Pertemuan 11 Dan 12

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 28

PELAYANAN FARMASI

KLINIK DI APOTEK
Apt. Sisri Novrita., M.Clin.Pharm
3. Pelayanan Infromasi Obat
Pelayanan infromasi obat
(PIO)
Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh apoteker dalam penyediaan dan pemberian
informasi mengenai obat yang tidak memihak, dievaluasi
dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek
penggunaan obat kepada profesi kesehatan lain, pasien atau
masyarakat
Pelayanan infromasi obat (PIO)
Informasi mengenai sediaan farmasi dan BMHP. Informasi
mengenai Obat termasuk Obat Resep, Obat bebas dan
herbal
Rute &
Bentuk Formulasi
Dosis Metoda
Sediaan Khusus Pemberian

Farmakologi Efek samping Interaksi Stabilitas

Sifat
Keamanan dll
Fsikokimia
TUJUAN Pelayanan Informasi obat
(PIO)

1. Menyediakan informasi mengenai obat kepada pasien


dan di lingkungan apotek.
2. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang
berhubungan dengan obat/sediaan farmasi, alat
kesehatan dan BMHP.
3. Menunjang penggunaan obat yang rasional
MANFAAT Pelayan Informasi Obat
(PIO)
1. Promosi/Peningkatan Kesehatan (Promotif): penyuluhan,
CBIA
2. Pencegahan Penyakit (Preventif): penyuluhan imunisasi,
penyuluhan terhadap bahaya merokok, bahaya narkotika
3. Penyembuhan Penyakit (Kuratif): keterlibatan dalam
program eliminasi malaria dan Tuberculosis dan HIV.
4. Pemulihan Kesehatan (Rehabilitatif): kepatuhan pada
pasien pasca stroke.
Sasaran Pelayanan Informasi
Obat (PIO)

1. Pasien, keluarga pasien dan atau masyarakat


umum
2. Tenaga kesehatan: dokter, dokter gigi, apoteker,
tenaga Teknik kefarmasian, dan lain lain.
3. Pihak lain: manajemen, dan lain-lain
Pelaksana Pelayanan Informasi
Obat (PIO)

Pemberian Informasi Obat (PIO) dilakukan oleh


Apoteker
Persiapan Pelayanan Informasi
obat (PIO)

1. Sebelum melakukan kegiatan PIO, petugas harus


menyiapkan: buku referensi/e-book.
2. Formulir PIO
3. Software Interaksi Obat.
Pelaksanaan Pelayanan
Informasi obat (PIO)
Jenis kegiatan PIO:
1. menjawab pertanyaan baik lisan maupun tulisan;
2. membuat dan menyebarkan buletin/brosur/leaflet, pemberdayaan
masyarakat (penyuluhan);
3. memberikan informasi dan edukasi kepada pasien;
4. memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa
farmasi yang sedang praktik profesi
5. melakukan penelitian penggunaan Obat;
6. membuat atau menyampaikan makalah dalam forum ilmiah;
7. melakukan program jaminan mutu
Pelaksanaan Pelayanan
Informasi obat (PIO)
Tahapan pelaksanaan PIO meliputi:
1. Apoteker menerima dan mencatat pertanyaan lewat telepon,
pesan tertulis atau tatap muka.
2. Mengidentifikasi penanya: nama, status (tenaga kesehatan,
pasien/keluarga pasien, atau masyarakat umum)
3. Menanyakan secara rinci data/informasi terkait pertanyaan.
4. Menetapkan urgensi pertanyaan.
5. Memformulasikan jawaban.
6. Menyampaikan jawaban kepada penanya secara verbal atau
tertulis.
Evaluasi Pelayanan Informasi
obat (PIO)

Dilakukan evaluasi setiap akhir bulan dengan


merekapitulasi jumlah pertanyaan, penanya, jenis
pertanyaan, ruangan, dan tujuan permintaan
informasi.
Pelayanan Informasi Obat (Studi Kasus )
Pelayanan Informasi Obat (Studi Kasus )
4. Konseling
Konseling

Konseling merupakan proses interaktif antara Apoteker


dengan pasien/keluarga untuk meningkatkan pengetahuan,
pemahaman, kesadaran dan kepatuhan sehingga terjadi
perubahan perilaku dalam penggunaan Obat dan
menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien
TUJUAN Konseling

Pemberian konseling obat bertujuan untuk


mengoptimalkan hasil terapi, meminimalkan risiko
reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD), dan
meningkatkan cost-effectiveness yang pada
akhirnya meningkatkan keamanan penggunaan
obat bagi pasien (patient safety ).
MANFAAT Konseling
1. meningkatkan hubungan kepercayaan antara apoteker dan pasien;
2. menunjukkan perhatian serta kepedulian terhadap pasien;
3. membantu pasien untuk mengatur dan terbiasa dengan obat; membantu
pasien untuk mengatur dan menyesuaikan penggunaan obat dengan
penyakitnya;
4. meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan;
5. mencegah atau meminimalkan masalah terkait obat;
6. meningkatkan kemampuan pasien memecahkan masalahnya dalam hal
terapi;
7. mengerti permasalahan dalam pengambilan keputusan; dan
8. membimbing dan mendidik pasien dalam penggunaan obat sehingga dapat
mencapai tujuan pengobatan dan meningkatkan mutu pengobatan pasien.
PELAKSANA Konseling

Konseling dilakukan oleh Apoteker.


PERSIAPAN Konseling

Sarana dan peralatan:


1. ruangan atau tempat konseling;
2. alat bantu konseling: (Kartu pasien dan
Dokumentasi konseling )
PELAKSANAAN Konseling

Persiapan :
1. Pelayanan konseling obat dilakukan oleh apoteker.
2. Melakukan seleksi pasien berdasarkan prioritas yang
sudah ditetapkan.
3. Menyiapkan obat yang akan dijelaskan kepada
pasien/keluarga pasien.
4. Menyiapkan informasi lengkap dari referensi kefarmasian
seperti handbook, e-book atau internet.
PELAKSANAAN Konseling
Kriteria pasien/ keluarga pasien yang perlu diberi konseling:
1. Pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi hati dan/atau ginjal,
ibu hamil dan menyusui).
2. Pasien dengan terapi jangka panjang/penyakit kronis (misalnya: TB, DM,
AIDS, epilepsi).
3. Pasien yang menggunakan obat dengan instruksi khusus (penggunaan
kortikosteroid dengan tappering down/off).
4. Pasien yang menggunakan obat dengan indeks terapi sempit (digoksin,
fenitoin, teofilin).
5. Pasien dengan polifarmasi (pasien menerima beberapa obat untuk indikasi
penyakit yang sama. Dalam kelompok ini juga termasuk pemberian lebih dari
satu obat untuk jenis penyakit yang diketahui dapat disembuhkan dengan
satu jenis obat.
6. Pasien dengan tingkat kepatuhan rendah.
EVALUASI Konseling

Dilakukan evaluasi setiap akhir bulan dengan


merekapitulasi jumlah pasien yang diberikan
konseling.
Konseling Farmasi
FAKTA
Dari 200 studi penggunaan obat:
• 50 % kurang tepat
• 55 % pasien geriatrik gagal patuhi instruksi regimen dosis
• Pasien Rawat Jalan 36,53% alami problem ketidakpatuhan
(ekonomi, alami ADR, tidak sembuh, nunggu kelamaan dll)
• Ketidakpatuhan perpanjang atau perparah sakit, asumsi
dokter keliru thd obat shg mis-diagnosis, bila fatal maka
ke rawat inap/kecacatan/kematian
See you Next Section

Anda mungkin juga menyukai