TBCCC

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL PENELITIAN

GAMBARAN TUGAS PMO DALAM MELAKSANAKAN PENGAWASAN


MINUM OBAT PADA PENDERITA TBC DI PUSKESMAS WOLOMARANG

NAMA NIM

MARIA YUNIATI 225202000484


BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kebiasaan merokok dapat mengganggu kesehatan, tidak dapat di pungkiri lagi
banyak penyakit yang terjadi akibat dari kebiasaan merokok. Perilaku merokok apabila
sudah tertanam sejak usia muda maka akan sulit untuk dihentikan. Hal ini disebabkan
karena dalam rokok terdapat kandungan nikotin yang dapat menimbulkan kecanduan
bagi perokok. Indonesia menempati urutan ke-3 tertinggi di dunia yang mengkonsusmi
rokok yaitu sebesar 28% dari 65 juta penduduk Indonesia (Badan Penelitian Dan
Pengembangan Kesehatan, 2018). Merokok dapat meningkatkan kerentanan terhadap
berbagai penyakit. Asap rokok merusak mekanisme pertahanan paru, merusak mukosa
saluran napas, meningkatkan tahanan saluran napas, dan menyebabkan bocornya
pembuluh darah paru sehingga mempermudah terkena mycobacterium tuberculosis
(Kemenkes RI,2021).
• Pada tahun 2017, WHO melaporkan bahwa kasus TB • Begitupulah di Indonesia, pada tahun 2017
paru menyebabkan 1,3 juta kematian yang terjadi di ditemukan sebanyak 425.089 kasus
seluruh dunia. Lima negara dengan insiden kasus (IR=13/10.000 penduduk), meningkat bila
tertinggi yaitu India (27%), China (9%), Indonesia dibandingkan semua kasus yang ditemukan
(8%), Philipina (6%), dan Pakistan (5%). Indonesia pada tahun 2016 sebesar 360.565 kasus.
menjadi negara ketiga menyumbang kasus Jumlah kasus tertinggi yang dilaporkan
tuberkulosis setelah India dan China. WHO
terdapat di provonsi dengan jumlah penduduk
memperkirakan bakteri ini membunuh sekitar 2 juta
yang banyak yaitu Jawa Bara sebesar 20%
orang setiap tahunnya (World Health Organization,
(IR=17/10.000 penduduk) dan jawa tengan
2018). Berdasarkan laporan WHO 2017, angka insiden
sebesar 11% (IR=13/10.000 penduduk).
tuberkulosis di Indonesia sebesar 391/100.000
Jumlah kasus tuberkulosis di tiga provinsi
penduduk dan angka kematian 42/100.000 penduduk,
sedangkan berdasarkan data hasil survei prevalensi TB
tersebut sebesar 43% dari jumlah seluruh kasus
paru tahun 2013-2014 619/100.000 penduduk, baru di indonesia. Kasus tuberkulosis sebanyak
sedangkan pada tahun 2016 sebesar 628/100.000 18,2% dan pada kelompok umur 35-44 tahun
penduduk (World Health Organization, 2018). sebesar 16,4% (Kemenkes RI, 2018).
Data dari Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun
2021 jumlah orang yang mengalami Tuberkulosis Paru
sebanyak 4.798 orang (BPS, 2021)

Dan data penderita TBC di Kabupaten Sikka pada tahun


2021 adalah sebanyak 416 orang (Dinkes, 2021).

Sedangkan data dari puskesmas Wolomarang pada tahun


2022 dengan jumlah pasien yang mengalami Tuberkulosis
paru sebanyak 41 pasien, terdiri dari 29 pasien laki-laki
dan 12 pasien perumpuan.
Kasus TBC meningkat di datanya baik dunia, Indonesia ,
Nusa Tenggara Timur dan secara khusus di Kabupaten
Sikka. Dengan menjalani Program TB yang teratur
diharapkan tidak muncul kembali kasus baru TB

Hambatan yang ditemui dalam proses pengobatan penderitaan


tuberkulosis adalah masih adanya penderita yang tidak patuh
dalam minum obat. Kepatuhan rata-rata klien pada pengobatan
jangka panjanga terhadap penyakit kronis di Negara maju hanya
50% sedangkan di Negara berkembang, jumlahnya jauh lebih
rendah (WHO Global Report, 2016).
Putusnya pengobatan akan menyebabkan kuman bertambah
kuat dan strategi pengobatan harus diubah untuk
menyesuaikan diri. Default (Putus Obat) merupakan salah
satu penyebab terjadinya kegagalan pengobatan yang
berpotensi meningkatkan kemungkinan terjadinya resistensi
terhadapa obat anti TBC

Salah satu strategi yang dilakukan untuk mencegah


terjadinya putus obat maka dipilih salah satu keluarga
untuk menjadi pengawas menelan obat (PMO). PMO
merupakan singkatan dari pengawas menelan obat
PMO adalah orang yang dekat dengan pasien
TBC yang dengan sengaja mau terlibat dalam
pengobatan pasien TBC hingga dinyatakan
sembuh oleh tenaga kesehatan.
Tugas PMO yaitu mendukung dan mensukseskan
berlangsungnya pengobatan penyakit TBC

Aspek yang dapat menjadikan PMO


mempunyai arti penting untuk klien
Tuberkulosis adalah dukungan., karena
dukungan sendiri adalah segala sesuatu yang
diberikan kepada seseorang agar ia tetap
bertahan pada apa yang dihadapi atau dijalani
Puskesmas wolomarang adalah salah satu puskesmas yang berada di Kabupaten
Sikka. Puskesmas ini merupakan salah satu puskesmas yang memiliki 41 penderita
pasien TBC yang terdiri dari 29 orang laki-laki dan 12 orang perumpuan. Pasien yang
meninggal 2 orang dan yang mengalami putus obat 1 orang karena mengikuti
anaknya ke makasar. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu penderita TBC
mengatakan bahwa orang yang bertugas sebagai PMO adalah istrinya sendiri dan
sejauh ini penderita selalu minum obat secara teratur karena dikontrol oleh istrinya.
Peneliti juga melakukan wawancara dengan penderita TBC lain yang mengalami
kesulitan dengan PMO, dimana PMO yang ditunjuk adalah anaknya sendiri yang saat
ini sangat sibuk bekerja sehingga kadang lupa memperhatikan jadwal minum obat.
B Rumusan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas


maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai
berikut”Bagaimana Gambaran Pengawasan
Menelan Obat Pada Penderita TBC Di Wilayah
Kerja Puskesmas Wolomarang”
2. TUJUAN KHUSUS

1. TUJUAN UMUM a. Untuk mengetahui gambaran karakteristik


pasien TBC

Untuk mengetahui Gambaran pengawasan b. Untuk mengetahui gambaran karakteristik


Menelan obat pada penderita TBC di PMO

Puskesmas Wolomarang. c. Untuk mengetahui tugas PMO dalam


melaksanakan pengawasan minum obat sebagai
berikut
TINJAUAN PUSTAKA

A Konsep Tubercolosis (TBC)

Tuberculosis paru (TBC) adalah


penyakit infeksi menahun menular
yang disebabkan oleh kuman
(mycobacterium tuberculosis).

Penyebab tuberculosis adalah kuman


mycobacterium tuberculosis. Kuman ini
berbentuk batang arobik tahan asam yang
tumbuh dengan lambat dan sensitif terhadap
panas dan sinar ultra violet
Gejala Tuberculosis Paru
Batuk terus menerus dan berdahak atau tanpa
spuktum selama 2 minggu, juga disertai gejala
tambahan yaitu: demam, batuk, sesak nafas, nyeri
dada, malaise(badan lemah), berat badan
menurun. Penatalaksanaan

a. Obat anti TB (OAT)


OAT harus diberikan dalam kombinasi
Komplikasi dari TB paru adalah : sedikitnya dua obat yang bersifat
bakterisid dengan atau tanpa obat ketiga
a. Pleuritis tuberkulosa
b. Efusi pleura (cairan yang keluar kedalam rongga
paru)
c. Meningitis tuberkulosa

Anda mungkin juga menyukai