Askep BBL
Askep BBL
Askep BBL
OLEH
NAMA NIM
ENOSIUS YOSEPH 225202000439
MATHEUS L. LARO 225202000486
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyusun laporan pendahuluan keperawatan
medikal bedah ini.
Penulis menyadari semua kekurangan dan keterbatasan yang ada, sehingga
dalam mengerjakan makalah ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, serta
dukungan dari berbagai pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan laporan
pendahuluan ini.
Oleh karena itu pada kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan
ucapan terimakasih yang berlimpah kepada :
1. Ibu Maria Kornelia Ringgi Kuwa, S. ST., M. Kes selaku Direktur Akademi
Keperawatan Santa Elisabeth yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk menimbah ilmu di civitas akademika ini.
2. Ibu Elfirida Nona Ferni, S.ST, M. Kes selaku dosen pengampuh mata kuliah
keperawatan maternitas dan sebagai pembimbing penyusunan laporan
pendahuluan asuhan keperawatan maternitas pada bayi baru lahir.
3. Orang tua, kakak, adik, yang selalu memberi dukungan dan motivasi kepada
penulis.
4. Teman-teman seperjuangan yang selalu memberi dukungan dan membantu
penulis dalam menyelesaikan laporan pendahuluan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu segala kritikan dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan dari pembaca demi kesempurnaan laporan pendahuluan ini. Semoga
laporan pendahuluan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................2
KATA PENGANTAR......................................................................................3
DAFTAR ISI....................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................5
B. Tujuan Penulisan.......................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................29
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Peningkatan dan perbaikan upaya kelangsungan, perkembangan dan
peningkatan kualitas hidup anak merupakan upaya penting untuk masa depan.
Upaya kelangsungan hidup, perkembangan dan peningkatan kualitas anak
berperan penting sejak masa dini kehidupan, yaitu dalam kandungan, bayi dan
anak balita. Kelangsungan hidup anak sendiri dapat diartikan bahwa anak tidak
meninggal pada awal – awal kehidupannya, yaitu tidak mencapai satu tahun
atau usia di bawah lima tahun (Anik, 2010).
Kelangsungan hidup anak ditujukkan dengan Angka Kematian Bayi
( AKB). Kematian bayi adalah kematian yang terjadi setelah bayi lahir sampai
bayi belum berusia 1 tahun. Menurut World Health Organization (WHO)
Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 35 per 1.000 kelahiran hidup untuk
tahun 2012. Pada tahun 1990 silam, AKB secara global sebesar 63 per 1.000
kelahiran hidup. Menurut laporan WHO pada tahun 2000, Angka Kematian
Bayi ( AKB ) di dunia 54 per 1.000 kelahiran hidup kemudian tahun 2006
menjadi 49 per 1.000 kelahiran hidup ( Wijaya, 2010 ).
Menurut survei kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2001, Angka
kematian bayi baru lahir (umur 0 – 28 hari) adalah 20 per 1000 kelahiran
hidup. Angka kematian bayi dan balita adalah tertinggi di negara ASEAN
(Anik, 2010). Sedangkan menurut survei demografi kesehatan Indonesia
( SDKI ) pada tahun 2003 adalah 20 per 1.000 kelahiran hidup dan pada tahun
2012 adalah 19 per 1.000 kelahiran hidup sedangkan pada tahun 2017 adalah
15 per 1.000 kelahiran hidup.
Menurut SDKI di NTT pada tahun 2011 angka kematian bayi baru lahir
sebesar 12,8 per 1.000 kelahiran hidup, pada tahun 2012 terjadi peningkatan
angka kematian bayi sebesar 15,1 per 1.000 kelahiran hidup dan pada tahun
2013 sebesar 13,5 per 1.000 kelahiran hidup.
SDGs bertujuan untuk mengakhiri kemiskinan, menjamin kehidupan
sehat, mempromosikan pendidikan dan memerangi perubahan iklim. Salah satu
tujuan SDGs adalah mengakhiri kematian yang dapat dicegah pada bayi baru
lahir dan balita di tahun 2030. Dalam menerjemahkan tujuan SDGs
kementerian kesehatan menargetkan penurunan angka kematian neonatal
setidaknya hingga 12 per 1.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis akan melakukan asuhan
keperawatan maternitas pada bayi baru lahir.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan maternitas pada bayi
baru lahir.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu mengetahui:
a. Konsep Dasar Teori Keperawatan Maternitas Pada Bayi Baru Lahir
b. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Maternitas Pada Bayi Baru Lahir
c. Pengkajian, Analisa Data, Perumusan Diagnosa Keperawatan, Intervensi,
Implementasi dan Evaluasi Asuhan Keperawatan Maternitas Pada Bayi
Baru Lahir.
BAB II
KONSEP TEORI
Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang
sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus
dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan
ekstrauterin.
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37 –
42 minggu dengan berat badannya 2.500 – 4.000 gram ( Ibrahim, 1984 ).
Bayi baru lahir adalah bayi 0 bulan sampai usia 4 minggu, biasanya
dengan usia gestasi 38 – 42 minggu (Wong, 1996 ). Sedangkan menurut
Arkanda neonatus adalah :
a. Bayi yang lahir pada kehamilan 38 – 42 minggu,
b. Panjang 47 – 50 cm dengan berat badan lebih dari 2,5 kg,
c. Warna merah, segera setelah lahir tangisnya kuat, adanya gerak
gerakan bayi, tonus ototnya kenyal dan kekar.
Jadi bayi baru lahir adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran
dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri ke kehidupan ekstra
uteri.
g. Sistem Integumen
Kulit bayi baru lahir sangat sensitif dan mudah mengelupas, semua
struktur kulit ada pada saat lahir tetapi tidak matur.Epidermis dan
dermis tidak terikat dengan erat dan sangat tipis, vernik keseosa juga
bersatu dengan epidermis dan bertindak sebagai tutup pelindung dan
warna kulit bayi berwarna merah muda (RI DepKes, 2005 ).
h. Hati
Segera setelah bayi lahir, hati menunjukan perubahan kimia dan
morfologis yang berupa kenaikan kadar protein dan penurunan kadar
lemak serta glikogen. Sel hemopoetik juga mulai berkurang, walaupun
dalam waktu yang agak lama. Enzim hati belum aktif pada waktu bayi
baru lahir, daya detoksifikasi hati pada neonatus juga belum
sempurna.
Lihat dan raba alat kelamin luar a. Bayi perempuan kadang terlihat
cairan vagina berwarna putih
Tanyakan kepada ibu apakah bayi
atau kemerahan.
sudah BAK
b. Bayi laki-laki terdapat lubang
uretra pada ujung penis. Teraba
testis di skrotum.
c. Pastikan bayi sudah BAK dalam
24 jam setelah lahir.
d. Yakinkan tidak ada kelainan alat
kelamin,misalnya hipospadia,
Rudimenter, kelamin ganda.
Timbang bayi. a. Berat lahir 2,5-4 kg
Timbang bayi dengan b. Dalam minggu I, BB mungkin
menggunakan selimut, hasil c. minggu pertama, BB
penimbangan dikurang berat (tidak melebihi 10% dalam
selimut. waktu 3-7 hari) kemudian naik
kembali.
Mengukur panjang dan lingkar a. Panjang lahir normal 48-52 cm
kepala bayi b. Lingkar kepala normal 33-37
cm
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
A. Pengumpulan data
1) Biodata Bayi
Nama :
TTL :
Usia : 0 – 28 hari
TTL :
Umur :
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan :
Pekerjaan :
Agama :
Status perkawinan :
Alamat :
Tanggal MRS :
Nama Ayah :
Umur :
Jenis kelamin : Laki - laki
Hubungan dengan pasien : Suami pasien
3) Riwayat Persalinan
Riwayat kehamilan :
Berat Badan Ibu :
Tinggi Badan Bayi :
Usia gestasi : 38 – 42 minggu ( Wong, 1996 )
Tempat Persalinan : Fasilitas Kesehatan.
6) Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Pernapasan : ± 40 - 60 x / menit.
Suhu : 36,5 – 37 °C
Berat Badan Lahir : 2.500 – 4.000 gram
Panjang Badan : 48 - 52 cm
Denyut Jantung : 120 – 160 x / menit.
7) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
Kulit kepala: rambut keperakan, helai rambut satu-satu,
jumlah bervariasi. Kadang terdapat kaput suksedaneum:
bisa memperlihatkan adanya ekimosis.
Bentuk dan ukuran: ukuran kepala bayi baru lahir
seperempat panjang tubuh, kadang sedikit tidak simetris
akibat posisi dalam rahim.
Fontanel: fontanel anterior bentuk berlian, 2-5 sampai 4,0
cm. Fontanel posterior bentuk segitiga 0,5 sampai 1 cm.
Fontanel harus datar, lunak dan padat.
Sutura: teraba dan tidak menyatu
b) Mata
Letak: pada wajah dengan jarak antar mata masing-masing
1/3 jarak dari bagian luar kantus ke bagian luar kantus yang
lain.
Bentuk dan ukuran: ukuran dan bentuk simetris, kedua bola
mata ukuran sama, refleks kornea sebagai respons terhadap
sentuhan, refleks pupil sebagai respon terhadap cahaya,
reflek berkedip sebagai respon terhadap cahaya atau
sentuhan.
Gerakan bola mata acak, dapat fokus sebentar, dan dapat
melihat kearah garis tengah.
c) Hidung
Berada di garis tengah wajah, tampak tidak ada tulang hidung,
datar, lebar, terdapat sedikit mucus tetapi tidak ada lender yang
keluar.
d) Telinga
Terletak pada garis sepanjang kantus luar, terdiri dari tulang
rawan padat, merespon terhadap suara.
e) Mulut
Gerakan bibir simetris , gusi berwarna merah muda, palatum
lunak dan palatum keras utuh, uvula digaris tengah, terdapat
reflek menghisap, rooting dan ekstrusi.
f) Leher
Leher pendek, dikelilingi lipatan kulit dan tidak terdapat
selaput. Kepala terdapat digaris tengah. Muskulus
strenokleidomastoideus sama kuat dan tidak teraba massa,
bebas bergerak dari satu sisi ke sisi lain, terdapat reflek leher
tonik, reflek neck-righting dan
reflek orolith-ligthing.
g) Dada
Bentuk hampir bulat (sperti tong), gerakan dada simetris,
gerakan dada dan perut sinkron dengan pernapasan. Putting
susu menonjol dan simetris, nodul payudara sekitar 6 mm pada
bayi cukup bulan.
h) Abdomen
Bentuk abdomen bulat, menonjol, hati teraba 1-2 cm di bawah
batas iga kanan. Tidak teraba massa, tidak distensi. Bising usus
terdengar 1-2 jam setelah lahir.
i) Tali Pusat
Tali pusat kering, tidak ada perdarahan dan tidak ada
kemerahan di sekitar umbilikus.
j) Genetalia
1) Wanita: labia dan klitoris biasanya edema, labia minora
lebih besar dari labia mayora, meatus uretral di belakang
klitoris, vernika kaseosa di antara labia, berkemih dalam
24 jam.
2) Laki-laki: lubang uretra pada puncak glen penis, testis
dapat diraba di dalam setiap skrotum, skrotum biasanya
besar, edema, pendulus, dan tertutup dengan rugae,
biasanya pigmentasi lebih gelap pada kulit kelompok etnik
tertentu. Berkemih dalam 24 jam.
3) Periksa anus ada atau tidak menggunakan termometer
anus
k) Ekstremitas
Mempertahankan posisi seperti dalam rahim. Sepuluh jari
tangan dan jari kaki, punggung kuku merah muda, dengan
sianosis sementara segera stelah lahir. Fleksi ekstremitas atas
dan bawah. Telapak biasanya datar, ekstermitas simetris, nadi
brakialis bilateral sama.
l) Data Penunjang lainnya
Bayi menangis , bayi menangis, bayi sudah mulai disusui
setelah 2 jam kelahiran dan reflek menghisap bayi baik.
2. Diagnosa Keperawatan
Masalah keperawatan yang biasa dialami oleh neonatus :
a. Ketidakefektifan pola nafas
b. Bersihan jalan nafas tidak efektif
c. Risiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan kontrol suhu
yang imatur ( Lilis, 2020 ).
d. Risiko infeksi pada tali pusat ( Jumiarni, 1995 )
e. Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
refleks hisap yang tidak adekuat.
3. Intervensi
c. Risiko tinggi Tujuan : 1)Pantau suhu paling sedikit 1)Pemantauan secara berkala
perubahan suhu tubuh Dalam waktu 1x24 setiap 2 jam, sesuai dapat membantu NaKes
berhubungan dengan jam setelah kebutuhan Suhu tubuh untuk mengetahui
kontrol suhu yang dilakukan intervensi bayi baru lahir mudah perubahan suhu yang
imatur. keperawatan tidak mengalami penurunan terjadi
terjadi perubahan dan kenaikan suhu, 2)Peningkatan suhu dapat
suhu tubuh dengan 2)Monitor tekanan darah, peningkatan TD, Nadi, dan
kriteria hasil ; nadi dan RR RR.
1)Suhu tubuh dalam 3)Monitor intake dan output 3)untuk mencegah dehidrasi
rentang normal 4)Selimuti pasien dan
2)Nadi dan RR 5)Jika BBL demam 4)untuk mencegah terjadinya
dalam rentang kompres dengan air hipotermi.
normal. hangat. 5)Kompres hangat dapat
3)Tidak ada 6)Tingkatkan sirkulasi membantu menurunkan
perubahan warna Udara. kenaikan tubuh.
kulit dan tidak ada
pusing, merasa
nyaman.
4. Implementasi
No Implementasi
3 1) Memantau suhu paling sedikit setiap 2 jam, sesuai kebutuhan Suhu tubuh bayi.
2) Memakaikan pakaian yang kering dan bersih, menutupi kepala bayi dengan penutup kepala atau topi.
3) Mengganti popok tiap kali basah.
4) Memandikan bayi setelah 6 jam pertama kehidupan atau setelah tubuh bayi stabil.
5) Mempertahankan kehangatan tubuh bayi dengan metode kontak langsung ( kangaroo mother care ).
6) Melakukan monitor tekanan darah, nadi dan RR
7) Melakukan monitor intake dan output
8) Menyelimuti pasien dengan selimut hangat yang kering dan bersih.
9) Mempertahankan suhu ruangan agar tetap hangat.
5. Evaluasi
Evaluasi sumatif masing-masing diagnosa keperawatan secara teori adalah :
a. Pola nafas efektif
b. Bersihan jalan nafas efektif
c. Perubahan suhu ( Hipertermi atau hipotermi tidak terjadi )
d. Infeksi tidak terjadi
e. Nutrisi seimbang
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Asuhan keperawatan bayi baru lahir merupakan asuhan yang diberikan pada periode
neonatal ( 0 – 28 hari ). Bayi baru lahir adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran
dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri ke kehidupan ekstra uteri. Dalam
proses penyesuaian dirinya, BBL butuh penanganan yang tepat dan cepat. Penanganan BBL
diantaranya :
1. Membersihkan jalan nafas
2. Mempertahankan suhu tubuh bayi.
3. Memotong dan Merawat Tali Pusat
4. Memberi Vitamin K
5. Memberi Obat Tetes / Salep Mata
6. Identifikasi Bayi
7. Pemantauan Bayi Baru Lahir
Pemantauan 2 jam pertama sesudah lahir meliputi :
a) Kemampuan menghisap kuat atau lemah
b) Bayi tampak aktif atau lunglai
c) Bayi kemerahan atau biru.
B. SARAN
1. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Sebagai mahasiswa diharapkan senantiasa meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang lebih profesional
terkhususnya dalam memberikan asuhan keperawatan pada bayi baru lahir. Mampu
menjalin komunikasi dan komunikasi yang baik antara sesama mahasiswa dan petugas
kesehatan lain (dokter, perawat, dan bidan ) agar proses pemberian asuhan keperawatan
dapat berjalan lancar.
Sebagai mahasiswa keperawatan diharapkan agar mampu memberikan motivasi dan
pendidikan kesehatan terkait penanganan bayi baru lahir kepada orangtua bayi serta
mampu mempertanggungjawabkan setiap tindakan keperawatan yang dilakukan dalam
catatan keperawatan.
2. Bagi Orangtua Bayi
Kepada orangtua bayi diharapkan agar senantiasa menjaga kehangatan suhu tubuh
bayi, memberikan ASI secara eksklusif, merawat tali pusat, mengganti popok atau celana
jika lembab atau basah.
DAFTAR PUSTAKA
Alomedika, 2018
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Nonatus Bayi dan Anak Balita. Jkaarta : Salemba
Medika
Fatmawati, Lilis. 2020. Diktat Keperawatan Maternitas Bayi Baru Lahir. Gresik
Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta : CV. Trans Info
Media.
Sri Mulyati, Jumiart Ilyas. 1994. Asuhan Keperawatan Perinatal. Jakarta : EGC