BJT Umum1

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 25

BUKU JAWABAN TUGAS MATA

KULIAH TUGAS 1

Nama Mahasiswa : AININ DIANA

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 856711357

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4505/ Pembaharuan dalam Pembelajaran di SD

Kode/Nama UPBJJ : 18/Palembang

Masa Ujian : 2020/21.2 (2022.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN UNIVERSITAS
TERBUKA
1) bagaimanakah pengertian inovasi
pendidikan berdasarkan kesimpulan yang
Anda dapat? Tuliskan maksimal 5 kalimat!

Inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru, dan


kualitatif berbeda dari hal (yang sama sebelumnya), serta
sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna
mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan
inovasi pendidikan juga diartikan sebagai suatu ide,
barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai hal
yang baru bagi seseorang atau kelompok orang
(masyarakat), baik berupa hasil intervensi (penemuan
baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang
digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau
memecahkan masalah atau hasil karya baru yang bisa
digunakan sebagai pembaharuan untuk mencapai tujuan
pendidikan atau menyelesaikan permasalahan di dunia
pendidikan. Dengan adanya inovasi di bidang pendidikan,
diharapkan kualitas pendidikan akan semakin baik dan
terarah
2) Di era Pandemi Covid19 ini, pembelajaran
di sekolah dasar mengalami perubahan dari
tatap muka menjadi daring. Sebagai seorang
pendidik, bagaimanakah inovasi dalam bahan
belajar dan proses pembelajaran yang terjadi
yang Anda alami?

Secara umum para guru megembangkan inovasi


pembelajaran di era pandemi dengan tetap memperhatikan
kaidah ilmiah dengan langkah-langkah sistematis sebagai
berikut;
1) Melakukan analisis permasalahan,
2) Mengidentifikasi solusi (penyelesaian) masalah,
3) Menyusun rancangan pembelajaran,
4) Menyiapkan bahan dan sumberdaya,
5) Melaksanakan aktivitas pembelajaran,
6) Melakukan evaluasi dan revisi.
kita dapat memahami, pembelajaran adalah seni. Seni para
guru mengolah dan menata semua komponen
pembelajaran sehingga terjadi harmoni sesuai dengan
ritme dan gaya belajar siswa, pembelajaran menjadi efektif
dan menyenangkan.

Terdapat beberapa kemiripan permasalahan yang dihadapi


saat pembelajaran dimasa pandemi, antara lain; tidak
meratanya kepemilikan gadget, terbatasnya ketersediaan
kuota internet, serta motivasi belajar siswa yang menurun.
Menghadapi kondisi yang bervariasi tersebut, para guru
telah melakukan pembelajaran secara bervariasi sesuai
dengan kondisi siswa. Artinya, guru telah memperhatikan
kebutuhan belajar siswa secara individual. Hal ini sejalan
dengan rekomendasi Unicef, kita tidak bisa menerapkan
satu solusi untuk semua.

di era disrupsi teknologi yang semakin canggih ini, guru


dituntut agar memiliki kemampuan dalam bidang teknologi
pembelajaran. Seperti membuat dan mendesain
pembelajaran yang sangat bervariasi, menarik dan diminati
peserta didik adalah menjadi tantangan tersendiri.
Misalnya, guru membuat konten video kreatif sebagai
bahan pengajaran. Dalam hal ini, guru lebih persuasif
karena membuat peserta didik semakin tertarik dengan
materi yang diberikan oleh guru melalui video kreatif
tersebut. Peserta didik tentu akan dapat memahami apa
yang dijelaskan oleh guru melalui video kreatif yang dibuat
oleh guru tersebut. Sehingga dengan adanya penerapan
model pembelajaran di rumah ini, membuat siswa tidak
merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran secara
online.

Model pembelajaran adalah suatu pola atau rencana yang


sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk
menyusun kurikulum, mengatur materi pembelajaran dan
memberi petunjuk kepada pengajar di kelasnya. Dalam
penerapan model pembelajaran ini harus disesuaikan
dengan kebutuhan peserta didik. Pada masa pandemi ini
model pembelajaran pun harus di sesuaikan dengan
kebutuhan peserta didik. Fakta dilapangan menyebutkan
masih terbatasnya kepemilikan komputer/laptop dan
akses internet, merupakan masalah utama yang
berdampak pada tidak meratanya akses pembelajaran
online. Temuan ini sama dengan yang terjadi di negara
maju seperti di Amerika Serikat, Inggris, juga negara
tetangga Singapura.

Dengan banyak keterbatasan peserta didik dalam


pembelajaran online, jarak jauh dan belajar dari rumah.
Maka pendidik harus memiliki inovasi yang brilliant dalam
melakukan pembelajaran daring. Berikut ini adalah
beberapa pilihan model atau metode pembelajaran yang
bisa dilakukan agar proses pembelajran dan transfer
knowledge tidak terputus kepada peserta didik:

A. Guru Kunjung,
yaitu Pendidik mengunjungi siswa untuk memberikan
pembelajaran. Hal ini dilakukan karena peserta didik tidak
memiliki perangkat digital dan buruknya jaringan/signal .
Adapula pendidik yang mendatangi siswa dengan kostum
unik untuk memberikan pembelajaran agar peserta didik
tertarik dan proses pembelajaran tetap berlangsung
meskipun siswa berada dirumah.
B. Pembelajaran menggunakan HT (Handy Talkie),
Metode pembelajaran seperti ini terbilang unik karena
memang sangat langka, hal ini disebabkan karena akses
jaringan internet yang belum merata dan kondisi sosial
ekonomi, membuat sejumlah anak tidak dapat mengikuti
kegiatan belajar-mengajar jarak jauh dengan optimal.
Pembelajaran melalui radio panggil ini bisa menjadi
alternatif agar semua siswa dapat mengikuti kegiatan
belajar-mengajar jarak jauh dengan baik. Seperti yang
dilakukan olen pendidik di desa Punik, salah satu desa
didataran tinggi di kabupaten Sumbawa.
C. Radio,
hampir semua wilayah bisa menjangkau frekwensi radio.
Sehingga media ini bisa dijadikan alternatif untuk
pembelajaran jarak jauh. Pihak sekolah bisa melakukan
kerjsama dengan pengelola stasiun radio. Seperti yang
dilakukan oleh guru SDN 09 Sanggau.
D. Whatsapp,
hampir setiap peserta didik menginstal aplikasi ini dalam
handphone, sehingga bisa menjadi salah satu media
pembelajaran interaktif di masa pandemi. Dengan fitur
melampirkan dan merekam, aplikasi ini dapat dibuat
media pembelajaran interaktif.
E. Tik Tok,
apa yang ada di fikiran anda ketika mendengar Tik Tok?
Sebagian orang menganggap hanya sebagai media hiburan
semata, namun tidak demikian bagi pendidik yang kratif
dan inovatif. Seperti yang dilakukan salah seorang pendidik
SD Muhammadiyah 1 Muntilan.
Pendidikan adalah proses menuju perubahan. Dalam
pendidikan ada proses belajar, dalam pendidikan pula kita
mengenal dua istilah bersamaan, yakni pendidik dan
peserta didik. Baik pendidik maupun peserta didik akan
selalu ada dalam dunia pendidikan, baik pendidikan formal
maupun non formal. Pendidik adalah orang dewasa yang
bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan
kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan
rohaninya agar mencapai kedewasaannya, serta mampu
melaksanakan tugasnya sebagai khalifah di bumi, baik
sebagai makhluk sosial dan sebagai individu yang sanggup
berdiri sendiri.

Mari tetap memberikan Pendidikan dan pembelajaran


yang terbaik kepada penerus bangsa, pemegang estapet
kepemimpinan. Negeri ini telah mengalokasikan sebagian
dana untuk dunia Pendidikan dan jangan sampai menjadi
percuma, Karena sebaik-baik manusia adalah mereka yang
memberikan manfaat kepda orang lain (al hadis).

Inovasi yang dilakukan oleh guru adalah memberikan


penjelasan secara detail bagaaimana langkah langkah
dalam
belajar. Pertama setelah materi dishare di WAG, siswa
harus mempelajari materi pelajaran, baik itu ringkasan
materi, buku yang akan dibaca siswa, PPT yang telah
diberikan serta video pembelajaran untuk dilihat serta
LKPD yang harus dikerjakan.
“guru terus diminta untuk berinovasi agar pembelajaran
berjalan lancar dan tidak membosankan. Sehingga guru
menyampaikan materi ke siswa dan orang tua sehari
sebelum pembelajaran untuk dipelajari dan didiskusikan
dengan teman sekelas atau dengan orang tua siswa. Dengan
harapan orang tua bisa membimbing anaknya dalam
belajar maupun mengerjakan latihan. Guru juga
mengadakan pertemuan lewat zoom meeting untuk
menjelaskan materi pembelajaran agar materi yang
disampaikan dapat diterima dengan jelas oleh siswa

dapat disimpulkan bahwa guru melakukan beberapa


inovasi
dalam pembelajaran di era pandemi diantaranya. Inovasi
itu diwujudkan dalam membuat RPP berbasis blended
learning dengan tahapan tahapan kegiatan
pembelajarannya terdiri dari sintaks seeeking of
information, acquisition of information dan synthesizing of
knowledge. Kegiatan yang disusun dalam RPP dimulai dari
proses pencarian informasi, kemudian diskusi serta
evaluasi pembelajaran. Guru juga menggunakan berbagai
teknik pembelajaran. Inovasi guru dalam proses
pembelajaran di wujudkan melalui pembelajaran
kombinasi antara pembelajaran tatap muka dan daring
atau dikenal dengan blended learning.Siswa yang
terkendala dengan pembelajaran secara daring, maka guru
berinovasi melalui pembelajaran tatap muka seperti
melalui kunjungan rumah atau home visit yang digunakan
untuk berdiskusi dengan siswa dan orang tua siswa.
Dengan harapan guru orang tua siswa dapat mendampingi
proses belajar siswa selama di rumah.

3) Jelaskan apa saja faktor yang menjadi


hambatan dalam inovasi di bidang pendidikan

Menurut Ibrahim faktor UTAMA penghambat inovasi


pendidikan yaitu
A. Estimasi tidak tepat terhadap inovasi
Hambatan yang disebabkan oleh tidak tepat nya
perencanaan atau estimasi dalam proses difusi inovasi,
antara lain tidak tepat dalam mempertimbangkan
implementasi inovasi, kurang adanya kerja sama antar
pelaksana inovasi, tidak adanya persamaan pendapat
tentang tujuan yang akan dicapai, tidak jelas struktur
pengambilan keputusan, komunikasi tidak lancar, adanya
tekanan dari pemerintah untuk mempercepat hasil
inovasi dalam waktu yang sangat singkat
Para pelaksana inovasi agar benar benar merencanakan
dan mempertimbangkan segala kemungkinan yang akan
terjadi pada tempat uang menjadi sasaran inovasi
B. Konflik dan motivasi
Adanya masalah masalah pribadi, seperti pertentangan
antaranggota tim, adanya rasa itu antara anggota sagu
dengan lainnya, ada anggota tim tidak semangat kerja,
pimpinan terlalu kaku berpandangan sempit, kurang
adanya penguatan atau hadiah terhadap anggota yang
melaksanakan tugas dengan baik
C. Inovasi tidak berkembang
Karena hal hal seperti lambat nya material yang diterima,
alokasi dana tidak tepat, terjadi inflasi, pergantian
pengurus yang terlalu cepat sehingga mengganggu
kontinuitas tugas
D. Masalah keuangan
Tidak memadai nya dana dari pemerintah daerah atau
pusat, kondisi perekonomian secara nasional dan
penundaan penyampaian dana. Dituntut untuk mencari
sumber sumber dana lain yang akan digunakan untuk
pembiayaan pelaksanaan inovasi
E. Penolakan inovasi dari kelompok tertentu
Yang dimaksud bukan penolakan karena kurang dana
atau masalah personalia, tetapi masuknya inovasi karena
beberapa faktor yaitu adanya pertentangan dalam
memandang inovasi, adanya kecurigaan masyarakat akan
masuknya inovasi tersebut
F. Kurang adanya hubungan sosial
Terdiri 2 hal yaitu hubungan antar anggota kelompok
pelaksanaan inovasi dan hubungan dengan masyarakat.
Disebabkan karena adanya ketidak harmonisan antar
anggota proyek inovasi

Faktor lain penghambat inovasi dalam bidang pendidikan


- faktor kegiatan pembelajaran
Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang
berlangsung selama kegiatan pengajaran terjadi. Dalam
kegiatan nya terjadi interaksi antara guru dengan siswa.
Keberhasilan tersebut ditentukan oleh pribadi guru dan
siswa sendiri. Contoh penggunaan internet sebagai salah
satu inovasi pendidikan akan sulit diterapkan apabila guru
tidak dapat menerima penggunaan internet tersebut
- faktor internal dan eksternal
Faktor internal yang dimaksud siswa, siswa mempunyai
pengaruh yang sangat besar dalam proses penerimaan
inovasi pendidikan karena dalam kegiatan pembelajaran
tujuan akan dicapai adalah perubahan tingkah laku siswa,
jadi dalam membuat keputusan untuk melaksanakan
inovasi bidang pendidikan perlu memperhatikan siswa
Faktor eksternal nya adalah orang tua siswa. Apabila orang
tua tidak memberikan dukungan bagi kegiatan pendidikan
anaknya maka kegiatan pembelajaran akan terhambat
maka kegiatan inovasi yang telah direncanakan akan
terhambat pula
Faktor internal dan eksternal lain nya adalah guru,
administrasi, konselor yang terlibat secara langsung
penerimaan inovasi pembelajaran disekolah. Ahli ahli lain
yang terlibat tidak secara langsung dalam kegiatan
pembelajaran ini seperti penilik, pengawas, konsultan, dan
juga pengusaha yang membantu pengadaan fasilitas
sekolah
- sistem pendidikan
Dalam UU Departemen Pendidikan Nasional tentang
kurikulum, jenjang, jam belajar Samapi pelaksanaan
kegiatan pembelajaran dikelas, guru dan siswa tidak dapat
berbuat semaunya mereka. Dengan adanya aturan aturan
tersebut tentu saja kegiatan pembelajaran dapat berjalan
dengan baik, tetapi dapat saja terjadi bahwa guru dan siswa
merasa terkekang dengan adanya aturan tersebut. Yang
berdampak buruk terhadap pencapaian tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Apabila kegiatan
pembelajaran terganggu maka kegiatan inovasi pun ikut
terganggu

Hambatan inovasi menurut penelitian ahli


a. Hambatan geografi
Indonesia sebagai negara kepulauan tentu saja
merupakan tantangan dalam penyebaran inovasi.
Hambatan ini mencakup jarak yang jauh, transportasi
yang kurang lancar, daerah terisolasi, keadaan iklim yang
tidak mendukung. Salam perencanaan inovasi perlu
dipertimbangkan kondisi geografis dan saran tranportasi
b. Hambatan sejarah
Meliputi hal hal peraturan peraturan yang diwariskan
kolonial, tradisi yang bertentangan dengan inovasi
c. Hambatan ekonomi
Ketersediaan nya dana dari pemerintah dan pengaruh
adanya inflasi. Dari data hasil penelitian pelaksanaan
inovasi kurang memperhitungkan perencanaan
penggunaan dana dan kurang memperhitungkan adanya
inflasi
d. Hambatan prosedur
Kurang terampil nya tenaga pelaksana inovasi, kurang
koordinasi antar bagian pelaksanaan inovasi, tidak cukup
persediaan material yang digunakan
e. Hambatan personal
Kurang adanya penguatan (hadiah) bagi penerima dan
pemakai Inova, yang memegang peranan penting dalam
penyebaran inovasi tidak terbuka, sikap kaku, dan
pengetahuan sempit dari orang orang yang melaksanakan
inovasi serta adanya pertentangan pribadi antar
pelaksana proyek inovasi
f. Hambatan sosial budaya
Adanya pertentangan ideologi tentang proyek inovasi.
Yaitu kurang adanya tukar pikiran, perbedaan budaya
dan kurang harmonisnya hubungan antara pelaksanaan
proyek inovasi dalengan penerima inovasi
g. Hambatan politik
Merupakan peringkat terendah dari berbagai aspek
hambatan inovasi. Yaitu kurangnya hubungan baik
dengan pimpinan politik, adanya pergantian pemerintah
sehingga berpengaruh pada kontinuitas inovasi, adanya
keberatan dari pemerintah terhadap pelaksanaan inovasi,
kurangnya pengertian dan perhatian dari pemerintah
akan pelaksanaan inovasi

4) Uraikan dinamika dan makna dari


globalisasi dan desentralisasi tersebut!

Makna dan Dinamika Globalisasi


Globalisasi bukanlah fenomena yang datang dengan tiba
tiba. Theodore Levin meramalkan pertama kali tahun 1985
ia mengamati pesatnya perubahan dalam tatanan ekonomi,
keuangan terutama berkaitan dengan sektor produksi,
konsumsi dan investasi
Globalisasi merupakan fenomena yang kompleks dan
mengandung sisi yang multi dimensional. Janson and santos
(2000) …….. a process by which a given local condition or
entity succeeds instransferring borders the chapacity to
designate a rival social condition or entity as local”.
Mereka menerangkan adanya unsur kekuatan yang mampu
melintasi batas-batas kondisi lokal itulah yang mendorong
fenomena globalisasi. Migrasi merupakan salah satu bentuk
globalisasi, tetapi bukan merupakan penyebab, melainkan
cenderung sebagaiauctomes akibat perpindahan penduduk
baik terampil maupun kurang terampil dari “selatan” ke
“utara”

Makna dan Dinamika Desentralisasi


Dalam konsep globalisasi, desentralisasi merupakan suatu
konsekuensi. Gobalisasi mengakibatkan peran
pemerintahan sentral beralih, bahkan cenderung
berkurang. Sebaliknya peran individu untuk bersaing dan
bekerja sama menjadi sangat tinggi baik dalam pandangan
pergaulan bilateral, regional, dan internasional. Daya tahan
suatu bangsa secara politis, ekonomi, keuangan,
pendidikan dan kebudayaan tidak dapat lagi sepenuhnya
mengandalkan pemerintah, justru Pemerintah pusat bukan
lagi satu-satunya aktor yang mampu mengurus seluruh
kehidupan rakyat.
Pemberdayaan oleh suatu negara hanya dapat terjadi
dengan baik jika sistem desentralisasi, termasuk
desentralisasi dalam pendidikan dituangkan dalam praktik.
Desentralisasi yang sehat jika diberikan muatan makna
interdependensi yaitu saling tergantung dan isi mengisi
karena keyakinan setiap orang, pihak masing masing
mempunyai kekuatan dan kelemahan. Sebaliknya
desentralisasi menjadi sakit jika diberi muatan makna
independensi atau kebebasan untuk membuat keputusan
dan mengambil tindakan tanpa dicampuri atau
memperhatikan kepentingan pihak lain, seolah olah segala
halangan dapat diselesaikan sendiri.

Globalisasi desentralisasi sangat cocok dalam konteks


masyarakat dan negara yang beragam multikultural,
globalisasi dan desentralisasi memancang keberagaman
dan perbedaan sebagai potensi dan kekuasaan yang luar
biasa. Kekuatan yang bukan hanya diperlukan untuk
mencapai tujuan bersama, tentu juga diperlukan untuk
mewujudkan tujuan khusus bagi individu dua kelompok..
Merangkul bukan mengisolasi, "to engage not to isolate"
inklusif, bukan ekslusif, merupakan moto yang sangat jelas
dalam era globalisasi. Globalisasi dan desentralisasi, juga
membantu dalam merealisasikan tujuan nasional seperti
kehendak untuk membangun Negara yang damai, stabil
dengan ekonomi yang berkembang dan masyarakat yang
berkemakmuran, lapangan kerja yang mencukupi dan
mampu mengangkat rakyatnya dari kemiskinan. Bukankah,
seperti apapun perbedaan dalam sistim politik, sosial, dan
budaya. Semua warga dan Pemerintah menginginkan agar
tujuan nasional seperti dicantumkan di atas tercapai.

5) Bagaimana implikasi keduanya dalam


pendidikan sehari-hari?

Pembaharuan pendidikan tidak berlangsung tiba-tiba dan


bahkan memerlukan masa
ratusan bahkan ribuan tahun untuk sampai pada
pembaharuan pendidikan yang kita saksikan saat
ini. Bermula dari hanya untuk melayani tuntutan segelintir
orang dari lapisan masyarakat yang tertentu pula
(individual), sampai melayani segenap warga pengguni
planet bumi(global).
Pendidikan dengan tujuan yang berfokus pada kepentingan
nasionalpun ,dalam melenium ini, juga dinilai tidak
memadai . Pendidikan dalam era global harus berisikan isu
yang merupakan agenda global pendidikan.Isu itu terutama
yang menyangkut hak asasi manusia, lingkungan, hak dan
perlindungan anak,hak kaum wanita, kesehatan,
kemakmuran,perdamaian, toleransi, harmoni,
keberagaman.
Globalisasi menuntut para pendidik dan semua pihak yang
berkepentingan untuk ikut serta secara aktif. Itu pula
pendidikan milenium ini dan yang akan datang disebut juga
community based education. Keyakinan yang
menggarisbawahi pendidikan globalisasi adalah
mendorong masyarakat khususnya generasi muda untuk
membangun knowledge society, yaitu masyarakat yang
berbasis IPTEK, yang yakin bahwa ilmu pengetahuan dan
teknologi jauh lebih penting dari pada sumber alam walau
semelimpah apa pun juga.
Pendidikan hanya akan mencapai hasil layak untuk
kepentingan bangsa jika bangsa dan pemerintah dinegara
itu sadar betul bahwa pendidikan adalah investasi utama,
yang keutamaannya melebihi bidang lainnya. Tataran
politik, ekonomi, keuangan, sosial budaya haruslah secara
synergic mendukung pembaruan pendidikan.
Dalam era sekarang dan yang akan datang, berpikir
dikotomis bukan lagi zamannya. Kita tidak boleh lagi
berpikir bahwa sistem yang sentralistis lebih baik dari
desentralistis atau sebaliknya atau berpikir nasional dan
lokal lebih aman dari pada global atau sebaliknya. Sistem
sentralistis yang sehat berusaha keras agar terjadi
desentralisasi pendidikan, desentralisasi pendidikan yang
kuat dan sehat akan memperkuat sistem pendidikan
nasional. Desentralisasi pendidikan dalam arti praktis
sesungguhnya haruslah terjadi di sekolah kelas, dan
terutama didalam proses pembelajaran nya

Pembahasan mengambil dua sisi pandang, yaitu bersifat


makro yang sifatnya umum dan lebih banyak memasuki
daerah kebijakan atau policy, terutama yang terkait dengan
kebijakan pemerintah pada tingkat pusat dan daerah.
Pembahsan memalui mikro terutama dikaitkan dengan
aspek implemtasi, khususunya yang terkait dengan
pembaharuan dalam pembelajaran yang terjadi pada
tingkat sekolah dan kelas.

A. KRONOLOGIS PEMBARUAN PENDIDIKAN


1. Proses sejarah pembaruan pendidikan apabila dilihat
dari
fokus kepentingannya, dapat ditapaktilas sejak lebih
dari seribu tahun lalu(lihat Townsemd & Otero,2000).
Sekitar tahun 1000, boleh dikatakan focus pendidikan
sangat dikaitkan dengan kepentingan kaum aristokrasi,
yaitu suatu kepentingan agar kaum aristokrasi ini
mampu memperkuat kekuasaanya, dan
mempertahankan hak-hak istemewa yang melekat pada
dirinya sebagai seorang aristocrat. Mereka didik secara
individual atau kelompok kecil oleh tutor atau guru
spesialis.
2. Pada tahun 1850-an, pendidikan dituntut untuk
melayani banyak orang. Namun, pelayanan ini masih
terbatas pada pendidikan yang sangat dasar, yaitu yang
ditunjukan untuk menyiapkan anak-anak samapi
mereka mencapai umur yang layak untuk bekerja
sebagai buruh, melayani kepentingan local, khususnya
kaum pemilik pabrik.
3. Mulai tahun 1900-an, pendidikan mulai mengalami
perubahan pusat perhatian, dari kepentingan individu
dan local, menjadi lebih luas lagi, yaitu kepentingan
masyarakat atu kepentingan nasional. Pelayanan
pendidikan semakin beragam sesuai dengan
kepentinganya. Mereka dianggap lebih cocok untuk
bekerja sebagai buruh di pabrik dan di pertambangan
diberikan pendidikan dasar. Mereka yang berminat dan
berbakat untuk bekerja dibidang seni, diberikan
pendidikan kesenian dan ketrampilan. Begitu pula
mereka yang ingin jadi pemikir atau penemu bidang
sain dan teknologi, dan mereka yang ingin menjadi
“boss”, pemimpin atau aristocrat diberikan pendidikan
yang sesuai dengan cita-citanya.
4. Sekitar tahun 1980-an, tatkala ekonomi global mulai
merebak dan memicu lahirnya pengembangan teknologi
yang berhasil mengubah wajah komunikasi dan
pertukaran ilmu pengatahuan, sekali lagi focus
pendidikan mengalami perubahan. Pendidikan meluas
dari kepentingan local menjadi untuk kepentingan
nasional. Pendidikan untuk semua orang menjadi tema
era iuni. Berlangsung hingga tahun 2000.
Perubahan darstis dalam kurikulum tentu saja tidak
dapat dielakan guna memenuhi tuntutan pembangunan
ekonomi nasional. Istilah baru yang menambahkan
“nasional” bermunculan. Seperti tujuan nasioanl,
kurikulum nasional, standar nasional, system evaluasi,
testing dan ujiuan nasional. Kurikulum mengalami
perampingan, agar waktu belajar dan mengajar dapat
difokuskan pada bidang studi yang dinilai menunjang
pembangunan ekonomi nasional.
5. Berada dalam melenium kedua, focus pendidikan
kembali lagi mengalami perubahan. Focus pendidikan
yang serba nasional ternyata tidak lagi merupakan
bekal yang cukup untuk bersaing, bergaul, dan bekerja
sama secara global dan internasional. Isu yang
berkenaan dengan hajat orang, seperti listerasi,
kesehatan, lingkungan, kesejahtraan dan kemakmuran,
hak asasi manusia dan hak anak dan kaum wanita tidak
sepenuhnya lagi layak di hadapi secara nasional.

B. TANTANGAN BAGI PENDIDIKAN


Tiada yang abadi, kecuali perubahaan tidak ada yang
lebih cepat daripada perubahan yang cepat. Memasuki
era globalisasi dan perdagangan bebas, pendidikan
menjadi sumber kritikan kerena dituding tidak mampu
mengikuti perubahan dan tuntutan sector ekonomi,
perdagangan, dan industry. Oleh karenanya, memasuki
millennium kedua dan seterusnya, motto yang pernah
popular di tahun 1970-an, yaitu think globally and act
iccally dianggap sudah tidak sesuai lagi. Di era
globalisasi ini motto itu perlu diperluas perspektifnya
menjadi think and act both locally and globally.
Sejumlah Negara karena kurangnya sumber dan waktu,
akibatnya pembaruan pendidikan terkesan dilakukan
secar tambal-sulam. Tambal-sulam seoerti itu, sudah
barang tentu tidak sesuai lagi. Minzey (1981)
mengibaratkan perubahan tambal-sulam itu melalui
ungkapnya, seperti berikut ini. “ that previous education
reform had been similar to reanangin the toy in the box,
when what we really needs was a whole new box”

Dengan kata lain, saat ini masalah pendidikan tidak


dapat lagi dibaca semata-mata dari kacamata
pendidikan, melainkan harus merujuk pada isu-isu yang
berada di kawasan non pendidikan, hal ini menegaskan
kembali betapa pentingnya pendidikan berbasis yang
luas. mengenai betapa luasnya basis pendidikan.
Globalisasi memberikan visibility yang khusus bahwa
pendidikan harus mampu menciptakan knowledge
society. Yaitu masyrakat yang berkeyakinan bahwa
pengatahuan dan ketrampilan manusia jauh lebih
penting dari pada sumber alam, material yang
melimpah, dan bahkan modal sekalipun.
Titik pandang seperti ini, penting sekali anda hayati.
Pandangan ini mengingatkan kita sebagai guru bahwa
betapa pun terbatasnya fasilitas, bahan dan alat di
sekolah dan kelas yang anda ajar, asal pengetahuan dan
keterampilan anda memadai maka kualitas pengajaran
yang anda sampaikan masih tetap dapat dipertanggung
jawabkan.
Pemberdayaan atau empowerment pendidikan
merupakan kebijakan dan tindakan yang amat penting.
Dalam era globalisasi, nasib kita ke depan, bukanlah
sesuatu yang dapat di tentukan lebih dulu
(predetermined), melainkan tergantung pada pilihan
kita saat ini, yaitu pilihan yang sesuai dengan proses
globalisasi ke depan, termasuk keputusan desentralisasi
yang telah menjadi kesepakatan nasional.
Gelombang dan arus deras globalisasi tidak hanya
membawa perubahan yang radikal dalam teknologi dan
komunikasi, tetapi juga transformasi dalam hubungan
antar penduduk di dunia. Difusi ilmu pengetahuan dan
informasi membawa dampak dalam penyebaran
kekuatan di antara Negara dan bangsa di dunia.
Perubahan yang radikal dalam ilmu pengetahuan dan
informasi menciptakan peluang untuk memajukan mutu
kehidupan manusia dan masing-masing individunya.
Pendidikan menjadi sentral jika kita menginginkan
sukses menghadapi gelombang globalisasi. Bagi sebuah
bangsa dan Negara begitu pula bagi warga negaranya,
pendidikan merupakan sumber utama pengetahuan
untuk mewujudkan keberhasilan dalam era ekonomi
informasi baru. Pendidikan yang baik dan kuat
merupakan kunci sukses menuju kemakmuran ekonomi
dan standar hidup layak dan manusiawi.
Oleh karena itu, mutlak diperlukan kebijakan dan
tindakan yang strategis dan efektif untuk mendifusikan
ilmu pengetahuan. Difusi ilmu pengetahuan dari
seseorang ke oank lainnya tidak akan menyebabkan
mengurangi kadar pengetahuan dan mereka yang
membantu menyebarkannya. Sebaliknya semakin besar
gudang pengetahuan yang dimiliki oleh suatu
masyarakat maka akan semakin baik bagi kehidupan
masyarakat dan warganya.
Pengetahuan lebih dari sekedar kendaraan untuk
melaju pada jalur ekonomi menuju kemakmuran.
Pendidikan juga merupakan kendaraan utama untuk
pemberdayaan warga suatu bangsa, untukn
mengembangkan institusi demokratis; untuk
menciptakan system operasi yang efektif dalam
pemerintahan; untuk memerangi ketidakadilan; untuk
mengikis kemiskinan dan penyakit; untuk memelihara
identitas cultural; dan untuk memperkuat masyarakat
yang berbasiskan kekuatan sipil (civil society).

C. PEMBARUAN PENDIDIKAN PADA TINGKAT MAKRO


Pembaruan pendidikan di Indonesia sudah dilakukan
berkali-kali. Ingatkah anda berapa kalikah kita telah
memperbarui kurikulum? Sedikitnya enam sampai
tujuh kali. Begitu sering dan luasnya pembaruan
pendidikan di Indonesia niscaya kotak minzey, tidak
akan cukup untuk menampungnya. Penulis
mengusulkan perumpamaan lain, yaitu dengan sebuah
mobil, pengemudi, penumpang, jalan raya dan rambu-
rambunya, serta lingkungan yang di lalui dan tujuan
yang akan dicapai.
Ada kesan selama ini, pembaruan pendidikan lebih
banyak memusatkan perhatian untuk memperbarui
mobil (kurikulum, bahan ajar, system evaluasi,
perbaikan dan pengadaan gedung dan alat). Kemudian,
melatih pengemudinya (tenaga pendidikan, dan staf
administrasi). Penumpang di dalamnya (siswa, orang
tua, dan pemakai lulusan) tidak banyak disentuh dalam
praktik kependidikan. Penumpang dibiarkan berdesak-
desakan di tengah hawa mobil yang pengap, kadang
diperburuk lagi oleh asap rokok dari para perokok yang
hanya memikirkan kesenangan dirinya tanpa
menghiraukan bahaya yang mereka timbulkan terhadap
penumpang di sekitarnya.
Terkait dengan tujuan (tujuan pendidikan, tujuan
sekolah, tujuan kelas, dam pembelajaran). Masih banyak
supir yang tidak tahu ke mana mobil dan penumpangnya
akan dibawa. Lebih parah lagi, penumpangnya sendiri
belum terbiasa untuk menyampaikan maksud dan
tujuan mereka karena berpuluh-puluh tahun mereka
terbiasa mengatakan “terserah yang membuat mobil
dan pak supir saja”. Para penumpang ini tidak
dikondisikan untuk menyampaikan dan menegaskan
tujuan mereka dengan terbuka. Maka, apabila :
1. Kurikulum (mobil) kita tidak layak;
2. Guru (sopir) kurang berkualitas;
3. Siswa, orang tua, pemakai tenaga lulusan
(penumpang) belum berperan aktif;
4. Dukungan masyarakat dan pemerintah (jalan raya
dan alam sekitar) minim;
5. Visi, filosofi dan tujuan pendidikan (tempat tujuan)
belum terumuskan dan disepakati oleh semua pihak,
dapatkah anda membayangkan apa yang bakal terjadi
dengan SDM Indonesia?
D. REFORMASI
Mengumpamakan repormasi pendidikan dengan mobil,
supir, penumpang, jalan raya serta lingkungannya, dan
tempat yang hendak dituju dalam sebuah perjalan
tidaklah dimaksudkan untuk menyederhanakan
reformasi pendidikan. Kita semua tahu, mereformasi
pendidikan bukanlah suatu upaya yang sederhana.
Perumpamaan itu hanya sebatas maksud untuk
memvisualisasikan isu-isu pokok dalam pendidikan.
1. Jalan raya dan lingkungan pendidikan
2. Pengemudi pendidikan.
3. Mobil.
4. Penumpang dan Tujuan.

E. PEMBARUAN PENDIDIKAN TINGKAT MAKRO


Dengan pengibaratan di muka, mudah-mudahan
perencana dan pembuat mobil (pengambil kebijakan,
pengembang kurikulum, bahan ajar, teknik dan media
pembelajaran) dan pengemudi (kepala sekolah dan
guru) akan memperoleh gambaran mengenai bagaimana
agar penumpang selamat, puas, damai dan bahagia
selama mereka mengikuti dalam perjalanan. Lebih-lebih
lagi ketika mereka sampai di tempat tujuan. Lebih
lengkap lagi jika mereka merasa tetap puas walaupun
mereka telah meninggalkan mobil dan pengemudinya.

1. Prinsip yang menggarisbawahi pembaruan


pembelajaran.
Peran guru dilukiskan sebagai pemimpin, pembimbing,
mendorong, membantu, membidani, memilihara, dan
mendukung. Kalau peran-peran itu yang harus
dilaksanakan oleh guru sebagai pendidik dilaksanakan
maka dia layak disebut sebagai pembaru dalam
pembelajaran. Pengajaran yang kita sampaikan hanya
akn relevan jika dihubungkan dengan konteks social, di
mana kita hidup saat ini. Inilah beberapa kiat
bagaimana sebaiknya anda bersikap dan bertindak, agar
siswa anda terlibat aktif secara konstruktif dalam
proses pembelajaran. Dengan kata lain bagaimana agar
terjadi efektif (Townsed & Otero, 1999).
Pembelajaran terjadi pada puncaknya jika ekspektasi
atau harapan dipusatkan pada keberhasilan (lihat juga
A. Djalal, 1984).
o Rasa takut bukanlah pemicu belajar yang efektif.
o Perubahahan harus diyakini sebagai sesuatu yang
selalu mungkin dicapai.
o Control hanyalah suatu ilusi.
o Saling tergantung atau “interdependensi merupakan
kunci menuju sukses”.

2. Gambaran sekolah masa mendatang.


Menurut Townsend dan Otero (1999) pembaruan
pendidikan dan pembelajaran hendaknya diduduki di
atas empat pilar, yaitu sebagai berikut :
a. Pendidikan untuk keberlangsungan hidup.
o Literasi dan numerasi.
o Kemampuan teknologi.
o Ketrampilan komunikasi.
o Kemampuan dalam menyusun dan mengembangkan
rencana.
o Ketrampilan berpikir kritis.
o Penyesuaian diri atau adaptability.
b. Pemahaman terhadap kedudukan atau tempat kita di
dunia.
o Tukar-menukar gagasan.
o Pengalaman kerja dan sikap wiraswata.
o Kesadaraan dan apresiasi terhadap budaya.
o Pengembangan social, emosial, dan fisikal.
o Kemampuan berkreasi.
o Berwawasan luas dan berpandangan terbuka.
o Kesadaran bahwa ada hak seseorang untuk
menentukan pilihanya.
c. Pemahaman tentang hakikat masyrakat, yaitu
bagaiman diri kita dan lainya saling terkait.
o Kemampuan untuk bekerja sama suatu tim.
o Kajian kewarganegaraan.
o Pengabdian masyarakat.
o Pendidikan masyarakat
o Kesadaran global.
o Mengembangkan asset siswa (misalnya kemampuan,
mkecerdasan, hoby yang telah dimiliki siswa)

d. Pemahaman terhadap tanggung jawab diri, yaitu


memahami bahwa setiap anggota masyrakat dunia
membawa tanggung jawab dan hak-haknya masing-
masing.
o Kometmen terhadap pengembangan diri melalui
proses belajar seumur hidup.
o Pengembangan system nilai diri.
o Kemampuan kepemimpinan.
o Kometmen terhadap pembbangunan masyarakat dan
perkembangan global.
o Kometmen terhadap kesehatan diri dan kesehatan
masyrakat. Sekali lagi anda melihatapa pentingnya
pendidikan dengan basis luas. Secara singkat, jika
dikaitkan dengan pembaruan pembelajaran maka
proses pembelajaran masa kini dan yang akan dating
harus diarahkan untuk :
o Mengembnagkan collaborative learning atau
pembelajaran kolaborasi pada tingkat local, nasional
dan global.
o Menerima dan menerapkan konsep belajar seumur
hidup.
o Mengembangkan learning communities of learners
(masyarakat yang gemar belajar, bukan sekedar
kumpulan para pembelajar).
o Menekankan keterampilan proses lebih tinggi
daripada sekedar penguasaan ilmu lyang psepik, lebih
menekankan ketrampilan pada jenjang yang lebih tinggi
daripada sekedar penguasaan factual.
3. Riset tentang pembeljaran yang efektif.
Pembaruan pembelajaran, selain dilandasi oleh prinsip
yang filosofis, haruslah juga dilandasi oleh temuan-
temuan empiris, yaitu riset yang memusatkan kajianya
pada sekolah. Scheerene (dalam Townsend dan Otero,
1990) mengidentifikasi empat kategori besar reset
persekolahan.
a. Mengkaji outcomes pendidikan.
b. Mengkaji fungsi produksi pendidikan.
c. Mengkaji sekolah yang efektif.
d. Mengkaji instruksional yang efektif.
Katagori pertama biasanya mengkaji hubungan antar
latar belakang social-ekonomi siswa dengan hasil
belajar. Katagorikedua biasanya mengkaji hubungan
antara input (sarana, prasarana, alat dan kelengkapan
dll) dengan hasil belajar. Katagori ketiga ditujukan
untuk membuka kotak hitam atau black box, apakah
anda ingat akan guna black box bagi sebuah pesawat ?
jika pada pesawat terbang jatuh pasti yang dicari-cari
black box karena disitulah terekam informasi mengenai
pesawat tersebut jatuh, begitu pula dengan pendidikan.
Dikelas lah banyak terekam informasi mengenai
mengapa mutu pendidikan dan pengajaran kita kita
jatuh terjerembab. Kelas itu di ibaratkan black box.
Kategori keempat bahkan lebih dalam lagi memasuki
kotak hitam kelas karena memusatkan perhatianya
untuk menemukan cara-cara mengajar (instryction
strategis) yang berpengaruh positif dan signifikan
terhadap hasil belajar.

4. Sekolah yang efektif dan berkembang.


Sebagai sekolah yang efektif dan berkembang. Kita
harus mengingat ciri-ciri yang disampaikan oleh
Caldwell dan Spink itu tidak otomatis sama dengan cirri-
ciri yang terkandung dalam pembaruan pembelajaran.
Apa yang disampaikan oleh mereka berdua dapat kita
pakai sebagai konsep dan cirri yang menggarisbawahi
pembaruan pembelajaran.
a.Kurikulum.
b.Pengambilan keputusan.
c.Sumber.
d.Hasil belajar.
e. Kepemimpinan.
f.Iklim.

5. Ciri-ciri pembelajaran yang disarankan.


a. Memberikan pemahaman mengenai factor-faktor yang
berpengaruh di dalam mengembangkan pandangan
hidup siswa.
b. Mengembangkan pengetahuan, sikap dan
keterampilan
yang penting guna berpartisipasi dalam proses politik.
c. Mengembangkan sikap cinta belajar dan
mewujudkannya di dalam setiap kegiatan yang terjadi
sepanjang hidup.
d. Mengembangkan bakat kreatif siswa secara penuh
dalam berbagai bidang kesenian.

F. MENGENAL ANAK DIDIK


Tak salah lagi, guru yang bijak merasa wajib untuk
mengenal siswa dengan baik. Tanpa itu, amat sulit bagi
anda untuk membuat keputusan yang terkait dengan
pembelajaran yang akan anda pilih. Uraian berikut ini
diambil dari Dot Walker (1995) sebagai bahan
pertimbangan bagi anda.

1. Pertanyaan salah tatau betul.


a. Keberagamaan atau diversity adalah kreatif?
b. Ethnicity adalah sesuatu yang berkaitan dengan di
mana anda tinggal?
c. Diskriminasi perlu ditantang?
d. Pengajaran hendaknya sebagai respons terhadap
konteks social dan cultural?
e. Warga Negara yang aktif dan informed (mempunyai
informasi yang benar dan lengkap) adalah yang mengerti
mengenai politik dan pemerintah?
f. Anak didik yang cacat tidak belajar sebaik anak-anak
yang normal?
g. Para guru perlu menghadapi tantangan (challenge)
dan mempunyai harapan yang realistis terhadap semua
siswa?
h. Satu bagian terpenting dalam pembelajaran adalah
menjadikan siswa mampu dalam merespons perubahan
yang terjadi?

2. Gaya belajar
jika anda amati dengan saksama bagaiman siswa-siswa
anda nbelajar maka anda sampai pada empat gaya
belajar.
a. Active learners atau pembelajaran aktif
b. Structured learners atau pembelajaran terstruktur
c. Pembelajaran personal
d. Pembelajaran terfokus

Anda mungkin juga menyukai