Kelompok 3 Pemeriksaan Pap Smear

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 16

PEMERIKSAAN PAP SMEAR

OLEH KELOMPOK 3 :

1. ANATASYA RILEN POLIAY


2. CHRISTANIA. T. WAAS
3. DINAR. R. AMINUDDIN
4. DINDA. J. RIZKY
5. FIRDA. R. MAJID
6. GRASELLA LESNUSA
7. JEANELINE. E. SABANDAR
8. OLIVIA. I. SAMAL
9. RISSA WASILAIN
10.VERONICA. I. LESSY

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MALUKU


PROGRAM STUDI KEBIDANAN AMBON
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, kami dapat menyelesaika tugas keompok yang berjudul “Pemeriksaan Pap
Smear” dengan tepat waktu.

Kami menyadari bahwa laporan kegiatan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karenanya, diharapkan saran dan kritik yang membangun agar penulis menjadi
lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga laporan kegiatan ini menambah
wawasan dan memberi manfaat bagi pembaca.

Ambon, April 2022

Penulis
DAFRAT ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian pemeriksaan pap smear


B. Tujuan pemeriksaan pap smear
C. Indikasi pemeriksaan pap smear
D. Factor yang mempengaruhi pemeriksaan pap smear
E. Jenis-jenis pemeriksaan pap smear
F. Persiapan pemeriksaan pap smear
G. Tahap pemeriksaan pap smear
H. Prosedur pemeriksaan pap smear
I. Syarat pemeriksaan pap smear
J. Interpretasi Hasil Pap Smear
K. Kelemahan pemeriksaan pap smear
L. Keunggulan pemeriksaan pap smear
M. Komplikasi
N. Manfaat pemeriksaan pap smear berkala

BAB II Penutup

A. Kesimpulan

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pap smear merupakan salah satu pemeriksaan sitologi vagina yang


digunakan untuk diagnosis dini pada karsinoma serviks uteri dan karsinoma
korporis uteri. Pemeriksaan ini dianjurkan untuk rutin dilakukan yaitu dimulai
pada usia > 21 tahun selama 3 tahun sekali untuk hasil yang normal dan 0,5 – 1
tahun sekali untuk kecurigaan perubahan sel. Pada pemeriksaan ini bahan
diambil dari dinding vagina atau dari serviks (endo dan ektoserviks) dengan
spatula ayre (dari kayu atau plastik). Pap Smear juga merupakan suatu skrining
untuk mencari abnormalitas dari wanita yang tidak mempunyai keluhan
sehingga dapat mendeteksi perubahan sel sebelum berkembang menjadi kanker
atau kanker stadium dini (Prawirohardjo, S. 2009)

Sel-sel yang diambil pada Pap Smear kemudian diperiksa dibawah


mikroskop untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi pada sel.
Pemeriksaan Pap Smear secara rutin dapat mempermudah pengobatan, karena
kanker serviks lebih awal diketahui. Prevalensi kejadian kanker sreviks di
Dunia diperkirakan sebanyak 500.000 kasus baru kanker serviks dan sebanyak
274.000 orang meninggal akibat kanker serviks tiap tahunnya (Mayo Clinic,
2014).

Hal ini menjadikan kanker serviks sebagai penyebab kematian tersering


kedua akibat kanker pada wanita. Namun insiden kanker serviks telah
mengalami penurunan lebih dari 50 % dalam 30 tahun terakhir, hal ini
disebabkan oleh peningkatan screening kanker serviks dengan sitology servikal.
Meskipun secara global, insidensi dan prevalensi kanker serviks telah menurun
drastis namun pada negara berkembang hal tersebut masih tinggi akibat
kurangnya program skrining, dan diperkirakan 80% dari seluruh penderita
kanker serviks meninggal pada negara berkembang (Karjane NW dan
Chelmow D, 2016)

B. Rumusan Masalah
1.1. Apa itu pemeriksaan Pap Smear ?
2.2. Bagaimana prosedur pemeriksaan Pap Smear?
C. Tujuan
1.1. Untuk mengetahui pengertian dari pemeriksaan pap smear
2.2. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan pap smear
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Pap Smear

Pap Smear atau tes Pap adalah suatu prosedur untuk memeriksa kanker
serviks pada wanita. Pap Smear meliputi pengumpulan sel-sel dari leher
rahim dan kemudian diperiksa di bawah mikroskopuntuk mendeteksi
lesi kanker atau prakanker. Tes Pap merupakan tes yang aman, murah dan
telah dipakai bertahun-tahun lamanya untuk mendeteksi kelainan-kelainan
yang terjadi pada sel-sel leher rahim.

B. Tujuan dan Manfaat Pap Smear


Tujuan dan manfaat pap smear, yaitu :
1. Evaluasi sitohormonal Penilaian hormonal pada seorang wanita dapat
dievaluasi melalui pemeriksaan pap smear yang bahan pemeriksaannya
adalah sekret vagina yang berasal dari dinding lateral vagina satu pertiga
bagian atas.
2. Mendiagnosis peradangan Peradangan pada vagina dan serviks pada
umumnya dapatdidiagnosa dengan pemeriksaan pap smear. Baik peradangan
akut maupun kronis. Sebagian besar akan memberi gambaranperubahan sel
yang khas pada sediaan pap smear sesuai denganorganisme penyebabnya.
3. Identifikasi organisme penyebab peradangan Dalam vagina ditemukan
beberapa macam organisme/kuman yang sebagian merupakan flora normal
vagina yang bermanfaat bagiorgan tersebut. Pada umumnya organisme
penyebab peradanganpada vagina dan serviks sulit diidentifikasi dengan pap
smear,sehingga berdasarkan perubahan yang ada pada sel tersebut, dapat
diperkirakan organisme penyebabnya.
4. Mendiagnosis kelainan prakanker (displasia) leher rahim dan kanker leher
rahim dini atau lanjut (karsinoma/invasif).Pap smear paling banyak dikenal
dan digunakan adalah sebagaialat pemeriksaan untuk mendiagnosis lesi
prakanker atau kankerleher rahim. Pap smear yang semula dinyatakan hanya
sebagai alatskrining deteksi kanker mulut rahim, kini telah diakui sebagai
alatdiagnostik prakanker dan kanker leher rahim yang ampuh dengan
ketepatan diagnostik yang tinggi, yaitu 96% terapi didiagnostiksitologi tidak
dapat menggantikan diagnostic histopatologik sebagaialat pemasti diagnosis
5. Memantau hasil terapi Memantau hasil terapi hormonal, misalnya infertilitas
ataugangguan endokrin. Memantau hasil terapi radiasi pada kasuskanker
leher rahim yang telah diobati dengan radiasi, memantauadanya
kekambuhan pada kasus kanker yang telah dioperasi, memantau hasil terapi
lesi prakanker atau kanker leher rahim yangtelah diobati dengan
elekrokauter kriosurgeri, atau konisasi.
C. Indikasi tes pap smear

Tes Pap Smear diindikasikan untuk skrining lesi kanker dan lesi
prakanker dari serviks.Wanita yang dianjurkan untuk melakukan tes pap
smear biasanya mereka yang tinggi aktifitas seksualnya. Namun tidak
menjadi kemungkinan juga wanita yang tidak mengalami aktivitas
seksualnya memeriksakan diri. Abnormal sitologi serviks paling sering pada
wanita muda dan hamper seluruh kelainan sitologi pada remaja terselesaikan
tanpa pengobatan. Wanita di bawah usia 21 tahun terhitung hanya 0,1%
yang mengidap kanker serviks dan tidak ada bukti yang kuat bahwa skrining
kanker serviks pada kelompok usia tersebut dapat menurunkan insidensi,
morbiditas atau mortalitas dari kanker serviks.Menyadari fakta tersebut dan
kemungkinan skrining kanker serviks menyebabkan evaluasi tidak perlu dan
berpotensi berbahaya pada wanita berisiko sangat rendah untuk keganasan,
ACOG merevisi pedoman skrining kanker serviks, yaitu dimulai saat usia 21
tahun, tanpa mempertimbangkan riwayat seksual sebelumnya.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pap Smear


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pap smear, yaitu :
1. Umur
Perubahan sel-sel abnormal pada leher rahim paling sering ditemukan pada
usia 35-55 tahun dan memiliki resiko 2-3 kali lipat untuk menderita kanker
leher rahim. Semakin tua umur seseorang akan mengalami proses
kemunduran, sebenarnya proses kemunduran itu tidak terjadi pada suatu alat
saja, tetapi pada seluruh organ tubuh. Semua bagian tubuh mengalami
kemunduran, sehingga pada usia lebih lama kemungkinan jatuh sakit.
2. Sosial ekonomi
Golongan sosial ekonomi yang rendah sering kali terjadi keganasan pada
sel-sel mulut rahim, hal ini karena ketidak mampuan melakukan pap smear
secara rutin.
3. Paritas
Paritas adalah seseorang yang sudah pernah melahirkan bayi yang dapat
hidup. Paritas dengan jumlah anak lebih dari 2 orang atau jarak persalinan
terlampau dekat mempunyai resiko terhadap timbulnya perubahan sel-sel
abnormal pada leher rahim. Jika jumlah anak menyebabkan perubahan sel
abnormal dari epitel pada mulut rahim yang dapat berkembang pada
keganasan.
4. Usia wanita saat nikah
Usia menikah <20 tahun mempunyai resiko lebih besar mengalami
perubahan sel-sel mulut rahim. Hal ini karena pada saat usia muda sel-sel
rahim masih belum matang, maka sel-sel tersebut tidak rentan terhadap zat-
zat kimia yang dibawa oleh sperma dan segala macam perubahanya, jika
belum matang, bisa saja ketika ada rangsangan sel yang tumbuh tidak
seimbang dan sel yang mati, sehingga kelebihan sel ini bisa merubah sifat
menjadi sel kanker.
E. Jenis-Jenis Test Pap Smear:
Ada 2 cara pemeriksaan Pap Smear:
a. Pemeriksaan Sitologi Konvensional
Keterbatasan pemeriksaan Sitologi Konvensional :
 Sampel tidak memadai karena sel tertinggal pada brush.
 Subjektif dan berfariasi dimana kualitas preparat yang dihasilkan
tergantung pada operator yang membuat usapan pada kaca benda
b. Pemeriksaan Sitologi Berbasis cairan atau Liquid Merupakan metode
baru untuk meningkatkan keakuratan deteksi kelainan sel-sel leher
rahim. Dengan metode ini, sampel (cara pengambilan sama seperti
pengambilan untuk sampel sitologi biasa/Pap Smear) dimasukkan ke
dalam cairan khusus sehingga sel atau factor pengganggu lainnya
dapat dieliminasi. Selanjutnya, sampel diproses dengan alat otomatis
lalu dilekatkan pada kaca benda kemudian diwarnai lalu dilihat di
bawah mikroskop oleh seorang dokter ahli Patologi Anatomi.

Keungulan pemeriksaan sitologi berbasis cairan/Liquid :


a. Sampel memadai karena hampir 100 % sel yang terambil dimasukkan
ke dalam cairan dalam tabung sampel
b. Proses terstandardisasi karena menggunakan prosesor otomatis,
sehingga preparat (usapan sel pada kaca benda) representatif, lapisan
sel tipis, serta bebas dari kotoran/pengganggu
c. Meningkatkan kemampuan/keakuratan deteksi awal adanya kelainan
sel leher Rahim
d. Sampel dapat digunakan untuk pemeriksaan HPV-DNA
F. Persiapan Pemeriksaan Pap Smear
 Menghindari persetubuhan, penggunaan tampon, pil vagina, ataupun
mandi berendam dalam bath tub, selama 24 jam sebelum
pemeriksaan, untuk menghindari „kontaminasi‟ ke dalam vagina yang
dapat mengacaukan hasil pemeriksaan.p
 Tidak sedang menstruasi , karena darah dan sel dari dalam rahimi
dapat mengganggu keakuratan hasil pap smear.
G. Prosedur Pemeriksaan Pap Smear
Prosedur pemeriksaan Pap Smear adalah:
a. Persiapan alat-alat yang akan digunakan, meliputi speculum bivalve
(cocor bebek), spatula Ayre, kaca objek yang telah diberi label atau
tanda, dan alkohol 95%.
b. Pasien berbaring dengan posisi litotomi.
c. Pasang spekulum sehingga tampak jelas vagina bagian atas, forniks
posterior, serviks uterus, dan kanalis servikalis.
d. Periksa serviks apakah normal atau tidak.
e. Spatula dengan ujung pendek dimasukkan ke dalam endoserviks,
dimulai dari arah jam 12 dan diputar 360˚ searah jarum jam.
f. Sediaan yang telah didapat, dioleskan di atas kaca objek pada sisi
yang telah diberi tanda dengan membentuk sudut 45˚ satu kali usapan.
g. Celupkan kaca objek ke dalam larutan alkohol 95% selama 10 menit.
h. Kemudian sediaan dimasukkan ke dalam wadah transpor dan dikirim
ke ahli patologi anatomi.
H. Syarat Pengambilan Bahan
Penggunaan pap smear untuk mendeteksi dan mendiagnosis lesi
prakanker dan kanker leher rahim, dapat menghasilkan interpretasi sitologi
yang akurat bila memenuhi syarat yaitu:
a. Bahan pemeriksaan harus berasal dari porsio leher Rahim
b. Pengambilan pap smear dapat dilakukan setiap waktu diluar masa
haid, yaitu sesudah hari siklus haid ketujuh sampai dengan masa
pramenstruasi
c. Apabila klien mengalami gejala perdarahan diluar masa haid dan
dicurigai penyebabnya kanker leher rahim, sediaan pap smear harus
dibuat saat itu walaupun ada perdarahan.
d. Pada peradangan berat,pengambilan sediaan ditunda sampai selesai
pengobatan.
e. Klien dianjurkan untuk tidak melakukan irigasi vagina (pembersihan
vagina dengan zat lain), memasukkan obat melalui vagina atau
melakukan hubungan seks sekurang-kurangnya 24 jam, sebaiknya 48
jam.
f. Klien yang sudah menopause, pap smear dapat dilakukan kapan saja.
I. Interpretasi Hasil Pap Smear
Terdapat banyak sistem dalam menginterpretasikan hasil pemeriksaan Pap
Smear, sistem Papanicolaou, sistem Cervical Intraepithelial Neoplasma
(CIN), dan sistem Bethesda. Klasifikasi Papanicolaou membagi hasil
pemeriksaan menjadi 5 kelas, yaitu:
1. Kelas I : tidak ada sel abnormal.
2. Kelas II II : terdapat gambaran sitologi atipik, namun tidak ada
indikasi adanya keganasan.
3. Kelas III : gambaran sitologi yang dicurigai keganasan, displasia
ringan sampai sedang.
4. Kelas IV : gambaran sitologi dijumpai displasia berat.
5. Kelas V : keganasan. Sistem CIN pertama kali dipublikasikan oleh
Richart RM tahun 1973 di Amerika Serikat Pada sistem ini,

pengelompokan hasil uji Pap Smear terdiri dari:

1. CIN I merupakan displasia ringan dimana ditemukan sel neoplasma


pada kurang dari sepertiga lapisan epitelium.
2. CIN II merupakan displasia sedang dimana melibatkan dua pertiga
epitelium.
3. CIN III merupakan displasia berat atau karsinoma in situ yang
dimana telah melibatkan sampai ke basement membrane dari
epitelium

Klasifikasi Bethesda 2001 adalah sebagai berikut :

1. Sel skuamosa
 Atypical Squamous Cell of of Undetermined Significance
(ASC-US) yaitu sel skuamosa atipikal yang tidak dapat
ditentukan secara signifikan. Sel skuamosa adalah datar, tipis
yang membentuk permukaan serviks.
 Low-grade Squamous Intraephitelial Lesion (LSIL) , yaitu
tingkat rendah berarti perubahan dini dalam ukuran dan bentuk
sel. Lesi mengacu pada daerah jaringan abnormal, intaepitel
berarti sel abnormal hanya terdapat pada permukaan lapisan
sel-sel.
 High-grade Squamosa Intraepithelial (HSIL) berarti bahwa
terdapat perubahan yang jelas dalam ukuran dan bentuk
abnormal sel-sel (prakanker) yang terlihat berbeda dengan sel-
sel normal.
 Squamous Cells Carcinoma
J. Kelebihan Pap Smear :
 Bisa dilakukan di berbagai rumah sakit dan bahkan ada di tingkat
Puskesmas
 Biaya pemeriksaan relatif murah dan terjangkau
K. Kekurangan Pap Smear
 Sampel yang diambil tidak dari seluruh bagian serviks sehingga ada
bagian yang bisa jadi tidak terdeteksi
 Mungkin tidak memperlihatkan kondisi sel yang sebenarnya Akurasi
antara 80% hingga 90%
L. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi jarang, hal ini berupa perdarahan ringan dan
infeksi. Pasien harus diedukasi tentang kemungkinan bercak darah yang
keluar dari vagina segera setelah pap smear dilakukan, karena hal ini
dianggap normal.
M. Manfaat pap smear berkala
Pap smear berkala biasanya di mulai usia > 21 tahun. Dengan rentang
waktu usia 21-29 tahun, disarankan untuk melakukan pemeriksaan pap
smear selama 3 x setahun. HPV co test < 30 tahun tidak perlu dilakukan,
hanya dilakukan pada usia 30 – 65 tahun. Untuk beberapa wanita, apabila
pasien telah masuk dalam fase Atypical squamous cells ofof undetermined
significance (ASC-US) harus dilakukan pengecekan ulang setelah 6 bulan.
Kecuali pada wanita usia <21 tahun, makan di saran kan untuk kembali di
periksakan 1 tahun kemudian (BIDMC, 2010). sebuah penelitian di Iran
menunjukkan lebih dari 80 % perempuan yang terdiagnosis lesi invasiv
kanker serviks tidak pernah memperoleh prosedur pemeriksaan awal seumur
hidupnya, atau tidak ada follow upup setelah pemeriksan, sementara
perempuan lain di kota besar menjalani over-screened sehingga dirasakan
perlu untuk melakukan screening berkala sesuai dengan penjadwalan.
Kanker serviks juga banyak disebabkan oleh virus HPV yang penularannya
bisa melalui kontak seksual. Pemeriksaan berkala sangat penting terutama
bagi wanita yang memiliki aktivitas seksual yang cukup sering. Skrining
sangat penting karena biasanya butuh waktu 3 – 7 tahun bagi sel serviks
untuk mengalami perubahan menjadi sel kanker. Oleh sebab itu, minimal
pemeriksaan pap smear berkala harus dilakukan sebelum sel berubah
menjadi (ACOG, 2017; CDC 2012). Wanita dengan low-grade change dapat
dilakukan lebih sering untuk follow up bisakah sel tersebut kembali normal.
Namun wanita dengan high-grade change dapat langsung di lakukan terapi
(ACOG, 2017)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pap Smear adalah pemeriksaan pada leher rahim yang digunakan untuk
a. Evaluasi sitohormonal
b. Mendiagnosis peradangan
c. Identifikasi organisme penyebab peradangan
d. Mendiagnosis kelainan prakanker (displasia) leher rahim dan kanker
leher rahim dini atau lanjut (karsinoma/invasif)
e. Memantau hasil terapi
2. Pemeriksaan Pap Smear dilakukan dengan cara membuka canalis vaginalis,
kemudian melakukan usapan dengan menggunakan spatula ayre pada leher
Rahim
3. Pemeriksaan Pap Smear ini dilakukan setiap 3 tahun sekali pada
wanita normal dan 0.5 tahun pada wanita yang telah terdiagnosis
seperti ASCUS.
DAFTAR PUSTAKA

BIDMC, 2010. http://www.bidmc.org/YourHealth/Health-Notes/Screening-


TestsYou-Need/Just-For-Women/Understanding-Abnormal-Pap-TestResults.aspx.
Di Posted September 2010
CDC, 2012. https://www.cdc.gov/cancer/cervical/basic_info/screening.htm
Cervical cancer, human papillomavirus (HPV), and HPV vaccines: Key points for
policy-makers and health professionals. 31 December 2008. World Health
Organization.
Cervical Cytology Screening. December 2009. ACOG Practice Bulletin.
Departemen agama RI.2005.Alquran dan Terjemahnya.Bandung : Penerbit J-Art
Diananda, R. 2009. Panduan Lengkap Mengenai Kanker. Yogyakarta: Mirza
Media Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai