d. Pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa spesimen tertentu sesuai

18
dengan perkiraan etiologi berdasarkan hasil pemeriksaan klinis dan

epidemiologi. Bahan spesimen yang menimbulkan perlukaan atau risiko

perlukaan diupayakan hanya diambil dari beberapa orang saja sebagai

contoh pengujian laboratorium.

5. Identifikasi Gambaran Epidemiologi KLB

a. Gambaran epidemiologi KLB menjelaskan distribusi penyebaran

penyakit dalam bentuk tabel, kurva epidemi, grafik dan peta, baik dalam

angka absolut maupun dalam angka serangan (attack rate), dan angka

fatalitas kasus (case fatality rate) berdasarkan golongan umur, jenis

kelamin, dan tempat-tempat tertentu yang bermakna secara epidemiologi.

Umur dikelompokkan dalam kelompok umur kurang dari 1 tahun, 1 – 4

tahun, 5 – 9 tahun, 10 – 14 tahun, 15 – 44 tahun dan 45 tahun atau lebih,

sesuai dengan kebutuhan epidemiologi menurut umur. Tempat

dikelompokkan berdasarkan tempat kejadian. Gambaran epidemiologi

lain dapat dibuat berdasarkan pengelompokan tertentu sesuai dengan

kebutuhan untuk mengetahui etiologi KLB, besar masalah KLB dan

menjadi dasar membangun hipotesis sumber dan cara penyebaran

penyakit.

b. Gambaran epidemiologi KLB juga bermanfaat sebagai data epidemiologi

KLB dalam sistem kewaspadaan dini KLB dan referensi perumusan

perencanaan, pelaksanaan pengendalian dan evaluasi program

penanggulangan KLB

6. Mengetahui Sumber dan Cara Penyebaran KLB

19
Cara untuk mengetahui sumber dan cara penyebaran penyakit adalah

berdasarkan metode epidemiologi deskriptip, analitik dan kesesuaian hasil

pemeriksaan laboratorium antara penderita dan sumber penyebaran penyakit

yang dicurigai.

7. Menetapkan Cara-Cara Penanggulangan KLB

Penanggulangan KLB meliputi upaya-upaya pengobatan yang tepat

terhadap semua penderita yang ada di unit pelayanan kesehatan dan di

lapangan, upaya-upaya pencegahan dengan menghilangkan atau memperkecil

peran sumber penyebaran penyakit atau memutuskan rantai penularan pada

KLB penyakit menular. Cara-cara penanggulangan KLB sebagaimana

tersebut diatas sesuai dengan masing-masing cara penanggulangan KLB

setiap jenis penyakit, keracunan atau masalah kesehatan tertentu dan penyakit

berpotensi KLB yang belum jelas etiologinya.

8. Rekomendasi

Rekomendasi merupakan salah satu tujuan penting dari suatu

penyelidikan dan penanggulangan KLB. Rekomendasi berisi cara-cara

penanggulangan KLB yang sedang berlangsung, usulan penyelidikan dan

penanggulangan KLB lebih luas dan atau lebih teliti, dan upaya

penanggulangan KLB dimasa yang akan datang.

Perumusan suatu rekomendasi berdasarkan fakta hasil penyelidikan

dan penanggulangan KLB, merujuk hasil-hasil penelitian dan pembahasan

para ahli terhadap masalah yang sama atau berkaitan, kemampuan upaya

penanggulangan KLB dan kondisi kelompok populasi yang mendapat

20
serangan KLB. Rekomendasi disampaikan kepada tim penanggulangan KLB

berdasarkan asas cepat, tepat dan bertanggungjawab untuk segera

menghentikan KLB dan mencegah bertambahnya penderita dan kematian

pada KLB.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Wabah dapat diartikan sebagai kejadian penyakit melebihi dari normal

(kejadian yang biasa terjadi). langkah – langkah investigasi wabah dapat

dilakukan melalui beberapa tahap yaitu persiapan invetigasi di lapangan,

Pemastian adanya Wabah, Pemastian diagnostik, Pembuatan definisi kasus,

21
Penemuan dan Perhitungan kasus, epidemiologi deskriptif, pembuatan hipotesis,

Penilaian hipotesis, Perbaikan hipotesis, Pengendalian dan Pencegahan.

Penyampaian hasil penyelidikan.

Penanggulangan wabah biasa disebut dengan Sistem Kewaspadaan Dini

(SKDKLB), yang dapat diartikan sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan

wabah secara dini dengan melakukan kegiatan untuk mengantisipasi wabah.

Kegiatan ini dilakukan berupa pengamatan yang sistematis dan terus-menerus

yang mendukung sikap tanggap/waspada yang cepat dan tepat terhadap adanya

suatu perubahan status kesehatan masyarakat .

B. Saran

Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi

pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan

kelemahan karena terbatasnya pengetahuan dan kekurangan rujukan atau referensi

yang ada hubungannya dengan judul makalah yang penulis susun tersebut. Penulis

berharap para pembaca sudi  memberikan kritik dan saran yang tentunya

membangun kepada penulis.

DAFTAR PUSTAKA

https://freyadefunk.wordpress.com/2012/12/19/wabah-epidemiologi/ Anonim. 2012.

(http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/epidemiologi_kebidanan/bab5-

wabah.pdf).

wita Wibowo, Trisna Agung. 2008. Investigasi wabah. Wuryanto, Ari. Handout Materi

Penyelidikan Wabah Fakultas Kesehatan Masyarakat

PERMENKES No.949/Menkes/SK/VIII/2004 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem

22
Kewaspadaan Dini KLB

23

Anda mungkin juga menyukai