Kelompok 3 Pemeriksaan Pap Smear
Kelompok 3 Pemeriksaan Pap Smear
Kelompok 3 Pemeriksaan Pap Smear
OLEH KELOMPOK 3 :
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, kami dapat menyelesaika tugas keompok yang berjudul “Pemeriksaan Pap
Smear” dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa laporan kegiatan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karenanya, diharapkan saran dan kritik yang membangun agar penulis menjadi
lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga laporan kegiatan ini menambah
wawasan dan memberi manfaat bagi pembaca.
Penulis
DAFRAT ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
BAB II Penutup
A. Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1.1. Apa itu pemeriksaan Pap Smear ?
2.2. Bagaimana prosedur pemeriksaan Pap Smear?
C. Tujuan
1.1. Untuk mengetahui pengertian dari pemeriksaan pap smear
2.2. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan pap smear
BAB II
PEMBAHASAN
Pap Smear atau tes Pap adalah suatu prosedur untuk memeriksa kanker
serviks pada wanita. Pap Smear meliputi pengumpulan sel-sel dari leher
rahim dan kemudian diperiksa di bawah mikroskopuntuk mendeteksi
lesi kanker atau prakanker. Tes Pap merupakan tes yang aman, murah dan
telah dipakai bertahun-tahun lamanya untuk mendeteksi kelainan-kelainan
yang terjadi pada sel-sel leher rahim.
Tes Pap Smear diindikasikan untuk skrining lesi kanker dan lesi
prakanker dari serviks.Wanita yang dianjurkan untuk melakukan tes pap
smear biasanya mereka yang tinggi aktifitas seksualnya. Namun tidak
menjadi kemungkinan juga wanita yang tidak mengalami aktivitas
seksualnya memeriksakan diri. Abnormal sitologi serviks paling sering pada
wanita muda dan hamper seluruh kelainan sitologi pada remaja terselesaikan
tanpa pengobatan. Wanita di bawah usia 21 tahun terhitung hanya 0,1%
yang mengidap kanker serviks dan tidak ada bukti yang kuat bahwa skrining
kanker serviks pada kelompok usia tersebut dapat menurunkan insidensi,
morbiditas atau mortalitas dari kanker serviks.Menyadari fakta tersebut dan
kemungkinan skrining kanker serviks menyebabkan evaluasi tidak perlu dan
berpotensi berbahaya pada wanita berisiko sangat rendah untuk keganasan,
ACOG merevisi pedoman skrining kanker serviks, yaitu dimulai saat usia 21
tahun, tanpa mempertimbangkan riwayat seksual sebelumnya.
1. Sel skuamosa
Atypical Squamous Cell of of Undetermined Significance
(ASC-US) yaitu sel skuamosa atipikal yang tidak dapat
ditentukan secara signifikan. Sel skuamosa adalah datar, tipis
yang membentuk permukaan serviks.
Low-grade Squamous Intraephitelial Lesion (LSIL) , yaitu
tingkat rendah berarti perubahan dini dalam ukuran dan bentuk
sel. Lesi mengacu pada daerah jaringan abnormal, intaepitel
berarti sel abnormal hanya terdapat pada permukaan lapisan
sel-sel.
High-grade Squamosa Intraepithelial (HSIL) berarti bahwa
terdapat perubahan yang jelas dalam ukuran dan bentuk
abnormal sel-sel (prakanker) yang terlihat berbeda dengan sel-
sel normal.
Squamous Cells Carcinoma
J. Kelebihan Pap Smear :
Bisa dilakukan di berbagai rumah sakit dan bahkan ada di tingkat
Puskesmas
Biaya pemeriksaan relatif murah dan terjangkau
K. Kekurangan Pap Smear
Sampel yang diambil tidak dari seluruh bagian serviks sehingga ada
bagian yang bisa jadi tidak terdeteksi
Mungkin tidak memperlihatkan kondisi sel yang sebenarnya Akurasi
antara 80% hingga 90%
L. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi jarang, hal ini berupa perdarahan ringan dan
infeksi. Pasien harus diedukasi tentang kemungkinan bercak darah yang
keluar dari vagina segera setelah pap smear dilakukan, karena hal ini
dianggap normal.
M. Manfaat pap smear berkala
Pap smear berkala biasanya di mulai usia > 21 tahun. Dengan rentang
waktu usia 21-29 tahun, disarankan untuk melakukan pemeriksaan pap
smear selama 3 x setahun. HPV co test < 30 tahun tidak perlu dilakukan,
hanya dilakukan pada usia 30 – 65 tahun. Untuk beberapa wanita, apabila
pasien telah masuk dalam fase Atypical squamous cells ofof undetermined
significance (ASC-US) harus dilakukan pengecekan ulang setelah 6 bulan.
Kecuali pada wanita usia <21 tahun, makan di saran kan untuk kembali di
periksakan 1 tahun kemudian (BIDMC, 2010). sebuah penelitian di Iran
menunjukkan lebih dari 80 % perempuan yang terdiagnosis lesi invasiv
kanker serviks tidak pernah memperoleh prosedur pemeriksaan awal seumur
hidupnya, atau tidak ada follow upup setelah pemeriksan, sementara
perempuan lain di kota besar menjalani over-screened sehingga dirasakan
perlu untuk melakukan screening berkala sesuai dengan penjadwalan.
Kanker serviks juga banyak disebabkan oleh virus HPV yang penularannya
bisa melalui kontak seksual. Pemeriksaan berkala sangat penting terutama
bagi wanita yang memiliki aktivitas seksual yang cukup sering. Skrining
sangat penting karena biasanya butuh waktu 3 – 7 tahun bagi sel serviks
untuk mengalami perubahan menjadi sel kanker. Oleh sebab itu, minimal
pemeriksaan pap smear berkala harus dilakukan sebelum sel berubah
menjadi (ACOG, 2017; CDC 2012). Wanita dengan low-grade change dapat
dilakukan lebih sering untuk follow up bisakah sel tersebut kembali normal.
Namun wanita dengan high-grade change dapat langsung di lakukan terapi
(ACOG, 2017)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pap Smear adalah pemeriksaan pada leher rahim yang digunakan untuk
a. Evaluasi sitohormonal
b. Mendiagnosis peradangan
c. Identifikasi organisme penyebab peradangan
d. Mendiagnosis kelainan prakanker (displasia) leher rahim dan kanker
leher rahim dini atau lanjut (karsinoma/invasif)
e. Memantau hasil terapi
2. Pemeriksaan Pap Smear dilakukan dengan cara membuka canalis vaginalis,
kemudian melakukan usapan dengan menggunakan spatula ayre pada leher
Rahim
3. Pemeriksaan Pap Smear ini dilakukan setiap 3 tahun sekali pada
wanita normal dan 0.5 tahun pada wanita yang telah terdiagnosis
seperti ASCUS.
DAFTAR PUSTAKA